Naskah Publikasi - Digital Repository

advertisement
1
RINGKASAN DISERTASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BERBASIS MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF PSIKOLOGI
SOSIAL ISLAM
(STUDI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA)
Oleh:
BAIDI
NIM. 2009201002
Promotor:
Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M. A.
Prof. Dr. H. Sutrisno, M. Ag.
DISERTASI
Diajukan Kepada Program Doktor
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Doktor
Dalam Ilmu Psikologi Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
2
Tim Penguji
Ujian Terbuka Promosi Doktor
Promovendus
: Baidi
NIM
: 2009201002
Judul Disertasi
: Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berbasis
Multikulturalisme Perspektif Psikologi
Sosial Islam (Studi di SMP Al Islam 1
Surakarta)
Ketua
: Dr. Ahmad Nurmandi, MSc.
Sekretaris
: Dr. Muhammad Nurul Yamin, M. Si.
Anggota
:
1. Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M.A.
(Promotor I/ Anggota Penguji)
2. Prof. Dr. H. Sutrisno, M. Ag.
(Promotor II/ Anggota Penguji)
3. Prof. Dr. H. Abdul Munir Mulkhan, SU.
(Anggota Penguji)
4. Prof. Drs. H. Sarbiran, M. Ed., Ph. D.
(Anggota Penguji)
5. Prof. Dr. H. Asmadi Alsa, SU.
(Anggota Penguji )
6. Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, MA.
(Anggota Penguji)
3
Persembahan
Karya ini kupersembahkan kepada:
Keluarga kecilku: istri dan anakku bagian hidupku
Kedua orang tuaku yang telah mengukir jiwa ragaku
Kedua mertuaku yang telah memberiku doa ketulusan
Semua pecinta ilmu dan harmoni sosial serta perdamaian.
4
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengharap puji syukur yang sedalam-dalamnya ke
hadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya
kepada saya sekeluarga. Sholawat dan salam saya sampaikan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Prof. Dr. H.
Bambang Cipto, MA. Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Prof. Dr. H. Usman Abubakar, MA., Ketua STAIN Surakarta periode
2006-2010 yang telah memperkenankan saya untuk mengikuti studi S3
di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kepada Prof. Dr. H.
Siswanto Masruri, MA. dan Prof. Dr. H. Sutrisno, M. Ag. yang berkenan
menjadi Promotor dan Ko-Promotor yang dengan tekun, sabar, dan
ketulusan membimbing sejak persiapan hingga penulisan akhir disertasi
ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Kepada Dewan Penguji usulan penelitian disertasi saya
ucapkan terima kasih yang telah memberi ijin untuk melaksanakan
penelitian, sehingga tersusun disertasi dengan judul “Pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
Berbasis
Multikulturalisme
Perspektif Psikologi Sosial Islam (Studi di SMP Al Islam 1
Surakarta)”.
Kepada Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Dr. Nurmandi, SE., MSc., Ketua Program Studi Psikologi
Pendidikan Islam Dr. H. Muhammad Anis, MA. dan Dr. H. Tasman
Hamani, MA., selaku Sekretaris serta seluruh staff yang telah
memberikan berbagai fasilitas dan pelayanan prima selama perkuliahan
berlangsung. Sehingga selama ‘numpang’ hidup di Yogyakarta terasa
nyaman dan aman. Kepada semua Guru Besar (guru) yang telah
mencurahkan dedikasi keilmuan lewat lembaga Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta saya bisa mendapatkan uluran tangan dan
bimbingan, saran dan dorongan selama ini, saya ucapkan terima kasih
yang tulus.
Kepada teman sejawat yang langsung maupun tidak langsung
membantu penelitian, khususnya H. Mufti Abidin, S. Pd., Sutadi, S. Pd.,
dan Mas Muhammad Julijanto, M. Ag., saya sampaikan terima kasih
atas jerih payahnya terlibat dalam penelitian ini. Kepala Sekolah SMP Al
Islam 1 Surakarta yang telah memberikan ijin dan kemudahan selama
penelitian saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setingg-tingginya.
Juga teman-teman di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program
5
Pascasarjana IAIN Surakarta telah memberikan dorongan untuk segera
menyelesaikan penelitian saya ucapkan terima kasih. Juga teman-teman
seperjuangan Ahmad Fauzi, Burdangin, Joko, yang telah saling
membantu untuk mencapai keberhasilan ini saya ucapkan terima kasih.
Untuk Almarhum ayah H. Nur Thoha dan Almarhumah Ibu. Hj.
Fatimah yang telah mengukirku dan merajut dalam cintanya yang tiada
bertepi, dengan rendah diri kupersembahkan karya ini sebagai tanda
bakti. Juga kepada H. MA. Asmoengin dan Hj. Suminah yang telah
memberi doa tulus dan harapannya sehingga terselesaikan karya ini saya
haturkan sungkem. Kepada kakak Syamsuddin, Mawardi, Ahmad Kusen,
Muhadi, Mardi, Abas dan keluarga besar H. Nur Thoha serta adik-adik
saya Beta, Ririn, David, Irvan dan Riza beserta keluarga besar H. AM.
Asmoengin saya haturkan terima kasih atas doanya.
Seseorang yang telah menemani dalam suka duka, mendorong
setiap langkahku dalam kesejukan iman, kesetiaan dan kasih sayang
dalam waktu 20 tahun. Untuk isteriku dr. Elief Rohana, Sp. A., M. Kes.,
the most wonderfull prize in my life, tak pandai aku memilih kata yang
pantas mengekspresikan rasa cinta, penghargaan dan terima kasihku.
Last not but least, anak semata wayangku harapanku bintangku Az Zahra
keceriaan dan kecerdasanmu memberi hiburan dalam hidupku. Kudoakan
semoga kelak menjadi wanita yang sholihah mampu memberi kebaikan
kepada sesama.
Semua yang kusebut di atas dan banyak lagi yang belum disebut,
telah membantu langsung maupun tidak langsung dalam proses
penelitian ini. Ketidakcermatan dan kekurangan yang tinggal sematamata merupakan bukti ketidakmampuan saya untuk mencerna semua
masukan dan sepenuhnya menjadi milik pribadi saya. Saya bermohon
kepada Allah SWT semoga amal sholehnya mendapat imbalan dari sisiNya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam
monumen karya ini. Semoga yang sedikit ini memberikan arti di tengah
lautan ilmu Allah SWT yang luar biasa. yang masih membutuhkan
generasi cerdas dan berkarakter untuk menerjemahkannya dalam realitas
kehidupan yang rahmatan lil ‘alamiin. Wallahu a’lam bishawab. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Yogyakarta, Juni 2014
Penulis
BAIDI
6
Abstrak
Baidi. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis
Multikulturalisme Perspektif Psikologi Sosial Islam Studi di Sekolah
Menengah Pertama Al Islam 1 Surakarta.
Keragaman masyarakat merupakan suatu keniscayaan.
Keragaman bisa menimbulkan kerawanan konflik, sebagaimana sejarah
Kota Surakarta. Kerusuhan tahun 1998 telah merusak kerukunan
masyarakat Surakarta dan menyadarkan betapa pentingnya menjaga
kerukunan dalam keragaman. Untuk mencegah terjadinya konflik
diperlukan pemahaman warga masyarakat terhadap multikulturalisme
dalam masyarakat yang beragam. Pemahaman multikulturalisme dapat
diajarkan melalui pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme dalam
perspektif Psikologi Sosial Islam. Penelitian bertujuan mendeskripsikan
pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
(PKn)
berbasis
multikulturalisme dalam perspektif Psikologi Sosial Islam di Sekolah
Menengah Pertama Al Islam 1 Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif dengan desain embaded case study. Subjek penelitian terdiri
Guru PKn dan siswa kelas VIII. Sedangkan informan penelitian terdiri
dari Kepala Sekolah, anggota KKG PKn. Tehnik pengumpulan data
dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dengan
tehnik trianggulasi metode dan sumber. Tehnik analisis data
menggunakan analisis model interaktif (interactive model analysis) yang
terdiri dari; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi.
Hasil penelitian menujukkan: Pembelajaran PKn telah
menanamkan tiga aspek civic knowledge, civic disposition, civic skill yang
dikaitkan dengan realitas kebangsaan Indonesia yang multikulturalisme.
Pada akhir pembelajaran tumbuh kesadaran to regcognation and the other
dalam masyarakat yang beragam sehingga diharapkan peserta didik
menjadi smart and good citizenship dalam konteks Indonesia. Pemahaman
terhadap multikulturalisme dapat ditransformasikan melalui pembelajaran
PKn secara simultan dan terus menerus ditanamkan kepada peserta didik,
sehingga mempunyai karakter yang responsif terhadap realitas yang ada.
Pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme secara psikologis membawa
dampak kepada perkembangan sikap sosial sehingga menumbuhkan rasa
kebersamaan, mengakui keberagaman. Psikologi Sosial Islam merupakan
bagian psikologi sosial menekankan tumbuhnya perilaku sosial atas dasar
7
atau nilai-nilai Islam untuk beradaptasi dan menerima dengan lingkungan
yang beragam, kemampuan manusia menghargai dan menerima
perbedaan yang ada.
Kata kunci : Pembelajaran PKn, Multikulturalisme, Psikologi Sosial
Islam
8
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BERBASIS MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF PSIKOLOGI
SOSIAL ISLAM
(STUDI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA)
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang beragam, baik etnis, agama
maupun budaya. Setelah reformasi tahun 1998 keragaman kultur di
Indonesia tersebut mulai mendapatkan ujian yang serius, yang
ditandai berbagai konflik kekerasan yang bersifat komunal, seperti
konflik Sambas, Ambon, Poso dan Surakarta. Konflik sosial yang
berbau SARA ini tidak bisa dianggap remeh, karena kemungkinan
akan menyulut konflik di daerah lainnya. Realitas empiris ini juga
menunjukkan bahwa masih ada persoalan mendasar yang belum
terselesaikan.1
Kompleksitas pemeluk agama dan etnis membuat kota
Surakarta sering dilanda kerusuhan baik etnis, agama, maupun politis.
Potret kekerasan yang terjadi sebagai fenomena konflik sosial
perkotaan di Kota Surakarta, pada mula pertama diawali dengan
lahirnya konflik yang disebut tawuran antara kongsi Cina dengan
Jawa. Sebelumnya penelitian Suhartono dalam Apanage dan Bekel
tahun 1991 memberikan informasi bahwa apa yang dikategorikan
sebagai konflik di wilayah Vorstenlanden hampir sebagian besar di
kawasan pedesaan di wilayah Surakarta.
Di Surakarta, perubahan politik menuju orde reformasi
ditandai
1
dengan
situasi
menegangkan:
(1)
pembakaran
dan
M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross Cultural
Understanding Untuk Demokrasi dan Keadilan (Yogyakarta: Pilar
Media, 2005) hlm. 45.
9
penjarahan toko, dan (2) pendirian organisasi sosial keagamaan yang
ingin merubah tatanan kehidupan sosial dan politik yang tidak selaras
dengan pemikiran keagamaan (Islam). Doktrin keagamaan yang
diimplementasikan justru memacu tindakan radikal karena mereka
akan mewujudkan perbaikan akhlak dan moral terhadap masyarakat
Islam nominal.2
Multikulturalisme
adalah
proses
enkulturasi
dalam
pendidikan formal yang akan membentuk kesadaran keberagaman,
dan
diharapkan
masyarakat
dapat
menekan
berbudaya
Multikulturalisme
efektif
konflik
pluralime
untuk
antaretnik
(cultural
meningkatkan
dalam
pluralism).
persamaan
(equality), sikap demokratis dan toleransi antarbudaya bangsa
dalam masyarakat majemuk. Dengan demikian, konstruksi
pembelajaran PKn dan multikulturalisme dapat menekan prasangka
dan tindakan diskriminatif terhadap suku bangsa secara optimal,
karena inti dari pembelajaran itu menekankan aspek afektif dan
psikomotorik yang terimplementasi melalui kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. SMP Al Islam 1 Surakarta mempunyai
semangat untuk mengimplementasikan pembelajaran PKn berbasis
multikluturalisme dalam perspektif psikologi sosial Islam untuk
mengapai pembelajaran yang optimal.
