politik demokrasi

advertisement
BAB IV
POLITIK DEMOKRASI
Politik Demokrasi Berdasarkan Pancasila yang merupakan landasan perwujudan
demokrasi dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat yang dituangkan adalam bentuk
pemilihan umu di Indonesia. Proses berjalannya demokrasi di Indonesia yang
dilaksanakan sejak pemilihan umum 1955 selalu mendapat perbaikan sehinga
mempunyai corak dalam setiap pemilhan umum. Tanggapan beragam serta koreksi
dilakukan sesuai kondisi masing-masing pemilu yang berlangsung namun tetap
berlandaskan pada arah tuntunan bangsa Indonesia sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Pancasila sebagai Dasar Negara dan tuntunan
berdemokrasi, keragaman yang dituangkan dalam ke-Bhineka Tunggal Ika-an serta
berdasarkan UUD45.
Indonesia dalam berdemokrasi dan mempunyai ciri khas tersendiri dari kumpulan
pribadi bangsa Indonesia yang memiliki keragaman (1) budaya, (2) agama, (3) sosial,
(4) lingkungan, (5) tingkat pendidikan, serta (6) pandangan dan pengaruh-pengaruh dari
sejarah Indonesia sebelumnya serta (7) sejarah-sejarah peradaban negara-negara di
dunia dan ditambah (8) paham-paham politik yang pernah ada dunia, sehingga
terbentuk dan berdirinya sistem Politik Demokrasi Pancasila sebagai acuan bangsa
Indonesia dalam berdemokrasi.
Pengaruh-pengaruh yang membidani terbentuknya demokrasi bangsa Indonesia
sampai saat ini akan diperjelas pada bagian antara lain :
1.
Politik
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan
dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu
politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional disamping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang
berbeda, yaitu antara lain:
 Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
 Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
dan negara.
 Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat









Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional.
Politik adalah bermacam2 kegiatan dari suatu sistem politik (negara) yg
menyangkut proses menentukan tujuan2 dari sistem indonesia dan
melaksanakan tujuan2 itu (Mirriam Budiharjo)
Politik adalah perjuangan utk memperoleh kekuasaan / teknik menjalankan
kekuasaan2 / masalah2 pelaksanaan dan kontrol kekuasaan / pembentukan
dan penggunaan kekuasaan (Isjware).
Politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yg dilembagakan
dalam bermacam2 badan politik baik suprastruktur politik dan infrastruktur
politik (Sri Sumantri)
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (Aristoteles).
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
dan negara.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik.
Melihat banyak versi pengertian politik tersebut, maka sebenarnya bisa
disimpulkan secara singkat bahwa “politik adalah siasat/cara atau taktik untuk
mencapai suatu tujuan tertentu”.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kekuasaan kunci,
antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi
politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk
tentang partai politik.
Pengaruh Politik sangat tergantung pada sistem pemerintahan yang berdasar pada
sejarah pembentukan sautu bangsa serta pengaruh-pengaruh lain yang sangat
kuat mempengaruhi seperti agama, budaya, istem sekonomi dan geographis serta
pengaruh-pengaruh lain yang merupakan evolusi atas peradaban.
Secara Etimologi
Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang
masing-masing bersumber dari bahasa Yunani “politika” - yang berhubungan
dengan negara) dengan akar katanya polites yang bermakna warga negara dan
polis - negara kota.
Secara etimologi kata "politik" masih berhubungan dengan polisi, kebijakan. Kata
"politis" berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata "politisi" berarti
orang-orang yang menekuni hal politik.
Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara
di dunia antara lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme,
federalisme, feminisme, fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperialisme,
kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertarianisme, marxisme, meritokrasi,
monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki dan
sebagainya. Adapun penjelasan sebahagian seperti berikut :
a. DEMOKRASI
Kata "demokrasi" pertama muncul pada masa politik dan filsafat Yunani kuno di
negara-kota Athena. Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan
negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun
508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena."
Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama:
pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial di
pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.
Semua warga negara yang memenuhi ketentuan boleh berbicara dan memberi
suara di majelis, sehingga tercipta hukum di negara-kota tersebut. Akan tetapi,
kewarganegaraan Athena tidak mencakup wanita, budak, orang asing (μέτοικοι
metoikoi), non-pemilik tanah, dan pria di bawah usia 20 tahun.
Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000 sampai 60.000 di
antaranya merupakan warga negara. Pengecualian sebagian besar penduduk
dari kewarganegaraan sangat berkaitan dengan pemahaman tentang
kewarganegaraan pada masa itu. Nyaris sepanjang zaman kuno, manfaat
kewarganegaraan selalu terikat dengan kewajiban ikut serta dalam perang.
Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan dibuat
oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui majelis,
boule, dan pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan sebagian besar
warga negara terus terlibat dalam urusan publik. Meski hak-hak individu tidak
dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti modern (bangsa Yunani kuno tidak
punya kata untuk menyebut "hak"), penduduk Athena menikmati kebebasan
tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota yang
tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah
orang lain.
Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada 700 SM. Apella
merupakan majelis rakyat yang diadakan sekali sebulan. Di Apella, penduduk
Sparta memilih pemimpin dan melakukan pemungutan suara dengan cara
pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga negara pria berusia 30
tahun boleh ikut serta. Aristoteles menyebut hal ini "kekanak-kanakan", berbeda
dengan pemakaian kotak suara batu layaknya warga Athena. Tetapi Sparta
memakai cara ini karena kesederhanaannya dan mencegah pemungutan bias,
pembelian suara, atau kecurangan yang mendominasi pemilihan-pemilihan
demokratis pertama.
Meski Republik Romawi berkontribusi banyak terhadap berbagai aspek
demokrasi, hanya sebagian kecil orang Romawi yang memiliki hak suara dalam
pemilihan wakil rakyat. Suara kaum berkuasa ditambah-tambahi melalui sistem
gerrymandering, sehingga kebanyakan pejabat tinggi, termasuk anggota Senat,
berasal dari keluarga-keluarga kaya dan ningrat. However, many notable
exceptions did occur. Republik Romawi juga merupakan pemerintahan pertama
di dunia Barat yang negara-bangsanya berbentuk Republik, meski demokrasinya
tidak menonjol. Bangsa Romawi menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari
zaman Yunani kuno terus dilindungi. Selain itu, model pemerintahan Romawi
menginspirasi para pemikir politik pada abad-abad selanjutnya, dan negaranegara demokrasi perwakilan modern cenderung meniru model Romawi, bukan
Yunani, karena Romawi adalah negara yang kekuasaan agungnya dipegang
rakyat dan perwakilan terpilih yang telah memilih atau mencalonkan seorang
pemimpin. Demokrasi perwakilan adalah bentuk demokrasi yang rakyatnya
memilih perwakilan yang kemudian memberi suara terhadap sejumlah inisiatif
kebijakan, berbeda dengan demokrasi langsung yang rakyatnya memberi suara
terhadap inisiatif kebijakan secara langsung.
b. MONARKI
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos (μονος) yang berarti satu, dan
archein (αρχειν) yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau
sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun
ke-19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240
dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40
takhta saja yang masih ada. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara
mempunyai penguasa monarki yang mutlak dan selebihnya terbatas kepada
sistem konstitusi.
Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara
adalah penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya,
sedangkan presiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu
tertentu. Namun dalam negara-negara federasi seperti Malaysia, penguasa
monarki atau Yang dipertuan Agung hanya berkuasa selama 5 tahun dan akan
digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain dalam persekutuan. Pada
zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan
kebanyakannya adalah monarki konstitusional, yaitu penguasa monarki yang
dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.
Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang
sebenarnya. Pada kebiasaannya penguasa monarki itu akan mewarisi tahtanya.
Tetapi dalam sistem monarki demokratis, tahta penguasa monarki akan bergilir-
gilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia misalnya, mengamalkan kedua
sistem yaitu kerajaan konstitusional serta monarki demokratis.
Bagi kebanyakan negara, penguasa monarki merupakan simbol kesinambungan
serta kedaulatan negara tersebut. Selain itu, penguasa monarki biasanya ketua
agama serta panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara. Contohnya di
Malaysia, Yang dipertuan Agung merupakan ketua agama Islam, sedangkan di
Britania Raya dan negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II adalah ketua
agama Kristen Anglikan. Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya
peran sebagai ketua agama tersebut adalah bersifat simbolis saja.
Selain penguasa monarki, terdapat beberapa jenis kepala pemerintahan yang
mempunyai bidang kekuasaan yang lebih luas seperti Maharaja dan Khalifah.
Daftar Negara Monaki di Dunia:











Bahrain, berdekatan dengan Qatar dan Arab saudi, yang mempunyai pusat
pemerintahan di Kota Al-Amanah. Bentuk pemerintahannya monarki
konstitusional. Raja Hamad bin Isa al-Khalifa merupakan Raja Kerajaan
Bahrain saat ini.
Jordania, Negara di Timur Tengah yang juga menganut sistem monarki
konstitusional . Raja Abdullah II, Raja Yordania saat ini.
Kuwait, Negara kecil yang kaya minyak bumi di jazirah Arab, menganut
sistem monarki konstitusional yang dipimpin oleh Emir ( raja / sultan ).
Sheikh Saad Al Abdullah Al Salim Al Sabah Emir Kuwait saat ini.
Oman, Negara yang berbatasan dengan Arab saudi, Yaman, serta Uni
Emirat Arab. Raja Oman saat ini adalah Sultan Qabus ibn Sa’id. Bentuk
pemerintahannya adalah Monarki Absolut.
Qatar, Negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 2022 ,
beribukota di Daha . Emir Sheik Hamad ibn Khalifa al-Thani merupakan
Emir Qatar saat ini.
Arab Saudi, Raja Abdullah adalah Raja Arab Saudi saat ini . Berbentuk
pemerintahan Monarki absolut.
Inggris Raya, Ratu Elizabeth II merupakan Ratu Inggris saat ini. Meganut
sistem Monarki Konstitusional.
Swedia, Negara dengan sistem Monarki konstitusional, penghasil mobil
Volvo, saat ini dipimpin oleh Raja Carl XVI Gustaf sebagai kepala negara.
Spanyol, Negara pemenang Piala Dunia 2010 setelah mengalahkan Belanda
difinal. Dengan bentuk pemerintahan Monarki Parlementer. Dipimpin oleh
Raja Juan Carlos I sebagai kepala negara.
Belanda, Beribukota di Amsterdam, Den Haag merupakan kediaman Ratu
Belanda serta pusat administrasi. Ratu Beatrix adalah Ratu Belanda saat ini.
Menganut sistem Monarki Konstitusional.
Monako, Prince Albert II adalah Raja Monako saat ini, Negara kota serta
negara terkecil didunia setelah Vatikan ( luas geografis ).















Luxembourg, Negara yang diapit oleh Jerman, Perancis dan Belgia. Grand
Duke Henri merupakan Raja Luxembourg saat ini.
Liechtenstein, Berada di Benua Biru Eropa dengan populasi penduduk
36.400 ribu jiwa (2005). Dengan Rajanya saat ini: Prince Hans Adam II.
Denmark, Penganut sitem pemerintahan monarki konstitusional dan
demokrasi parlementer, Ratu Margarethe II merupakan Ratu Denmark saat
ini.
Norwegia, Kerajaan Norwegia adalah negara Monarki Konstituional, Saat ini
Yang Mulia Raja Harald V merupakan Kepala Negara Norwgia.
Belgia, Negara yang merupakan Ibukota Uni Eropa, dan salah satu pendiri
Uni Eropa. Rajanya saat ini adalah King Albert II.
Jepang, Penganut sisstem Monarki Konstitusional ,Kaisar Akihito
merupakan kaisar Jepang saat ini.
Thailand, Menganut sistem pemerintahan Monarki Konstitusional. Raja
Bhumibol Adulyadej adalah Raja Kerajaan Thailand saat ini.
Kamboja, Terletak di Asia Tenggara, Ponh Penh merupakan kota terbesar
serta ibukota Kerajaan kamboja dengan Rajanya Raja Norodom Sihamoni.
Malaysia, Negara ini dikepala negarai oleh Yang Dipertuan Agong dan
Perdana Menteri sebagai kepal a pemerintahannya. Yang Dipertuan Agong
dipilih dari dan oleh Sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya.
Brunei Darussalam, Negara yang berada di utara Pulau Kalimantan/Borneo,
menganut sistem pemerintahan Monarki Absolut. Sultan Haji Hassanal
Bolkiah adalah kepala negara serta kepala Pemerintahan saat ini.
Lesotho, Negara yang dikeliling Afrika Selatan . King Letsie III adalah
Rajanya saat ini.
Maroko, Negara ini terletak dibenua Afrika, Raja Mohammed VI kepala
negaranya saat ini.
Samoa, Negara kepulauan disamudra pasifik, mengaut sistem pemerintahan
Monarki Konstitusional. Yang Mulia Tupuola Taisi Tufuga Efi merupakan
Raja Samoa saat ini.
Swaziland, Negara ini terletak di afrika selatan, berbatasan dengan Afrika
Selatan dan Mozambik. Raja Mswati III adalah kepala negaranya saat ini.
Tonga, Tonga terletak di samudra pasifik, memiliki 176 pulau. Menganut
sistem Monarki Konstitusional. Berbahasa Tonga dan Inggris serta
beribukota di Nufu’alofa.
c. MERXISME
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari
Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem
ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai
Marxis. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis
serta penerapannya pada kehidupan sosial dan pemerintahan system sentralistik
dan penganut satu partai politik atau disebut juga polit biro atau dalam kata lain
bukan penganut multi partai yang demi memudahkan dalam pengaturan ekonomi
dan sosial.
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam
buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme
merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap
bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar.
Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam
dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh
kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan
kumuh.
Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya
"kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang
kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham
kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan,
menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah
dasar dari marxisme.
Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat
kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masi telah
sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu
ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "filsafat"
seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis
yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak
pemikiran filsafat setelahnya. Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern
tidak mungkin mengabaikannya.
Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat
kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masi telah
sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu
ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "filsafat"
seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis
yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak
pemikiran filsafat setelahnya. Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern
tidak mungkin mengabaikannya.
Dalam Teori Ekonominya menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus
dilakukan manusia agar dapat terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk
tetap bertahan hidup. Apapun yang bisa menghasilkan pangan, sandang, dan
papan bagi mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan dasar. Tidak ada yang
bisa menghindar dari tugas memproduksi hal-hal itu. Namun, ketika cara-cara
produksi berkembang dari tahap primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap
individu dapat melakukan spesialisasi, karena menemukan bahwa mereka akan
lebih makmur dengan cara itu. Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan
yang lain. Produksi sarana hidup kini menjadi aktivitas sosial, bukan lagi aktivitas
individu.
Dalam saling ketergantungan ini (masyarakat), setiap orang ditentukan
hubungannya dengan sarana produksi. "Apa yang kulakukan seorang diri untuk
penghidupanku menentukan sebagian besar hal pokok dalam cara hidupku, dan
sekaligus merupakan kontribusiku terhadap masyarakat secara keseluruhan."
Hubungan ini juga menentukan siapa saja yang punya kepentingan sama
denganku dalam pembagian produk sosial itu dan siapa saja yang bertentangan
dengan kepentinganku. Dengan cara pandang seperti itu, terbentuklah kelaskelas sosial ekonomi, yang juga mengakibatkan timbulnya konflik di antara kelaskelas itu.
d. SOIALISME
Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan
kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi ekonomi,
serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem
tersebut. "Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan umum,
kepemilikan negara, kepemilikan warga ekuitas, atau kombinasi dari semuanya.
Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada definisi tunggal secara enskapitulasi
dari mereka semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan sosial yang
mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung pada pasar atau perencanaan,
bagaimana manajemen harus diselenggarakan dalam lembaga-lembaga yang
produktif, dan peran negara dalam membangun sosialisme.
Istilah sosilaisme ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa
Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen
pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin
Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J.
Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering
digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok,
tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum
buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20
berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian
yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat
banyak daripada hanya segelintir elite.
Gerakan politik sosialis mencakup beragam filsafat politik. Dikotomi inti dalam
gerakan sosialis termasuk perbedaan antara reformisme dan sosialisme
revolusioner dan antara sosialisme negara dan sosialisme libertarian. Sosialisme
negara menyerukan nasionalisasi alat-alat produksi sebagai strategi untuk
menerapkan sosialisme, sementara sosialis libertarian umumnya menempatkan
harapan mereka pada cara desentralisasi demokrasi langsung seperti libertarian
municipalisme, 'majelis, serikat buruh, dan dewan pekerja datang dari sikap antiotoriter umum. Sosialisme demokratis menyoroti peran sentral proses demokrasi
dan sistem politik dan biasanya kontras dengan gerakan politik non-demokratis
yang mendukung sosialisme. Beberapa sosialis telah mengadopsi penyebab
gerakan sosial lainnya, seperti lingkungan, feminisme dan liberalism
Sosialisme sebagai ideology, Menurut penganut Marxisme, terutama Friedrich
Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah
manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa
pencerahan abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis
de Condorcet, Voltaire, Rousseau, Diderot, Abbé de Mably, dan Morelly,
mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas berbagai lapisan masyarakat di
Perancis.
Sejumlah pakar ekonomi dan sejarah telah mengemukakan beberapa masalah
yang berkaitan dengan teori sosialisme. Diantaranya antara lain Milton Friedman,
Ayn Rand, Ludwig von Mises, Friedrich Hayek, dan Joshua Muravchik.
Beberapa kritik dan keberatan tentang sosialisme dapat dikelompokkan menjadi:




Insentif
Harga
Keuntungan dan kerugian
Hak milik pribadi
Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut :
 Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh
individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak
terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak
dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga
ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara
sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan
ditentukan oleh mekanisme pasar.
 Membatasi kebebasan System tersebut menolak sepenuhnya sifat
mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam
memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara
tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
 Mengabaikan pendidikan moral Dalam system ini semua kegiatan diambil
alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu
diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan
menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi
Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah :
 Disediakannya kebutuhan pokok Setiap warga Negara disediakan
kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah,
kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu
mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik
dan mental berada dalam pengawasan Negara.
 Didasarkan perencanaan Negara Semua pekerjaan dilaksanakan
berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, di antara produksi
dengan penggunaannya.
Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti
yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi. Produksi
dikelola oleh Negara Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara,
sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingankepentingan Negara.
Negara yang menganut Sosilasisme sering juga disebut sebagai negara
Komunisme dan sering disebut sebagai searah berbeda nama, dimana paham
yang mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu yang ada di suatu
negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebutPenganut faham ini berasal
dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich
Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari
1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah
menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik. Negara
yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba
dan Laos.
e. KOMUNISME
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest
der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah
manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori
mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas
(sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah
menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham
kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum
buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih
mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan
selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut
komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori
dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia
Ide dasar istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis
internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya
digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis
internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin
sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alatalat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya,
perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar
(lihat: The Holy Family), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil
dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai
think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan
oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis
sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan
akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah
direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat
produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata,
Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang
dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung
demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis
karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana
terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan
Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan
mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada
rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena
dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunis Internasional, sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah
meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat
itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke
negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis
adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional
adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marx.
Indonesia dan komunisme, pernah menjadi salah satu kekuatan besar
komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase
awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis
nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa
dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia,
Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan
komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme
juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang
banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka
pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan
mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka. “ Namun
perkembangan akan teori politik Karl Max ini tidak berkemabng dan ternyata tidak dapat
mengangkat harkat kesejahteraan rakyat yang justru menjerumuskan kepada perlakuan
terhadap rakyat sebagai factor produksi utama kekuasan dan hancur berubah seiring
runtuhnya negara Unisoviet terpecah menjadi negara-negara demokrasi di Balkan.
Adapun yang sampai saat ini negara yang sangat kuat menjalankannya adalah Korea
Utara dan Kuba”.
Peranan paling besar dari suatu politik kekuasaan dalah bagaiman menjadikan
kekuasaan dalam melakukan peran yang dapat mensejahterakan kehidupan
rakyat dalam saat ini dan jangka panjang. Maka politik Kalr Max akan
bertentangan dengan politik liberaterisme yang menandlkan kepentingan dan
kepemilikan individu dalam berperan terhadap paham politik bangsa.
f. MAOSISME
Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme
yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno
dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme.
Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara
lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani
daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana
buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.
g. LIBERALISME
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan
hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Pokok-pokok Liberalisme ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme
yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah
ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
 Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang
kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena
kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan
persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada
kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan
kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
 Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap
orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka
dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam
kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan
secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat
penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason
Equally.)




Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah
tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak
menurut kehendak rakyat (Government by the Consent of The People or The
Governed.
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela
dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan
hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah
adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan
rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang),
persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of
Individual).
Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingkan negara itu sendiri. 2 Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan
bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri,
dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang
secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism).
Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704)
yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman.
Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
Dua Masa Liberaisme adalah dimana Liberalisme adalah sebuah ideologi yang
mengagungkan kebebasan. Ada dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme
Klasik dan Liberallisme Modern. Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke
16. Sedangkan Liberalisme Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Namun,
bukan berarti setelah ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang
begitu saja atau tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilainilai dari Liberalisme Klasik itu masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah
hal-hal yang mendasar ; hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain,
nilai intinya (core values) tidak berubah hanya ada tambahan-tanbahan saja
dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak
pernah berakhir.
Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah
diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masing-masing yang
akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan
kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki
individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah
kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di
dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas-bebasnya
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi yang hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada
kebebasan mayoritas.
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu
pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan
redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori
perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh
pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan
Distorsi dan High Cost Economy yang kemudian akan berujung pada tindakan
koruptif. Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas
merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar
semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup
masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan
efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi.
Pandangan kaum libertarian dalam kebijakan luar negeri bahwa neoliberalisme
erat kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis,
menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer.
