Pengertian dan perbedaan filsafat, konsep, teori

advertisement
PENGERTIAN DAN PERBEDAAN
(Filsafat, Konsep, Teori dan Ilmu)
MAKALAH
Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Fiqh Semester I
Tahun Akademik 2013-2014
Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dosen
Dr. M. NUR YASIN, M.Ag.
Oleh
KELOMPOK 2
M.Manan Abd Basith : 13220216
Ahmad Idus Showabi : 13220219
Moh. Nur Arrouf
: 13220213
Moh. Syahrun Nizam : 13220200
Eka Fathul Hasanah : 13220225
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
ِ‫بِسِمِِللاِِالرِحِمنِِالرِحِيِم‬
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian dan
perbedaan filsafat, konsep, teori dan ilmu.
Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu,
dengan dosen pembimbing Bapak Dr. M. Nur Yasin,M.Ag
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembanngan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Malang, 30 September 2013
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena
dalam filsafat kita bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja
(kompleksitas,mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran
serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
intelektual).
Istilah konsep berasal dari bahasa latin dari kata “conceptus” yang berarti
“tangkapan”. Tangkapan dalam konteks logika berkaitan dengan aktivitas
intelektual untuk menangkap realitas. Aktivitas untuk menangkap realitas ini
disebut aprehensi. Dalam bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept”
atau “construc” yang berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu
(Ihalaw, 2003 : 25). Dari berbagai pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
yang dimaksud dengan konsep adalah, aktivitas akal budi untuk memaknai
realitas dengan menggunakan simbol tertentu
Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai
suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu,dan dianggap benar. Teori biasanya
terdiri dari hukum-hukum, yaitu : Pertanyaan (statment) yang menjelaskan
hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Teori memerlukan tinkat
keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai
teori ilmiah.
Makalah ini yang kami buat akan menguraikan tentang pengertian dan
perbedaan filsafat, konsep, teori dan ilmu baik pengertian secara bahasa
1
(etimologi) maupun istilah (terminologi). Apabila banyak sekali kekurangan itu
datangnya dari diri saya sendiri dan apabila ada kebenaran itu hanya dari Allah
SWT. Maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran untuk membangun
kesempurnaan dalam makalah yang akan datang.
.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat?
2. Apa pengertian konsep?
3. Apa pengertian teori?
4. Apa pengertian ilmu?
5. Apa perbedaan dari Filsafat dan Ilmu ?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi filsafat baik secara etimologi maupun
terminologi.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dan pembagiannya dalam filsafat.
3. Untuk mengetahui definisi teori-teori yang terkandung dalam filsafat
4. Untuk mengetahui definisi ilmu baik secara bahasa maupun istilah.
5. Untuk mengetahui perbedaan dari Filsafat dan ilmu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi Filasfat
a) Definisi Filsafat secara etimologi
Kata-kata filsafat diucapkan ‘falsafah’ dalam bahasa Arab, dan berasal
dari bahasa Yunani Philosophia yang berarti ‘cinta kepada pengetahuan’, dan
terdiri dari dua kata, yaitu Philos yang berarti cinta (loving) dan Sophia yang
berarti pengetahuan (wisdom, hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan
disebut “Philosophos” atau “Failasuf” dalam ucapan Arabnya. Mencintai
pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan
hidupnya, atau dengan perkataan lain orang yang mengabdikan kepada
pengetahuan.1
b) Definisi Filsafat secara terminologi, menurut para ahli.
a. Menurut Al Farabi (W. 950 M)
Seorang filsafat muslim terbesar sebelum Ibnu Sina berkata Filsafat adalah
ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.2
b. Plato ( 428 -348 SM )
Plato (427 – 347 Seb. Masehi), filsuf Yunani yang termashur murid
Socrates, menyatakan bahwa: Filsafat itu tidaklah lain daripada pengetahuan
tentang segala yang ada. Sementara Al Farabi ( wafat 950 M) filsuf muslim
terbesar sebelum Ibn Sina berkata: “Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan tentang
alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya”.
c. Ibnu Rusdy
1
2
Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.4
Endang Saifudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987), Cet. VII, hal.83
3
Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran
dan menghargai peranan akal, karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat
menafsirkan alam maujud. Akal fikiran bekerja atas dasar pengertian umum
(ma¡¦ani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua hal ihwal yang bersifat partial
(juz¡¦iyah). Ia menjelaskan bahwa kuliyyat adalah gambaran akal, tidak berwujud
kenyataan diluar akal.
c) Ciri-ciri filsafat