Dampak sosial konflik yang terjadi di Kota Surakarta membawa
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif semakin
memberikan kesadaran kepada masyarakat luas Surakarta akan
2
Zainuddin Fanani, Atiqa Sabardila & Dwi Purnanto, Radikalisme
Keagamaan dan Perubahan Sosial (Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2002), hlm. 1-8.
10
perlunya menggalang kehidupan bermansyarakat yang rukun, kokoh,
damai, dan tidak mudah terprovokasi oleh berbagai macam isu
kehidupan. Inisiatif masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya
mewujudkan harmoni kehidupan yang lebih baik. Dampak negatif
dalam kehidupan sosial dirasakan masyarakat Surakarta yang melihat
konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu dirasakan seolah menjadi
kota mati, merobek-robek kerukunan, ketenteraman dan kedamaian
dalam kehidupan sosial, sehingga timbul anggapan bahwa hidup di
Kota Surakarta kurang aman, di samping keresahan dalam masyarakat,
karena setiap saat dilakukan sweeping aparat keamanan. Diharapkan
pembelajaran PKn yang berbasis multikulturalisme menjadi salah satu
upaya untuk mengembalikan kondisi masyarakat Kota Surakarta yang
harmoni dengan penuh keragaman. Berdasarkan realitas dan pemikiran
tersebut yang mendorong upaya penelitian disertasi ini mengatasi
masalah dengan rumusan sebagai berikut.
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang,
dirumuskan masalah penelitian disertasi ini sebagai berikut:
1)
Bagaimana hubungan pembelajaran PKn di SMP Al Islam 1
Surakarta dengan gagasan multikulturalisme?
2)
Bagaimana pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme di SMP
Al Islam 1 Surakarta?
3)
Bagaimana
evaluasi
pembelajaran
PKn
berbasis
PKn
berbasis
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta?
4)
Bagaimana
hambatan
pembelajaran
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta?
11
5)
Bagaimana
pembelajaran
PKn
berbasis
multikulturalisme
perspektif psikologi sosial Islam di SMP Al Islam 1 Surakarta ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan umum
penelitian disertasi ini adalah untuk mendeskripsikan kompetensi
civic knowledge, civic disposition, dan civic skill dalam
pembelajaran
PKn
berbasis
pendidikan
multikulturalisme.
Kompetensi PKn diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
sosial peserta didik. Sementara itu tujuan khusus penelitian
disertasi ini adalah:
a. Menganalisis
hubungan
pembelajaran
PKn
berbasis
pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta.
b. Menganalisis
pelaksanaan
pembelajaran
PKn
berbasis
pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta.
c. Mengevaluasi
pembelajaran
PKn
berbasis
pendidikan
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta.
d. Mengidentifkasi
hambatan-hambatan
pembelajaran
PKn
berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1
Surakarta.
e. Mengkaji
perspektif
psikologi
sosial
Islam
dalam
pembelajaran PKn berbasis multiluturalisme di SMP Al Islam
1 Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan
kompetensi civic knowledge, civic disposition, dan civic skill
dalam pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme.
Kompetensi PKn diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
12
sosial peserta didik. Sementara itu tujuan khusus penelitian
disertasi ini adalah: Menganalisis perencanaan pembelajaran PKn
berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1
Surakarta. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis
pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta.
Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran PKn berbasis pendidikan
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Mendeskripsikan
hambatan-hambatan pembelajaran PKn berbasis pendidikan
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta.Mendeskripsikan
perspektif psikologi sosial Islam dalam pembelajaran PKn
berbasis multiluturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta.
2.
Kegunaan Penelitian
Penelitian
pendidikan
tentang
pembelajaran
multikulturalisme
sangat
PKn
penting
berbasis
dan
besar
kegunaannya, baik secara teoretik maupun praktik. Kegunaan
teoretik yang dapat dipetik dari penelitian disertasi ini adalah
menambah wawasan keilmuan dalam bidang pembelajaran,
khususnya pembelajaran PKn SMP Al Islam 1 Surakarta.
Memperkaya kajian teoritik terhadap psikologi sosial Islam dalam
pengembangan pembelajaran PKn. Dewasa ini, pembelajaran
PKn masih mengandalkan aspek kognitif, sedangkan aspek
lainnya,
keterampilan
sosial
dan
pembentukan
karakter
terabaikan. Pada sisi lain, lingkungan sosial peserta didik sangat
majemuk, yang menuntut mereka berketerampilan sosial.
Kegunaan praktis yang dapat dipetik dari penelitian
disertasi ini adalah: (1) dapat memberi sumbangan terhadap
pembelajaran PKn. (2) diharapkan berdampak positif pada
13
penanaman nilai-nilai keberagaman dan keterampilan sosial
peserta didik. (3) memperkaya perspektif psikologi sosial Islam
dalam pembelajaran PKn yang berbasis multikulturalisme.
D. Metode Penelitian
Metodeologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan satu kasus yang terjadi di SMP Al Islam 1 Surakarta, data
yang diperoleh diolah sedemikian rupa untuk memberikan diskripsi
hasil penelitian.
Sumber data yang terpenting yang dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian disertasi ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
dapat dipergunakan berasal dari hasil; wawancara, pengamatan dan
dokumen sekolah yang dimanfaatkan sebagai pendukung simpulan
penelitian. Sumber data digali dari berbagai sumber yang meliputi:
Subyek dan informan dalam penelitian ini adalah guru dan
peserta didik SMP Al Islam 1 Surakarta. Aktivitas dan kegiatan
pembelajaran adalah sumber data utama untuk mendalami
pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme dalam perspektif
psikologi sosial Islam . Akitivitas pembelajaran yang diamati dalam
penelitian ini adalah seluruh aktivitas dan kegiatan peserta didik
dalam pembelajaran PKn di kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta.
Arsip dan dokumen adalah sumber data penting dalam penelitian
pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme dalam perspektif
psikologi Islam. Arsip dan dokumen yang didalami peneliti adalah
perangkat
pembelajaran,
baik
silabus,
RPP
dan
sintak
pembelajaran, prestasi akademik, dan evaluasi guru terhadap
14
peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian disertasi ini
adalah wawancara, observasi berperan pasif, dan analisis dokumen.
Wawancara mendalam dipilih karena sifat wawancara dalam
penelitian kualitatif lentur dan terbuka, tidak berstruktur secara
ketat, serta tidak pada suasana formal. Melalui wawancara
mendalam peneliti dapat mengonstruksi informasi, kejadian,
kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, dan harapan.3 Wawancara
informal mengandalkan pertanyaan spontan yang muncul pada saat
interaksi dengan informan, sedangkan pada penggunaan pedoman
wawancara peneliti telah mempersiapkan pertanyaan sebelum
interaksi dengan informan. Pedoman wawancara disusun berpijak
pada permasalahan penelitian yang sudah ditentukan peneliti.
Sementara itu pada wawancara terbuka peneliti menyusun
pertanyaan secara terperinci yang ditujukan mengambil respons
informan dalam proses evaluasi, yakni pembelajaran PKn di Kelas
VIII SMP Al Islam 1 Surakarta.
Observasi berperan pasif dalam
penelitian disertasi ini
adalah untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru PKn. Peneliti akan mengamati secara langsung
sejauh mana civic knowledge, civic disposition, dan civic skill
terimplementasi dalam kegiatan pembelajaran PKn.4 Objek yang
diamati adalah: (1) kegiatan guru dan peserta didik selama proses
kegiatan pembelajaran PKn, (2) materi pembelajaran yang
dikembangkan guru, (3) metode dan media yang dipergunakan
3
Ivonna S. Lincoln & Egon G. Guba, Naturalistic Inquiry
(California, Beverly Hills: Sage Publication, 1985), hlm. 266.
4
Ibid., hlm. 76-77.
15
selama proses pembelajaran, (4) evaluasi pembelajaran, (5) sarana
dan prasarana penunjang, (6) kondisi dan lingkungan sekolah.
Analisis dokumen adalah penyelidikan data-data tertulis
pembelajaran PKn. Data-data itu meliputi perangkat pembelajaran,
catatan insidental pada saat pembelajaran berlangsung, jurnal
mengajar guru, dan data evaluasi pembelajaran. Analisis diarahkan
pada muatan perangkat silabus, RPP, sintak atau skenario
pembelajaran, evaluasi dan catatan-catatan insidental guru PKn.
Melalui analisis dokumen ini untuk mengetahui implementasi civic
knowledge, civic disposition, dan civic skill dalam satu proses
kegiatan pembelajaran.
E. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori
1.
Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah proses enkulturasi dalam
pendidikan
formal
yang
akan
membentuk kesadaran
keberagaman, dan diharapkan dapat menekan konflik
antaretnik dalam masyarakat berbudaya pluralime (cultural
pluralism). Multikulturalisme efektif untuk meningkatkan
persamaan (equality), sikap demokratis dan toleransi
antarbudaya bangsa dalam masyarakat majemuk. Dengan
demikian,
konstruksi
pembelajaran
PKn
dan
multikulturalisme dapat menekan prasangka dan tindakan
diskriminatif terhadap suku bangsa secara optimal, karena inti
dari
pembelajaran
itu
menekankan
aspek
afektif
dan
psikomotorik yang terimplementasi melalui kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. SMP Al Islam 1 Surakarta
16
mempunyai
semangat
untuk
mengimplementasikan
pembelajaran PKn berbasis multikluturalisme dalam perspektif
psikologi sosial Islam untuk mengapai pembelajaran yang
optimal.
Multikulturalisme adalah set of belief yang mengakui
dan menilai pentingnya keberagaman sosial-budaya, baik
dalam konteks lintas etnis, etnokultural maupun etnoreligius.
Multikulturalisme sebagai set of belief, tentu di dalamnya
terdapat konsep pluralisme kultural yang disebut multicultural
citizenship.5 Keberagaman sosial-budaya akan membentuk
gaya hidup, pengalaman sosial, identitas diri pribadi, dan
kelompok sosial dalam hubungannya dengan pembentukan
landasan kehidupan bangsa dan negara.6
Indonesia mewarisi mobilitas kultural karena masuknya
budaya agama, baik
Hindu-Budha, Islam, Kristiani bangsa
Eropa, maupun Tionghoa. Budaya multikultur itu oleh Robert
W. Hefner dipandang sebagai budaya hibrida.7 Dalam
5
Kymlicka mengindentifikasikan bahwa manusia memiliki minat
yang esensial dalam menjalani hidup secara baik. Pertama, menjalani
kehidupan berpijak pada kepercayaan yang memberi nilai-nilai
kehidupan. Kedua, kepercayaan yang dipercayai bisa keliru, tetapi
pengalaman yang dipilih mempunyai otonomi yang tidak mungkin
diintervensi. Lebih lanjut lihat Will Kymlicka, Multicultural Citizenship:
A Liberal Theory of Minority Right (Oxford: Clarendon Press, 1995),
hlm. 81.
6
Hamim Ilyas, “Pendidikan Multikultural dalam Wacana Tafsir Al
Qur’an”, Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai Seni
Mengelola Keragaman. Seminar diselenggarakan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, pada tanggal 8 Januari 2005.
7
Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di
Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.),
17
masyarakat multikultural yang terdiri lebih dari dua elemen
etnisitas, etnokultual dan etnoreligius yang secara sosial hidup
berdampingan dalam satu unit politik.8 Masyarakat yang saling
berbeda itu saling berinteraksi dalam bingkai masyarakat
bangsa Indonesia dan saling menghayati nilai budaya itu dalam
suasana identitas baru.9
Pengakuan
etnokultural,
terhadap
keberagaman
lintas
etnis,
dan etnoreligi dalam pemikiran Moeslim
Abdurrahman merupakan sebuah proses “perantauan hidup”
bagi pribadi-pribadi yang mengaku sebagai “sosok yang
beragama”. Proses perantauan hidup itu dipengaruhi oleh
pengalaman
tradisi
dari
sosok
yang
beragama
untuk
selanjutnya ditempatkan pada lingkungan kehidupan baru.10
Kemampuan adaptasi itu dalam pemikiran Jean Piaget disebut
sebagai kemampuan berasimilasi dan akomodasi.11
Meletakkan multikulturalisme pada konteks pendidikan
dapat dipahami sebagai proses enkulturasi prinsip demokrasi,
kesetaraan,
dan
keadilan
yang
berorientasi
pada
Politik
Multikulturalisme:
Menggugat
Realitas
Kebangsaan
(Yogyakarta: Institute for Multiculturalism and Pluralism Studies,
Impulse & Kanisius, 2007), hlm. 33.
