1 RINGKASAN DISERTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF PSIKOLOGI SOSIAL ISLAM (STUDI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA) Oleh: BAIDI NIM. 2009201002 Promotor: Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M. A. Prof. Dr. H. Sutrisno, M. Ag. DISERTASI Diajukan Kepada Program Doktor Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Doktor Dalam Ilmu Psikologi Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014 2 Tim Penguji Ujian Terbuka Promosi Doktor Promovendus : Baidi NIM : 2009201002 Judul Disertasi : Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikulturalisme Perspektif Psikologi Sosial Islam (Studi di SMP Al Islam 1 Surakarta) Ketua : Dr. Ahmad Nurmandi, MSc. Sekretaris : Dr. Muhammad Nurul Yamin, M. Si. Anggota : 1. Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M.A. (Promotor I/ Anggota Penguji) 2. Prof. Dr. H. Sutrisno, M. Ag. (Promotor II/ Anggota Penguji) 3. Prof. Dr. H. Abdul Munir Mulkhan, SU. (Anggota Penguji) 4. Prof. Drs. H. Sarbiran, M. Ed., Ph. D. (Anggota Penguji) 5. Prof. Dr. H. Asmadi Alsa, SU. (Anggota Penguji ) 6. Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, MA. (Anggota Penguji) 3 Persembahan Karya ini kupersembahkan kepada: Keluarga kecilku: istri dan anakku bagian hidupku Kedua orang tuaku yang telah mengukir jiwa ragaku Kedua mertuaku yang telah memberiku doa ketulusan Semua pecinta ilmu dan harmoni sosial serta perdamaian. 4 KATA PENGANTAR Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengharap puji syukur yang sedalam-dalamnya ke hadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada saya sekeluarga. Sholawat dan salam saya sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Bambang Cipto, MA. Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Dr. H. Usman Abubakar, MA., Ketua STAIN Surakarta periode 2006-2010 yang telah memperkenankan saya untuk mengikuti studi S3 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kepada Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, MA. dan Prof. Dr. H. Sutrisno, M. Ag. yang berkenan menjadi Promotor dan Ko-Promotor yang dengan tekun, sabar, dan ketulusan membimbing sejak persiapan hingga penulisan akhir disertasi ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Kepada Dewan Penguji usulan penelitian disertasi saya ucapkan terima kasih yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian, sehingga tersusun disertasi dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikulturalisme Perspektif Psikologi Sosial Islam (Studi di SMP Al Islam 1 Surakarta)”. Kepada Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dr. Nurmandi, SE., MSc., Ketua Program Studi Psikologi Pendidikan Islam Dr. H. Muhammad Anis, MA. dan Dr. H. Tasman Hamani, MA., selaku Sekretaris serta seluruh staff yang telah memberikan berbagai fasilitas dan pelayanan prima selama perkuliahan berlangsung. Sehingga selama ‘numpang’ hidup di Yogyakarta terasa nyaman dan aman. Kepada semua Guru Besar (guru) yang telah mencurahkan dedikasi keilmuan lewat lembaga Universitas Muhammadiyah Yogyakarta saya bisa mendapatkan uluran tangan dan bimbingan, saran dan dorongan selama ini, saya ucapkan terima kasih yang tulus. Kepada teman sejawat yang langsung maupun tidak langsung membantu penelitian, khususnya H. Mufti Abidin, S. Pd., Sutadi, S. Pd., dan Mas Muhammad Julijanto, M. Ag., saya sampaikan terima kasih atas jerih payahnya terlibat dalam penelitian ini. Kepala Sekolah SMP Al Islam 1 Surakarta yang telah memberikan ijin dan kemudahan selama penelitian saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setingg-tingginya. Juga teman-teman di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program 5 Pascasarjana IAIN Surakarta telah memberikan dorongan untuk segera menyelesaikan penelitian saya ucapkan terima kasih. Juga teman-teman seperjuangan Ahmad Fauzi, Burdangin, Joko, yang telah saling membantu untuk mencapai keberhasilan ini saya ucapkan terima kasih. Untuk Almarhum ayah H. Nur Thoha dan Almarhumah Ibu. Hj. Fatimah yang telah mengukirku dan merajut dalam cintanya yang tiada bertepi, dengan rendah diri kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti. Juga kepada H. MA. Asmoengin dan Hj. Suminah yang telah memberi doa tulus dan harapannya sehingga terselesaikan karya ini saya haturkan sungkem. Kepada kakak Syamsuddin, Mawardi, Ahmad Kusen, Muhadi, Mardi, Abas dan keluarga besar H. Nur Thoha serta adik-adik saya Beta, Ririn, David, Irvan dan Riza beserta keluarga besar H. AM. Asmoengin saya haturkan terima kasih atas doanya. Seseorang yang telah menemani dalam suka duka, mendorong setiap langkahku dalam kesejukan iman, kesetiaan dan kasih sayang dalam waktu 20 tahun. Untuk isteriku dr. Elief Rohana, Sp. A., M. Kes., the most wonderfull prize in my life, tak pandai aku memilih kata yang pantas mengekspresikan rasa cinta, penghargaan dan terima kasihku. Last not but least, anak semata wayangku harapanku bintangku Az Zahra keceriaan dan kecerdasanmu memberi hiburan dalam hidupku. Kudoakan semoga kelak menjadi wanita yang sholihah mampu memberi kebaikan kepada sesama. Semua yang kusebut di atas dan banyak lagi yang belum disebut, telah membantu langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian ini. Ketidakcermatan dan kekurangan yang tinggal sematamata merupakan bukti ketidakmampuan saya untuk mencerna semua masukan dan sepenuhnya menjadi milik pribadi saya. Saya bermohon kepada Allah SWT semoga amal sholehnya mendapat imbalan dari sisiNya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam monumen karya ini. Semoga yang sedikit ini memberikan arti di tengah lautan ilmu Allah SWT yang luar biasa. yang masih membutuhkan generasi cerdas dan berkarakter untuk menerjemahkannya dalam realitas kehidupan yang rahmatan lil ‘alamiin. Wallahu a’lam bishawab. Amin. Wassalamu’alaikum Wr Wb. Yogyakarta, Juni 2014 Penulis BAIDI 6 Abstrak Baidi. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikulturalisme Perspektif Psikologi Sosial Islam Studi di Sekolah Menengah Pertama Al Islam 1 Surakarta. Keragaman masyarakat merupakan suatu keniscayaan. Keragaman bisa menimbulkan kerawanan konflik, sebagaimana sejarah Kota Surakarta. Kerusuhan tahun 1998 telah merusak kerukunan masyarakat Surakarta dan menyadarkan betapa pentingnya menjaga kerukunan dalam keragaman. Untuk mencegah terjadinya konflik diperlukan pemahaman warga masyarakat terhadap multikulturalisme dalam masyarakat yang beragam. Pemahaman multikulturalisme dapat diajarkan melalui pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme dalam perspektif Psikologi Sosial Islam. Penelitian bertujuan mendeskripsikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berbasis multikulturalisme dalam perspektif Psikologi Sosial Islam di Sekolah Menengah Pertama Al Islam 1 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan desain embaded case study. Subjek penelitian terdiri Guru PKn dan siswa kelas VIII. Sedangkan informan penelitian terdiri dari Kepala Sekolah, anggota KKG PKn. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dengan tehnik trianggulasi metode dan sumber. Tehnik analisis data menggunakan analisis model interaktif (interactive model analysis) yang terdiri dari; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menujukkan: Pembelajaran PKn telah menanamkan tiga aspek civic knowledge, civic disposition, civic skill yang dikaitkan dengan realitas kebangsaan Indonesia yang multikulturalisme. Pada akhir pembelajaran tumbuh kesadaran to regcognation and the other dalam masyarakat yang beragam sehingga diharapkan peserta didik menjadi smart and good citizenship dalam konteks Indonesia. Pemahaman terhadap multikulturalisme dapat ditransformasikan melalui pembelajaran PKn secara simultan dan terus menerus ditanamkan kepada peserta didik, sehingga mempunyai karakter yang responsif terhadap realitas yang ada. Pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme secara psikologis membawa dampak kepada perkembangan sikap sosial sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan, mengakui keberagaman. Psikologi Sosial Islam merupakan bagian psikologi sosial menekankan tumbuhnya perilaku sosial atas dasar 7 atau nilai-nilai Islam untuk beradaptasi dan menerima dengan lingkungan yang beragam, kemampuan manusia menghargai dan menerima perbedaan yang ada. Kata kunci : Pembelajaran PKn, Multikulturalisme, Psikologi Sosial Islam 8 PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF PSIKOLOGI SOSIAL ISLAM (STUDI DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA) A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang beragam, baik etnis, agama maupun budaya. Setelah reformasi tahun 1998 keragaman kultur di Indonesia tersebut mulai mendapatkan ujian yang serius, yang ditandai berbagai konflik kekerasan yang bersifat komunal, seperti konflik Sambas, Ambon, Poso dan Surakarta. Konflik sosial yang berbau SARA ini tidak bisa dianggap remeh, karena kemungkinan akan menyulut konflik di daerah lainnya. Realitas empiris ini juga menunjukkan bahwa masih ada persoalan mendasar yang belum terselesaikan.1 Kompleksitas pemeluk agama dan etnis membuat kota Surakarta sering dilanda kerusuhan baik etnis, agama, maupun politis. Potret kekerasan yang terjadi sebagai fenomena konflik sosial perkotaan di Kota Surakarta, pada mula pertama diawali dengan lahirnya konflik yang disebut tawuran antara kongsi Cina dengan Jawa. Sebelumnya penelitian Suhartono dalam Apanage dan Bekel tahun 1991 memberikan informasi bahwa apa yang dikategorikan sebagai konflik di wilayah Vorstenlanden hampir sebagian besar di kawasan pedesaan di wilayah Surakarta. Di Surakarta, perubahan politik menuju orde reformasi ditandai 1 dengan situasi menegangkan: (1) pembakaran dan M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross Cultural Understanding Untuk Demokrasi dan Keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005) hlm. 45. 9 penjarahan toko, dan (2) pendirian organisasi sosial keagamaan yang ingin merubah tatanan kehidupan sosial dan politik yang tidak selaras dengan pemikiran keagamaan (Islam). Doktrin keagamaan yang diimplementasikan justru memacu tindakan radikal karena mereka akan mewujudkan perbaikan akhlak dan moral terhadap masyarakat Islam nominal.2 Multikulturalisme adalah proses enkulturasi dalam pendidikan formal yang akan membentuk kesadaran keberagaman, dan diharapkan masyarakat dapat menekan berbudaya Multikulturalisme efektif konflik pluralime untuk antaretnik (cultural meningkatkan dalam pluralism). persamaan (equality), sikap demokratis dan toleransi antarbudaya bangsa dalam masyarakat majemuk. Dengan demikian, konstruksi pembelajaran PKn dan multikulturalisme dapat menekan prasangka dan tindakan diskriminatif terhadap suku bangsa secara optimal, karena inti dari pembelajaran itu menekankan aspek afektif dan psikomotorik yang terimplementasi melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. SMP Al Islam 1 Surakarta mempunyai semangat untuk mengimplementasikan pembelajaran PKn berbasis multikluturalisme dalam perspektif psikologi sosial Islam untuk mengapai pembelajaran yang optimal. Dampak sosial konflik yang terjadi di Kota Surakarta membawa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif semakin memberikan kesadaran kepada masyarakat luas Surakarta akan 2 Zainuddin Fanani, Atiqa Sabardila & Dwi Purnanto, Radikalisme Keagamaan dan Perubahan Sosial (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002), hlm. 1-8. 