PENYAJIAN TEKNIK BERNYANYI DALAM ARIA PAR CHE MI

advertisement
PENYAJIAN TEKNIK BERNYANYI DALAM ARIA PAR CHE MI NASCA IN
SENOKARYA GEORGE FREDERICH HANDEL
O
L
E
H
Aurora Septiana
NPM
: 10820013
Program Studi
: Seni Musik
Minat Utama
: Kesenimanan
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
PujisyukurkepadaTuhan
Yang
MahaEsakarenaatasberkatdananugerah-
Nyalahpenulisdapatmenyelesaikanskripsiini.Penulisanskripsiiniditujukanuntukmemenuhisala
hsatusyaratmemperolehgelarSarjana
(S1)
SeniMusikpada
StudiSeniMusikFakultasBahasadanSeniUniversitasHKBP
Program
Nommensen,
Medan.Adapunjudulskripsiiniadalah“Penyajian Teknik Bernyanyi Dalam AriaPar Che Mi
NascaIn SenoKarya George Frederich Handel”
Penulis menyadari banyak pihak yang membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini mulai dari awal hingga akhir. Atas dasar itulah penulis tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada:
1. DekanFakultasBahasa Dan Seni, IbuDra. RotuaElfridaPangaribuanM.Hum.
2. Ketua Prodi SeniMusikIbuJunita Batubara, S.Sn, M.Sn, Ph.D.
3. IbuAgustina H SamosirS.SnM.Snselakupembimbing I danpembimbingresital, yang
telahbanyakmembantupenulisdalammemberikanilmunyasehinggatugasakhirdanskripsi
iniselesai.
4. IbuAnce
Juliet
PanggabeanS.SnM.Snselakupembimbing
atasbimbingandanarahannya,
juganasehat
II,
yang
membuatpenulisterusbersemangatmenyelesaikanskripsiini.
5. Mama dan Papa yang tercinta, yang selalumendukungbaikdalamdoadandukungan
yang sangatluarbiasasehinggaskripsiinidapatterselesaikan.
6. KakaktersayangNastasia,
danadik-adikIgnasiaVabioladan
terusmemberikan semangat.
7. SeluruhdosendanstafpegawaiFakultasBahasadanSeni.
F.S.
Gerryaldo
yang
8. Dedi
Surya
NababanS.Sntersayang
yang
selalumemberikansemangatdansetiamendampingidalamsegalasukadukamengerjakans
kripsiini.
9. Teman-temanangkatan 2010, RinoYohansabesertaistri, Freddy Batubara dan yang
lain-lain
yang
tidak
tersebutkansatupersatu,
yang
selalumemberikandukungandansemangatjugamemberikan info.
10. Pendukungresitalsertatimmusik,
CiciYovitaFebrianaS.Sn
yang
membantumengiringipenulisdalamrecitaldanselalusetiamendengarkeluhkesahpenulisd
alamsukadanduka.
11. Abang Ignatius (bang Ucok) danabang Oni atasiringan piano dan saxophone
untuklagu O Tao Toba Karya Nahum Situmorang, yang sangatkeren.
12. RumahMusikJohor dan Era Musika Yamaha sebagaipendukungdan sponsor
sehinggaresitalpenulisberjalandenganbaik.
13. Semuapribadi
yang
tidakdapatsayasebutkannamanyasatupersatudalamtulisanini,
terimakasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan segala kritikan dan saran yang membangun dari seluruh pihak
yang membaca
tulisan ini. Dengan segala kerendahan hati, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
Medan,
Maret 2016
Penulis
(Aurora Septiana
ABSTRAK
Septiana, Aurora. 2016. PenyajianTeknikBernyanyiPadaAria Par CheMiNascaIn Seno Karya
George Frederich Handel.Program Studi Seni Musik. Fakultas Bahasa Dan Seni.
Universitas HKBP Nommensen Medan. Pembimbing: (1) Agustina H SamosirS.Sn
M.Sn (2) Ance Juliet PanggabeanS.SnM.Sn.
Skripsi ini membahas tentang penyajian teknikbernyanyipada aria Par CheMiNasca
In Seno yaitu aria dari operabagiankeduaTamerlanoyang diciptakan oleh George Frederich
Handel. Skripsi ini adalah penelitian kualitatif yang hasil penelitiannya membahas tentang
bagaimana teknik bernyanyi pada aria Par CheMiNasca In Seno. Teknik yang harus
diperhatikan dalam lagu tersebut adalah pernapasan, sikap tubuh, produksi suara, artikulasi
dan juga interpretasi terhadap lagu. Selain itu, istilah musik digunakan di dalam lagu tersebut
juga dibahas dalam skripsi ini. Penulis juga membahas tentang tingkat kerumitan yang
penulis alami dan juga cara mengatasinya selama proses latihan. Pada bagian terakhir, penulis
memaparkan bagaimana penyajian aria Par CheMiNasca In Seno pada saat melaksanakan
resital.