8
J.S. Furnivall, Netherlands India: A Study of Plural Economy,
Reprinted (London: Cambridge University Press,1967), hlm. 446.
9
Ibid., hlm. 448.
10
Moeslim Abdurrahman, Islam yang Memihak (Yogyakarta:
LkiS, 2005), hlm. 9.
11
Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan
Aplikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hlm. 336-338.
18
kemanusiaan.12 Prinsip ini dapat berjalan bila masyarakat
sudah
memasuki
era
modernisasi
yang
menuntut
homogenisasi budaya politik. 13 Bila modernisasi belum
terwujud, sentimen primordial yang menekan eksistensi
negara harus dapat dikendalikan, karena, negara merupakan
unit politik dari golongan-golongan masyarakat.14 Negara
menjadi ujung tombak penanaman nilai-nilai keberagaman
melalui pengakuan terhadap etnisitas, etnoreligius, dan
etnokultural kepada elit sosial.15 Promosi negara demikian
menumbuhkan
masyarakat.
kesadaran
terhadap
realitas
pluralisme
16
Pluralisme dasar berkembangnya tatanan kehidupan
multikulturalisme,
karena
dalam kehidupan itu terjadi
komunikasi dan interaksi antarwarga beserta budayanya.17
12
Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 19.
13
Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di
Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.).
Politik Multikulturalisme, hlm. 12; lihat pula Stephen Marcedo, “The
Social Foundation of the Democratic Citizenship”, in James Hollifield &
Jillison Calvin (eds.), Pathways to Democracy: the Political Economy of
Democratic Transition (London: Routledge, 2000), 369-370.
14
Gerald F. Gaus & Chandran Kukathas, Handbook Teori Politik
(Bandung: Nusa Media, 2013), hlm. 595-596.
15
Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di
Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.).
Politik Multikulturalisme, hlm. 12-13.
16
Anthony Giddens & Jonathan Turner, Social Theory Today
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 493-494.
17
Liberalisme menekankan kontingensi yang menimbulkan
kondisi abstrak terhadap perbedaan etnis, religious, dan kultural. Kaum
liberal menghadapi kesulitan struktural untuk menempatkan perbedaan
19
Islam
memandang
pluralisme
adalah
“given”,
bahkan
sunnatullah. Pluralisme dapat hidup di Indonesia, termasuk
keanekaragaman paham agama dalam Islam, karena adanya
nilai-nilai
universalisme.18
Keanekaragaman
paham
itu
dampak dari sifat personal dan sosial agama Islam. Kenneth
Pargament mengemukakan:
Religion can be found in every dimension of personal
and social life. …the personal level refers to how it
operates in the individual’s life. It may supply … with
meaning, create ecstatic states of consciousness,
provide a code of conduct, make one feel guilty or free,
or clarify the truth to be believed. …in religious
organizations … in-general matters … the content of
people’s beliefs and the psychological processes that
function to sustain or change them … the same for
individuals and groups.19(Agama dapat ditemukan
dalam setiap dimensi kehidupan pribadi dan sosial.
Tingkat pribadi mengacu pada bagaimana beroperasi
dalam kehidupan individu. Ini mungkin menyediakan
... dengan makna, membuat negara gembira kesadaran,
memberikan kode etik, membuat orang merasa bersalah
ke dalam pandangan manusia dan politik. Lihat Bhikhu Parekh,
Rethinking Multiculturalism: Keragaman Budaya dan Teori Politik
(Yogyakarta: Impulse & Kanisius, 2008), hlm. 27; lihat pula M.
Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembangunan Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), hlm. 391.
18
Imam Syafi’ie, “Fundamentalisme Agama: Masyarakat pluralis
dan Humanis”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Unisia, Universitas Islam
Indonesia, No. 45, Vol. XXV, 2002, hlm. 193-206; lihat Moch. Musoffa
Ihsan, “Nilai-nilai Islam dan Modernitas”, Kompas, Rabu 5 November
2003, hlm. 43; lihat pula Aden Wijdan SZ, dkk., Pemikiran dan
Peradaban Islam, hlm. 205-207.
19
Kenneth Pargament, “Of Means and Ends: Religion and the
Search for Significance”, The International Journal for the Psychology
of Religion, 2 (4), 201-229.
20
atau bebas, atau mengklarifikasi kebenaran bisa
dipercaya. ... Di organisasi keagamaan ... hal-hal diumum ... isi keyakinan orang dan proses psikologis
yang berfungsi untuk mempertahankan atau mengubah
mereka ... sama bagi individu dan kelompok).
Interaksi dan komunikasi merupakan ciri khas manusia
sebagai makhluk sosial dan politik. Manusia saling bergantung
dan
membangun
persahabatan
(suhbah)
antarkelompok
masyarakat. Gejala sosial itu memacu tumbuhnya solidaritas
antar kelompok sosial,20 bahkan memacu tumbuhnya civic dan
political engagement dalam suatu negara yang berdaulat.
Clifford Geertz memandang tumbuhnya civic engagement
identik dengan terbentuknya solidaritas sosial. 21
Solidaritas sosial adalah suhbah yang merupakan
bagian dari ideologi, dan terbentuknya solidaritas sosial
tergantung sejauh mana elit politik mampu membakar emosi
rakyat, dan mengartikulasikannya pada simbol-simbol sosial
yang sedang dihadapi bangsa, misalnya mengentaskan
kemiskinan
dan
membangun
persahabatan
antarwarga
masyarakat.22 Bangsa Indonesia pasca reformasi yang
terbingkai dalam politik globalisme mengimajinasikan hidup
20
Anthony Black, Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi
hingga Masa Kini, a.b. Abdullah Ali & Mariana Ariesetyawati (Jakarta:
Serambi, 2006), hlm. 320-321.
21
Clifford Geertz, The Interpretation of Culture, Selected Essays
(London: Hutchinson, 1975), hlm. 196-200.
22
Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi,
dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca-Orde Baru (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 26-29.
21
rukun dan damai pasca reformasi merupakan keniscayaan.23
Masyarakat plural diselimuti konflik keras dan konflik lunak.
Konflik keras adalah tindakan kekerasan yang melahirkan
korban manusia maupun harta benda. Sedangkan konflik
lunak adalah bentuk perbedaan pendapat yang mungkin akan
menumbuhkan kehidupan demokrasi. Faktor penghambat
keniscayaan
itu
adalah
lemahnya
komunikasi
yang
berkembang lintas etnis dan agama yang dapat menekan rasa
cemas antarkelompok sosial,24 sebagai penghormatan dan
penerimaan perbedaan menjadi landasan perdamaian.25
Penerimaan perbedaan itu perlu dikemukakan karena
geo-antropologis
telah
memerinci
keberagaman
bangsa
Indonesia yang meliputi banyaknya suku-bangsa, rumpun
bahasa,
dialek,
dan
agama.
Temuan
geo-antropologis
memerinci bangsa Indonesia memiliki lebih dari 900 budaya
dan 500 bahasa lokal. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa
unit kesatuan politik bangsa dibentuk dari kekuatan etnisitas,
etnoreligius, dan etnokultural yang disebut multikultural.26
Posisi masyarakat multikulturalisme ditafsirkan penuh dengan
Anhar Gonggong, “Kata Pengantar: Etnik yang Membangsa
Indonesia: Kompleksitas Dengan Konflik Tanpa Akhir” dalam Jacques
Bertrand, Nasionalisme dan Konflik Etnis di Indonesia (Yogyakarta:
Ombak, 2012), hlm. xvi.
24
A. Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya
(Yogyakarta: LkiS, 2003), hlm. 16.
25
Andre Ata Ujan, et al., Multikulturalisme: Belajar Hidup
Bersama dalam Perbedaan, hlm. 14-15.
26
Ruslani, “Dialog Peradaban dalam Masyarakat Multikultural”
dalam Muhidin M. Dahlan (ed.), Postkolonialisme: Sikap Kita terhadap
Imperialisme (Yogyakarta: Jendela, 2001), hlm. 241.
23
22
persaingan antar etnis dan etnoreligius untuk merebut kendali
negara.27 Samuel Huntington berpendapat meluasnya konflik
tidak hanya dipicu persoalan ekonomi dan politik, tetapi juga
dipicu hegemoni ideologi agama meskipun masyarakat sudah
memasuki
demokrasi
politik.28
Pendiri
bangsa
sangat
memahami bahwa kekuatan primordial akan memicu pusaran
konflik berkaitan dengan persoalan sosial budaya, sosial
ekonomi, dan sosial politik. Ikatan primordial selanjutnya
dibingkai dalam konstitusi dan ideologi negara, yakni:
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,
sehingga ikatan itu yang mendasari persatuan dan kesatuan
bangsa. Dengan demikian konstitusi dan ideologi negara
dimaknai telah mewadahi keberagaman yang hidup dalam
masyarakat.29
Relasi PKn dan multikulturalisme melahirkan sikap
menghargai perbedaan, sikap bermusyawarah, bela negara,
kebersamaan, perubahan sikap dan mental, pengetahuan
kewarganegaraan, hak dan kewajiban warga negara, pedoman
bertindak dalam komunitas, dasar-dasar bernegara, wawasan
kebangsaan. Multikulturalisme mengakui adanya lintas partai,
Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di
Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.),
Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan, hlm. 12-13.
28
Samuel P. Huntington, Perbenturan antar Peradaban dan Masa
Depan Politik Dunia (Yogyakarta: Qalam, 2001), hlm. 9-32.
29
Lihat Bhikhu Parekh, Rethinking Multiculturalism: Keragaman
Budaya dan Teori Politik, hlm. 27-30; lihat pula Hari Juliawan,
“Kerangka Multikulturalisme”, dalam Kompas, Senin 28 September
2004, hlm. 4.
27
23
lintas budaya, lintas etnis, lintas agama, pluralitas, keragaman,
keberagamaan, kebersamaan.
Implementasi nilai multikultural dalam pendidikan
adalah
pengembangan
pembelajaran
di
sekolah.
Pengintegrasian pembelajaran perlu dilakukan, khususnya
dengan
memadukan
antara
pembelajaran
pendidikan
kewarganegaraan dan pendidikan multikutural. Pemaduan dua
komponen materi pembelajaran di atas terkait pula dengan
persoalan
nilai-nilai
keagamaan.
Pemaduan
itu
untuk
meningkatkan keterampilan sosial. Bahkan keterampilan sosial
itu menjadi aspek penting dalam menumbuhkan konsep diri.
Melalui konsep diri itu peserta didik mampu menekan
kesepian, kecemasan, depresi, kenakalan, rendahnya prestasi
belajar, bahkan menghindari drop out.30
2.
Pembelajaran PKn
Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan (PKn)
memiliki tiga domain, yakni: domain akademis, kurikuler, dan
sosio kultural. Ketiga domain ini berkaitan secara struktural
dan fungsional, dan diikat dalam prinsip civic virtue dan civic
culture. Dengan demikian PKn di sekolah menengah pertama
(SMP) mencakup civic knowledge, civic disposition, dan civic
skill.31
30
Daniel Muijs & David Reynolds, Effective Teaching: Teori dan
Aplikasi, hlm. 203-204.
31
Udin Saripudin Winataputra, Pendidikan Kewarganegaraan
dalam Perspektif Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
(Bandung: Widya Aksara Press, 2012), hlm. 14.