Pembukaan pasar merujuk pada “perdagangan bebas”.
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral,
melalui berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dunia.
Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintahan sampai titik minimum.
Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas berhasil menekan intervensi
pemerintah (seperti paham Keynesianisme), dan melangkah sukses dalam
pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Untuk meningkatkan efisiensi korporasi,
neoliberalisme berusaha keras untuk menolak atau mengurangi kebijakan hakhak buruh seperti upah minimum, dan hak-hak daya tawar kolektif lainnya.
Neoliberalisme bertolakbelakang dengan sosialisme, proteksionisme, dan
environmentalisme. Secara domestik, ini tidak langsung berlawanan secara
prinsip dengan poteksionisme, tetapi kadang-kadang menggunakan ini sebagai
alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka pasarnya.
Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan
lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya
menjadi prioritas terbesar dalam hubungan internasional dan ekonomi.
Bagi kaum liberal, pada awalnya kapitalisme dianggap menyimbolkan kemajuan
pesat eksistensi masyarakat berdasarkan seluruh capaian yg telah berhasil
diraih. Bagi mereka, masyarakat pra-kapitalis adalah masyarakat feodal yang
penduduknya ditindas.
Bagi John Locke, filsuf abad 18, kaum liberal ini adalah orang-orang yg memiliki
hak untuk 'hidup, merdeka, dan sejahtera'. Orang-rang yang bebas bekerja,
bebas mengambil kesempatan apapun, bebas mengambil keuntungan apapun,
termasuk dalam kebebasan untuk 'hancur', bebas hidup tanpa tempat tinggal,
bebas hidup tanpa pekerjaan.
Kapitalisme membanggakan kebebasan seperti ini sebagai hakikat dari
penciptaannya. dan dalam perjalanannya, kapitalisme selalu menyesuaikan dan
menjaga kebebasan tersebut. Misalnya masalah upah pekerja, menurut konsepsi
kapitalis, semua keputusan pemerintah atau tuntutan publik adalah tidak relevan.
Faham Liberaterian : adalah paham yang terbentuk bagi kaum liberal tentang
kebebasan, yang maknanya berarti: ada sejumlah orang yang akan menang dan
sejumlah orang yg akan kalah. Kemenangan dan kekalahan ini terjadi karena
persaingan. Apakah anda bernilai bagi orang lain, ataukah orang lain akan
dengan senang hati memberi sesuatu kepada anda. Sehingga kebebasan akan
diartikan sebagai memiliki hak-hak dan mampu menggunakan hak-hak tsb
dengan memperkecil turut campur nya aturan pihak lain. "kita berhak
menjalankan kehidupan sendiri"
Saat ini, ekonom seperti Friedrich von Hayek dan Milton Friedman kembali
mengulangi argumentasi klasik Adam Smith dan JS Milton, menyatakan bahwa:
masyarakat pasar kapitalis adalah masyarakat yg bebas dan masyarakat yang
produktif. Kapitalisme bekerja menghasilkan kedinamisan, kesempatan, dan
kompetisi. Kepentingan dan keuntungan pribadi adalah motor yang mendorong
masyarakat bergerak dinamis.
Kekalahan liberalism, Sejak masa kehancuran Wall Street (dikenal dengan
masa Depresi Hebat atau Great Depression) hingga awal 1970-an, wacana
negeri industri maju masih 'dikuasai' wacana politik sosial demokrat dengan
argumen kesejahteraan.
Kaum elit politik dan pengusaha memegang teguh pemahaman bahwa salah
satu bagian penting dari tugas pemerintah adalah menjamin kesejahteraan
warga negara dari bayi sampai meninggal dunia. Rakyat berhak mendapat
tempat tinggal layak, mendapatkan pendidikan, mendapatkan pengobatan, dan
berhak mendapatkan fasilitas-fasilitas sosial lainnya.
Dalam sebuah konferensi moneter dan keuangan internasional yang
diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Bretton Woods
pada 1944, setelah Perang Dunia II. Konferensi yang dikenal sebagai konferensi
Bretton Woods ini bertujuan mencari solusi untuk mencegah terulangnya depresi
ekonomi di masa sesudah perang. Negara-negara anggota PBB lebih condong
pada konsep negara kesejahteraan sebagaimana digagas oleh John Maynard
Keynes. Dalam konsep negara kesejahteraan, peranan negara dalam bidang
ekonomi tidak dibatasi hanya sebagai pembuat peraturan, tetapi diperluas
sehingga meliputi pula kewenangan untuk melakukan intervensi fiskal,
khususnya untuk menggerakkan sektor riil dan menciptakan lapangan kerja.
Pada kondisi dan suasana seperti ini, tulisan Hayek pada tahun 1944, The Road
to Serfdom, yg menolak pasal-pasal tentang kesejahteraan dinilai janggal.
Tulisan Hayek ini menghubungkan antara pasal-pasal kesejahteraan dan
kekalahan liberal, kekalahan kebebasan individualisme.
Kebangkitan Neoliberalisme, perubahan kemudian terjadi seiring krisis minyak
dunia tahun 1973, akibat reaksi terhadap dukungan Amerika Serikat terhadap
Israel dalam perang Yom Kippur, dimana mayoritas negara-negara penghasil
minyak di Timur Tengah melakukan embargo terhadap AS dan sekutusekutunya, serta melipatgandakan harga minyak dunia, yang kemudian
membuat para elit politik di negara-negara sekutu Amerika Serikat berselisih
paham sehubungan dengan angka pertumbuhan ekonomi, beban bisnis, dan
beban biaya-biaya sosial demokrat (biaya-biaya fasilitas negara untuk
rakyatnya). Pada situasi inilah ide-ide libertarian sebagai wacana dominan, tidak
hanya di tingkat nasional dalam negeri tapi juga di tingkat global di IMF dan
World Bank.
Pada 1975, di Amerika Serikat, Robert Nozick mengeluarkan tulisan berjudul
"Anarchy, State, and Utopia", yang dengan cerdas menyatakan kembali posisi
kaum ultra minimalis, ultra libertarian sebagai retorika dari lembaga pengkajian
universitas, yang kemudian disebut dengan istilah "Reaganomics".
Di Inggris, Keith Joseph menjadi arsitek "Thatcherisme". Reaganomics atau
Reaganisme menyebarkan retorika kebebasan yang dikaitkan dengan pemikiran
Locke, sedangkan Thatcherisme mengaitkan dengan pemikiran liberal klasik Mill
dan Smith. Walaupun sedikit berbeda, tetapi kesimpulan akhirnya sama:
Intervensi negara harus berkurang dan semakin banyak berkurang sehingga
individu akan lebih bebas berusaha. Pemahaman inilah yang akhirnya disebut
sebagai "Neoliberalisme".
Paham ekonomi neoliberal ini yang kemudian dikembangkan oleh teori gagasan
ekonomi neoliberal yang telah disempurnakan oleh Mazhab Chicago yang
dipelopori oleh Milton Friedman.
Bangkitnya Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada
kekuasaan pasar, dengan pembenaran mengacu pada kebebasan. Seperti pada
contoh kasus upah pekerja, dalam pemahaman neoliberalisme pemerintah tidak
berhak ikut campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam masalah-masalah
tenaga kerja sepenuhnya ini urusan antara si pengusaha pemilik modal dan si
pekerja. Pendorong utama kembalinya kekuatan kekuasaan pasar adalah
privatisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, terlebih pada usaha-usaha industri yang
dimiliki-dikelola pemerintah.
Tapi privatisasi ini tidak terjadi pada negara-negara kapitalis besar, justru terjadi
pada negara-negara Amerika Selatan dan negara-negara miskin berkembang
lainnya. Privatisasi ini telah mengalahkan proses panjang nasionalisasi yang
menjadi kunci negara berbasis kesejahteraan. Nasionalisasi yang menghambat
aktivitas pengusaha harus dihapuskan.
Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya sebuah manajemen ekonomi
yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis permintaan. Sehingga menurut
kaum Neoliberal, sebuah perekonomian dengan inflasi rendah dan
pengangguran tinggi, tetap lebih baik dibanding inflasi tinggi dengan
pengangguran rendah. Tugas pemerintah hanya menciptakan lingkungan
sehingga modal dapat bergerak bebas dengan baik.
Dalam titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan memotong
pengeluaran, memotong biaya-biaya publik seperti subsidi, sehingga fasilitasfasilitas untuk kesejahteraan publik harus dikurangi.
Akhirnya logika pasarlah yang berjaya diatas kehidupan publik. Ini menjadi
pondasi dasar neoliberalism, menundukan kehidupan publik ke dalam logika
pasar. Semua pelayanan publik yang diselenggarakan negara harusnya
menggunakan prinsip untung-rugi bagi penyelenggara bisnis publik tersebut,
dalam hal ini untung rugi ekonomi bagi pemerintah. Pelayanan publik semata,
seperti subsidi dianggap akan menjadi pemborosan dan inefisiensi.
Neoliberalisme tidak mengistimewakan kualitas kesejahteraan umum.
Tidak ada wilayah kehidupan yang tidak bisa dijadikan komoditi barang jualan.
Semangat neoliberalisme adalah melihat seluruh kehidupan sebagai sumber
laba korporasi. Misalnya dengan sektor sumber daya air, program liberalisasi
sektor sumber daya air yang implementasinya dikaitkan oleh Bank Dunia dengan
skema watsal atau water resources sector adjustment loan. Air dinilai sebagai
barang ekonomis yang pengelolaannya pun harus dilakukan sebagaimana
layaknya mengelola barang ekonomis. Dimensi sosial dalam sumberdaya public
goods direduksi hanya sebatas sebagai komoditas ekonomi semata. Hak
penguasaan atau konsesi atas sumber daya air ini dapat dipindah tangankan
dari pemilik satu ke pemilik lainnya, dari satu korporasi ke korporasi lainnya,
melalui mekanisme transaksi jual beli. Selanjutnya sistem pengaturan beserta
hak pengaturan penguasaan sumber air ini lambat laun akan dialihkan ke suatu
badan berbentuk korporasi bisnis atau konsursium korporasi bisnis yang dimiliki
oleh pemerintah atau perusahaan swasta nasional atau perusahaan swasta atau
bahkan perusahaan multinasional dan perusahaan transnasional.
Satu kelebihan neoliberalisme adalah menawarkan pemikiran politik yang
sederhana, menawarkan penyederhanaan politik sehingga pada titik tertentu
politik tidak lagi mempunyai makna selain apa yang ditentukan oleh pasar dan
pengusaha. Dalam pemikiran neoliberalisme, politik adalah keputusan-keputusan
yang menawarkan nilai-nilai, sedangkan secara bersamaan neoliberalisme
menganggap hanya satu cara rasional untuk mengukur nilai, yaitu pasar. Semua
pemikiran di luar rel pasar dianggap salah.
Kapitalisme neoliberal menganggap wilayah politik adalah tempat dimana pasar
berkuasa, ditambah dengan konsep globalisasi dengan perdagangan bebas
sebagai cara untuk perluasan pasar melalui WTO, akhirnya kerap dianggap
sebagai Neoimperialisme.
Penyebaran Neoliberalisme, dalam penerapan agenda-agenda ekonomi
neoliberal secara mencolok dimotori oleh Inggris melalui pelaksanaan privatisasi
seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mereka. Penyebarluasan agendaagenda ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru dunia, menemukan momentum
setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa Negara Amerika Latin pada
penghujung 1980-an. Sebagaimana dikemukakan Stiglitz, dalam rangka
menanggulangi krisis moneter yang dialami oleh beberapa negara Amerika Latin,
bekerja sama dengan Departemen keuangan AS dan Bank Dunia, IMF sepakat
meluncurkan sebuah paket kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai paket
kebijakan Konsensus Washington.
Agenda pokok paket kebijakan Konsensus Washington yang menjadi menu
dasar program penyesuaian struktural IMF tersebut dalam garis besarnya
meliputi : (1) pelaksanan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan
subsidi negara dalam berbagai bentuknya, (2) pelaksanaan liberalisasi sektor
keuangan, (3) pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan
privatisasi BUMN di Indonesia
Indonesia, walaupun sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi
neoliberal telah dimulai sejak pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket
kebijakan deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif
menemukan momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada
pertengahan 1997.
Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara
resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai
syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah
Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui
penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya
adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus
memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga
dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI,
PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang.
Amerika Serikat, dalam penggunaan istilah neoliberalisme dihubungkan dengan
dukungan untuk perdagangan bebas dan welfare reform, tapi tidak dengan
tentangan terhadap Keynesianism atau environmentalism. Dalam konteks AS,
misalnya, ekonom Brad DeLong adalah seorang neoliberal, walaupun ia
mendukung Keynesi, income redistribution, dan pengritik pemerintahan George
W. Bush. Dalam penggunaan AS, neoliberalisme ("liberalisme baru") biasanya
dihubungkan dengan the Third Way, atau sosial-demokrasi di bawah gerakan
New Public Management. Pendukung versi AS menganggap bahwa posisi
mereka adalah pragmatis, berfokus pada apa yang dapat berhasil dan melebihi
debat antara kiri dan kanan, walaupun liberalisme baru mirip dengan kebijakan
ekonomi center-of-left (seperti halnya di Kanada di abad ke-20).
Kedua penggunaan ini dapat menimbulkan kebingungan. Dalam penggunaan
internasional, presiden Ronald Reagan dan United States Republican Party
dipandang sebagai pendukung neoliberalisme. Tapi Reagan tidak pernah
digambarkan demikian dalam diskusi politik di AS, di mana istilah ini biasanya
diterapkan pada Democrats seperti Democratic Leadership Council.
Kritik terhadap neoliberalisme terutama sekali berkaitan dengan negaranegara berkembang yang aset-asetnya telah dimiliki oleh pihak asing. Negaranegara berkembang yang institusi ekonomi dan politiknya belum terbangun tetapi
telah dikuras sebagai akibat tidak terlindungi dari arus deras perdagangan dan
modal. Bahkan dalam gerakan neoliberal sendiri terdapat kritik terhadap
banyaknya negara maju telah menuntut negara lain untuk meliberalisasi pasar
mereka bagi barang-barang hasil industri mereka, sementara mereka sendiri
melakukan proteksi terhadap pasar pertanian domestik mereka.
Pendukung antiglobalisasi adalah pihak yang paling lantang menentang
neoliberalisme, terutama sekali dalam implementasi "pembebasan arus modal"
akan tetapi tidak dalam hal adanya pembebasan arus tenaga kerja. Salah satu
pendapat mereka, kebijakan neoliberal hanya mendorong sebuah "perlombaan
menuju dasar" dalam arus modal menuju titik terendah untuk standar lingkungan
dan buruh.
Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua:
 Benua Amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba,
Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama,
Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik Dominika,
Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico Suriname.
 Benua Eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus,
Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman,
Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia,
Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia,
Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland,
Ukraina dan United Kingdom Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan
Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.
 Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan,
Thailand, Turki Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru.
 Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin,
Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia,
Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia,
Zambia dan Zimbabwe.
h. KAPITALISME
Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri
dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat
keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka
pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama,
tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingankepentingan pribadi.
Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal
yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme
sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga
abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di
mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu
badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda
milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses
perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal
tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru
buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan
baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem
perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan
sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya
dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan
belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan
menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Istilah kapitalisme, dalam arti modern, sering dikaitkan dengan Karl Marx. Dalam
magnum opus Das Kapital, Marx menulis tentang "cara produksi kapitalis"
dengan menggunakan metode pemahaman yang sekarang dikenal sebagai
Marxisme. Namun, sementara Marx jarang menggunakan istilah "kapitalisme",
namun digunakan dua kali dalam interpretasi karyanya yang lebih politik,
terutama ditulis oleh kolaborator Friedrich Engels. Pada abad ke-20 pembela
sistem kapitalis sering menggantikan kapitalisme jangka panjang dengan frase
seperti perusahaan bebas dan perusahaan swasta dan diganti dengan kapitalis
rente dan investor sebagai reaksi terhadap konotasi negatif yang terkait dengan
kapitalisme.
Kaum klasik kapitalis, dimana pemerintah mendominasi bidang perdagangan
selama berabad-abad namun kemudian malah memunculkan ketimpangan
ekonomi. Para pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis, yang pada era
sebelumnya mulai memegang peranan penting dalam ekonomi perdagangan
yang didominasi negara atau lebih dikenal dengan merkantilisme, seharusnya
mulai melakukan perdagangan dan produksi guna menunjang pola kehidupan
masyarakat. Beberapa ahli ini antara lain:
Adam Smith, adalah seorang tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang
merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia
menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling
penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep
MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal
yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan
berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah
kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar
harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah.
Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang
dilakukan oleh rakyatnya.
Kritik kapitalisme, mengasosiasikannya dengan kesenjangan sosial dan
distribusi yang tidak adil dari kekayaan dan kekuasaan; kecenderungan monopoli
pasar atau oligopoli (dan pemerintah oleh oligarki), imperialisme, perang kontrarevolusioner dan berbagai bentuk eksploitasi ekonomi dan budaya; materialisme,
represi pekerja dan anggota serikat buruh, alienasi sosial, kesenjangan ekonomi,
pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi. Hak milik pribadi juga telah
dikaitkan dengan tragedi anticommons.
Kritikus terkemuka dari kapitalisme telah menyertakan: sosialis, anarkis,
komunis, sosialis nasional, sosial demokrat, teknokrat, beberapa jenis dari
konservatif, Luddites, Narodnik, Shaker, dan beberapa jenis nasionalis.
Marxis telah menganjurkan penggulingan revolusioner dari kapitalisme yang
akan memimpin ke sosialisme, sebelum akhirnya berubah menjadi komunisme.
Banyak sosialis menganggap kapitalisme menjadi tidak rasional, dalam produksi
dan arah ekonomi tidak direncanakan, menciptakan banyak inkonsistensi dan
kontradiksi internal. Sejarawan tenaga kerja dan cendekiawan seperti Immanuel
Wallerstein berpendapat bahwa tidak bebas tenaga kerja -Oleh para budak,
pembantu dengan perjanjian, tahanan, dan orang-orang lainnya dipaksakompatibel dengan hubungan kapitalis. Ekonom Marxis Richard D. Wolff
mendalilkan bahwa ekonomi kapitalis memprioritaskan keuntungan dan
akumulasi modal atas kebutuhan sosial masyarakat, dan perusahaan kapitalis
jarang pernah menyertakan pekerja dalam keputusan-keputusan dasar dari
perusahaan.
Banyak aspek kapitalisme telah datang di bawah serangan dari gerakan antiglobalisasi, yang terutama menentang kapitalisme korporasi. Para pegiat
lingkungan berpendapat bahwa kapitalisme membutuhkan pertumbuhan
ekonomi yang terus-menerus, dan bahwa hal itu pasti akan menguras sumber
daya alam terbatas di Bumi. kritik tersebut berpendapat bahwa sementara
neoliberalisme ini, atau kapitalisme kontemporer, memang meningkatkan
perdagangan global, tapi juga memungkinkan meningkat kemiskinan global.-
dengan lebih hidup hari ini dalam kemiskinan dari sebelumnya neoliberalisme,
dan indikator lingkungan menunjukkan kerusakan lingkungan besar-besaran
sejak akhir 1970-an.
Setelah krisis perbankan tahun 2007, Alan Greenspan mengatakan kepada
Kongres Amerika Serikat pada tanggal 23 Oktober 2008, "Bangunan intelektual
seluruhnya runtuh. Aku membuat kesalahan dalam menganggap bahwa
kepentingan-diri dari organisasi, khususnya bank dan lain-lain, adalah seperti
bahwa mereka yang terbaik yang mampu melindungi pemegang saham mereka
sendiri. ...aku terkejut."
Banyak agama mengkritik atau menentang unsur-unsur tertentu dari kapitalisme.
Tradisional Yahudi, Kristen, dan Islam melarang meminjamkan uang dengan
bunga, meskipun metode alternatif perbankan telah dikembangkan. Beberapa
orang Kristen telah mengkritik kapitalisme untuk aspek materialis dan
ketidakmampuannya untuk memperhitungkan kesejahteraan semua orang.
Banyak perumpamaan Yesus berurusan dengan masalah ekonomi: Pertanian,
penggembalaan, berada di utang, melakukan kerja paksa, dikucilkan dari
perjamuan dan rumah-rumah orang kaya, dan memiliki implikasi untuk kekayaan
dan distribusi kekuasaan.
Dalam 84-halaman himbauan apostolik Evangelii Gaudium, Paus Francis
menggambarkan terkekang kapitalisme sebagai "tirani baru" dan menyerukan
kepada para pemimpin dunia untuk memerangi meningkatnya kemiskinan dan
ketidaksetaraan. Di dalamnya ia mengatakan:
Beberapa orang terus membela teori trickle-down yang menganggap bahwa
pertumbuhan ekonomi, didorong oleh pasar bebas, pasti akan berhasil dalam
mewujudkan keadilan yang lebih besar dan inklusivitas di dunia. Pendapat ini,
yang belum pernah dikonfirmasi oleh fakta, mengungkapkan kepercayaan
mentah dan naif dalam kebaikan mereka memegang kekuatan ekonomi dan
sakralisasi kerja dari sistem ekonomi yang berlaku. Sementara itu, yang
dikecualikan masih menunggu. Sepanjang sejarah modern, berbagai perspektif
berpengaruh pada kapitalisme telah membentuk pemikiran ekonomi modern.
Anti Kapitalisme merupakan segala bentuk perlawanan terhadap kapitalisme.
Selama Perang Dingin, dunia hanya diberi dua pilihan, yaitu kapitalisme atau
komunisme, seolah-olah tidak ada wilayah di luar komunisme untuk gerakan
antikapitalisme. Perlawanan antikapitalisme mulai tumbuh seiring runtuhnya
komunisme dan berakhirnya Perang Dingin tanpa harus khawatir gerakan
antikapitalisme dituduh dan disamakan dengan komunisme. Peristiwa Seattle
1999 merupakan pengulangan revolusi buruh di Seattle pada tahun 1919
menjadi awal ketika dunia mulai membuka mata terhadap adanya gerakan sosial
baru untuk menolak kapitalisme barbar.
i.
