buku putih sanitasi kabupaten bangka tengah

advertisement
BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-UndangNomor 5 Tahun 2003 sejaktanggal 25
Februari 2003, bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah dan
Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belitung dan
beribukota Manggar.
2.1
KONDISI UMUM GEOGRAFIS
2.1.1. Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Belitung Timur terletak antara 107045’ - 108018’ Bujur Timur
dan 02030’- 03015’ Lintang Selatan. Setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur
memiliki posisi geografis masing-masing.
Batas Wilayah Kabupaten Belitung adalah sebagai berikut:

Utara
: Laut Cina Selatan

Selatan
: Laut Jawa

Barat
: Kabupaten Belitung

Timur
: Selat Karimata
Adapun batas-batas wilayah dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Batas Wilayah Tiap Kecamatan
No Kecamatan
Batas Wilayah
1
Manggar
Utara
: Kecamatan Simpang Renggiang dan Kecamatan Damar
Selatan : Laut Jawa
Barat
: Kecamatan Gantung dan Kecamatan Simpang Renggiang
Timur
: Selat Karimata
2
Damar
Utara
: Kecamatan Gantung dan Kecamatan Kelapa Kampit
Selatan : Kecamatan Manggar
Barat
: Kecamatan Simpang Renggiang
Timur
: Selat Karimata
3
Kelapa
Utara
: Laut Cina Selatan
Kampit
Selatan : Kecamatan Gantung
Barat
: Kecamatan Sijuk dan Badau Kabupaten Belitung
Timur
: Kecamatan Damar
4
Gantung
Utara
: Kecamatan Manggar
Selatan : Kecamatan Dendang
Barat
: Kecamatan Simpang Renggiang
No Kecamatan
5
6
7
Batas Wilayah
Timur
: Selat Karimata
Utara
: Kecamatan Kelapa Kampit
Selatan : Kecamatan Dendang
Barat
: Kecamatan Badau Kabupaten Belitung
Timur
: Kecamatan Manggar
Simpang
Utara
: Kecamatan Dendang
Pesak
Selatan : Laut Jawa
Barat
: Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung
Timur
: Kecamatan Gantung
Dendang
Utara
: Kecamatan Badau Kabupaten Belitung
Selatan : Kecamatan Simpang Pesak
Barat
: Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung
Timur
: Kecamatan Gantung
Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2011
Simpang
Renggiang
Wilayah Kabupaten Belitung Timur terletak di Pulau Belitung dengan luas daratan lebih
kurang 2.506,68 km2 atau 250.668 Ha. Pada tahun 2009, secara administrasi Kabupaten Belitung
Timur memiliki 7 kecamatan dan 39 desa yang terdiri dari 139 dusun dan 716 rukun tetangga.
Tabel 2.2 Nama-nama Desa, Luasan Wilayah, dan Jumlah Desa
No Kecamatan
Nama
Luas
Jumlah Jumlah
Desa
(km2)
Dusun
RT
1
 Kelubi
85,91
 Padang
96,00
 Lalang
3,25
 Lalang Jaya
1,38
Manggar
 Kurnia Jaya
2,40
 Baru
2,70
 Bentaian Jaya
32,09
 Mekar Jaya
1,37
 Buku Limau
3,90
Jumlah
9
229,00
42
194
2
 Sukamandi
30,75
3
21
 Mengkubang
64,10
4
24
Damar
 Burung Mandi
22,00
3
13
 Mempaya
31,15
3
15
 Aik Kelik
88,68
2
15
Jumlah
5
236,68
15
88
3
 Cendil
104,60
 Buding
219,25
 Mentawak
61,40
Kelapa
 Senyubuk
69,90
Kampit
 Mayang
42,15
 Pembaharuan
1,20
Jumlah
4
Gantung







Jumlah
5
Simpang
Renggiang




6
Lilangan
Jangkar Asam
Gantung
Selinsing
Limbongan
Batu Penyu
Lenggang
7
Lintang
Aik Madu
Renggiang
Simpang Tiga
498.50
87,40
130,00
120,71
58,99
47,20
38,00
64,00
546,30
80,50
51,00
99,70
159,50
34
106
23
147
No Kecamatan
Nama
Luas
Jumlah
2
Desa
(km )
Dusun
Jumlah
4
390,70
12
6
 Tanjung Batu Itam
67,75
Simpang
 Tanjung Kelumpang
Pesak
 Dukong
59,75
 Simpang Pesak
115,80
Jumlah
4
243,30
19
7
 Dendang
84,60
 Jangkang
133,40
Dendang
 Balok
 Nyuruk
144,20
Jumlah
4
362,20
14
Jumlah Total
39
2.506,68
159
Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012
Jumlah
RT
65
63
77
740
Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang juga merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 141 buah pulau besar dan kecil.
Pulau-pulau inilah yang menjadi daya tarik wisatawan Kabupaten Belitung Timur. Berikut disajikan
penyebaran pulau di Belitung Timur menurut kecamatan.
Tabel 2.3
Penyebaran Pulau Menurut Kecamatan
No
Kecamatan
Jumlah Pulau
1 Manggar
40
2 Damar
3 Kelapa Kampit
12
4 Gantung
52
5 Simpang Renggiang
6 Simpang Pesak
37
7 Dendang
Jumlah
141
Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Belitung Timur
2.1.2
Topografis
Keadaan alam Kabupaten Belitung Timur sebagian besar merupakan dataran lembah
dengan ketinggian antara 0-100 m di atas permukaan laut dan sisanya sebagian kecil merupakan
pegunungan dan perbukitan. Adapun keadaan topografi di setiap kecamatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.4 Kondisi Topografi
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Luas (Ha) 0-10 m 10-25 m 25-100 m 100-500 m
Manggar
22.900 25.819
19.616
46.702
4.303
Damar
23.668
Kelapa Kampit
49.851
Gantung
54.630
5.622
8.171
76.459
3.448
Simpang Renggiang
39.070
Simpang Pesak
24.330
5.752
5.571
48.337
890
Dendang
36.220
Jumlah
250.691 37.193
33.358
171.498
8.641
Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012
Tabel 2.5 Kemiringan Lereng setiap Kecamatan
No
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Luas (Ha)
0-2%
Manggar
22.900
16.160
Damar
23.668
Kelapa Kampit
49.851
Gantung
54.630
16.154
Simpang Renggiang
39.070
Simpang Pesak
24.330
19.070
Dendang
36.220
Jumlah
250.691
51.384
Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012
2.1.3
2-15%
71.021
15-40%
4.849
>40%
4.411
65.974
6.700
4.872
36.417
3.350
1.713
173.412
14.899
10.996
Kondisi Geologi dan Jenis Tanah
Keadaan tanah di Kabupaten Belitung Timur banyak mengandung mineral biji timah dan
bahan galian seperti; pasir, pasir kwarsa, batu granit, kaolin, tanah liat, dan lain-lain. Hal ini terlihat
dari tekstur tanah yang ada di Kabupaten Belitung Timur yang didominasi oleh partikel bertekstur
sedang (lempung). Komposisi partikel bertekstur sedang (lempung) mencapai 48,45%, tekstur
kasar (pasir) sebesar 27,43%, dan sisanya 24,12 persen bertekstur halus (debu).
Tabel 2.6 Kondisi Tekstur Tanah Kabupaten Belitung
No
Kecamatan
Luas (Ha) Partikel Partikel Partikel Tanah
Halus Sedang Kasar Rusak
1
Manggar
22.900
9.193
64.741
16.966 5.540
2
Damar
23.668
3
Kelapa Kampit
49.851
4
Gantung
54.630
43.243
7.168
41.153 2.136
5
Simpang Renggiang
39.070
6
Simpang Pesak
24.330
170
49.552
10.657
171
7
Dendang
36.220
Jumlah
250.691
52.606 121.461
68.776 7.847
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012
Peta 2 .1 Peta Geologi Kabupaten Belitung Timur
Peta 2.2 Jenis Tanah Kabupaten Belitung Timur
2.1.4
Kondisi Hidrologi
Kabupaten Belitung Timur memiliki 26 daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai yang
memiliki luasan terbesar adalah DAS Cerucuk, sedangkan DAS yang memiliki keliling terpanjang
adalah DAS Buding. Berikut adalah karakteristik DAS yang berada di Kabupaten Belitung Timur.
Tabel 2.7 Karakteristik DAS di Kabupaten Belitung Timur
Keliling
(Km)
1
DAS Tanjung Batu Itam
738,69
14,68
2
DAS Pakem
531,16
9,78
3
DAS Kebal
6.978,12
47,18
4
DAS Tanjung Batu Air
12.346,94
87,77
5
DAS Getah
862,13
14,33
6
DAS Sekayu
8.946,10
48,47
7
DAS Kripit
935,69
15,00
8
DAS Keladi
1.672,81
22,50
9
DAS Buding
57.292,00
148,07
10 DAS Sagu
10.751,23
70,88
11 DAS Tanjung Asem
2.483,60
28,38
12 DAS Mang
694,48
12,38
13 DAS Nayo
825,83
12,75
14 DAS Cerucuk
55.177,18
132,44
15 DAS Burung Mandi
1.743,34
19,72
16 DAS Manggar
27.951,22
91,39
17 DAS Ngarawan
4.916,73
37,20
18 DAS Linggang
81.620,46
175,30
19 DAS Ungu
32.703,97
113,73
20 DAS Dendang
1.963,18
26,96
21 DAS Limbungan
15.433,61
87,79
22 DAS Pesak
7.425,78
49,32
23 DAS Oma Tengka
1.914,82
30,98
24 DAS Kelumpang
1.023,94
14,77
25 DAS Langir
888,11
14,44
26 DAS Sapei
22.340,14
76,99
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032
No
2.1.5
NamaDAS
Luas (Ha)
Kawasan Rawan Bencana
Rencana alokasi ruang untuk kawasan lindung dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan
fungsi ekosistem dan mewujudkan pembangunan wilayah yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan, sehingga terjadi keseimbangan antara pengembangan fisik dan ekonomi di satu sisi
dengan pengembangan ekologi di sisi lain. Pengalokasian kawasan lindung didasarkan pada PP
No 47 tahun 1997 tentang RTRWN, Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung dan Keputusan Menteri Kehutanan No 74/KPTS-II/03 pada tanggal 7 Maret 2003 tentang
Kawasan Hutan Kabupaten Belitung, Keputusan Menteri Kehutanan No SK. 386/Menhut-II/04 pada
tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung Gunung Sepang di
Kabupaten Belitung Timur, dan Keputusan Menteri Kehutanan No SK. 389/Menhut-II/04 pada
tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung Pantai Teluk Pring/Bt. Nayo
di Kabupaten Belitung Timur.
Kawasan hutan lindung didefinisikan sebagai kawasan kawasan hutan yang memiliki sifat
khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya
sebagai pengatur tata iar, pencegahan banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.
Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi,
bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrorologis tanah untuk menjamin keter-sediaan
unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas kriteria dan dasar hukum yang ada, serta
penyesuaian dengan kebutuhan pembangunan Kabupaten Belitung Timur, maka kawasan hutan
lindung dan hutan lindung pantai yang ada di Kabupaten Belitung Timur adalah direncanakan
seluas 41.591,91 Ha atau 16,59% dari luas wilayah Kabupaten Belitung Timur, yang meliputi :

Hutan Lindung Sepang, lokasi di Kecamatan Manggar, Kelapa Kampit, dan Gantung.