24
Sifat multidimensional dari PKn membuat bidang studi
ini berrelasi dengan pendidikan politik, pendidikan nilai dan
moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan,
pendidikan hukum dan hak azasi manusia, dan pendidikan
demokrasi.32 PKn memberikan dasar-dasar dalam kehidupan
sosial
peserta
didik
agar
mempunyai
karakter
yang
mendukung dalam kehidupan sosial, bisa membawakan diri
dalam lingkungan sosial apapun kondisinya, mempunyai
pemahaman dan sikap yang baik dalam menyelesaikan setiap
perbedaan yang ada, mampu memecahkan masalah.
Civic virtue dan civic culture yang melekat dalam
bidang studi PKn belum dapat menjadi kekuatan menekan
benturan sosial ketika terjadi perubahan politik. Kegaduhan
politik pasca orde baru menelan korban kelompok etnis,
etnokultural,
dan
etnoreligius
yang
menguasai
sektor
perekonomian nasional. Faktor ini memicu benturan-benturan
yang terkadang sulit untuk dirujukkan kembali. 33
Untuk menuju smart and good citizenship dibutuhkan
metode dan strategi pembelajaran, serta diharapkan: (1) materi
ajar dapat dicerna, baik dalam konteks civic knowledge, civic
disposition, maupun civic skill; dan (2) guru akan mudah
menumbuhkan karakter yang diharapkan. Proses pembelajaran
PKn sarat dengan hafalan, belum menumbuhkan berpikir kritis
untuk menghayati perilaku kehidupan. Nilai edukatif ini
terletak pada kehidupan warga negara, baik aspek budaya,
32
33
Ibid.
Andre Ata Ujan, et al., Multikulturalisme..., hlm. ix.
25
hukum, politik, dan sosial. Hal ini untuk antisipasi perubahan
sosial akibat perkembangan teknologi dan globalisasi yang
hampir melunturkan batas-batas wilayah negara.34 Karena itu,
nilai edukatif berguna sebagai panduan peserta didik dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Setiap pembelajaran merupakan proses yang sistematis,
diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, dan diakhiri dengan
evaluasi.
Perencanaan
perspektif yang akan
merupakan
alat
untuk
melihat
dilakukan. Sedangkan pelaksanaan
merupakan upaya mewujudkan konsep perencanaan secara
lebih baik dan nyata. Dan terakhir adalah evaluasi yang
merupakan tahapan untuk mengetahui out put maupun produk
yang telah dihasilkan. Apakah hasil yang diperoleh sesuai
dengan rencana atau belum mencapai apa yang dikehendaki,
maka akan dievaluasi baik secara internal maupun eksternal.
Demikian juga pembelajaran PKn berbasis mutikulturalisme
di SMP Al Islam 1 Surakarta dilihat dari hambatan internal
dan eksternal.
Gagasan
multikulturalisme,
implementasinya
utama
dalam
psikologi
dalam
penelitian
sosial
pembelajaran
ini
adalah
Islam
yang
PKn,
Tujuan
pembelajaran PKn yang berbasis multikulturalisme adalah
untuk membentuk warga negara yang cerdas dan baik dalam
konteks Indonesia. Pada sisi lain, bangsa Indonesia merupakan
masyarakat majemuk; budaya, agama, etnis, bahasa dan
34
Winarna & Wijianto, Ilmu Kewarganegaraan dalam Konteks
Pendidikan Kewarga-negaraan, hlm. 4-5.
26
lainnya.Walau berbeda tetap satu, sebagaimana semboyan
Bhinneka Tunggal Ika. Pembelajaran PKn secara psikologis
adalah terjadinya perubahan tingkah laku secara permanen
pada diri peserta didik sesuai tujuan yang akan dicapai yaitu
smart and good citizenship. Tentu perilaku yang dimaksud
adalah perilaku sosial dalam kehidupan bersama. Sedang
perspektif Islam lebih menekankan pada kaidah Al Qur’an dan
Sunnah sebagai pedoman bertingkah laku sosial. Secara
konseptual titik temu dari ketiganya adalah mengkaji
pembelajaran
PKn
dalam
konteks
masyarakat
multikulturalisme yang dapat menimbulkan perubahan tingkah
laku peserta didik sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits yaitu
membentuk warga Negara yang baik dan cerdas.
3.
Psikologi Sosial Islam
Studi psikologi sosial Islam sangat erat berhubungan
dengan psikologi dan psikologi sosial. Psikologi sosial
menguraikan dan menerangkan kegiatan-kegiatan manusia,
dan khususnya kegiatan-kegiatannya di dalam hubungan
dengan situasi-situasi sosial. Situasi sosial itu adalah
situasi di mana terdapat interaksi (hubungan timbal balik)
antarorang dan hasil kebudayaan orang35. Objek material
psikologi sosial adalah fakta-fakta dan kejadian-kejadian
dalam penghidupan sosial manusia di masyarakatnya, atau
dengan kata lain, gejala-gejala sosial. Objek studi
35
Hlm. 29.
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: Eresco, 1991,
27
psikologi sosial sangat dekat sekali dengan ilmu sosiologi.
Secara khusus dapat dirumuskan ilmu jiwa sosial adalah
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki
pengalaman dan tingkahlaku individu manusia seperti yang
dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial36.
Psikologi sosial ilmu yang mempelajari persepsi sosial,
perilaku
mencintai,
perilaku
individu
dalam
seting
organisasi, persuasi, hubungan sikap dan perilaku, perilaku
individu dalam
komunikasi,
kelompok,
hubungan
perilaku agresi,
interpersonal,
dan
membantu orang lain (perilaku prososial)
perilaku
perilaku
37
. Perilaku
multikulturalisme, perilaku seseorang berinteraksi bersama
kelompoknya, individu berhubungan dengan kelompok lain
yang berbeda dari segi etnis, budaya, agama, stratifikasi
sosial. Aspek psikologi sosial dalam bentuk perilaku
sosialnya apa saja, tingkah laku, perbuatan dan etika
sosialnya. Bagaimana seseorang berhubungan dengan orang
lain di tengah masyarakat. Individu melakukan peran yang
sudah melekat dalam dirinya dan bisa membawakan dirinya
dalam keragaman yang ada di sekitar kehidupannya.
Psikologi Islam adalah psikologi yang didasarkan pada
ajaran Islam, terutama ajaran Islam tentang manusia, yaitu
ajaran yang melihat manusia sebagai makhluk yang utuh,
yakni makhluk yang bukan hanya dapat ditentukan oleh
36
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandng: Eresco, 1991: 44.
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial Suatu Pengantar,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 2.
37
28
berbagai faktor yang datang dari luar, melainkan juga faktor
dari dalam dirinya sendiri, dan sebagai makhluk yang tidak
dapat didefinisikan kejiwaannya berdasarkan perilakunya
yang dapat diamati, melainkan juga sebagai makhluk yang
memiliki berbagai potensi kejiwaan38
Psikologi sosial Islam mengkawinkan aspek-aspek
psikologi, psikologi sosial dan psikologi sosial Islam.
Aspek-aspek
psikologi
sosial
menyangkut
perilaku
seseorang. Bagaimana orang berperilaku sosial Islam.
Perilaku sosial dalam hal ini adalah perilaku multikultural,
dimana manusia menghadapi kehidupan yang beragam,
yang berbeda. Islam memberikan pandangan diciptakan
secara beragam, Islam memberikan pemahaman, saling
mengenal lita’arafu, untuk bisa saling mengenal harus
dalam
konteks
sosial
dalam pergaulan
dan
saling
berinteraksi dalam kehidupan.
Berkaitan dengan potensi manusia sebagai makhluk
sosial dan sekaligus sebagai spiritual yang mempunyai
jiwa spiritual mampu berinteraksi dalam kehidupan sosial
bersama dengan yang lain, menuntut peran sosial sesuai
dengan potensinya. Peran tersebut bisa berjalan dengan
baik apabila dilakukan transformasi nilai-nilai yang positif
melalui media pembelajaran, agar bisa mencapai hasil
yang maksimal media pembelajaran tersebut adalah
pembelajaran
38
pendidikan
kewarganegaraan.
Hal
ini
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana,
2011, hlm. 487-488.
29
didasakan pada pemikiran, karena salah satu misi kegiatan
pembelajarn PKn adalah menanamkan keterampilan sosial
dan mengembangkan karakter positif sebagai warga
Negara yang diawali pemahaman nilai moral dan norma
menuju smart and good citizenship.
Beretika Islam dalam konteks Indonesia adalah smart
dan good citizenship. Psikologi Islam beretika Islam dalam
konteks
kewarganegaraan
citizanship.
adalah
Multikulturalisme
smart
adalah
masyarakat Indonesia yang menuntut
dan
kondisi
good
riil
masing-masing
individu memahami hidup bersama dengan
beretika
menurut norma, nilai moral agama dan aturan negara. Inti
etika kehidupan yang bersifat komplementer dan saling
melengkapi.
Dalam konteks SMP Al Islam 1 Surakarta peserta
didik dapat mengembangkan sikap, mental dan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai pembelajaran, mampu
menerima perbedaan sekalipun di tengah keragaman yang
ada. Jiwa kebersamaan tercermin dalam pembelajaran
PKn. Bahkan peserta didik bisa merasakan kehadiran
orang lain dengan aneka perbedaan dapat diterima dengan
baik, termasuk adanya kelas inklusi dengan peserta didik
yang mempunyai kebutuhan khusus39, peserta didik bisa
membaur dalam hubungan sosialnya.
39
Wawancara dengan Rohmat Abdullah, S. Pd. Pengelola
Sekolah Inklusi SMP Al Islam 1 Surakarta. 20 Februari 2014.
30
F. Kesimpulan
Pertama, penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan
pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme secara konsep dan
impelentasi dalam pembelajaran. Seperti dalam pembelajaran guru
mengeksplorasi nilia-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran
PKn. Implementasi dalam kelas siswa saling menghargai perbedaan,
menerima kehadiran kelompok, suku lain, pemahaman terhadap
perbedaan, latar belakang sosial teman-temannya yang lain.
Perencanaan
pembelajaran
PKn
berbasis
pendidikan
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta dalam realitas
kegiatan pembelajaran guru sangat dominan dalam keseluruhan
proses belajar mengajar. Dominasi guru dalam kegiatan belajar
mengajar menunjukkan lemahnya penggunaan metode atau model
pembelajaran. Pada dasarnya, penggunaan metode atau model
pembelajaran yang
akan mendorong peserta didik berpartisipasi
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dampak pengiringnya
akan terinternalisasi nilai-nilai dan teori-teori PKn berbasis
multikulturalisme.
Kedua, Pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis pendidikan
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Pengintegrasian
materi pendidikan multikulturalisme dalam mata pelajaran PKn yang
dideskripsikan
pada
kajian
teori
sangat
bermanfaat
untuk
membangun harmoni sosial. Dalam pemahaman teori sosial kritis
bahwa setiap individu memiliki kemandirian dalam menentukan
pilihan, sikap dan perbuatan dengan tetap mempertimbangkan
kebersamaan dalam komunitas. Di samping itu tumbuhnya
penghargaan terhadap kreativitas dan partisipasi individu sebagai
31
bagian dari upaya aktualisasi diri. Bahwa pendidikan PKn telah
menanamkan tiga aspek civic knowledge, civic disposition, civic skill
yang dikaitkan dengan realitas bangsan Indonesia yang multikultural.
Peserta didik mempunyai Civic knowledge (pengetahuan) yang
berhubungan dengan kewarganegaraan, memahami konsep-konsep
tentang
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara,
peserta
didik
mempunyai civic disposition (sikap) perilaku dan perbuatan sebagai
warga negara yang bertanggung jawab, mempunyai sikap yang
terpuji, sikap dalam melakukan perbuatan yang bermanfaat dan
dalam pergaulan sosial, bahwa peserta didik mampu membawakan
diri di tengah realitas sosial yang berbeda di antara mereka, peserta
didik mempunyai civic skill- yaitu keahlian sebagai warga negara
yang baik, yang tercermin dalam keterampilan diri membawakan diri
dalam kehidupan masyarakat, seperti kemampuan memimpin,
kemampuan mengakui perbedaan, kemampuan dan kemandirian
sikap. Pada akhir pembelajaran diharapkan tumbuh peserta didik
menjadi smart and good citizenship dalam konteks Indonesia yang
multikultural. Untuk mencapai harmonin sosial masyarakat mampu
memahami dan menerima perbedaan, sehingga peserta didik
mempunyai kemandirian dalam sikap, kreatifitas dan partisipasi.