Kata kunci: Teknik, Penyajian, Aria, Par CheMiNasca In Seno, G.F.Handel
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
ABSTRAK.....................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang....................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3
Tujuan Penelitian.................................................................................5
1.4
Manfaat Penelitian...............................................................................6
BAB II TINJAUAN UMUM LAGU PAR CHE MI NASCA IN SENO
2.1
Teknik Vokal Dasar............................................................................7
2.1.1
Pernafasan...............................................................................7
2.1.2
Produksi Suara........................................................................10
2.1.3
Sikap Tubuh............................................................................14
2.2
Tanda Dinamik................................................................................... 17
2.3
Interpretasi Fiskal dan Musikal...........................................................18
2.4
Sejarah Musik Masa Barok.................................................................19
2.5
Perkembangan Musik aria Pada Masa Barok.....................................19
2.6
Sejarah George Frederich Handel........................................................21
BAB III DESKRIPSI PENYAJIAN REPERTOAR
3.1
Par Che Mi Nasca In Seno Karya George Frederich Handel..............23
3.2
Non So Piu Karya Wolfgang Amadeus Mozart..................................24
3.3
Er Der Herrlischte Von Allen Karya Robert Schumann.....................25
3.4
Think Of Me Karya Andrew Lloyd Webber.......................................26
3.5
PesanKartinikaryaIbenSaniUsman......................................................27
3.6
O Tao Toba Karya Nahum Situmorang...............................................27
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1
TeknikBernyanyiDalamMembawakanAria Par CheMi
NascaIn Seno (Tamerlano) Karya G.F. Handel.................................29
4.2
Penyajian Penulis Dalam Membawakan Aria Par Che Mi Nasca In
Seno (Tamerlano) Karya G.F. Handel................................................44
4.3
Bagian Yang Sulit...............................................................................46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan.........................................................................................51
5.2
Saran...................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................53
GLOSARIUM
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam suatu proses pembelajaran musik, setiap medium musik mempunyai
keistimewaan yang penting untuk dikaji dalam rangka proses pengolahan untuk
menghasilkan jenis karya musik tertentu, demikian pula halnya dengan instrumen musik
vokal. Kegiatan berolah vokal yang lazimnya disebut sebagai seni suara atau menyanyi. Seni
suara atau menyanyi merupakan suatu media untuk mengekspresikan keindahan musikal
(Shadily dalam manalu, 2004:1)
Bernyanyi adalah melakukan suatu kegiatan berolah suara. Alat musik yang paling
utama adalah suara manusia yang telah dipakai untuk semua gaya musik disegala masa dan ia
adalah milik yang paling berharga bagi para penyanyi, yang di dalamnya ditemukan berbagai
keindahan (Andriessen dalam Manalu, 2004 : 1).
Bernyanyi merupakan sarana untuk menampilkan atau mengkomunikasikan musik
yang ada dalam pikiran seorang penyanyi. Karena itu, tugas seorang penyanyi tidak hanya
menguasai teknik vokal saja namun harus mampu menempatkan setiap teknik vokal pada
lagu sesuai dengan jenis musik yang dibawakan.
Sebelum musik vokal yang muncul pada masa barok, musik vokal juga mengalami
perkembangan mulai dari masa kuno, masa renaisans, hingga masa barok. Pada masa kuno,
Sebelum alat-alat musik di temukan, hampir seluruh karya musik hanya berbentuk melodi
yang dinyanyikan dengan suara manusia sehingga zaman ini disebut zaman musik vokal.
Sebab, pada masa ini gereja menolak alat-alat musik dalam peribadatan karena dianggap
mengganggu suasana beribadat.
http://fikriisgood.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-perkembangan-musik-barat.html
Pada masa ini, mulailah diadakan reorganisasi liturgi Katholik dan dimulailah
penggunaan musik gregorian sebagai musik resmi gereja Katholik yang pada saat itu
dipimpin oleh Paus Gregorius I. Bentuk musik gregorian berupa melodi yang dinyanyikan
tanpa iringan musik sehingga tekstur lagu-lagu Gregorian lebih bersifat sakral dan hanya
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dalam ibadah keagamaan. Lagu-lagu Gregorian
mampu menimbulkan suasana tenang, mampu mewakili suara gereja yang sebenarnya. Ritme
lagu-lagu Gregorian sangat fleksibel, hampir tidak ada tekanan. Kebebasan ritme yang
dikembangkan oleh musik Gregorian menjadikan musik Gregorian mengambang dan hanya
mengandalkan improvisasi.
http://fikriisgood.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-perkembangan-musik-barat.html
Pada masa renaisans, karya musiknya dipengaruhi oleh bentuk ruangan gereja yang
besar dan kedap suara, sehingga faktor-faktor kejernihan, kelembutan dan keseimbangan
merupakan ciri khusus. Perkembangan musik vokal yang terjadi pada masa ini adalah melodi
masih banyak melakukan langkah pendek seperti musik Gregorian dimana melodi suara tenor
menggunakan nada panjang atau sering disebut dengan melismatik. Tekstur poliponik dengan
susunan empat suara atau lebih dimana pada akhir abad ke 16 suara sopran berperan besar.
