6. Paradigma AP-ok

advertisement
Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan
sesuatu masalah, yang dianut oleh suatu masyarakat
ilmiah pada suatu masa tertentu
1
STANDAR SUATU DISIPLIN ILMU, MENCAKUP:
1. FOKUS, mempersoalkan “what of the field” atau
metode dasar yg digunakan atau cara-cara ilmiah
apa yg dpt digunakan utk memecahkan suatu
persoalan.
2. LOKUS, mencakup “where of the field” atau medan
atau tempat dimana metode tersebut digunakan
atau diterapkan
2
Nicholas Henry Lima Paradigma
1. Paradigma Dikotomi Politik-Administrasi (1900-1926)
Tokoh: Frank J.Goodnow; Leonard D. White
“ Politik harus memusatkan perhatian thd kebijakan
atau ekspresi dari kehendak rakyat, sedang
administrasi berkenaan dengan pelaksanaan atau
implementasi dari kebijakan atau kehendak tsb.
Implikasi dr paradigma ini adalah bahwa administrasi
hrs dilihat sbg sesuatu yg bebas nilai, dan diarahkan
utk mencapai nilai efisiensi dan ekonomi
3
Lanjutan . . . . .
•Perhatian Ilmu Politik adalah pada persoalan
“Who should make law and what the law should be”
•Perhatian Ilmu Administrasi Publik adalah “ How
law should be administered with enlightment with
equity, with spread and without friction”
•Paradigma ini hanya menekankan pada aspek
“lokus” saja yaitu “government bureaucracy”, tetapi
aspek “fokus” atau metode apa yg harus
dikembangkan dalam administrasi publik kurang
dibahas scr jelas dan terperinci.
4
DAMPAK THD PERKEMBANGAN ADM.PUBLIK
1. POSITIF : Lahirnya dorongan yg sangat kuat untuk
menjadikan Adm.Publik sebagai ilmu  muncul
buku “ Introduction to the Study of Public
Administration” karya L.D.White (1926)  buku
teks pertama yg membahas Administrasi Publik
memperoleh legitimasi akademik
2. NEGATIF : Tidak adanya unsur inovatif dari
Adm.Publik hanya sbg unsur pelaksana, dan
terbatas pada masalah organisasi, kepegawaian
dan penyusunan anggaran dalam birokrasi
5
2. Paradigma Prinsip-Prinsip Adm.Publik (1927-1937)
Tokoh:
Willoughby “ The Principles of (Public) Administration”
 sbg tonggak kelahiran paradigma prinsip
administrasi “ Certain principles of administration
existed, they could be discovered and that administrators
would be expert in their work if they learn how to apply
these principles”.
Urwick & Gullick  7 prinsip adm: POSDCORB 
“ They worked in any administrative setting, regardless of
culture, function, environment, mission, or institutional
framework and without exception it therefore followed
that could be applied succesfully any where”
6
BEBERAPA KRITIKAN :
1. Herbert Simon :
Prinsip-prinsip administrasi secara logis tdk
konsisten, misalnya: prinsip hirarki kewenangan
dengan efektivitas komunikasi
2. Marx :
Prinsip birokrasi yang “apolitical” tidaklah dapat
ditemukan dalam realitas, shg konsep “value-free
administration” sebenarnya adalah “value-laden
politics”
7
3. Paradigma Adm.Negara sbg Ilmu Politik (1950 – 1970)
• Keyakinan bahwa politik dan administrasi
adalah satu  perkembangan adm.publik agak
terhambat, mengalami krisis identitas.
• Muncul dua perkembangan baru:
1. Meningkatnya penggunaan studi kasus sebagai
instrumen epistemologi, dan
2. Lahirnya studi perbandingan dan administrasi
pembangunan sebagai sub bidang kajian
Administrasi Publik
8
4. Paradigma Administrasi Publik sbg Ilmu Administrasi
Asumsi : Tidak ada perbedaan fokus antara Administrasi
Publik dan Administrasi Bisnis
Fokus Ilmu Administrasi adalah Teori Organisasi dan
Manajemen
Pengaruh Adm.Bisnis dominan  paradigma yang
berorientasi pada efisiensi.
Kata”Publik” yang melekat pd administrasi mempunyai
makna yang banci/ambivalen.
Kesamaan fokus dan perbedaan lokus mengharuskan dua
bidang tsb harus dipisah.
9
Lanjutan . . . . .
Muncul gerakan baru yg disponsori oleh D.Waldo
Neo Public Administration (Konferensi Minnow Brook)
Tokoh lainnya: G.Frederickson “ New Public
Administration”.
Fokus utama NPA tdk lagi nilai – nilai tradisional,spt
efisiensi, efektivitas,dll, melainkan lebih menekankan
pada teori-teori normatif, dan filosofis (berkaitan
dengan nilai, etika, keadilan sosial, hubungan antara
birokrasi dengan klien,dsb).
