Presentasi Porto Folio ASMA BRONKIALE RSU Aisyiyah

advertisement
Seorang Laki-laki 58 tahun dengan Asma
Eksaserbasi Akut Sedang, Persisten Sedang,
Tidak terkontrol
• Kasus ini merupakan kasus asli yang
terjadi pada 08 November 2014 di Poli
Umum RSU Aisyiyah dr. Sutomo Ponorogo.
• Kasus ini diajukan karena perlunya
kecermatan penegakan diagnosa Asma
Bronkiale yang disajikan dengan keluhan
awal sesak nafas/dispneu yang merupakan
gejala yang patut diwaspadai pada
sebagian besar pasien.
Kasus
Asma
Bronkiale
•Yang menarik dari kasus ini
adalah Penegakan Diagnosa
Secara Cepat-Tepat dan
Penanganan yang Sesuai, namun
akan sangat kurang bermakna
secara klinis bila tidak ditangani
dengan cepat, tepat dan sesuai.
Masalah
•Fokus pembicaran pada
kasus ini adalah
keterampilan diagnosa dan
penanganan secara cepat,
tepat dan sesuai pada
kasus Asma Bronkiale
Fokus
Pembicaraan
•Masalah pada kasus ini
adalah dispneu yang
disertai batuk berdahak,
yag terjadi setiap hari dan
memberat jika malam hari
•Meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan diagnosa
secara cepat-tepat dan
penanganan yang sesuai
pada kasus Asma Bronkiale
Tujuan
Identitas
Nama
Umur
Jenis kel
Agama
: Tn. S
: 58 tahun
: Laki-laki
: Islam
Identitas
Pekerjaan : Petani
Alamat
: Tumpuk
RT/RW 02/01 Kemiri
Jenangan
No. CM
: 350***
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak
nafas yang dirasakan sejak dua hari kemarin. Sebelumnya
pasien sering mengalami sesak nafas jika menghirup debu
berlebihan, kelelahan dan stres banyak pikiran. Pasien
menyangkal sering sesak nafas sejak kecil. Pasien merasa sering
sesak nafas mulai usia 40 tahun.
Saat itu, pasien baru mengalami stres berat mengenai
pekerjaannya. Awalnya sesak nafas hanya timbul satu bulan
sekali, tapi lama kelamaan frekuensi sesak nafas semakin sering
terutama dua bulan terakhir ini. Sejak tiga bulan terakhir,
sesak nafas dirasakan setiap hari. Sesak nafas dirasakan
memberat jika malam hari, atau saat pasien kelelahan
mengurus pekerjaannya. Sesak disertai dengan suara mengi.
Hampir setiap malam pasien merasakan sesak memberat.
Riwayat Penyakit Sekarang
Saat masuk rumah sakit pasien datang ke poli
umum dengan jalan sambil tesengal-sengal (menggehmenggeh), berbicara agak terputus-putus. Pasien merasa
nyaman jika duduk karena merasa sesak jika tidur terlentang.
Saat itu pasien juga mengeluh batuk berdahak bersamaan
dengan sesaknya. Selama ini pasien diresepkan dexamethason
tablet dan teosal tablet masing-masing diminum dua kali sehari
sejak frekuensi nafasnya meningkat. Obat diminum setiap hari
selama satu bulan. Pasien sebelumnya jarang kontrol dan
hanya kontrol jika serangan sudah memberat pikiran
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi
: disangkal
Riwayat kencing manis
: disangkal
Riwayat sakit jantung
: disangkal
Riwayat Alergi
Riwayat Asma
: (+) batuk jika menghirup debu berlebihan
: (+) sejak umur 40 tahun
Riwayat Kebiasaan
Riwayat olahraga teratur
: disangkal
Riwayat konsumsi jamu
: disangkal
Riwayat konsumsi obat-obatan
: (+) teosal 2x1 setiap
mengeluh sesak nafasyang memberat
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi
: disangkal
Riwayat penyakit gula
: disangkal
Riwayat alergi
: (+) kedua orang tua
alergi makanan (makanan laut seperti udang)
Riwayat penyakit serupa
: disangkal
Riwayat Asupan Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari, porsinya empat sendok makan
dengan nasi, lauk pauk (daging ayam dan telur) dan sayur
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 58 tahun yang bekerja
sebagai wiraswasta. Saat pemeriksaan, pasien baru terkendala
banyak pikiran mengenai pekerjaannya.