Arahnya peserta didik mempunyai civic knowledge tidak secara
doktrinal, tetapi melalui upaya penyadaran, sehingga mempunyai
local
wisdom,
dan
ke-Bhinika
Tunggal
Ikaan
betul-betul
diimplementasikan dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
Ketiga,
Evaluasi
pembelajaran
PKn
berbasis
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Prosedur dan
instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
32
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian
yang dilakukan meliputi penilaian proses dan penilaian hasil. Untuk
mengetahui hal tersebut paling tidak ada dua cara penilaian, yaitu tes
dan non tes. Bentuk tes, peserta didik diberikan soal yang terstruktur
dan terukur. Di samping itu penilaian non tes diperoleh melalui
observasi di luar kelas terhadap perilaku atau perbuatan siswa untuk
memenuhi hidden curriculum. Di mana hasil evaluasi terhadap
pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme menunjukkan baik,
sedang dan kurang.
Keempat,
Hambatan
pembelajaran
PKn
berbasis
multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Hambatan pertama,
karena keterbatasan waktu atau jumlah jam waktu mengajar bagi para
guru yaitu du jam setiap minggu. Sementara beban tujuan
pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang harus
dicapai begitu berat, sehingga berakibat peserta didik tidak
memungkinkan bisa mengelaborasikan materi pembelajaran secara
optimal dalam kehidupan sehari-hari. Solusi yang ditempuh para guru
memasukkan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler yang bisa
menambah penguatan civic knowledge, civic skill, civic desposition.
Hambatan kedua, karena keterbatasan sarana dan prasarana, seperti
kesempatan mengakases sumber-sumber belajar di luar kelas belum
bisa. Misalnya mengakses sumber-sumber belajar dari budaya lain.
Hambatan ketiga, kebiasaan guru mendominasi proses kegiatan
pembelajaran PKn.
Peserta didik dipandang belum memahami
materi pembelajaran PKn, sehingga manejemen pembelajaran belum
mencapai tujuan secara optimal. Pemahaman para guru tentang
pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme masih kurang.
33
Terutama mengenai nilai-nilai multikulturalisme dalam perspektif
sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik. Guru PKn belum
terbiasa untuk menghubungkan nilai-nilai tersebut dengan indikatorindikator pembelajaran yang dipilih.
Kelima, Perspektif psikologi sosial Islam dalam melihat
multikulturalisme
pembelajaran
PKn.
Pemahaman
terhadap
multikulturalisme dapat ditransfomasikan melalui pembelajaran PKn
secara simultan dan terus menerus ditanamkan kepada peserta didik,
sehingga mempunyai karakter yang responsif terhadap realitas yang
ada, secara psikologis akan membawa dampak kepada perkembangan
mental dan rasa kebersamaan dan mengakui keberagamaan yang
tidak menjadi sumber konflik. Sebaliknya keragaman menjadi energi
pembangun bangsa di masa yang akan datang. Peserta didik
mempunyai karakter dan sikap yang positif dalam kehidupan sosial
dalam keragaman, keberagamaan, dan kebersamaan. Pemahaman
tentang sikap to recognation, the other diharapkan bisa mewarnai
kehidupan peserta didik.
34
Daftar pustaka
A.R., Muchson., “Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Baru dan
Implementasinya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi”,
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Kurikulum
Pendidikan
Kewarganegaraan
Berbasis
Kompetensi,
Diselenggarakan Program Studi PPKn FKIP UNS, pada tanggal
29 Maret 2003.
Abdullah, “Multikulturalisme”, dalam Kompas, 16 Maret 2006, hlm. 6.
Abdullah, M. Amin., “Humanisme Religius versus Humanisme Sekuler:
Menuju Sebuah Humanisme Spiritual”, dalam Kamdani (ed.),
Islam dan Humanisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).
Abdullah, Taufik., Islam dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia
(Jakarta: LP3ES, 1987).
Abdurrahman, Moeslim., “Multikulturalisme, Tauhid Sosial, dan
Gagasan Islam Transformatif”, dalam Zakiyuddin Baidhawy &
M. Thoyibi, Reinvensi Islam Multikultural (Surakarta: Pusat Studi
Budaya dan Perubahan Sosial, Universitas Muhammadiyah,
2005).
Abdurrahman, Moeslim., Islam yang Memihak (Yogyakarta: LKiS, 2005).
Adian, Donny Gahral., “Politik, Partai, dan Militansi”, Kompas, Kamis
17 Maret 2011, hlm. 6.
Adlin, Alfathri (ed.)., Kata Pengantar: Menggeledah Hasrat, Sebuah
Pendekatan Multi Perspektif (Yogyakarta: Jalasutra, 2006).
Akbar, Sa’dun., & Sriwiyana, Hadi., Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran IPS (Yogyakarta: Cipta Media, 2010).
Al Chaidar, Pemetaan Kelompok Islam Radikal dan Islam
Fundamentalis di Indonesia (Lhokseumawe, Aceh: Universitas
Malikussaleh Press, 2007).
Al Dawi, Muhammad Ahmad., Buku Pintar Para Da’i, Penerjemah
Lembaga Ihyaus Sunnah, (Surabaya: Duta Ilmu, 1995).
Alfian, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia (Jakarta: LP3ES,
1981).
Ali, Fachry., “Kata Pengantar: Intelektual, Pengaruh Pemikiran, dan
Lingkungannya, Butir-butir Catatan untuk Nurcholish Madjid”,
dalam Nurcholis Madjid, Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai
Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer (Jakarta:
Paramadina, 1998).
Alisjahbana, Sutan Takdir., Antropologi Baru (Jakarta: PT. Dian Rakyat,
1986).
35
Althusser, Louis., Tentang Ideologi: Marxisme Strukturalis,
Psikoanalisis, Cultural Studies (Yogyakarta: Jalasutra, 2008).
Aly, Abdullah., Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren Telaah
Terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011).
Ancok, Djamaludin., Suroso, Fuat Nashori., Psikologi Islam Solusi Islam
atas Problem-Problem Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008).
Anderson, Benedict., Imagined Communities: Reflection on the Origin
and Spread of Nationalism (New York: Verso, 1987).
Arif, Syaiful., Refilosofi Kebudayaan: Pergeseran Pascastruktural
(Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2010).
Arifin, Bambang Syamsul., Psikologi Agama, (Bandung Pustaka Setia,
2006).
Aryani, Ine Kusuma., & Susatim, Markum., Pendidikan
Kewarganegaraan Berbasis Nilai (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010).
Aryani, Sekar Ayu., Psikologi Islam dan Psikologi Pastoral Telaah
Metodologi dalam Skema Teoritis Psiko-religius, disertasi IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003.
Asy’arie, Musa., NKRI, Budaya Politik dan Pendidikan (Yogyakarta:
LESFI, 2005).
Azhari, Aidul Fitriciada., UUD 1945 Sebagai Revolutiegroundwet:
Tafsir Postkolonial atas Gagasan-gagasan Revolusioner dalam
Wacana Konstitusi Indonesia (Yogyakarta: Jalasutra, 2011).
Azra, Azyumardi., dkk, Mencari Akar Kultural Civil Society di
Indonesia (Jakarta: INCIS, 2003)
Azra, Azyumardi., Islam Substantif Agar Umat Tidak Jadi Buih
(Bandung: Mizan, 2000).
Azra, Azyumardi., Multikulutralisme Indonesia dan Eropa, dalam
http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/14/04/16/n44s
1l-multikulturalisme-indonesia-dan-eropa. diakses, 17/4/2014
Baharuddin, Membangun Paradigma Psikologi Islam (Studi tentang
Elemen Psikologi dari Al Qur’an), Disertasi Pascasarajana IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2001
Baharudidin, Paradigma Psikologi Islami Studi Tentang Elemen
Psikologi Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).
Banks, James A., & McGee, Cherry A., (eds.), Handbook of Research on
Multicultural Education (Frannscisco: Jossey-Bass, 2001).
Banks, James A., “Multicutural Education: Charateristics and Goals”, in
James A. Banks & Cherry A. McGee Banks, Multicultural
36
Education: Issues and Perspectives. Fifth Edition (New Jersey:
John Wiley & Sons, 2005).
Bastaman, Hanna Djumhana., Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju
Psikologi Islami, Pengantar Dr. Djamaludin Ancok, (Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2005).
Basyir, Ahmad Azhar., Refleksi Atas Persoalan Keislaman Seputar
Fislafat, Hukum, Politik dan Ekonomi, (Bandung: Mizan, 1993).
Bennett, Clinton., Muslim and Modernity: An Introduction to the Issues
and Debates (London: Continuum, 2005).
Black, Anthony., Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi hingga Masa
Kini, a.b. Abdullah Ali & Mariana Ariesetyawati (Jakarta:
Serambi, 2006).
Boisard, Marcel A., Humanisme dalam Islam, terjemahan H.M. Rasjidi
(Jakarta: Bulan Bintang, 1980).
Bourchier, David., & Hadiz, Vedi R., Indonesian Politics and Society: A
Reader (London and New York: Routledge, 2005).
Bowen, John R., Islam, Law and Equality in Indonesia: An Anthropology
of Public Reasoning (New York: Cambridge University Press,
2003).
Branson, M.S., Making the Case for Civic Education: Where We Stand
at the End of the 20th Century (Washington: Center for Civic
Education, CCE, 1999).
Browne, Kevin O. Lanskap Hasrat dan Kekerasan (Yogyakarta: Jendela,
2001).
Budimansyah, Dasim., Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Membangun Karakter Bangsa (Bandung: Widya Aksara Press,
2010).
Budimansyah, Dasim., Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Membangun Karakter Bangsa (Bandung: Widya Aksara Press,
2010).
Budimansyah, Dasim., Perbandingan Civic Education di Negara-negara
Berkembang (Bandung: Jurusan PKn, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2008).
Cahyono, Iman., “Utopia Republik”, Kompas, Selasa 6 Maret 2007, hlm.
6.
Carey, Peter., Asal Usul Perang Jawa (Yogyakarta: LkiS, 2004).
Chamim, Asykuri Ibn., “Civic Education di Perguruan Tinggi: Beberapa
Catatan Pengalaman”, dalam Sobirin Malian & Suparman
Marzuki (eds.), Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak asasi
Manusia (Yogyakarta: UII Press, 2003).
37
Cogan, John J., Developing the Civic Society: The Role of Civic
Education (Bandung: CICED, 1999).
Coleman, James S., Dasar-Dasar Teori Sosial (Bandung: Nusa Media,
2008).
Crouch, Harold., The Regularisation of Military-Bureaucratic Regimes:
the Indonesian Case (Canberra: Departement of Political and
Social Change, ANU, 1986).
Darmadi, Hamid., Dasar Konsep Pendidikan Moral: Landasan Konsep
Dasar dan Implementasi (Bandung: Afabeta, 2009).
Davis, M., & Thomas, J., Organizational Behavior: Human Behavior at
Work (New York: McGraw-Hill, 2007).
Dayakisni, Tri., Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press,
2012).
Dayakisni, Tri., Yuniardi, Salis., Psikologi Lintas Budaya, (Malang:
Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, 2008).
Dembo, Myron H., Teaching for Learning: Applying Educational
Psychology in the Classroom (Santa Monica, California:
Goodyear Publishing, 1981).
Djahiri, Kosasih., Strategi Pembelajaran Berbasis Nilai,Moral dan
Norma, Agama dalam Pendidikan Persekolahan, dalam
Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan
Kewarganegaraan (Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI,
2006).
Djokopranoto, R Eko Indajit, R. Manajemen Perguruan Tinggi Modern,
(Yogyakarta: Andi, 2006).