SEKULARISME
Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar
adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus
berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang
kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan
menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta
tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.
Sekularisme juga merujuk ke pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan
manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap
sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan.
Tujuan dan argumen yang mendukung sekularisme beragam. Dalam Laisisme
Eropa, diusulkan bahwa sekularisme adalah gerakan menuju modernisasi dan
menjauh dari nilai-nilai keagamaan tradisional. Tipe sekularisme ini, pada tingkat
sosial dan filsafat seringkali terjadi selagi masih memelihara gereja negara yang
resmi, atau dukungan kenegaraan lainnya terhadap agama.
Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara
agama dan pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi
keterikatan antara pemerintahan dan agama negara, menggantikan hukum
keagamaan dengan hukum sipil, dan menghilangkan pembedaan yang tidak adil
dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan
melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas.
Sekularisme, seringkali dikaitkan dengan Era Pencerahan di Eropa, dan
memainkan peranan utama dalam perdaban barat. Prinsip utama Pemisahan
gereja dan negara di Amerika Serikat, dan Laisisme di Perancis, didasarkan dari
sekularisme.
Kebanyakan agama menerima hukum-hukum utama dari masyarakat yang
demokratis namun mungkin masih akan mencoba untuk memengaruhi
keputusan politik, meraih sebuah keistimewaan khusus atau. Aliran agama yang
lebih fundamentalis menentang sekularisme. Penentangan yang paling kentara
muncul dari Kristen Fundamentalis dan juga Islam Fundamentalis. Pada saat
yang sama dukungan akan sekularisme datang dari minoritas keagamaan yang
memandang sekularisme politik dalam pemerintahan sebagai hal yang penting
untuk menjaga persamaan hak.
Negara-negara yang umumnya dikenal sebagai sekuler di antaranya adalah
Kanada, India, Perancis, Turki, dan Korea Selatan, walaupun tidak ada dari
negara ini yang bentuk pemerintahannya sama satu dengan yang lainnya.
Masyarakat Sekuler, Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada
umumnya dianggap sebagai sekuler. Hal ini dikarenakan kebebasan beragama
yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan
umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja,
pandangan moral yang muncul dari tradisi keagamaan tetap penting di dalam
sebagian dari negara-negara ini.
Sekularisme juga dapat berarti ideologi sosial. Di sini kepercayaan keagamaan
atau supranatural tidak dianggap sebagai kunci penting dalam memahami dunia,
dan oleh karena itu dipisahkan dari masalah-masalah pemerintahan dan
pengambilan keputusan.
Sekularisme tidak dengan sendirinya adalah Ateisme, banyak para Sekularis
adalah seorang yang religius dan para Ateis yang menerima pengaruh dari
agama dalam pemerintahan atau masyarakat. Sekularime adalah komponen
penting dalam ideologi Humanisme Sekuler.
Beberapa masyarakat menjadi semakin sekuler secara alamiah sebagai akibat
dari proses sosial alih-alih karena pengaruh gerakan sekuler, hal seperti ini
dikenal sebagai Sekularisasi
Pendukung sekularisme menyatakan bahwa meningkatnya pengaruh
sekularisme dan menurunnya pengaruh agama di dalam negara tersekularisasi
adalah hasil yang tak terelakkan dari Pencerahan yang karenanya orang-orang
mulai beralih kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan menjauh dari
agama dan takhayul.
Penentang sekularisme melihat pandangan di atas sebagai arogan, mereka
membantah bahwa pemerintaan sekuler menciptakan lebih banyak masalah dari
pada menyelesaikannya, dan bahwa pemerintahan dengan etos keagamaan
adalah lebih baik. Penentang dari golongan Kristiani juga menunjukkan bahwa
negara Kristen dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang
sekuler. Seperti contohnya, mereka menukil Norwegia, Islandia, Finlandia, dan
Denmark, yang kesemuanya mempunyai hubungan konstitusional antara gereja
dengan negara namun mereka juga dikenal lebih progresif dan liberal
dibandingkan negara tanpa hubungan seperti itu. Seperti contohnya, Islandia
adalah termasuk dari negara-negara pertama yang melegal kan aborsi, dan
pemerintahan Finlandia menyediakan dana untuk pembangunan masjid.
Namun pendukung dari sekularisme juga menunjukkan bahwa negara-negara
Skandinavia terlepas dari hubungan pemerintahannya dengan agama, secara
sosial adalah termasuk negara yang palng sekuler di dunia, ditunjukkan dengan
rendahnya persentase mereka yang menjunjung kepercayaan beragama.
Komentator modern mengkritik sekularisme dengan mengacaukannya sebagai
sebuah ideologi antiagama, ateis, atau bahkan satanis. Kata Sekularisme itu
sendiri biasanya dimengerti secara peyoratif oleh kalangan konservatif.
Walaupun tujuan utama dari negara sekuler adalah untuk mencapai kenetralan
di dalam agama, beberapa membantah bahwa hal ini juga menekan agama.
Beberapa filsafat politik seperti Marxisme, biasanya mendukung bahwasanya
pengaruh agama di dalam negara dan masyarakat adalah hal yang negatif. Di
dalam negara yang mempunyai kepercayaan seperti itu (seperti negara Blok
Komunis), institusi keagamaan menjadi subjek di bawah negara sekuler.
Kebebasan untuk beribadah dihalang-halangi dan dibatasi, dan ajaran gereja
juga diawasi agar selalu sejalan dengan hukum sekuler atau bahkan filsafat
umum yang resmi. Dalam demokrasi barat, diakui bahwa kebijakan seperti ini
melanggar kebebasan beragama.
Beberapa sekularis menginginkan negara mendorong majunya agama (seperti
pembebasan dari pajak, atau menyediakan dana untuk pendidikan dan
pendermaan) tapi bersikeras agar negara tidak menetapkan sebuah agama
sebagai agama negara, mewajibkan ketaatan beragama atau melegislasikan
akaid. Pada masalah pajak Liberalisme klasik menyatakan bahwa negara tidak
dapat "membebaskan" institusi beragama dari pajak karena pada dasarnya
negara tidak mempunyai kewenangan untuk memajak atau mengatu agama. Hal
ini mencerminkan pandangan bahwa kewenangan duniawi dan kewenangan
beragama bekerja pada ranahnya sendiri-sendiri dan ketka mereka tumpang
tindih seperti dalam isu nilai moral, kedua- duanya tidak boleh mengambil
kewenangan namun hendaknya menawarkan sebuah kerangka yang dengannya
masyarakat dapat bekerja tanpa menundukkan agama di bawah negara atau
sebaliknya.
Negara Turki cendrung penganut idiologi sekulerisme yang hal ini dipaparkan
dalam pandangan beberapa pihak. DI mata negara-negara Eropa, Turki
dianggap Islam, sehingga sulit diterima sebagai anggota UE; tapi di mata
negara-negara muslim, Turki adalah negara yang sekuler dan telah terbaratkan,
kata Mohammad Nasih ketika mengomentari soal posisi unik Turki yang berada
di antara Barat dan Timur dalam percaturan politik dunia sehingga membuat
perannya dalam kebijakan luar negeri seringkali dilematis. Dalam Politik luar
negerinya meski menjadi anggota NATO penganut Zero problems with
neighbors.
j. FASISME
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan
absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan
juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio,
sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu.
Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran
Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada
kekuasaan pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman dan Jerman.
k. FEMINISME
Feminisme (tokohnya disebut Feminis) adalah sebuah gerakan perempuan yang
menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
Kelahirannya pada era Pencerahan di Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary
Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet. Kata feminisme dikreasikan pertama
kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837. Pergerakan
center Eropa ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak publikasi
John Stuart Mill, the Subjection of Women (1869).
l.
GAULLISME
Gaullisme adalah ideologi politik Perancis yang didasari pada pemikiran dan
tindakan Charles de Gaulle. Tema utama dari kebijakan luar negeri de Gaulle
adalah mengenai kemerdekaan nasional dengan beberapa konsekuensi
praktisnya yaitu dalam beberapa hal oposisi terhadap organisasi internasional
seperti NATO atau Komunitas Ekonomi Eropa.
m. LUXEMBURGISME
Luxemburgisme (juga ditulis Luxembourgisme) adalah paham teori Marxis dan
komunisme secara spesifik revolusioner berdasarkan tulisan-tulisan dari Rosa
Luxemburg, Menurut MK Dziewanowski terjadi penyimpangan dari tradisional
Leninisme, keterpengaruhan dari Trotskyisme Bolshevik yang kemudian diadopsi
oleh pengikutnya sendiri.
Luxemburgisme merupakan upaya melakukan tafsir atas ajaran Marxisme yang
berpengaruh terhadap revolusi Rusia, Rosa Luxemburg temasuk pihak yang
mengkritik ajaran politik dari Lenin dan Trotsky, dengan konsep "sentralisme
demokratis" sebagai demokrasi.
n. NAZISME
Nazisme, atau secara resmi Nasional Sosialisme (Jerman: Nationalsozialismus),
merujuk pada sebuah ideologi totalitarian Partai Nazi (Partai Pekerja NasionalSosialis Jerman, Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau
NSDAP) di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Kata Nazi jadi merupakan
singkatan Nasional Sosialisme atau Nationalsozialismus di bahasa Jerman.
Sampai hari ini orang-orang yang berhaluan ekstrim kanan dan rasisme sering
disebut sebagai Neonazi (neo = "baru" dalam bahasa Yunani).
o. KOMUNITARIANISME
Komunitarianisme sebagai sebuah kelompok yang terkait, namun berbeda
filsafatnya, mulai muncul pada akhir abad ke-20, menentang aspek-aspek dari
liberalisme, kapitalisme dan sosialisme sementara menganjurkan fenomena
seperti masyarakat sipil. Paham ini mengalihkan pusat perhatian kepada
komunitas dan masyarakat serta menjauhi individu. Masalah prioritas, entah pada
individu atau komunitas seringkali dampaknya paling terasa dalam masalahmasalah etis yang paling mendesak, seperti misalnya pemeliharaan kesehatan,
aborsi, multikulturalisme, dan hasutan.
p. MODERAT
Pandangan Moderat dimana mencerminkan sikap dan tindakan yang menuju
kejalan tengah yang mementingkan kehidupan masyarakat banyak seutuhnya
dengan memandang kompleksitas agama dan kepentingan pemerintah dalam
menjaga keutuhan negara. Politik Moderat mengindari perilaku atau
pengungkapan yang ekstrem dan berkecenderungan ke jalan tengah.
Penolakan Moderat adalah tentang kekuasaan atas agama terbesar menjadi tidak
merupakan anspirasi yang sangat kuat mempengaruhi bentuk-bentuk roda
pemerintahan dan masyarakat. Kaum penolakan pada umumnya berusaha
menekankan pandangan mayoritas lebih menguasai pemerintahan dan kebijakankebijakan yang diambil.
q. RADIKALISME
Pandangan Radikalisme memandang suatu perubahan (undang-undang,
pemerintahan) lebih harus dan merupakan kebutuhan dan keputusan yang tanpa
memandang alasan-alasan lain yang menghalangi. Pandangan kaum radikalisme
bersifat revolusioner dan terkadang ditempuh melalui tindakan pengambikan
keputusan kekerasan. Indonesia mengalami proses ini dengan terjadinya konflik
DI TII, NII, G30S PKI, Poso, Runtuhnya Orde Baru dan lain-lain serta di dunia
seperti Revolusi Islam Iran, Kudeta Militer Mesir terhadap pemerintahan Ikhwanul
Muslimin, Kudeta Thailand 2014 terjadi pada 22 Mei 2014, ketika anggotaanggota Angkatan Darat Kerajaan Thailand melancarkan sebuah kudeta terhadap
pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang dilator belakangi krisis
politik Thailand berawal dari unjuk rasa di ibukota Bangkok tahun lalu yang
menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengundurkan diri.Pemerintahan
pimpinannya dianggap dikendalikan oleh abangnya, mantan Perdana Menteri
Thaksin Shinawatra, yang mengasingkan diri ke luar negeri setelah digulingkan
dalam kudeta militer tahun 2006. Upaya PM Yingluck dengan menggelar pemilu
dini tidak berhasil memecah kebuntuan politik setelah kubu oposisi memboikot
pemungutan suara
Cara-cara radikalisme akan banyak menyengsarakan dan menjadikan sataus
politik dan kehidupan masyarakat serta negara mengalami kehancuran dan ada
negara yang segera bisa bangkit namun banyak juga mengalami kesengsaraan
dalam jangka panjang.
r. NASIONALIS
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran
politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas
budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah
bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat
berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang
notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia
hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau
menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh
dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan
ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan,
seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan
penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti naziisme,
pengasingan dan sebagainya.
Beberapa bentuk dari nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau
gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis,
budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan
kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua
elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun
oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan
yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa
Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh
Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa
Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme
identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh
kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras;
menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung
kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi
yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm
Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang
berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti
warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang
menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah
dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih
dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk
menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa.
Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab
persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT
berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat
sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip
masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu
argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer,
dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta
sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti
juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi
mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan
Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bilamana
nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada
kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan
penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara
pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme
Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme
etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di
Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu
Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP
bersumber dari agama Hindu.
Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol
dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18,
nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan.
Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi
semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut
dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia.
Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.
Dalam perjalanan sejarah negara Republik Indonesia kata nasionalis identik
dengan perjuangan atas kesetaraan kaum mayoritas dan minoritas.
Perkembangan perjuangan partai-partai politik sejak pemilu pertama tahun 1955
selalu mendengung-dengungkan kesaman hak sejajar dalam berdemokrasi,
meski perjuangan tersebut pasang surut dengan kekuatan kaum agama dan
kaum sosialis.
s. RELIGIUS
Religius telah menjadi ciri tersendiri bagi Indonesia. Sejak awal sejarah
perkembangan bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia sudah menganut
politeisme. Politeisme secara harfiah berasal dari bahasa Yunani poly dan theoi
yang berarti banyak tuhan. Politeisme sebagai sebuah bentuk kepercayaan yang
mengakui adanya lebih dari satu Tuhan merupakan penjelasan bagi
kegandrungan banyak masyarakat Indonesia hingga saat ini terhadap hal-hal
yang berbau klenik, mistis dan ghaib.
Pandangan Religius atau lebih popular yang memandang tatanan berbangsa dan
bernegara tidak terlepas dari aturan hidup sesuai agama yang dianut. Agama
adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari
kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang
dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul
kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat
manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup
yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi
tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci,
dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan
atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance,
inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari,
masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin
mengandung mitologi.
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem
kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas; Namun, dalam kata-kata
Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah
"sesuatu yang nyata sosial". Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama
adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal
mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas
beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.
Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia
adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan
penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005. Rata-rata, wanita
lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau
beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau
tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan
untuk terjadi unsur sinkretisme.
Kritik Religius, Dalam pandangan politik religius terkadang sangat dipengaruhi
oleh kondisi negara-negara lain didunia. Hal ini bisa kita lihat di Indonesia apabila
apabila ada suatu negara dalam aliran agama tertentu di Indonesia mengalami
gangguan akan menyebabkan gagasan tindakan politik luar negeri bangsa
Indonesia yang lebih nyata. Tekanan politik dari partai politik atas kejadian negara
lonesia lain menjadikan hubungan anatar agama-agama di Indonesia terasa
terganggu. Harmonisasi hubungan seakan terjadi celah untuk retak.
Kejadian yang sama seperti yang terjadi di Suriah dan Irak dengan gerakan ISISnya menjadikan kepentingan tarik - menarik pengaruh antar sekterian agama di
Indonesia. Perbedaan hubungan semakin diperjelas dan mengakibatkan keBhineka Tunggal Ika-an bangsa Indonesia seakan-akan diuji dalam menjamin
Persatuan Indonesia.
Kerjasama antar agama
Karena agama tetap diakui dalam pemikiran Barat sebagai dorongan universal,
banyak praktisi agama bertujuan untuk bersatu dalam dialog antaragama, kerja
sama, dan perdamaian agama. Dialog utama yang pertama adalah Parlemen
Agama-agama Dunia pada 1893 Chicago World Fair, yang tetap penting bahkan
saat ini baik dalam menegaskan " nilai-nilai universal " dan pengakuan
keanekaragaman praktek antar budaya yang berbeda. Abad ke-20 terutama telah
bermanfaat dalam penggunaan dialog antar agama sebagai cara untuk
memecahkan konflik etnis, politik, atau bahkan agama, dengan rekonsiliasi
Kristen-Yahudi mewakili reverse lengkap dalam sikap banyak komunitas Kristen
terhadap orang Yahudi.
Inisiatif antaragama terbaru termasuk " A Common Word ", diluncurkan pada
tahun 2007 dan difokuskan pada membawa para pemimpin Muslim dan Kristen
bersama-sama bersatu, yang "C1 World Dialogue", yang " Common Ground "
inisiatif antara Islam dan Buddhisme, dan PBB disponsori " World Interfaith
Harmony Week.
t. MADANI
Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat diartikan sebagai
suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai
kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya civil
atau civilized (beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil
atau civilized society, yang berarti masyarakat yang berperadaban. Untuk
pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan
wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani
merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif
dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan
pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan
individu.
Dawam Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan
peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. Dawam
menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan dan
integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri
dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam
suatu persaudaraan. Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna,
yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas,
transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten
memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral,
mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah
masyarakat yang demokratis.
Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi warga
negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan. Bahkan Masyarakat
madani tiang utama kehidupan politik yang demokratis. Sebab masyarakat
madani tidak saja melindungi warga negara dalam berhadapan dengan negara,
tetapi juga merumuskan dan menyuarakan aspirasi masyarakat.
Filsuf Yunani Aristoteles (384-322) yang memandang civil society sebagai sistem
kenegaraan atau identik dengan negara itu sendiri. Pandangan ini merupakan:
Fase pertama sejarah wacana civil society. Pada masa Aristoteles civil society
dipahami sebagai sistem kenegaraan dengan menggunakan istilah ‘’koinonia
politike’’, yakni sebuah komunitas politik tempat warga dapat terlibat langsung
dalam berbagai percaturan ekonomi-politik dan pengambilan keputusan.
Rumusan civil society selanjutnya dikembangkan oleh Thomas Hobbes (15881679 M ) dan John Locke (1632-1704), yang memandangnya sebagai kelanjutan
dari evolusi natural society. Menurut Hobbes, sebagai antitesa Negara civil
society mempunyai peran untuk meredam konflik dalam masyarakat sehingga ia
harus memiliki kekuasaan mutlak, sehingga ia mampu mengontrol dan
mengawasi secara ketat pola-pola interaksi (prilaku politik) setiap warga Negara.
Berbeda dengan John Locke, kehadiran civil society adalah untuk melindungi
kebebasan dan hak milik setiap warga Negara.
Pada tahun 1767 Adam Ferguson mengembangkan wacana civil society dengan
konteks sosial dan politik di Skotlandia. Ferguson, menekankan visi etis pada civil
society dalam kehidupan sosial. Pemahamannya ini lahir tidak lepas dari
pengaruh dampak revolusi industri dan kapitalisme yang melahirkan ketimpangan
sosial yang mencolok.
Fase ketiga, pada tahun 1792 Thomas Paine mulai memaknai wacana civil
society sebagai sesuatu yang berlawanan dengan lembaga Negara, bahkan dia
dianggap sebagai antitesa Negara. Menurut pandangan ini, Negara tidak lain
hanyalah keniscayaan buruk belaka. Konsep Negara yang absah, menurut
mazhab ini, adalah perwujudan dari delegasi kekuasaan yang diberikan oleh
masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama. Semakin sempurna
sesuatu masyarakat sipil, semakin besar pula peluangnya untuk mengatur
kehidupan warganya sendiri.
Wacana civil society selanjutnya dikembangkan oleh Hegel (1770-1837 M), Karl
Marx (1818-1883 M) dan Antonio Gramsci (1891-1937 M). Dalam pandangan
ketiganya civil society merupakan elemen ideologis kelas dominan.
Civil society sebagai reaksi terhadap mazhab Hegelian yang dikembangkan oleh
Alexis de Tocqueville (1805-1859 M). Pemikiran Tocqueville tentang civil society
sebagai kelompok penyeimbang kekuatan Negara. Menurut Tocqueville,
kekuatan politik dan masyarakat sipil merupakan kekuatan utama yang
menjadikan demokrasi Amerika mempunyai daya tahan yang kuat. Adapun tokoh
yang pertama kali menggagas istilah civil society ini adalah Adam Ferguson
dalam bukunya ”Sebuah Esai tentang Sejarah Masyarakat Sipil’’ (An Essay on
The History of Civil Society) yang terbit tahun 1773 di Skotlandia. Ferguson
menekankan masyarakat madani pada visi etis kehidupan bermasyarakat.
Pemahamannya ini digunakan untuk mengantisipasi perubahan sosial yang
diakibatkan oleh revolusi industri dan munculnya kapitalisme, serta mencoloknya
perbedaan antara individu.
Unsur-unsur Masyarakat Madani adalah ; Masyarakat madani tidak muncul
dengan sendirinya. Ia menghajatkan unsur- unsur sosial yang menjadi prasayarat
terwujudnya tatanan masyarakat madani. Beberapa unsur pokok yang dimiliki
oleh masyarakat madani adalah:
Adanya Wilayah Publik yang Luas, Free Public Sphere adalah ruang publik yang
bebas sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di
wilayah ruang publik ini semua warga Negara memiliki posisi dan hak yang sama
untuk melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh
kekuatan – kekuatan di luar civil society.
Demokrasi, prasayarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang murni
(genuine). Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Demokrasi
tidak akan berjalan stabil bila tidak mendapat dukungan riil dari masyarakat.
Secara umum demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang bersumber dan
dilakukan oleh, dari, dan untuk warga Negara.
Tolerans, sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat.
