EVALUASI KERASIONALAN PENGOBATAN PENYAKIT ASMA PADA PASIEN USIA 15 – 44 TAHUN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG PERIODE 2014 – 2015 ARTIKEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Farmasi Oleh : DINA ANDRIANI 050112a0018 PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN FEBRUARI, 2017 HALAMAN PERSETUJUAN Artikel dengan judul “EVALUASI KERASIONALAN PENGOBATAN PENYAKIT ASMA PADA PASIEN USIA 15 – 44 TAHUN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG PERIODE 2014 – 2015” Yang disusun oleh : Nama : DINA ANDRIANI Nim : 050112a018 Program Studi : FARMASI Telah disetujui oleh pembimbing skripsi Program Studi Farmasi Ungaran, Februari 2017 Pembimbing Utama Dian Oktianti S.Far., M.Sc., Apt NIDN. 0625108102 EVALUASI KERASIONALAN PENGOBATAN PENYAKIT ASMA PADA PASIEN USIA 15 – 44 TAHUN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG PERIODE 2014 – 2015 Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti, Dina Andriani Program Studi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Email: [email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Prevalensi asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju. Data dari berbagai negara menunjukkan bahwa prevalensi penyakit asma berkisar antara 1-18%. Penelitian penggunaan obat diperlukan untuk menggambarkan pola penggunaan obat, sinyal awal penggunaan obat rasional, intervensi untuk meningkatkan penggunaan obat, siklus pengawasan kualitas, dan peningkatan mutu berkelanjutan. Tujuan : Mengevaluasi kesesuaian pemilihan obat asma yang diberikan kepada penderita asma di RSUD Tugurejo tahun 2014 - 2015 berdasarkan parameter tepat obat, tepat pasien, dan tepat dosis. Metode : Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental menggunakan pendekatan retrospektif, dengan jumlah sampel sebanyak 53 yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Analisa data dilakukan secara deskriptif. Hasil : Kerasionalan penggunaan obat berdasarkan parameter tepat obat sebanyak (100%), tepat dosis sebanyak (88,68%), dan tepat pasien sebanyak 100%). Penggunaan obat yang rasional sebanyak (88,68%). Kesimpulan : Kerasionalan pengobatan pada pasien asma di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang berdasarkan parameter tepat obat, tepat dosis, dan tepat pasien sebesar (88,68%). Kata Kunci : Evaluasi, Pengobatan, Asma, Dewasa, Rawat inap RATIONALITY EVALUATION TO TREAT IN ASTHMA PATIENTS AGED 15-44 YEARS OLD IN THE INPATIENT INSTALLATION OF TUGUREJO HOSPITAL REGIONAL GENERAL HOSPITAL SEMARANG IN PERIOD 2014-2015 Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti, Dina Andriani Program Studi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Email: [email protected] ABSTRACT Background: The prevalence of asthma in the world is very varied and epidemiological studies have shown that the incidence of asthma is increasing, especially in developed countries. Data from many countries show that the prevalence of asthma ranged from 118%. Research about the use of drugs is needed to describe the pattern of drug use initial, signal about the rational dose of drug, interventions to improve medication use, the cycle of quality control, and continuous quality improvement. Objective: To evaluate the suitability of the election of asthma medication given to asthmatic patient in Tugurejo hospital in years 2014 - 2015 by correct parameters medication, correct patient and correct dosage. Method: The study was included in the non-experimental study using a retrospective approach, with total samples of 53 taken by purposive sampling technique. The data were analyzed descriptively Results: The rationality for the use of drugs based on parameters of correct medications was (100%), correct doses was (88,68%), and the correct patient was 100%), rational use of medicines was (88,68%). Conclusion: The rationality for the treatment of asthma patients in the Inpatient room of Tugurejo Hospital Semarang based on parameters of correct medication, correct dose, correct patient was (88,68%). Keywords: Evaluation, Treatment, Asthma, Adult, Inpatient PENDAHULUAN Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan (Depkes RI, 2009). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan, baik di rumah sakit maupun di rumah. Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanak, sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur 40 tahun. Namun demikian, asma dapat terjadi pada segala usia (Ikawati, 2006). Prevalensi asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju. Data dari berbagai negara menunjukkan bahwa prevalensi penyakit asma berkisar antara 1-18% (GINA, 2015). Peningkatan prevalensi asma terutama meningkat pada kelompok anak dan cenderung menurun pada kelompok dewasa (Ratnawati, 2011). Penelitian penggunaan obat diperlukan untuk menggambarkan pola penggunaan obat, sinyal awal penggunaan obat rasional, intervensi untuk meningkatkan penggunaan obat, siklus pengawasan kualitas, dan peningkatan mutu berkelanjutan. Pola penggunaan obat dapat menggambarkan sejauh mana penggunaan obat pada saat tertentu dan di daerah tertentu (misalnya negara, wilayah, masyarakat, rumah sakit), penggambaran tersebut menjadi penting ketika mereka adalah bagian dari sistem evaluasi berkelanjutan (WHO, 2003). RSUD Tugurejo merupakan Rumah Sakit di daerah Semarang. Menurut data rekam medis yang didapat dari RSUD Tugurejo pada tahun 2014 - 2015 terdapat 118 kasus asma. Asma juga merupakan sepuluh besar penyakit yang menyebabkan kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi pengobatan penyakit asma di RSUD Tugurejo untuk mengetahui kerasionalan pengobatan asma. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Melakukan evaluasi pengobatan penyakit asma pada pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang tahun 2014 - 2015 2. Tujuan Khusus Mengevaluasi kesesuaian pemilihan obat asma yang diberikan kepada penderita asma di RSUD Tugurejo tahun 2014 - 2015 berdasarkan parameter tepat obat, tepat pasien, dan tepat dosis METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian non-eksperimental dengan pendekatan retrospektif. Penelitian non-eksperimental merupakan suatu penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti (Mukayat, 2009). Pendekatan penelitian retrospektif adalah penelitian berupa pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi bertujuan untuk mencari faktor yang berhubungan dengan penyebab. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001) Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien asma yang dirawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode 2014 - 2015. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2001). Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 53, sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusinya Untuk menentukan sampel yang memenuhi syarat penelitian maka perlu ditentukan kriteria inklusi dan eksklusinya, yaitu sebagai berikut: a. Kriteria Inklusi : Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Yang termasuk dari kriteria inklusi dari penelitian ini adalah : 1. Pasien rawat inap dengan diagnosa asma yang tertera pada rekam medis RSUD Tugurejo Semarang 2. Pasien asma umur 15-44 tahun 3. Pada catatan rekam medis lengkap pasien menggunakan obat asma sebagai pengobatan, usia, berat badan, jenis kelamin, nomor rekam medis, dosis obat dan lama pemberian. 4. Pasien yang didiagnosa asma tanpa penyakit penyerta b. Kriteria Ekslusi Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,2010).Yang termasuk kriteria eksklusi adalah : Pasien yang meninggal dalam masa pengobatan PENGOLAHAN DATA Peneliti melakukan pemeriksaan dan meneliti kembali data yang telah terkumpul. Langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah terkumpul tersebut sudah memenuhi kriteria inklusi penelitian sehingga dapat segera dipersiapkan untuk tahap analisis berikutnya. ANALISIS DATA Data yang telah diperoleh dianalisa dengan menghitung persentase dari jumlah ketepatan obat, dosis dan