Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013 ANALISIS HUBUNGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIASMA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU RESPIRA UPKPM YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013 1* 2 Ika Alfinnisa Majida , Tri Murti Andayani , Okti Ratna Mafruhah 1,3 3 Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia 2 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta *email: [email protected] ABSTRAK ABSTRACT Prevalensi asma yang terus meningkat menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan. Kepatuhan pasien asma dalam penggunaan obat dan terwujudnya kualitas hidup pasien yang baik menjadi tujuan utama dalam penatalaksanaan asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan penggunaan antiasma dengan kualitas hidup pasien asma. Populasi target dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan yang menggunakan terapi anti asma pada tahun 2012. Sampel penelitian ini adalah pasien asma dewasa dengan kategori asma menetap. Sebanyak 72 pasien diambil secara purposive dari populasi target. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non-eksperimental dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara concurrent dan retrospektif. Tingkat kepatuhan pasien diukur menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) dan kualitas hidup pasien diukur menggunakan AQLQ (Asthma Quality of Life Questionnaire). Hasil penelitian menunjukkan 52,78% pasien memiliki kepatuhan rendah dan sebesar 47,22% pasien memiliki kepatuhan sedang. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan adalah pola kunjungan pasien. Jumlah pasien asma dengan kualitas hidup kurang baik sebesar 30,56% dan pasien dengan kualitas hidup sedang sebesar 69,44%. Penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kepatuhan penggunaan antiasma dengan kualitas hidup pasien asma (p = 0,842). The prevalence of asthma is increasing concern for health workers. Compliance of patients with asthma in the use of drugs and the quality of life of patients become a major goal in the management of asthma. This study aims to determine the relationship between the use antiasma compliance with the quality of life of patients with asthma. The target population in this study were all outpatients who use anti-asthma therapy in 2012 sample were adult asthma patients with persistent asthma category. A total of 72 patients were taken by purposive of the target population. This study used a nonexperimental study with cross-sectional design. Data were collected concurrently and retrospectively. The level of patient compliance was measured using a questionnaire MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) and patient quality of life was measured using the AQLQ (Asthma Quality of Life Questionnaire). The results showed 52.78% of patients have low adherence and amounted to 47.22% of patients had moderate adherence. The number of asthma patients with poor quality of life by 30.56% and the quality of life of patients is at 69.44%. The study concludes that there is no relationship between the use antiasma compliance with the quality of life of patients with asthma (p = 0.842). Keywords: adherence, asthma patients, quality of life, AQLQ Kata kunci : kepatuhan, pasien asma, kualitas hidup, AQLQ 51 52 | Ika Alfinnisa Majida penggunaan obat telah sesuai (Anonim, PENDAHULUAN 2007). Asma merupakan penyakit kronis Peneliti merasa penting saluran pernapasan yang ditandai oleh melakukan penelitian tentang hubungan inflamasi, peningkatan reaktivitas terhadap kepatuhan berbagai stimulus, dan sumbatan saluran kualitas hidup pasien asma, mengingat napas yang bisa kembali spontan atau pengobatan asma pada kategori merupakan dengan pengobatan yang sesuai. Asma long term medication, sehingga kepatuhan merupakan penyakit yang masih menjadi pasien dalam menggunakan obat sangat masalah kesehatan masyarakat yang serius diharapkan (Anonim, 