Pluralisme, Kemajemukan atau pluralisme merupakan prasayarat lain bagi civil
society. Pluralisme tidak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan
menerima kenyataan sosial yang beragam, tetapi harus disertai dengan sikap
yang tulus untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah
dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional
atas hak dan kewajiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupan: ekonomi, politik, pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian
lain, keadilan sosial adalah hilangnya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau golongsn tertentu.
Ciri-ciri Masyarakat Madani yang merujuk pada Bahmuller (1997), ada beberapa
ciri-ciri masyarakat madani, antara lain:
 Terintegrasinya individu – individu dan kelompok – kelompok eksklusif ke
dalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
 Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan – kepentingan yang
mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan – kekuatan
alternatif.
 Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi – organisasi volunter mampu memberikan
masukan- masukan terhadap keputusan – keputusan pemerintah.
 Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu –
individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak
mementingkan diri sendiri (individualis).
 Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga – lembaga
sosial dengan berbagai perspektif.
 Pilar penegak masyarakat madani, adalah institusi-institusi yang menjadi
bagian dari sosial kontrol yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan
penguasa yang diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi
masyarakat yang tertindas. Pilar-pilar tersebut antara lain:
 Lembaga Swadaya Masyarakat adalah institusi sosial yang dibentuk oleh
swadaya masyarakat yang tugas utamanya adalah membantu dan
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang tertindas.
LSM dalam konteks masyarakat madani bertugas mengadakan
pemberdayaan kepada masyarakat mengenai hal-hal yang signifikan
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengadakan pelatihan dan
sosialisasi program-program pembangunan masyarakat.
 Pers, adalah institusi yang berfungsi untuk mengkritisi dan menjadi bagian
dari sosial kontrol yang dapat menganalisa serta mempublikasikan
berbagai kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan warga
negaranya. Selain itu, pers juga diharapkan dapat menyajikan berita
secara objektif dan transparan.
 Supremasi Hukum, Setiap warga negara , baik yang duduk dipemerintahan
atau sebagai rakyat harus tunduk kepada aturan atau hukum. Sehingga
dapat mewujudkan hak dan kebebasan antar warga negara dan antar
warga negara dengan pemerintah melalui cara damai dan sesuai dengan
hukum yang berlaku. Supremasi hukum juga memberikan jaminan dan
perlindungan terhadap segala bentuk penindasan individu dan kelompok


yang melanggar norma-norma hukum dan segala bentuk penindasan hak
asasi manusia.
Perguruan tinggi merupakan tempat para aktivis kampus (dosen dan
mahasiswa) yang menjadi bagian kekuatan sosial dan masyarakat madani
yang bergerak melalui jalur moral porce untuk menyalurkan aspirasi
masyarakat dan mengkritisi berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah.
Namun, setiap gerakan yang dilakukan itu harus berada pada jalur yang
benar dan memposisikan diri pada real dan realitas yang betul-betul
objektif serta menyuarakan kepentingan masyarakat. Sebagai bagian dari
pilar penegak masyarakat madani, maka Perguruan Tinggi memiliki tugas
utama mencari dan menciptakan ide-ide alternatif dan konstruktif untuk
dapat menjawab problematika yang dihadapi oleh masyarakat.
Partai Politik merupakan wahana bagi warga negara untuk dapat
menyalurkan aspirasi politiknya. Partai politik menjadi sebuah tempat
ekspresi politik warga negara sehingga partai politik menjadi prasyarat bagi
tegaknya masyarakat madani
u. KERAKYATAN
Politik Kerakyatan, menyelami gagasan Machiavelli. Selama ini muncul asumsi
yang mengatakan bahwa Machiavelli, yang diakui sebagai pelopor ilmu politik
moderen adalah amoral, karena dicurigai menganut paham politik ‘menghalalkan
segala cara’; lebih lanjutnya istilah Machiavellianisme dikonotasikan sebagai
segala pikiran, sikap, dan tindakan kotor lagi kejam dalam ranah politik.
Salah kaprah kepada Machiavelli dan pemikirannya tersebut, adalah disebabkan
kekeliruan dalam memahami Machiavelli, dan terutama lagi mengenai salah satu
karyanya, yaitu Il Principe (Politik Kekuasaan). Dalam karya dimaksud, memang
Machiavelli mengungkapkan kenyataan politik yang ada pada waktu itu;
Machiavelli mengungkapkan segala ‘apa yang nyata-nyata’ pada zamannya
tersebut, dan bukan mengungkapkan ‘apa yang ideal’ atau kenyataan politik yang
ideal menurut dia, yang harus dilakukan oleh para penguasa.
Apa yang nyata-nyata’ yang diungkapkan oleh Machiavelli dalam buku dimaksud,
memang sering kejam dan amoral. Akan tetapi ‘Apa yang nyata-nyata’ tersebut,
merupakan kenyataan politik yang nyata terjadi di zaman Machiavelli, yang
diungkapkan olehnya, dan bukan merupakan pemikiran politik Machiavelli. Oleh
sebab itu, merupakan kesimpulan yang terburu-buru dan latah dengan
menyimpulkan Machiavelli sebagai politikus kotor, dan Machiavellianisme sebagai
aliraan ‘penghalal segala cara’.
Dalam beberapa karya-karyanya yang lain, dan yang terutama adalah Discorsi Di
Niccolo Machiavelli, dengan cukup jelas dan nyata akan Machiavelli yang bukan
sebagai poitikus amoral apalagi ‘penghalal segala cara’. Dalam karya Machiavelli
yang lebih besar ini, yang berjudul lengkap Discorsi Di Niccolo Machiavelli,
Cittadino, et Segretariso Fiorentino, Sopra La Prima Deca Di Tito Livio, a Zanobi
Boundel Monti, et a Cosimo Rucellai —yang lebih terkenal dengan DISCORSI,
dan lebih tepat diterjemahkan sebagai Politik Kerakyatan— cukup menunjukkan
akan sosok Machiavelli sebagai politikus kerakyatan, dan sumbangsihnya yang
besar terhadap Politik Kerakyatan.
Dalam Discorsi, Machiavelli mengungkapkan: “Kita tahu yang baik itu apa, tetapi
kita sering tidak mampu melakukannya. Salah satu yang baik dan dapat dilakukan
adalah system pemerintahan Republik!.” Dalam melakukan urainnya tentang
Politik Kerakyatan dan Republik, Machiavelli kerap menuturkan berbagai hal,
yang pada intinya adalah menekankan betapa pentingnya menjunjung tinggi azaz
kerakyatan, terutama dalam system pemerintahan.
Pertama: Virtu atau Res Publica. Virtu atau Res Publica adalah semangat
kerakyatan yang mutlak harus dijunjung tinggi oleh para penguasa.
Diceritakan bahwa Alexander Agung pernah dibujuk oleh arsiteknya, Deinocrates
untuk mendirikan kerajaan diatas Gunung Athos, sebuah gunung gersang tapi
mempesona; letaknya strategis dan gampang untuk dipertahankan. Kemudian
Alexander menyela: “Lantas di mana rakyat hidup?” Deinocrates menjawab malumalau bahwa ia tak sempat terfikir akan hal itu. Alexander pun akhirnya
mendirikan kerajaannya di tepian Sungai Nil.
Kedua: Hukum untuk Res Publica. Res Publica mutlak membutuhkan hukum,
guna penegakan disiplin sosial. Adapun mekanisme pembuatan hukum, kota
Roma dapat dijadikan contoh: hukum Kota Roma berkembang lambat laun,
sesuai dengan keinginan dan prakarsa warga dan masalah yang mereka hadapi
bersama.
Ketiga: pola pemerintahan Res Publica yang paling ideal menurut Machiavelli
adalah, ramuan dari keenam pola pemerintahan yang hari ini ada di dunia:
Kerajaan, Aristokrasi, Demokrasi, Tirani, Oligarki, dan Anarki. Oleh karena
masing-masing pola mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Keempat: Supremasi Hukum. Res Publica haruslah terdapat kepastian hukum;
rule of law merupakan hal yang sangat penting. Hal iniberarti, jasa seseorang
tidak boleh dijadikan alasan untuk membiarkan kejahatannya, untuk tidak
mengadilinya, tidak menghukumnya, atau bahkan meringankan hukumannya.
Politik kerakyatan ala Machiavelli, pada prinsipnya adalah mempersyaratkan
keempat hal diatas. Penafian akan salah satu saja daripada unsur syarat diatas,
akan mencederai politik kerakyatan itu sendiri. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia ini, tentunya kita tidak jarang menyaksikan kenyataan
sosial dan politik yang paradoksal dengan azas-azas politik kerakyatan
sebagaimana yang telah disampaikan oleh Niccolo Machiavelli dimaksud.
Sementara pada sisi lainnya, kiranya bukanlah hal yang berlebihan: untuk
mengatakan dan mengakui Niccolo di Bernardo Machiavelli sebagai politikus
kerakyatan; bukan (lagi) sebagai politikus amoral, dan ’penghalal segala cara’,
sebagaimana yang selama ini telah diciterakan kepada Machiavelli dan para
pengikutnya (baca: Machiavellianisme), yang ternyata keliru tersebut.
v. KEBANGSAAN
Kepemimpinan Masyarakat Majemuk, (dari tulisan DR. SH Sarundajang -
Gubernur Sulawesi Utara/Ketua Umum AIPI). Dalam menjalankan peranannya
sebagai pemimpin dan negarawan yang dipercaya oleh rakyat, maka seorang
pemimpin harus dapat mengimplementasikan model kepemimpinan majemuk,
berkarakter kebangsaan yang penuh integritas berdasar konstitusi. Yakni suatu
karakter kepemimpinan yang berdiri diatas semua golongan, nasionalis,
demokratis, santun dalam berkomunikasi, serta adanya konsistensi antara katahati dan perbuatan.
Dengan penuh keterbukaan pemimpin ideal akan menjalin komunikasi dua arah
antara pemimpin dan rakyat, sehingga akan melahirkan quantum leap (lompatan
kuantum) munculnya inspirasi dan kreativitas cerdas masyarakat. Saat inilah
pendidikan politik dapat diberikan kepada rakyat. Seni dasar demokrasi
dipersemaikan sejak dini oleh para pemimpin kepada pengikutnya.
Pemimpin berkarakter tegas dalam menjalankan kewajiban kepemimpinannya,
melakukan persuasi dalam membangun konsensus dengan persuasif, bukan
arogansi. Efek riak kepemimpinan ini akan merembet dan menular ke strata
kepemimpinan yang dibawahnya, maka tidak heran bila para elite telah berhenti
bertikai kata dan bersilaturahmi, ternyata di bawah dan daerah yang jauh dari
rentang kendali organisasi pertikaian baru dimulai. Ini harus dicegah melalui
pendidikan politik dengan keteladanan pemimpin yang bijak mengendalikan
dirinya.
Pemimpin yang berkarakter kebangsaan memiliki kemampuan visioner yang
komprehensif terhadap pola-pola yang mencolok ditengah informasi yang chaos
(kacau dan membingungkan), serta mampu memadukan realitas emosi dengan
apa yang dilihat, sehingga dapat menghasilkan pengaruh yang mendalam bagi
pengikutnya untuk bergerak ke arah yang dikehendaki.
Aktualisasi karakter kepemimpinan yang diharapkan bangsa dan negara adalah
yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency)
menuju kemerdekaan (independency), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri
yang komplit ke-saling ketergantungan (interdependency). Hal ini memerlukan
pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para elite politik yang bergerak
di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam sistem politik demokrasi yang kondusif.
Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus
dapat menumbuh suburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti
kesadaran pada diri sendiri (self awareness), jujur terhadap diri sendiri dan
terhadap orang lain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha yang
tulus untuk memperbaikinya, serta berempathi terhadap kondisi rakyat.
Maknanya pemimpin berkarakter majemuk merupakan hasil karya pendidikan,
pelatihan, talentscouting dan pembiasaan, yang dipadukan dengan sinergi
pembelajaran sepanjang hayat, diperkuat oleh daya nalar dan kecerdasan akal
budi serta kecerdasan spritual, seraya menyelaraskan dengan perubahan
lingkungan strategis yang sedang berkembang.
Dengan pemahaman demikian sesungguhnya pembentukan karakter seorang
pemimpin menjadi tanggung jawab semua pihak. Karenanya pemerintah,
perguruan tinggi, legislatif dan yudikatif bersama rakyat wajib menyediakan
persemaian yang subur untuk pengembangan karakter kepemimpinan yang
”berwawasan kebangsaan“
Kebangsaan, sering juga disebutkan “Kebangkitan Nasional Indonesia Kedua”.
Dalam konteks berbagai persoalan bangsa, adakah sebuah keniscayaan untuk
mencari solusi dari semua pertanyaan dan kenyataan di atas? Bagi saya bangsa
Indonesia memerlukan konsensus nasional baru untuk mengakhiri berbagai
pertikaian yang tidak produktif, yang membuat bangsa dan negara kita semakin
terpuruk.
Satu abad lebih (104 tahun) kebangkitan nasional merupakan momentum yang
sangat tepat untuk membangun dan menyepakati konsensus nasional baru. Inti
dari konsensus nasional baru adalah mengakhiri pertarungan ideologis,
menyingkirkan gerakan berbau separatisme, serta sepakat menyudahi pertikaian
yang tidak produktif bagi upaya-upaya memajukan bangsa.
Konsensus nasional baru mengajak semua pihak dan seluruh elemen kekuatan
bangsa untuk bergandengan tangan bersatu padu dan menyatukan segala
tenaga, pikiran, waktu, usaha, dana dan doa untuk fokus pada usaha
menyelesaikan masalah-masalah riil yang sedang dihadapi bangsa indonesia
saat ini, yaitu: rapuhnya moral dan etika politik, kemiskinan, penganguran,
kebodohan, rendahnya kemandirian bangsa, pelecehan HAM, pelanggaran
hukum, KKN, serta buruknya citra bangsa Indonesia di mata dunia.
Konsensus nasional baru diharapkan mampu membuat semua anak bangsa
Indonesia, kembali memiliki optimisme dan harapan masa depan Indonesia
dengan membangun dan membangkitkan kekuatan daerah-daerah menjadi
kekuatan nasional. Karena otonomi daerah merupakan wahana yang tepat untuk
memperkuat kebangkitan Indonesia sebagai modal keindonesiaan.
Pada tataran nasional sudah harus diatur perencanaan dan alokasi anggaran
pembangunan nasional yang memungkinkan daerah-daerah bangkit, melalui
desain anggaran pembangunan memunculkan pusat-pusat keunggulan di
seluruh wilayah nkri. Tanpa desain perencanaan dan alokasi anggaran
pembangunan nasional, pola struktur dan bangunan kekuatan nasional dalam 25
sampai 30 tahun ke depan tetap seperti sekarang.
Untuk menggapai harapan kebangkitan, kemajuan dan kejayaan Indonesia di era
global, maka diperlukan adanya komitmen kebangsaan dari segenap komponen
anak bangsa indonesia, dan konsistensi dalam melaksanakan visi kebangsaan
indonesia, antara lain membangun sistem politik bangsa yang demokratis, etis
dan berbudaya, sebagai landasan yang kuat dalam melaksanakan proses
pembangunan diberbagai bidang.
Hal ini sangat penting, karena saya melihat dalam satu visi bahwa kebangkitan
Indonesia hanya akan tercapai, jika segenap komponen anak bangsa dalam
berbagai level, memperkokoh karakter kebangsaannya, yang terbangun dari jiwa
dan semangat Pancasilais. Karena menurut saya, pada hakekatnya segala hal
yang baik, berawal dari karakter.
Dengan demikian para elit politik bangsa yang menentukan warna dari sistem
politik indonesia akan menjadi politisi yang memiliki jiwa kenegarawanan,
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan, sebagaimana yang telah diukir oleh para founding father bangsa dalam
sejarah perjuangan Indonesia.
Proses munculnya penguatan nilai kebangsaan, Beberapa isu dan persoalan
penting dalam praktek demokrasi politik indonesia dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
a.
b.
c.
Terjadi degradasi perilaku etik moral kebangsaan di antara pemimpin, yang
ditandai dengan maraknya saling hujat, saling fitnah, provokasi, agitasi para
pengikutnya, pengingkaran kebenaran, saling jegal, menjadi pengadu
domba, menjadikan massa pengikutnya setia sampai mati tanpa peduli
kebenaran, pokoknya membalas lawan tanpa etika, menjadi pemimpin
kharismatik yang memiliki pengikut fanatik.
Tidak peka (sensitive) terhadap aspirasi masyarakat, bahwa rakyat
memerlukan ketenteraman, kenyamanan dan keadilan bukan wacana politik
yang terus meruncing, sehingga tidak memberikan pendidikan politik bagi
masyarakat.
Setelah duduk di berbagai jabatan negara ternyata masih memposisikan diri
sebagai utusan golongan, parpol dan kelompoknya, sehingga kepekaan rasa
nasionalisme-nya tipis, bahkan cenderung primordial, etnosentris dan tidak
d.
e.
f.
g.
h.
berusaha menjadi politikus maupun negarawan yang berdiri di atas
multicultural bangsa.
Paradigma dan mind-set yang kolutif, nepotis dan koruptif semakin menjadi.
Keteladanan berperilaku, baik ucapan, pernyataan, diplomasi maupun
penyelesaian masalah mendasar yang dihadapi bangsa kurang nampak.
Sense-of crisis hampir-hampir punah karena dominasi kepentingan (interest)
pribadi, kelompok, partai dan golongan, bisnis dan rasis.
Para pemimpin partai, orsospol, LSM dan organisasi lainnya membungkus
aktifitas politik dengan nuansa sara (politik aliran) yang cenderung memicu
pertikaian antar etnik, antar sesama warga masyarakat, bahkan sesama
penganut agama yang berbeda aliran politik.
Perilaku aparatur pemerintahan kita masih cenderung lemah dalam
menegakan supremasi hukum, yang ditunjukkan antara lain dengan
munculnya kasus-kasus penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang,
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), dan arogansi kekuasaan. Karena itu
sangatlah beralasan apabila ditengah masyarakat berkembang stigma “jelek”
tentang kinerja aparatur pemerintahan.
Integritas aparat penegak hukum yang masih lemah dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan hukum, akibat kepentingan-kepentingan
tertentu. Akibatnya hilanglah kepercayaan masyarakat terhadap institusi
hukum, yang membuat masyarakat mencari keadilannya sendiri, dengan
munculnya fenomena “pengadilan massa” atau “pengadilan jalanan”.
Kultur politik yang tidak kondusif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
serta memudarnya nilai-nilai kebangsaan, yang antara lain ditandai:




Terjadinya degradasi kultur politik dan nilai-nilai kebangsaan, dimana
banyak peristiwa yang menggambarkan kondisi kemajemukan
masyarakat kita mulai rentan terhadap integritas bangsa, seperti
kekerasan politik dan radikalisasi masa terhadap kelompok yang
dipandang berbeda paham, suku agama dan ras.
Para elit politik masih kurang memberikan pendidikan dan pembelajaran
politik yang baik bagi masyarakat, dimana keteladanan berperilaku dalam
ucapan, pernyataan, maupun tindakan dalam menyelesaikan masalah
mendasar yang dihadapi bangsa kurang mewujud dalam tindakan nyata,
yang berimbas pada tataran masyarakat.
Para pejabat negara cenderung beperilaku sebagai politisi daripada
negarawan. Sementara itu, partai politik cenderung menonjolkan
kompetisi perebutan kekuasaan daripada kompetisi dalam meperjuangkan
kepentingan rakyat, sebagai implikasi dari lemahnya sense of crisis.
Para pemimpin partai, orsospol, LSM dan OKP, membungkus aktifitas
politik dengan ideologi bernuansa SARA yang cenderung memicu
pertikaian antar etnik, antar sesama warga masyarakat, bahkan sesama
penganut agama dan aliran politik.
w. KEADILAN SOSIAL
Keadilan sosial, merupakan sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagumkagum sejak Plato membantah filsuf muda, Thrasymachus, karena ia menyatakan
bahwa keadilan adalah apa pun yang ditentukan oleh si terkuat. Dalam Republik,
Plato meresmikan alasan bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada
empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan
keadilan.
Penambahan kata sosial adalah untuk membedakan keadilan sosial dengan
konsep keadilan dalam hukum. Keadilan sosial juga merupakan salah satu butir
dalam Pancasila.
Latar belakang, Rawls, John. Political Liberalism, The John Dewey Essays in
Philosophy, 4. New York: Columbia University Press, 1993.
Quigley, Carroll. The Evolution Of Civilizations: an introduction to historical,
Macmillin Company, New York, First edition published 1961; Liberty Fund, Inc.,
Indianapolis, IN, second edition published 1979
keadilan sosial Keadilan hukum berbicara tentang penghukuman pelaku
kejahatan. Keadilan sosial berbicara tentang kesejahteraan seluruh rakyat dalam
negara merdeka. Keadilan yang bisa diperoleh melalui pengadilan formal di mana
saja disebut “keadilan hukum.” Keadilan hukum itu cukup sederhana, yaitu apa
yang sesuai dengan hukum dianggap adil sedang yang melanggar hukum
dianggap tidak adil. Jika terjadi pelanggaran hukum, maka harus dilakukan
pengadilan untuk memulihkan keadilan. Dalam hal terjadinya pelanggaran pidana
atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut “kejahatan” maka harus dilakukan
pengadilan yang akan melakukan pemulihan keadilan dengan menjatuhkan
hukuman kepada orang yang melakukan pelanggaran pidana atau kejahatan
tersebut.
Dengan demikian, keadilan hukum itu sangat sempit dan memiliki kelemahan.
Misalnya, untuk kejahatan-kejahatan berat jika yang ditegakkan keadilan hukum
saja, yang terjadi hanyalah para pelaku di hadapkan ke pengadilan dan dijatuhi
hukuman sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Misalnya orang-orang yang
paling bertanggungjawab akan dihukum seumur hidup, pelaksana di lapangan
sepuluh tahun, dan sebagainya. Tetapi keadaan para korban akan tetap saja.
Orang-orang yang diperkosa tetap dalam penderitaan batin.