Hutan Lindung Bukit Nayo dan Hutan Lindung Pantai Teluk Pring, lokasi di Kecamatan
Manggar dan Kelapa Kampit.

Hutan Lindung Pantai Senusur Sembulu I s/d IV, lokasi di Kecamatan Manggar, Gantung
dan Dendang.

Hutan Lindung Pantai Buding Timur, lokasi di Kecamatan Kelapa Kampit.

Hutan Lindung Pantai Buding Barat, lokasi di Kecamatan Kelapa Kampit.
Peta 2.3 DAS Kabupaten Belitung Timur
2.2
KEPENDUDUKAN
2.2.1 Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur tahun 2011 berjumlah 113.315 jiwa. Hal ini
menunjukkan telah terjadi penambahan jumlah penduduk dibanding tahun sebelumnya sekitar 2,72
persen.
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Tahun 2011
No
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
1 Manggar
36.533
2 Damar
11.553
3 Kelapa Kampit
17.101
4 Gantung
24.126
5 Simpang Renggiang
6.577
6 Simpang Pesak
7.948
7 Dendang
9.477
Jumlah
113.315
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012
Mobilitas penduduk di Kabupaten Belitung Timur di Tahun 2011 yang banyak adalah
penduduk yang datang. Jumlah penduduk yang datang ke Kabupaten Belitung Timur mencapai
1.868 orang. Sedangkan penduduk yang meninggalkan Kabupaten Belitung Timur hanya
mencapai 465 orang.
Tabel 2.9 Mobilitas Penduduk Tahun 2011
Jumlah Penduduk yang Datang
No
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
2
Manggar
294
310
604
Damar
55
78
133
Kelapa
3
142
147
Kampit
289
4
Gantung
260
293
553
Simpang
5
35
31
Renggiang
66
Simpang
6
34
40
Pesak
74
7
Dendang
73
76
149
Total
893
975
1868
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012
2.2.2
Jumlah Penduduk yang Pindah
Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah
100
5
95
11
195
16
56
52
108
17
26
43
6
6
12
8
6
14
36
228
41
237
77
465
Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur berjumlah 81.135 jiwa. Mayoritas jenis kelamin
penduduk Kabupaten Belitung Timur adalah laki-laki dengan jumlah 41.643 jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk perempuan mencapai 39.492 jiwa.
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011
No
Kecamatan
Laki- laki
Perempuan
Jumlah
Dendang
4.968
4.509
Gantung
12.419
11.707
Manggar
18.830
17.703
Damar
5.902
5.651
8.780
8.321
5 Kelapa Kampit
4.109
3.839
6 Simpang Pesak
3.398
3.179
7 Simpang Renggiang
J u m l a h / Total
58.406
54.909
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012
9.477
24.126
36.533
11.553
17.101
1
2
3
4
2.2.3
7.948
6.577
113.315
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2011 adalah 45,2 jiwa/km2,
dengan penyebaran yang tidak merata, hal ini terlihat dari masih terpusatnya penduduk di
Kecamatan Manggar sebagai ibukota kabupaten dengan kepadatan hingga 101,2 jiwa/km2 yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan kecamatan lain yang relatif merata penyebarannya.
No
Kecamatan
Tabel 2.11 Kepadatan Penduduk Tahun 2011
Luas
Jumlah
LakiDaerah
Perempuan
Desa
laki
(KM2)
Dendang
4
243,3
Gantung
7
546,3
Manggar
9
465,9
Damar
5
Kelapa Kampit
6
498,5
Simpang Pesak
4
362,2
Simpang Renggiang
4
390,7
Jumlah/Total
39
2.506,90
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2011
1
2
3
4
5
6
7
2.2.6
4.968
12.419
18.830
5.902
8.780
4.109
3.398
58.406
Kepadata
Jumlah Penduduk
(Jiwa/KM2)
4.509
9.477
11.707
24.126
17.703
36.533
5.651
11.553
8.321
17.101
3.839
7.948
3.179
6.577
54.909 113.315
38,95
44,16
101,2
34,3
21,94
16,83
45,2
Karakteristik Sosial Budaya
Berdasarkan sejarah kebudayaan pada masa lalu, Pulau Belitung telah dihuni oleh 3
kelompok etnis, yaitu urang darat yang merupakan penduduk asli Pulau Belitung, urang laut atau
Suku Sawang, dan etnis pendatang. Etnis pendatang yang banyak dimuat dalam catatan sejarah
lokal adalah etnis Tionghoa dan saat ini istilah pendatang tidak lagi melekat pada diri mereka
karena sudah diakui oleh hukum sebagai warga negara Indonesia.
Urang Darat adalah orang asli sekaligus suku terbesar, termasuk didalamnya Suku Melayu.
Kemudian dalam perkembangannya, dibedakan dengan Melayu Asli, karena terjadinya
pencampuran melalui perkawinan antara Suku Melayu dengan suku lain, seperti Bugis dan Keling.
Dikatakan Urang Darat karena pola kehidupan mereka yang tinggal di pedalaman atau daerah
hutan yang mereka sebut dengan Keleka’ dan di sanalah mereka hidup turun temurun dan bertani
(umumnya padi tegalan) untuk menghasilkan bahan makanan.
Urang Laut yang merupakan nama lain dari Suku Sawang. Dahulu mereka sering juga
disebut sebagai orang perahu yang hidupnya bergantung pada laut dan berpindah-pindah dari satu
pulau ke pulau lain. Kini sebagian besar dari mereka tidak lagi bergantung dengan laut.Peralihan
ini dimulai pada masa Kolonial Belanda, yang mempekerjakan mereka untuk menambang timah
karena tubuh mereka yang kuat.Meskipun kehidupan sosial mereka telah berubah, namun tak
melupakan jati diri mereka sebagai Orang Laut.Oleh karena itu, setiap tahun mereka
menyelenggarakan ritual yang bernama Buang Jong, yang bertujuan tolak bala sekaligus bentuk
penghormatan mereka terhadap nenek moyang.
Etnis Tionghoa, pada masa lalu etnis ini sering disebut oleh masyarakat lokal dengan istilah
Cina Kuncit. Munculnya istilah tersebut disebabkan karena laki-laki asal Tiongkok masa itu,
memiliki rambut yang diikat atau dikuncir (kuncit = lokal). Kehadiran mereka di Pulau Belitung
dilatarbelakangi kebijakan Kolonial Belanda yang mendatangkan mereka dari tempat asalnya untuk
eksplorasi timah pada abad ke XVIII. Orang Cina di masa itu dikenal sebagai orang-orang yang
paham dan ahli dalam penambangan timah dan juga dalam pengolahannya. Bahkan, semasa
kehadiran mereka pada masa lalu telah memperkenalkan budaya baru dalam penambangan timah,
bahkan hingga saat ini banyak istilah-istilah dalam bangsa Cina. Masih dipakai hingga kini oleh
penambang lokal Belitung, seperti ciam (dalam bahasa Pinyin, disebut Jian, yang berarti sesuatu
yang runcing), yang merupakan bor besi, berupa tongkat berongga, panjangnya dua puluh kaki
untuk mengangkat sejumlah kecil tanah ke atas, sehingga akan diketahui tanah yang di Ciam
apakah mengandung timah atau tidak.
Masing-masing etnis mewarisi budayanya, berbagai etnis hidup berdampingan, setiap
tahun berbagai tradisi dilaksanakan oleh mereka. Hal inilah yang kemudian menjadi sumbangan
besar dalam menjadikan Kabupaten Belitung Timur sebagai daerah yang heterogen dengan
ragam etnis dan budaya, meskipun berbeda namun satu dalam kerukunan.
2.2.7
Pendidikan
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah adanya sumber daya
manusia yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan, pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Fasilitas pendidikan TK-SD hampir merata
di seluruh desa yang ada di Kabupaten Belitung Timur sedangkan untuk SMP-SMA masih belum
merata, bahkan untuk SMA masih ada kecamatan yang belum ada seperti Kecamatan Damar dan
Simpang Renggiang.
Peta 2.12 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur
No Kecamatan
NamaDesa
TK SD SMP SMA
 Kelubi
1
3
 Padang
4
1
1
 Lalang
1
4
3
2
 Lalang Jaya
1
3
1 Manggar
 Kurnia Jaya
1
3
1
2
 Baru
3
6
 Bentaian Jaya
1
1
 Mekar Jaya
1
3
1
 Buku Limau
1
1
Jumlah
9
28
6
6
No Kecamatan
NamaDesa
 Sukamandi
 Mengkubang
2 Damar
 Burung Mandi
 Mempaya
 Aik Kelik
Jumlah
 Cendil
 Buding
Kelapa
 Mentawak
3
Kampit
 Senyubuk
 Mayang
 Pembaharuan
Jumlah
 Lilangan
 Jangkar Asam
 Gantung
4 Gantung
 Selinsing
 Limbongan
 Batu Penyu
 Lenggang
Jumlah
 Lintang
Simpang
 Aik Madu
5
Renggiang
 Renggiang
 Simpang Tiga
Jumlah
 Tanjung Batu Itam
Simpang
 Tanjung Kelumpang
6
Pesak
 Dukong
 Simpang Pesak
Jumlah
 Dendang
 Jangkang
7 Dendang
 Balok
 Nyuruk
Jumlah
Jumlah Total
Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2011
TK SD SMP SMA
1
2
3
1
1
2
2
2
9
1
1
2
1
1
3
1
2
3
1
2
1
4
1
2
3
1
6
17
4
2
2
3
1
2
1
1
1
4
1
3
5
2
1
2
4
2
3
3
1
14 21
5
2
3
1
1
2
1
2
1
8
1
0
2
1
2
1
1
4
1
1
1
9
2
1
1
1
3
1
2
1
4
2
10
1
35 102
20
11
Peta 2.4 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Belitung Timur
2.3
KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN
A.
REALISASI APBD KABUPATEN BELITUNG TIMUR
No
Realisasi Anggaran
A
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
a.1
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tahun
2009
a.1.1
Pajak daerah
8.002.
514.9
54
a.1.2
Retribusi daerah
4.576.
669.5
29
a.1.3
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan
a.1.4
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
a.2
Dana Perimbangan (Transfer)
a.2.1
Dana bagi hasil
a.2.2
Dana alokasi umum
a.2.3
Dana alokasi khusus
a.3
Lain-lain Pendapatan yang Sah
a.3.1
Hibah
a.3.2
Dana darurat
a.3.3
Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota
a.3.4
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
a.3.5
Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah
lainnya
B
Belanja (b1 + b.2)
b.1
Belanja Tidak Langsung
b.1.1
Belanja pegawai
b.1.2
Bunga
b.1.3
Subsidi
b.1.4
Hibah
b.1.5
Bantuan sosial
b.1.6
Belanja bagi hasil
b.1.7
Bantuan keuangan
2010
2011
2012
2013
Rata2
pertumbuhan
b.1.8
Belanja tidak terduga
b.2
Belanja Langsung
b.2.1
Belanja pegawai
b.2.2
Belanja barang dan jasa
b.2.3
Belanja modal
C
Pembiayaan
Surplus/Defisit Anggaran
Pada tahun 2011 pendapatan daerah pada APBD Kabupaten Belitung Timur tahun 2011
mencapai Rp. 416.265.910.340 Sedangkan pengeluaran mencapai Rp. 550.964.819.461,08.
Penyajian PDRB tahun 2010 menggunakan tahun dasar 2000 menggantikan tahun dasar 1993.
Hal ini dikarenakan harga tetap tahun 1993 dianggap sudah tidak relevan lagi untuk dipakai pada
saat ini, salah satunya dikarenakan perkembangan perekonomian sudah semakin pesat. Pada
Tahun 2011, PDRB Kabupaten Belitung Timur atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp.
2.683.494 juta atau naik sebesar 12,96 persen dibandingkan tahun 2010 yang hanya mencapai
Rp. 2.375.559 juta.
Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Diharapkan dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memberikan dampak ganda yang semakin
positif dengan tidak melupakan masyarakat papan bawah dan menengah. Dan secara tidak
langsung pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan dapat memperkecil perbedaaan distribusi
pendapatan antar kelompok masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dihitung dari variabel PDRB atas dasar harga
konstan. Karena PDRB atas dasar harga konstan merupakan gambaran nyata dari berbagai sektor
ekonomi. Kenaika pertumbuhan ekonomi ini dikarenakan
naiknya
pertumbuhan
semua sektor, khususnya: sektor Bangunan yang mencapai 10,64 persen.
Gambar 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor
di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010
pada hampir
Secara umum pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Belitung Timur dicerminkan
oleh pendapatan regional per kapita. Besarnya pendapatan regional per kapita atas dasar harga
berlaku meningkat dari Rp. 19.544.715 pada tahun 2010 menjadi Rp. 21.371.893 pada tahun 2011.
Laju pertumbuhan regional per kapita pada tahun 2011 dilihat berdasarkan harga konstan
2000 pada tahun 2011 mencapai Rp. 7.225.469 naik sebesar 2,66 persen dibandingkan
tahun 2010 yang sebesar Rp. 7.038.553.
B. REALISASI BELANJA SANITASI SKPD DI KABUPATEN BELITUNG TIMUR
No
SKPD
1
PU-CK
1.a
Investasi
1.b
operasional/pemeliharaan (OM)
2
BLHD
2.a
Investasi
2.b
operasional/pemeliharaan (OM)
3
BPMPD
3.a
Investasi
3.b
operasional/pemeliharaan (OM)
4
Dinkes
4.a
Investasi
4.b
operasional/pemeliharaan (OM)
5
Bappeda
5.a
Investasi
5.b
operasional/pemeliharaan (OM)
n
SKPD lainnya (sebutkan)
n.a
Investasi
n.b
operasional/pemeliharaan (OM)
8
Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)
9
Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)
10
Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)
11
Belanja Langsung
12
Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)
Tahun
n-4
n-3
n-2
n-1
N
Rata2
pertumbuhan
13
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)
14
Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)
2.4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN BELITUNG TIMUR
TAHUN 2005- 2024
2.4.1
Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang
Untuk menyelenggarakan pemerintahan, melaksanakan pembangunan, dan memberikan
pelayanan kemasyarakatan, Kabupaten Belitung Timur menyatakan visi pembangunan jangka
panjangnya (2 005-2024) sebagai berikut :
“Unggul di bidang industri, jasa, dan pariwisata berbasis perikanan dan perkebunan yang
tangguh, didukung oleh kapasitas masyarakat yang tinggi dan pelayanan pemerintahan
daerah yang prima, dalam suasana tertib, aman, damai, adil, dan demokratis.”
Untuk mewujudkan visi di atas, serangkaian misi pembangunan jangka panjang yang
diemban Kabupaten Belitung Timur adalah :
1. Menciptakan masyarakat Kabupaten Belitung Timur yang sejahtera, berkualitas, berakhlak
mulia, menguasai teknologi, dan berdaya saing.
2. Menciptakan aparatur pemerintahan Kabupaten Belitung Timur yang mampu memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat dan dunia usaha.
3. Menciptakan Kabupaten Belitung Timur unggul dalam bidang industri, jasa, dan pariwisata
berbasis perikanan dan perkebunan dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan.
4. Menciptakan Kabupaten Belitung Timur yang tertib, aman, damai, adil, dan demokratis.
Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Belitung Timur akan diuraikan ke dalam
sebelas bidang pembangunan. Dalam rangka penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten
ini hanya dua bidang pembangunan yang dianggap terkait. Kedua bidang pembangunan tersebut
adalah (1) pengembangan wilayah dan (2) infrastruktur.
2.4.2
Arah Pembangunan Jangka Panjang Bidang Pengembangan Wilayah
Terwujudnya peningkatan keserasian pemanfaatan ruang antar wilayah dan antarkawasan,
berkurangnya kesenjangan antar wilayah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh
wilayah di Kabupaten Belitung Timur.
Arah pembangunan jangka panjang bidang pengembangan wilayah di Kabupaten Belitung
Timur adalah sebagai berikut :
1. Dalam rangka menciptakan keserasian pemanfaatan ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Belitung Timur difungsikan sebagai acuan dan alat koordinasi
pembangunan
daerah
untuk
mengurangi
konflik
kepentingan,
baik
antar
sektor,
antarkecamatan/desa, antarkawasan, maupun antar kelompok. Hal ini penting dilakukan untuk
mencegah lebih lanjut terjadinya kerusakan lingkungan, termasuk bencana banjir, kelangkaan
sumber air bersih, dan agglomerasi perkotaan kecamatan yang tidak terkendali (unmanageable
urban agglomerations).
2. Peningkatan pengembangan wilayah diprioritaskan pada :

Pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh, yaitu wilayah-wilayah yang
memiliki potensi sumberdaya tinggi dan/atau lokasi strategis.

Pengembangan wilayah-wilayah tertinggal, yakni wilayah-wilayah yang miskin sumberdaya
dan/atau memiliki wilayah geografis yang terisolir, termasuk pulau-pulau kecil terpencil.

Pengembangan wilayah-wilayah di perbatasan antarkabupaten.

Pengembangan keterkaitan desa-kota (rural urban linkages).
3. Pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh diarahkan pada pemanfaatan
potensi sumberdaya melalui :

Peningkatan dan pengembangan produk unggulan sesuai dengan potensi di masingmasing wilayah, termasuk potensi maritim dan kelautan.

Peningkatan sistem perdagangan antarwilayah.

Pengembangan kota-kota kecil.

Pengembangan perdesaan, terutama dengan mensinergikan pembangunan kota dan desa.

Perluasan sarana dan parasarana ekonomi desa-kota.

Penciptaan iklim yang kondusif bagi kegiatan investasi.

Penciptaan kerja sama antar wilayah.

Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah, dunia usaha, dan masyarakat.
4. Pengembangan wilayah-wilayah tertinggal, termasuk pulau-pulau kecil, dilakukan melalui :

Penyediaan sarana dan prasarana, terutama transportasi dan telematika.

Penciptaan insentif usaha untuk pemanfaatan sumberdaya alam setempat.

Pengembangan sumberdaya manusia.
5. Pengembangan wilayah-wilayah perbatasan antarkabupaten ditujukan untuk mendorong
pembangunan di wilayah perbatasan tersebut agar masyarakatnya ikut menikmati hasil
pembangunan di pusat-pusat pertumbuhan.
6. Pembangunan perdesaan diarahkan pada pensinergian antara kegiatan pekotaan dan
perdesaan untuk mewujudkan keterkaitan sosial ekonomi yang serasi dan seimbang antara
desa dan kota, di antaranya melalui :

Pengembangan agropolitan, terutama bagi desa-desa yang berbasiskan pertanian yang
mampu melayani dan mendorong kegiatan agrobisnis/agroindustri.

Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di perdesaan, khususnya dalam pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya alam.

Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan
dan kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial, dan
ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan disertai peningkatan
mobilitas produk maupun penduduk antara desa dan kota.

Peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan
teknologi.

Pengembangan social capital dan human capital yang belum tergali potensinya, sehingga
kawasan perdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumberdaya alamnya saja.

Formulasi strategi perkotaan dan perdesaan secara menyeluruh dalam suatu kerangka
pembangunan wilayah perdesaan yang terpadu dan saling menguntungkan.
7. Dalam rangka penataan pertanahan di Kabupaten Belitung Timur, perlu dilakukan
penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah melalui
perumusan berbagai aturan pelaksanaan land reform serta penciptaan insentif/disinsentif
perpajakan yang sesuai dengan luas, lokasi, dan penggunaan tanah agar masyarakat
golongan ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas tanah.

Pembangunan jangka panjang pengembangan wilayah di Kabupaten Belitung Timur harus
dilakukan secara proporsional dengan memperhatikan dinamika globalisasi, perekonomian
nasional, perekonomian daerah di sekitarnya, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.

Peningkatan anggaran secara proporsional sesuai dengan kemampuan keuangan daerah
untuk pembangunan bidang pengembangan wilayah di Kabupaten Belitung Timur.
2.1.3
Arah Pembangunan Jangka Panjang Infrastruktur
Terwujudnya infrastruktur yang memberi manfaat bagi kesejahteraan rakyat secara adil dan
merata, mendukung pembangunan di berbagai bidang, serta meningkatkan hubungan antarwilayah
di dalam dan luar Kabupaten Belitung Timur.
a. Sumberdaya Air
Arah pembangunan jangka panjang sumberdaya air di Kabupaten Belitung Timur terdiri dari:

Penciptaan sinergi pemanfaatan sumberdaya air antar wilayah (dari hulu hingga hilir), antar
sektor, dan antar generasi untuk mencegah munculnya konflik-konflik horizontal dan vertikal
yang tidak diinginkan.

Pengembangan sungai dan daerah aliran sungai dengan cara menurunkan tingkat sedimentasi
sungai, menstabilkan kapasitas pengaliran air sungai dan bangunan pengendali banjir,
mengurangi perbedaan aliran dasar sungai musim kemarau dan musim hujan, menjaga dan
menstabilkan kualitas dan kuantitas air di hulu dan hilir, memperbaiki daerah tangkapan air
(catchment area), menyediakan bangunan pengendali sedimen, menyediakan waduk-waduk
kecil (misalkan dengan mereklamasi kolong-kolong galian timah) untuk memenuhi kebutuhan
air bersih maupun irigasi pada daerah-daerah rawan kekeringan, serta membangun bangunan
pengendali daya rusak air di pantai.

Pengembangan konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air agar terwujud pemanfaatan
air secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat, baik pada generasi sekarang maupun
akan datang.

Penyeimbangan fungsi sosial dan nilai ekonomi air melalui pengelolaan yang efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan, sehingga dapat menjamin kebutuhan pokok individu terhadap
air, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga pemeliharaan dan pelestarian
fungsi sosial dan fungsi ekonomi air tersebut.

Pengembangan sistem kelembagaan pengelolaan sumberdaya air yang membuka akses
partisipasi masyarakat serta mewujudkan pemisahan fungsi pengatur (regulator) dan fungsi
pengelola (operator).

Pengembangan sistem pembiayaan pengelolaan sumberdaya air yang mempertimbangkan
prinsip cost recovery dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

Penempatan petani pemakai air sebagai pelaku utama dan pengambil keputusan dalam setiap
kegiatan pengelolaan irigasi pada daerah irigasi yang menjadi kewenangannya berdasarkan
prinsip demokratis, transparan, dan memanfaatkan potensi dan budaya lokal, dengan
dukungan fasilitasi dan bantuan pendanaan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab memberdayakan petani dalam bidang teknis,
organisasi, dan pengelolaan irigasi.

Pembangunan jangka panjang sumberdaya air di Kabupaten Belitung Timur harus dilakukan
secara proporsional dengan memperhatikan dinamika globalisasi, perekonomian nasional,
perekonomian daerah di sekitarnya, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.
b. Transportasi
Arah pembangunan jangka panjang transportasi di Kabupaten Belitung Timur yaitu:

Pengembangan jaringan pelayanan secara inter dan antar moda angkutan melalui
pembangunan prasarana dan sarana transportasi, sehingga kemudahan, kelancaran, dan
kepastian pelayanan dapat dicapai.

Peningkatan transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang, barang, dan jasa yang
menjadi pangsa pasar bisnis transportasi melalui kerja sama perdagangan antarwilayah yang
saling menguntungkan.

Pengembangan kerja sama antardaerah kabupaten/kota dalam mengelola prasarana
transportasi yang sudah ada, seperti jalan, pelabuhan laut, dan bandar udara.

Penyelarasan semua peraturan yang terkait dengan investasi maupun penyelenggaraan jasa
transportasi
dalam
rangka memberikan kepastian
hukum
bagi semua
pihak
yang
berkepentingan.

Pelibatan seluruh stakeholders dalam penyediaan pelayanan transportasi, mulai dari tahap
perencanaan, pembangunan, dan pengoperasiannya.

Pembangunan jangka panjang transportasi di Kabupaten Belitung Timur harus dilakukan
secara proporsional dengan memperhatikan dinamika globalisasi, perekonomian nasional,
perekonomian daerah di sekitarnya, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.
c. Energi
Pembangunan jangka panjang energi di Kabupaten Belitung Timur diarahkan pada:

Pemilihan energi yang tepat bagi kebutuhan konsumen dengan memperhatikan sumber energi,
transportasi energi, dan biaya yang diperlukan untuk pengelolaannya.

Peningkatan prasarana dan sarana produksi energi.

Peningkatan fungsi kelembagaan, kualitas sumberdaya manusia, dan penguasaan teknologi
energi.

Peningkatan peran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dalam pemanfaatan
energi.

Pembangunan jangka panjang energi di Kabupaten Belitung Timur harus dilakukan secara
proporsional
dengan
memperhatikan
dinamika
globalisasi,
perekonomian
perekonomian daerah di sekitarnya, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.
nasional,
d. Listrik
Pembangunan jangka panjang ketenagalistrikan di Kabupaten Belitung Timur diarahkan pada :

Penyediaan tenaga listrik secara mandiri yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat
dan semua wilayah (termasuk pulau-pulau kecil dan daerah-daerah terpencil, terisolir, serta
daerah perbatasan) dengan cara meningkatkan kapasitas pembangkit yang telah ada maupun
membangun pembangkit baru.

Pembangunan sistem transmisi yang terintegrasi dan dengan kapasitas yang memadai.

Pengembangan sistem jaringan distribusi yang berbasis teknologi informasi.

Pengembangan sumberdaya manusia ketenagalistrikan yang berkualitas dan profesional.

Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD).

Pembangunan jangka panjang ketenalistrikan di Kabupaten Belitung Timur harus dilakukan
secara proporsional dengan memperhatikan dinamika globalisasi, perekonomian nasional,
perekonomian daerah di sekitarnya, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.
e. Perumahan dan Permukiman
Pembangunan jangka panjang perumahan dan permukiman di Kabupaten Belitung Timur
diarahkan pada :

Pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau oleh daya beli
masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah serta didukung oleh prasarana-sarana
permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, mandiri dan
efisien.

Pembangunan perumahan dan prasarana-sarana permukiman yang mandiri mampu
membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat, menciptakan lapangan
kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan.

Pembangunan perumahan dan prasarana-sarana permukiman harus memperhatikan fungsi
dan keseimbangan lingkungan hidup yang sehat, tertib, dan teratur.

Pembangunan jangka panjang perumahan dan permukiman di Kabupaten Belitung Timur harus
dilakukan secara proporsional dengan memperhatikan dinamika globalisasi, perekonomian
nasional, perekonomian daerah di sekitarnya, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.
f.
Telematika
Pembangunan jangka panjang telematika di Kabupaten Belitung Timur diarahkan pada:

Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan dunia usaha terhadap potensi
pemanfaatan telematika.

Pembangunan infrastruktur telematika untuk umum guna mengurangi kesenjangan digital,
terutama dalam hal telepon, internet, dan komputer, dengan biaya murah.

Pengembangan pola-pola kerja sama yang melibatkan secara aktif peran pemerintah daerah,
swasta, dan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur telematika.

Pembangunan jangka panjang telematika di Kabupaten Belitung Timur harus dilakukan secara
proporsional
dengan
memperhatikan
dinamika
globalisasi,
perekonomian
nasional,
perekonomian daerah di sekitarnya, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.