Harmoni yang banyak digunakan berbentuk triad pokok. Pola karya musik yang diciptakan
dalam pola sepertimotet, missa, madrigal, passion, fantasia, dan toccata. Pola pembentukan
frase sangat panjang sehingga penyanyi-penyanyi di tuntut memiliki teknik pernafasan yang
prima (Rammang, 2013:1).
PadajamanBarokmusik vokalsepertibentuk
passion, fantasia, dan toccata,Lied
Jerman, Magnificiant, Oratorio, Requiem masihberkembang, namun, bentuk-bentuk opera,
oratorio,
cantata,
sonata,
concerto
grosso,Anthem,
Aria
dan
overture
sudahmulaimenjadimode(Hartono,2015:1).
Menurut
Prier
(1996:146)
bahwa
Salah
satubentukvokal
yang
berkembangpadamasaBarokadalahAria. Aria merupakan nyayian bagian dari opera.Aria
merupakan sebuah nyanyian yang dibawakan dengan puitis.Awalnya Aria berbentuk resitatif
(teks nyanyian diucapkan secara deklamasi).
Aria-Aria diciptakan untuk memperlihatkan kemampuan vokal dan dramatis dari
setiap penyanyi.Aria yang pertama kali muncul ialah aria Da Capo.Aria ini mulai ada pada
masa barok. Adapun bentuk dari Aria yang lain, diantaranya Aria cantabile artinya Aria yang
berkarakter mengalir dan penuh emosi. Ariadi bravura merupakan sebuah Aria yang
mengeksploitasikan teknik vokal.Dan AriaPerlante merupakan Aria yang lebih mirip seperti
deklamasi dari pada melodi.(Prier, 1996:147)
Ada beberapa komponis terkenal yang menciptakan karya vokal Aria, salah satunya
adalah George Friederich Handel, banyak orang mengenal namanya dengan panggilan
Handel. George Friederich Handel merupakan komponis masaBarok dari Jerman. Handel
lahir di Halle, 23 Februari 1685. Banyak karya lagu yang di ciptakan Handel, yang salah
satunya paling terkenal hingga saat ini ialah karyanya dalam album Messiah. Selain itu,
banyak juga karya-karya opera dan vokal Aria yang diciptakan oleh Handel. Salah satu karya
Aria yang diciptakan Handel adalah Par Che Mi Nasca in Seno (Kamien, 2007:272).
Par Che Mi Nasca in Seno sebuah karya merupakan salah satu lagu Aria dari opera
Handel yang berjudul Tamerlano yang dipertunjukan pada tahun 1724. Tamerlano adalah
karya kedua dari tiga karya Handel yang menyoroti musim Royal Academy of Music pada
tahun 1724-1725. Lagu ini merupakan aria pada bagian kedua dalam opera Tamerlano. Lagu
ini menceritakan tentang Putri Irene, yang pada awalnya di tolak oleh seorang pria yang telah
berjanji untuk menikahinya. Ditengah-tengah ketakutan danharapan yang jatuh, Putri Irene
masih menyimpan secerca harapan dalam hatinya agar pria yang dicintainya akan kembali
(Kamien, 2007: 273).
Dalam Aria ini memiliki beberapa teknik dalam bernyanyi yaitu teknik melismatik,
artikulasi, teknikpernafasan, resonansi dan penghayatan yang tinggi dalam membawakan lagu
tersebut. Hal ini memotivasi penulis untuk menjadikan lagu Par Che Mi Nasca in Seno
sebagai salah satu referensi Resital yang akan ditampilkan dan menjadikan topik dalam
penulisan karya ilmiah ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat dua
hal yang akan di kaji dalam
perumusan masalah ini, yaitu :
1.
Bagaimana penyajian penulis dalamteknik bernyanyi membawakan aria Par Che
Mi Nasca in Seno karya G.F. Handelpadaresital?
2.
Bagaimana penyajian penulis dalam membawakan aria Par Che Mi Nasca in
Seno karya G.F. Handeldalamresital?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang berdasarkan masalah diatas yaitu:
1.
Untuk mengetahui teknik bernyanyi dalam membawakan aria Par Che Mi Nasca
in Seno karya G.F. Handel.
2.