Mungkin karena menyadari kelemahan tersebut, ada upaya pemikiran dalam
keadaan tertentu mempertimbangkan kan “keadilan sosial” sebagai pengganti
keadilan hukum. Padangan ini diperkuat oleh kenyataan bahwa pengadilan
internasional itu memakan biaya yang sangat besar.
Pengertian keadilan sosial memang jauh lebih luas daripada keadilan hukum.
Keadilan sosial bukan sekadar berbicara tentang keadilan dalam arti tegaknya
peraturan perundang-undangan atau hukum, tetapi berbicara lebih luas tentang
hak warganegara dalam sebuah negara. Keadilan sosial adalah keadaan dalam
mana kekayaan dan sumberdaya suatu negara didistribusikan secara adil kepada
seluruh rakyat. Dalam konsep ini terkadung pengertian bahwa pemerintah
dibentuk oleh rakyat untuk melayani kebutuhan seluruh rakyat, dan pemerintah
yang tidak memenuhi kesejahteraan warganegaranya adalah pemerintah yang
gagal dan karena itu tidak adil.
Dari perspektif keadilan sosial, keadilan hukum belum tentu adil. Misalnya
menurut hukum setiap orang adalah sama, tetapi jika tidak ada keadilan sosial
maka ketentuan ini bisa menimbulkan ketidakadilan. Misalnya, karena asas
persamaan setiap warganegara setiap orang mendapatkan pelayanan listrik
dengan harga yang sama. Tetapi karena adanya sistem kelas dalam masyarakat,
orang kaya yang lebih bisa menikmatinya karena ia punya uang yang cukup untuk
membayar, sedangkan orang miskin tidak atau sedikit sekali menikmatinya.
Menurut keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang
mendasar” tanpa memandang perbedaan “buatan manusia” seperti ekonomi,
kelas, ras, etnis, agama, umur, dan sebagainya. Untuk mencapai itu antara lain
harus dilakukan penghapusan kemiskinan secara mendasar, pemberantasan
butahuruf, pembuatan kebijakan lingkungan yang baik, dan kesamaan
kesempatan bagi perkembangan pribadi dan sosial. Inilah tugas yang harus
dilaksanakan pemerintah.
Apakah Indonesia memerlukan keadilan hukum atau keadilan sosial. Keadilan
hukum, yaitu pengadilan dan penghukuman bagi para pelaku kejahatan di masa
pendudukan militer Indonesia diperlukan agar tragedi kekerasan seperti itu tidak
terulang lagi. Agar tidak ada orang atau kelompok yang melakukan kekerasan
untuk mencapai tujuan politiknya. Sedang keadilan sosial diperlukan agar para
korban khususnya, dan seluruh rakyat umumnya, bisa membangun hidup baru
yang tidak hanya tanpa kekerasan tetapi juga tidak kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan dasar sebagai manusia maupun kebutuhan lain yang diperlukan untuk
meningkatkan
2. PELAKSANAAN DEMOKRASI
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan
“Kratos” yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang
berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Pemerintahan ini lebih popular dalam
slogan yang disampaikan oleh Abraham Lincoln “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat - Government of the people, by the people, for the people”. Maksud dari
pemerintahan rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dipenggang oleh rakyat.
Jadi demokrasi adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan dalam rangka
mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah.
Dalam pemakaian kata "demokrasi" untuk menyebut sistem yang melibatkan pemilu
multipartai, pemerintahan perwakilan, dan kebebasan berbicara, lhal ini terjadi
seperti Demokrasi liberal atau demokrasi konstitusional adalah sistem politik yang
melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah.
Dalam demokrasi liberal, keputusan-keputusan mayoritas (dari proses perwakilan
atau langsung) diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah
tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum dalam
konstitusi.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani dēmokratía "kekuasaan rakyat", yang
terbentuk dari demos adalah "rakyat" dan kratos adalah "kekuatan" atau
"kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani,
salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie)
"kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan,
namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi. Sistem politik Athena Klasik, misalnya,
memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak
menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan
demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap
ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara
demokrasi modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada
abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang
kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti
oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini3
sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur
aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan
demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga
berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan
menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya
menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi
yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi
langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan
negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan
berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui
perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul
dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era
Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.
Politik Demokrasi
Politik Demokrasi bermakna yang diambil dari kamus bahasa Indonesia adalah
sistem politik yg ditandai dng berfungsinya lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif yg
secara relatif bersifat otonom. Hal ini tertuang dalam ssitem presidential bangsa
Indonesai dan tertuang dalam UUD45.
Politik Demokrasi Liberal pertama kali dikemukakan pada Abad Pencerahan oleh
penggagas teori kontrak sosial seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan JeanJacques Rousseau. Semasa Perang Dingin, istilah demokrasi liberal bertolak
belakang dengan komunisme ala Republik Rakyat. Pada zaman sekarang
demokrasi konstitusional umumnya dibanding-bandingkan dengan demokrasi
langsung atau demokrasi partisipasi.
Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan sistem politik dan demokrasi barat di
Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada. Konstitusi yang dipakai dapat berupa
republik (Amerika Serikat, India, Perancis) atau monarki konstitusional (Britania
Raya, Spanyol). Demokrasi liberal dipakai oleh negara yang menganut sistem
presidensial (Amerika Serikat), sistem parlementer (sistem Westminster: Britania
Raya dan Negara-Negara Persemakmuran) atau sistem semipresidensial
(Perancis).
Budaya Politik Demokrasi
Kata budaya berasal dari kata budi/akal dan daya/kemampuan maka budaya adalah
kemampuan akal manusia. Secara bahasa budaya demokrasi berarti kemampuan
akal manusia tentang berdemokrasi.
Pengertian Budaya Politik Demokrasi dapat dilihat dari tiga sudut :
Budaya poltik demokrasi formal, yaitu suatu sistem pemerintahan yg hanya dilihat
dari ada atau tidaknya lembaga politik demokrasi seperti perwakilan rakyat
Budaya politik demokrasi wajah (permukaan), yaitu demokrasi yang hanya tampak
dari luar, sedangkan di dalamnya tidak ada sama sekali unsur demokrasi.
Budaya politik demokrasi substantif, yaitu demokrasi yang memberikan
kesempatan(hak suara) untuk menentukan kebijakan kepada seluruh golongan
masyarakat tanpa memandang kedudukan atau apapun dengan tujuan menjalankan
agenda kerakyatan.
Budaya Politik Demokrasi pada intinya adalah budaya yang menomor satukan
kepentingan masyarakat dalam pembuatan keputusan mengenai kebijakan negara.
Kelebihan dan Kekurangan Budaya Politi Demokrasi
Kelebihan :
Demokrasi memberi kesempatan untuk perubahan di tubuh pemerintahan tanpa
menggunakan kekerasan.
Adanya pemindahan kekuasaan yang dapat dilakukan melalui pemilihan umum
Sistem demokrasi mencegah adanya monopoli kekuasaan
Dalam budaya demokrasi, pemerintah yang terpilih melalui pemilu akan memiliki
rasa berutang karena
rakyat yang memilihnya, oleh karena itu hal ini akan
menimbulkan pemicu untuk bekerja sebaik-baiknya untuk rakyat
Masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi yang menimbulkan rasa memiliki
terhadap negara.
Kekurangan :
Masyarakat bisa salah dalam memilih dikarenakan isu-isu politik
Fokus pemerintah akan berkurang ketika menjelang pemilu masa berikutnya
Massa dapat memengaruhi orang
Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara
dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami,
meghayati, megamall kan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi
sesuai dengan status dan peran nya dalam masyarakat.
Demokrasi memang tidak diwarisi , tetapi ditangkap dan dicerna melalui proses
belajar oleh karena itu untuk memahaminya diperlukan suatu proses pendidikan
demokrasi. Pendidikan demokrasi dalam nerbagai konteks, dalam hal ini untuk
pendidikan formal seperti disekolah dan perguruan tinggi dan non formal seperti
pendidikan diluar sekolah dan informal pergaulan dirumah dan masyarakat
kulturaluntuk membangun cita – cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan
demokrasi dalam berbagai konteks (Winaputra,2006:19).
Jenis-jenis Demokrasi dilihat dari cara penyaluran aspirasi rakyat;
Demokrasi Langsung, adalah sistem demokrasi yang memberikan kesempatan
kepada seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah
kebijakan umum dari negara atau undang-undang. Bisa dikatakan demokrasi
langsung adalah demokrasi yang bersih karena rakyat diberikan hak mutlak untuk
memberikan aspirasinya.
Demokrasi Tidak Langsung
Demokrasi tidak langsung adalah sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan
sistem perwakilan dilihat dari dasar yang dijadikan prioritas atau titik perhatian;
Demokrasi Material
Demokrasi Formal
Demokrasi Campuran dilihat dari prinsip ideologi;
Demokrasi Rakyat
Demokrasi rakyat (proletar) adalah sistem demokrasi yang tidak mengenal kelas
sosial dalam kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik pribadi tanpa ada paksaan
atau penindasan tetapi untuk mencapai masyarakat yang dicita-citakan tersebut
dilakukan dengan cara kekerasan atau paksa atau dengan kata lain negara adalah
alat untuk mencapai cita-cita kepentingan kolektif. Demokrasi rakyat merupakan
demokrasi yang berdasarkan paham marxisme atau komunisme.
Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang dilandaskan kebebasan setiap
orang atau manusia sebagai makhluk sosial. Hobbe, Lockdan Rousseaue
mengemukakan pemikirannya tentang negara demokrasi bahwa negara terbentuk
disebabkan oleh benturan kepentingan hiduPA orang yang hidup bermasyarakat. Ini
mengakibatkan terjadinya penindasan diantara mereka. Oleh sebab itu kumpulan
orang tersebut membentuk komunitas yang dinamakan negara atas dasar
kepentingan bersama. Akan tetapi fakta yang terjadi kemudian adalah munculnya
kekuasaan berlebih atau otoriterianisme.
Hal inilah yang menjadi pemicu pemikiran baru yakni demokrasi liberal. Setiap
individu dapat berpartisipasi melalui wakil yang dipilih melalui pemilihan sesuai
ketentuan. Masyarakat harus dijaminan dalam hal kebebasan individual (politik,
sosial, ekonomi, dan keagamaan dilihat dari kewenangan dan hubungan antara alat
kelengkapan negara).
Demokrasi Sistem Parlementer
Indonesia pernah menerapkan demokrasi parlementer yaitu pada tahun 1945-1959.
Dalam sistem demokrasi parlementer, Indonesia memiliki kepala negara dan kepala
pemerintahan sendiri. Selama periode ini konstitusi yang digunakan adalah
Konstitusi RIS dan UUDS 1950. BAnyak kelebihan yang dirasakan ketika Indonesia
menerapkan sistem demokrasi parlementer antara lain:
Parlemen menjalankan peran yang sangat baik
Akuntabilitas pemengang jabatan tinggi
Partai politik diberi kebebasan dan peluang untuk berkembang
Hak dasar setiap individu tidak dikurangi
Pemilihan umum dilaksanakan benar2 dengan prinsip demokrasi (Pemilu 1955)
Daerah diberikan otonomi dalam mengembangkan daerahnya sesuai dengan asas
desentralisasi
Meskipun banyak sekali kelebihan yang dirasakan, demokrasi parlementer dianggap
gagal karena beberapa alasan yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:
Usulan Presiden(Konsepsi Presiden) tentang Pemerintahan yang berasaskan
gotong-royong( berbau komunisme)
Dewan Konstituante yang bertugas menyusun Undang-undang(konstitusi)
mengalami kegagalan dalam merumuskan ideologi nasional.
Dominan sekali politik aliran yang memicu konflik
Kondisi ekonomi pasca kemerdekaan masih belum kuat.
Lembaga Politik tercermin dalam penggunaan kedudukan dan peranan yang
memiliki idiologi bersatu dalam suatu partai politik dan berusaha memenangkan
persaingan dalam pelaksanaan demokrasi. Dalam konteks ini suatu organisasi
politik juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan pada
orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan
bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku
politik yang terpola dalam bidang politik.
Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan
tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam
suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga
pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-nya) melainkan seluruh perilaku yang
terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin
ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.
Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju
demokrasi seperti indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu
bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang
banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi, umumnya yang harus
diatasi adalah mengubah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal,
bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi
sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga
yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan
kesejahteraan.
Dalam hubungan antar negara yang sering juga disebut politik luar negeri demi
menjamin kerjasama lebih baik dalam Hubungan Internasional. Dalam bentuk
klasiknya hubungan internasional adalah hubungan antar negara, namun dalam
perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi yang
berlangsung lintas batas negara. Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional
diperankan hanya oleh para diplomat (dan mata-mata) selain tentara dalam medan
peperangan. Sedangkan dalam konsep baru hubungan internasional, berbagai
organisasi internasional, perusahaan, organisasi nirlaba, bahkan perorangan bisa
menjadi aktor yang berperan penting dalam politik internasional.
Peran perusahaan multinasional seperti Monsanto dalam WTO (World Trade
Organization/Organisasi Perdagangan Dunia) misalnya mungkin jauh lebih besar
dari peran Republik Indonesia. Transparancy International laporan indeks persepsi
korupsi-nya di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar.
Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan organisasi internasional terpenting,
karena hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang
dingin PBB harus mencerminkan realitas politik bipolar sehingga sering tidak bisa
membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan realitas politik
cenderung menjadi unipolar dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper Power,
PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu tindakan internasional
sebagai tindakan multilateral dan bukan tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS
untuk mendapatkan dukungan atas inisiatifnya menyerbu Irak dengan melibatkan
PBB, merupakan bukti diperlukannya legitimasi multilateralisme yang dilakukan
lewat PBB.
Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di
berbagai belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat
pasukan perdamaian dunia (peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di
bawah komando PBB. Hal ini diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam
mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB telah memiliki semacam
polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jendral PBB untuk
beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi Civpol (Civilian
Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia.
Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat
dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan
kemungkinan setiap orang bisa menjadi aktor dan memengaruhi jalannya politik baik
di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya
pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada keteraturan suatu
negara.
Beberapa Politik yang melekat kuat yang sebelumnya melekat kuat namaun
kemudian banyak negara-negara yang menolak dan berubah kepada politik
demokrasi dengan alasan ketidak kuatan system ekonomi suatu bangsa dalam
jangka panjang sesuai teori ekonomi Klasik maupun Kynessme. Adapan bentuk
politik tersebut adalah :
Demokrasi Sistem Presidensial, Perkembangan Demokrasi di Indonesia,
Konstitusi Indonesia, UUD 1945 yang menjelaskan bahwa Indonesia adalah sebuah
negara demokrasi. Presiden dalam menjalankan kepemimpinannya harus
memberikan pertanggungjawaban kepada MPR sebagai wakil rakyat. Oleh karena
itu secara hierachy rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi melalui sistem
perwakilan dengan cara pemilihan umum. Pada era Presiden Soekarno, Indonesia
sempat menganut demokrasi terpimpin tahun 1956. Indonesia juga pernah
menggunakan demokrasi semu(demokrasi pancasila) pada era Presiden Soeherto
hingga tahun 1998 ketika Era Soeharto digulingkan oleh gerakan mahasiswa.
Gerakan mahasiswa yang telah memakan banyak sekali harta dan nyawa dibayar
dengan senyum gembira dan rasa syukur ketika Presiden Soeharto mengumumkan
"berhenti sebagai Presiden Indonesua" pada 21 Mei 1998. Setelah era Seoharto
berakhir Indonesia kembali menjadi negara yang benar-benar demokratis mulai saat
itu. Pemilu demokratis yang diselenggarakan tahun 1999 dimenangkan oleh Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan dan kemudian secara berturut-turut pada pemilu
selanjutnya perjalanan demokrasi di Indonesia bergulir menjadikan negara Republik
Indonesia sebagai salah satu negara yang dinyatakan terbaik dalam memjalankan
politik demokrasi.
3. PERKEMBANGAN POLITIK NEGARA-NEGARA DUNIA
Pembentuan idiologi suatu negara sangat tidak dapat dilepaskan dari penaklukan
dan ditaklukkan atas perang dan pengajaran - pengajaran sebelumnya. Perang
penyebaran keyakinan dan agama sangat besar mempengaruhi terbentuknya suatu
negara dan tindak lanjutnya.
Kancah perang dunia pertama dan kedua dimana 2/3 belahan dunia yang terlibat
didalamnya turut serta membentuk munculnya negara-negara baru. Ketidak adilan
dan rasa terjajah memunculkan perlawanan dan pemisahan diri yang
mengakibatkan paham idiologi atas bangsa yang memisahkan diri dan membentuk
negara merdeka serta idiologi negara tersebut dipengaruhi oleh idiologi negaranegara yang ikut serta membantu kemerdekaan negara tersebut.
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem
atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah,
dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah
mendapat pengakuan dari negara lain.
Kata "negara" dipakai beberapa ahli untuk merujuk pada negara berdaulat. Tidak
ada kesepakatan khusus mengenai jumlah negara di dunia, karena ada beberapa
negara yang masih diperdebatkan kedaulatannya. Ada total 206 negara, dengan
193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan 13 lainnya yang
kedaulatannya diperdebatkan. Meskipun bukan negara berdaulat, Inggris,
Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara (yang tergabung dalam Britania Raya) adalah
contoh entitas yang disepakati dan dirujuk sebagai negara. Bekas negara lainnya
seperti Bavaria (kini bagian dari Jerman) dan Piedmont (kini bagian dari Italia) tidak
akan dirujuk sebagai "negara" dalam kondisi normal, walaupun mereka pernah
menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri di masa lalu.
Idiologi Politik suatu negara akan mempengaruhi keberlangsungan pemerintahan,
ekonomi dan sosial. Demikian sebaliknya dimana pemerintahan, ekonomi dan sosial
akan sangat mempengaruhi stabilitas politik suatu negara.
Dalam perkembagannya politik negara-negara didunia sangat dipengaruhi oleh
beberapa factor pembentukan suatu negara dan pengaruh yang kuat mempengaruhi
pemerintahan yang hal ini dapat kita sampaikan antara lain :
a. Kekaisaran Romawi (bahasa Latin: Imperium Romanum) adalah periode
pasca-Republik peradaban Romawi kuno, yang dicirikan dengan bentuk
pemerintahan autokrasi dan wilayah kekuasaan yang luas di sekitar
Mediterania di Eropa, Afrika, dan Asia.6 Pendahulunya, Republik Romawi
yang berusia 500 tahun, telah melemah dan runtuh akibat serangkaian
perang saudara. Beberapa peristiwa yang menandai peralihan Republik
menjadi Kekaisaran adalah penunjukan Julius Caesar sebagai diktator
seumur hidup (44 SM); Pertempuran Actium (2 September 31 SM); dan
pemberian gelar kehormatan Augustus kepada Oktavianus oleh Senat
Romawi (16 Januari 27 SM). Kekuasaan Romawi ini dimulai 27 SM–476 M
(Wilayah Barat) dan 330–1453 ( Wilayah Timur)
Sebagai kaisar pertama, Augustus menempati jabatan resmi dan berupaya
untuk menyelamatkan republik, ia secara hati-hati membingkai kekuasaannya
berdasarkan prinsip-prinsip konstitusi republik. Ia menolak anggapan bahwa
Romawi terkait dengan monarki, dan menyebut dirinya sebagai priceps,
"warga negara terkemuka". Konsul tetap dipilih, tribun rakyat tetap diberi hak
untuk menyusun undang-undang, dan senator masih mengadakan debat di
curia. Meskipun demikian, Augustus adalah kaisar yang mengeluarkan
preseden bahwa keputusan akhir berada di tangan kaisar, yang didukung
oleh kekuatan militer.
Masa pemerintahan Augustus, yang berlangsung dari 27 SM sampai 14 M,
dijelaskan dalam seni dan sastra Augustusan sebagai "Masa Keemasan".
Augustus berhasil menata landasan ideologi kekaisaran yang bertahan
selama tiga abad, dikenal dengan Principate (27 SM-284 M), dan 200 tahun
pertama pemerintahan kekaisaran Romawi yang secara tradisional dianggap
sebagai Pax Romana (kedamaian Romawi). Pada masa ini, peran kekaisaran
berlanjut dengan ikut serta mengatur kehidupan masyarakat sipil, hubungan
ekonomi, dan membentuk norma-norma agama, hukum, dan budaya.
Pemberontakan di provinsi-provinsi jarang terjadi, tetapi ketika terjadi,
pemberontakan berlangsung dengan "sengit dan cepat", seperti yang terjadi
di Britania dan Gaul. Perang Yahudi-Romawi yang berlangsung selama 60
tahun pada paruh kedua abad pertama dan paruh pertama abad kedua
adalah perang hebat yang terjadi pada awal kekaisaran, baik dari segi lama
peperangan ataupun kekerasan yang dilakukan.
Keberhasilan Augustus dalam menciptakan prinsip-prinsip pergantian takhta
dinasti dibatasi oleh sejumlah pewaris yang berbakat dan hidup lebih lama;
dinasti Julio-Claudian memiliki empat kaisar yang memerintah Romawi –
Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero. Dinasti ini digulingkan pada tahun 69
M dalam Perang Empat Kaisar, yang dimenangkan oleh Vespasianus.
Vespasianus menjadi pendiri dinasti Flavian yang berumur pendek, diikuti
oleh dinasti Nerva–Antonine yang melahirkan "Lima Kaisar Baik": Nerva,
Trajan, Hadrianus, Antoninus Pius, dan Marcus Aurelius. Dalam pandangan
sejarawan Yunani Dio Cassius,, seorang pengamat kontemporer, naik
takhtanya kaisar Commodus pada tahun 180 M menandai peralihan dari
"kerajaan emas menjadi kerajaan besi" – komentar terkenal yang
menyebabkan beberapa sejarawan, terutama Edward Gibbon, berpendapat
bahwa pemerintahan
Kekaisaran Romawi.