Peningkatan anggaran secara proporsional sesuai dengan kemampuan keuangan daerah
untuk pembangunan bidang infrastruktur di Kabupaten Belitung Timur.
2.5
KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
1. Lembaga Pemerintah Daerah Yang Ada Di Kabupaten Belitung
a. 3 buah sekretariat, yaitu :
1. Sekretariat Daerah (7 bagian)
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
3. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum.
b. 1 Inspektorat
c. 6 Badan, yaitu :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Lingkungan Hidup Daerah
3. Badan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu
4. Badan Keluarga Berencana & Pemberdayaa Perempuan
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Desa
6. Badan Kepegawaian Daerah.
d. 2 Kantor, yaitu :
1. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat
2. Kantor Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi.
e. 13 Dinas, yaitu :
1. Dinas Pertanian & Kehutanan
2. Dinas Pertambangan & Energi
3. Dinas Pendidikan
4. Dinas Kelautan & Perikanan
5. Dinas Kebudayaan & Pariwisata
6. Dinas Perhubungan
7. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
8. Dinas Kesehatan
9. Dinas Sosial, Tenag Kerja & Transmigrasi
10. Dinas Pekerjaan Umum
11. Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
12. Dinas Perindustrian, Perdagangan, & Koperasi
13. Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan.
2. Keanggotaan Dewan
Jumlah
anggota DPRD Kabupaten Belitung
Timur
Desember 2011 tercatat sebanyak 20 orang yang terdiri dari :
-
Fraksi PDI-P berjumlah 4 orang,
-
Fraksi Bersatu berjumlah 6 orang.
-
Fraksi Partai Golongan Karya berjumlah 4 orang.
-
Fraksi Pelangi Timur berjumlah 6 orang.
keadaan
sampai
dengan
3. Keadaan Pegawai Negeri
Jumlah pegawai negeri sipil otonom di lingkungan pemerintah Kabupaten Belitung Timur
berjumlah 2.825 orang terdiri dari ; 14 orang golongan I, 1.166 orang golongan II, 1.253
orang golongan III dan 392 orang golongan IV.
BUPATI BELITUNG TIMUR
LEGISLATIF
WAKIL BUPATI
BELITUNG TIMUR
SEKRETARIS
DAERAH
BADAN
DINAS
KANTOR
Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
2.6
RENCANA TATA RUANG KABUPATEN BELITUNG TIMUR
2.6.1
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032
A.
Rencana Sistem Perkotaan
Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Belitung Timur dimaksudkan
untuk menggambarkan peran dan fungsi setiap perkotaan dalam pengembangan wilayah secara
keseluruhan dalam lingkup Kabupaten Belitung Timur. Pengembangannya dilakukan melalui
pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat
kegiatan, atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya penetapan sesuai potensi
didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting) baik yang menyangkut sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembangan didasarkan
pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan, namun pertimbangan
pada sumberdaya yang ada tidak menjadi pertimbangan utama. Penetapan tersebut selain
didasarkan pada kondisi saat ini yang lebih penting adalah rencana pengembangan kedepan
dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.
Rencana sistem pusat pelayanan di wilayah kabupaten adalah rencana susunan kawasan
perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat
ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi
tertentu dalam wilayah kabupaten. Mengacu pada pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
(Permen PU No 16 Tahun 2009), Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul
pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, terdiri
atas:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah kabupaten;
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kabupaten;
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten;
d. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah kabupaten; dan
e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan
 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa.
Pola pengembangan pusat-pusat permukiman ini dimaksudkan bersifat antisipatif terhadap
kecenderungan
perkembangan
yang
diperkirakan
akan
berlangsung
pada
pusat-pusat
permukiman yang menonjol. Kencenderungan perkembangan ini meliputi pusat-pusat permukiman
yang pertumbuhan penduduknya tinggi dan pusat-pusat permukiman yang tidak tumbuh
(pertumbuhan negatif).
Dengan menggunakan ketentuan tersebut, maka pengembangan sistem pusat pelayanan
di Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut:
a. Kota Manggar merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota;
b. Kelapa Kampit dan Gantung merupakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan;
c. Simpang Renggiang, Dendang, Simpang Pesak, Damar dan Buding merupakan Pusat
Pelayanan Lokal (PPL) yang merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa.
Tabel 2.13
Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012 -2032
PKW
Kota Manggar
PKL
a. Kelapa Kampit
b. Gantung
PPL
a. Simpang Renggiang
b. Dendang
c. Simpang Pesak
d. Damar
e. Buding
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032
Berdasarkan rencana pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten
Belitung Timur peran dan fungsi masing-masing kota adalah sebagai berikut:
1.
Perkotaan Manggar sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang melayani wilayah
kabupaten. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) peran dan fungsi Kota Manggar
diarahkan sebagai:
a. Pusat administrasi pemerintahan kabupaten;
b. Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kabupaten;
c. Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kabupaten;
d. Pusat pelayanan transportasi regional;
e. Pusat pengolahan; dan
f.
Pusat pendidikan tinggi.
2.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten atau beberapa kecamatan, diarahkan di Kota Kecamatan Kelapa Kampit dan
Gantung dengan peran dan fungsi kota-kota sebagai berikut:
a. Pusat administrasi pemerintahan kecamatan;
b. Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kawasan;
c. Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kawasan (beberapa kecamatan); dan
d. Pusat pelayanan transportasi skala kawasan/regional.
3.
Pusat Pelayanan Lokal (PPL) diarahkan di Simpang Renggiang, Dendang, Simpang Pesak,
Damar dan Buding dengan peran dan fungsi diarahkan sebagai pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
B.
Rencana Sistem Transportasi
Rencana pengembangan fungsi jalan di wilayah Kabupaten Belitung Timur mengacu dan
memperhatikan rencana pengembangan jaringan jalan yang telah ditetapkan pada RTRW Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, sebagai kebijakan makro dari tata ruang wilayah kabupaten. Dalam
merumuskan
rencana
pengembangan
jaringan
jalan
dalam
rencana
tata
ruang
perlu
memperhatikan kebijakan UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dan PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN.
Berdasarkan konsep yang akan digunakan untuk rumusan rencana pengembangan
jaringan jalan di Kabupaten Belitung Timur, rencana penetapan dan pengembangan sistem
jaringan jalan di wilayah Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut:
1. Jaringan jalan Kolektor Primer 1 (K1) terdiri atas:
a. Ruas jalan tengah Pulau Belitung yakni ruas Tanjung Pandan (PKW) – Manggar (PKW)
Kabupaten Belitung Timur; dan
b. Ruas jalan Manggar dan Kelapa Kampit.
2. Jaringan jalan Kolektor Primer 2 (K2) terdiri atas:
a. Ruas jalan Utara Kelapa Kampit (PKL) – Sijuk;
b. Ruas jalan Manggar – Gantung;
c. Ruas jalan Dendang – Gantung; dan
d. Ruas jalan Dendang – Badau.
3. Jaringan jalan Kolektor Primer 4 (K4) terdiri atas:
a. Ruas jalan Parit Tebu – Jangkang;
b. Ruas jalan Manggar – Modong – Gantung; dan
c. Ruas jalan Nyuruk – Simpang Tiga.
4. Jaringan jalan Lokal Primer terdiri atas:
a. Ruas jalan Perkotaan Manggar;
b. Ruas jalan Lingkar pantai;
c. Ruas jalan Rasau Batu Penyu – Gusong Cina;
d. Ruas jalan Air Kelik – Burung Mandi – Mengkubang;
e. Ruas jalan Burung Mandi – Malang Lepau – Batu Buruk – Mengkubang;
f.
Ruas jalan Kampit – Pring – Tanjung Sangaran; dan
g. Ruas jalan lainnya yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan kecamatan.
1.
Rencana Pengembangan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Belitung Timur diarahkan pada
pengembangan terminal penumpang regional tipe B hingga tipe C dan terminal barang. Rencana
pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut:
1. Memantapkan terminal penumpang Manggar sebagai Terminal Tipe B untuk melayani
kendaraan umum angkutan angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan
pedesaan;
2. Mengembangkan terminal penumpang di Kelapa Kampit dan Gantung sebagai Terminal Tipe C
untuk melayani angkutan kota dan angkutan perdesaan; dan
3. Mengembangkan terminal penumpang Tipe C di PPL untuk melayani angkutan pedesaan di
Simpang Renggiang, Simpang Pesak dan Dendang.
2.
Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan
Angkutan penyeberangan, saat ini terdapat Pelabuhan Penyeberangan (ASDP) Manggar
yang melayani kapal penyeberangan dari Kota Manggar ke Ketapang Kalimantan Barat. Pada
masa mendatang, beberapa program strategis untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan
yang direncanakan meliputi:
a. Pengembangan transportasi penyeberangan; dan
b. Peningkatan
kualitas
prasarana
pelabuhan
dan
moda
angkutan
untuk
pelabuhan
penyeberangan lintas Kota Mangar- Ketapang Kalimantan Barat.
3.
Rencana Pengembangan Transportasi Laut
Ditinjau dari segi geografis wilayah Kabupaten Belitung Timur memiliki wilayah laut yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aksesibilitas serta membuka peluang keterkaitan ekonomi
dengan wilayah lain. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Belitung Timur berencana
untuk mengembangkan transportasi laut diantaranya:
a. Mengembangkan Pelabuhan Manggar sebagai pelabuhan pengumpan regional yang diarahkan
fungsinya untuk melayani kegiatan dan alih muat barang untuk mendukung kegiatan perikanan
dengan jangkauan pelayanan yang menengah serta merupakan pengumpan kepada
pelabuhan utama;
b. Membangun pelabuhan Dendang sebagai pelabuhan pengumpan lokal yang diarahkan
fungsinya untuk melayani kegiatan dan alih muat barang untuk mendukung kegiatan perikanan
dengan jangkauan pelayanan menengah agar dapat menjamin kelancaran angkutan barang
dan penumpang; dan
c. Membangun terminal khusus di sekitar Kawasan Industri Air Kelik. Rencana pengembangan
pelabuhan samudera Teluk Asam di Air Kelik akan dioptimasikan pemanfaatan ruangnya
secara ideal dalam RTRW Kabupaten Belitung Timur ini agar dapat menjamin kelancaran
angkutan barang.
C.
Rencana Sistem Jaringan Energi Dan Kelistrikan
Rencana pengembangan jaringan listrik pada masa mendatang dilakukan melalui:
a. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik pada wilayah-wilayah yang sudah terjangkau oleh
jaringan listrik. Khusus untuk wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik akan
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS);
b. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik eksisiting, meliputi
 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Padang di Kec. Manggar; dan
 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mempaya di Kecamatan Damar Pembangkit Listrik
Tenaga Uap di Kecamatan Damar.
c. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri di Kawasan Industri
Air Kelik (KIAK); dan
d. Peningkatan jaringan distribusi listrik utama seluruh kecamatan di Kab. Belitung Timur.
D.
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Rencana sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Belitung Timur terdiri atas 2 (dua)
bagian yaitu rencana pengembangan sistem jaringan terestrial di pusat-pusat kecamatan dengan
Sistem Telepon otomat (STO) dan rencana pengembangan sistem jaringan seluler.
1. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Terestrial
Rencana pengembangan jaringan telepon kabel di Kabupaten Belitung Timur dilakukan
untuk membuka dan mengurangi keterisolasian wilayah serta meningkatkan produktivitas pada
wilayah yang memiliki sumberdaya potensial ini. Pada masa datang, rencana pengembangan
jaringan telepon ini akan diarahkan pada keseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung
Timur dengan prioritas utama pada pusat-pusat kecamatan.
Wilayah pelayanan telepon kabel di Kabupaten Belitung Timur direncanakan mencapai
seluruh wilayah kawasan perencanaan, dan dapat melayani kebutuhan disetiap lokasi. Tingkat
pelayanan yang direncanakan adalah sebanyak 100% dari jumlah kebutuhan. Pengembangan
fasilitas telekomunikasi di Kabupaten Belitung Timur ditempatkan di Daerah Manfaat Jalan dengan
ketentuan:
a. Untuk yang berada di atas tanah ditempatkan di luar jarak tertentu dari tepi jalan luar jalan
sehingga tidak menimbulkan hambatan samping bagi pemakai jalan; dan
b. Untuk yang berada di bawah tanah ditempatkan di luar jarak tertentu dari tepi paling luar
bahu jalan atau perkerasan jalan, sehingga tidak akan menganggu keamanan kontruksi
jalan.
Sebagai acuan, standar pengadaan sarana telepon adalah 4 unit untuk tiap 100 penduduk
atau 4 unit untuk 20 KK, sedangkan untuk telepon umum sebaiknya adalah satu sambungan tiap
unit lingkungan (1 : 2500 penduduk) atau di tempat-tempat umum yang banyak dikunjungi
masyarakat.
Berdasar standar tersebut, maka pengembangan jaringan telepon di Kabupaten Belitung
Timur direncanakan dengan mengembangkan/meningkatkan STO serta mengikuti jaringan
sambungan telepon yang telah ada serta menambah Rumah Kabel (RK) guna meningkatkan
kapasitas sambungan telepon terpasangnya. Sistem jaringan telepon yang akan dikembangkan
masih tetap memanfaatkan sentral telepon yang ada, sehingga akan menghemat dalam
pembangunan jaringannya. Dari sentral telepon tersebut kemudian diteruskan ke rumah-rumah
kabel (RK), dan diteruskan ke jaringan transmisi, yang selanjutnya ke drop wire dan akhirnya ke
rumah-rumah atau ke tempat kegiatan lainnya.
2.
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Seluler
Selain penyediaan sistem jaringan telepon kabel, rencana sistem jaringan telepon seluluer
juga disediakan oleh operator sistem jaringan telepon seluler. Dengan beroperasinya sistem
jaringan telepon seluler ini akan memberi alternatif bagi penduduk untuk menggunakan operator
telepon yang ada sesuai kebutuhan dan tingkat jangkauan pelayanan masing-masing operator.
Pengembangan fasilitas telekomunikasi berupa tower diarahkan pada lokasi-lokasi yang terpisah
dari kegiatan permukiman dengan jarak dan ketinggian yang dianggap aman yang tersebar di
seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur
Untuk tower-tower yang telah berlokasi berdekatan dengan permukiman, perlu ada suatu
kesepakatan antara perusahaan telekomunikasi dengan warga setempat bila terjadi sesuatu yang
disebabkan oleh tower (rubuh atau patah) sehingga mengakibatkan kerusakan bahkan kecelakaan
pada penduduk dan sebagainya, maka perlu adanya suatu kompensasi yang disepakati. Untuk
kawasan perencanaan (Kabupaten Belitung Timur) Pengembangan jaringan telekomunikasi
diarahkan pada perumahan baru. Adapun Ketentuan pembangunan menara telekomunikasi
dimaksudkan untuk memberikan arah penyelenggaraan telekomunikasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di samping kehandalan liputan frekuensi telekomunikasi
dengan tujuan meminimalkan jumlah menara telekomunikasi yang ada, dengan prioritas
mengarahkan pada pengguna-an/dalam penggunaan/pengelolaannya maupun penggunaan ruang
kota, namun tetap menjamin kehandalan cakupan pemancaran, pengiriman dan/atau penerimaan
telekomunikasi. Pola penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi dibagi dalam kawasan
berdasarkan pola dan sifat lingkungan, kepadatan bangunan dan bangun-bangunan serta
kepadatan jasa telekomunikasi yang lokasi persebarannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati
Kawasan tersebut dibagi berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Kawasan I
1. Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan serta kepadatan
penggunaan/pemakaian jasa tekelomunikasi padat.
2. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah hanya untuk
menara tunggal, keciali untuk kepentingan bersama bebe-rapa operator dapat dibangun
menara rangka sebagai menara bersama.
3. Menara telekomunikasi dapat didirikan di atas tanah dan di atas bangun-an dengan
memperhatikan keamanan, keselamatan, estetika dan keserasian lingkungan.
b. Kriteria Kawasan II
1. Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan kurang padat.
2. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah dapat dilakukan
untuk menara rangka dan menara tunggal.
3. Menara telekomunikasi dapat didirikan di atas bangunan jika tidak di-mungkinkan
didirikan di atas permukaan tanah dengan memperhatikan keamanan, keselamatan,
estetika dan keserasian lingkungan.
c. Kriteria Kawasan III
1. Lokasi dimana kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan tidak padat.
2. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah dapat dilakukan
untuk menara rangka dan menara tunggal.
3. Menara telekomunikasi di atas bangunan bertingkat tidak diperbolehkan kecuali tidak
dapat dihindari karena terbatasnya pekarangan tanah dengan ketentuan ketinggian
disesuaikan dengan kebutuhan frekuensi telekomunikasi dengan tinggi maksimum 52
meter dari permukaan tanah dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, estetika
dan kese-rasian lingkungan.
4. Menara telekomunikasi dibangun sesuai dengan kaidah penataan ruang kota, keamanan
dan ketertiban, lingkungan, estetika dan kebutuhan telekomunikasi pada umumnya.
Seperti disebutkan di atas, menara tele-komunikasi diklasifikasikan dalam dua bentuk,
yaitu menara tungal dan menara rangka.
5. Menara telekomunikasi untuk mendukung sistem transmisi radio micro-wave, apabila
merupakan menara rangka yang dibangun di permukaan tanah maksimum tingginya 72
meter, ditentukan hanya dapat dibangun dalam peruntukkan tanah II dan peruntukkan
tanah III.
6. Dilarang membangun menara telekomunikasi pada:
a.
Lokasi pada peruntukkan tanah spesifik perumahan kecuali pada peruntukkan tanah
perumahan renggang dengan ketentuan harus dilengkapi dengan persyaratan tidak
berkeberatan dari tetangga di sekitar menara dan diketahui oleh lurah setempat.
b.
Bangunan bertingkat yang menyediakan fasilitas helipad.
c.
Bangunan bersejarah dan cagar budaya.
E.
Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
1.
Sistem wilayah sungai meliputi pengelolaan Wilayah Sungai Lenggang, Manggar, Buding,
dan Senusur.
2.
Rencana pengembangan sistem jaringan Irigasi di Kabupaten Belitung Timur mengacu
pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 390 tahun 2007 tentang Status Daerah
Irigasi. Berikut ini adalah status daerah irigasi (DI) di Kabupaten Belitung Timur.
a. Status Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah
pusat yaitu DI selinsing seluas 4368 ha
b. Status Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah
provinsi Kep. Bangka Belitung yaitu:
1. D.I. Mempaya seuas 500 Ha;
2. D.I. Selinsing Kanan 518 Ha; dan
3. D.I. Selinsing Kiri 850 Ha.
3. Sistem pengelolaan air baku meliputi pemanfaatan sumber-sumber air baku permukiman dan
air tanah didukung oleh pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pengelolaan air baku yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta. Di
Kabupaten Belitung Timur, terdapat banyak bekas galian tambang (kolong) yang dapat
dijadikan sebagai sumber air baku untuk air bersih yang tersebar di semua kecamatan di