Untuk mengetahui penyajian penulis dalam membawakan aria Par Che Mi Nasca
in Seno karya G.F. Handel.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis yaitu:
1. Sebagai bahan bacaan dan pengembangan ilmu khususnya bagi para mahasiswa
yang mengambil instrument mayor vokal di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
HKBP Nommensen.
2.
Untuk menambah wawasan mengenai teknik dalam membawakan lagu Par Che
Mi Nasca in Seno bagi para mahasiswa bidang vokal.
3. Menjadi sumber informasi dan menambah wawasan bagi masyarakat.
BAB II
TINJAUAN UMUM LAGU PAR CHE MI NASCA IN SENO
2.1
Teknik Vokal Dasar
Bernyanyi juga memiliki teknik dasar. Teknik-teknik dasar bernyanyi yang
dimaksudkan penulis dalam hal ini adalah segala hal yang dilakukan untuk dapat bernyanyi
dengan baik.
2.1.1 Pernafasan
Pernafasan dalam berolah vokal merupakan hal yang sangat mendasar dan
fundamental. Bagi penyaji yang melakukan teknik bernafas dengan baik maka dia dapat
menjadi seorang penyanyi yang baik. Oleh sebab itu, untuk menjadi penyanyi yang baik,
penyanyi harus benar-benar menguasai teknik pernafasan dengan baik dan benar
(Tonowidjaya dalam Samosir, 1997:11).
Untuk menguasai teknk vokal yang baik dan benar penyanyi harus memperhatikan
beberapa hal berikut:
a. Proses bernafas
Pernafasan terdiri dari dua proses yakni, proses menghirup udara dan menghembuskan
udara. Proses menghirup udara adalah ketika seorang penyanyi melakukan persiapan untuk
bernyanyi dengan menghirup udara. Saat menghirup udara, harus diusahakan semaksimal
mungkin agar paru-paru dapat menampung udara. Namun harus diperhatikan, posisi
mengembang pada saat bernafas, tidak boleh mengakibatkan ketegangan yang berlebihan
pada otot-otot tubuh yang berkaitan dengan pernafasan dan produksi suara.
Proses menghembuskan udara adalah saat penyanyi mulai mengeluarkan suara saat
bernyanyi. Dalam hal ini, udara berperan sebagai penggetar pita suara. Penyanyi harus dapat
mengusahakan agar udara yang dikeluarkan bersamaan dengan udara diatur sehemat mungkin
dan dibagi dalam volume yang rata. Hal ini juga dapat dibantu dengan memperhatikan
pengembangan pada otot-otot perut harud diusahan selamamungkin, agar
dapat
menghasilkan intensitas suara yang stabil dalam waktu yang relatif lama.
b. Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan terdiri dari empat cara yaitu : sistem pernafasan bahu, sistem
pernafasan dada, sistem pernafasan perut, dan sistem pernafasan rongga badan (diafragma).
Dari keempat cara tersebut, sistem pernafasan rongga badan (diafragma) merupakan sistem
yang paling diutamakan dan paling dianjurkan dalam bernyanyi.
Pernafasan rongga badan (diafragma) merupakan sistem pernafasan yang dimana pada
saat menarik nafas, penyanyi harus memfungsikan keseluruhan rongga badan yang
berhubungan dengan pernafasan. Pada sistem ini, saat menarik nafas akan membuat perut dan
sisi tubuh mengembang. Aktifitas bernafas ini dapat berlangsung melalui 2 fase yaitu,
inspirasi dan ekspirasi. Kedua fase tersebut selalu melibatkan pergerakan tulang rusuk dan
diafragma. Yasri, 2015, http://genggaminternet.com/mekanisme-pernapasan-dada-perut/
Gambar 2.1 Penggunaan pernafasan diafragma
Sumber: contohmodulinda.blogspot.com
c. Latihan Pernafasan
Ada cara untuk melatih pernafasan diagfragma yakni: berdiri dengan posisi badan yang
tegak lurus / sejajar, kaki direntangkan kira – kira 20 cm, dada rileks juga seluruh anggota
tubuh kita rileks. Telapak tangan kanan di tempelkan di perut, dan punggung telapak tangan
kiri di tempatkan di pinggang bagian belakang, gunanya untuk merasakan keluar masuknya
udara dan kembang kempisnya diafragma (Montana, 2013:1).
Hirup udara melalui hidung dan alirkan ke bagian rongga dada, perut sehingga
memperluas atau melebarkan sekitar perut dan pinggang (diafragma) juga penuhi udara ke
bagian paru-paru lalu kunci untuk beberapa detik dengan merelaksasikan otot perut bawah,
sekat rongga dada (diafragma) yang membatasi rongga dada dan rongga perut akan turun ke
bawah sesuai dengan gembungnya perut (Montana, 2013:1).