Commodus
menandai
dimulainya
kemerosotan
b. Kesultanan Utsmaniyah atau disebut juga Kesultanan Ottoman. Hal yang
sama pada abad 12 sampai abad 19 dimulai pada 27 Juli 1299 sampai
dengan 1 November 1922 di daratan asia afrika dalam kesultanan
Utsmaniyah atau disebut juga kesultanan Ottoman yang penuguasaya
pertama sebagai sultan yaitu Sultan Osman Gazi dimana Kesultana ini
memberikan peran yang sangat kuat baik dalam tata sosial maupun
kehidupan demokrasi di negara-negara yang ada saat ini didaerah-daerah
yang pernah masuk dalam kawasan kesultanan Utsmaniyah sebelumnya.
Para sultan Dinasti Utsmaniyah dahulunya menguasai wilayah kekuasaan
transkontinental yang sangat luas mulai dari tahun 1299 hingga 1922. Pada
puncak kejayaannya, Kesultanan Utsmaniyah berkuasa mulai dari Hongaria
hingga ke bagian utara Somalia di sebelah selatan, dan dari Aljazair di
sebelah barat hingga Irak di sebelah timur. Ibukotanya mula-mula adalah
Bursa di Anatolia, kemudian dipindahkan ke Edirne pada tahun 1366 dan ke
Konstantinopel atau Istanbul pada tahun 1453 setelah Kejatuhan
Konstantinopel Kekaisaran Bizantium. Penguasa Kesultanan Utsmaniyah
mulai tahun 1299 – 1922. Para sultan Utsmaniyah, juga kilafah yang disebut
kalifah Utsmaniyah. Terjadinya ke kilafahan di kesultanan Utsmaniyah sejak
didirikannya kilafah yang berasal dari dinasti Abbasyid di Kairo penganut
Islam Sunni sebagai bentuk ke Kilafahan sejak 1517-1924 dan akan tetapi
sejak tahun 1924 ke Kekilafahan ini dihapus.
c. Kubilai Khan 23 September 1215 - 18 Februari 1294
Kekaisaran Mongolia, namun juga sebagai Kaisar China, dan membangun
Dinasti Yuan di tanah China. Ia lalu memerintahkan untuk memindahkan
ibukota Mongol ke Beijing. Pada saat itu kerajaan Mongol mencapai zaman
keemasannya dimana pedagang dari China dapat pergi berdagang di Eropa
dengan aman. Para pedagang Eropa yang haus akan kain sutra pun dapat
datang membeli barang dagangan di China dengan aman tentram. Marco
Polo dari Italia tiba di China pada masa Dinasti Yuan, dan pernah dijadikan
gubernur oleh Kubilai Khan. Hal inilah menandakan perdagangan langsung
pertama kalinya muncul antar Eropa dan China, dimana permintaan Eropa
akan porselein, ukiran, dan sutra dari China melaju tinggi.
Berbagai invasi ke negeri-negeri Asia Timur dan Asia Tenggara dilancarkan
oleh pasukan-pasukan Kublai Khan. Tujuan utamanya ialah untuk
memperluas pengaruh kekuasaan, melancarkan perdagangan dan menerima
upeti dari negara-negara lain di Asia. Kekaisaran Dinasti Yuan mencapai
batas terluasnya saat di bawah kekuasaan Kublai Khan, dengan penaklukan
tuntasnya atas Dinasti Sung, yang terjadi pada tahun 1279.
Kubilai Khan tidak hanya disibukan oleh peperangan, namun ia juga
mempelajari tradisi China. Ia senang dengan kehidupan dan adat istiadat
China. Artis, tukang pahat, tukang masak terbaik semua dikumpulkan di
Beijing untuk memacu adat-istiadat negara. Marco Polo dikabarkan juga
membawa banyak kekayaan budaya seperti sutra dan resep memasak dari
China ke Italia.
Pasukan Mongol memasuki wilayah Korea pada tahun 1216. Pada saat itu
hubungan berlangsung baik dikarenakan pasukan Mongol diperintahkan
untuk menghancurkan angkatan perang Khitan. Pada saat itu hubungan antar
kerajaan Koryo (Korea) dan kerajaan Khitan tidaklah berlangsung baik.
Angkatan perang Khitan yang tidak mendapat bantuan pangan dari kerajaan
Korea mengambil langkah untuk merebut pangan dari desa-desa di Korea
untuk melawan kerajaan Mongolia. Raja Koryo memutuskan untuk bergabung
dengan pasukan Mongolia dalam menghancurkan pasukan Khitan. Setelah
perang usai, raja Koryo membuat perjanjian damai terhadap kerajaan
Mongolia dan mengirim upeti tahunan. Namun upeti tersebut dirampas oleh
kawanan perampok dan duta besar Mongolia terbunuh. Hal itu
mengakibatkan kerajaan Mongol marah dan mengirim pasukan
penghukumnya untuk memasuki wilayah Korea yang kedua kalinya.
Pertempuran terjadi sengit pada tahun 1231. Pasukan Mongol berhasil
menawan raja Korea dan mendirikan perkemahan Mongol untuk
mengamankan wilayah jajahannya. Kemudian sebagian besar pasukan
mereka kembali ke negeri Mongol. Namun perkemahan tersebut diserang
oleh para pemberontak. Hal itu menimbulkan invasi ketiga pada tahun 1254
yang mengakhiri hidup kerajaan Korea. Pada tahun 1258 seluruh wilayah
Korea berhasil dikuasai oleh kerajaan Mongol. Raja Korea yang kabur ke
pulau kecil Cheju, lalu mengawinkan putrinya kepada kerajaan Mongol pada
tahun 1273. Pulau itulah yang kemudian dipakai oleh pihak Mongol untuk
rencana invasi ke negeri Jepang.
d. MAJAPAHIT 1293–1527
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia,
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini
mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai
wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang
berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai
Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam
sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di
Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur,
meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
e. MELAYU RAYA 7M
Kerajaan Melayu atau dalam bahasa Tionghoa ditulis Ma-La-Yu merupakan
sebuah nama kerajaan yang berada di Pulau Sumatera. Dari bukti dan
keterangan yang disimpulkan dari prasasti dan berita dari Cina, keberadaan
kerajaan yang mengalami naik turun ini dapat di diketahui dimulai pada abad
ke-7 yang berpusat di Minanga, pada abad ke-13 yang berpusat di
Dharmasraya dan diawal abad ke 15 berpusat di Suruaso atau Pagaruyung..
Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi
(Thai:Sovannophum) yang oleh para pendatang disebut sebagai pulau emas
yang memiliki tambang emas, dan pada awalnya mempunyai kemampuan
dalam mengontrol perdagangan di Selat Melaka sebelum akhirnya
terintegrasi dengan Kerajaan Sriwijaya (Thai:Sevichai) pada tahun 682.
Penggunaan kata Melayu, telah dikenal sekitar tahun 100-150 seperti yang
tersebut dalam buku Geographike Sintaxis karya Ptolemy yang menyebutkan
maleu-kolon4. Dan kemudian dalam kitab Hindu Purana pada zaman
Gautama Buddha terdapat istilah Malaya dvipa yang bermaksud tanah yang
dikelilingi air.
Berita tentang kerajaan Melayu antara lain diketahui dari dua buah buku
karya Pendeta I Tsing atau I Ching (pinyin Yì Jìng) (634-713), yang
termasyhur yaitu Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha
yang dikirimkan dari Laut Selatan) serta Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng
Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti
Tang)5 dalam pelayarannya dari Cina ke India tahun 671, singgah di Sriwijaya
enam bulan lamanya untuk mempelajari Sabdawidya, dan menerjemahkan
naskah-naskah Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Tionghoa.
f. Revolusi Perancis (bahasa Perancis: Révolution française; 1789–1799),
adalah suatu periode sosial radikal dan pergolakan politik di Perancis yang
memiliki dampak abadi terhadap sejarah Perancis, dan lebih luas lagi,
terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarki absolut yang telah memerintah
Perancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun. Rakyat
Perancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme,
aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok politik radikal
sayap kiri, oleh massa di jalan-jalan, dan oleh masyarakat petani di
perdesaan. Ide-ide lama yang berhubungan dengan tradisi dan hierarki
monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan secara tiba-tiba dan
digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté, égalité, fraternité (kebebasan,
persamaan, dan persaudaraan). Ketakutan terhadap penggulingan menyebar
pada monarki lainnya di seluruh Eropa, yang berupaya mengembalikan
tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah pemberontakan rakyat.
Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi terus terjadi selama
dua abad berikutnya.
Di tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Perancis, Louis XVI naik
takhta pada tahun 1774. Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten
semakin menambah kebencian rakyat terhadap monarki. Didorong oleh
sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Perancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan
Etats-Généraux pada bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Perancis
diawali dengan diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada bulan Juni
oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap Bastille pada bulan Juli,
Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus, dan
mars kaum wanita di Versailles yang memaksa istana kerajaan pindah
kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa tahun kedepannya, Revolusi
Perancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan sayap kiri pendukung
monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Sebuah negara republik didirikan pada bulan Desember 1792 dan Raja Louis
XVI dieksekusi setahun kemudian. Perang Revolusi Perancis dimulai pada
tahun 1792 dan berakhir dengan kemenangan Perancis secara spektakuler.
Perancis berhasil menaklukkan Semenanjung Italia, Negara-Negara Rendah,
dan sebagian besar wilayah di sebelah barat Rhine – prestasi terbesar
Perancis selama berabad-abad.
g. Marco Polo (lahir 15 September 1254 – meninggal 8 Januari 1324 pada
umur 69 tahun) adalah seorang pedagang dan penjelajah Italia yang pernah
menyusuri jalan sutera. Ia pergi ke Tiongkok semasa berkuasanya Dinasti
Mongol. Ia belajar tentang perdagangan selagi ayah dan pamannya, Niccolo
dan Maffeo, melakukan perjalanan melalui Asia dan tampaknya bertemu
Kubilai Khan. Pada 1269, mereka kembali ke Venesia dan bertemu Marco
untuk pertama kalinya. Mereka bertiga memulai sebuah perjalanan epik ke
Asia, dan kembali setelah 24 tahun, menemukan Venice berperang dengan
Geno. Marco dipenjarakan, dan mengisahkan cerita kepada teman satu
selnya. Ia dibebaskan tahun 1299, menjadi pedagang kaya, menikah dan
punya tiga anak.
Ia terkenal karena kisah-kisahnya sangat menarik dan aneh bagi bangsa
Eropa. Pada masa itu, bangsa Barat tidak mengenal dunia Timur. Sebagian
cendekiawan berpendapat bahwa Marco Polo memang pergi ke Tiongkok,
tetapi tidak mengunjungi semua tempat yang digambarkan dalam bukunya
(misalnya Xanadu).
Salah satu kisah Marco Polo yang menarik untuk bangsa Indonesia adalah
cerita tentang unicorn atau kuda bertanduk satu yang menurutnya
dijumpainya di pulau Sumatra. Tetapi, ilmu pengetahuan membuktikan bahwa
yang ditemukan Marco Polo itu bukanlah unicorn melainkan badak Sumatra.
Ia meninggal pada 1324, dan dimakamkan di San Lorenzo.
Marco Polo dan Indonesia, dan beberapa nama tempat di Indonesia yang
disebutkan dalam buku perjalanan Marco Polo, antara lain:








Pulau Jawa Besar (pulau Jawa); diperkirakan sangat luas karena pantai
selatannya tidak sempat dikunjungi oleh Marco Polo. Juga diceritakan
mengenai ekspedisi penyerangan Kubilai Khan ke Jawa dan
kegagalannya.
Pulau-pulau Sondur dan Condur (belum jelas); diperkirakan merupakan
pulau-pulau kecil di Laut Cina Selatan yang pernah digunakan sebagai
patokan pelayaran.
Pulau Pentam (pulau Bintan); disebutkan mengenai letak pulau ini dari
selat Singapura
Kota Malaiur (Melayu, atau Palembang?); diceritakan pula tentang rajaraja Melayu, diantaranya adalah Paramasura.
Pulau Jawa Kecil (pulau Sumatra?); diperkirakan sebutan untuk Sumatra,
karena ciri-ciri komoditas dan hewan (gajah, badak, elang hitam) yang
disebutkannya.
Kerajaan-kerajaan Ferlec (Perlak) dan Basman (Peusangan) - di daerah
Bireuen sekarang-); diceritakan tentang beberapa kerajaan bertetangga
dan keberadaan suku Battas (Batak) di pedalaman.
Kerajaan-kerajaan Samara (Samudra) dan Dagroian (Pidie); disebutkan
mengenai pohon kelapa (palem Melayu) dan legenda kanibalisme famili
yang meninggal.
Kerajaan-kerajaan Lambri (Lamuri) dan Fansur (Barus); disebutkan
mengenai legenda manusia berbulu dan berekor (orangutan?), kapur
barus, dan sagu kelapa.
h. Portugis dari pertualangan pertama Vasco da Gama (IPA: ['vaʃku dɐ
'gɐmɐ] (Sines, Alentejo, Portugal, sekitar 1469 – 24 Desember 1524 di Kochi,
India) adalah seorang penjelajah berkebangsaan Portugis, yang menemukan
jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India dengan melakukan
penjelajahan laut mengelilingi Afrika.
Da Gama ditugasi oleh Raja Manuel I dari Portugal untuk mencari negerinegeri Kristen di benua Timur (Baginda, seperti banyak orang Eropa lainnya,
mengira bahwa India adalah Kerajaan Kristen dari Prester John), dan untuk
mendapatkan akses Portugis ke pasar komersial di benua Timur. Da Gama
memperluas penjelajahan laut dari pendahulunya Bartolomeu Dias, yang
pertama-tama mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika pada 1488, yang
berpuncak dengan penjelajahan laut Portugis yang didukung oleh sekolah
pelayaran dari Henrique sang Navigator.
Sejak awal abad ke-15, sekolah pelayaran Henrique sang Navigator telah
memperluas pengetahuan Portugal tentang garis pantai Afrika. Dari tahun
1460-an, tujuannya adalah mengeliling ujung selatan benua itu untuk
mendapatkan akses yang lebih mudah kepada kekayaan India (terutama lada
hitam dan bumbu-bumbu lainnya) melalui rute laut yang dapat diandalkan.
Ketika da Gama berusia 10 tahun, rencana-rencana jangka panjang ini mulai
menghasilkan buah. Bartolomeu Dias telah kembali dari perjalanan
mengelilingi Tanjung Harapan, setelah menjelajahi hingga Fish River (Rio do
Infante) di Afrika Selatan sekarang, dan memverifikasikan bahwa pantai yang
tidak dikenal itu merentang hingga ke timur laut.
Eksplorasi darat yang berlangsung pada waktu yang sama pada masa
pemerintahan João II dari Portugal mendukung teori bahwa India dapat
dijangkau lewat laut dari Samudera Atlantik. Pêro da Covilhã dan Afonso de
Paiva diutus melalui Barcelona, Napoli, dan Rhodes, ke Alexandria, dan dari
sana ke Aden, Hormuz, dan India, yang membuktikan bahwa teori ini dapat
diandalkan.
Masih tersisa untuk seorang penjelajah membuktikan jalur antara penemuan
Dias dan Pero da Covilha serta De Paiva, dan menghubungkan pecahanpecahan terpisah itu ke jalur perdagangan yang mungkin menguntungkan ke
Samudera Hindia. Tugas yang awalnya dibebankan pada ayah Da Gama itu
ditawarkan ke Vasco oleh Manuel I atas daya catatannya melindungi stasiun
perdagangan Portugis sepanjang Pantai Emas Afrika dari pemusnahan oleh
Perancis.
Mereka tiba di India pada 20 Mei 1498. Kadang-kadang terjadi perundingan
yang sengit dengan penguasa setempat (biasanya diinggriskan menjadi
Zamorin), menghasilkan Wyatt Enourato, dalam perlawanan dari para
pedagang Arab. Akhirnya da Gama berhasil memperoleh sebuah surat yang
ambigu berisi konsesi untuk hak-hak perdagangan, namun ia harus
berangkat tanpa peringatan setelah Zamorin memaksa agar da Gama
meninggalkan
semua
barangnya
sebagai
kolateral. Da Gama
mempertahankan barang-barangnya, tetapi meninggalkan beberapa orang
Portugis dengan perintah memulai sebuah pos perdagangan.
i.
Kristoforus Kolumbus (Nama Genoa asli: Christoffa Corombo, lahir 30
Oktober 1451 – meninggal 20 Mei 1506 pada umur 54 tahun) adalah seorang
penjelajah dan pedagang asal Genoa, Italia, yang menyeberangi Samudera
Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492.
Perjalanan tersebut didanai oleh Ratu Isabella dari Kastilia Spanyol setelah
ratu tersebut berhasil menaklukkan Andalusia. Ia percaya bahwa Bumi
berbentuk bola kecil, dan beranggap sebuah kapal dapat sampai ke Timur
Jauh melalui jalur barat.
Kolumbus bukanlah orang pertama yang tiba di Amerika, yang ia dapati
sudah diduduki. Ia juga bukan orang Eropa pertama yang sampai ke benua
itu karena sekarang telah diakui secara meluas bahwa orang-orang Viking
dari Eropa Utara telah berkunjung ke Amerika Utara pada abad ke 11 dan
mendirikan koloni L'Anse aux Meadows untuk jangka waktu singkat. Terdapat
perkiraan bahwa pelayar yang tidak dikenali pernah melawat ke Amerika
sebelum Kolumbus dan membekalkannya dengan sumber untuk
kejayaannya. Terdapat juga banyak teori mengenai ekspedisi ke Amerika
oleh berbagai orang sepanjang masa itu.
Kolombus mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni
sama sekali. Mereka berorientasi menjadikan pulau tersebut sebagai
perluasan wilayah Spanyol. Tetapi setelah menerobos masuk, Kolumbus
ternyata kaget menemukan bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya
ketika mendarat di Afrika. Semula Kolumbus disambut dengan ramah oleh
suku Indian, tetapi setelah ketahuan niat buruknya datang di pulau itu,
Kolombus banyak mendapat resistensi dari penduduk setempat. Beberapa
armada kapal milik rombongan Kolombus ditenggelamkan oleh suku Indian
sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh kedatangan Kolombus.
j.
Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12
Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April 1882 pada
umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya
meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan
yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai
mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi
(ilmu hayat).
Ia mengembangkan minatnya dalam sejarah alam ketika ia mula-mula belajar
ilmu kedokteran, dan kemudian teologi, di universitas. Perjalanan lautnya ke
seluruh dunia selama lima tahun di atas kapal HMS Beagle tulisan-tulisannya
yang berikutnya menjadikannya seorang geologis terkemuka dan penulis
yang terkenal. Pengamatan biologisnya membawanya kepada kajian tentang
transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya tentang seleksi alam
pada 1838. Karena sadar sepenuhnya bahwa orang-orang lain yang
mengemukakan gagasan-gagasan yang dianggap sesat seperti itu
mengalami hukuman yang hebat, ia hanya menyampaikan penelitiannya ini
kepada teman-teman terdekatnya. Namun ia meneruskan penelitiannya
dengan menyadari akan munculnya berbagai keberatan terhadap hasilnya.
Namun pada 1858 informasi bahwa Alfred Russel Wallace juga menemukan
teori serupa mendorongnya melakukan penerbitan bersama tentang teori
Darwin.
Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat
menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling
terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis
keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai
keanekaragaman di dalam alam. Darwin diangkat menjadi Fellow of the
Royal Society, melanjutkan penelitiannya, dan menulis serangkaian buku
tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang menonjol
adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex dan The
Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir
adalah tentang cacing tanah.
k. Israel (bahasa Ibrani ‫מדינת ישראל‬Medinat Yisra‘el, Arab ‫إ سرائ يل دول ة‬
Dawlat Isrā'īl) adalah sebuah negara di Timur Tengah yang dikelilingi Laut
Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Selain itu
dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina: Jalur Gaza dan Tepi
Barat. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa, Israel merupakan satu-satunya
negara Yahudi di dunia.7 Selain itu, terdapat pula beberapa kelompok etnis
minoritas lainnya, meliputi etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel,
beserta kelompok-kelompok keagamaan lainnya seperti Muslim, Kristen,
Druze, Samaria, dan lain-lain.
Pendirian negara modern Israel berakar dari konsep Tanah Israel (Eretz
Yisrael), sebuah konsep pusat Yudaisme sejak zaman kuno, yang juga
merupakan pusat wilayah Kerajaan Yehuda kuno. Setelah Perang Dunia I,
Liga Bangsa-Bangsa menyetujui dijadikannya Mandat Britania atas Palestina
sebagai "negara orang Yahudi". Pada tahun 1947, PBB menyetujui
Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu
negara Arab. Pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya
dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di
sekitarnya yang menolak rencana pembagian ini. Israel kemudian
memenangkan perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat perang
ini pula, Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas
wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina. Sejak saat itu,
Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga,
menyebabkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut sampai saat ini.
Sejak awal pembentukan Negara Israel, batas negara Israel beserta hak
Israel untuk berdiri telah dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh
negara Arab dan para pengungsi Palestina. Israel telah menandatangani
perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania, namun usaha perdamaian
antara Palestina danIsrael sampai sekarang belum berhasil.
l.
Amerika Serikat, disingkat dengan AS, atau secara umum dikenal dengan
Amerika saja, adalah sebuah negara republik konstitusional federal yang
terdiri dari lima puluh negara bagian dan sebuah distrik federal. Negara ini
terletak di bagian tengah Amerika Utara, yang menjadi lokasi dari empat
puluh delapan negara bagian yang saling bersebelahan, beserta distrik ibu
kota Washington, D.C.. Amerika Serikat diapit oleh Samudra Pasifik dan
Atlantik di sebelah barat dan timur, berbatasan dengan Kanada di sebelah
utara, dan Meksiko di sebelah selatan. Dua negara bagian lainnya, yaitu
Alaska dan Hawaii, terletak terpisah dari dataran utama Amerika Serikat.