2007). penggunaan obat dengan di berbagai negara seluruh dunia dengan Pada tahun 2012 jumlah pasien kekerapan yang bervariasi di setiap negara penyakit asma di Rumah Sakit Khusus Paru dan negara Respira UPKPM Yogyakarta cukup banyak berkembang (Anonim, 2002). Prevalensi dan merupakan peringkat kedua setelah asma adalah 1%-8% dari seluruh populasi bronkhitis, serta di rumah sakit ini belum di cenderung berbagai meningkat di a negara (Anonim , 2009). pernah dilakukan penelitian Sepuluh persen (10%) penduduk Indonesia hubungan diperkirakan dengan kualitas hidup pasien asma. mengidap asma dalam berbagai bentuk (Gershwin, 2005). kepatuhan tentang penggunaan obat Tujuan penelitian ini adalah untuk Asma memiliki dampak buruk mengetahui hubungan antara kepatuhan yaitu penurunan kualitas hidup, penurunan penggunaan produktivitas, penyebab ketidakhadiran di hidup pasien asma di Rumah Sakit Khusus sekolah, Paru Respira UPKPM Yogyakarta. Hasil peningkatan biaya kesehatan, antiasma dengan risiko perawatan di rumah sakit bahkan penelitian diharapkan kematian. Asma juga dapat menyebabkan referensi untuk gangguan dan penggunaan antiasma pada pasien asma gangguan emosi (cemas, depresi) (Anonim, untuk mewujudkan kualitas hidup pasien 2002), yang lebih baik. aktivitas sehari-hari sehingga tujuan penatalaksanaan asma meningkatkan dan utama dapat kualitas menjadi melakukan evaluasi adalah mempertahankan METODE PENELITIAN kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan penelitian melakukan aktivitas sehari–hari. Seiring dengan Penelitian dalam perlunya ini merupakan non-eksperimental dengan rancangan cross sectional (potong lintang) mengetahui hubungan antara terapi yang analitik. baik dan efektivitas terapetik, baik peneliti concurrent, maupun harus dilaksanakan selama bulan Februari hingga memahami faktor–faktor yang berhubungan April 2013, dan tempat penelitian yaitu di dengan kepatuhan pasien (Anonim, 2007). Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Meskipun Yogyakarta. tenaga kesehatan pengobatan efektif telah dan pasien dalam data retrospektif. Pengukuran dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena asma, efektivitas hanya tercapai jika Pengambilan secara Penelitian tingkat kepatuhan penggunaan antiasma menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013 53 | Ika Alfinnisa Majida Medication Adherence pengukuran kualitas dan merokok dan alamat pasien) dan data hasil pasien wawancara dan pengisian kuesioner MMAS menggunakan AQLQ (Asthma Quality of Life (Morisky Medication Adherence Scale) dan Questionnaire). Asthma Populasi Scale) hidup of Questionnaire (AQLQ). Data sekunder adalah data yang adalah semua pasien asma rawat jalan yang diperoleh berdasarkan data rekam medik menggunakan terapi antiasma di Rumah pasien yaitu data penyakit asma pasien dan Sakit UPKPM terapi obat yang diterima dan digunakan Populasi pasien. Proses pengambilan data dilakukan semua peneliti dengan cara mewawancarai dan pasien asma rawat jalan yang menggunakan memberikan kuesioner AQLQ kepada pasien terapi antiasma di Rumah Sakit Khusus Paru asma yang bersedia menjadi responden Respira UPKPM Yogyakarta selama bulan dengan menandatangani informed consent. Februari - April 2013. Peneliti juga mengambil data melalui kartu 1. Kriteria inklusi rekam medik pasien untuk pengumpulan a. Pasien asma menetap rawat jalan data sekunder. Paru penelitian Life ini Khusus target Quality Respira Yogyakarta pada tahun 2012. terjangkau penelitian telah ini adalah menjalani pengobatan minimal 3 bulan analisis b. Usia pasien antara 18 sampai 65 tahun data deskriptif menggunakan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien, pengobatan pasien, skor kepatuhan dan skor kualitas c. Pasien bersedia menjadi responden 2. Analisis hidup pasien asma. Selain itu, untuk mengetahui hubungan antara faktor usia, Kriteria eksklusi jenis kelamin, tingkat pendidikan, durasi Pasien memiliki penyakit pernafasan asma, jumlah item obat, bentuk sediaan yang terapi yang diterima dan pola kunjungan lain (TBC, Bronchitis) dan berobat menggunakan analisis chi-square. penyakit kronik lainnya. Metode pengambilan sampel HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan Purposive Sampling. Data primer adalah data yang diperoleh langsung Gambaran karakteristik pasien asma Gambaran dari jawaban pasien yaitu data demografi pasien (usia, pendidikan, jenis status kelamin, pernikahan, karakteristik pasien tingkat asma dalam penelitian ini tercantum dalam status Tabel 1. 