PENGERTIAN DAN PERBEDAAN (Filsafat, Konsep, Teori dan Ilmu) MAKALAH Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Fiqh Semester I Tahun Akademik 2013-2014 Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dosen Dr. M. NUR YASIN, M.Ag. Oleh KELOMPOK 2 M.Manan Abd Basith : 13220216 Ahmad Idus Showabi : 13220219 Moh. Nur Arrouf : 13220213 Moh. Syahrun Nizam : 13220200 Eka Fathul Hasanah : 13220225 MALANG 2013 KATA PENGANTAR ِبِسِمِِللاِِالرِحِمنِِالرِحِيِم Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian dan perbedaan filsafat, konsep, teori dan ilmu. Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu, dengan dosen pembimbing Bapak Dr. M. Nur Yasin,M.Ag Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembanngan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Malang, 30 September 2013 Penyusun i BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas,mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan intelektual). Istilah konsep berasal dari bahasa latin dari kata “conceptus” yang berarti “tangkapan”. Tangkapan dalam konteks logika berkaitan dengan aktivitas intelektual untuk menangkap realitas. Aktivitas untuk menangkap realitas ini disebut aprehensi. Dalam bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept” atau “construc” yang berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu (Ihalaw, 2003 : 25). Dari berbagai pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan konsep adalah, aktivitas akal budi untuk memaknai realitas dengan menggunakan simbol tertentu Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu,dan dianggap benar. Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : Pertanyaan (statment) yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Teori memerlukan tinkat keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori ilmiah. Makalah ini yang kami buat akan menguraikan tentang pengertian dan perbedaan filsafat, konsep, teori dan ilmu baik pengertian secara bahasa 1 (etimologi) maupun istilah (terminologi). Apabila banyak sekali kekurangan itu datangnya dari diri saya sendiri dan apabila ada kebenaran itu hanya dari Allah SWT. Maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran untuk membangun kesempurnaan dalam makalah yang akan datang. . B.Rumusan Masalah 1. Apa pengertian filsafat? 2. Apa pengertian konsep? 3. Apa pengertian teori? 4. Apa pengertian ilmu? 5. Apa perbedaan dari Filsafat dan Ilmu ? C.Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi filsafat baik secara etimologi maupun terminologi. 2. Untuk mengetahui konsep-konsep dan pembagiannya dalam filsafat. 3. Untuk mengetahui definisi teori-teori yang terkandung dalam filsafat 4. Untuk mengetahui definisi ilmu baik secara bahasa maupun istilah. 5. Untuk mengetahui perbedaan dari Filsafat dan ilmu. 2 BAB II PEMBAHASAN A.Definisi Filasfat a) Definisi Filsafat secara etimologi Kata-kata filsafat diucapkan ‘falsafah’ dalam bahasa Arab, dan berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang berarti ‘cinta kepada pengetahuan’, dan terdiri dari dua kata, yaitu Philos yang berarti cinta (loving) dan Sophia yang berarti pengetahuan (wisdom, hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut “Philosophos” atau “Failasuf” dalam ucapan Arabnya. Mencintai pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau dengan perkataan lain orang yang mengabdikan kepada pengetahuan.1 b) Definisi Filsafat secara terminologi, menurut para ahli. a. Menurut Al Farabi (W. 950 M) Seorang filsafat muslim terbesar sebelum Ibnu Sina berkata Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.2 b. Plato ( 428 -348 SM ) Plato (427 – 347 Seb. Masehi), filsuf Yunani yang termashur murid Socrates, menyatakan bahwa: Filsafat itu tidaklah lain daripada pengetahuan tentang segala yang ada. Sementara Al Farabi ( wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina berkata: “Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya”. c. Ibnu Rusdy 1 2 Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.4 Endang Saifudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987), Cet. VII, hal.83 3 Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran dan menghargai peranan akal, karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat menafsirkan alam maujud. Akal fikiran bekerja atas dasar pengertian umum (ma¡¦ani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua hal ihwal yang bersifat partial (juz¡¦iyah). Ia menjelaskan bahwa kuliyyat adalah gambaran akal, tidak berwujud kenyataan diluar akal. c) Ciri-ciri filsafat Konseptual : aktivitas berfilsafat tidak membatasi diri pada data-data empiris yang konkret. Filsafat membutuhkan daya abstraksi yang tinggi agar tiba pada konsep-konsep universal tentang realitas. (butuh daya imajinasi dan kekuatan abstraksi yang tinggi) Koheren : konsep-konsep yang diciptakan dalam pemikiran filsafat haruslah runtut, mempunyai pertalian satu dengan yang lain. Konsep-konsep tidak bertabrakan satu thadap yang lain atau saling bertentangan secara tidak masuk akal. Logis dan sistematis .logis berarti benar menurut penalaran akal sehat dan tidak