Keluarkan udara melalui mulut dengan cara menekan otot disekitar perut bawah dada
dengan bunyi ” Stt ” ini memungkinkan otot-otot perut akan berkontraksi sedikit ketika
memulai mengeluarkan udara dari mulut dengan bunyi suara “Stt” dengan nada panjang
(Montana, 2013:1).
Atur bagian diafragma seiring out / keluar udara sehingga rongga perut mengempis dan
udara di paru -paru dan sekitar diafragma berkurang.Latihan pernafasan ini harus dilakukan
secara terus menerus dan diulang – ulang , hingga kita benar – benar merasakan keluar
masuknya udara dengan stabil dan rileks (Montana, 2013:1),.
Pernafasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara murni dengan nafas yang panjang.
Selain itu pernafasan diafragma juga dapat memperkecil ketegangan pada dada, bahu, dan
leher. Cara bernafas yang baik yakni:saat menarik nafas, bahu jangan terangkat dan badan
jangan mengejang, Udara masuk disalurkan keperut yang mengembang dan disimpan dalam
diafragma, dan usahakan udara keluar rata dan sehemat mungkin melalui mulut, jangan
tersendat-sendat
2.1.2 Produksi suara
a. Pita Suara
Pita suara merupakan sumber bunyi pada suara manusia termasuk dalam bernyanyi. Pita
sura merupakan selaput daging yang sangat lembut dan peka dengan bentuk seperti panjang,
pendek, tebal, tipis yang saling berbeda diantara manusia. Perbedaan pita sura inilah yang
penyebabkan jenis-jenis suara manusia dalam bernyanyi seperti sopran, mezzo sopran,
alto,tenor, bariton, dan bass (Samosir, 1997 : 29).
Pita suara bekerja, setelah penyanyi menarik nafas, ditahan dalam waktu tertentu, dan
udara tersebut di hembuskan untuk mengeluarkan suara. Udara yang keluar melalui selal-sela
pita suara yang menyebabkan pita suara bergetar dan menghasilkan suara.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah mengusahakan agar pita suara dapat
bergetar dengan leluasa tanpa adanya himpitan akibat tegangnya otot-otot leher yang
berlebihan. Selain itu,perlu diusahakn agar pita suara dapat dengan cepat memproyeksikan
peralihan getaran nada-nada dari register bawah ke register tengah dan kemudian ke register
atas tanpa terjadi patahan-patahan peralihan register (Samosir, 1997 : 29).
b. Artikulasi
Artikulasi adalah dasar ucapan bunyi bahasa yang terjadi di dalam mulut, dalam
bernyanyi harus jelas. Organ artikulasi diantaranya adalah pipi, rahang atas dan bawah, lidah,
langit-langit, dan gigi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hal pokok dalam artikulasi
adalah bangaimana seseorang dengan sadar dan luwes dapat memanfaatkan setiap organ yang
berkaitan dengan artikulasi secara tepat dan terlatih pada saat bernyanyi sehingga dengan
demikian dapat terwujud pengucapan bahasa dan syair lagu yang dinyanyikan dengan jelas,
mengandung bobot serta kualitas suara yang sempurna (Samosir, 1997 : 34).
Agar dapat menguasai artikulasi, perlu diperhatikan penerapan mengenai sikap
(posisi) dari masing-masing alat-alat pengucapan pada saat pengucapan vokal dan konsonan.
Berikut ini penulis akan menjabarkan posisi masing-masing organ dalam artikulasi dalam
memproduksi suara.

Posisi Organ Artikulasi Dalam Memproduksi Vokal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Samosir 1990: 1004) vokal ialah
hal mengenai suara manusia atau tentang huruf hidup yang dinyatakan dengan a, e, u,
i, dan o. Oleh sebab itu penulis akan membahas posisi organ artikulasi dalam
mengucapkan huruf vokal a, e, u, i, dan o.
Vokal a, posisi rahang dibuka selebar mungkin keluasan maksimal. Lidah terletak
dengan luwes (tidak kaku), permukaannya datar dan ujungnya menempel pada gigi
seri bawah bagian dalam, dan bibir dibentuk melebar ke bawah. Gigi atas dan bawah
tidak dilindungi atau ditutupi oleh kedua bibir atas dan bawah. Setelah dibuat dalam
posisi demikian, bunyikanlah vokal a denganperlahandansantai.
Rudi, Agustus 2013.
http://rudytahu.blogspot.co.id/2013/08/artikulasi-dalam-bernyanyi.html
Gambar 2.2 Posisi organ artikulasi saat mengucapkan vokal A
Sumber: Penulis
Vokal e, posisi rahang dibuka kurang lebih setengah dari luas rahang pada
pengucapan vokal A, permukaan lidah ditarik sedikit keatas dari posisi lidah pada
pengucapan vokal A, bibir melebar kesamping kanan dan kiri dengan keluasan relatif kecil
dari vokal A.