Negara bagian Alaska terletak di sebelah ujung barat laut Amerika Utara,
berbatasan dengan Kanada di sebelah timur dan Rusia di sebelah barat,
yang dipisahkan oleh Selat Bering. Sedangkan negara bagian Hawaii adalah
sebuah kepulauan yang berlokasi di Samudra Pasifik. Amerika Serikat juga
memiliki beberapa teritori di Pasifik dan Karibia. Dengan luas wilayah 3,79
juta mil persegi (9,83 juta km2) dan jumlah penduduk sebanyak 315 juta jiwa,
Amerika Serikat merupakan negara terluas ketiga atau keempat di dunia, dan
terbesar ketiga menurut jumlah penduduk. Amerika Serikat adalah salah satu
negara yang paling multietnik dan paling multikultural di dunia, yang muncul
akibat adanya imigrasi besar-besaran dari berbagai penjuru dunia. Iklim dan
geografi Amerika Serikat juga sangat beragam dan negara ini menjadi tempat
tinggal bagi beragam spesies.
Bangsa Indian mulai bermigrasi dari Asia ke dataran yang saat ini menjadi
Amerika Serikat sekitar 15.000 tahun yang lalu. Setelah tahun 1500 M,
kedatangan bangsa Eropa dan wabah penyakit secara perlahan-lahan mulai
mengurangi jumlah populasi mereka. Migrasi dan Kolonisasi Eropa dimulai
sekitar tahun 1600, terutama dari Inggris. Amerika Serikat terbentuk dari Tiga
Belas Koloni Inggris yang membentang di sepanjang pesisir Atlantik, yang
mengembangkan sistem ekonomi dan sistem politik demokratis tersendiri
yang terpisah dari Inggris. Perselisihan antara Inggris dan para kolonis
Amerika menyebabkan pecahnya Revolusi Amerika. Pada tanggal 4 Juli
1776, dengan suara bulat, delegasi dari 13 koloni Inggris memproklamirkan
kemerdekaan, yang menjadi awal berdirinya Amerika Serikat. Negara baru ini
berhasil mengalahkan Inggris dalam Perang Revolusi. Perang ini merupakan
perang kemerdekaan pertama yang berhasil mengalahkan imperium Eropa.
Konstitusi yang berlaku saat ini pertama kali dirumuskan pada 17 September
1787; beberapa amandemen dilakukan di kemudian hari, memodifikasi pasalpasalnya, namun tetap tidak mengubah isi teks aslinya. Sepuluh amandemen
pertama yang secara kolektif dikenal dengan Bill of Rights, disahkan pada
tahun 1791 dan mengatur mengenai jaminan hak-hak sipil dasar dan
kebebasan.
Didorong oleh doktrin "Manifest Destiny", di sepanjang abad ke-19, Amerika
Serikat memulai ekspansi besar-besaran ke wilayah Amerika Utara lainnya,
menyingkirkan penduduk asli, menduduki serta membeli teritori-teritori baru,
dan secara bertahap menjadikannya sebagai negara bagian yang baru.
Perang Saudara yang meletus pada 1861 – 1865 mengakhiri perbudakan di
Amerika Serikat. Pada akhir abad ke-19, perekonomian nasional Amerika
Serikat merupakan perekonomian termaju di dunia. Kemenangannya dalam
Perang Spanyol-Amerika dan Perang Dunia I semakin mempertegas status
Amerika Serikat sebagai kekuatan militer dunia. Setelah Perang Dunia II,
Amerika Serikat muncul sebagai negara adidaya baru di dunia, menjadi
negara pertama yang mengembangkan senjata nuklir, dan menjadi salah
satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Berakhirnya Perang Dingin dan
runtuhnya Uni Soviet menjadikan Amerika Serikat sebagai satu-satunya
negara adidaya di dunia.
m. Commonwealth of Nations, Persemakmuran atau Negara-Negara
Persemakmuran (bahasa Inggris: Commonwealth of Nations) merupakan
suatu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat
yang didirikan atau pernah dijajah oleh pihak Britania Raya (atau sering
disebut sebagai Inggris).
Tidak semua anggota mengakui Ratu Inggris, Elizabeth II, sebagai kepala
negara. Negara-negara yang mengambilnya sebagai kepala negara dikenal
sebagai Kerajaan Persemakmuran atau "Commonwealth Realm".
Bagaimanapun juga, kebanyakan anggotanya adalah republik, dan sebagian
yang lain mempunyai monarki tersendiri. Namun, semua anggotanya
menganggap Ratu Elizabeth II sebagai Ketua Persemakmuran.
Persemakmuran adalah lanjutan dari Kerajaan Britania Raya (dikenal
dengan Kerajaan Inggris) dan lahir dari hasil Konferensi Kerajaan pada akhir
tahun 1920-an. Setelah negara-negara yang dijajah oleh Kerajaan Inggris
mencapai kemerdekaan, kemudian didirikanlah Persemakmuran ini dengan
tujuan guna menyatukan negara-negara bekas jajahan Kerajaan Inggris. Ada
lebih 52 negara yang masuk dalam Negara-Negara Persemakmuran
(bahasa Inggris: Commonwealth of Nations) sehingga sangat mempengaruhi
system pemerintahan baik dalam demokrasi, sosial dan ekonomi serta
pertahanan.
n. Apartheid, Pada 1948, Partai Nasional terpilih untuk menguasai Afrika
Selatan. Hal ini memperkuat implementasi pemisahan rasial di bawah
kekuasaan kolonial Inggris dan Belanda, dan pemerintahan Afrika Selatan
selanjutnya sejak terbentuknya perserikatan (Union). Pemerintahan
Nasionalis mengatur jalannya undang-undang pemisahan, menggolongkan
orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan hak-hak dan batasanbatasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum pass dan batasan
pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang jauh
lebih besar. Sistem pemisahan ini kemudian dikenal secara kolektif sebagai
apartheid. Pemencilan ini dimaksudkan kulit putih untuk mengontrol kekayaan
yang mempercepat industrialisasi dari 1950an, '60an, dan ' 70an. Selama
minoritas Kulit Putih menikmati standar paling tinggi di seluruh Afrika,
seringkali dibandingkan dengan negara-negara barat Dunia Pertama,
mayoritas Kulit Hitam tetap dirugikan dalam setiap tingkat, meliputi
pendapatan, pendidikan, rumah, dan tingkat harapan hidup. Pada 31 Mei
1961, mengikuti referendum orang-orang kulit putih, negara ini menjadi
sebuah republik dan meninggalkan Persemakmuran (Britania). Ratu
Elizabeth II tidak lagi menjadi kepala negara dan Gubernur Jendral terakhir
menjadi Presiden Negara.
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah meluasnya
sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam Afrika
Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah, dan kadangkadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi, protes, dan sabotase
dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan antiapartheid yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).
o. Solidaritas (bahasa Polandia: Solidarność; nama lengkap: Niezależny
Samorządny Związek Zawodowy "Solidarność") adalah federasi
organisasi buruh Polandia yang didirikan di Galangan Gdańsk dan awalnya
dipimpin oleh Lech Wałęsa. Pada 1980-an organisasi ini mengusung suatu
gerakan sosial anti komunis. Pemerintah Polandia berupaya untuk
memberangus organisasi ini melalui tekanan selama bertahun-tahun,
walaupun akhirnya berakhir dengan negosiasi.
Perundingan antara pemerintah dan pihak oposisi yang dipimpin oleh
Solidaritas membawa Polandia pada suatu pemilihan umum semi-bebas
pada tahun 1989. Pada akhir Agustus 1989, pemerintahan koalisi yang
dipimpin oleh Solidaritas terbentuk dan pada Desember Wałęsa diangkat
menjadi presiden. Sejak 1989 Solidaritas telah menjadi organisasi buruh yang
lebih bersifat tradisional dan memiliki pengaruh kecil terhadap percaturan
politik Polandia pada awal dasawarsa 1990-an. Suatu sayap politik
Solidaritas dibentuk pada 1996 dengan pendirian Akcja Wyborcza
Solidarność (AWS). Partai ini memenangkan pemilihan parlemen Polandia
pada 1997, tapi kalah dalam pemilihan parlemen selanjutnya pada tahun
2001.
p. Glasnost (bahasa Rusia: гла́сность, IPA: [ˈɡlasnəsʲtʲ] (
demgarkan),
Keterbukaan) adalah kebijakan yang dilakukan selama masa pemerintahan
Mikhail Gorbachev pada pertengahan 1980-an. Kebijakan ini meliputi
keterbukaan dalam semua bidang di institusi pemerintahan Uni Soviet
termasuk kebebasan informasi. Kata "glasnost" digunakan pertama kali di
Rusia pada akhir 1850. Glasnost juga menunjuk pada periode sejarah yang
menggambarkan kebebasan berinformasi selama tahun 1980an.
Glasnost memberikan dampak positif dalam perkembangan masyarakat di
Uni Soviet. Media mulai mengekspos masalah - masalah ekonomi serta
politik yang selama ini ditutup-tutupi oleh pemerintahan komunis.
Nasionalisme berkembang, para tawanan politik yang ditahan tanpa alasan
kemudian dibebaskan.
g. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi,
termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam
globalisasi
yang
semakin
mendorong
(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
saling
ketergantungan
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern,
beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman
penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang
mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi. Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya
dunia berlangsung sangat cepat.
Dalam skema ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai pemicu
globalisasi. Penyebab pertama adalah pemikiran Timur yang berarti bahwa
negara-negara Barat telah mengadaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip
yang dipelajari dari Timur. Tanpa ide tradisional dari Timur, globalisasi Barat
tidak akan terjadi sebagaimana mestinya. Penyebab kedua adalah jarak;
interaksi antarnegara belum berskala global dan masih berada di seputaran
Asia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan sebagian Eropa. Pada globalisasi
awal, negara masih sulit berinteraksi dengan negara lain yang letaknya jauh.
Kemajuan teknologi kemudian memungkinkan negara mengetahui
keberadaan negara lain yang letaknya jauh, dan fase globalisasi yang baru
pun terjadi. Penyebab ketiga adalah saling ketergantungan, kestabilan, dan
regularitas. Jika suatu negara tidak bergantung dengan negara lain, tidak ada
cara lain bagi negara tersebut untuk memengaruhi dan dipengaruhi oleh
negara lain. Inilah salah satu penggerak utama di balik hubungan dan
perdagangan global. Tanpa keduanya, globalisasi tidak akan berjalan seperti
yang sudah-sudah dan negara akan tetap bergantung pada produksi dan
sumber dayanya sendiri supaya bisa terus berdiri. Sejumlah pakar
berpendapat bahwa globalisasi kuno tidak berjalan seperti globalisasi modern
karena negara-negara waktu itu tidak saling bergantung seperti sekarang.
Ada pula sifat multipolar dalam globalisasi kuno yang melibatkan partisipasi
aktif bangsa non-Eropa. Karena globalisasi kuno sudah ada sebelum
Pembelahan Besar abad ke-19, masa ketika Eropa Barat memiliki produksi
industri dan hasil ekonomi yang lebih maju ketimbang kawasan lain di dunia,
globalisasi kuno menjadi fenomena yang tidak hanya digerakkan oleh Eropa
tetapi juga oleh wilayah Dunia Lama yang ekonominya sudah maju seperti
Gujarat, Bengal, pesisir Cina, dan Jepang. .
4.
DEMOKRASI PANCASILA
Perang Dunia II, Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi
Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan
ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang
yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di
Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember
tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk
mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang
terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Era Pendudukan Jepang, Indonesia: Era Jepang, Pada Juli 1942, Soekarno
menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk
pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer
Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan
dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang
di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status
sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam
peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan
sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan
campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan
Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei,
Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme
perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru
tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan
seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan
ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan
Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan
Indonesia pada 24 Agustus.
Era kemerdekaan : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, mendengar kabar
bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti
itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya.
Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara
pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA),
para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman
Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik
Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan
menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian
dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara
hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan
baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8
provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan
Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk
Papua) dan Nusa Tenggara.
Perang kemerdekaan : Indonesia: Era 1945-1949, dari 1945 hingga 1949,
persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan,
melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak
mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk
kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah
kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial
Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka.
Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun
peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan
kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke60 PBB.
Demokrasi parlementer, tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undangundang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih
oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada
partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955,
sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara
sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih
menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang
menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.Demokrasi Parlementer,
adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi
dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana
Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan
diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat
sebagai kepala negara.
Demokrasi Terpimpin ; Indonesia: Era Demokrasi Terpimpin, Pemberontakan
yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang
dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi
baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika
Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang
bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak
menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di
bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri
Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting
negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat
maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa
Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak
menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada
negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam
negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet
dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis
kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.
Nasib Irian Barat : Konflik Papua Barat, pada saat kemerdekaan, pemerintah
Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini
(Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan
pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan
Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada
18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia
dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda
agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan
Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan
terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.
Konfrontasi Indonesia-Malaysia : Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Soekarno
menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut
adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial
Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal
ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di
kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk
memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk
mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri
negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan
mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan
GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini
kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia
(yang dibantu oleh Inggris).
Gerakan 30 September : Gerakan 30 September, hingga 1965, PKI telah
menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk
memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno,
memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai
pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya
dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang
loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen
Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu
menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu
orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada
1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.
Era Orde Baru : Indonesia Era Orde Baru, Setelah Soeharto menjadi Presiden,
salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi
anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan
bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan
melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB
kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia
diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun
sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada
tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara
dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang
ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan
perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya
melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari
ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan
ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya,
jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan
1980-an.
Irian Jaya, Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia
melaksanakan "Act of Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di
mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan
dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung
dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan
perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan
Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun
berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih
terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang
menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.
Timor Timur, dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis
di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir
utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal
secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada
tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang
membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah
sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari
Portugal.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam sebuah
operasi militer yang disebut Operasi Seroja. Indonesia, yang mempunyai dukungan
material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika
Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan
memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000
warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain.
Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah
Indonesia.
Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari
Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99%
penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera
setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia
melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah
tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor
Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih
tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh
dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.
Berakhirnya Orde Baru, Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis
keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai
kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas
ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan
perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para
mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan
massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR,
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR
melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil
Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.
5.
PERKEMBANGAN POLITIK DEMOKRASI DI INDONESIA
Perkembanagan politik di Indonesia dilatar belakangi oleh banyak faktor yang
menjadikan Indoesia berbeda atau hampir sama dalam menjalankan roda
demokrasi pemerinthan maupun dalam sektor swasta dan kehidupan sehari-hari.
Latar belakang politik demokrasi bangsa Indonesia dipengaruhi antara lain :
Sebagai negara kepulauan yang penduduknya dahlunya berpencar-pencar dan
tidak saling mengenal atau sulit berkomunikasi satu pulau dengan yang lain-lain
yang dipengaruhi oleh alat trasportasi, bahasa pengantar, ssitem komunikasi,
ketergantungan satu sama lain serta hal-halyang menjadikan keterbatasan bertemu
satu sama lain. yang sama halnya dengan negara-negara di dunia menjadikan
kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri dari ahun 1972, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) memublikasikan sebanyak 6.127 nama pulau-pulau
di Indonesia. Pada tahun 1987 Pusat Survei dan Pemetaan ABRI (Pussurta ABRI)
menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 17.508, di mana
5.707 di antaranya telah memiliki nama, termasuk 337 nama pulau di sungai.
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), pada tahun 1992
menerbitkan Gazetteer Nama-nama Pulau dan Kepulauan Indonesia yang
mencatat sebanyak 6.489 pulau bernama, termasuk 374 nama pulau di sungai.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Pada tahun 2002
berdasarkan hasil kajian citra satelit menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia
adalah sebanyak 18.306 buah. Sedang menurut data Departemen Dalam Negeri
Republik Indonesia tahun 2004, jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 17.504
buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki
nama.
Data Departemen Dalam Negeri berdasarkan laporan dari para gubernur dan
bupati/wali kota, pada tahun 2004 menyatakan bahwa 7.870 pulau yang bernama,
sedangkan 9.634 pulau tak bernama.. Dari sekian banyaknya pulau-pulau di
Indonesia, yang berpenghuni hanya sekitar 6.000 pulau.
Sumber: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004, jumlah pulau
di Indonesia adalah sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai
nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama.
Jumlah Penduduk Indonesia
Bandan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional – BKKBN, penduduk
Indonesia masih sangat tinggi. "Setiap tahun penduduk Indonesia bertambah
empat juta jiwa kondisi ini sangat memprihatinkan," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal
di Jakarta, Rabu (30/4).
Data sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah
237,6 juta jiwa. Daftar ini merupakan urutan kota-kota di Indonesia yang
berpenduduk di atas 100.000 jiwa. Dalam daftar ini, Jakarta yang terdiri dari lima
kota administratif dan satu kabupaten administratif, dijadikan sebagai satu kota.
Dari 79 kota tersebut, satu merupakan wilayah megapolitan, yakni Jakarta
(Jabotabek : 28.019.545 jiwa), dan tiga wilayah metropolitan, yakni : Surabaya
(9.115.485), Bandung (7.622.905 jiwa), dan Medan (4.144.583).
Hal pencarian dan keingin tahuan masa lampau rakyat Indonesia yang berbentuk
suku-suku membuat kelompok sebagai komunitas atas garis sosial berkembang
sejak Kerajaan Melayu Raya pada Abad 7M,
Kondisi negara-negara di dunia sama halnya dengan di Indonesia yang oleh
karena rasa keingin tahuan masyarakat dunia terhadap apa yang ada di dasar bumi
dan di luar angkasa yang penuh dengan planet-planet menaungi jagad raya.
Negara-negara di dunia juga mencari keingin tahuan akan seluruh kehidupan
dibelahan- belahan dunia ini maka muncullah pengasaan dan penakukan serta
penyebaran budaya dan peradapan baru didunia. Hal pertualangan dan
penaklukan dilakukan dalam sekala kecil dan juga sekala besar tercermin dari
kerajaan Romawai tahun Kekaisaran Romawi 27 SM–476 M (Barat) dan 330–
1453 ( Timur), Kubilai Khan 23 September 1215 - 18 Februari 1294, Inggris Raya
Abad 15 M yang menjadi awal Commont Wealth, Revolusi Prancis (1789), Portugis
dan lain-lain seperti yang tercantum diatas sanagat besar mempengaruhi sitem
demokrasi Indonesia dan Dunia.
Jumlah negara diseluruh didunia ditotal secara keseluruhan, maka diketahui ada
sebanyak 196 negara. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai
status negara-negara yang tersebar diseluruh belahan dunia, berikut ulasannya.
Sebagian besar orang, tidak menganggap Taiwan sebagai negara resmi?, namun
ada juga sebagian lainnya beranggapan sebaliknya. Jika Taiwan tidak dihitung
sebagai negara, maka total negara didunia secara keseluruhan adalah sebanyak
195 negara. Meskipun Taiwan beroperasi sebagai sebuah negara yang merdeka,
banyak negara (termasuk Amerika Serikat) tidak mengakui Taiwan sebagai salah
satu negara resmi. hal ini bisa disebabkan Karena Republik Rakyat China
menganggap Taiwan adalah provinsinya yang memisahkan diri dari Cina, negaranegara yang ingin mempertahankan hubungan diplomatik dengan Cina harus
memutuskan hubungan formal mereka dengan Taiwan. Namun meskipun begitu,
lebih dari 100 negara memiliki hubungan "unofficial' dengan Taiwan).
Berapa banyak negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
dimana 192 negara menjadi anggota PBB. Kecuali Taiwan (tahun 1971, PBB
menggulingkan Taiwan dan menggantinya dengan Republik Rakyat Cina) dan Kota
Vatikan. Kosovo belum menjadi anggota. Para anggota PBB terbaru adalah Swiss
(2002) dan Montenegro (2006). Negara terbaru di dunia adalah Sudan Selatan,
yang merdeka dari Sudan pada 9 Juli 2011. Sebelum itu, negara terbaru adalah
Kosovo, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada Februari 2008.
Montenegro menjadi sebuah negara pada bulan Juni 2006, setelah memisahkan
diri dari Serbia. Sejak tahun 1990, 29 negara baru telah terbentuk. negara yang
paling banyak muncul berasal dari runtuhnya Uni Soviet (14 negara) dan pecahnya
bekas Yugoslavia (7 negara).
Ada 61 koloni atau wilayah di dunia. Delapan negara mempertahankannya:
Australia (6), Denmark (2), Belanda (2), Prancis (16), Selandia Baru (3), Norwegia
(3), Inggris (15), dan Amerika Serikat (14).
Ada enam wilayah sengketa besar di dunia, yaitu : Jalur Gaza dan Tepi Barat,
Kepulauan Paracel, Kepulauan Spratly, Sahara Barat, dan Antartika (sekitar selusin
negara telah meletakkan klaim untuk bagian dari itu). Selain itu, ada banyak sekali
sengketa teritorial lainnya di seluruh dunia, banyak yang telah mengakibatkan
konflik bersenjata yang sedang berlangsung.
Jumlah penduduk dunia pada akhir 2013 sebanyak 7,095,217,980 jiwa (menurut
CIA World Factbook Tahun 2013). Jumlah penduduk Indonesia menempati
peringkat ke empat dari jumlah terbesar penduduk negara-negara di dunia. Adapun
4 Negara dengan Jumlah Penduduk terbanyak di Dunia :
1. Republik Rakyat China menempati urutan pertama dan merupakan Negara yang
memiliki Populasi atau Jumlah Penduduk terbanyak di Dunia dengan jumlah
penduduknya sekitar 1,3 milliar jiwa atau tepatnya adalah 1,349,585,838 jiwa.
Angka tersebut merupakan 19% dari keseluruhan Jumlah Penduduk Dunia ini.
2. India dengan jumlah Penduduk : 1,220,800,359 jiwa, Rasio : 17,2% dari Jumlah
Penduduk Dunia, Lokasi : Benua Asia
3. Amerika Serikat umlah Penduduk : 316,668,567 jiwa, Rasio : 4,5% dari jumlah
Penduduk Dunia, Lokasi : Benua Amerika
4. Sedangkan Negara kita Republik Indonesia menduduki urutan keempat dengan
Jumlah Penduduk-nya 251,160,124 jiwa (sekitar 251 Juta jiwa) atau sekitar 4%
dari keseluruhan Jumlah Penduduk Dunia.