Status Interna
Keadaan Umum :
Tampak sakit ringan (sesak, berkeringat), compos mentis, E4V5M6
Tanda Vital
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 110 x/ menit, irama
reg,isi &tegangan cukup
Pernafasan
: 30x/menit
Suhu
: 36,80C per axiller
Kepala : bentuk mesocephal, rambut warna hitam
Mata
: konjungtiva pucat(-/-),sklera ikterik (-/-), pupil isokor
dengan diameter (3mm/3mm), reflek cahaya(+/+)
Leher
: JVP R+3 cm, trakhea di tengah, simetris, pembesaran
kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical(-),
Status Neurologis
GCS
: 456
Meningeal Sign : kaku kuduk -, B I -/-, B II -/Motoris
:
Tonus : N N
Kekuatan : 5 5
N N
5 5
Sensoris
: DBN
Refleks Fisiologis:
BPR +2/+2
TPR +2/+2
KPR +2/+2
APR +2/+2
Refleks Patologis
B -/- O-/- C-/- G-/- S-/-
Status Interna
Thorax : Bentuk normochest, tidak simetris, pengembangan dada
kanan ≠ kiri, retraksi intercostal(-),
Kesan : batas jantung kesan normal
Cor :
Auskultasi : Heart Rate 110 kali/menit, reguler. Bunyi jantung
I-II intensitas normal,reguler, bising (-), gallop (-).
Pulmo :
Auskultasi
Kanan
: Suara dasar bronkial, ronchi basah
halus(+), ronchi basah kasar (-), wheezing(+).
Kiri
: Suara dasar bronkial, ronchi basah
halus(+), ronchi basah kasar(-), ,wheezing(+).
Abdomen
: flat, soefl, BU (+) N
Ext
: Sia - - ict - - ed - - ,
--- -
Asma Bronkiale
Eksaserbasi Akut Sedang
DD
PPOK
Persisten Sedang
Bronkitis Kronik
Tidak Terkontrol
Decomp Cordis Dex
Disfungsi larings
Angina Pectoris Stabil
DD
IpDx
: PPOK, Bronkitis, Gagal Jantung Congestif
: Saturasi O2, Spirometri, Brokoskopi, Rontgen `
Thorax PA
IpTx
:
- Lameson 3 x 4 mg
- Lasal 2 x 4 mg
Ip Mx :
Menilai dan monitor berat asma secara berkala
Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
Ip Ex
:
Edukasi tentang penyakit dan pencegahan dan pengobatan
kepada pasien dan keluarga.
Diagnosis secara cepat-tepat
dan Penanganan yang sesuai
Penyakit Asma Bronkiale
Epidemiologi Asma Bronkiale
Merupakan penyebab sekitar 5000 kematian per tahun
Prevalensi global berkisar 1 % - 18% di dunia\
Asma menjadi penyebab kematian ke-4 di Indonesia yakni
5,6 %
Obstruksi
• Hambatan pada Aliran Udara atau saluran Napas.
• Causa : Asma , PPOK
Restriksi
• Hambatan Pengembangan Paru.
• Causa : Fraktur Luar, Ascites Abdomen, Efusi, Tb,
Pneumonia
Obstruksi dan restriksi
• Kasus Kasus Kronik dengan causa campuran
Asma Bronciale
Asma adalah penyakit yang menyebabkan otot-otot di sekitar
saluran bronchial (saluran udara) dalam paru-paru mengkerut,
sekaligus lapisan saluran bronchial mengalami peradangan dan
bengkak (Espeland, 2008).
Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi
hipersensitif mukosa bronkus terhadap bahan alergen
(Riyadi, 2009)
Asma Bronciale
Asma adalah penyakit yang menyebabkan otot-otot di sekitar
saluran bronchial (saluran udara) dalam paru-paru mengkerut,
sekaligus lapisan saluran bronchial mengalami peradangan dan
bengkak (Espeland, 2008).
Asma
adalah suatu
peradangan pada bronkus
akibat reaksi hipersensitif
mukosa bronkus terhadap
bahan alergen
(Riyadi, 2009)
Perbandingan Bronkiolus
Anamnesis (RPS)
Gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada
dan berdahak
Bersifat episodik, sering kali reversibel dengan atau
tanpa pengobatan
Gejala timbul / memburuk terutama malam / dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
Anamnesis (RPD,RPK,RP)
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Wheezing mengi pada auskultasi.
Sesak napas
Hiperinflasi.
Pada serangan yang sangat berat disertai gejala lain: sianosis,
gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan
otot bantu napas.
1. RADIOLOGI
• Normal atau bisa Hiperinflasi
2. UJI FAAL PARU (Volume Ekspirasi Paksa (VEP-1 ) dan
APE)
• Paru Normal : VEP-1 = 75%
• Asma : VEP-1 < 75% dan Variabilitas nilai APE antara
pagi dan malan sebesar 20% lebih
3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Eosinofil meningkat sekitar 5-15% (> 300/mm)
Eksaserbasi Akut/Serangan Akut
Gejala dan
Tanda
Sesak Nafas
Ringan
Berjalan
Sedang
Berat
Berbicara
Istirahat
Keadaan
Mengancam
Jiwa
Mengantuk,
sangat gelisah
kesadaran
menurun
Posisi
Dapat Tidur
Duduk
Duduk
Membungkuk
Cara berbicara
Satu Kalimat
Beberapa kata
Kata demi kata
Napas
<20 x/mnt
20-30 x/mnt
> 30 x/menit
Hampir apneu
Nadi
<100
100-120
>120
Bradikardi
Retraksi
-
+
+
Torakoabdomi
nal
Mengi
Akhir Ekspirasi
Paksa
Akhir Ekspirasi
Inspirasi dan
Ekspirasi
Silent Chest
Derajat Asma
Intermiten
Gejala
•Gejala <1 x/minggu (Bulanan)
•Tanpa gejala diluar serangan
•Serangan singkat
Gejala
Malam
Faal Paru
< 2 x sebulan
VEP > 80 %
Variabilitas APE
< 20%
Persisten Ringan •Gejala >1 x/minggu, tapi <1 x
sehari (Mingguan)
•Serangan dapat mengganggu
aktivitas dan tidur
> 2 kali
sebulan
VEP > 80 %
Variabilitas APE
20%-30%
Persisten
Sedang
Gejala setiap hari (Harian)
Serangan mengganggu
aktivitas dan tidur
Membutuhkan bronkodilator
setiap hari
> 1x seminggu
VEP 60-80 %
Variabilitas APE
> 30%
Persisten Berat
Gejala terus menerus
(Kontinyu),Sering kambuh
Aktivitas fisik terbatas
sering
VEP < 60 %
Variabilitas APE
>30%
Karakteristik
Terkontrol
Terkontrol
Sebagian
Gejala Harian
Tidak ada atau
<2 seminggu
>2x seminggu
Keterbatasan
Aktivitas
Tidak ada
Sedikit
Gejala Malam
Tidak ada
Sedikit
Butuh
Bronkodilator
Tidak ada atau
<2 seminggu
>2x seminggu
Faal Paru
Normal
< 80 %
Eksaserbasi
Tidak ada
1 atau lebih
pertahun
Tidak
terkontrol
3 atau lebih
seminggu
Seminggu sekali
Tujuan
Penatalaksanaan
Asma
• Menghilangkan
dan
mengendalikan gejala asma
• Mencegah eksaserbasi akut
• Meningkatkan dan
mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin
• Mengupayakan aktifitas
normal termasuk exercise
• Menghindari efek samping obat
• Mencegahterjadi keterbatasan
aliran udara (air flow
limitation) irreversible
• Mencegah kematian karena
asam
Program
Penatalaksanaan
asma
• Edukasi
• Menilai dan monitor berat
asma secara berkala
• Identifikasi dan mengendalikan
faktor pencetus
• Merencanakan dan meberikan
pengobatan jangka panjang
• Menetapkan pengobatan pada
serangan akut
• Kontrol secara teratur
• Pola hidup yang sehat
Obat Kontroler
•
•
•
•
•
•
•
•
Glukokortikosteroid inhalasi
leukotrien modifiers
Inhalasi  agonis kerja lama
Glukokortikosteroid sistemik
Teofilin
Cromones
Oral  agonis kerja lama
Anti Ig-E
Obat Releaver
•
•
•
•
•
Inhalasi  agonis kerja singkat
Glukokortikosteroid sistemik
Antikolinergik
Teofilin
Oral  agonis kerja singkat
Obat Reliever
• Steroid Sistemik :
• Prednison 5 mg, Metil Prednisolon Tab 4,8,10 mg
• Antikolinergik :
• Ipatropium Bromide IDT 20 mcg
• Angonis beta 2 kerja singkat :
• Terbutalin IDT 0,25 mcg, Salbutamol IDT 100
mcg Tab 2, 4 mg, fenoterol IDT 100,200 mcg,
prokaterol IDT 10 mcg tab 25, 50 mg
Obat Kontroler
• Steroid Inhaler :
• Flutikason propionat IDT 50, 125 mcg , Budesonide IDT
100,200,400 mcg. Kromolin
• Steroid Sistemik :
• Prednison 5 mg, Metil Prednisolon Tab 4,8,10 mg
• Angonis beta 2 kerja lama :
• Salmeterol IDT 25 mcg, Bambuterol Tab 10 mg, prokaterol tab
25, 50 mcg, formoterol IDT 4,5, 9
• Metilxantin :
• Aminofilin lepas lambat Tab 225 mg, teofilin lepas lamat tab
125, 250, 300mg
Manifest Klinis
Teori
Sesak Nafas yang dirasakan setiap
hari dan memberat saat malam hari
Suara mengi
Batuk berdahak
Riwayat alergi (+) debu
Riwayat alergi pada ortu (+)
Gejala Asma: Gejala berupa
batuk, sesak napas, rasa
berat di dada dan berdahak
Gejala timbul / memburuk
terutama malam / dini hari
Diawali oleh faktor pencetus
yang bersifat individu
Ada Riwayat keluarga
(atopi) dan Riwayat alergi /
atopi
Serangan, Derajat, Level
Kontrol Asma
Teori
Berkata terputus-putus / kata
demi kata
Nyaman pada posisi duduk
Sesak nafas setiap hari
Eksaserbasi lebih dari sekali
seminggu
Gejala malam sering dan lebih
dari 3x seminggu
Eksaserbasi Akut sedang
 bisa kata demi kata &
nyaman posisi duduk
Persisten sedang  gejala
muncul harian
Tidak terkontrol 
Eksaserbasi lebih dari
sekali seminggu dan
Gejala malam sering dan
lebih dari 3x seminggu
Pemeriksaan Fisik
Teori
Peningkatan frekuensi nafas 30 x/menit
Peningkatan RR 110 x/menit
Suara Bronkial di kedua lapang paru
Suara Nafas Tambahan wheezing dan
rokhi basah halus
Pemriksaan Fisik yang
ditemukan: wheezing
mengi pada auskultasi.
Sesak napas Pada
serangan yang sangat
berat disertai gejala
lain: sianosis, gelisah,
sukar bicara,
takikardi, hiperinflasi
dan penggunaan otot
bantu napas.
Penatalaksanaan
Teori
Lameson 3x4 mg
Lasal 2x4 mg
Penggunaan Obat
reliver untuk gejala
akut. Steroid Sistemik
dan Angonis beta 2
kerja singkat
Atas Kedatangan
& Perhatiannya
Download