10
5. Paradigma Adm.Publik sbg. Adm. Publik (1970 - )
Administrasi Publik adalah Administrasi Publik,
bukan merupakan bagian dan berbeda dari Ilmu
Administrasi maupun Ilmu Politik.
Fokus Administrasi Publik adalah Teori Organisasi,
Teori Manajemen, dan Kebijakan Publik.
Lokus Administrai Publik adalah Masalah –
masalah dan kepentingan – kepentingan publik.
11
NEW PUBLIC ADMINISTRATION (NPA)  1960-1970
1. Merupakan reaksi thd ketidakpuasan kinerja dan sikap
administrasi publik dan birokrasi di Amerika Serikat 
melontarkan kritik, antara lain:
a. Adm Publik AS mengabaikan isu-isu kontemporer
b. Adm Publik terlalu fokus pd pendekatan deduktif (teoritis) 
tidak aplikabel
c. Kepercayaan diri yang berlebihan, menilai diri dari sudut
pandang sendiri, shg tidak peka thd perubahan yang terjadi
d. Mengabaikan interaksi antara Adm Publik dengan
lingkungannya memandang hubungan birokrasi dengan
masyarakat sebagai hubungan searah
12
Lanjutan . . . . . .
2. Dimensi Keadilan Sosial  menekankan pentingnya perbaikan
kesejahteraan kelompok yang paling miskin atau paling lemah
3. Keadilan sosial tidak dapat tercapai tanpa demokratisasi sebagai
fondasinya
4. Manajemen dan organisasi adalah instrumen yang bila dikelola
dengan demokratis akan meningkatkan/memperbaiki keadilan
sosial
13
NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)  Vigoda
•Latar Belakang: Paradigma Manajemen terdahulu
kurang efektif dalam memecahkan masalah dalam
meberikan pelayanan kepada publik.
•NPM secara umum dipandang sebagai suatu
pendekatan dalam administrasi publik yang
menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh dr dunia manajemen bisnis dan disiplin lain
untuk memperbaiki efisiensi, efektivitas, dan kinerja
pelayanan publik pada birokrasi modern.
14
TUJUH PRINSIP N P M
1. Pemanfaatan manajemen prof.dalam sektor publik
2. Penggunaan indikator kinerja
3. Penekanan yg lebih besar pd kontrol output
4. Pergeseran perhatian ke unit-unit yg lebih kecil
5. Pergeseran ke kompetisi yg lebih tinggi
6. Penekanan gaya sektor swasta pd penerapan manaj.
7. Penekanan pd disiplin & penghematan yg lebih tinggi
dlm penggunaan sumber daya
15
ORIENTASI N P M:
1. The Efficiency Drive : mengutamakan nilai efisiensi
dalam pengukuran kinerja.
2. Downsizing and Decentralization: mengutamakan
pd penyederhaan struktur, memperkaya fungsi dan
mendelegasikan otoritas kpd unit-unit yg lebih
kecil agar dpt berfungsi secara cepat dan tepat.
3. In Search of Excellence: mengutamakan kinerja
optimal dg memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. Public Service: menekankan pd kualitas, misi,
perhatian yg lebih besar pd aspirasi, kebutuhan dan
partisipasi “user” dan warga masy.
16
REIVENTING GOVERNMENT (David Osborne & T Gaebler)
PEMERINTAH HARUS BERSIFAT:
1. KATALIS Sbg pembuat kebijakan, harus menjadi
pengarah drpd pelaksana;
2. Sbg Milik Masyarakat, hrs lebih memberdayakan drpd
terus-menerus melayani;
3. Pemerintahan yg Kompetitif Hrs menyuntikkan
semangat persaingan kpd masyarakat utk
mengembangkan dirinya dg menghadirkan swasta dlm
menangani urusan-urusan yg bisanya domonopoli pem.
4. Pem. Yg digerakkan oleh misimengubah organisasi
yg selalu digerakkan oleh peraturan
17
Lanjutan . . . . .
5. Pemerintahan yg berorientasi pada hasil
6. Pemerintahan yg berorientasi pada pelanggan harus
lebih mementingkan kepuasan pelanggan.
7. Pemerintahan Wirausaha  Harus lebih menekankan
pd mencari uang drpd membelanjakannya.
