Globalisasi & Krisis Pembangunan Berkelanjutan Elearning 1 Teori Pembangunan ; Sebuah Pengantar • Anggapan umum : pembangunan = kata benda netral. Menjelaskan proses dan usaha untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat. • Pemahaman tersebut membuat pembangunan disejajarkan dengan kata “perubahan sosial” • Penganut pandangan ini melihat konsep pembangunan adalah berdiri sendiri, sehingga membutuhkan keterangan lain. Seperti pembangunan model kapitalisme, sosialisme, dll • Pandangan lain berasumsi bahwa pembangunan adalah discourse, suatu pendirian, suatu paham, merupakan ideologi dan teori tertentu tentang perubahan sosial • Sehingga konsep pembangunan tidak bersifat netral. Tapi suatu aliran, keyakinan ideologis dan teoritis serta praktik mengenai perubahan sosial. • Bersama teori pembangunan terdapat teori perubahan sosial lain --sosialisme, dependensia, dll • Pembangunan dikenal sebagai pembangunanisme (developmentalism). Dengan demikian definisi ini menolak teori pembangunan berbasis rakyat, atau teori integrated rural development • Pembangunan sebagai salah satu teori perubahan sosial, begitu mendominasi dan mempengaruhi pikiran manusia secara global, terutama di negara “dunia ketiga”. • Pembangunan menjadi diskursus yang dominan di Indonesia, erat kaitannya dengan munculnya pemerintahan Orba • Pembangunan adalah sebagai suatu teori di bawah payung teori perubahan sosial. • Lambat – laun, pembangunan sebagai teori berubah dan menjadi suatu pendekatan dan ideologi. • Masa Orba, pembangunan diperlakukan lebih dari sekedar teori perubahan sosial oleh para birokrat dan akademis • Pembangunan dijadikan nama kabinet selama kekuasaan Orba. Memahami teori perubahan sosial dan pembangunan, perlu memetakan seluk – beluk paradigma dalam sosiologi, yang dikembangkan Burnell & Morgan : 1. Paradigma Fungsionalis ; Pendekatannya terhadap permasalahan berakar pada pemikiran kaum obyektivis Merupakan sosilogi kemapanan, ketertiban sosial, stabilitas sosial. Kesepakatan, keterpaduan sosial, kesetiakawanan, pemuasan kebutuhan dan hal yang nyata (empirik) Dalam pendekatannya cenderung positivis, determinis dan nomotetis. Paradigma ini berinteraksi pragmatis artinya bawahan melahirkan pengetahuan yang dapat diterapkan, berorientasi pada pemecahan masalah berupa langkah praktis. Paradigma ini berusaha menerapkan pendekatam pengkajian masalah sosial dan kemanusiaan dengan cara yang digunakan ilmu alam dalam memperlakukan objeknya. 2. Paradigma Interpretif Menggunakan pendekatan subyektivisme. Artinya, mencari sifat paling dasar dari kenyataan sosial menurut pandangan subyektivis dan kesabaran seseorang yang langsung terlibat dalam peristiwa sosial, bukan menurut orang lain yang mengamati. Kenyataan sosial muncul karena dibentuk oleh kesadaran dan tindakan seseorang. Mereka berusaha menyelami lebih jauh ke dalam kesadaran dan subyektivitas pribadi manusia untuk menemukan pengertian apa yang ada di balik kehidupan sosial. Anggapan dasar mereka masih tetap didasarkan pada pandangan bahwa manusia hidup serba tertib, terpadu, kemapanan, kesepakatan, kesetiakawanan 3. Humanis Radikal • Cenderung menekankan perlunya menghilangkan atau mengatasi berbagai pembatasan tatanan sosial yang ada. • Menurut pandangan ini, kesadaran manusia telah dikuasai / dibelenggu oleh suprastruktur ideologis yang ada di luar dirinya. • Agenda utama adalah memakai kesulitan manusia dalam membebaskan dirinya dari semua bentuk tatanan sosial yang menghambat perkembangan dirinya sebagai manusia. • Masalah pertentangan struktural belum menjadi perhatian. Mereka ingin memecahkan masalah bagaimana manusia bisa memutuskan belenggu – belenggu yang mengikat mereka dalam pola-pola sosial yang mapan untuk mencapai harkat kemanusiaannya 4. Strukturalis Radikal Analisisnya menekankan pada konflik struktural, bentuk penguasaan dan pemerosotan harkat kemanusiaan. Pendekatan cenderung realis, positibis, determinis dan nomotetis. Bagi kaum ini hubungan – hubungan struktural yang terdapat dalam kenyataan sosial yang nyata lebih penting Penganut paradigma ini terpecah dalam dua perhatian : a. Lebih tertarik menjelaskan, bahwa kekuatan sosial yang berbeda