10 perlunya menggalang kehidupan bermansyarakat yang rukun, kokoh, damai, dan tidak mudah terprovokasi oleh berbagai macam isu kehidupan. Inisiatif masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan yang lebih baik. Dampak negatif dalam kehidupan sosial dirasakan masyarakat Surakarta yang melihat konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu dirasakan seolah menjadi kota mati, merobek-robek kerukunan, ketenteraman dan kedamaian dalam kehidupan sosial, sehingga timbul anggapan bahwa hidup di Kota Surakarta kurang aman, di samping keresahan dalam masyarakat, karena setiap saat dilakukan sweeping aparat keamanan. Diharapkan pembelajaran PKn yang berbasis multikulturalisme menjadi salah satu upaya untuk mengembalikan kondisi masyarakat Kota Surakarta yang harmoni dengan penuh keragaman. Berdasarkan realitas dan pemikiran tersebut yang mendorong upaya penelitian disertasi ini mengatasi masalah dengan rumusan sebagai berikut. B. Rumusan Masalah Berpijak dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, dirumuskan masalah penelitian disertasi ini sebagai berikut: 1) Bagaimana hubungan pembelajaran PKn di SMP Al Islam 1 Surakarta dengan gagasan multikulturalisme? 2) Bagaimana pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta? 3) Bagaimana evaluasi pembelajaran PKn berbasis PKn berbasis multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta? 4) Bagaimana hambatan pembelajaran multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta? 11 5) Bagaimana pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme perspektif psikologi sosial Islam di SMP Al Islam 1 Surakarta ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian disertasi ini adalah untuk mendeskripsikan kompetensi civic knowledge, civic disposition, dan civic skill dalam pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme. Kompetensi PKn diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta didik. Sementara itu tujuan khusus penelitian disertasi ini adalah: a. Menganalisis hubungan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. b. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. c. Mengevaluasi pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. d. Mengidentifkasi hambatan-hambatan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. e. Mengkaji perspektif psikologi sosial Islam dalam pembelajaran PKn berbasis multiluturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan kompetensi civic knowledge, civic disposition, dan civic skill dalam pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme. Kompetensi PKn diharapkan dapat meningkatkan keterampilan 12 sosial peserta didik. Sementara itu tujuan khusus penelitian disertasi ini adalah: Menganalisis perencanaan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Mendeskripsikan hambatan-hambatan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta.Mendeskripsikan perspektif psikologi sosial Islam dalam pembelajaran PKn berbasis multiluturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian pendidikan tentang pembelajaran multikulturalisme sangat PKn penting berbasis dan besar kegunaannya, baik secara teoretik maupun praktik. Kegunaan teoretik yang dapat dipetik dari penelitian disertasi ini adalah menambah wawasan keilmuan dalam bidang pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn SMP Al Islam 1 Surakarta. Memperkaya kajian teoritik terhadap psikologi sosial Islam dalam pengembangan pembelajaran PKn. Dewasa ini, pembelajaran PKn masih mengandalkan aspek kognitif, sedangkan aspek lainnya, keterampilan sosial dan pembentukan karakter terabaikan. Pada sisi lain, lingkungan sosial peserta didik sangat majemuk, yang menuntut mereka berketerampilan sosial. Kegunaan praktis yang dapat dipetik dari penelitian disertasi ini adalah: (1) dapat memberi sumbangan terhadap pembelajaran PKn. (2) diharapkan berdampak positif pada 13 penanaman nilai-nilai keberagaman dan keterampilan sosial peserta didik. (3) memperkaya perspektif psikologi sosial Islam dalam pembelajaran PKn yang berbasis multikulturalisme. D. Metode Penelitian Metodeologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan satu kasus yang terjadi di SMP Al Islam 1 Surakarta, data yang diperoleh diolah sedemikian rupa untuk memberikan diskripsi hasil penelitian. Sumber data yang terpenting yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian disertasi ini adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat dipergunakan berasal dari hasil; wawancara, pengamatan dan dokumen sekolah yang dimanfaatkan sebagai pendukung simpulan penelitian. Sumber data digali dari berbagai sumber yang meliputi: Subyek dan informan dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik SMP Al Islam 1 Surakarta. Aktivitas dan kegiatan pembelajaran adalah sumber data utama untuk mendalami pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme dalam perspektif psikologi sosial Islam . Akitivitas pembelajaran yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas dan kegiatan peserta didik dalam pembelajaran PKn di kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta. Arsip dan dokumen adalah sumber data penting dalam penelitian pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme dalam perspektif psikologi Islam. Arsip dan dokumen yang didalami peneliti adalah perangkat pembelajaran, baik silabus, RPP dan sintak pembelajaran, prestasi akademik, dan evaluasi guru terhadap 14 peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian disertasi ini adalah wawancara, observasi berperan pasif, dan analisis dokumen. Wawancara mendalam dipilih karena sifat wawancara dalam penelitian kualitatif lentur dan terbuka, tidak berstruktur secara ketat, serta tidak pada suasana formal. Melalui wawancara mendalam peneliti dapat mengonstruksi informasi, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, dan harapan.3 Wawancara informal mengandalkan pertanyaan spontan yang muncul pada saat interaksi dengan informan, sedangkan pada penggunaan pedoman wawancara peneliti telah mempersiapkan pertanyaan sebelum interaksi dengan informan. Pedoman wawancara disusun berpijak pada permasalahan penelitian yang sudah ditentukan peneliti. Sementara itu pada wawancara terbuka peneliti menyusun pertanyaan secara terperinci yang ditujukan mengambil respons informan dalam proses evaluasi, yakni pembelajaran PKn di Kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta. Observasi berperan pasif dalam penelitian disertasi ini adalah untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru PKn. Peneliti akan mengamati secara langsung sejauh mana civic knowledge, civic disposition, dan civic skill terimplementasi dalam kegiatan pembelajaran PKn.4 Objek yang diamati adalah: (1) kegiatan guru dan peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran PKn, (2) materi pembelajaran yang dikembangkan guru, (3) metode dan media yang dipergunakan 3 Ivonna S. Lincoln & Egon G. Guba, Naturalistic Inquiry (California, Beverly Hills: Sage Publication, 1985), hlm. 266. 4 Ibid., hlm. 76-77. 15 selama proses pembelajaran, (4) evaluasi pembelajaran, (5) sarana dan prasarana penunjang, (6) kondisi dan lingkungan sekolah. Analisis dokumen adalah penyelidikan data-data tertulis pembelajaran PKn. Data-data itu meliputi perangkat pembelajaran, catatan insidental pada saat pembelajaran berlangsung, jurnal mengajar guru, dan data evaluasi pembelajaran. Analisis diarahkan pada muatan perangkat silabus, RPP, sintak atau skenario pembelajaran, evaluasi dan catatan-catatan insidental guru PKn. Melalui analisis dokumen ini untuk mengetahui implementasi civic knowledge, civic disposition, dan civic skill dalam satu proses kegiatan pembelajaran. E. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori 1. Multikulturalisme Multikulturalisme adalah proses enkulturasi dalam pendidikan formal yang akan membentuk kesadaran keberagaman, dan diharapkan dapat menekan konflik antaretnik dalam masyarakat berbudaya pluralime (cultural pluralism). Multikulturalisme efektif untuk meningkatkan persamaan (equality), sikap demokratis dan toleransi antarbudaya bangsa dalam masyarakat majemuk. Dengan demikian, konstruksi pembelajaran PKn dan multikulturalisme dapat menekan prasangka dan tindakan diskriminatif terhadap suku bangsa secara optimal, karena inti dari pembelajaran itu menekankan aspek afektif dan psikomotorik yang terimplementasi melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. SMP Al Islam 1 Surakarta 16 mempunyai semangat untuk mengimplementasikan pembelajaran PKn berbasis multikluturalisme dalam perspektif psikologi sosial Islam untuk mengapai pembelajaran yang optimal. Multikulturalisme adalah set of belief yang mengakui dan menilai pentingnya keberagaman sosial-budaya, baik dalam konteks lintas etnis, etnokultural maupun etnoreligius. Multikulturalisme sebagai set of belief, tentu di dalamnya terdapat konsep pluralisme kultural yang disebut multicultural citizenship.5 Keberagaman sosial-budaya akan membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas diri pribadi, dan kelompok sosial dalam hubungannya dengan pembentukan landasan kehidupan bangsa dan negara.6 Indonesia mewarisi mobilitas kultural karena masuknya budaya agama, baik Hindu-Budha, Islam, Kristiani bangsa Eropa, maupun Tionghoa. Budaya multikultur itu oleh Robert W. Hefner dipandang sebagai budaya hibrida.7 Dalam 5 Kymlicka mengindentifikasikan bahwa manusia memiliki minat yang esensial dalam menjalani hidup secara baik. Pertama, menjalani kehidupan berpijak pada kepercayaan yang memberi nilai-nilai kehidupan. Kedua, kepercayaan yang dipercayai bisa keliru, tetapi pengalaman yang dipilih mempunyai otonomi yang tidak mungkin diintervensi. Lebih lanjut lihat Will Kymlicka, Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of Minority Right (Oxford: Clarendon Press, 1995), hlm. 81. 6 Hamim Ilyas, “Pendidikan Multikultural dalam Wacana Tafsir Al Qur’an”, Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai Seni Mengelola Keragaman. Seminar diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tanggal 8 Januari 2005. 