Effendi, Sofian., “Reposisi Pendidikan Nasional”, dalam A. Ferry T.
Indratno (ed.), Negara Minus Nurani: Esai-Esai Kritis Kebijakan
Publik (Jakarta: Buku Kompas, 2009).
Fakih, Mansour., “Mengawali: Pendidikan yang Membebaskan”, dalam
Toto Rahardjo, et al. (ed.), Pendidikan Populer: Membangun
Kesadaran Kritis (Yogyakarta: ReaD Book, 2001).
Fanani, Zainuddin., Sabardila, Atiqa., & Purnanto, Dwi., Radikalisme
Keagamaan dan Perubahan Sosial (Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2002).
Farhadian, Charles E., Christianity, Islam, and Nationalism in Indonesia
(New York: Routledge, 2005).
Fay, Brian., Contemporary Philosophy of Social Science: A Multicutural
Approach (Oxford, London: Blackwell, 1996);
Freire, Paulo., Education for Critical Consciousness (London & New
York: Continuum, 2005).
38
Fukuyama, Francis., “Modal Sosial”, dalam Lawrence E. Harrison &
Samuel P. Huntington, Kebangkitan Peran Budaya (Jakarta:
LP3ES, 2006).
Furnivall, J.S., Netherlands India: A Study of Plural Economy, Reprinted
(London: Cambridge University Press,1967).
Garaudy, Roger., Janji-Janji Islam, terj. H.M. Rasyidi, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1982).
Gasset, Ortega., “History as a System”, dalam Ernst Cassirer, An Essay
on Man: An Introduction to a Philosophy of Human Nature (New
Heaven: Houghton Mifflin, 1944).
Gaus, Gerald F., & Kukathas, Chandran., Handbook Teori Politik
(Bandung: Nusa Media, 2013).
Geertz, Clifford., The Interpretation of Culture: Selected Essays
(London: Hutchinson, 1975).
Geertz, Hildred., The Javaness Family: A Study of Kinship and
Socialization (Glencoe: The Free Press, 1961).
George, Vic., & Wilding, Paul., Ideologi dan Kesejahteraan Rakyat
(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1992).
Gerungan, W.A., Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1987).
Ghazalba, Sidi., Ilmu, Filsafat dan Islam Tentang Manusia dan Agama,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1987).
Giddens, Anthony., & Turner, Jonathan., Social Theory Today
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
Goetz, Judith Preissle., & LeCompte, Margaret Diane., Ethnography and
Qualitative Design in Educational Research (Orlando, Florida:
Academic Press, 1984).
Gonggong, Anhar., “Kata Pengantar: Etnik yang Membangsa Indonesia:
Kompleksitas Dengan Konflik Tanpa Akhir” dalam Jacques
Bertrand, Nasionalisme dan Konflik Etnis di Indonesia
(Yogyakarta: Ombak, 2012).
Gredler, Margaret E., Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011).
Gunawan, Kazan., Abdullah, Irwan., & Nugroho, Heru., “Diskursus
Keamanan Nasional dalam Perspektif Islam”, Millah: Jurnal
Studi Agama, Vol. XI, No. 1, Agustus 2011, hlm. 291-318.
Hadziq, Abdullah., Baidan, Nashruddin., Barmawi, Bakir Yusuf.,
Masyharuddin, Manaf, Mudjahid Abdul., Laporan Hasil
Penelitian Perguruan Al Islam Surakarta Visi, Misa dan Gerakan
Pembaharuannya, Surakarta, 1997.
Hall. John R., & Nietz, Mary., Culture: Sociological Perspectives (New
Jersey: Prentice Hall, 1993).
39
Hanafi, Hasan., “Etika Global dan Solidaritas Kemanusiaan, Sebuah
Pendekatan Islam”, dalam Kamdani (peny.), Islam dan
Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah Krisis
Humanisme Universal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).
Hanurawan, Fatta., Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010).
Haque, Israrul., Menuju Renaissance Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003).
Harahap, Syahrin., Teologi Kerukunan (Jakarta: Prenada Media, 2011).
Harmin. Merrill., & Toth, Melanie., Pembelajaran Aktif yang
Menginspirasi (Jakarta: Indeks, 2012).
Haynes, Jeffry., (ed.), Routledge Handbook of Religion and Politics
(New York: Routledge, 2009).
Hefner, Robert W., “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di
Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner
(ed.), Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan
(Yogyakarta: Institute for Multiculturalism and Pluralism Studies,
Impulse & Kanisius, 2007).
Held, David., Demokrasi dan Tatanan Global: Dari Negara Modern
hingga Pemerintahan Kosmopolitan (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004).
Henley, David., & Davidson, Jamie., “Pendahuluan: Konservatisme
Radikal-Aneka Wajah Politik Adat”, dalam Jamie S. Davidson,
David Henley & Sandra Moniaga, Adat dalam Politik Indonesia
(Jakarta: YOI, 2010).
Herlihy, John., Wisdom’s Journey: Living the Spirit of Islam in the
Modern World (Bloomington, Indiana: World Wisdom, Inc.,
2009).
Hidayatullah, M. Furqon., Mengantar Calon Pendidik Berkarakter di
Masa Depan, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2007).
Hikam, Muhammad A.S.,” Kewarganegaraan dan Agenda
Demokratisasi”, dalam Sobirin Malian & Suparman Marzuki
(eds.), Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak asasi Manusia
(Yogyakarta: UII Press, 2003).
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Guru dan Dosen UndangUndang RI Nomor 14 Tahun 2005 (Bandung; Fokus Media 2006).
http://bocahbancar.wordpress.com/2011/04/09/psikologi-sosial-islamipemaafan-dan-kelapangdadaan/. Diakses, 3/12/2013.
http://www.spalsa.sch.id/html/profil.php?id=profil&kode=11&profil=Vi
si dan Misi.
40
Huberman, A. Michael & Miles,Mattew B., “Manajemen Data dan
Metode Analisis”, dalam Norman K. Denzin &Yvonna S.
Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009).
Huntington, Samuel P., Perbenturan antar Peradaban dan Masa Depan
Politik Dunia (Yogyakarta: Qalam, 2001).
Huntington, Samuel P., Who Are We? The Challenges to America’s
National Identity (New York: Simon & Schuster, 2004)
Ihsan, Moch. Musoffa., “Nilai-Nilai Islam dan Modernitas”, Kompas,
Rabu, 5 November 2003, hlm. 43
Illich, Ivan., Bebaskan Masyarakat dari Belenggu Sekolah (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, YOI, 2008).
Ilyas, Hamim., “Pendidikan Multikultural dalam Wacana Tafsir Al
Qur’an”, Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai
Seni Mengelola Keragaman. Seminar diselenggarakan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, pada tanggal 8 Januari 2005.
Imarah, Muhammad., “Islam dan Politik” dalam Muhammad Tahthawi
dkk, Problematika Pemikiran Muslim Sebuah Analisis Syar’iyyah,
penerjemah, Wahib Wahab, (Yogyakarta: Adi Wacana, 1997).
Iqbal., Muhammad, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, Terj.
Ali Audah, Taufiq Ismail & Gunawan Muhammad (Yogyakarta:
Jalasutra, 2008).
Jahja, Yudrik., Psikologi Perkembangan (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2011).
Joebagio, Hermanu., Politik Islam Paku Buwana X Pendidikan Islam di
Kasunanan dan Resonansinya terhadap Pergerakan Kebangsaan,
Disertasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009
Juliawan, Hari., “Kerangka Multikulturalisme”, dalam Kompas, Senin 28
September 2004.
Jurdi, Syarifuddin., Pemikiran Politik Islam Indonesia: Pertautan
Negara, Khilafah, Masyarakat Madani, dan Demokrasi
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
Kadarusman, Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Keassalaman, (Surakarta:
Assalaam Press, 2006)
Kartodirdjo, Sartono., “Transformasi Budaya dalam Pembangunan”
dalam G. Moedjanto, B. Rahmanto & J. Soedarminto, Tantangan
Kemanusiaan Universal (Yogyakarta: Kanisius, 1992).
Kellner, Douglas., Teori Radikal (Yogyakarta: Syarikat Indonesia, 2003).
Kozma, Robert B., Belle, Lawrence W., & William, George W.,
Instructional Technique in Higher Education (Englewood Cliff,
New Jersey: Educational Technology Publication, 1979).
41
Kristiadi, J., “Demokrasi dan Korupsi Politik”, dalam Wijayanto &
Ridwan Zachrie (ed.), Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab,
Akibat, dan Prospek Pemberantasan (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2009).
Kusuma, A.B., Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan
Dokumen Otentik Badan Untuk Menyelidiki Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan (Jakarta: Badan Penerbit FH UI, 2004).
Kusuma, RM. A.B., Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 (Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004).
Kusumadmo, “The Challenge of Globalization”, dalam Agus Tridiatno
(ed.), Proceedings International Seminar: Globalization, Religion,
and Media in the Islamic World, Intercultural Dialogue
(Yogyakarta: General Courses Department of Atma Jaya
Yogyakarta University, 2003).
Kuswana, Wowo Sunaryo., Taksonomi Berpikir (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011).
Kymlicka, Will., Kewargaan Multikultural: Teori Liberal mengenai
Hak-hak Minoritas (Jakarta: LP3ES, 2002).
Kymlicka, Will., Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of Minority
Right (Oxford: Clarendon Press, 1995).
Lajar, Aloysius Baha., “Jacques Derrida dan Perayaan Kemajemukan”,
dalam Mudji Sutrisno & Hendar Putranto (eds.), Teori-Teori
Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisius, 2005).
Latif, Yudi., Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas
Pancasila, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011).
Lickona, T., Educating For Character: How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility (New Yptl: Bantam Books, 1992).
Liliweri, A., Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya
(Yogyakarta: LkiS, 2003).
Lincoln, Ivonna S., & Guba, Egon G., Naturalistic Inquiry (California,
Beverly Hills: Sage Publication, 1985).
Lubis, Ridwan., Meretas Wawasan dan Praksis Kerukunan Umat
Beragama di Indonesia (Jakarta: Departemen Agama, Badan
Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Puslitbang Kehidupan
Beragama, 2005).
Maarif, Ahmad Syafii., “Masa Depan Islam di Indonesia”, dalam KH.
Abdurrahman Wahid (ed.), Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan
Islam Transnasional di Indonesia (Jakarta: The Wahid Institute,
Maarif Institute & Gerakan Bhinneka Tunggal Ika, 2009).
42
Madjid, Nurcholish., Hidayat, Komaruddin., Noer, Kautsar Azhari.,
Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis,
Editor Mun’im Sirry, (Jakarta: Paramadina, 2004).
Mahfud, Choirul., Pendidikan Multikultural (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009).
Maksum, Ali., Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru
Pendidikan Agama Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Aditya
Media Publishing, 2011).
Mallarangeng, Rizal., Dari Langit: Kumpulan Esai tentang Manusia,
Masyarakat, dan Kekuasaan, (Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia & Freedom Institute, 2008).
Marcedo, Stephen., “The Social Foundation of the Democratic
Citizenship”, in James Hollifield & Jillison Calvin (eds.),
Pathways to Democracy: the Political Economy of Democratic
Transition (London: Routledge, 2000).
Marjani, Gustiana Isya., “Multikulturalisme dan Pendidikan: Revelansi
Pendidikan dalam Membangun Wacana Multikulturalimse di
Indonesia”, dalam Proceeding The 9tһ Annual Conference on
Islamic Studies Surakarta 2-5 Nopember 2009, STAIN Surakarta:
2009, hlm. 405.
Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural: Rekonstruksi Sistem
Pendidikan Berbasis Kebangsaan (Surabaya: STAIN Salatiga
Press & JP Books, 2007).
Mayer, Richard E., “Learning Strategies for Making Sense Out of
Expository Text: The SOI Model for Guiding Three Cognitif
Processes in Knowledge Construction”, Educational Psychology
Review, Vol. 8, No. 4, 1996, hlm. 357-365.
Miles, Jack., “Foreword: Of Theology and Diplomacy”, in Sohail H.