54 | Ika Alfinnisa Majida Tabel 1. Gambaran karakteristik pasien asma rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta Variabel Kategori ≤45 tahun >45 tahun Perempuan Laki-laki ≤ SMA >SMA <5 tahun ≥5 tahun >3 item > 3 item Oral Inhalasi + Oral Rutin Jika Ada Keluhan Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Durasi Asma Jumlah Item Obat yang Diterima Bentuk sediaan Terapi Pola Kunjungan Berobat Gambaran pengobatan pasien asma Jumlah (orang) 40 32 25 47 58 14 26 46 45 45 54 18 34 38 Persentase (%) (n = 72) 55,6 44,4 34,72 65,28 80,56 19,44 36,11 63,89 62,5 62,5 75 25 47,22 52,78 Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta Golongan dan jenis obat antiasma tercantum dalam Tabel 2. pasien asma rawat jalan di Rumah Sakit Tabel 2. Golongan dan jenis obat antiasma pasien asma rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta Golongan Obat Obat Pelega/ Reliever Asma (Bronkodi-lator) Obat Pengontrol Asma (Antiinfla- masi) Prinsip tercantum dalam Macam Obat Jumlah pasien (orang) Persentase (%) (n=72) 10 39 13,89 54,16 8 48 11,11 66,67 63 11 87,5 15,28 1 1,39 10 11,11 Agonis β-2 kerja cepat Salbuta-mol sulfat (inhalasi) Salbuta- mol (oral) Metilsantin Teofilin (oral) Aminofilin (oral) Kortikoste-roid sistemik Metil Predniso-lon Deksame-tason Agonis β-2 kerja lama Prokaterol (inhalasi) Kombinasi steroid dan agonis β-2 kerja lama Flutica- son+Sal- meterol (inhalasi) penatalaksanaan Keputusan asma Gambaran kepatuhan pasien asma Menteri Menurut Horne (2005), istilah yang Kesehatan Republik Indonesia (KeMenKes tepat untuk kepatuhan dalam mengkonsumsi RI) tahun 2008 yaitu diklasifikasikan menjadi obat adalah adherence yaitu suatu perilaku penatalaksanaan asma akut/saat serangan pasien untuk mentaati saran-saran atau dan penatalaksanaan asma jangka panjang prosedur dari dokter tentang penggunaan b (Anonim , 2009). Terapi untuk mengatasi obat, yang sebelumnya didahului oleh proses serangan akut pasien yaitu dengan diberikan konsultasi antara pasien (dan atau keluarga obat pelega dan untuk mengontrol asma pasien sebagai orang kunci dalam kehidupan serta mencegah terjadinya serangan pasien pasien) dengan dokter sebagai penyedia diberikan obat pengontrol. jasa medis (Horne, 2005). Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013 55 | Ika Alfinnisa Majida Tabel 3. Gambaran tingkat kepatuhan pasien asma rawat jalan di RSKP Respira UPKPM Yogyakarta Variabel Kategori Jumlah Kepatuhan Rendah Sedang Tinggi 38 34 0 72 Total Hasil penelitian lain asma dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan menunjukkan bahwa ketidakpatuhan pasien pasien perempuan memiliki risiko emosi asma lebih dalam yang Persentase (%) (n = 72) 52,78 47,22 0 100 menjalani pengobatan besar daripada Sehingga faktor yang lebih banyak mempengaruhi mempengaruhi kualitas hidup pasien. ketidakpatuhan 3. pemahaman yang pengobatan, pasien asma buruk kurang adalah kelamin laki-laki. dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- pasien jenis pasien pasien lebih Korelasi tingkat pendidikan dengan kepatuhan terapi tentang memahami Data hasil penelitian menunjukkan dalam teknik menggunakan inhaler dan tingkat pendidikan tidak berhubungan secara pasien lupa menggunakan obat (Hinchageri signifikan dengan kepatuhan terapi pasien et al, 2012). asma dengan nilai signifikansi p 0,715. Tingkat pendidikan seorang pasien Faktor-faktor yang