7 Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.), 17 masyarakat multikultural yang terdiri lebih dari dua elemen etnisitas, etnokultual dan etnoreligius yang secara sosial hidup berdampingan dalam satu unit politik.8 Masyarakat yang saling berbeda itu saling berinteraksi dalam bingkai masyarakat bangsa Indonesia dan saling menghayati nilai budaya itu dalam suasana identitas baru.9 Pengakuan etnokultural, terhadap keberagaman lintas etnis, dan etnoreligi dalam pemikiran Moeslim Abdurrahman merupakan sebuah proses “perantauan hidup” bagi pribadi-pribadi yang mengaku sebagai “sosok yang beragama”. Proses perantauan hidup itu dipengaruhi oleh pengalaman tradisi dari sosok yang beragama untuk selanjutnya ditempatkan pada lingkungan kehidupan baru.10 Kemampuan adaptasi itu dalam pemikiran Jean Piaget disebut sebagai kemampuan berasimilasi dan akomodasi.11 Meletakkan multikulturalisme pada konteks pendidikan dapat dipahami sebagai proses enkulturasi prinsip demokrasi, kesetaraan, dan keadilan yang berorientasi pada Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan (Yogyakarta: Institute for Multiculturalism and Pluralism Studies, Impulse & Kanisius, 2007), hlm. 33. 8 J.S. Furnivall, Netherlands India: A Study of Plural Economy, Reprinted (London: Cambridge University Press,1967), hlm. 446. 9 Ibid., hlm. 448. 10 Moeslim Abdurrahman, Islam yang Memihak (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 9. 11 Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hlm. 336-338. 18 kemanusiaan.12 Prinsip ini dapat berjalan bila masyarakat sudah memasuki era modernisasi yang menuntut homogenisasi budaya politik. 13 Bila modernisasi belum terwujud, sentimen primordial yang menekan eksistensi negara harus dapat dikendalikan, karena, negara merupakan unit politik dari golongan-golongan masyarakat.14 Negara menjadi ujung tombak penanaman nilai-nilai keberagaman melalui pengakuan terhadap etnisitas, etnoreligius, dan etnokultural kepada elit sosial.15 Promosi negara demikian menumbuhkan masyarakat. kesadaran terhadap realitas pluralisme 16 Pluralisme dasar berkembangnya tatanan kehidupan multikulturalisme, karena dalam kehidupan itu terjadi komunikasi dan interaksi antarwarga beserta budayanya.17 12 Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 19. 13 Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.). Politik Multikulturalisme, hlm. 12; lihat pula Stephen Marcedo, “The Social Foundation of the Democratic Citizenship”, in James Hollifield & Jillison Calvin (eds.), Pathways to Democracy: the Political Economy of Democratic Transition (London: Routledge, 2000), 369-370. 14 Gerald F. Gaus & Chandran Kukathas, Handbook Teori Politik (Bandung: Nusa Media, 2013), hlm. 595-596. 15 Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.). Politik Multikulturalisme, hlm. 12-13. 16 Anthony Giddens & Jonathan Turner, Social Theory Today (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 493-494. 17 Liberalisme menekankan kontingensi yang menimbulkan kondisi abstrak terhadap perbedaan etnis, religious, dan kultural. Kaum liberal menghadapi kesulitan struktural untuk menempatkan perbedaan 19 Islam memandang pluralisme adalah “given”, bahkan sunnatullah. Pluralisme dapat hidup di Indonesia, termasuk keanekaragaman paham agama dalam Islam, karena adanya nilai-nilai universalisme.18 Keanekaragaman paham itu dampak dari sifat personal dan sosial agama Islam. Kenneth Pargament mengemukakan: Religion can be found in every dimension of personal and social life. …the personal level refers to how it operates in the individual’s life. It may supply … with meaning, create ecstatic states of consciousness, provide a code of conduct, make one feel guilty or free, or clarify the truth to be believed. …in religious organizations … in-general matters … the content of people’s beliefs and the psychological processes that function to sustain or change them … the same for individuals and groups.19(Agama dapat ditemukan dalam setiap dimensi kehidupan pribadi dan sosial. Tingkat pribadi mengacu pada bagaimana beroperasi dalam kehidupan individu. Ini mungkin menyediakan ... dengan makna, membuat negara gembira kesadaran, memberikan kode etik, membuat orang merasa bersalah ke dalam pandangan manusia dan politik. Lihat Bhikhu Parekh, Rethinking Multiculturalism: Keragaman Budaya dan Teori Politik (Yogyakarta: Impulse & Kanisius, 2008), hlm. 27; lihat pula M. Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembangunan Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 391. 18 Imam Syafi’ie, “Fundamentalisme Agama: Masyarakat pluralis dan Humanis”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Unisia, Universitas Islam Indonesia, No. 45, Vol. XXV, 2002, hlm. 193-206; lihat Moch. Musoffa Ihsan, “Nilai-nilai Islam dan Modernitas”, Kompas, Rabu 5 November 2003, hlm. 43; lihat pula Aden Wijdan SZ, dkk., Pemikiran dan Peradaban Islam, hlm. 205-207. 19 Kenneth Pargament, “Of Means and Ends: Religion and the Search for Significance”, The International Journal for the Psychology of Religion, 2 (4), 201-229. 20 atau bebas, atau mengklarifikasi kebenaran bisa dipercaya. ... Di organisasi keagamaan ... hal-hal diumum ... isi keyakinan orang dan proses psikologis yang berfungsi untuk mempertahankan atau mengubah mereka ... sama bagi individu dan kelompok). Interaksi dan komunikasi merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk sosial dan politik. Manusia saling bergantung dan membangun persahabatan (suhbah) antarkelompok masyarakat. Gejala sosial itu memacu tumbuhnya solidaritas antar kelompok sosial,20 bahkan memacu tumbuhnya civic dan political engagement dalam suatu negara yang berdaulat. Clifford Geertz memandang tumbuhnya civic engagement identik dengan terbentuknya solidaritas sosial. 21 Solidaritas sosial adalah suhbah yang merupakan bagian dari ideologi, dan terbentuknya solidaritas sosial tergantung sejauh mana elit politik mampu membakar emosi rakyat, dan mengartikulasikannya pada simbol-simbol sosial yang sedang dihadapi bangsa, misalnya mengentaskan kemiskinan dan membangun persahabatan antarwarga masyarakat.22 Bangsa Indonesia pasca reformasi yang terbingkai dalam politik globalisme mengimajinasikan hidup 20 Anthony Black, Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi hingga Masa Kini, a.b. Abdullah Ali & Mariana Ariesetyawati (Jakarta: Serambi, 2006), hlm. 320-321. 21 Clifford Geertz, The Interpretation of Culture, Selected Essays (London: Hutchinson, 1975), hlm. 196-200. 22 Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca-Orde Baru (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 26-29. 21 rukun dan damai pasca reformasi merupakan keniscayaan.23 Masyarakat plural diselimuti konflik keras dan konflik lunak. Konflik keras adalah tindakan kekerasan yang melahirkan korban manusia maupun harta benda. Sedangkan konflik lunak adalah bentuk perbedaan pendapat yang mungkin akan menumbuhkan kehidupan demokrasi. Faktor penghambat keniscayaan itu adalah lemahnya komunikasi yang berkembang lintas etnis dan agama yang dapat menekan rasa cemas antarkelompok sosial,24 sebagai penghormatan dan penerimaan perbedaan menjadi landasan perdamaian.25 Penerimaan perbedaan itu perlu dikemukakan karena geo-antropologis telah memerinci keberagaman bangsa Indonesia yang meliputi banyaknya suku-bangsa, rumpun bahasa, dialek, dan agama. Temuan geo-antropologis memerinci bangsa Indonesia memiliki lebih dari 900 budaya dan 500 bahasa lokal. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa unit kesatuan politik bangsa dibentuk dari kekuatan etnisitas, etnoreligius, dan etnokultural yang disebut multikultural.26 Posisi masyarakat multikulturalisme ditafsirkan penuh dengan Anhar Gonggong, “Kata Pengantar: Etnik yang Membangsa Indonesia: Kompleksitas Dengan Konflik Tanpa Akhir” dalam Jacques Bertrand, Nasionalisme dan Konflik Etnis di Indonesia (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. xvi. 24 A. Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya (Yogyakarta: LkiS, 2003), hlm. 16. 25 Andre Ata Ujan, et al., Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan, hlm. 14-15. 26 Ruslani, “Dialog Peradaban dalam Masyarakat Multikultural” dalam Muhidin M. Dahlan (ed.), Postkolonialisme: Sikap Kita terhadap Imperialisme (Yogyakarta: Jendela, 2001), hlm. 241. 23 22 persaingan antar etnis dan etnoreligius untuk merebut kendali negara.27 Samuel Huntington berpendapat meluasnya konflik tidak hanya dipicu persoalan ekonomi dan politik, tetapi juga dipicu hegemoni ideologi agama meskipun masyarakat sudah memasuki demokrasi politik.28 Pendiri bangsa sangat memahami bahwa kekuatan primordial akan memicu pusaran konflik berkaitan dengan persoalan sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik. Ikatan primordial selanjutnya dibingkai dalam konstitusi dan ideologi negara, yakni: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, sehingga ikatan itu yang mendasari persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian konstitusi dan ideologi negara dimaknai telah mewadahi keberagaman yang hidup dalam masyarakat.29 Relasi PKn dan multikulturalisme melahirkan sikap menghargai perbedaan, sikap bermusyawarah, bela negara, kebersamaan, perubahan sikap dan mental, pengetahuan kewarganegaraan, hak dan kewajiban warga negara, pedoman bertindak dalam komunitas, dasar-dasar bernegara, wawasan kebangsaan. Multikulturalisme mengakui adanya lintas partai, Robert W. Hefner, “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.), Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan, hlm. 12-13. 28 Samuel P. Huntington, Perbenturan antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia (Yogyakarta: Qalam, 2001), hlm. 9-32. 29 Lihat Bhikhu Parekh, Rethinking Multiculturalism: Keragaman Budaya dan Teori Politik, hlm. 27-30; lihat pula Hari Juliawan, “Kerangka Multikulturalisme”, dalam Kompas, Senin 28 September 2004, hlm. 4. 27 23 lintas budaya, lintas etnis, lintas agama, pluralitas, keragaman, keberagamaan, kebersamaan. Implementasi nilai multikultural dalam pendidikan adalah pengembangan pembelajaran di sekolah. Pengintegrasian pembelajaran perlu dilakukan, khususnya dengan memadukan antara pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan multikutural. Pemaduan dua komponen materi pembelajaran di atas terkait pula dengan persoalan nilai-nilai keagamaan. Pemaduan itu untuk meningkatkan keterampilan sosial. Bahkan keterampilan sosial itu menjadi aspek penting dalam menumbuhkan konsep diri. Melalui konsep diri itu peserta didik mampu menekan kesepian, kecemasan, depresi, kenakalan, rendahnya prestasi belajar, bahkan menghindari drop out.30 2. Pembelajaran PKn Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) memiliki tiga domain, yakni: domain akademis, kurikuler, dan sosio kultural. Ketiga domain ini berkaitan secara struktural dan fungsional, dan diikat dalam prinsip civic virtue dan civic culture. Dengan demikian PKn di sekolah menengah pertama (SMP) mencakup civic knowledge, civic disposition, dan civic skill.31 30 Daniel Muijs & David Reynolds, Effective Teaching: Teori dan Aplikasi, hlm. 203-204. 