pasien jumlah kasus tepat obat 1. % tepat obat = X 100% jumlah keseluruhan kasus jumlah kasus tepat dosis 2. % tepat dosis = X 100% Jumlah keseluruhan kasus jumlah kasus tepat pasien 3. % tepat pasien = X 100% jumlah keseluruhan kasus HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Keterangan Frekuensi Persentase (%) Laki – laki 15 28,30 Perempuan 38 71,70 Total 53 100 15 – 25 16 30,19 Umur 26 – 44 37 69,81 Total 53 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui distribusi frekuensi pasien asma terbanyak di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode 2014 – 2015 berdasarkan jenis kelamin adalah pada pasien perempuan yaitu sebanyak 71,70 % dan frekuensi pasien asma terbanyak berdasarkan usia adalah pada pasien usia 26 – 44 tahun yaitu sebanyak 69,81 %. Penyebab prevalensi asma yang tinggi pada perempuan masih belum dapat diketahui karena berhubungan dengan multifactorial. Perempuan dikatakan lebih rentan terhadap pejanan yang dapat memicu reaksi hipersensitifitas, dan merespon reaksi dengan lebih buruk dibandingkan pada laki-laki (Darmila, 2012). Pada dasarnya asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia, sekitar setengah kasus terjadi pada anakanak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002). Jenis Kelamin Tabel 2 Penggunaan Obat Berdasarkan Jenis Obat Obat Frekuensi Persentase (%) 23 43,40 Salbutamol 7 13,21 Metil Prednisolon 2 3,77 Dexamethason 12 22,64 Salbutamol + Metil Prednisolon 6 11,32 Salbutamol + Dexamethason 3 5,66 Metil Prednisolon + Dexamethason 53 100 Total Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui frekuensi obat asma terbanyak yang digunakan adalah salbutamol yaitu sebanyak 43,40 %. SABA merupakan obat yang paling efektif mengatasi bronkospasme saat eksaserbasi asma akut dan juga dapat mencegah exercice-induced asthma. Golongan SABA dapat diberikan secara inhalasi, oral, atau parenteral. Namun pemberian yang lebih direkomendasikan adalah dengan inhalasi karena mempertimbangkan kerja obat yang cepat juga efek samping yang minimal (GINA, 2012). Tabel 3 Penggunaan Obat Berdasarkan Kombinasi Obat Kombinasi Obat Frekuensi Persentase 21 39,62 Ada 32 60,38 Tidak ada 53 100 Total Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dalam pengobatan asma di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang terdapat penggunaan kombinasi obat sebanyak 39,62 %. Terapi kombinasi adalah suatu metode terapi yang banyak digunakan dalam penanganan penyakit asma. Terapi kombinasi ini digunakan pada pasien asma yang sedang sampai yang berat, dimana pengobatan dengan obat tunggal kurang berhasil. Mengingat patogenesis multikomponen dari asma, tidaklah mengherankan jika terapi kombinasi akan lebih efektif dari pada pengobatan tunggal. Terdapat bukti empiris luas bahwa pengobatan yang ditujukan terhadap inflamasi dan disfungsi otot polos (kombinasi) lebih baik dibandingkan dengan terapi tunggal (Calhoun, 2002). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ketepatan Penggunaan Obat Berdasarkan Tepat Obat Obat Frekuensi Persentase (%) 53 100 Tepat Tidak Tepat 53 100 Total Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa ketepatan penggunaan obat berdasarkan jenis obat sudah tepat 100 %. Karena pemilihan obat golongan bronkodilator yaitu salbutamol dan golongan kortikosteroid yaitu metilprednisolon dan dexamethason sudah tepat indikasinya dan tidak menimbulkan efek samping pada pasien. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tepat Dosis Ketepatan Penggunaan Obat Obat Frekuensi Persentasi (%) 47 88,68 Tepat 6 11,32 Tidak Tepat 53 100 Total Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa ketepatan penggunaan obat berdasarkan dosis obat mayoritas sudah tepat yaitu sebesar 88,68 %. Ketidaktepatan dosis pemberian obat terjadi pada obat golongan β-agonis yaitu salbutamol sebanyak 6 pasien dengan persentase sebesar 11,32 %. Berdasarkan acuan yang digunakan yaitu Pharmaceutical Care untuk Asma tahun 2007, dosis pemberian salbutamol yang tepat untuk pasien dewasa adalah 2 mg setiap 3 atau 4 kali sehari (dosis jangan melebihi 32 mg sehari). Dosis yang kurang diterima oleh pasien 239161, 449777, 165213, 461225, 162884 dan 395774. Keenam pasien tersebut seharusnya menerima pemberian dosis 6 – 32 mg sehari tetapi pasien menerima dosis kurang dari 6 mg sehari. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Ketepatan Penggunaan Obat Berdasarkan Tepat Pasien Obat Frekuensi Persentasi (%) 53 100 Tepat Tidak Tepat 53 100 Total Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa ketepatan penggunaan obat berdasarkan tepat pasien sudah tepat 100 %. Hal ini dikarenakan tidak adanya kontraindikasi pada pasien selama pengobatan. Tidak adanya penyakit penyerta yang diderita oleh 53 pasien asma yang diteliti membuat obat asma yang diberikan bekerja dengan baik tanpa kontraindikasi sama sekali. Tabel 7 Distribusi Kerasionalan Penggunaan Obat Obat Frekuensi Persentasi (%) Rasional 47 88,68 Tidak Rasional 6 11,32 Total 53 100 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penggunaan obat pada pasien asma di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang periode 2014 – 2015 yang rasional sebanyak 88,68 %. Penentuan evaluasi kerasionalan penggunaan obat asma dilakukan berdasarkan kriteria tepat obat, tepat dosis, dan tepat pasien dan didapatkan 50 pasien yang memenuhi kriteria tersebut. Itu artinya hampir semua pasien yang diteliti sudah mendapatkan pengobatan dengan baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Evaluasi Pengobatan Penyakit Asma Pada Pasien Dewasa Usia 15 – 44 Tahun Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Periode 2014 – 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Data karakteristik pasien yang banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 38 (71,70%), untuk kelompok usia yang banyak adalah 26 – 44 tahun yaitu sebanyak 37 (69,81 %). 2. Data gambaran penggunaan obat yang banyak digunakan adalah salbutamol yaitu sebanyak 41 (58,57 %), gambaran dosis obat yang diberikan dengan dosis kurang (underdose) terjadi pada obat salbutamol yaitu sebanyak 2 (3,77%) dan pada kombinasi obat salbutamol + metilprednisolon sebanyak 1 (1,89%), dan penggunaan kombinasi obat sebanyak 21 (39,62 %). 3. Evaluasi ketepatan penggunaan obat pada pasien dewasa yang mengalami asma adalah tepat obat sebanyak 53 (100 %), tepat dosis sebanyak 50 (94,34%), tepat pasien sebanyak 53 (100 %), dan kerasionalan penggunaan obat sebanyak 50 (94,34%). Saran Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yaitu: 1. Bagi pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan Perlunya perhatian lebih terhadap pemberian dosis obat pada pasien asma. Sehingga dapat meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pemberian dosis pada periode selanjutnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya a. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai Evaluasi Pengobatan Penyakit Asma Pada Pasien Dewasa Usia 15 – 44 Tahun pada tahun berbeda sebagai bahan perbandingan dan perbaikan tingkat rasionalitas dalam pemberian obat. b. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan obat asma untuk semua umur pasien rawat inap. DAFTAR PUSTAKA 1. Calhoun W. Astha, 2002. Recent Advances in the Use of Combination Products. Primary Care. Special Edition. Volume 6 2. Darmila, A. R, 2012. Hubungan Karakteristik Pasien Asma Bronkial dengan Gejala Penyakit Refluks Gastroesofagus (PRGE) di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Naskah Publikasi. Universitas Tanjungpura. Pontianak 3. GINA. (Global Initiative for Asthma), 2012. At-A-Glance Asthma Management Reference 4. Mukayat D. Brotowidjojo. 2009. Metodologi Penelitian dan Penilisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Liberty 5. Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. 6. Smeltzer, Suzane C. 2002. Buku Ajar Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Vol.1 Ed.8.Jakarta: EGC 7. Sugiyono, 2001.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.