Kabupaten Belitung Timur. Perkiraan Sumber Air Baku di Belitung Timur keadaan eksisting
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. 14
Rencana Sistem Air Baku di Belitung Timur
Danau /Waduk
Lokasi
No
Luas
Nama
Desa
Kecamatan
(m2)
Kelapa
1 Kolong Parit Kemang
59.125 Mentawak
Kampit
Kelapa
2 Kolong Rakit
10.000 Mentawak
Kampit
3 Kolong Kajemun
28.125 Suka Mandi
Manggar
4 Kolong Kajemun I
3.750 Suka Mandi
Manggar
5 Kolong Kero
20.000 Padang
Manggar
6 Kolong Damar
5.000 Mengkubang Manggar
Air Gunung Burung
Burung
7
Manggar
Mandi
Mandi
8 Sungai Pice Gantung
67.500 Gantung
Gantung
9 Kolong Meranti
5.000 Selinsing
Gantung
Jangkar
10 Kolong Air Itam
20.000
Gantung
Asam
11 Kolong Teberong
10.000 Sp.Pesak
Dendang
12 Kolong Alub (K.Pesak)
5.000 Sp.Pesak
Dendang
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Beltim
4. Pemanfaatan air tanah sebagai air baku dilakukan secara terbatas dengan memperhatikan
keperluan konservasi dan pencegahan kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
5. Sistem pengendalian banjir pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan
bangunan-bangunan pengendali banjir, didukung oleh upaya-upaya non-struktural, seperti
early warning system, dan pembuatan peta daerah banjir beserta upaya pengendaliannya.
6. Sistem pengamanan pantai meliputi rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pengamanan pantai, seperti bangunan pemecah gelombang dan konservasi hutan
bakau.
2.6.2
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2011-2031
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Belitung Timur terdiri dari rencana pola ruang
kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya.
A.
Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
1.
Kawasan Hutan Lindung
a. Kecamatan Dendang
 HL Gunung Bantan di Desa Nyuruk;
 HL Sungai Pala di Desa Balok dan Dendang;
 HL Senunsur Sembulu (IIB, III, & IV) di Desa Batu Itam, Tanjung Kelumpang, Dukong,
Simpang Pesak, dan Dendang;
 HL Bringsing Pepapuyu di Desa Nyuruk.
b. Kecamatan Gantung
 HL Senunsur Sembulu (I & II) di Desa Selingsing, Gantung, Batu Penyu, Jangkar Asam,
Limbungan, dan Lilangan;
 HL Bringsing Pepapuyu di Desa Simpang Tiga;
 HL Gunung Sepang di Desa Simpang Tiga, Renggiang, dan Air Madu.
c. Kecamatan Kelapa Kampit
 HL Gunung Sepang di Desa Buding, Mentawak, dan Senyubuk;
 HL Gunung Kikarak di Desa Mentawak dan Senyubuk;
 HL Buding Barat di Desa Cendil dan Buding;
 HL Buding Timur di Desa Buding, Pembaharuan, dan Mayang;
 HL Pantai Teluk Pring/Bukit Nayo di Desa Mayang dan Air Kelik.
d. Kecamatan Manggar
 HL Pantai Teluk Pring/Bukit Nayo di Desa Mempaya, Mengkubang, dan Burung Mandi;
 HL Burung Mandi di Desa Sukamandi, Desa Baru, dan Lalang Jaya;
 HL Senunsur Sembulu I di Desa Lalang dan Padang;
 HL Gunung Sepang di Desa Kelubi.
2.
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahnya
Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang
memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan perlindungan
kawasan bawahannya seperti kawasan resapan air. Untuk kawasan resapan air yang telah
terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan atau
danau resapan. Kawasan resapan air di kawasan perencanaan tersebar di tersebar di seluruh
kecamatan, terutama di Kota Manggar.
3.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Perlindungan Setempat adalah meliputi daerah sempadan sungai, sempadan
pantai, sempadan waduk, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau.
a.
Kawasan Sempadan Pantai
Berkaitan dengan rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai ini akan dilakukan
penertiban kawasan sempadan pantai dari berbagai kegiatan/bangunan tanpa ijin, melalui
pembangunan jalan dan atau penanaman mangrove pada area yang memungkinkan. Kawasan
sempadan pantai tersebar di wilayah pantai selatan dan timur Kabupaten Belitung Timur. Yang
termasuk dalam ketentuan kawasan sempadan pantai selatan dan timur di Kabupaten Belitung
Timur memiliki minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat.
b.
Kawasan Sempadan Sungai
Sempadan
sungai
adalah
kawasan
sepanjang
kiri
sungai,
termasuk
sungai
buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi sungai. Adapun kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya
(atau sesuai peraturan yang berlaku):
1. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditentukan:
a) Garis sempadan paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau
sama dengan 3 (tiga) meter;
b) Garis sempadan paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga)
meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; dan
c) garis sempadan paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua
puluh) meter.
2. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan, terdiri atas:
a) Garis sempadan untuk sungai besar dengan luas DAS lebih besar dari 500 (lima
ratus) kilometer persegi ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter dari tepi
kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai; dan
b) Garis sempadan untuk sungai besar dengan luas DAS kurang dari atau sama dengan
500 (lima ratus) kilometer persegi ditentukan paling sedikit berjarak 50 (lima puluh)
meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
3. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan paling
sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
4. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit
berjarak 5 (lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
5. Untuk sungai yang terpengaruh pasang air laut, penentuan garis sempadan dilakukan
dengan cara yang sama dengan penentuan garis sempadan sesuai huruf a angka 1
sampai 4 yang diukur dari tepi muka air pasang rata-rata.
c.
Kawasan Sempadan Kolong
Kawasan sekitar kolong adalah kawasan di sekeliling kolong yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian, dengan tujuan untuk melindungi kolong dari kegiatan
budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsinya. Kawasan sekitar kolong yang masuk
kawasan lindung adalah kawasan sejauh 50 m - 100 m dari bibir kolong. Rencana perlindungan
kawasan sekitar kolong tersebar di seluruh kecamatan.
d.
Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan
sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak
kualitas air dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. Kawasan sekitar
danau/situ/waduk, kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air, seperti halnya
kawasan resapan air, pemanfaatannya dapat berupa kawasan budidaya hutan, pertanian lahan
kering dan perkebunan/tanaman tahunan.
4.
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang bahwa proporsi 30 (tiga puluh)
persen luas lahan kota merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota,
baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem ekologis lain, yang
selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta
sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kawasan perkotaan. Menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan pengelolaan kawasan ruang terbuka hijau merupakan kewenangan
pemerintah daerah kabupaten secara keseluruhan, dimana letak ruang terbuka hijau Kabupaten
Belitung Timur terdapat di Kecamatan Manggar, Kelapa Kampit, dan Gantung.
5.
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
a.
Kawasan Pelestarian Alam
1. Kecamatan Dendang
 Gunung Mangkro dan Gunung Badau di Desa Nyuruk;
 Pulau-pulau kecil.
2. Kecamatan Gantung
 Pulau-pulau kecil.
3. Kecamatan Kelapa Kampit
 Gunung Lematang Panjang di Desa Air Kelik – Senyubuk;
 Pulau-pulau kecil.
4. Kecamatan Manggar
 Gunung Malang Lepau di Desa Burung Mandi;
 Pulau-pulau kecil.
b.
Kawasan Pantai Berhutan Bakau
Kawasan pantai berhutan bakau yang fungsinya sebagai kawasan konservasi pantai.
Kawasan Perlindungan Hutan Bakau, dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai
pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut, disamping
sebagai pelindung pantai, air pasang dan pengikisan air laut (abrasi) serta sebagai pelindung
usaha budidaya di belakangnya. Daerah kawasan pantai berhutan bakau tersebar diseluruh
kecamatan Kabupaten Belitung Timur kecuali Kecamatan Simpang Renggiang.
c.
Kawasan Cagar Budaya
Kawasan ini merupakan kawasan non hutan yang berfungsi sebagai melindungi
permukiman dan budaya tradisional dan melindungi permukiman dan budaya tradisional setempat.
Cagar budaya ini ditujukan untuk melestarikan kebudayaan Kabupaten Belitung Timur khususnya,
seperti: budaya tradisional:
1. Gosong Cina di Kecamatan Gantung
2. Gunung Samak dan Kecamatan Manggar
6.
Kawasan Rawan Bencana
a.
Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Kawasan Rawan Abrasi
Adapun arahan kawasan rawan gelombang pasang di Kabupaten Belitung Timur tersebar
di pantai selatan dan timur, meliputi:
1. Kecamatan Kelapa Kampit (Desa Cendil, Air Kelik, Mayang, dan Desa Pembaharuan);
2. Kecamatan Dendang (Desa Batu Itam, Dendang, Simpang Pesak, dan Desa Tanjung
Kelumpang);
3. Kecamatan Gantung (Desa Gantung, Jangkar Asam, Lilangan, dan Desa Selingsing);
dan
4. Kecamatan Manggar (Desa Buku Limau, Kurnia Jaya, Lalang, Lalang Jaya, Mempaya,
Mengkubang, Padang, Desa Sukamandi).
b.
Kawasan Rawan Banjir
Kawasan rawan bencana banjir merupakan salah satu masalah di Kabupaten Belitung
Timur. Dari titik lokasi genangan dan banjir diketahui bahwa terdapat di 6 (enam) titik
kawasan rawan banjir saat hujan turun meliputi: kawasan Desa Baru, Kurnia Jaya, Mekar
Jaya, Buding, Mayang dan Lenggang.
B.
Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
1.
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
a. Kecamatan Dendang
 HP Sungai Pala di Desa Nyuruk dan Jangkang;
 HP Gunung Duren di Desa Nyuruk, Jangkang, Dendang, Simpang Pesak, dan Birah; dan
 HP Senunsur Sembulu di Desa Batu Itam.
b. Kecamatan Gantung