berhubungan dengan berhubungan dengan pengetahuan pasien. kepatuhan Semakin tinggi tingkat pendidikan maka pola 1. Korelasi umur dengan kepatuhan berfikir terapi satunya Dalam penelitian ini hubungan seseorang semakin terhadap mengkonsumsi obat salah kepatuhan dalam sebagai bentuk antara umur dengan kepatuhan terapi pasien kesadaraan memiliki nilai signifikansi p>0,05, yaitu 0,065, Namun, tingkat pendidikan yang tinggi belum sehingga dapat dikatakan umur pasien tidak tentu memiliki pemahaman tentang penyakit berhubungan asma dan pengobatannya juga tinggi. secara signifikan dengan kelamin dengan 4. kapatuhan pasien. 2. Korelasi jenis untuk baik Korelasi mengontrol durasi asmanya. asma dengan kepatuhan terapi kepatuhan terapi Data penelitian menunjukkan nilai Data hasil penelitian menunjukkan signifikansi sebesar 0,263 (p>0,05) sehingga jenis kelamin tidak berhubungan secara dapat signifikan dengan kepatuhan terapi pasien hubungan yang signifikan antara durasi asma dengan nilai signifikansi p 0,690. asma dengan kepatuhan terapi pasien asma. Artinya jenis kelamin pasien asma dalam Hasil tersebut sesuai dengan penelitian penelitian ini tidak mempengaruhi secara 5. signifikan terhadap kepatuhan penggunaan obat. Jenis kelamin pasien lebih dikatakan bahwa tidak terdapat Korelasi jumlah item obat yang diterima dengan kepatuhan terapi Hasil analisis chi-square menggambarkan keadaan fisik dan emosi menunjukkan bahwa jumlah item obat yang pasien. diterima pasien tidak berhubungan signifikan Menurut menyebutkan Juniper kondisi et al (2004), emosional pasien 56 | Ika Alfinnisa Majida dengan kepatuhan terapi pasien asma karena nilai signifikansi p >0,05, yaitu 0,067. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pasien bahwa sebagian besar pasien tidak dikatakan pola kunjungan berobat memiliki hubungan positif, yang signifikan dengan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. merasa Pola kunjungan berobat keberatan dengan jumlah item obat yang merupakan diterima yaitu sebesar 45 pasien (62,5%). fasilitas kesehatan yang disediakan. Jarak Kewajiban pasien untuk menjalani terapi tempat tinggal pasien dengan rumah sakit dengan rutin, didukung adanya kesadaran diasumsikan mempengaruhi mudah tidaknya dalam hal minum obat, membuat pasien akses tidak mempermasalahkan seberapa banyak wawancara kepada pasien menunjukkan jumlah item obat yang harus diminum. Hal sebagian besar pasien tidak merasa kurang tersebut juga dapat disebabkan dukungan akses dalam menjangkau fasilitas rumah keluarga yang menimbulkan motivasi bagi sakit yaitu sebesar (72,22%). Sebagian pasien untuk meminum obat. besar 6. pasien pelayanan diterima dengan kepatuhan terapi Respira terapi yang diterima ke pasien Korelasi bentuk sediaan terapi yang Hubungan antara bentuk sediaan pemanfaatan rumah menilai Rumah UPKPM penggunaan sakit. positif Sakit terhadap Khusus Yogyakarta Hasil Paru dibuktikan dengan hasil wawancara kepada pasien, dengan kepatuhan bahwa sebesar 95,83% menyatakan tenaga terapi memiliki nilai signifikansi p>0,05, yaitu kesehatan baik dokter, apoteker maupun 0,413, sehingga dapat dikatakan bentuk perawat sediaan terapi yang diterima pasien tidak pengobatan berhubungan dukungan yang positif dari tenaga kesehatan secara signifikan dengan kepatuhan terapi pasien asma. Bentuk memberikan serta informasi pasien terkait mendapat terkait penyakit asma dan pengobatannya. sediaan yang Hasil penelitian ini sesuai dengan diterima pasien tidak menjamin kepatuhan penelitian Febrianti (2010) yang menyatakan pasien dalam menggunakan obat. Sediaan bahwa pola kunjungan berobat memiliki inhalasi yang diasumsikan sulit digunakan hubungan yang signifikan dengan kepatuhan bagi pasien, hal tersebut tidak berlaku ketika pasien dalam penggunaan obat. pasien mengetahui cara sediaan inhalasi. Sediaan obat menggunakan oral yang diasumsikan mudah digunakan, hal tersebut tidak berlaku ketika pasien kesulitan dalam menelan obat. Sehingga