Gambar 2.3 Posisi organ artikulasi saat mengucapkan vokal E
Sumber :Penulis
Vokal i, posisi rahang terbuka sedikit lebih sempit dari pengucapan vokal E,
sedangkan lidah ujungnya sedikit ditarik kebelakang, permukaan lidah bagian tengah
didorong keatas dari posisi vokal E dangan sisi-sisinya menempel pada ujung gigi graham
atas bagian dalam. Bibir seperti posisi pada vokal E dengan keluasan relatif lebih kecil.
Gambar 2.4 Posisi organ artikulasi saat mengucapkan vokal i
Sumber: Penulis
Vokal O, posisi rahang terbuka seperti pada vokal E, lidah ujungnya terletak luwes
pada gigi seri bawah bagian dalam sedikit agak diangkat, dan pangkal lidah ditekan kebawah.
Bibir dibentuk sebulat mungkin, dengan keluasan sedikit lebih sempit dari vokal A.
Gambar2.5 Posisi organ artikulasi saat mengucapkan vokal O
Sumber: Penulis
Vokal U, posisi rahang terbuka relatif lebih kecil dari pada vokal O. Ujung lidah
diangkat kedepan dan dibentuk sebulat mungkin, dengan keluasan relatif lebih kecil dari
posisi bibir pengucapan O.
Gambar 2.6 Posisi organ artikulasi saat mengucapkan vokal U
Sumber :Penulis
2.1.3 Sikap Tubuh
Agastya R. Listya dalam bukunya A-Z Direksi Paduan Suara ( 2007 ) menulis, sikap
tubuh dalam hal ini berkaitan dengan posisi berdiri saat bernyanyi. Posisi bernyanyi berdiri
yang benar, yaitu:
a. Mencari posisi berdiri yang paling nyaman dengan berat tubuh bertumpu rata pada
kedua kaki
b. Sedapat mungkin membentuk garis lurus dari titik tengah kedua tumit hingga kepala
c. Jangan mengencangkan otot-otot betis atau bertumpu pada kedua tumit
d. Kedua lutut harus terasa longgar dan dapat bergerak dengan bebas
e. Perut bagian bawah (di bawah pinggang hingga pinggul) harus sedikit ditarik ke
dalam tanpa dipaksakan. Bilamana perut bagian bawah bergerak terlalu ke depan
maka menyebabkan badan menjadi melengkung
f. Perut bagian atas (pinggang hingga tulang rusuk) sangat penting untuk pernafasan,
karena itu perut bagian atas harus terasa bergerak bebas. Perut bagian atas yang terlalu
ditarik ke dalam atau didorong keluar secara berlebihan dapat menyebabkan
ketegangan. Ketegangan ini pada akhirnya akan mengganggu proses pernafasan yang
kita takukan
g. Posisi punggung haruslah lurus sehingga tulang belakang akan terangkat
h. Dada harus dalam posisi tegap tanpa dipaksakan dengan catatan bahwa dada tidak
boleh bergerak naik dan turun pada waktu kita mengambil dan mengeluarkan nafas
i. Bahu harus ditarik sedikit ke belakang, dan selama bernafas atau bernyanyi bahu tidak
boleh bergerak. Posisi bahu yang tidak bergerak akan membantu banyak dalam
mempertahankan sikap dada yang lapang serta tulang belakang yang terangkat
j. Kedua lengan harus dapat bergerak dengan bebas dan tidak terasa kaku
k. Hindari gerakan-gerakan yang mencerminkan rasa gugup seperti menggosok¬gosokkan ibu jari, mengepalkan tangan, meraba-raba pakaian, mengusap-usap rambut
dan sebagainya
l. Hindari kebiasaan mengangkat dagu saat membidik nada tinggi.
Gambar 2.7 Posisiberdiri
yang benar
Sumber :
perahuawanaelogym.blogsp
ot.com
2.2
Tanda Dinamik
Tanda dinamik adalah hal keras dan lembutnya suatu lagu dimainkan atau
dinyanyikan. Melalui tanda dinamik, karakter atau ekspresi suatu komposisi dapat terungkap
apabila terdapat kontras-kontras antara lemah atau kuatnya bagian melodi, cepat atau
lambatnya tempo serta luwesnya pembawaan lagu (Samosir 1997 : 39).