HP Gunung Duren di Desa Lintang, Jangkar Asam, Limbungan, dan Lilangan; dan

HP Senunsur Sembulu di Desa Lilangan, Limbungan, Jangkar Asam, dan Batu Penyu.
c. Kecamatan Kelapa Kampit
2.

HP Buding Barat di Desa Cendil dan Buding; dan

HP Buding Timur di Desa Buding dan Pembaharuan.
Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
b. Kawasan rencana peruntukan pertanian tanaman pangan di kabupaten Belitung Timur
seluas kurang lebih 3.079 ha yang tersebar di Kecamatan Manggar dan Gantung.
c. Kawasan Pertanian Holtikultura
d. Kawasan rencana peruntukan pertanian lahan kering di kabupaten Belitung Timur
seluas kurang lebih 53.941 ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Belitung Timur.
e. Kawasan Perkebunan
f. Kawasan rencana peruntukan perkebunan di kabupaten Belitung Timur seluas kurang
lebih 38.451 ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.
g. Kawasan Peternakan
h. Kawasan rencana peruntukan peternakan di kabupaten Belitung Timur tersebar di
seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.
3.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan didukung oleh adanya pengembangan Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Manggar, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Gantung Kecamatan
Gantung, PPI Desa Dendang Kecamatan Dendang dan PPI Selendang di Desa Senyubuk
Kecamatan Kelapa Kampit. Adapun rencana pola pemanfaatan ruang untuk pengembangan
kawasan peruntukan perikanan meliputi:
a. Kawasan Peruntukan Perikanan Tangkap
Rencana kawasan peruntukan perikanan perikanan diarahkan untuk dikembangkan di seluruh
wilayah yang potensial di Kabupaten Belitung Timur berdasarkan jenisnya.
b. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan
Kawasan perikanan yang dialokasikan di Kabupaten Belitung Timur meliputi kawasan
perikanan budidaya air tawar, kawasan perikanan budidaya air payau dan kawasan perikanan
budidaya air laut baik di perairan umum maupun di laut. Adapun rencana pengembangan
kawasan budidaya perikanan air tawar tersebar di seluruh kecamatan dan kawasan perikanan
air payau dan perikanan air laut dikembangkan di perairan laut masing-maing kecamatan
kecuali Kecamatan Simpang Renggiang.
c. Rencana pengembangan peruntukan perikanan air laut dapat dilihat pada uraian
dibawah ini:
1. Kecamatan Dendang

Pelabuhan Dendang di Desa Dendang

Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi seperti: Tanjung
Batu Air, Tanjung Punai, dan Tanjung Batu Itam Desa Batu Itam, Tanjung
Kelumpang Desa Tanjung Kelumpang, dan di Desa Dukong.
2. Kecamatan Gantung

Kawasan Hatchery di sekitar muara Sungai Sembulu dan pesisir Teluk Sembulu di
Desa Lilangan.

Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi: Perkampungan
Suku Sawang (Teluk Sekacang) Desa Lilangan/Limbungan, Kawasan di sekitar
Dusun Gosong Cina Desa Jangkar Asam, dan Kawasan di sekitar Tanjung Modong
Desa Selingsing.
3. Kecamatan Kelapa Kampit

Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi seperti: Tanjung
Batu Pulas/Gunung Mengguru Desa Cendil, Selindang di Desa Buding, dan Tanjung
Sengaran/Pantai Pring Desa Mayang.
4. Kecamatan Manggar

Kawasan perikanan laut tradisional di beberapa lokasi di lepas pantai Kecamatan
Manggar.
d. Kawasan Peruntukan Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Rencana kawasan peruntukan pengelolaan dan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten
Belitung Timur berada di Kecamatan Manggar, Gantung, Dendang, dan Kelapa Kampit.
4.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan merupakan kawasan yang fungsinya diperuntukan
bagi kegiatan penambangan di permukaan dan di dalam bumi. Kegiatan penambangan terdiri dari
penambangan base metal dan galian C. Potensi kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten
Belitung Timur hampir tersebar di sebagian besar wilayah di Kabupaten Belitung Timur. Kawasan
pertambangan diarahkan (sesuai dengan Kuasa Pertambangan/KP dan Surat Izin Penambangan
Daerah/SIPD) pada seluruh kecamatan. Luas rencana kawasan pertambangan di Kabupaten
Belitung Timur mencapai seluas kurang lebih 38.192 hektar, yang didalamnya terdiri dari 45.445
hektar kawasan pertambangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di darat, 30.075 hektar kawasan
pertambangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di laut dan 7.439 hektar Wilayah Pertambangan
Rakyat (WPR).
5.
Kawasan Peruntukan Permukiman
a.
Kawasan Permukiman Perkotaan
Adapun arahan kawasan permukiman perkotaan diarahkan pada wilayah-wilayah yang
secara eksisitng sudah menjadi permukiman (permukiman swadaya) secara linear mengikuti
perkembangan jaringan jalan dan tidak mengarah pada wilayah sempadan pantai dan tidak
mengekspansi hutan lindung. Rencana pembangunan permukiman perkotaan di Kabupaten
Belitung Timur, diarahkan pada Kecamatan Manggar (Desa Baru, Desa Lalang, Desa Lalang Jaya,
Desa Kurnia Jaya, Desa Padang, dan Desa Mekar Jaya), Kecamatan Kelapa Kampit (Desa
Pembaharuan, Desa Mentawak, Desa Senyubuk, dan Desa Mayang), dan Kecamatan Gantung
(Desa Gantung dan Desa Lenggang).
b.
Kawasan Permukiman Pedesaan
Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Belitung Timur diarahkan
pada kawasan-kawasan yang sudah ada atau sudah terbangun dan pada kawasan baru yang
tumbuh secara linier dengan tetap memperhatikan keseimbangan kawasan peruntukan lainnya
seperti sawah dan kawasan lindung.
Rencana kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Belitung Timur meliputi Desa
Buku Limau, Desa Kelubi, Desa Bentaian Jaya, Desa Buding, Desa Cendil, Desa Jangkar Asam,
Desa Limbongan, Desa Batu Penyu, Desa Selinsing, Desa Lilangan, Desa Jangkang, Desa
Dendang, Desa Balok, Desa Nyuruk, Desa Mengkubang, Desa Air Kelik, Desa Sukamandi, Desa
Burung Mandi, Desa Mempaya, Desa Renggiang, Desa Simpang Tiga, Desa Lintang, Desa Air
Madu, Desa Simpang Pesak, Desa Dukong, Desa Tanjung Kelumpang, dan Desa Tanjung Batu
Itam. Perluasan areal permukiman tetap diperbolehkan dengan tetap memperhatikan kelestarian
kawasan pertanian yang merupakan peruntukan dominan di perdesaan.
6.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
a.
Kawasan Pariwisata Alam
Kawasan Pariwisata Alam di Kabupaten Belitung Timur adalah: Pantai Genting, Gosong
Cine, Pantai Burung Mandi, Pantai Nyiur Melambai, Pantai Bukit Batu, Pantai Serdang, Pantai
Lalang, Pantai Sengaran, Pantai Tanjung Keluang, Kepulauan Memperak, Pantai Pangkalan
Limau, Pantai Pulau Punai, Pantai Pulau Pandan, Pantai Batu Belida, Pantai Batu Buyung, Pantai
Batu Lalang, Kepulauan Ayermasin, Pelabuhan Laut Dendang, Tanjung Punai, dan Batu Lalang
serta Kawasan Wisata Hutan di Kawasan Gunung Bulong di Desa Kelubi.
b.
Kawasan Pariwisata Budaya
Rencana peruntukan kawasan pariwisata budaya di Kabupaten Belitung Timur adalah:
kawasan wisata Sastra Laskar Pelangi di Kecamatan Gantung, kawasan pariwisata Situs
Bersejarah di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung, kawasan wisata bangunan bersejarah
peninggalan Belanda di Desa Lenggang Kecamatan Gantung, dan kawasan pariwisata Ziarah Kuil
Kwan Im di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung serta wisata ziarah Makam Keramat KA. Loeso
di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung.
c.
Kawasan Pariwisata Buatan
Rencana kawasan peruntukan pariwisata buatan di Kabupaten Belitung Timur yaitu
pengembangan obyek wisata di kawasan sirkuit Pulau Dapor di Desa Selinsing Kecamatan
Gantung.
d.
Kawasan Peruntukan Industri
Arahan lokasi pengembangan industri di Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut:
a. Kecamatan Kelapa Kampit

Kawasan Industri Terpadu (KIAK) di Desa Air Kelik

Kawasan Oil Refinery di Desa Mayang

Pelabuhan Teluk Asam di Desa Air Kelik
b. Kecamatan Damar
7.

Kawasan Industri Terpadu (KIAK) di Desa Mempaya

Pelabuhan Teluk Asam di Desa Mempaya
Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya yang dimaksud adalah kawasan pertahanan dan keamanan
negara yaitu kawasan latihan militer. Kawasan latihan militer berada di Kawasan AWR (Air
Weapon Range) TNI AU yang berada di Desa Buding Kecamatan Kelapa Kampit. Adapun rencana
kawasan latihan militer di Kabupaten Belitung Timur seluas 309 hektar.
2.6.3
Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032
Kawasan strategis dalam hal ini dimaksudkan sebagai kawasan yang mendapatkan peran
dan fungsi khusus untuk mendukung pembangunan Kabupaten Belitung Timur. Beberapa kawasan
strategis berdasarkan visi dan misi Kabupaten Belitung Timur yaitu seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. 15
Kriteria dan Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur
No.
1.
2.
Klasifikasi
Kawasan Strategis
Kawasan Strategis
berdasarkan
kepentingan
pertumbuhan
ekonomi.
Kawasan Strategis
berdasarkan
kepentingan sosial
budaya.
Penetapan Kawasan Strategis
Pelabuhan:
1. Pelabuhan
Asam
Terpadu
Teluk
2. Pelabuhan ASDP ManggarKepang
3. Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP)
Kawasan Pariwisata:
- Kawasan Wisata Terpadu
sepanjang
pantai
Nyiur
Melambai - Burung Mandi
- Kawasan
pengembangan
hatchery perikanan laut dan
wisata bahari
Kawasan Industri:
- Kawasan Industri Air Kelik
(KIAK
- Kawasan Pengembangan Oil
Refinery
Kawasan Kota Terpadu Mandiri
Kawasan Pengembangan Energi
PLTU
Kawasan Permukiman Pantai
Kawasan Pelestarian Budaya
Gunung Samak dan Gosong Cina
Kawasan Desa Wisata Laskar
Pelangi
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032
Sebaran Lokasi
1. Desa Air Kelik Kecamatan
Kelapa Kampit/Damar
2. Desa
Baru
Kecamatan
Manggar
3. Desa
Baru
Kecamatan
Manggar
- Sepanjang Pantai Kecamatan
Damar dan Manggar
- Teluk Sembulu Desa Lilangan
Kecamatan Gantung
- Desa
Air Kelik Kecamatan
Kelapa Kampit
- Desa
Mayang Kecamatan
Kelapa Kampit
Desa Gantung dan Selinsing
Kecamatan Gantung
Desa Mempaya Kecamatan
Damar
Desa Tanjung Kelumpang dan
Dukong Pesisir Pantai
Kecamatan Simpang Pesak
Desa Lalang Kecamatan
Manggar dan Desa Jangkar
Asam Kecamatan Gantung
Desa Lenggang Kecamatan
Gantung
Gambar 2.10 Peta Penggunaan Lahan Di Kabupaten Belitung Timur
Gambar 2.10 Peta Struktur Ruang Kabupaten Belitung Timur
Gambar 2.11 Peta Pola Ruang Kabupaten Belitung Timur
Gambar 2.11 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur
Download