31 Udin Saripudin Winataputra, Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Bandung: Widya Aksara Press, 2012), hlm. 14. 24 Sifat multidimensional dari PKn membuat bidang studi ini berrelasi dengan pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak azasi manusia, dan pendidikan demokrasi.32 PKn memberikan dasar-dasar dalam kehidupan sosial peserta didik agar mempunyai karakter yang mendukung dalam kehidupan sosial, bisa membawakan diri dalam lingkungan sosial apapun kondisinya, mempunyai pemahaman dan sikap yang baik dalam menyelesaikan setiap perbedaan yang ada, mampu memecahkan masalah. Civic virtue dan civic culture yang melekat dalam bidang studi PKn belum dapat menjadi kekuatan menekan benturan sosial ketika terjadi perubahan politik. Kegaduhan politik pasca orde baru menelan korban kelompok etnis, etnokultural, dan etnoreligius yang menguasai sektor perekonomian nasional. Faktor ini memicu benturan-benturan yang terkadang sulit untuk dirujukkan kembali. 33 Untuk menuju smart and good citizenship dibutuhkan metode dan strategi pembelajaran, serta diharapkan: (1) materi ajar dapat dicerna, baik dalam konteks civic knowledge, civic disposition, maupun civic skill; dan (2) guru akan mudah menumbuhkan karakter yang diharapkan. Proses pembelajaran PKn sarat dengan hafalan, belum menumbuhkan berpikir kritis untuk menghayati perilaku kehidupan. Nilai edukatif ini terletak pada kehidupan warga negara, baik aspek budaya, 32 33 Ibid. Andre Ata Ujan, et al., Multikulturalisme..., hlm. ix. 25 hukum, politik, dan sosial. Hal ini untuk antisipasi perubahan sosial akibat perkembangan teknologi dan globalisasi yang hampir melunturkan batas-batas wilayah negara.34 Karena itu, nilai edukatif berguna sebagai panduan peserta didik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap pembelajaran merupakan proses yang sistematis, diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, dan diakhiri dengan evaluasi. Perencanaan perspektif yang akan merupakan alat untuk melihat dilakukan. Sedangkan pelaksanaan merupakan upaya mewujudkan konsep perencanaan secara lebih baik dan nyata. Dan terakhir adalah evaluasi yang merupakan tahapan untuk mengetahui out put maupun produk yang telah dihasilkan. Apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana atau belum mencapai apa yang dikehendaki, maka akan dievaluasi baik secara internal maupun eksternal. Demikian juga pembelajaran PKn berbasis mutikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta dilihat dari hambatan internal dan eksternal. Gagasan multikulturalisme, implementasinya utama dalam psikologi dalam penelitian sosial pembelajaran ini adalah Islam yang PKn, Tujuan pembelajaran PKn yang berbasis multikulturalisme adalah untuk membentuk warga negara yang cerdas dan baik dalam konteks Indonesia. Pada sisi lain, bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk; budaya, agama, etnis, bahasa dan 34 Winarna & Wijianto, Ilmu Kewarganegaraan dalam Konteks Pendidikan Kewarga-negaraan, hlm. 4-5. 26 lainnya.Walau berbeda tetap satu, sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Pembelajaran PKn secara psikologis adalah terjadinya perubahan tingkah laku secara permanen pada diri peserta didik sesuai tujuan yang akan dicapai yaitu smart and good citizenship. Tentu perilaku yang dimaksud adalah perilaku sosial dalam kehidupan bersama. Sedang perspektif Islam lebih menekankan pada kaidah Al Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman bertingkah laku sosial. Secara konseptual titik temu dari ketiganya adalah mengkaji pembelajaran PKn dalam konteks masyarakat multikulturalisme yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits yaitu membentuk warga Negara yang baik dan cerdas. 3. Psikologi Sosial Islam Studi psikologi sosial Islam sangat erat berhubungan dengan psikologi dan psikologi sosial. Psikologi sosial menguraikan dan menerangkan kegiatan-kegiatan manusia, dan khususnya kegiatan-kegiatannya di dalam hubungan dengan situasi-situasi sosial. Situasi sosial itu adalah situasi di mana terdapat interaksi (hubungan timbal balik) antarorang dan hasil kebudayaan orang35. Objek material psikologi sosial adalah fakta-fakta dan kejadian-kejadian dalam penghidupan sosial manusia di masyarakatnya, atau dengan kata lain, gejala-gejala sosial. Objek studi 35 Hlm. 29. W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: Eresco, 1991, 27 psikologi sosial sangat dekat sekali dengan ilmu sosiologi. Secara khusus dapat dirumuskan ilmu jiwa sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki pengalaman dan tingkahlaku individu manusia seperti yang dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial36. Psikologi sosial ilmu yang mempelajari persepsi sosial, perilaku mencintai, perilaku individu dalam seting organisasi, persuasi, hubungan sikap dan perilaku, perilaku individu dalam komunikasi, kelompok, hubungan perilaku agresi, interpersonal, dan membantu orang lain (perilaku prososial) perilaku perilaku 37 . Perilaku multikulturalisme, perilaku seseorang berinteraksi bersama kelompoknya, individu berhubungan dengan kelompok lain yang berbeda dari segi etnis, budaya, agama, stratifikasi sosial. Aspek psikologi sosial dalam bentuk perilaku sosialnya apa saja, tingkah laku, perbuatan dan etika sosialnya. Bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain di tengah masyarakat. Individu melakukan peran yang sudah melekat dalam dirinya dan bisa membawakan dirinya dalam keragaman yang ada di sekitar kehidupannya. Psikologi Islam adalah psikologi yang didasarkan pada ajaran Islam, terutama ajaran Islam tentang manusia, yaitu ajaran yang melihat manusia sebagai makhluk yang utuh, yakni makhluk yang bukan hanya dapat ditentukan oleh 36 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandng: Eresco, 1991: 44. Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 2. 37 28 berbagai faktor yang datang dari luar, melainkan juga faktor dari dalam dirinya sendiri, dan sebagai makhluk yang tidak dapat didefinisikan kejiwaannya berdasarkan perilakunya yang dapat diamati, melainkan juga sebagai makhluk yang memiliki berbagai potensi kejiwaan38 Psikologi sosial Islam mengkawinkan aspek-aspek psikologi, psikologi sosial dan psikologi sosial Islam. Aspek-aspek psikologi sosial menyangkut perilaku seseorang. Bagaimana orang berperilaku sosial Islam. Perilaku sosial dalam hal ini adalah perilaku multikultural, dimana manusia menghadapi kehidupan yang beragam, yang berbeda. Islam memberikan pandangan diciptakan secara beragam, Islam memberikan pemahaman, saling mengenal lita’arafu, untuk bisa saling mengenal harus dalam konteks sosial dalam pergaulan dan saling berinteraksi dalam kehidupan. Berkaitan dengan potensi manusia sebagai makhluk sosial dan sekaligus sebagai spiritual yang mempunyai jiwa spiritual mampu berinteraksi dalam kehidupan sosial bersama dengan yang lain, menuntut peran sosial sesuai dengan potensinya. Peran tersebut bisa berjalan dengan baik apabila dilakukan transformasi nilai-nilai yang positif melalui media pembelajaran, agar bisa mencapai hasil yang maksimal media pembelajaran tersebut adalah pembelajaran 38 pendidikan kewarganegaraan. Hal ini Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 487-488. 29 didasakan pada pemikiran, karena salah satu misi kegiatan pembelajarn PKn adalah menanamkan keterampilan sosial dan mengembangkan karakter positif sebagai warga Negara yang diawali pemahaman nilai moral dan norma menuju smart and good citizenship. Beretika Islam dalam konteks Indonesia adalah smart dan good citizenship. Psikologi Islam beretika Islam dalam konteks kewarganegaraan citizanship. adalah Multikulturalisme smart adalah masyarakat Indonesia yang menuntut dan kondisi good riil masing-masing individu memahami hidup bersama dengan beretika menurut norma, nilai moral agama dan aturan negara. Inti etika kehidupan yang bersifat komplementer dan saling melengkapi. Dalam konteks SMP Al Islam 1 Surakarta peserta didik dapat mengembangkan sikap, mental dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pembelajaran, mampu menerima perbedaan sekalipun di tengah keragaman yang ada. Jiwa kebersamaan tercermin dalam pembelajaran PKn. Bahkan peserta didik bisa merasakan kehadiran orang lain dengan aneka perbedaan dapat diterima dengan baik, termasuk adanya kelas inklusi dengan peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus39, peserta didik bisa membaur dalam hubungan sosialnya. 39 Wawancara dengan Rohmat Abdullah, S. Pd. Pengelola Sekolah Inklusi SMP Al Islam 1 Surakarta. 20 Februari 2014. 30 F. Kesimpulan Pertama, penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme secara konsep dan impelentasi dalam pembelajaran. Seperti dalam pembelajaran guru mengeksplorasi nilia-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran PKn. Implementasi dalam kelas siswa saling menghargai perbedaan, menerima kehadiran kelompok, suku lain, pemahaman terhadap perbedaan, latar belakang sosial teman-temannya yang lain. Perencanaan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta dalam realitas kegiatan pembelajaran guru sangat dominan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan lemahnya penggunaan metode atau model pembelajaran. Pada dasarnya, penggunaan metode atau model pembelajaran yang akan mendorong peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dampak pengiringnya akan terinternalisasi nilai-nilai dan teori-teori PKn berbasis multikulturalisme. Kedua, Pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis pendidikan multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Pengintegrasian materi pendidikan multikulturalisme dalam mata pelajaran PKn yang dideskripsikan pada kajian teori sangat bermanfaat untuk membangun harmoni sosial. Dalam pemahaman teori sosial kritis bahwa setiap individu memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan, sikap dan perbuatan dengan tetap mempertimbangkan kebersamaan dalam komunitas. Di samping itu tumbuhnya penghargaan terhadap kreativitas dan partisipasi individu sebagai 31 bagian dari upaya aktualisasi diri. Bahwa pendidikan PKn telah menanamkan tiga aspek civic knowledge, civic disposition, civic skill yang dikaitkan dengan realitas bangsan Indonesia yang multikultural. Peserta didik mempunyai Civic knowledge (pengetahuan) yang berhubungan dengan kewarganegaraan, memahami konsep-konsep tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, peserta didik mempunyai civic disposition (sikap) perilaku dan perbuatan sebagai warga negara yang bertanggung jawab, mempunyai sikap yang terpuji, sikap dalam melakukan perbuatan yang bermanfaat dan dalam pergaulan sosial, bahwa peserta didik mampu