Dalam musik vokal, kontras-kontras dinamik selain terwujud atas dasar gerak melodi,
akan tetapi lebih utama didasarkan pada karakter makna teks lagu yang tersirat dalam bagian
kalimat-kalimat musik. Dalam hal ini terkdang terjadi adanya bagian tertentu yang menurut
rangkaian melodi secara teknis menuntut untuk dinyanyikan dengan dinamik semakin keras
karena gerak melodisnya semakin baik, namun karena makna syairnya menggambarkan
keharuan otomatis harus dinyanyikan dengan dinamik yang lembut. Oleh karena itu,
penyanyi harus mencermati hal ini, untuk menunjukkan seberapa jauh penulis mendalami
penguasaan teknik produksi suara sebagai sarana dasar untuk mengungkapkan nilai-nilai
keindahan musikal dari suatu lagu(Samosir 1997 : 39).
2.3
Interpretasi Fisikal Dan Musikal
Interpretasi adalah penafsiran akan jiwa dan suasana lagu atau karya musik yang
diperoleh dari pengamatan mendalam atas karya tersebut. Jiwa dan suasana lagu itu antara
lain: kegembiraan, kedukaan, ketenteraman, keresahan, kepahlawan, cinta kasih, rasa syukur,
dansebagiannya. Interpretasi berkaitan dengan pembawaan, penghayatan, dan penjiwaan lagu
(Aurelius, 2011:1).
http://geografilitosfer.blogspot.co.id/2011/08/catatan-kesenian.html
Interpretasi fisikal maupun musikal, pada dasarnya bersumber dari bahan yang sama
yaitu komposisi musik. Namun perbedaan berdasarkan penghayatan dari masing-masing
penyanyi. Untuk membawakan lagu dengan baik tidak cukup hanya dengan emosi tapi harus
disertai dengan penguasaan teknik dan suara dalam menyajikan atau menyampaikannya
kepada penonton ataupendengar. Peragaan makna kata atau kalimat adalah ekspresi yang
diragakan melalui gaya atau gerak fisik seiring dengan kata atau kalimat yang dinyanyikan.
Interpretasi fisikal dan musikal adalah hal yang harus dimiliki seorang penyanyi.
Kedua interpretasi ini menghasilkan bentuk yang dihasilkan baik berupa alunan suara,
ekspresi wajah, dan gaya saat menyanyikan lagu. Hal ini juga seharusnya dimiliki oleh setiap
penyanyi agar dapat menghasilkan pengertian yang baik dan benar saat membawakan lagu.
2.4
Sejarah Musik Masa Barok
Kata Barok berasal dari bahasa Prancis yaitu Baroque.Masa Barok dimulai setelah
abad ke-16 pada tahun 1600 hingga tahun 1750.Dimulai oleh Monteverdi dan diakhiri oleh
Bach dan Handel. Bentuk baru yang menyangkut instrumentasi, metode maupun sumber ide
garapan mulai mengalami revolusi meskipun bentuk dan gaya masa Renaisans masih tampak
di sini (McNeill, 1998: 22).
Pada abad ke-18, gaya Barok murni dapat terwujud dengan sempurna.Tangga nada
mayor dan minor yang dikembangkan sejak masa Renaisans, mulai dengan sengaja disatukan
penggunaannya
terutama
didalam
penggarapan
musik
instrumental.Selain
musik
instrumental, bentuk opera dan aria mulai disuguhkan untuk khalayak ramai, sedangkan
khusus untuk konser masih terbatas untuk kalangan bangsawan.
2.5
Perkembangan Musik Vokal Dan Aria Pada Masa Barok
Alec Harman dalam bukunya Man And His Music mengatakan, sampai saat ini
sejarah musik didominasi sejarah musik vokal, dan karena dua alasan yang jelas. Pertama
adalah bahwa suara manusia (vokal) adalah yang paling alami dari semua instrumen, dan
yang kedua bahwa selama sebagian besar periode ini gereja adalah pusat utama kegiatan seni
dan musik sakral jelas yang berperan penting adalah vokal.
Pada masa Barok, opera mulai berkembang. Mula-mula tujuannya hanya untuk
membawakan syair drama dengan lagu sederhana, diiringi dengan basso continuo dan disana
sini dengan sisipan orkes (Ritornello). Dalam perkembangan selanjutnya selama masa barok
muncul bentuk-bentuk lain seperti chorus, lagu arioso yang berkembang menjadi aria, duet,
dan musik ansambel lain.
Sesuai urutan cerita, maka setiap opera memiliki bentuk tersendiri. Namun pada
dasarnya terdapat sejumlah bagian yang dirangkaikan menjadi satu karya, yakni: A. Overture,
B. Resitatif, C. Aria / Duet, Terset, kuartet, dan sebagainya, D. Chorus / lagu paduan suara, E.
Musik sisipan / antar babak.
Sehubungan dengan perkembangan aria pada masa Barok, Prier (2004: 147) dalam
bukunya Ilmu Bentuk Musik mengatakan, aria merupakan sebuah lagu vokal, yang biasanya
diiringi orkes. Sebenarnya tidak ada bentuk tetap dalam aria. Pada dasarnya aria sering
berdasarkan bentuk lagu dua atau tiga bagian, namun ada juga aria dalam bentuk rondo
bahkan bentuk sonata.