6.
BUDAYA SUKU DI INDONESIA
Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia. atau
tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010.
Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai
41% dari total populasi. Orang Jawa kebanyakan berkumpul di pulau Jawa, akan
tetapi jutaan jiwa telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di
Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname.
Suku Sunda, suku Melayu, dan suku Madura adalah kelompok terbesar berikutnya
di negara ini. Banyak suku-suku terpencil, terutama di Kalimantan dan Papua,
memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan ratusan orang. Sebagian besar
bahasa daerah masuk dalam golongan rumpun bahasa Austronesia, meskipun
demikian sejumlah besar suku di Papua tergolong dalam rumpun bahasa Papua
atau Melanesia.
Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat
perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling mempengaruhi; sebagai
contoh sebagian pihak berpendapat orang Cirebon adalah suku tersendiri dengan
dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa
mereka hanyalah subetnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian pula suku
Baduy dan suku Banten yang sementara pihak menganggap mereka sebagai
bagian dari keseluruhan suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa
adalah Ssuku Betawi yang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai
suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa dan Arab yang
datang dan tinggal di Batavia pada era kolonial..
7.
PANDANGAN POLITIK INDONESIA
Situasi gejolak dunia dan keinginan tarik menarik yang kuat mengalami perubahan
arah politik bangsa Indonesia akan mengamai perubahan sedikit baik dalam
kekuatan peran agama, suku dalam beberapa dekade sampai adanya perubahanperuan lain dibelahan dunia.dan Indonesia sebagai negara. Kesatuan rakyat
Indonesia yang telah mengalami sejarah panjang atas gejolak sekterian dan
keinginan merubah fundamental bangsa Indonesia yang majemuk dan memiliki
suku adat istiadat yang sangat besar akan tetap bersatu dalam satu kesepahaman
yaitu politik demokrasi Pancasila. Pandangan Politik Demokrasi Indonesia dengan
keragaman dan keunikan tersendiri dan khas yang dalam bentuk berbeda dengan
negara-negara lain di dunia.
Pandangan politik yang liberalism, sosialis, moderat, capitalism, sekulerisme,
fasisme, femilimisme, religious, kerakyatan, kebangsaan, keadilan sosial dan
radikalisme saling bercampur aduk mempengaruhi dan tarik-menarik akan tetapi
seiring dengan telah ditetapkannya politik demokasi Indonesia yang multi partai dan
sesuai dengan UUD45 Amandemen yang membatasi masa jabatan presiden, maka
segala perubahan yang bersifat fundamental akan sangat sulit dilakukan oleh
pemerintah.
Adapun pandangan Idiologi bangsa Indonesia dalam kebijakan Politik Demokrasi.
Ideologi politik adalah kumpulan sejarah panjang, budaya, penjajahan, ide, gagasan
dan visi secara komprehensif tentang proses pembentukan, pembagian,
pengelolaan dan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat, khususnya negara.
Kiranya sumpah pemuda 1928 menjadi bukti sekat-sekat ideologi mampu
dikesampingkan demi sebuah agenda besar yaitu kemerdekaan Indonesia serta
pembentukan UUD45 dan Pancasila sebagai dasar negara serta meletakkan
tonggak kebangsaan diatas Bhineka Tunggal Ika guna mempersatukan
perbegadaan dalam satu negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemudian dalam kehidupan politik paska proklamasi kemerdekaan Indonesia
ideologi besar tersebut termanifestasikan dalam partai politik. Pada pemilu 1955
beberapa partai bahkan mendapatkan suara cukup signifikan yaitu Partai Nasional
Indonesia (PNI) sebagai representasi kalangan Nasionalis, Masyumi dan Nahdlatul
Ulama (NU) sebagai representasi kalangan Islam, serta Partai Komunis Indonesia
sebagai representasi kalangan Marxis. 79 persen dari 38 juta pemilih Indonesia
menyalurkan kepada empat partai tersebut dengan rincian PNI 22,32%, Masyumi
20,92%, NU 18,41% dan PKI 16,36%.
Tragedi pembunuhan Jendral Angkatan Darat di Jakarta pada tahun 1965 sebagai
buntut dari pergolakan politik, menyeret Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai
tersanga utama. Friksi (gesekan) dan krisis kebangsaan semakin tak terhindarkan.
Melalui mandat surat perintah 11 maret (supersemar), Soeharto melakukan
pembubaran PKI dan organisasi masyarakat (ormas) dibawahnya. Tidak cukup
sampai disitu ditingkat akar rumput terjadi pembantaian massal terhadap
pendukung PKI seperti yang dilukiskan oleh Hermawan Sulistyo dalam buku Palu
Arit di Ladang Tebu. Banyak juga yang ditahan tanpa proses pengadilan atau
dibuang ke pulau Nusa Kambangan seperti Pramoedya Ananta Toer. Ideologi
Marxis, Lenin beserta PKI diharamkan di Indonesia melalui ketetapan MPRS nomor
25/MPRS/1966. Walaupun masih banyak kajian dengan penggunaan teori Karl
Marx, tapi dapat dipastikan bahwa partai politik tidak ada lagi yang berlandaskan
ideologi Marxis.
Dibawah koordinasi ABRI untuk menandingi dominasi PKI, dibentuklah Golongan
Karya (GOLKAR) dari organisasi fungsional yang tidak berafiliasi kepada partai.
Pemilu 1971 di luar dugaan, GOLKAR sukses besar dan berhasil menang dengan
62,79 % dari total perolehan suara. Mungkin karena selang pemilu yang terlalu jauh
atau pengkaderan yang mandeg sehingga PNI memperoleh penurunan suara yang
sangat jauh sedangkan Masyumi tidak menjadi peserta. Sementara suara NU
meningkat lebih dari 2 juta suara walaupun dalam prosentasi tetap dan mendapat
58 kursi.
Pemilu-pemilu selanjutnya orde baru melakukan kanalisasi terhadap partai politik.
Dengan suara Islam diarahkan kepada Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
sedangkan partai dengan corak Nasionalis kumpul menjadi Partai Demokrasi
Indonesia (PDI). Pemberlakuan azas tunggal Pancasila dalam kehidupan bernegara
jelas memangkas keragaman ideologi politik di Indonesia. Undang-undang subversif
menjadi momok yang menakutkan bagi kalangan Islam dan Nasionalis sebagai
gerakan ideologi politik muncul keatas permukaan.
Pemilu sebagai ajang pembuktian diterima atau tidaknya sebuah ideologi politik
dalam bentuk partai semenjak 1971 hingga 1997 praktis hanya bersifat semu.
Dengan peraturan monoloyalitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) GOLKAR sebagai
kekuatan pendukung pemerintah selalu menjadi pemenang. Akan tetapi di era
reformasi ketika keran demokrasi dibuka, kemunculan berbagai partai politik pada
pemilu 1999 dengan berbagai landasan ideologinya menandakan selama ini
ideologi politik Indonesia terus berkembang dan melakukan gerilya politik, (sumber ;
tulisan Dwi Bowo F, http://politikpraktis.wordpress.com/2009/09/04/ideologi-politikdi-indonesia/).
8.
PRANALARAN TENTANG NTISARI POLITIK INDONESIA DARI PENGARUH
DEMOKRASI DUNIA
Politik demokrasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pengaruh sejarah-sejarah
dunia dan sejarah-sejarah sebelumnya yang ada di Indonesia
sehingga
terbentuknya negara Indonesia berbentuk Republik yang dimerdekakan sejak 17
Agustus 1945 dan memiliki UUD45 yang menjamin terlaksananya dan
keberlangsungan demokrasi di Indonesia berbentuk presidential dan trias politika
(eksekutif, yudikatif, legislative) dan demokrasi dari rakyat, oleh rakayat dan untuk
rakyat yang diimplementasikan melalui pelaksanaan pemiluhan umum sekali dalam
lima tahun serta melakukan azas politik berdasarkan Pancasila dan Bhineka
Tunggal Ika.
Politik demokrasi suatu bangsa sangat dipengaruhi pada sejarah pembentukan
suatu negara berupa monarki, republk atau persemakmuran serta pengaruhpengaruh lain yang mempengaruhi berupa agama, budaya dan rasa aman.
Demikian halnya Indonesia dalam pembentuja dan hukum-hukum yang berlaku
sangat dipengaruhi oleh sejarah bangsa-bangsa asing yang sebelumnya menjajah
Indonesia seperti Belanda, Inggris dan Jepang.
Sesuatu yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan politik sangat
dipengaruhi atas mayority power sehinga cendrung menjadikan minoritas sebagai
kelengkapan dalam pengambil keputusan rakyat. Sama halnya dengan Indonesia
yang sukunya lebih besar serta agama yang mayoritas sangat mempengaruhi atas
keputusan demokrasi rakyat Indonesia.
Keputusan atas demokrasi ditetapkan atas azas keputusan mayoritas dengan
memperhatikan kepentingan minoritas. Demokrasi Indonesia menganut azas
gotong royong sehingga semua mendapat peranan dalam pengambilan keputusan
sehingga tercapainya keputusan demi kesejahteraan Bersama.
Kekuatan eksternal yang tarik menarik sangat mempunayi pengaruh dalam
keputusan demokrasi. Hal ini bisa kita lihat dari adanya pengaruh yang sangat kuat
dari asing baik dalam segi akan mempengaruhi ekonomi, agama sosial yang
bersifat regional maupun dalam keorganisasian yang lebih luas sedunia yang
masuk dalam bentuk hubungan internasional.
Pengalaman masa lampau dan pengalaman atas suatu negara guna terbentuknya
nilai-nilai demokrasi sangat penting dalam berjalannya roda demokrasi dimasingmasing negara. Konfik apartheid di Afrika selatan, runtuhnya Unisoviet, perang jalur
Gaza dan konflik-konflik didalam negeri Indonesia seperti G30S PKI, DI TII, Aceh,
Poso, Ambon, Papua, Terroris dan lain-lain daerah sangat mempengaruhi dalam
kebijakan dan keputusan politik Indonesai.
Politik atas kekuasan berdasarkan kekuatan modal sangat mempengaruhi dalam
penguasaan dan pemenangan demokrasi. Hal ini sering kita dengar dalam masamasa pemilihan umum yang berlangsung di Indonesia dimana yang terpilh dari
hasil pemilu dimenangkan oleh yang memiliki modal lebih besar. Peranan uang
menjadi sangat penting dan tidak bisa dinafikan bahwa dalam politik pemilihan
terbuka berdasarkan suara terbanyak peranan pengunaan media dan keperluan
lainnya saat kampanye tentunya mengandalkan modal yang sangat besar. Problem
modal ini mengakibatkan suatu pilihan bukan berdasarkan kemampuan saja tapi
peran kesanggupan dalam pengeluaran menjadi titik tolak keberhasilan dalam
memenangkan pemilihan langsung.
Sejarah demokrasi di Indonesia yang sudah cukup panjang setiap saat mengalami
pembaharuan dan kemajuan yang diharapkan dapat lebih baik guna tercapainya
cita-cita bangsa Indonesia menuju negara yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Peranan setiap individu bangsa Indonesia kiranya dapat memperhatikan
dan memperjuangkan guna terciptanya politik yang jauh dari tindakan-tindakan
yang melanggar hukum akibat kecurangan dan perlakuan yang tidak berazaskan
Jujur dan Adil.
Setiap pelaksanaan dijamin berdasarkan UU dan setiap rakyat Indonesia
mendapatkan hak yang sama didepan hukum dan terbebas dari tindakan Korupsi,
Kolusi dan Nepoteisme.
Demokrasi Indonesia yang disebut degan demokrasi Pancasila yang bermakna
menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi tongak
demokrasi di Indonesia meski banyak pengaruh dari luar yang ingin mencampuri
bahkan merusak system demokrasi Indonesia yang sudah baik. Kondisi pengaruh
dari luar yang akan merusak politik demokrasi di Indonesia harus serentak menolak
bersama demikelangsungan demokrasi di Indonesia dengan sangat baik.
9.
PANDANGAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
Keikut sertaan bangsa Indonesia dalam organisasi regional dan global seperti
World Trade Organisation (WTO), United Nation (UN), Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN, The United
Nations Children's Fund (UNICEF), World Economic Forum (WEF) dan lain-lain.
Politik Bebas Aktif Indonesia, Politik luar negeri Indonesia semenjak pasca
proklamasi kemerdekaan memang sudahmenganut politik luar negeri bebas aktif. Hal ini
tertuang dalam Pembukaan Undang-UndangDasar Republik Indonesia 1945 alinia kepertama yang intinya bebas aktif, anti imperialism dankolonialisme dalam segala
bentuk manifestasinya dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Politik luar negeri suatu
negara pada hakekatnya adalah hasil perpaduan dan refleksi dari politikdalam negeri
yang dipengaruhi oleh perkembangan situasi nasional maupun Internasional. Adapan isi dari
lainea pertama UUD45 : "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Berbagai perkembangan tersebut memberikan peluang sekaligus tantangan dalam
formulasi kebijakan dan implementasi politik luar negari Indonesia bebas
aktif.Pengalaman selama perjuangan merebut kemerdekaaan dari Belanda memperkuat
landasanpolitik luar negeri dengan tiga unsur utama, antara lain: nasionalisme yang
tinggi, penolakanterhadap intervensi politik baik dari domestic maupun internasional, dan
kepercayaan diri yangcukup kuat. Ketiga unsur ini lahir dari revolusi yang menegaskan
kemerdekaan danmemaksakan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia sehingga
melahirkan politik luar negeriRI yang bebas dan aktif.Prinsip politik luar negeri yang bebas aktif
tersebut merupakan suatu acuan atau penunjuk arahuntuk membentuk atau
mengembangkan pengertian, sikap, dan tingkah laku seluruh warganegara
Indonesia tentang politik luar negeri negaranya. Prinsip-prinsip ini selalu
dilontarkandan digunakan secara konsisten oleh para diplomat Republik Indonesia, pejabat,
anggotaDewan Perwakilan Rakyat dan para analis dalam setiap pengambilan
keputusan.
Dihat dari berbagai aspek, Indonesia berada pada posisi yang relative lemah sejak awal masa
kemerdekaan, namun kebijakan politik luar negerinya terus berusaha
melaksanakan peranan yang relative independen sesuai dengan prinsip idealnya yang
bebas dan aktif. Arah politik Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan
nasional, menitik beratkan pada solidaritas antar negara berkembang, mendukung
perjuangan kemerdekaan bangsa lain yang ingin merdeka, menolak penjajahan
dan penindasan yang akhirnya menjadikan Indonesia bertumbuh berkembang
dengan sangat baik sebagai suatu negara dan negara yang tidak mempunyai
musuh atau tidak adanya niatan negara lain yang berkehendak menginginkan
memusuhi Indonesia. Indonesia dapat tumbuh berkembang dengan bebas dan
damai diantara negara-negara lain se-dunia.
10. PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN PEMERSATU NEGARA INDONESIA
Pancasila sebagai Ideologi Nasional seperti kita ketahui, selain sebagai Dasar
Negara, ia juga menjadi ideologi bangsa. Sebagai ideologi nasional, Pancasila
berfungsi menggerakkan masyarakat untuk membangun bangsa dengan usahausaha yang meliputi dalam semua bidang kehidupan. Pancasila tidak menentukan
secara apriori sistem ekonomi dan politik, tetapi sistem apa pun yang dipilih harus
mampu menyalurkan aspirasi utama tersebut.
Pancasila sebagai Ideologi Nasional yang pada dasarnya menampilkan nilai-nilai
universal menunjukan wawasan yang integral integratif dan sebagai ideologi
modern mampu memberikan gairah dan semangat yang tinggi. Berbeda dengan
ideologi-ideologi Barat, Pancasila yang dilahirkan dalam budaya dan sejarah
peradapan timur sangat menjunjung tinggi peran religiusitas yang justru sangat
didambakan dalam alam kehidupan dan peradapan teknokratis sekarang ini.
Sebagaimana kita ketahui, kondisi masyarakat sejak permulaan hidup kenegaraan
adalah serba majemuk. Masyarakat Indonesia bersifat multietnis, multireligius, dan
multiideologis. Kemajemukan tersebut menunjukkan adanya berbagai unsur yang
saling berinteraksi. Berbagai unsur dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat
merupakan benih-benih yang dapat memperkaya khazanah budaya untuk
membangun bangsa yang kuat, tetapi sebaliknya dapat memperlemah kekuatan
bangsa dengan berbagai percekcokan dan perselisihan.
Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa, Melihat situasi demikian, masalah yang
perlu diatasi pertama kali adalah bagaimana menggalang persatuan dan kesatuan
bangsa yang sangat dibutuhkan untuk mengawali penyelenggaraan negara.
Dengan kata lain, nation and character buildings merupakan prasyarat dan tugas
utama yang harus dilaksanakan. Dalam konteks ini Pancasila dipersepsikan
sebagai ideologi persatuan. Pancasila diharapkan mampu memberikan jaminan
persatuan untuk memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara
golongan dan kekuatan politik.
Karena urgensi untuk memecahkan masalah-masalah politik selama dua
dasawarsa dalam penyelenggaraan negara, Pancasila sebagai Ideologi
Nasional dipersepsikan sebagai sintesa atau perpaduan yang mempersatukan
berbagai sikap hidup yang berada di tanah air. Berbagai aliran dan pendirian yang
berbeda dipertemukan dalam Pancasila. Pancasila menyediakan arena yang di
satu pihak memberikan keleluasaan bergerak, tetapi di pihak lain memberikan
patokan moral yang tidak boleh dilanggar.
Penampilan Pancasila sebagai ideologi persatuan atau pemersatu telah
menunjukkan relevansi dan kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan
kehidupan dan penyelenggaraan negara RI. Rakyat Indonesia telah dibangun
dengan kasadaran kuat sebagai bangsa yang memiliki identitas dan hidup bersatu
dalam jiwa nasionalisme dan patriotisme.
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Nasional untuk memberikan orientasi ke
depan mengharuskan bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang
sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan
pesatnya perkembangan sarana komunikasi membuat dunia makin kecil dan
independensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia semakin menguat.
Pembangunan nasional tidak hanya ditentukan faktor-faktor dalam negeri, tetapi
juga dikaitkan dengan faktor yang berkaitan dengan permodalan. Bangsa Indonesia
kini sedang sibuk membangun dengan usaha memecahkan masalah-masalah
dalam negeri, seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial, mau tidak mau terseret
ke dalam jaringan politik dunia yang dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi raksasa
dunia. Tantangan itu hanya bisa diatasi apabila bangsa Indonesia tetap
mempertahankan identitasnya dalam ikatan persatuan nasional dan mampu
mengembangkan dinamikanya agar mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Pancasila dimaksudkan sesuai pembukaan UUD45 alinea keempat yang antara
lain; “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada; Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah
mufakat tanpa oposisi dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai
demokrasi terpimpin merupakan demokrasi yang berada dibawah komando
Pemimpin Besar Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah
pimpinan komando Bapak Pembangunan arah rencana pembangunan daripada
suara terbanyak dalam setiap usaha pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi
secara universal. Ciri demokrasi Pancasila:






pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi
adanya pemilu secara berkesinambungan
adanya peran-peran kelompok kepentingan
adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk
menyelesaikan masalah.
ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara
terbanyak.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme
kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan
pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai
demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai
dengan UUD 1945.
Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
a. Perlindungan terhadap hak asasi manusia
b. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
c. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan
badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah
dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya
d. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat
e. Pelaksanaan Pemilihan Umum
f. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
g. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
h. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan
YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
i. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
j. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:



Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)
pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)
kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.
Tujuh Sendi Pokok, dimana alam sistem pemerintahan demokrasi pancasila
terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi landasan, yaitu :
 Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
 Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan
kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di
dalamnya.
 Indonesia menganut sistem konstitusional
 Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.
 Fungsi Demokrasi Pancasila
Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
 Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara,
misalkan:
 Ikut menyukseskan Pemilu
 Ikut menyukseskan pembangunan
 Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
 Menjamin tetap tegaknya negara RI
 Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem
konstitusional
 Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
 Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara
lembaga negara
 Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.
Demokrasi Deliberasi
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan
bahwa “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan”. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila
merupakan demokrasi deliberatif.
Dalam demokrasi deliberasi terdapat tiga prinsip utama :
 prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan
pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.


prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama
hendaknya ada kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi
yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang
terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam
menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta
kesediaan untuk mendengarkan.
Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan
yang timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Jadi setiap kebijakan
publik hendaknya lahir dari musyawarah bukan dipaksakan. Deliberasi dilakukan
untuk mencapai resolusi atas terjadinya konflik kepentingan. Maka diperlukan suatu
proses yang fair demi memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan
publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional.
Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang :

Bidang ekonomi, Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek
dalam pembangunan ekonomi. Pemerintah memberikan peluang bagi
terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan menjamin tegaknya prinsip
keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam atau
sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki
kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan negara. dalam
implikasi pernah diwujudkan dalam Program ekonomi banteng tahun 1950,
Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d.
tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita
kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.
Hal ini ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai
dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit,
rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan
kebijakan ekonomi.

Bidang kebudayaan nasional, Demokrasi Pancasila menjamin adanya
fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya
Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga
kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan
baik. Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah
menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas
suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.
Pada tahun 2004 untuk pertama kali Bangsa Indonesia berhasil menyelenggarakan
pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden langsung oleh rakyat Indonesia dan ini
adalah sejarah baru dalam kehidupan demokrasi Indonesia (Bentuk penjelasan akan
dijelaskan secara lengkap pada BAB Reformasi Indonesia).
Perkembangan Demokrasi di negara-negara di dunia tidak terlepas dari latar belakan
kekuasaan atas penaklukan dan penguasaan daerah beahan dunia. Bentuk
penguasaan didahului sistem kerajaan atau kesultanan atau kekaisaran dan lain-lain
yang merupakan pemegang kekuasaan yang dibentuk berdasarkan peradapan saat itu.
Bentuk kekuasaan yang sebelumnya ada dibelahan dunia ini yang pengaruhnya sangat
besar tertuang dalam penjelasan berikut ini.
Download