membawakan diri di tengah realitas sosial yang berbeda di antara mereka, peserta didik mempunyai civic skill- yaitu keahlian sebagai warga negara yang baik, yang tercermin dalam keterampilan diri membawakan diri dalam kehidupan masyarakat, seperti kemampuan memimpin, kemampuan mengakui perbedaan, kemampuan dan kemandirian sikap. Pada akhir pembelajaran diharapkan tumbuh peserta didik menjadi smart and good citizenship dalam konteks Indonesia yang multikultural. Untuk mencapai harmonin sosial masyarakat mampu memahami dan menerima perbedaan, sehingga peserta didik mempunyai kemandirian dalam sikap, kreatifitas dan partisipasi. Arahnya peserta didik mempunyai civic knowledge tidak secara doktrinal, tetapi melalui upaya penyadaran, sehingga mempunyai local wisdom, dan ke-Bhinika Tunggal Ikaan betul-betul diimplementasikan dalam kehidupan sosial yang lebih luas. Ketiga, Evaluasi pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan 32 indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian yang dilakukan meliputi penilaian proses dan penilaian hasil. Untuk mengetahui hal tersebut paling tidak ada dua cara penilaian, yaitu tes dan non tes. Bentuk tes, peserta didik diberikan soal yang terstruktur dan terukur. Di samping itu penilaian non tes diperoleh melalui observasi di luar kelas terhadap perilaku atau perbuatan siswa untuk memenuhi hidden curriculum. Di mana hasil evaluasi terhadap pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme menunjukkan baik, sedang dan kurang. Keempat, Hambatan pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme di SMP Al Islam 1 Surakarta. Hambatan pertama, karena keterbatasan waktu atau jumlah jam waktu mengajar bagi para guru yaitu du jam setiap minggu. Sementara beban tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang harus dicapai begitu berat, sehingga berakibat peserta didik tidak memungkinkan bisa mengelaborasikan materi pembelajaran secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Solusi yang ditempuh para guru memasukkan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler yang bisa menambah penguatan civic knowledge, civic skill, civic desposition. Hambatan kedua, karena keterbatasan sarana dan prasarana, seperti kesempatan mengakases sumber-sumber belajar di luar kelas belum bisa. Misalnya mengakses sumber-sumber belajar dari budaya lain. Hambatan ketiga, kebiasaan guru mendominasi proses kegiatan pembelajaran PKn. Peserta didik dipandang belum memahami materi pembelajaran PKn, sehingga manejemen pembelajaran belum mencapai tujuan secara optimal. Pemahaman para guru tentang pembelajaran PKn berbasis multikulturalisme masih kurang. 33 Terutama mengenai nilai-nilai multikulturalisme dalam perspektif sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik. Guru PKn belum terbiasa untuk menghubungkan nilai-nilai tersebut dengan indikatorindikator pembelajaran yang dipilih. Kelima, Perspektif psikologi sosial Islam dalam melihat multikulturalisme pembelajaran PKn. Pemahaman terhadap multikulturalisme dapat ditransfomasikan melalui pembelajaran PKn secara simultan dan terus menerus ditanamkan kepada peserta didik, sehingga mempunyai karakter yang responsif terhadap realitas yang ada, secara psikologis akan membawa dampak kepada perkembangan mental dan rasa kebersamaan dan mengakui keberagamaan yang tidak menjadi sumber konflik. Sebaliknya keragaman menjadi energi pembangun bangsa di masa yang akan datang. Peserta didik mempunyai karakter dan sikap yang positif dalam kehidupan sosial dalam keragaman, keberagamaan, dan kebersamaan. Pemahaman tentang sikap to recognation, the other diharapkan bisa mewarnai kehidupan peserta didik. 34 Daftar pustaka A.R., Muchson., “Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Baru dan Implementasinya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Kompetensi, Diselenggarakan Program Studi PPKn FKIP UNS, pada tanggal 29 Maret 2003. Abdullah, “Multikulturalisme”, dalam Kompas, 16 Maret 2006, hlm. 6. Abdullah, M. Amin., “Humanisme Religius versus Humanisme Sekuler: Menuju Sebuah Humanisme Spiritual”, dalam Kamdani (ed.), Islam dan Humanisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). Abdullah, Taufik., Islam dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1987). Abdurrahman, Moeslim., “Multikulturalisme, Tauhid Sosial, dan Gagasan Islam Transformatif”, dalam Zakiyuddin Baidhawy & M. Thoyibi, Reinvensi Islam Multikultural (Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial, Universitas Muhammadiyah, 2005). Abdurrahman, Moeslim., Islam yang Memihak (Yogyakarta: LKiS, 2005). Adian, Donny Gahral., “Politik, Partai, dan Militansi”, Kompas, Kamis 17 Maret 2011, hlm. 6. Adlin, Alfathri (ed.)., Kata Pengantar: Menggeledah Hasrat, Sebuah Pendekatan Multi Perspektif (Yogyakarta: Jalasutra, 2006). Akbar, Sa’dun., & Sriwiyana, Hadi., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS (Yogyakarta: Cipta Media, 2010). Al Chaidar, Pemetaan Kelompok Islam Radikal dan Islam Fundamentalis di Indonesia (Lhokseumawe, Aceh: Universitas Malikussaleh Press, 2007). Al Dawi, Muhammad Ahmad., Buku Pintar Para Da’i, Penerjemah Lembaga Ihyaus Sunnah, (Surabaya: Duta Ilmu, 1995). Alfian, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1981). Ali, Fachry., “Kata Pengantar: Intelektual, Pengaruh Pemikiran, dan Lingkungannya, Butir-butir Catatan untuk Nurcholish Madjid”, dalam Nurcholis Madjid, Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer (Jakarta: Paramadina, 1998). Alisjahbana, Sutan Takdir., Antropologi Baru (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986). 35 Althusser, Louis., Tentang Ideologi: Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies (Yogyakarta: Jalasutra, 2008). Aly, Abdullah., Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren Telaah Terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). Ancok, Djamaludin., Suroso, Fuat Nashori., Psikologi Islam Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Anderson, Benedict., Imagined Communities: Reflection on the Origin and Spread of Nationalism (New York: Verso, 1987). Arif, Syaiful., Refilosofi Kebudayaan: Pergeseran Pascastruktural (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2010). Arifin, Bambang Syamsul., Psikologi Agama, (Bandung Pustaka Setia, 2006). Aryani, Ine Kusuma., & Susatim, Markum., Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010). Aryani, Sekar Ayu., Psikologi Islam dan Psikologi Pastoral Telaah Metodologi dalam Skema Teoritis Psiko-religius, disertasi IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003. Asy’arie, Musa., NKRI, Budaya Politik dan Pendidikan (Yogyakarta: LESFI, 2005). Azhari, Aidul Fitriciada., UUD 1945 Sebagai Revolutiegroundwet: Tafsir Postkolonial atas Gagasan-gagasan Revolusioner dalam Wacana Konstitusi Indonesia (Yogyakarta: Jalasutra, 2011). Azra, Azyumardi., dkk, Mencari Akar Kultural Civil Society di Indonesia (Jakarta: INCIS, 2003) Azra, Azyumardi., Islam Substantif Agar Umat Tidak Jadi Buih (Bandung: Mizan, 2000). Azra, Azyumardi., Multikulutralisme Indonesia dan Eropa, dalam http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/14/04/16/n44s 1l-multikulturalisme-indonesia-dan-eropa. diakses, 17/4/2014 Baharuddin, Membangun Paradigma Psikologi Islam (Studi tentang Elemen Psikologi dari Al Qur’an), Disertasi Pascasarajana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2001 Baharudidin, Paradigma Psikologi Islami Studi Tentang Elemen Psikologi Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). Banks, James A., & McGee, Cherry A., (eds.), Handbook of Research on Multicultural Education (Frannscisco: Jossey-Bass, 2001). Banks, James A., “Multicutural Education: Charateristics and Goals”, in James A. Banks & Cherry A. McGee Banks, Multicultural 36 Education: Issues and Perspectives. Fifth Edition (New Jersey: John Wiley & Sons, 2005). Bastaman, Hanna Djumhana., Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami, Pengantar Dr. Djamaludin Ancok, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2005). Basyir, Ahmad Azhar., Refleksi Atas Persoalan Keislaman Seputar Fislafat, Hukum, Politik dan Ekonomi, (Bandung: Mizan, 1993). Bennett, Clinton., Muslim and Modernity: An Introduction to the Issues and Debates (London: Continuum, 2005). Black, Anthony., Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi hingga Masa Kini, a.b. Abdullah Ali & Mariana Ariesetyawati (Jakarta: Serambi, 2006). Boisard, Marcel A., Humanisme dalam Islam, terjemahan H.M. Rasjidi (Jakarta: Bulan Bintang, 1980). Bourchier, David., & Hadiz, Vedi R., Indonesian Politics and Society: A Reader (London and New York: Routledge, 2005). Bowen, John R., Islam, Law and Equality in Indonesia: An Anthropology of Public Reasoning (New York: Cambridge University Press, 2003). Branson, M.S., Making the Case for Civic Education: Where We Stand at the End of the 20th Century (Washington: Center for Civic Education, CCE, 1999). Browne, Kevin O. Lanskap Hasrat dan Kekerasan (Yogyakarta: Jendela, 2001). Budimansyah, Dasim., Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa (Bandung: Widya Aksara Press, 2010). Budimansyah, Dasim., Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa (Bandung: Widya Aksara Press, 2010). Budimansyah, Dasim., Perbandingan Civic Education di Negara-negara Berkembang (Bandung: Jurusan PKn, Universitas Pendidikan Indonesia, 2008). Cahyono, Iman., “Utopia Republik”, Kompas, Selasa 6 Maret 2007, hlm. 6. Carey, Peter., Asal Usul Perang Jawa (Yogyakarta: LkiS, 2004). Chamim, Asykuri Ibn., “Civic Education di Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan Pengalaman”, dalam Sobirin Malian & Suparman Marzuki (eds.), Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak asasi Manusia (Yogyakarta: UII Press, 2003). 37 Cogan, John J., Developing the Civic Society: The Role of Civic Education (Bandung: CICED, 1999). Coleman, James S., Dasar-Dasar Teori Sosial (Bandung: Nusa Media, 2008). Crouch, Harold., The Regularisation of Military-Bureaucratic Regimes: the Indonesian Case (Canberra: Departement of Political and Social Change, ANU, 1986). Darmadi, Hamid., Dasar Konsep Pendidikan Moral: Landasan Konsep Dasar dan Implementasi (Bandung: Afabeta, 2009). Davis, M., & Thomas, J., Organizational Behavior: Human Behavior at Work (New York: McGraw-Hill, 2007). Dayakisni, Tri., Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press, 2012). Dayakisni, Tri., Yuniardi, Salis., Psikologi Lintas Budaya, (Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, 2008). Dembo, Myron H., Teaching for Learning: Applying Educational Psychology in the Classroom (Santa Monica, California: Goodyear Publishing, 1981). Djahiri, Kosasih., Strategi Pembelajaran Berbasis Nilai,Moral dan Norma, Agama dalam Pendidikan Persekolahan, dalam Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI, 2006). Djokopranoto, R Eko Indajit, R. Manajemen Perguruan Tinggi Modern, (Yogyakarta: Andi, 2006). Effendi, Sofian., “Reposisi Pendidikan Nasional”, dalam A. Ferry T. Indratno (ed.), Negara Minus Nurani: Esai-Esai Kritis Kebijakan Publik (Jakarta: Buku Kompas, 2009). Fakih, Mansour., “Mengawali: Pendidikan yang Membebaskan”, dalam Toto Rahardjo, et al. (ed.), Pendidikan Populer: Membangun Kesadaran Kritis (Yogyakarta: ReaD Book, 2001). Fanani, Zainuddin., Sabardila, Atiqa., & Purnanto, Dwi., Radikalisme Keagamaan dan Perubahan Sosial (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002). Farhadian, Charles E., Christianity, Islam, and Nationalism in Indonesia (New York: Routledge, 2005). Fay, Brian., Contemporary Philosophy of Social Science: A Multicutural Approach (Oxford, London: Blackwell, 1996); Freire, Paulo., Education for Critical Consciousness (London & New York: Continuum, 2005). 