mengandung kontradiksi. Sistematis berarti konsep-konsep koheren itu membentuk satu kesatuan integratif. Komprehensif : semua konsep-konsep yang koheren, logis, dan sistematis berkumpul menjadi satu keseluruhan pengalaman tentang realitas dan manusia. B. Definisi Konsep a.Pengertian Konsep Istilah konsep berasal dari bahasa latin dari kata “conceptus” yang berarti “tangkapan”. Tangkapan dalam konteks logika berkaitan dengan aktivitas intelektual untuk menangkap realitas. Aktivitas untuk menangkap realitas ini disebut aprehensi. Dalam bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept” atau “construc” yang berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu 4 (Ihalaw, 2003 : 25). Dari berbagai pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan konsep adalah, aktivitas akal budi untuk memaknai realitas dengan menggunakan simbol tertentu. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir. Pengertian konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran mental. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata adalah elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak di mana mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik. Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya. Selain konsep, dikenal juga istilah term sebagai padanan dari konsep. Meskipun keduanya tidak dapat dipisahkan, melainkan dapat dibedakan. Jika konsep lebih menjurus kepada aktivitas akal budi, maka term lebih berorientasi kepada “hasil” kegiatan akal budi yang dinyatakan dalam satu atau lebih kata. Dengan demikian, term dapat didefinisikan sebagai kata atau rangkaian kata yang membuat konsep menjadi nyata dan mengandung pengertian tertentu. Pengertian konsep menurut para ahli; Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi 5 b.Pembagian Konsep Secara umum konsep dibagi ke dalam beberapa jenis yakni: 1) Konsep menurut konotasi Menurut konotasinya, konsep dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: konsep konkrit dan konsep abstrak. Konsep konkrit adalah konsep yang konotasinya langsung mengacu pada realitas obyektif. Misalnya: Wanita cantik. Konsep yang terkandung dalam term wanita cantik adalah konkrit, karena langsung menunjuk pada realitas sebagai subyek yang mempunyai diri. Konsep abstrak adalah konsep konotasinya hanya menunjukkan sifat tertentu, tanpa menunjuk pada realitas obyektif. Misalnya: kecantikan, kenegaraan, kemakmuran. 2) Konsep menurut Denotasi Menurut denotasinya, konsep dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: konsep umum dan konsep khusus. Konsep umum adalah konsep yang denotasinya mencakup keseluruhan hal yang diliputinya. Konsep ini dibedakan atas dua macam yakni: a) Konsep Umum Universal: konsep umum yang denotasinya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Misalnya: Manusia, bangsa, Mahasiswa. Kolektif: konsep umum yang denotasinya hanya berlaku bagi kelompok tertentu sebagai satu kesatuan. Misalnya: Rakyat Indonesia, Mahasiswa UKAW Kupang b) Konsep khusus adalah, konsep yang hanya meliputi sebagian dari keseluruhan. Konsep ini dibedakan atas konsep partikular dan konsep singular. 6 Partikular: konsep khusus yang denotasinya hanya menunjuk pada sebagian tidak tertentu dari suatu keseluruhan. Misalnya: Sebagian manusia, sebagian Mahasiswa. Singular: konsep khusus yang denotasinya menunjuk pada suatu hal atau suatu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota. Misalnya: Presiden pertama RI, Dosen Hermeneutik Teologi UKAW. 3) Konsep menurut predikabel Predikabel yang dimaksud adalah cara menerangkan sesuatu. Cara menerangkan ini berkaitan dengan pengungkapan relasi yang berbentuk predikat sebagai penjelasan dari suatu subyek dalam bentuk pernyataan. Predikabel dari konsep terndiri dari lima jenis. Dua diantaranya menerangkan tentang hakikat jenis dan golongan sesuatu yakni: genus (jenis) dan spesies golongan); tiga diantaranya menerangkan tentang sifat yakni: diferensia (sifat pembeda), proprium (sifat khusus), dan aksidensia (sifat kebetulan). C. Definisi Teori Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu,dan dianggap benar. Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : Pertanyaan (statment) yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Teori memerlukan tinkat keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori ilmiah. Ada 3 syarat utama teori ilmiah : 1. Harus konsisten dengan teori sebelumnya. 2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris. 3. Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok dengan pengujian empiris dan fakta. Teori merupakan akumulasi dari konsep keilmuan yang didukung oleh data yang akurat. Teori tanpa disetai praktik, banyak disinyalir kurang begitu 7 mudah dipertanggungjawabkan. Teori yang telah mapan itu disertai praktik. Sebaliknya pratik tanpa teori memeng dapat berjalan. Namuan perjalanan praktik tersebut serin kurang terarah, jika tanpa ada teori yang mendasari. Oleh karna itu sekecil apa pun, praktik keilmuan tentu ada teori. David T Goldberg (Muhadjir, 2011:78-79) menjelaskan tipe-tipe teori yang dihasilkan manusia guna memahami ilmu. Itu termuat dalam bukunya yang berjudul Ethical Theory and Social Issues (1990). Sebagai berikut : teori utilitarian, artinya teori itu dianggap benar apabila menghasilkan kebaikan bagi orang banyak. Saya kira teori ini merujuk pada konsep using (action). Suatu tindakan dianggap benar, apabila berguna bagi banyak orang, membahagiakan, menentramkan, dan memberikan rasa senang. teori imperetave, artinya sebuah tindakan dinyatakan benar apabila lahir dari kesadaran diri, bahwa yang dilakukan mungkin menguntungkan atau merugikan orang lain. Seperti halnya seorang guru, dosen, hakim, dokter dan lain-lain, Seorang guru yang mengambil keputusan terhadap muridmuridnya apakah akan naik kelas atau tidak, dokter yang memutuskan pasiennya boleh pulang atau belum, seluruhnya memiliki resiko. teori afirmatif (justife) adalah suatu tindakan dinyatakan benar apabila menyentuh rasa keadilan. Pemegang kekuasaan sering dihadapkan pada masalah kebenaran yang adil. Namun, hal in senantiasa mengandung subjektivitas. Kebenaran selalu relatif dan amat tergantung pada pemberi keputusan. Sayangnya, hal ini sering disimpangkan, sehingga lahir rekayasa kebenaran. 8 D. Definisi Ilmu Ilmu berasal dari bahasa arab : ‘alima, ya’lamu, ilman, dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar seperti ungkapan: “ علم اصموعى درس الفلسفةAsmu’i telah memahami penjelasan filsafat” 3 dalam bahasa inggris disebut science; dari bahasa latin scientia (pengetahuan) – scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa yunani adalah episteme.4 Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan itu Pengertian ilmu dapat dirujukan pada kata ‘ilm (arab), science (inggris), watenshap (belanda), dan wisenschaf (jerman) (Syafi’ie, 2000: 62). Tinjauan ilmu dari sisi asal-usul bahasa ini, menandai bahwa setiap bangsa memiliki pemahaman atas ilmu. Secara filsufi, Harre (1995:65) menulis ilmu adalah a collection of well attested theories which explain the patterns regularities and erregularities among carefully studied fenomena, atau kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur ataupun tidak teratur diantara fenomena yang dipelajari secara hati-hati.5 Kelahiran suatu ilmu berasal dari pengetahuan manusia. Koleksi pengetahuan manusia cukup banyak. Pengetahuan tersebut akan berpotensi menjadi ilmu, ketika disusun secara sistematis. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi suatu “ilmu”, apabila dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kind of science, yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, dan effects. Istilah diuji dalam ranah ilmu berarti mampu membuktikan baik secara empiris dilapangan maupun dari sisi empiris berupa teks-teks. Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir ; kamus Arab – Indonesia (Yogyakarta: Pon.pes Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, 1984) hal.1036 4 Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu; Sebuah pengantar populer , (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998) Cet. 1, hal.324 5 DR. Suwardi Endraswara,M.Hum “Filsafat ilmu” (Jakarta :PT BUKU SERU 2012) hal.5 3 9 Akhirnya ilmu dapat didefinisikan sebagai rangkaian aktifitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberi penjelasan atau melakukan penerapan. Konsep dasar ilmu terkait dengan keberadaan ilmu dimata manusia. Ilmu adalah kadar keilmiahan suatu fenomena. Ilmu sering disejajarkan dengan ngelmu. Jika ilmu itu diraih oleh pikiran semata-mata, ngelmu melalui laku yaitu olah rasa. Setiap orang bisa menguasai ilmu, tetapi belum tentu menguasai ngelmu. Yang terjadi, seluruh ngelmu itu mungkin menjadi ilmu. Seluruh ilmu belum tentu menjadi ngelmu. Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan faktafakta, netral dalam arti tidak memihak pada etnik tertentu. Filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu melainkan membantu manusia untuk mengambil keputusan tentang tujuan , nilai-nilai dari tentang apa yang harus diperbuat manusia. Ilmu mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi-asumsi yang tidak perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Persamaan antara ilmu, dengan filsafat jelas ada, begitu pula dengan ngelmu. Ketiganya menggunakan metode berfikir reflektif (refflective thinking) dengan menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup. Filsafat dan ilmu, keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisir dan tersusun secara sistematis. Ilmu membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan deskriptif dan faktual serta esensial bagi bagi pemikiran filsafat. Ilmu mengoreksi filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan pengetahuan ilmiah. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong-potong yang menjadikan beraneka ragam ilmu dan yang berbeda serta menyusun bahanbahan tersebut kedalam suatu pandangan tentang hidup didunia dan menyeluruh 10 serta terpadu. Adapun ngelmu adalah cara berfikir dan berolah rasa. Ngelmu biasanya dipakai pada tingkat pemikiran lokal.6 Dasar manusia mencari dan menggali ilmu pengetahuan bersumber kepada tiga pernyataan. Sementara filsafat mempelajari masalah ini sedalam-dalamnya dan hasil pengkajiannya merupakan dasar bagi eksistensi ilmu. Untuk mengingatkan ketiga pernyataan ini adalah sebagai berikut: (1) apa yang ingin kita ketahui? (2) bagai mana kita memperoleh pengetahuan?; dan (3) Apakah nilai (manfaat) pengetahuan tersebut bagi kita ?. pernyataan pertama diatas merupakan dasar pembahasan dalam filsafat yang bisa disebut ontologi. Pernyataan kedua juga merupakan dasar lain dari filsafat, disebut dengan epistemologi dan pernyataan terakhir merupakan landasan lain dari filsafat yang disebut dengan aksiologi. Ketiga hal ini merupakan landasan bagi filsafat dalam membedah setiap pernyataan dan seterusnya membawa pada hakikat buah pemikiran tersebut. Hal ini juga berlaku untuk ilmu pengetahuan, jika mempelajari ilmu ditinjau dari titik tolak yang sama untuk mendapatkan gambaran yang sedalam-dalamnya. Menurut Aristoteles ilmu di klasifikasikan berdasarkan tujuan dan objeknya. Berdasarkan tujuan ilmu dapa dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu: (1) Ilmu-ilmu teoretis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan tentang kenyataan, (2) ilmu-ilmu praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan yang berdasarkan pada pengetahuan. Adapun beberapa Pengertian Ilmu dan Ilmu pengetahuan menurut beberapa ahli diantaranya adalah :7 a. Mohammad Hatta Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut 6 7 DR. Suwardi Endraswara,M.Hum “Filsafat ilmu” (Jakarta :PT BUKU SERU 2012) hal.7 Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.15 11 hubungannya dari dalam. Ralp Ross dan Ernest Van Den HaagIlmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak. b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak. c. Karl Pearson Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana. d. Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University menyimpulkan bahwa Ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.8 e. Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran Ilmu adalah: Merupakan (1) akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan. (2) Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia.(3) Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…” f. Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia menerangkan bahwa Ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.9 E.Perbedaan antara Filsafat dan Ilmu10 Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu 8 Endang Saifudin Anshhari, Ilmu hal.47 Ibid, hal. 48-38 10 Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.19 9 12 Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebabsebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).11 11 Syamsir Arta, Perbedaan Dan Persamaan Antara Ilmu, Pengetahuan Dan Filsafat http://bukublogsyamsirogue.blogspot.com/2012/12/perbedaan-dan-persamaan-antara-ilmu_1981.html diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 06.00 WIB 13 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Kata-kata filsafat diucapkan ‘falsafah’ dalam bahasa Arab, dan berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang berarti ‘cinta kepada pengetahuan’, dan terdiri dari dua kata, yaitu Philos yang berarti cinta (loving) dan Sophia yang berarti pengetahuan (wisdom, hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut “Philosophos” atau “Failasuf” dalam ucapan Arabnya. Mencintai pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau dengan perkataan lain orang yang mengabdikan kepada pengetahuan.12 Istilah konsep berasal dari bahasa latin dari kata “conceptus” yang berarti “tangkapan”. Tangkapan dalam konteks logika berkaitan dengan aktivitas intelektual untuk menangkap realitas. Aktivitas untuk menangkap realitas ini disebut aprehensi. Dalam bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept” atau “construc” yang berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu (Ihalaw, 2003 : 25). Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu,dan dianggap benar. Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : Pertanyaan (statment) yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Ilmu berasal dari bahasa arab : ‘alima, ya’lamu, ilman, dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar seperti ungkapan: 12 Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.4 14 “ علم اصموعى درس الفلسفةAsmu’i telah memahami penjelasan filsafat” 13 dalam bahasa inggris disebut science; dari bahasa latin scientia (pengetahuan) – scire (mengetahui). Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir ; kamus Arab – Indonesia (Yogyakarta: Pon.pes Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, 1984) hal.1036 13 15 DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Cet.XI, Jakarta PT RAJAGRAFINDO PERSADA. 2012. Endraswara, Suwardi. Filsafat Ilmu Konsep Sejarah dan Pengembangan Metode Ilmiah. Cet. I- Yogyakarta. PT. BUKU SERU. 2012. Anshari, Endang Saifuddin, Ilmu, Filsafat dan Agama, Cet. VII, Surabaya, BINA ILMU, 1981. Suriasumantari, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Cet. XII, Jakarta: SINAR HARAPAN , 2000. 16