Konseptual : aktivitas berfilsafat tidak membatasi diri pada data-data empiris
yang konkret. Filsafat membutuhkan daya abstraksi yang tinggi agar tiba pada
konsep-konsep universal tentang realitas. (butuh daya imajinasi dan kekuatan
abstraksi yang tinggi)

Koheren : konsep-konsep yang diciptakan dalam pemikiran filsafat haruslah
runtut, mempunyai pertalian satu dengan yang lain. Konsep-konsep tidak
bertabrakan satu thadap yang lain atau saling bertentangan secara tidak masuk
akal.

Logis dan sistematis .logis berarti benar menurut penalaran akal sehat dan tidak
mengandung kontradiksi. Sistematis berarti konsep-konsep koheren itu
membentuk satu kesatuan integratif.

Komprehensif
:
semua konsep-konsep yang koheren, logis, dan sistematis berkumpul menjadi
satu keseluruhan pengalaman tentang realitas dan manusia.
B. Definisi Konsep
a.Pengertian Konsep
Istilah konsep berasal dari bahasa latin dari kata “conceptus” yang berarti
“tangkapan”. Tangkapan dalam konteks logika berkaitan dengan aktivitas
intelektual untuk menangkap realitas. Aktivitas untuk menangkap realitas ini
disebut aprehensi. Dalam bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept”
atau “construc” yang berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu
4
(Ihalaw, 2003 : 25). Dari berbagai pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
yang dimaksud dengan konsep adalah, aktivitas akal budi untuk memaknai
realitas dengan menggunakan simbol tertentu.
Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang
mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk
berpikir. Pengertian konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi
intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran,
suatu
ide
atau
gambaran
mental.
Suatu
konsep
adalah elemen dari proposisi seperti kata adalah elemen dari kalimat. Konsep
adalah
abstrak
di
mana
mereka
menghilangkan perbedaan dari
segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik.
Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk
setiap extensinya.
Selain konsep, dikenal juga istilah term sebagai padanan dari konsep.
Meskipun keduanya tidak dapat dipisahkan, melainkan dapat dibedakan. Jika
konsep lebih menjurus kepada aktivitas akal budi, maka term lebih berorientasi
kepada “hasil” kegiatan akal budi yang dinyatakan dalam satu atau lebih kata.
Dengan demikian, term dapat didefinisikan sebagai kata atau rangkaian kata yang
membuat konsep menjadi nyata dan mengandung pengertian tertentu.
Pengertian konsep menurut para ahli;
 Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang
dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang
pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
 Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang
dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi
5
b.Pembagian Konsep
Secara umum konsep dibagi ke dalam beberapa jenis yakni:
1) Konsep menurut konotasi

Menurut konotasinya, konsep dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: konsep
konkrit dan konsep abstrak. Konsep konkrit adalah konsep yang
konotasinya langsung mengacu pada realitas obyektif. Misalnya: Wanita
cantik. Konsep yang terkandung dalam term wanita cantik adalah konkrit,
karena langsung menunjuk pada realitas sebagai subyek yang mempunyai
diri.

Konsep abstrak adalah konsep konotasinya hanya menunjukkan sifat
tertentu, tanpa menunjuk pada realitas obyektif. Misalnya: kecantikan,
kenegaraan, kemakmuran.
2) Konsep menurut Denotasi
Menurut denotasinya, konsep dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: konsep
umum dan konsep khusus. Konsep umum adalah konsep yang denotasinya
mencakup keseluruhan hal yang diliputinya. Konsep ini dibedakan atas dua
macam yakni:
a) Konsep Umum

Universal: konsep umum yang denotasinya tidak terbatas oleh ruang
dan waktu. Misalnya: Manusia, bangsa, Mahasiswa.

Kolektif: konsep umum yang denotasinya hanya berlaku bagi
kelompok tertentu sebagai satu kesatuan. Misalnya: Rakyat Indonesia,
Mahasiswa UKAW Kupang
b) Konsep khusus adalah, konsep yang hanya meliputi sebagian dari
keseluruhan. Konsep ini dibedakan atas konsep partikular dan
konsep singular.
6

Partikular: konsep khusus yang denotasinya hanya menunjuk pada
sebagian tidak tertentu dari suatu keseluruhan. Misalnya: Sebagian
manusia, sebagian Mahasiswa.