38 Fukuyama, Francis., “Modal Sosial”, dalam Lawrence E. Harrison & Samuel P. Huntington, Kebangkitan Peran Budaya (Jakarta: LP3ES, 2006). Furnivall, J.S., Netherlands India: A Study of Plural Economy, Reprinted (London: Cambridge University Press,1967). Garaudy, Roger., Janji-Janji Islam, terj. H.M. Rasyidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982). Gasset, Ortega., “History as a System”, dalam Ernst Cassirer, An Essay on Man: An Introduction to a Philosophy of Human Nature (New Heaven: Houghton Mifflin, 1944). Gaus, Gerald F., & Kukathas, Chandran., Handbook Teori Politik (Bandung: Nusa Media, 2013). Geertz, Clifford., The Interpretation of Culture: Selected Essays (London: Hutchinson, 1975). Geertz, Hildred., The Javaness Family: A Study of Kinship and Socialization (Glencoe: The Free Press, 1961). George, Vic., & Wilding, Paul., Ideologi dan Kesejahteraan Rakyat (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1992). Gerungan, W.A., Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1987). Ghazalba, Sidi., Ilmu, Filsafat dan Islam Tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987). Giddens, Anthony., & Turner, Jonathan., Social Theory Today (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Goetz, Judith Preissle., & LeCompte, Margaret Diane., Ethnography and Qualitative Design in Educational Research (Orlando, Florida: Academic Press, 1984). Gonggong, Anhar., “Kata Pengantar: Etnik yang Membangsa Indonesia: Kompleksitas Dengan Konflik Tanpa Akhir” dalam Jacques Bertrand, Nasionalisme dan Konflik Etnis di Indonesia (Yogyakarta: Ombak, 2012). Gredler, Margaret E., Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011). Gunawan, Kazan., Abdullah, Irwan., & Nugroho, Heru., “Diskursus Keamanan Nasional dalam Perspektif Islam”, Millah: Jurnal Studi Agama, Vol. XI, No. 1, Agustus 2011, hlm. 291-318. Hadziq, Abdullah., Baidan, Nashruddin., Barmawi, Bakir Yusuf., Masyharuddin, Manaf, Mudjahid Abdul., Laporan Hasil Penelitian Perguruan Al Islam Surakarta Visi, Misa dan Gerakan Pembaharuannya, Surakarta, 1997. Hall. John R., & Nietz, Mary., Culture: Sociological Perspectives (New Jersey: Prentice Hall, 1993). 39 Hanafi, Hasan., “Etika Global dan Solidaritas Kemanusiaan, Sebuah Pendekatan Islam”, dalam Kamdani (peny.), Islam dan Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah Krisis Humanisme Universal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). Hanurawan, Fatta., Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010). Haque, Israrul., Menuju Renaissance Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003). Harahap, Syahrin., Teologi Kerukunan (Jakarta: Prenada Media, 2011). Harmin. Merrill., & Toth, Melanie., Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi (Jakarta: Indeks, 2012). Haynes, Jeffry., (ed.), Routledge Handbook of Religion and Politics (New York: Routledge, 2009). Hefner, Robert W., “Multikulturalisme dan Kewarganegaraan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia”, dalam Robert W. Hefner (ed.), Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan (Yogyakarta: Institute for Multiculturalism and Pluralism Studies, Impulse & Kanisius, 2007). Held, David., Demokrasi dan Tatanan Global: Dari Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Henley, David., & Davidson, Jamie., “Pendahuluan: Konservatisme Radikal-Aneka Wajah Politik Adat”, dalam Jamie S. Davidson, David Henley & Sandra Moniaga, Adat dalam Politik Indonesia (Jakarta: YOI, 2010). Herlihy, John., Wisdom’s Journey: Living the Spirit of Islam in the Modern World (Bloomington, Indiana: World Wisdom, Inc., 2009). Hidayatullah, M. Furqon., Mengantar Calon Pendidik Berkarakter di Masa Depan, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2007). Hikam, Muhammad A.S.,” Kewarganegaraan dan Agenda Demokratisasi”, dalam Sobirin Malian & Suparman Marzuki (eds.), Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak asasi Manusia (Yogyakarta: UII Press, 2003). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Guru dan Dosen UndangUndang RI Nomor 14 Tahun 2005 (Bandung; Fokus Media 2006). http://bocahbancar.wordpress.com/2011/04/09/psikologi-sosial-islamipemaafan-dan-kelapangdadaan/. Diakses, 3/12/2013. http://www.spalsa.sch.id/html/profil.php?id=profil&kode=11&profil=Vi si dan Misi. 40 Huberman, A. Michael & Miles,Mattew B., “Manajemen Data dan Metode Analisis”, dalam Norman K. Denzin &Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Huntington, Samuel P., Perbenturan antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia (Yogyakarta: Qalam, 2001). Huntington, Samuel P., Who Are We? The Challenges to America’s National Identity (New York: Simon & Schuster, 2004) Ihsan, Moch. Musoffa., “Nilai-Nilai Islam dan Modernitas”, Kompas, Rabu, 5 November 2003, hlm. 43 Illich, Ivan., Bebaskan Masyarakat dari Belenggu Sekolah (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, YOI, 2008). Ilyas, Hamim., “Pendidikan Multikultural dalam Wacana Tafsir Al Qur’an”, Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai Seni Mengelola Keragaman. Seminar diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tanggal 8 Januari 2005. Imarah, Muhammad., “Islam dan Politik” dalam Muhammad Tahthawi dkk, Problematika Pemikiran Muslim Sebuah Analisis Syar’iyyah, penerjemah, Wahib Wahab, (Yogyakarta: Adi Wacana, 1997). Iqbal., Muhammad, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, Terj. Ali Audah, Taufiq Ismail & Gunawan Muhammad (Yogyakarta: Jalasutra, 2008). Jahja, Yudrik., Psikologi Perkembangan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011). Joebagio, Hermanu., Politik Islam Paku Buwana X Pendidikan Islam di Kasunanan dan Resonansinya terhadap Pergerakan Kebangsaan, Disertasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009 Juliawan, Hari., “Kerangka Multikulturalisme”, dalam Kompas, Senin 28 September 2004. Jurdi, Syarifuddin., Pemikiran Politik Islam Indonesia: Pertautan Negara, Khilafah, Masyarakat Madani, dan Demokrasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Kadarusman, Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Keassalaman, (Surakarta: Assalaam Press, 2006) Kartodirdjo, Sartono., “Transformasi Budaya dalam Pembangunan” dalam G. Moedjanto, B. Rahmanto & J. Soedarminto, Tantangan Kemanusiaan Universal (Yogyakarta: Kanisius, 1992). Kellner, Douglas., Teori Radikal (Yogyakarta: Syarikat Indonesia, 2003). Kozma, Robert B., Belle, Lawrence W., & William, George W., Instructional Technique in Higher Education (Englewood Cliff, New Jersey: Educational Technology Publication, 1979). 41 Kristiadi, J., “Demokrasi dan Korupsi Politik”, dalam Wijayanto & Ridwan Zachrie (ed.), Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat, dan Prospek Pemberantasan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009). Kusuma, A.B., Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Untuk Menyelidiki Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Jakarta: Badan Penerbit FH UI, 2004). Kusuma, RM. A.B., Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004). Kusumadmo, “The Challenge of Globalization”, dalam Agus Tridiatno (ed.), Proceedings International Seminar: Globalization, Religion, and Media in the Islamic World, Intercultural Dialogue (Yogyakarta: General Courses Department of Atma Jaya Yogyakarta University, 2003). Kuswana, Wowo Sunaryo., Taksonomi Berpikir (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011). Kymlicka, Will., Kewargaan Multikultural: Teori Liberal mengenai Hak-hak Minoritas (Jakarta: LP3ES, 2002). Kymlicka, Will., Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of Minority Right (Oxford: Clarendon Press, 1995). Lajar, Aloysius Baha., “Jacques Derrida dan Perayaan Kemajemukan”, dalam Mudji Sutrisno & Hendar Putranto (eds.), Teori-Teori Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisius, 2005). Latif, Yudi., Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011). Lickona, T., Educating For Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility (New Yptl: Bantam Books, 1992). Liliweri, A., Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya (Yogyakarta: LkiS, 2003). Lincoln, Ivonna S., & Guba, Egon G., Naturalistic Inquiry (California, Beverly Hills: Sage Publication, 1985). Lubis, Ridwan., Meretas Wawasan dan Praksis Kerukunan Umat Beragama di Indonesia (Jakarta: Departemen Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Puslitbang Kehidupan Beragama, 2005). Maarif, Ahmad Syafii., “Masa Depan Islam di Indonesia”, dalam KH. Abdurrahman Wahid (ed.), Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia (Jakarta: The Wahid Institute, Maarif Institute & Gerakan Bhinneka Tunggal Ika, 2009). 42 Madjid, Nurcholish., Hidayat, Komaruddin., Noer, Kautsar Azhari., Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, Editor Mun’im Sirry, (Jakarta: Paramadina, 2004). Mahfud, Choirul., Pendidikan Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Maksum, Ali., Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2011). Mallarangeng, Rizal., Dari Langit: Kumpulan Esai tentang Manusia, Masyarakat, dan Kekuasaan, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia & Freedom Institute, 2008). Marcedo, Stephen., “The Social Foundation of the Democratic Citizenship”, in James Hollifield & Jillison Calvin (eds.), Pathways to Democracy: the Political Economy of Democratic Transition (London: Routledge, 2000). Marjani, Gustiana Isya., “Multikulturalisme dan Pendidikan: Revelansi Pendidikan dalam Membangun Wacana Multikulturalimse di Indonesia”, dalam Proceeding The 9tһ Annual Conference on Islamic Studies Surakarta 2-5 Nopember 2009, STAIN Surakarta: 2009, hlm. 405. Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural: Rekonstruksi Sistem Pendidikan Berbasis Kebangsaan (Surabaya: STAIN Salatiga Press & JP Books, 2007). Mayer, Richard E., “Learning Strategies for Making Sense Out of Expository Text: The SOI Model for Guiding Three Cognitif Processes in Knowledge Construction”, Educational Psychology Review, Vol. 8, No. 4, 1996, hlm. 357-365. Miles, Jack., “Foreword: Of Theology and Diplomacy”, in Sohail H. Hashmi (ed.), Islamic Political Ethics: Civil Society, Pluralism, and Conflict (Princeton, New Jersey: Princeton University Press, 2002). Miles, Matthew B., & Huberman, A. Michael., Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods (Beverly Hills: Sage Publication, 1984). Moerdiono, “Regionalisme, Nasionalisme, dan Ketahanan Nasional”, dalam Ichlasul Amal & Armaidy Armawi (eds.), Regionalisme, Nasionalisme, dan Ketahanan Nasional (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998). MPR RI, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonedia Tahun 1945 dan Ketetapan Mejelis 43 Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, (Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2013). Muhaimin, “Urgensi Pendidikan Islam Multikultural Untuk Menciptakan Tolrenasi dan Perdamaian di Indonesia”dalam, Ali Maksum, Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam di Indonesia, Pengantar Prof. Dr. Muhaimin, M.A., (Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2011). Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1989). Muhtadi, Studi Tentang Pengembangan Sistem Pendidikan Perguruan Al Islam Surakarta, (Yogyakarta Fakultas Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, 1989). Muijs, Daniel., & Reynolds, David., Effective Teaching: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Mujani, Saiful., Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca-Orde Baru (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007). Mujib, Abdul., Agama dan Kesehatan Mental, http://koran.republika.co.id/koran/24. diakses, 3/11/2011. Mujiono, Dimensi Psikologis Pembelajaran Bahasa Arab Modern di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang (Studi Etnografi), Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2012. Mulkhan, Abdul Munir., “Pendidikan Mono-Kultur Versus Multikultural dalam Politik”, dalam Kompas, Selasa 28 November 2004. Mulkhan, Abdul Munir., Islam Murni dalam Masyarakat Petani (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000). Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010). Mulyasa, E., Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Munawwir, Imam., Kebangkitan Islam dan Tantangan-Tantangan Yang Dihadapi dari Masa Ke Masa, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984). Murtiningsih, Siti., Pendidikan Alat Perlawanan (Yogyakarta: Resist Book, 2006). Myers, K.L. “Is There a Place for Instructional Design in the Information Age?”, Educational Technology, No. 39(5), 1999, hlm. 50-53. Naim, Ngaimun., Sauqi, Achamd., Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media Group, 2010). Nasikun, “Imperatif Pendidikan Multikultural di Masyarakat Majemuk”, Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai Seni 44 Mengelola Keragaman, Diselenggarakan Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 8 Januari 2005, hlm. 8-12. Nasr, Sayyed Hossein., Tradition Muslim in the Modern World, (Kuala Lumpur: Foundation For Traditional Studies, 1988). Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011). Nata, Abuddin., Sejarah Pendidikan Islam: Periode Klasik dan Pertengahan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Nieto, Sonia., Multicultural Education: Multicultural Education and School Reform (Connecticut: McGraw-Hill Company, 2000). Nugroho, St., “Multikulturalisme”, dalam Andre Ata Ujan, et al., Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan, (Jakarta: Indeks, 2009). Nurkolis, “Mempertanyakan Keprofesionalan Guru”, dalam Suara Merdeka, 15/8/2005. Nuryadi, Muhammad Hendri., “Konstruksi Pendidikan Multikultural”, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Nomor 2, Volume 2, Tahun 2006, hlm. 305. Nuryana, Mu'man., “UMKM dan Industri Manufaktur Jepang” http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=344955. Diakses, 21/2/2014 O’neil, William F., Ideologi-Ideologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Ormrod, Jeanne Ellis., Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Jakarta: Erlangga, 2009). Orozco, Suárez., M, Marcelo., & Qin-Hilliard, Desirée Baolian., Globalization Culture and Education in the New Millenium (Los Angeles: University of California, 2004) Pabottingi, Mochtar., “Di Antara Dua Jalan Lurus”, dalam St. Sularto (ed.), Masyarakat Warga dan Pergulatan Demokrasi: Menyambut 70 Tahun Jakob Oetama (Jakarta: Buku Kompas, 2001). Panggabean, Samsu Rizal., “Multikultural dan Kekerasan Kolektif di Indonesia”, Makalah Seminar Pendidikan Multikultural sebagai Seni Mengelola Keragaman, Diselenggarakan Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 8 Januari 2005, hlm. 3-5. Parekh, Bhikhu., "National Culture and Multiculturalism" dalam Kenneth Thomson (ed.), Media and Cultural Regulation (London: Sage Publications. 1997). Parekh, Bhikhu., Rethinking Multiculturalism: Keragaman Budaya dan Teori Politik (Yogyakarta: Impulse & Kanisius, 2008). 45 Pargament, Kenneth., “Of Means and Ends: Religion and the Search for Significance”, The International Journal for the Psychology of Religion, 2 (4), 201-229. Park, Nansook., Peterson, Chistopher., & Seligman, Martin E.P., “Strengths of Character and well-being”, Journal of Social and Clinical Psychology, 23 (2004). Patton, Michael Quinn., Metode Evaluasi Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 22 Tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peterson, Chistopher., & Seligman, Martin E.P., Character Strengths and Virtues (Oxford: Oxford University Press, 2004). Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2013). Poespowardojo, Soerjanto., Strategi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Filosofis (Jakarta: Gramedia & Lembaga Pengkajian Strategis dan Pembangunan, 1989). Porter, Donald J., Managing Politics and Islam Indonesia (London: Routledge Curzon, 2002). Putra, Masri Saleb., (ed.), Etika dan Tertib Hidup Berwarganegara (Jakarta: Salemba Humanika, 2010). Qodir, Zuly., “Fundamentalisme Islam: Memahami Penyebab dan Karakter Pergerakan”, dalam Lambang Triyono dkk (eds.), Potret Retak Nusantara: Studi Kasus Konflik di Indonesia (Yogyakarta: Center for Security and Peace Studies Gadjah Mada University Press, 2004). Rabushka, Alvin., & Shepsle, Kenneth A., Politics in Plural Societies: A Theory of Democratic Stability (Columbus, Ohio: Charles E. Merril Publishing Company, 1972). Rachman, Budhy Munawar., “Kata Pengantar”, dalam Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi (Jakarta: Paramadina, 1999). Rachman, Budhy Munawar., Islam Pluralis: Wacana Kesetaraan Kaum Beriman (Jakarta: Srigunting, 2004). Rachman, M. Fadjroel., Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat (Jakarta: Koekoesan, 2007). Raharjo, M. Dawam., Ensiklopedi Al Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996). 46 Rauf, Maswardi., “Pendekatan-pendekatan dalam Ilmu Politik”, Ilmu dan Budaya, No. 7 (April 1991), hlm. 524-526. Reeve, David., “Kata Pengantar: Hubungan Jawa-Cina: Rumit, Pelik, dan Penuh Rasa Dendam”, dalam Ahmad Habib, Konflik Antaretnik di Pedesaan: Pasang Surut Hubungan Cina-Jawa (Yogyakarta: LKiS, 2009). Remmelink, Willem., Perang Cina dan Runtuhnya Negara Jawa 17251743, Terj. Akhmad Santoso (Yogyakarta: Jendela, 2002). Republika, 13 Oktober 1994. Republika, 18 September 2010, hlm. 1-2 “Arkoun Islam dan Modernitas”. Ritzer, George., & Smart, Barry., Hand Book of Social Theory (London: Sage Publication, 2001). Ritzer, George., Teori Sosiolog: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Postmodern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012). Robson, S.O., “Java at the Crossroads”, Biljdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde (BKI) 137, 1981, hlm. 279. Roqib, Moh., Harmoni dalam Budaya Jawa: Dimensi Edukasi dan Keadilan Gender (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). Rosyada, Dede., et al., Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani (Jakarta: Prenada Media, 2005). Ruslani, “Dialog Peradaban dalam Masyarakat Multikultural” dalam Muhidin M. Dahlan (ed.), Postkolonialisme: Sikap Kita terhadap Imperialisme (Yogyakarta: Jendela, 2001). Ruslani, “Ingatan Sosial dan Etika Politik”, dalam Kompas, Rabu 1 Juni 2005, hlm. 41. Said, Edward W., Convering Islam: Bias Liputan Barat atas Dunia Islam (Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2002). Sanit, Arbi., Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik dan Pembangunan (Jakarta: Rajawali Pers, 1982). Santrock, John W., Psikologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010). Sapriya, Abdul Aziz Wahab., Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta, 2011). Sarwono, Sarlito Wirawan., Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995). Soebardi, S., “Santri-religious Elements as Reflected in the Book of Tjentini”, Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde (BKI), No. 127, 1971, hlm. 348-350. 47 Soedarmono, Kusumastuti & Utomo, Rizon Pamardi., “Sejarah dan Morfologi Kota Konflik Solo: Dari Periode Kolonial-Orde Baru”, Penelitian tidak diterbitkan (Surakarta: Solo Heritage Society, 2004). Soemantri, Taufik Sri., “Kata Pengantar”, dalam Aidul Fitriciada Azhari, UUD 1945 Sebagai Revolutiegroundwet: Tafsir Postkolonial atas Gagasan-gagasan Revolusioner dalam Wacana Konstitusi Indonesia (Yogyakarta: Jalasutra, 2011). Steenbrink, Karel A. Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad Ke-19 (Jakarta: Bulan Bintang, 1984). Sudrajat, Edi., “Regionalisme, Nasionalisme, dan Ketahanan Nasional: Satu Tinjauan dari Segi Strategi Hankam”, Ibid., hlm. 6. Supardi, Iwan., Pengembangan Model Pendidikan Multikultural Untuk Masyarakat Multietnis Kota Pontianak, Disertasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2013 Sumartana, Th., “Dari Konfrontasi Ke Dialog: Beberapa Aspek Landasan Historis-Teologis Hubungan Antaretnis dan Agama di Indonesia”, dalam Elga Sarapung & Tri Widiyanto (ed.), Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia (Yogyakarta: Institut Dian/Interfidei, 2005). Suparlan, Parsudi., “Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural”, Makalah Simposium Internasional. Diselenggarakan Pusat Kajian Budaya Universitas Udayana, pada tanggal 12 Juli 2002 Supriyono, Johannes., “Paradigma Kultural Masyarakat Durkheimian”, dalam Mudji Sutrisno & Hendar Putranto (ed.), Teori-Teori Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisius, 2005). Suryanto, Pembelajaran PKn Berlatar Isu-Isu Kontroversial Kebijakan Publik Untuk Meningkatkan Kompetensi Kewarganegaraan (Studi Pada Siswa SMA Di Kediri), Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2011. Suryawan, I Ngurah., Genealogi Kekerasan dan Pergolakan Subaltern: Bara di Bali Utara (Jakarta: Predana Media, 2010). Suseno, Franzs Magnis., “Humanisme Religius vs Humanisme Sekuler?”, dalam Kamdani (ed.), Islam dan Humanisme, hlm. 209-210. Sutopo, H.B., Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian (Surakarta: Unviversitas Sebelas Maret Press, 2006). Suzuki, B., “Multicultural Education: What’s It All About?”, Integrated Education, 17 (1-2), 1979, hlm. 47-48. 