bentuk sediaan terapi tidak signifikan memiliki dengan hubungan kepatuhan secara Gambaran kualitas hidup pasien asma Gambaran kualitas hidup pasien di dalam penelitian dibagi menjadi 3 kategori, yaitu kurang baik, sedang, dan baik, yang ditunjukkan dalam Tabel 4. dalam mengkonsumsi obat. 7. Korelasi pola kunjungan berobat dengan kepatuhan terapi Berdasarkan hasil analisis chi- square menunjukkan karakteristik pola kunjungan berobat memiliki nilai signifikansi p<0,05, yaitu 0,019, sehingga dapat Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013 57 | Ika Alfinnisa Majida Tabel 4. Gambaran skor kualitas hidup pasien asma rawat jalan di RSKP Respira UPKPM Yogyakarta Variabel Kategori Kualitas hidup Hubungan Kurang baik Sedang Baik Total kepatuhan penggunaan antiasma dengan kualitas hidup Penggunaan kualitas hidup 22 50 0 72 menggunakan analisis statistic chi-square. Hasil analisis ditampilkan sebagai berikut. antiasma pasien Persentase (%) (n = 72) 30,56 69,44 0 100 Jumlah dengan diolah dengan Tabel 5. Hasil analisis chi-square tentang hubungan antara tingkat kepatuhan dengan kualitas hidup Tingkat Kepatuhan Kualitas Hidup Rendah (n=38) 12 26 Kurang (n=22) Sedang (n=50) Ketidaksesuaian hipotesis penelitian Sedang (n=34) 10 24 hasil dengan tersebut dapat p Keterangan 0,842 Tidak terdapat hubungan mendapat dukungan positif dari keluarga, sehingga meskipun dalam penelitian ini disebabkan karena kualitas hidup pasien tingkat asma merupakan hal yang kompleks yang mengkonsumsi obat lebih banyak kategori dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. rendah, namun pasien mendapat dukungan Sehingga obat dari keluarga serta lingkungan sekitarnya dalam kepatuhan penelitian penggunaan dalam signifikan yang tidak mengganggu, maka kualitas hidup pasien dalam penelitian ini lebih sedikit lebih dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam kategori kurang daripada kategori kualitas konsep penelitian ini peneliti mencantumkan sedang. yang tidak pasien mempengaruhi kualitas hidup pasien, tetapi faktor-faktor ini kepatuhan diasumsikan dapat Faktor kepribadian juga dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien asma. mempengaruhi kualitas hidup. Berdasarkan Faktor-faktor tersebut tidak dianalisis, namun penelitian yang dilakukan oleh Axelsson et hanya berdasarkan kajian literatur saja. al. (2009) menunjukkan bahwa kepribadian Faktor tersebut adalah kondisi keluarga dan dapat mempengaruhi lingkungan. asma patuh terhadap pengobatan asma dan Berdasarkan pasien wawancara melaporkan bagaimana kondisi asmanya jumlah pasien dengan paparan debu sering serta kualitas hidupnya (Axxelson, 2012). dan jarang sama besarnya yaitu 50%. Kepribadian dalam hal ini berhubungan Paparan debu tersebut dapat di lingkungan dengan fungsi emosi pasien. Data pada tabel rumah IV ataupun hasil bagaimana tempat kerja. Dalam menunjukkan bahwa rata-rata skor pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa kualitas hidup pasien pada domain emosi pasien dalam penelitian ini sebagian besar adalah 4,67 (kategori sedang). 58 | Ika Alfinnisa Majida Penelitian analisis hubungan b. Perlu dilakukan evaluasi kepatuhan dan kepatuhan penggunaan obat dengan kualitas kualitas hidup pasien asma dengan hidup pasien asma yang dilakukan di RSKP menggunakan instrumen yang lain atau Respira mengkombinasikan UPKPM Yogyakarta memiliki instrumen. beberapa keterbatasan, diantaranya adalah Misalnya untuk mengukur kepatuhan periode penelitian yang terbatas serta jumlah dapat menggunakan kuesioner dan responden yang sedikit, sehingga kurang patients estimates adherence. maksimal dalam menggambarkan populasi c. Perlu dilakukan evaluasi faktor-faktor pasien. Adapun kelemahan dari penelitian ini yang dapat mempengaruhi kualitas adalah : hidup pasien asma. 1. Pemeriksaan dilakukan, fungsi paru tidak sehingga tidak dapat a. Pada pasien asma diperlukan diagnosis diketahui nilai VEP1 (Volume Ekspirasi yang lebih spesifik