Singular: konsep khusus yang denotasinya menunjuk pada suatu hal
atau suatu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota. Misalnya:
Presiden pertama RI, Dosen Hermeneutik Teologi UKAW.
3) Konsep menurut predikabel
Predikabel yang dimaksud adalah cara menerangkan sesuatu. Cara
menerangkan ini berkaitan dengan pengungkapan relasi yang berbentuk predikat
sebagai penjelasan dari suatu subyek dalam bentuk pernyataan.
Predikabel dari konsep terndiri dari lima jenis. Dua diantaranya
menerangkan tentang hakikat jenis dan golongan sesuatu yakni: genus (jenis) dan
spesies golongan); tiga diantaranya menerangkan tentang sifat yakni: diferensia
(sifat pembeda), proprium (sifat khusus), dan aksidensia (sifat kebetulan).
C. Definisi Teori
Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai
suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu,dan dianggap benar. Teori biasanya
terdiri dari hukum-hukum, yaitu : Pertanyaan (statment) yang menjelaskan
hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Teori memerlukan tinkat
keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai
teori ilmiah. Ada 3 syarat utama teori ilmiah :
1. Harus konsisten dengan teori sebelumnya.
2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris.
3. Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok dengan pengujian empiris
dan fakta.
Teori merupakan akumulasi dari konsep keilmuan yang didukung oleh
data yang akurat. Teori tanpa disetai praktik, banyak disinyalir kurang begitu
7
mudah dipertanggungjawabkan. Teori yang
telah mapan itu disertai praktik.
Sebaliknya pratik tanpa teori memeng dapat berjalan. Namuan perjalanan praktik
tersebut serin kurang terarah, jika tanpa ada teori yang mendasari. Oleh karna itu
sekecil apa pun, praktik keilmuan tentu ada teori.
David T Goldberg (Muhadjir, 2011:78-79) menjelaskan tipe-tipe teori
yang dihasilkan manusia guna memahami ilmu. Itu termuat dalam bukunya yang
berjudul Ethical Theory and Social Issues (1990). Sebagai berikut :
 teori utilitarian, artinya teori itu dianggap benar apabila menghasilkan
kebaikan bagi orang banyak. Saya kira teori ini merujuk pada konsep
using (action). Suatu tindakan dianggap benar, apabila berguna bagi
banyak orang, membahagiakan, menentramkan, dan memberikan rasa
senang.
 teori imperetave, artinya sebuah tindakan dinyatakan benar apabila lahir
dari kesadaran diri, bahwa yang dilakukan mungkin menguntungkan atau
merugikan orang lain. Seperti halnya seorang guru, dosen, hakim, dokter
dan lain-lain, Seorang guru yang mengambil keputusan terhadap muridmuridnya apakah akan naik kelas atau tidak, dokter yang memutuskan
pasiennya boleh pulang atau belum, seluruhnya memiliki resiko.
 teori afirmatif (justife) adalah suatu tindakan dinyatakan benar apabila
menyentuh rasa keadilan. Pemegang kekuasaan sering dihadapkan pada
masalah kebenaran yang adil. Namun, hal in senantiasa mengandung
subjektivitas. Kebenaran selalu relatif dan amat tergantung pada pemberi
keputusan. Sayangnya, hal ini sering disimpangkan, sehingga lahir
rekayasa kebenaran.
8
D. Definisi Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa arab : ‘alima, ya’lamu, ilman, dengan wazan
fa’ila, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar seperti ungkapan:
‫“ علم اصموعى درس الفلسفة‬Asmu’i telah memahami penjelasan filsafat”
3
dalam bahasa
inggris disebut science; dari bahasa latin scientia (pengetahuan) – scire
(mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa yunani adalah episteme.4
Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut
metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu dibidang pengetahuan itu
Pengertian ilmu dapat dirujukan pada kata ‘ilm (arab), science (inggris),
watenshap (belanda), dan wisenschaf (jerman) (Syafi’ie, 2000: 62). Tinjauan ilmu
dari sisi asal-usul bahasa ini, menandai bahwa setiap bangsa memiliki pemahaman
atas ilmu. Secara filsufi, Harre (1995:65) menulis ilmu adalah a collection of well
attested theories which explain the patterns regularities and erregularities among
carefully studied fenomena, atau kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang
menjelaskan tentang pola-pola yang teratur ataupun tidak teratur diantara
fenomena yang dipelajari secara hati-hati.5
Kelahiran suatu ilmu berasal dari pengetahuan manusia. Koleksi
pengetahuan manusia cukup banyak. Pengetahuan tersebut akan berpotensi
menjadi ilmu, ketika disusun secara sistematis. Pengetahuan yang dapat disepakati
sehingga menjadi suatu “ilmu”, apabila dapat diuji dengan enam komponen utama
yang disebut dengan six kind of science, yang meliputi problems, attitude, method,