48 Syafi’ie, Imam., “Fundamentalisme Agama: Masyarakat pluralis dan Humanis”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Unisia, Universitas Islam Indonesia, No. 45, Vol. XXV, 2002, hlm. 193-206. Syari’ati, Ali., Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat, Penerjemah Afif Muhammad, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996). SZ, Aden Wijdan., dkk., Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2007). Tafsir, Agama dan semangat Zaman, dalam http://edisicetak.solopos.com/berita.asp?kodehalaman=h04&id=1 11892. Diakses, 13/5/2011. Takwin, Bagus., “Avant Propos”, dalam Louis Althusser, Tentang Ideologi: Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies (Yogyakarta: Jalasutra, 2008). Taufiq, Muhammad Izzuddin., Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006). Thobroni, M., & Mustofa, Arif., Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembangunan Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011). Thobroni, M., & Mustofa, Arif., Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembanguna Nasional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011). Tibi, Bassam., “Islamism, Democracy, and the Clash of Civilization”, dalam Chaider S. Bamualim, Dick van der Meij & Karlina Helmanita, Islam and the West: Dialogue of Civilizations in Search of a Peaceful Global Order (Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah & Konrad-Adenauer-Stiftung, 2003). Tilaar, H.A.R., Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional (Jakarta: Grasindo, 2004). Tim, Tinjauan Terhadap Model Dalam Mengatasi Konflik di Surakarta: Studi Tentang Program UNICEF dan Pemerintah Kota Surakarta Dalam Pencegahan Konflik, Surakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STAIN Surakarta, 2005 Titus, Harold H., Cs., Living Issues in Philosophy, (New York: D. van Nostrannd Co., 1979). Tjiptoherijanto, Prijono., & Prijono, Yumiko M., Demokrasi di Pedesaan Jawa (Jakarta: Sinar Harapan & FEUI, 1983). Triyono, Lambang., dkk (eds.), Potret Retak Nusantara: Studi Kasus Konflik di Indonesia (Yogyakarta: Center for Security and Peace Studies Gadjah Mada University Press, 2004). 49 Turner, Bryan S., Orientalism, Posmodernism, and Globalism (London & New York: Routledge, 1994). Turner, Bryan S., Teori Sosial: Dari Klasik Sampai Postmodern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012). Ubaidillah, Ahmad., “Beragama Tapi Krisis Spiritualitas” dalam, Solopos, Edisi : Jum'at, 07 Januari 2011, Hal.4 Ujan, Andre Ata., et al., Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan (Jakarta: Indeks, 2009). Ujan, Andre Ata., et al., Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan (Jakarta: Indeks, 2009). Ul-Haq, Fajar Riza., “Beban Visional Masyarakat Multikultural”, Kalimatun Sawa, Volume 2, Nomor 1, 2004, hlm. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. V.J.H.,Vincent J. Houben., Keraton dan Kompeni: Surakarta dan Yogyakarta 1830-1870, terj. E. Setiyawati Alkhatab (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002). Wahid, Abdul., Islam dan Idealitas Manusia Dilema Anak, Buruh dan Wanita Modern, (Yogyakarta: Sipress, 1997). Walgito, Bimo., Teori-Teori Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi, 2011, hlm. 2. Wendschuttle, Keith., "Edward Said's Orientalism Revisited", dalam Jurnal The New Criterion, Vol. 17, No. 5, Januari, 1999, hlm. 5 Wiggins, James A., Beverly B. Wiggins & James Vander Zanden, Social Psychology, Fifth Edition (New York: McGraw-Hill, 1994). Wijayanto, “Memahami Korupsi”, dalam Wijayanto & Ridwan Zachrie (ed.), Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat, dan Prospek Pemberantasan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009). Winarna & Wijianto, Ilmu Kewarganegaraan dalam Konteks Pendidikan Kewarga-negaraan (Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press, 2010). Winarno, “Pendidikan Kewarganegaraan Persekolahan: Standar Isi dan Pembelajarannya”, Jurnal Civics, Volume 3, Nomor 1, Juni 2006, hlm. 24. Winataputra, Udin S., “Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Psiko-Pedago-gis untuk Mewujudkan Mayarakat Madani”, Makalah Bahan Sajian dan Diskusi dalam Lokakarya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta, tanggal 21-22 September 2004 50 Winataputra, Udin S., Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Disertasi tidak diterbitkan (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2001). Winataputra, Udin S., Materi dan Pembelajaran PKN SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005). Winataputra, Udin Saripudin., Aripudin, Sumanah., “Multikulturalisme Bhinneka Tunggal Ika Dalam Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia” Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 075, Tahun Ke-14, November 2008, hlm. 1020. Winataputra, Udin Saripudin., Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Bandung: Widya Aksara Press, 2012). Woodward, Max., Java, Indonesia and Islam (London and New York: Springer, 2011). Yin, Robert K., Case Study Research: Design and Methods (California, Beverly Hills: Sage Publication, 1984). Zubaedi, Islam dan Benturan Antar Peradaban: Dialog Filsafat Barat dengan Islam, Dialog Peradaban dan Dialog Agama (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat: Upaya Menawarkan Solusi terhadap Problem Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat: Upaya Menawarkan Solusi terhadap Problem Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012). 51 Biografi Penulis Nama Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Agama Alamat Biografi Penulis : Drs. Baidi, M. Pd. : Boyolali, 2 Maret 1964 : Laki-laki : Kawin : Islam : Sidomulyo RT 03 RW 04 Tegalgede Karanganyar Telpon 0271-649 8726 HP. 08122648161 Nama Istri : dr. Elief Rohana, Sp.A. Nama Anak Ramadhani : Az-Zahrah Nur Landhep Riwayat Pendidikan: 1. Sekolah Dasar Negeri Temon Simo Boyolali lulus tahun 1976 2. SMPN Simo Boyolali lulus Tahun 1981 3. Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPG N) Salatiga lulus tahun 1983 4. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS lulus tahun 1988 5. Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana IKIP Jakarta lulus tahun 1993 6. Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam UMY Tahun 20092014 Penelitian Yang Pernah dilakukan: 1. Model Pembelajaran Pada Program Pascasarjana International Islamic University Malaysia, Lembaga Penelitian IAIN Surakarta tahun 2013. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelambatan Penyelesaian Studi Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab, STAIN Surakarta Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Tahun 2010.Sumbangan Pengajaran Sejarah Nasional, Sejarah Islam, dan Pemahaman Islam Terhadap Pembentukan Sikap Siswa Madrasah 52 3. 4. Aliyah Assalam Surakarta, Laporan Program Studi Pendidikan Agama Islam, STAIN Surakarta Tahun 2008. Santri Tradisional dan santri Masa Kini (Studi Banding Keilmuan santri Pesantren Al-Mu;ayyat dan Pesantren Assalam di Surakarta. LP2M STAIN Surakarta 2000. Pendidikan Sejarah Sebagai Proses Pengembangan Konsientisasi Mahasiswa Terhadap Realitas Sosio-Kultural di Surakarta. LP2M STAIN Surakarta. 2000. Karya Tulis Yang Pernah Dipublikasikan : 1. Pendidikan Sebagai Proses Perwarisan Budaya, Komunitas. Jurnal Ilmiah Pengabdian Msyarakat. Vol 1 No. 2 September 2000. ISSN 1411-4496. P3M STAIN Surakarta. 2. Paradigma Pendidikan Rakyat Sebuah Pemikiran, Jurnal At Tarbawi, Vol. 1 No. 2 November 2004, ISSN 1693-4032. 3. Studi Perbandingan antara Konsep Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Jurnal Iqtishaduna, Vol. 1 No. 1 Juni 2004, ISSN 4. Metodologi dan Manajemen Dakwah di Era Modern, Jurnal Naadya, Vol. 1 No. 1 Januari 2004. ISSN. 5. Pendidikan Orang Dewasa, Jurnal At Tarbawi, Vol. 3 No. 1 Mei 2005, ISSN 1693-4032. 6. Pendidikan Karakter untuk Membangun Bangsa, Jurnal At Tarbawi, Vol. 9 No. 1 April-November 2010, ISSN 1693-4032. 7. Agama dan Multikulturalisme, Jurnal Studi Agama Millah edisi khusus Desember 2010, ISSN 1412-0992. Terakreditasi Nasional. 8. Perubahan Pesantren Perspektif Sejarah Pendidikan Islam. Jurnal At Tarbawi. Vol. 10 No. 2 November 2011 – April 2012. Fakultas Tarbiyah dan Bahasa IAIN Surakarta. ISSN 1693-4032. 9. Psikologi dalam Perspektif Al-Qur’an. El-Hayah. Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman. Vol. 1 No. 2 Desember 2012. ISSN 2086-4337. PPs IAIN Surakarta. 10. Tenaga Kerja Wanita Antara Perberdayaan dan Eksploitasi Perempuan Sebuah Renungan bagi Masyarakat Desa Joglo. Jurnal Karya Ilmiah. Vol. XVIII No. 1 Hal. 1-92 LP2M UNISRI Maret 2006. ISSN 0215-9546. 11. Pertumbuhan Penjualan Batik Laweyan Surakarta. Balada Seni Jurnal, Bahasa, Sastra Seni dan Pengajarannya. Tahun 34 No. 2 Agustus 2006. ISSN 0854-8277. Akreditasi Nasional. 53 12. Belajar Memahami Suatu Pemikiran untuk Penerapan. Jurnal AtTarbawi Vol. 4 No. 1 Mei – Oktober 2006. ISSN 1693-4032. STAIN Surakarta Pengalaman Organisasi: 1. Senat Mahasiswa Fakultas FKIP UNS Surakarta tahun 1985-986 2. HMI Komisariat Ahmad Yani FKIP UNS tahun 1985-1986 3. HMI Cabang Surakarta tahun 1986-1987 4. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LAPELMI) HMI Cabang Surakarta tahun 1986-1987 5. Anggota KAHMI Surakarta 6. Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten karangnyar Periode Muktamar 45 masa bakti 20052010, 2010-2015 7. Sekretaris FKUB periode 2007-2011, 2012-2017 8. Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan MUI Karanganyar 20122018 Pengalaman Jabatan/Pekerjaan: 1. Dosen IAIN Walisongo di Surakarta 1994-1996 2. Dosen STAIN Surakarta 1996-2010 3. Dosen IAIN Surakarta 2010-sekarang 4. Plt. Sekretaris Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta 1997-1998 5. Sekretaris Pusat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Surakarta 1998-2001. 6. Bagian Akademik Program Pasca D2/D3/BA Transfer S1 STAIN Surakarta 1999-2001. 7. Sekretaris Pusat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Surakarta 1999-2001. 8. Sekreatris Program Diploma 2STAIN Surakarta 1999-2001. 9. Sekretaris Senat STAIN Surakarta STAIN Surakarta 2003-2005. 10. Pembantu Ketua III (Bidang Kemahasiswaan) STAIN Surakarta 2006-2010. 11. Ketua Program Studi Megister Pendidikan Islam Program Pascasarjana IAIN Surakarta 2011-2012. 12. Sekretaris Jurusan Pengkajian Islam Program Pascasarjana IAIN Surakarta 2013-sekarang. Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 4 Juni 2014 54 Baidi