Hashmi (ed.), Islamic Political Ethics: Civil Society, Pluralism,
and Conflict (Princeton, New Jersey: Princeton University Press,
2002).
Miles, Matthew B., & Huberman, A. Michael., Qualitative Data
Analysis: A Sourcebook of New Methods (Beverly Hills: Sage
Publication, 1984).
Moerdiono, “Regionalisme, Nasionalisme, dan Ketahanan Nasional”,
dalam Ichlasul Amal & Armaidy Armawi (eds.), Regionalisme,
Nasionalisme, dan Ketahanan Nasional (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1998).
MPR RI, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonedia Tahun 1945 dan Ketetapan Mejelis
43
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, (Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2013).
Muhaimin, “Urgensi Pendidikan Islam Multikultural Untuk Menciptakan
Tolrenasi dan Perdamaian di Indonesia”dalam, Ali Maksum,
Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan
Agama Islam di Indonesia, Pengantar Prof. Dr. Muhaimin, M.A.,
(Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2011).
Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta:
Kalam Mulia, 1989).
Muhtadi, Studi Tentang Pengembangan Sistem Pendidikan Perguruan Al
Islam Surakarta, (Yogyakarta Fakultas Pascasarjana IAIN Sunan
Kalijaga, 1989).
Muijs, Daniel., & Reynolds, David., Effective Teaching: Teori dan
Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
Mujani, Saiful., Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan
Partisipasi Politik di Indonesia Pasca-Orde Baru (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2007).
Mujib,
Abdul.,
Agama
dan
Kesehatan
Mental,
http://koran.republika.co.id/koran/24. diakses, 3/11/2011.
Mujiono, Dimensi Psikologis Pembelajaran Bahasa Arab Modern di
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang (Studi Etnografi), Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2012.
Mulkhan, Abdul Munir., “Pendidikan Mono-Kultur Versus Multikultural
dalam Politik”, dalam Kompas, Selasa 28 November 2004.
Mulkhan, Abdul Munir., Islam Murni dalam Masyarakat Petani
(Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000).
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan
Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010).
Mulyasa, E., Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013)
Munawwir, Imam., Kebangkitan Islam dan Tantangan-Tantangan Yang
Dihadapi dari Masa Ke Masa, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984).
Murtiningsih, Siti., Pendidikan Alat Perlawanan (Yogyakarta: Resist
Book, 2006).
Myers, K.L. “Is There a Place for Instructional Design in the Information
Age?”, Educational Technology, No. 39(5), 1999, hlm. 50-53.
Naim, Ngaimun., Sauqi, Achamd., Pendidikan Multikultural Konsep dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media Group, 2010).
Nasikun, “Imperatif Pendidikan Multikultural di Masyarakat Majemuk”,
Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai Seni
44
Mengelola
Keragaman,
Diselenggarakan
Universitas
Muhammadiyah, Surakarta, 8 Januari 2005, hlm. 8-12.
Nasr, Sayyed Hossein., Tradition Muslim in the Modern World, (Kuala
Lumpur: Foundation For Traditional Studies, 1988).
Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011).
Nata, Abuddin., Sejarah Pendidikan Islam: Periode Klasik dan
Pertengahan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004).
Nieto, Sonia., Multicultural Education: Multicultural Education and
School Reform (Connecticut: McGraw-Hill Company, 2000).
Nugroho, St., “Multikulturalisme”, dalam Andre Ata Ujan, et al.,
Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan,
(Jakarta: Indeks, 2009).
Nurkolis, “Mempertanyakan Keprofesionalan Guru”, dalam Suara
Merdeka, 15/8/2005.
Nuryadi, Muhammad Hendri., “Konstruksi Pendidikan Multikultural”,
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Nomor 2, Volume 2,
Tahun 2006, hlm. 305.
Nuryana, Mu'man., “UMKM dan Industri Manufaktur Jepang”
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=344955.
Diakses, 21/2/2014
O’neil, William F., Ideologi-Ideologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008).
Ormrod, Jeanne Ellis., Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh
dan Berkembang (Jakarta: Erlangga, 2009).
Orozco, Suárez., M, Marcelo., & Qin-Hilliard, Desirée Baolian.,
Globalization Culture and Education in the New Millenium (Los
Angeles: University of California, 2004)
Pabottingi, Mochtar., “Di Antara Dua Jalan Lurus”, dalam St. Sularto
(ed.), Masyarakat Warga dan Pergulatan Demokrasi: Menyambut
70 Tahun Jakob Oetama (Jakarta: Buku Kompas, 2001).
Panggabean, Samsu Rizal., “Multikultural dan Kekerasan Kolektif di
Indonesia”, Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai
Seni Mengelola Keragaman, Diselenggarakan Universitas
Muhammadiyah, Surakarta, 8 Januari 2005, hlm. 3-5.
Parekh, Bhikhu., "National Culture and Multiculturalism" dalam
Kenneth Thomson (ed.), Media and Cultural Regulation (London:
Sage Publications. 1997).
Parekh, Bhikhu., Rethinking Multiculturalism: Keragaman Budaya dan
Teori Politik (Yogyakarta: Impulse & Kanisius, 2008).
45
Pargament, Kenneth., “Of Means and Ends: Religion and the Search for
Significance”, The International Journal for the Psychology of
Religion, 2 (4), 201-229.
Park, Nansook., Peterson, Chistopher., & Seligman, Martin E.P.,
“Strengths of Character and well-being”, Journal of Social and
Clinical Psychology, 23 (2004).
Patton, Michael Quinn., Metode Evaluasi Kualitatif (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 22 Tahun 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peterson, Chistopher., & Seligman, Martin E.P., Character Strengths
and Virtues (Oxford: Oxford University Press, 2004).
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014,
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR RI, 2013).
Poespowardojo, Soerjanto., Strategi Kebudayaan: Suatu Pendekatan
Filosofis (Jakarta: Gramedia & Lembaga Pengkajian Strategis dan
Pembangunan, 1989).
Porter, Donald J., Managing Politics and Islam Indonesia (London:
Routledge Curzon, 2002).
Putra, Masri Saleb., (ed.), Etika dan Tertib Hidup Berwarganegara
(Jakarta: Salemba Humanika, 2010).
Qodir, Zuly., “Fundamentalisme Islam: Memahami Penyebab dan
Karakter Pergerakan”, dalam Lambang Triyono dkk (eds.), Potret
Retak Nusantara: Studi Kasus Konflik di Indonesia (Yogyakarta:
Center for Security and Peace Studies Gadjah Mada University
Press, 2004).
Rabushka, Alvin., & Shepsle, Kenneth A., Politics in Plural Societies: A
Theory of Democratic Stability (Columbus, Ohio: Charles E.
Merril Publishing Company, 1972).
Rachman, Budhy Munawar., “Kata Pengantar”, dalam Nurcholish
Madjid, Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi (Jakarta:
Paramadina, 1999).
Rachman, Budhy Munawar., Islam Pluralis: Wacana Kesetaraan Kaum
Beriman (Jakarta: Srigunting, 2004).
Rachman, M. Fadjroel., Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat (Jakarta:
Koekoesan, 2007).
Raharjo, M. Dawam., Ensiklopedi Al Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan
Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996).
46
Rauf, Maswardi., “Pendekatan-pendekatan dalam Ilmu Politik”, Ilmu dan
Budaya, No. 7 (April 1991), hlm. 524-526.
Reeve, David., “Kata Pengantar: Hubungan Jawa-Cina: Rumit, Pelik,
dan Penuh Rasa Dendam”, dalam Ahmad Habib, Konflik
Antaretnik di Pedesaan: Pasang Surut Hubungan Cina-Jawa
(Yogyakarta: LKiS, 2009).
Remmelink, Willem., Perang Cina dan Runtuhnya Negara Jawa 17251743, Terj. Akhmad Santoso (Yogyakarta: Jendela, 2002).
Republika, 13 Oktober 1994.
Republika, 18 September 2010, hlm. 1-2 “Arkoun Islam dan
Modernitas”.
Ritzer, George., & Smart, Barry., Hand Book of Social Theory (London:
Sage Publication, 2001).
Ritzer, George., Teori Sosiolog: Dari Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Postmodern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).
Robson, S.O., “Java at the Crossroads”, Biljdragen tot de Taal-, Land- en
Volkenkunde (BKI) 137, 1981, hlm. 279.
Roqib, Moh., Harmoni dalam Budaya Jawa: Dimensi Edukasi dan
Keadilan Gender (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).
Rosyada, Dede., et al., Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):
Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani (Jakarta:
Prenada Media, 2005).
Ruslani, “Dialog Peradaban dalam Masyarakat Multikultural” dalam
Muhidin M. Dahlan (ed.), Postkolonialisme: Sikap Kita terhadap
Imperialisme (Yogyakarta: Jendela, 2001).
Ruslani, “Ingatan Sosial dan Etika Politik”, dalam Kompas, Rabu 1 Juni
2005, hlm. 41.
Said, Edward W., Convering Islam: Bias Liputan Barat atas Dunia Islam
(Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2002).
Sanit, Arbi., Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik
dan Pembangunan (Jakarta: Rajawali Pers, 1982).
Santrock, John W., Psikologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2010).
Sapriya, Abdul Aziz Wahab., Teori dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Sarwono, Sarlito Wirawan., Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1995).
Soebardi, S., “Santri-religious Elements as Reflected in the Book of
Tjentini”, Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde (BKI),
No. 127, 1971, hlm. 348-350.
47
Soedarmono, Kusumastuti & Utomo, Rizon Pamardi., “Sejarah dan
Morfologi Kota Konflik Solo: Dari Periode Kolonial-Orde Baru”,
Penelitian tidak diterbitkan (Surakarta: Solo Heritage Society,
2004).
Soemantri, Taufik Sri., “Kata Pengantar”, dalam Aidul Fitriciada Azhari,
UUD 1945 Sebagai Revolutiegroundwet: Tafsir Postkolonial atas
Gagasan-gagasan Revolusioner dalam Wacana Konstitusi
Indonesia (Yogyakarta: Jalasutra, 2011).
Steenbrink, Karel A. Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad
Ke-19 (Jakarta: Bulan Bintang, 1984).
Sudrajat, Edi., “Regionalisme, Nasionalisme, dan Ketahanan Nasional:
Satu Tinjauan dari Segi Strategi Hankam”, Ibid., hlm. 6.
Supardi, Iwan., Pengembangan Model Pendidikan Multikultural Untuk
Masyarakat Multietnis Kota Pontianak, Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2013
Sumartana, Th., “Dari Konfrontasi Ke Dialog: Beberapa Aspek
Landasan Historis-Teologis Hubungan Antaretnis dan Agama di
Indonesia”, dalam Elga Sarapung & Tri Widiyanto (ed.),
Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia
(Yogyakarta: Institut Dian/Interfidei, 2005).
Suparlan, Parsudi., “Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural”,
Makalah Simposium Internasional. Diselenggarakan Pusat Kajian
Budaya Universitas Udayana, pada tanggal 12 Juli 2002
Supriyono, Johannes., “Paradigma Kultural Masyarakat Durkheimian”,
dalam Mudji Sutrisno & Hendar Putranto (ed.), Teori-Teori
Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisius, 2005).
Suryanto, Pembelajaran PKn Berlatar Isu-Isu Kontroversial Kebijakan
Publik Untuk Meningkatkan Kompetensi Kewarganegaraan
(Studi Pada Siswa SMA Di Kediri), Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2011.
Suryawan, I Ngurah., Genealogi Kekerasan dan Pergolakan Subaltern:
Bara di Bali Utara (Jakarta: Predana Media, 2010).
Suseno, Franzs Magnis., “Humanisme Religius vs Humanisme
Sekuler?”, dalam Kamdani (ed.), Islam dan Humanisme, hlm.
209-210.
Sutopo, H.B., Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan
Terapannya dalam Penelitian (Surakarta: Unviversitas Sebelas
Maret Press, 2006).
Suzuki, B., “Multicultural Education: What’s It All About?”, Integrated
Education, 17 (1-2), 1979, hlm. 47-48.