mengenai derajat Paksa asma yang dialaminya. Sehingga dapat Pertama) atau PEF (Peak Expiratory Flow). Pemeriksaan fungsi memudahkan paru perkembangan asmanya. sangat penting, karena merupakan salah satu pemeriksaan 2. Saran bagi rumah sakit adalah : b. Diperlukan dalam adanya mengontrol pengukuran untuk mengetahui dan menentukan pengetahuan pasien asma mengenai derajat penyakit asma. penyakit asma dan pengobatannya Diagnosis asma yang ditentukan oleh serta dokter hanya secara umum. Penentuan ataupun tertulis secara berkala untuk pasien persisten agar dapat masuk pasien mengenai penyakit asma dan kriteria pengobatannya. inklusi dilakukan dengan menanyakan langsung kepada pasien mengenai muncul, frekuensi sehingga gejala hasilnya c. yang bersifat chi-square bentuk lisan apoteker meningkatkan dan pasien pemahaman guna pasien dalam hal penggunaan obat antiasma. KESIMPULAN Berdasarkan dalam Diperlukan konseling yang lebih efektif antara subyektif. statistik edukasi UCAPAN TERIMA KASIH hasil analisis dengan uji Peneliti menyampaikan rasa taraf terimakasih kepada tenaga kesehatan di kepercayaan 95% dan taraf signifikansi Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM p<0,05 diperoleh hasil yaitu tidak terdapat Yogkayakarta, Jurusan Farmasi, Fakultas hubungan antara kepatuhan penggunaan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam antiasma dengan kualitas hidup pasien Universitas Islam Indonesia, serta dosen asma. pembimbing Saran bagi peneliti selanjutnya adalah : Ph.D., Apt dan Okti Ratna Mafruhah, M.Sc., a. Apt. Perlu dilakukan evaluasi kepatuhan dan Trimurti kualitas hidup pasien asma dengan sampel yang lebih besar baik di Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta atau di rumah sakit lain. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013 Andayani, Sp.FRS, 59 | Ika Alfinnisa Majida DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2002, Guidelines for diagnosis and management of asthma, 2nd edition, National Heart, Lung and Blood Institute, New York, 1-5 Anonim, 2007, Pharmaceutical care untuk penyakit asma, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta a Anonim , 2009, Global Initiative for Asthma, Global strategy for asthma management and prevention, NHLBI/WHO workshop report, US National Institutes of Health, USA b Anonim , 2009, Pedoman Pengendalian Penyakit Asma, Departemen Kesehatan R.I Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Jakarta, 5-7 Axelsson, M., Emilsson, M., Brink, E., Lundqren J., Toren, K., Lotvall, J., 2009, Personality, Adherence, Asthma Control and Health-related Quality of Life in Young Adult Asthmatics, Repir Med, 103(7):103340, Department of Internal Medicine, Sahlgrenska Academy, University of Gothenburg Febrianti, Y., 2010, Analisis Hubungan Kepatuhan Penggunaan obat dengan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi di Puskesmas Ngemplak I Yogyakarta Periode Maret-Juni 2010, skripsi, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Yogyakarta Gershwin, L., 2005, Asthma, Gender, and ETS : Pathogenic Synergy, available from :http://www.trdrp.org/research/PageG rant.asp/grant_id=4046 (diakses 25 Desember 2012) Hinchageri, S.S., Patil, N., Karan, K., Shalini, B., Swarnakamala, K., 2012, Assessment of Medications Adherence and Factors Affecting to Medication Adherence in Asthma Patients by Clinical Pharmacist, IRJP, 3 (3) : 211-215 Horne, R., Kellar, I., 2005, Interventions to Facilitate Adherence. Report for The national Co-ordinating Centre for NHS Service Delivery & Organisation R & D (NCCSDO). Centre for Health Care Research, University of Brighton, Falmer, Brighton Juniper, E., 2012, Asthma Quality of Life Questionnaires: Background, Administration and Analysis, Bosham, West Sussex Juniper, E.F., Wisniewski, M.E., Cox, F.M., Emmett, A.H., Nielsen, K.E., O’Byrne, P.M., 2004, Relationship between quality of life and clinical status in asthma: a factor analysis, Eur Respir J, 23(287): 91