8. Pemerintahan Antisipatif  menekankan pd aspek
pencegahan drpd menanggulangi
9. Pemerintahan yg desentralisasi  menggeser pola
kerja hirarki ke pola kerja partisipatif dan kerja sama
10.Pemerintahan yg berorientasi pasar mendongkrak
perubahan lewat penguasaan mekanisme pasar
18
NEW PUBLIC SERVICE (N P S)Denhardt (2003)
PRINSIP-PRINSIP:
1. Serve Citizen, not customers
2. Seek the public interest
3. Value Citizenship over entrepreneurship
4. Think strategically, Act democratically
5. Recognize that accountability is not sample
6. Serve rather than steer
7. Value people, not just productivity.
19
Diferensiasi OPA, NPM dan NPS
Aspek
Dasar teoritis dan
fondasi epistimologi
Old Public Administration
Teori politik
New Public Management
New Public Service
Teori ekonomi
Teori demokrasi
Teknis dan rasionalitas ekonomi
(economic man)
Kepentingan publik secara politis Kepentingan publik mewakili
agregasi kepentingan individu
dijelaskan dan diekspresikan
dalam aturan hukum
Clients dan constituent
Customer
Rasionalitas strategis atau
rasionaitas formal (politik,
ekonomi dan organisasi)
Kepentingan publik
adalah hasil dialog
berbagai nilai
Citizen’s
Rowing
Steering
Serving
Pencapaian tujuan
Badan pemerintah
Organisasi privat dan nonprofit
Koalisi antarorganisasi publik,
nonprofit dan privat
Akuntabilitas
Hierarki administratif
dengan jenjang yang tegas
Bekerja sesuai dengan kehendak
pasar (keinginan pelanggan)
Diskresi administrasi
Diskresi terbatas
Diskresi diberikan secara luas
Multiaspek: akuntabilitas
hukum, nilai-nilai, komunitas,
norma politik, standar
profesional
Diskresi dibutuhkan tetapi
dibatasi dan bertanggung-jawab
Struktur organisasi
Birokratik yang ditandai
dengan otoritas top-down
Asumsi terhadap
motivasi pegawai
dan administrator
Gaji dan keuntungan,
proteksi
Desentralisasi organisasi dengan
kontrol utama berada pada para
agen
Semangat entrepreneur
Rasionalitas dan model Rasionalitas Synoptic
perilaku Manusia
(administrative man)
Konsep
kepentingan publik
Responsivitas
birokrasi publik
Peran pemerintah
Struktur kolaboratif dengan
kepemilikan yang berbagi secara
internal dan eksternal
Pelayanan publik dengan
keinginan melayani
20
masyarakat
PARADIGMA
GOOD GOVERNANCE
• GOOD
PUBLIC
GOVERNANCE
ATAU
GOOD
GOVERNANCE MENUNJUK PADA PENGERTIAN;
1. BAHWA KEKUASAAN TIDAK LAGI SEMATA-MATA DIMILIKI ATAU
MENJADI URUSAN PEMERINTAH.
2. GOVERNANCE
MENEKANKAN
PADA
PELAKSANAAN
FUNGSI
GOVERNING SECARA BERSAMA-SAMA OLEH PEMERINTAH DAN
INSTITUSI LAIN,YAITU LSM, PERUSAHAAN SWASTA MAUPUN WARGA
NEGARA.
3. BAHKAN INSTITUSI NON PEMERINTAH INI DAPAT SAJA MEMEGANG
PERAN DOMINAN DALAM GOVERNANCE TERSEBUT, ATAU BAHKAN
LEBIH DARI ITU PEMERINTAH TIDAK MENGAMBIL PERAN APAPUN
“GOVERNANCE WITHOUT GOVERNMENT”
Konsepsi Good dalam GG
• Pertama, Nilai-nilai yang menjujung tinggi
keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai
yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat
yang dalam pencapaian tujuan (nasional)
kemandirian, pembangunan berkelanjutan
dan keadilan sosial;
• Kedua,
Aspek-aspek fungsional dari
pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
Hakikat Governance
“
PELAKSANAAN KEWENANGAN DI
BIDANG
EKONOMI,
POLITIK,
DAN
ADMINISTRATIF UNTUK MENGELOLA
BERBAGAI URUSAN NEGARA DALAM
MENDORONG TERCIPTANYA KONDISI
KESEJAHTERAAN, INTEGRITAS, DAN
KOHESIVITAS
SOSIAL
DALAM
MASYARAKAT”
TIGA DOMAIN GOVERNANCE
NEGARA/
PEMERINTAH
MASYARAKAT
DUNIA USAHA
PILAR-PILAR GG
• NEGARA; menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yg
stabil; membuat peraturan yg efektif dan berkeadilan; menyediakan
pelayanan publik yg efektif dan akuntabel; menegakkan HAM;
melindungi lingkungan hidup; mengurus standar kesehatan dan
standar pelayanan publik;
• SEKTOR SWASTA; menjalankan industri; menciptakan lapangan
kerja; menyediakan insentif bagi karyawan; meningkatkan standar
hidup masyarakat; memelihara lingkungan hidup; mentaati
peraturan; transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
masyarakat; menyediakan kredit bagi pengembangan UKM;
• MASYARAKAT MADANI; menjaga agar hak-hak masyarakat
terlindungi; mempengaruhi kebijakan publik; sarana checks and
balances pemerintah; mengawasi penyalahgunaan wewenang
sosial pemerintah; mengembangkan sdm, sarana komunikasi antar
masyarakat
•
Sumber; http://www.transparansi.or.id, 2008
Orientasi Good Governance
1. Orientasi ideal negara yang mengacu pada demokratisasi dalam
kehidupan bernegara (legitimacy, akuntabel, dsb);
2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu efektif, efisien
dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasionalnya.