48
Syafi’ie, Imam., “Fundamentalisme Agama: Masyarakat pluralis dan
Humanis”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Unisia, Universitas Islam
Indonesia, No. 45, Vol. XXV, 2002, hlm. 193-206.
Syari’ati, Ali., Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat, Penerjemah
Afif Muhammad, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996).
SZ, Aden Wijdan., dkk., Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta:
Safiria Insania Press, 2007).
Tafsir,
Agama
dan
semangat
Zaman,
dalam
http://edisicetak.solopos.com/berita.asp?kodehalaman=h04&id=1
11892. Diakses, 13/5/2011.
Takwin, Bagus., “Avant Propos”, dalam Louis Althusser, Tentang
Ideologi: Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies
(Yogyakarta: Jalasutra, 2008).
Taufiq, Muhammad Izzuddin., Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi
Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006).
Thobroni, M., & Mustofa, Arif., Belajar dan Pembelajaran:
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembangunan Nasional
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011).
Thobroni, M., & Mustofa, Arif., Belajar dan Pembelajaran:
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembanguna Nasional
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011).
Tibi, Bassam., “Islamism, Democracy, and the Clash of Civilization”,
dalam Chaider S. Bamualim, Dick van der Meij & Karlina
Helmanita, Islam and the West: Dialogue of Civilizations in
Search of a Peaceful Global Order (Pusat Bahasa dan Budaya
UIN Syarif Hidayatullah & Konrad-Adenauer-Stiftung, 2003).
Tilaar, H.A.R., Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa
Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional (Jakarta:
Grasindo, 2004).
Tim, Tinjauan Terhadap Model Dalam Mengatasi Konflik di Surakarta:
Studi Tentang Program UNICEF dan Pemerintah Kota Surakarta
Dalam Pencegahan Konflik, Surakarta: Pusat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat STAIN Surakarta, 2005
Titus, Harold H., Cs., Living Issues in Philosophy, (New York: D. van
Nostrannd Co., 1979).
Tjiptoherijanto, Prijono., & Prijono, Yumiko M., Demokrasi di Pedesaan
Jawa (Jakarta: Sinar Harapan & FEUI, 1983).
Triyono, Lambang., dkk (eds.), Potret Retak Nusantara: Studi Kasus
Konflik di Indonesia (Yogyakarta: Center for Security and Peace
Studies Gadjah Mada University Press, 2004).
49
Turner, Bryan S., Orientalism, Posmodernism, and Globalism (London
& New York: Routledge, 1994).
Turner, Bryan S., Teori Sosial: Dari Klasik Sampai Postmodern
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).
Ubaidillah, Ahmad., “Beragama Tapi Krisis Spiritualitas” dalam,
Solopos, Edisi : Jum'at, 07 Januari 2011, Hal.4
Ujan, Andre Ata., et al., Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama
dalam Perbedaan (Jakarta: Indeks, 2009).
Ujan, Andre Ata., et al., Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama
dalam Perbedaan (Jakarta: Indeks, 2009).
Ul-Haq, Fajar Riza., “Beban Visional Masyarakat Multikultural”,
Kalimatun Sawa, Volume 2, Nomor 1, 2004, hlm. 5.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
V.J.H.,Vincent J. Houben., Keraton dan Kompeni: Surakarta dan
Yogyakarta 1830-1870, terj. E. Setiyawati Alkhatab (Yogyakarta:
Bentang Budaya, 2002).
Wahid, Abdul., Islam dan Idealitas Manusia Dilema Anak, Buruh dan
Wanita Modern, (Yogyakarta: Sipress, 1997).
Walgito, Bimo., Teori-Teori Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi, 2011,
hlm. 2.
Wendschuttle, Keith., "Edward Said's Orientalism Revisited", dalam
Jurnal The New Criterion, Vol. 17, No. 5, Januari, 1999, hlm. 5
Wiggins, James A., Beverly B. Wiggins & James Vander Zanden, Social
Psychology, Fifth Edition (New York: McGraw-Hill, 1994).
Wijayanto, “Memahami Korupsi”, dalam Wijayanto & Ridwan Zachrie
(ed.), Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat, dan Prospek
Pemberantasan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009).
Winarna & Wijianto, Ilmu Kewarganegaraan dalam Konteks Pendidikan
Kewarga-negaraan (Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press,
2010).
Winarno, “Pendidikan Kewarganegaraan Persekolahan: Standar Isi dan
Pembelajarannya”, Jurnal Civics, Volume 3, Nomor 1, Juni 2006,
hlm. 24.
Winataputra, Udin S., “Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana
Psiko-Pedago-gis untuk Mewujudkan Mayarakat Madani”,
Makalah Bahan Sajian dan Diskusi dalam Lokakarya Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Diselenggarakan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta,
tanggal 21-22 September 2004
50
Winataputra, Udin S., Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Disertasi tidak
diterbitkan (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2001).
Winataputra, Udin S., Materi dan Pembelajaran PKN SD (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005).
Winataputra, Udin Saripudin., Aripudin, Sumanah., “Multikulturalisme
Bhinneka Tunggal Ika Dalam Perspektif Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pembangunan Karakter
Bangsa Indonesia” Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
No. 075, Tahun Ke-14, November 2008, hlm. 1020.
Winataputra, Udin Saripudin., Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Perspektif Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
(Bandung: Widya Aksara Press, 2012).
Woodward, Max., Java, Indonesia and Islam (London and New York:
Springer, 2011).
Yin, Robert K., Case Study Research: Design and Methods (California,
Beverly Hills: Sage Publication, 1984).
Zubaedi, Islam dan Benturan Antar Peradaban: Dialog Filsafat Barat
dengan Islam, Dialog Peradaban dan Dialog Agama
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat: Upaya Menawarkan Solusi
terhadap Problem Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012)
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat: Upaya Menawarkan Solusi
terhadap Problem Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).
51
Biografi Penulis
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Status
Agama
Alamat
Biografi Penulis
: Drs. Baidi, M. Pd.
: Boyolali, 2 Maret 1964
: Laki-laki
: Kawin
: Islam
: Sidomulyo RT 03 RW 04
Tegalgede Karanganyar
Telpon 0271-649 8726
HP.
08122648161
Nama Istri
: dr. Elief Rohana, Sp.A.
Nama Anak
Ramadhani
:
Az-Zahrah
Nur
Landhep
Riwayat Pendidikan:
1. Sekolah Dasar Negeri Temon Simo Boyolali lulus tahun 1976
2. SMPN Simo Boyolali lulus Tahun 1981
3. Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPG N) Salatiga lulus tahun
1983
4. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS lulus tahun
1988
5. Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana IKIP Jakarta lulus
tahun 1993
6. Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam UMY Tahun 20092014
Penelitian Yang Pernah dilakukan:
1. Model Pembelajaran Pada Program Pascasarjana International
Islamic University Malaysia, Lembaga Penelitian IAIN Surakarta
tahun 2013.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelambatan Penyelesaian Studi
Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab, STAIN Surakarta
Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Tahun
2010.Sumbangan Pengajaran Sejarah Nasional, Sejarah Islam, dan
Pemahaman Islam Terhadap Pembentukan Sikap Siswa Madrasah
52
3.
4.
Aliyah Assalam Surakarta, Laporan Program Studi Pendidikan
Agama Islam, STAIN Surakarta Tahun 2008.
Santri Tradisional dan santri Masa Kini (Studi Banding Keilmuan
santri Pesantren Al-Mu;ayyat dan Pesantren Assalam di Surakarta.
LP2M STAIN Surakarta 2000.
Pendidikan Sejarah Sebagai Proses Pengembangan Konsientisasi
Mahasiswa Terhadap Realitas Sosio-Kultural di Surakarta. LP2M
STAIN Surakarta. 2000.
Karya Tulis Yang Pernah Dipublikasikan :
1. Pendidikan Sebagai Proses Perwarisan Budaya, Komunitas. Jurnal
Ilmiah Pengabdian Msyarakat. Vol 1 No. 2 September 2000. ISSN
1411-4496. P3M STAIN Surakarta.
2. Paradigma Pendidikan Rakyat Sebuah Pemikiran, Jurnal At
Tarbawi, Vol. 1 No. 2 November 2004, ISSN 1693-4032.
3. Studi Perbandingan antara Konsep Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional, Jurnal Iqtishaduna, Vol. 1 No. 1 Juni 2004, ISSN
4. Metodologi dan Manajemen Dakwah di Era Modern, Jurnal
Naadya, Vol. 1 No. 1 Januari 2004. ISSN.
5. Pendidikan Orang Dewasa, Jurnal At Tarbawi, Vol. 3 No. 1 Mei
2005, ISSN 1693-4032.
6. Pendidikan Karakter untuk Membangun Bangsa, Jurnal At
Tarbawi, Vol. 9 No. 1 April-November 2010, ISSN 1693-4032.
7. Agama dan Multikulturalisme, Jurnal Studi Agama Millah edisi
khusus Desember 2010, ISSN 1412-0992. Terakreditasi Nasional.
8. Perubahan Pesantren Perspektif Sejarah Pendidikan Islam. Jurnal
At Tarbawi. Vol. 10 No. 2 November 2011 – April 2012. Fakultas
Tarbiyah dan Bahasa IAIN Surakarta. ISSN 1693-4032.
9. Psikologi dalam Perspektif Al-Qur’an. El-Hayah. Jurnal Ilmu-ilmu
Keislaman. Vol. 1 No. 2 Desember 2012. ISSN 2086-4337. PPs
IAIN Surakarta.
10. Tenaga Kerja Wanita Antara Perberdayaan dan Eksploitasi
Perempuan Sebuah Renungan bagi Masyarakat Desa Joglo. Jurnal
Karya Ilmiah. Vol. XVIII No. 1 Hal. 1-92 LP2M UNISRI Maret
2006. ISSN 0215-9546.
11. Pertumbuhan Penjualan Batik Laweyan Surakarta. Balada Seni
Jurnal, Bahasa, Sastra Seni dan Pengajarannya. Tahun 34 No. 2
Agustus 2006. ISSN 0854-8277. Akreditasi Nasional.
53
12. Belajar Memahami Suatu Pemikiran untuk Penerapan. Jurnal AtTarbawi Vol. 4 No. 1 Mei – Oktober 2006. ISSN 1693-4032.
STAIN Surakarta
Pengalaman Organisasi:
1. Senat Mahasiswa Fakultas FKIP UNS Surakarta tahun 1985-986
2. HMI Komisariat Ahmad Yani FKIP UNS tahun 1985-1986
3. HMI Cabang Surakarta tahun 1986-1987
4. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LAPELMI) HMI Cabang
Surakarta tahun 1986-1987
5. Anggota KAHMI Surakarta
6. Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Kabupaten karangnyar Periode Muktamar 45 masa bakti 20052010, 2010-2015
7. Sekretaris FKUB periode 2007-2011, 2012-2017
8. Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan MUI Karanganyar 20122018
Pengalaman Jabatan/Pekerjaan:
1. Dosen IAIN Walisongo di Surakarta 1994-1996
2. Dosen STAIN Surakarta 1996-2010
3. Dosen IAIN Surakarta 2010-sekarang
4. Plt. Sekretaris Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta 1997-1998
5. Sekretaris Pusat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (P3M)
STAIN Surakarta 1998-2001.
6. Bagian Akademik Program Pasca D2/D3/BA Transfer S1 STAIN
Surakarta 1999-2001.
7. Sekretaris Pusat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (P3M)
STAIN Surakarta 1999-2001.
8. Sekreatris Program Diploma 2STAIN Surakarta 1999-2001.
9. Sekretaris Senat STAIN Surakarta STAIN Surakarta 2003-2005.
10. Pembantu Ketua III (Bidang Kemahasiswaan) STAIN Surakarta
2006-2010.
11. Ketua Program Studi Megister Pendidikan Islam Program
Pascasarjana IAIN Surakarta 2011-2012.
12. Sekretaris Jurusan Pengkajian Islam Program Pascasarjana IAIN
Surakarta 2013-sekarang.
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 4 Juni 2014
54
Baidi
Download