activity, conclusions, dan effects. Istilah diuji dalam ranah ilmu berarti mampu
membuktikan baik secara empiris dilapangan maupun dari sisi empiris berupa
teks-teks.
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir ; kamus Arab – Indonesia (Yogyakarta: Pon.pes Al-Munawwir
Krapyak Yogyakarta, 1984) hal.1036
4 Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu; Sebuah pengantar populer , (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998)
Cet. 1, hal.324
5 DR. Suwardi Endraswara,M.Hum “Filsafat ilmu” (Jakarta :PT BUKU SERU 2012) hal.5
3
9
Akhirnya ilmu dapat didefinisikan sebagai rangkaian aktifitas manusia
yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan
tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis
mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan
mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberi penjelasan atau
melakukan penerapan. Konsep dasar ilmu terkait dengan keberadaan ilmu dimata
manusia. Ilmu adalah kadar keilmiahan suatu fenomena. Ilmu sering disejajarkan
dengan ngelmu. Jika ilmu itu diraih oleh pikiran semata-mata, ngelmu melalui
laku yaitu olah rasa. Setiap orang bisa menguasai ilmu, tetapi belum tentu
menguasai ngelmu. Yang terjadi, seluruh ngelmu itu mungkin menjadi ilmu.
Seluruh ilmu belum tentu menjadi ngelmu.
Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan faktafakta, netral dalam arti tidak memihak pada etnik tertentu. Filsafat tidak hanya
menggambarkan sesuatu melainkan membantu manusia untuk mengambil
keputusan tentang tujuan , nilai-nilai dari tentang apa yang harus diperbuat
manusia. Ilmu mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi-asumsi
yang tidak perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya.
Persamaan antara ilmu, dengan filsafat jelas ada, begitu pula dengan
ngelmu. Ketiganya menggunakan metode berfikir reflektif (refflective thinking)
dengan menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup. Filsafat dan ilmu, keduanya
tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisir dan tersusun secara sistematis.
Ilmu membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan deskriptif dan
faktual serta esensial bagi bagi pemikiran filsafat. Ilmu mengoreksi filsafat
dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan
pengetahuan ilmiah. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong-potong
yang menjadikan beraneka ragam ilmu dan yang berbeda serta menyusun bahanbahan tersebut kedalam suatu pandangan tentang hidup didunia dan menyeluruh
10
serta terpadu. Adapun ngelmu adalah cara berfikir dan berolah rasa. Ngelmu
biasanya dipakai pada tingkat pemikiran lokal.6
Dasar manusia mencari dan menggali ilmu pengetahuan bersumber kepada
tiga pernyataan. Sementara filsafat mempelajari masalah ini sedalam-dalamnya
dan hasil pengkajiannya merupakan dasar bagi eksistensi ilmu. Untuk
mengingatkan ketiga pernyataan ini adalah sebagai berikut: (1) apa yang ingin
kita ketahui? (2) bagai mana kita memperoleh pengetahuan?; dan (3) Apakah
nilai (manfaat) pengetahuan tersebut bagi kita ?. pernyataan pertama diatas
merupakan dasar pembahasan dalam filsafat yang bisa disebut ontologi.
Pernyataan kedua juga merupakan dasar lain dari filsafat, disebut dengan
epistemologi dan pernyataan terakhir merupakan landasan lain dari filsafat yang
disebut dengan aksiologi. Ketiga hal ini merupakan landasan bagi filsafat dalam
membedah setiap pernyataan dan seterusnya membawa pada hakikat buah
pemikiran tersebut. Hal ini juga berlaku untuk ilmu pengetahuan, jika
mempelajari ilmu ditinjau dari titik tolak yang sama untuk mendapatkan
gambaran yang sedalam-dalamnya.
Menurut Aristoteles ilmu di klasifikasikan berdasarkan tujuan dan
objeknya. Berdasarkan tujuan ilmu dapa dibedakan menjadi 2 kelompok besar,
yaitu: (1) Ilmu-ilmu teoretis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh
pengetahuan tentang kenyataan, (2) ilmu-ilmu praktis atau produktif yang
penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan yang berdasarkan pada
pengetahuan.
Adapun beberapa Pengertian Ilmu dan Ilmu pengetahuan menurut
beberapa ahli diantaranya adalah :7
a. Mohammad Hatta Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
6
7
DR. Suwardi Endraswara,M.Hum “Filsafat ilmu” (Jakarta :PT BUKU SERU 2012) hal.7
Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.15
11
hubungannya dari dalam. Ralp Ross dan Ernest Van Den HaagIlmu adalah
yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
c. Karl Pearson Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana.
d. Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University
menyimpulkan bahwa Ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu
system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.8
e. Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran Ilmu adalah:
Merupakan (1) akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan. (2) Suatu
pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empirisyaitu
dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat
diamati panca indera manusia.(3) Suatu cara menganlisis
yang
mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam
bentuk: “jika,….maka…”
f. Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia menerangkan bahwa
Ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran.
Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum,
yang ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.9
E.Perbedaan antara Filsafat dan Ilmu10
 Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu
segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak,
sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu
8
Endang Saifudin Anshhari, Ilmu hal.47
Ibid, hal. 48-38
10
Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.19
9
12
Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non fragmentaris,
karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas,
mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik,
dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti
bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita
 Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya
spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset
lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada
kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya
 Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif,
yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu
 Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam
sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebabsebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder
(secondary cause).11
11
Syamsir Arta, Perbedaan Dan Persamaan Antara Ilmu, Pengetahuan Dan Filsafat
http://bukublogsyamsirogue.blogspot.com/2012/12/perbedaan-dan-persamaan-antara-ilmu_1981.html diakses
pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 06.00 WIB
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kata-kata filsafat diucapkan ‘falsafah’ dalam bahasa Arab, dan berasal
dari bahasa Yunani Philosophia yang berarti ‘cinta kepada pengetahuan’, dan
terdiri dari dua kata, yaitu Philos yang berarti cinta (loving) dan Sophia yang
berarti pengetahuan (wisdom, hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan
disebut “Philosophos” atau “Failasuf” dalam ucapan Arabnya. Mencintai
pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan
hidupnya, atau dengan perkataan lain orang yang mengabdikan kepada
pengetahuan.12
Istilah konsep berasal dari bahasa latin dari kata “conceptus” yang berarti
“tangkapan”. Tangkapan dalam konteks logika berkaitan dengan aktivitas
intelektual untuk menangkap realitas. Aktivitas untuk menangkap realitas ini
disebut aprehensi. Dalam bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept”
atau “construc” yang berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu
(Ihalaw, 2003 : 25).
Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai
suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu,dan dianggap benar. Teori biasanya
terdiri dari hukum-hukum, yaitu : Pertanyaan (statment) yang menjelaskan
hubungan kausal antara dua variabel atau lebih.
Ilmu berasal dari bahasa arab : ‘alima, ya’lamu, ilman, dengan wazan
fa’ila, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar seperti ungkapan:
12
Prof.Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Filsafat Ilmu (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO FERSADA 2012) hal.4
14
‫“ علم اصموعى درس الفلسفة‬Asmu’i telah memahami penjelasan filsafat” 13 dalam bahasa
inggris disebut science; dari bahasa latin scientia (pengetahuan) – scire
(mengetahui).
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir ; kamus Arab – Indonesia (Yogyakarta: Pon.pes Al-Munawwir
Krapyak Yogyakarta, 1984) hal.1036
13
15
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Cet.XI, Jakarta PT RAJAGRAFINDO
PERSADA. 2012.
Endraswara, Suwardi. Filsafat Ilmu Konsep Sejarah dan Pengembangan
Metode Ilmiah. Cet. I- Yogyakarta. PT. BUKU SERU. 2012.
Anshari, Endang Saifuddin, Ilmu, Filsafat dan Agama, Cet. VII, Surabaya,
BINA ILMU, 1981.
Suriasumantari, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Cet.
XII, Jakarta: SINAR HARAPAN , 2000.
16
Download