3. Memperbaiki manajemen pembangunan di negara-negara penerima
bantuan, yakni manajemen pembangunan yang sehat , efisien dan
efektif)1) Public Sector, 2). Accountability, 3). The legal frame
work for development, 4). Information, 5). Transparancy.
4. Kewajiban pemerintah melakukan pengungkapan (disclosure)
secara akurat, tepat waktu, transparan, akuntabel, dan dapat
dipertanggungjawabkan semua kinerja pemerintah terhadap
masyarakat.
SASARAN KHUSUS ”GG”
1. BERKURANGNYA SECARA NYATA PRAKTEK KORUPSI DI BIROKRASI,
DARI TATARAN PEJABAT PALING ATAS;
2. TERCIPTANYA SISTEM KELEMBAGAAN DAN KETATALAKSANAAN
PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFISIEN, EFEKTIF, TRANSPARAN,
PROFESIOANL DAN AKUNTABEL;
3. TERHAPUSNYA ATURAN, PERATURAN DAN PRAKTEK YANG BERSIFAT
DISKRIMINATIF THD WN, KELOMPOK ATAU GOLONGAN MASY.;
4. MENINGKATNYA PARTISIPASI MASY. DLM PENGAMBILAN KEBIJAKAN
PUBLIK;
5. TERJAMINNYA KONSISTENSI SELURUH PERATURAN
DAERAH,
DAN
TIDK
BERTENTANGAN
DG
DANPERUNDANGAN DI ATASNYA.
PUSAT DAN
PERATURAN
Prinsip-prinsip Good Governance
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Wawasan ke Depan (Visionary)
Keterbukaan & Transparansi
(Openness & Transparency)
Partisipasi Masyarakat
(Participation)
Tanggung Gugat (Accountability)
Supremasi Hukum (Rule of Law)
Demokrasi (Democracy)
Profesionalisme & Kompetensi
(Professionalism & Competency)
Daya Tanggap (Responsiveness)
9.
Keefisienan & Keefektifan (Efficiency
& Effectiveness)
10. Desentralisasi (Decentralization)
11. Kemitraan dengan Dunia Usaha
Swasta dan Masyarakat (Private
Sector & Civil Society Partnership)
12. Komitmen pada Pengurangan
Kesenjangan (Commitment to
Reduce Inequality)
13. Komitmen pada Perlindungan
Lingkungan Hidup (Commitment to
Environmental Protection)
14. Komitmen pada Pasar yang Fair
(Commitment to Fair Market)
INDIKATOR GG
1. VISI, MISI, DAN STRATEGI YG JELAS,
DUKUNGAN
UNTUK
MEWUJUDKANNYA;
2. TERSEDIANYA
INFORMASI
YG
AKURAT DAN TEPAT WAKTU;
3. PEMBERDAYAAN
MASY.
DAN
KEIKUTSERTAAN
DLM
PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. KESESUAIN
ANTARA
PELAKSANAAN DG STANDAR DAN
PROSEDUR;
5. ADANYA KEPASTIAN & PENEGAKAN
HUKUM, KEPATUHAN;
6. KEBEBASAN
MENYAMPAIKAN
ASPIRASI DAN BERORGANISASI,
KESEMPATAN YG SAMA
7. AHLI, KINERJA TINGGI, TAAT AZAS,
KREATIF, INOVATIF, ETIKA.
8. TERSEDIANYA MODEL PELAYANAN
YG
MUDAH
DIPAHAMI
MASY.,
KECEPATAN DLM TINDAK LANJUT
9. NILAI GUNA TINGGI, WAKTU YG
TEPAT, EKONOMIS
10. ADANYA KEJELASAN TUGAS DAN
WEWENANG
DLM
BERBAGAI
TINGKATAN
11. PEMBERDAYAAN DUNIA USAHA &
MASY. DLM LAYANAN UMUM
12. LANGKAH2 KEBIJAKAN PEMEMUHAN
KEBUTUHAN MASY.
13. PENEGAKAN
PD
PRINSIP2
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
14. TIDAK
ADA
MONOPOLI,
BERKEMBANGNYA
EKONOMI
KERAKYATAN
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
30
Download