serta hububgan antar kekuatan sosial merupakan kunci untuk menjelaskan perubahan sosial. b. Tertarik pada keadaan penuh pertentangan dalam suatu masyarakat. Dengan memakai peta pardigma akan lebih memakai apa motivasi dan dasar pikiran suatu teori perubahan sosial dan pembangunan Latar belakang teori – teori modernisasi dan pembangunan : 1. Teori Ekonomi Kapitalisme : * Teori perubahan sosial dan pembangunan, pertumbuhan pada dasarnya dibangun di atas landasan kapitalisme. * Pandangan kapitalisme bersumber dari filsafat ekonomi klasik, ajaran Adam Smith dalam karya wealth of nation (1776) *Pemikiran ekonomi klasik dibangun di atas landasan filsafat ekonomi liberalisme. * Mereka percaya pada kebebasan individu (personal liberty), pemilihan pribadi (private property) dan inisiatif individu serta usaha swasta (private enterprise) Pandangan dari pemikiran ekonomi klasik yang mempengaruhi perubahan sosial : a. Kebebasan bidang ekonomi, sehingga memberi peranan sangat minimum pada pemerintah dalam bidang ekonomi. b. Ekonomi pasar diletakkan di atas sistem persaingan kompetisi bebas dan sempurna. c. Full employement ; ekonomi akan lancar dan mengalami penyesuaian diri jika tanpa investasi pemerintah. d. Memenuhi kepentingan individu berarti memenuhi kepentingan masyarakat. Percaya harmony of interest. e. Menitikberatkan pada kegiatan ekonomi, khususnya industri f. Percaya pada hukum pasar, supply creates its own demand. 2. Teori Evolusi : Teori ini lahir setelah revolusi industri dan revolusi Perancis pada awal abad ke – 19 Teori ini berdasarkan pada enam asumsi tentang perubahan --dilihat sebagai natural, direksional, imanent, kontinyu, suatu keharusan dan berjalan melalui sebab yang sama Menurut teori evolusi, masyarakat akan berkembang dari masyarakat sederhana (primitive) menuju ke masyarakat modern (complex). Teori evaluasi menganut paham perubahan masyarakat terjadi pada waktu yang lama, bagi penganut teori modernisasi dan pembangunan proses perubahan tersebut dipercepat dengan pendekatan melalui berbagai interaksi. Teori ini mempengarui pemikiran modern tentang pembangunan dan bahkan sendi dasar dari paham globalisasi di kemudian hari. Masyarakat bergerak dari masyarakat miskin non industri sebagai primitif berevolusi ke masyarakat industri yang lebih kompleks dan berbudaya 3. Teori Fungsionalisme Teori ini muncul sebagai kritik terhadap teori evolusi, muncul pertama tahun 1930. Dalam teori ini, masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas bagian yang saling berkaitan (agama, pendidikan, struktur politik, keluarga, dsb). Masyarakat akan berkembang dalam situasi yang harmoni, integrasi, stabil dan mapan. Konflik yang terjadi dalam suatu masyarakat dilihat oleh penganut teori ini sebagai tidak berfungsinya integrasi sosial dan equilibrium dan oleh karenanya harus dihindari Pandangan ini menafikan relitas sosial lain bahwa di dalam masyarakat ada yang diuntungkan dan dirugikan oleh mekanisme dan proses dalam sistem masyarakat. Masyarakat modern juga dianggap memiliki hubungan dengan norma universal, berorientasi diri sendiri. Masyarakat tradisional berwatak kolektif dan komunal. Krisis Pembangunan Kapitalisme • Negara yang menggunakan teori pembangunan pertumbuhan cepat tersebut saat ini tengah mengalami kejatuhan, dikarenakan beberapa hal : 1. Krisis finansial yang disebabkan oleh kebijakan makro ekonomi yang diterapkan 2. Financial panic, yaitu model kepanikan nasabah bank yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam pasar uang dan banyak kreditor tiba – tiba menarik uang mereka dari peminjam 3. Para spekulator banyak membeli asset finansial di atas harga dalam rangka mencari keuntungan. • Beberapa penyebab lain 1. Struktur kapitalisme Indonesia yang didukung oleh negara militer Orba, melalui kebijakan reformasi perdagangan, kebijakan kemudahan investasi asing dan pengembangan dan penguatan jaringan industri hilir. 2. Kronisme yang tidak efisien, rezim substansi impor para investor yang leluasa karena negara mengontrol sistem pasar, monopoli, subsidi, tarif dan konsesi. Bacaan lanjutan : • Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Insist & Pustaka Pelajar. Yogyakarta