Dalam opera Italia pada tahun 1600 hingga tahun 1660 yang termasuk bagian dalam
masa barok, yang sering dipakai adalah aria da capo, dengan skema A-B-A. Seperti halnya
bentuk vokal, aria juga memiliki bentuk yang sangat dipengaruhi oleh isi syair, maka sering
juga terdapat kebebasan dan penyimpangan dari peraturan standar (Prier, 2004: 147).
Khas dari semua musik selama Barok akhir, mewakili puncak dari pendekatan
estetika musik yang dikenal sebagai doktrin temperamen dan kasih sayang, dan pertama kali
sepenuhnya terungkap dalam opera aria, khususnya dari sekolah neapolitan.Beberapa
komposis masa barok yang terkenal antaralain: George Frederich Handel, Claudio
Monteverdi, Henry Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean-Philippe Rameau, dan Antonio
Vivaldi.
2.6
Sejarah George Frederich Handel
George Frederich Handel yang sering dipanggil Handel, lahir di kota Halle, pada
tanggal 23 Februari 1685. Sebenarnya ayah Handel yang bekerja sebagai tukang cukur, tidak
mendukung minat Handel dibidang musik, ayahnya ingin Handel berprofesi di bidang
hukum. Hingga saat masa kanak-kanak, Handel terpaksa belajar musik secara sembunyisembunyi. Namun ketika keluarga Handel mengunjungi istana Weissenfels, pangeran
Weissenfels mendengar bahwa Handel dapan memainkan organ dan kemudian menganjurkan
ayah Handel agar mengijinkan Handel untuk belajar musik (Kamien 2007:272).
Pada tahun 1703, Handel pindah ke kota Hamburg, Jerman bagian utara, untuk
memulai karirnya sebagai pemusik. Handel menjadi pemain biola dan harpsikord di teater
opera Hamburg, pusat opera di negara Jerman Utara. Sama seperti Bach, pada saat itu Handel
pergi ke kota lubeck, pada tahun 1703 untuk mendengar musik Buxtehude. Disana Handel
memusatkan perhatiannya pada musik opera.
Pada awal tahun 1705, dua operanya yang berjudul Almira dan Nero, dipentaskan di
Hamburg. Almira meraih sukses sedangkan Nero tidak berhasil secara memuaskan. Ketika itu
seorang bernama Keiser tidak senang terhadap kemampuan Handel karena dianggapnya
Handel sebagai saingan beratnya. Handel hanya menciptakan satu opera lagi di Hamburg,
namun opera itu di selenggarakan pada tahun 1708, yang ketika itu Handel telah berada di
Italia.
Pada tahun 1706, Handel pindah ke Italia, di sana ia juga menciptakan dua oratorio,
beberapa opera yang meraih sukses, dan 72 kantata. Tahun 1710 Handel kembali ke Jerman
untuk menjadi kepala musik di istana pangeran George, di kota Hanover, kemudian pangeran
George menginginkan Handel pindah ke London karena George mewarisi tahta kerajaan
Inggris. Disana Handel menciptakan beberapa lagi opera dan suita.
Seiring perjalanan waktu hidup Handel, ia banyak menciptakan karya-karya opera,
oratorio, kantata, suita, chorus, dan banyak karya lainnya yang diciptakan Handel. Handel
tutup usia pada tahun 1759.
Dr. Rhoderick J. McNeill dalam bukunya Sejarah Musik I menulis opera-opera
Handel sempat dilupakan dari tahun 1754 sampai tahun 1920-an karena kesuksesannya dalam
jenis-jenis musik lain seperti oratorio. Namun, bagi musikus sekarang, opera-opera Handel
yang berjumlah lebih dari empatpuluh (40) dianggap sebagai puncak opera Italia pada akhir
masa Barok dan musik Handel yang paling penting.
BAB III
DESKRIPSI PENYAJIAN REPERTOAR
3.1
Par Che Mi Nasca in Seno Karya George Frederich Handel
George Frederich Handellahir di kota Halle, pada tanggal 23 Februari 1685. Dari
masa kanak-kanak ia selalu belajar musik dengan sembunyi-sembunyi dikarenakan ayahnya
tidak setuju Handel belajar musik. Seiring berjalannya waktu ayah Handel setuju berkat saran
dari Pangeran Weissenfels (Kamien 2007:272).
Gambar 3.1 George Frederich Handel
Sumber : violinonline.com
Handel mahir dalam bermain biola dan harpsikord. Handel meninggal pada tahun
1759. Banyak karya yang diciptakannya termasuk karya opera. Penulis mengambil salah satu
karya dari opera Handel yang terkenal pada masa Barok, yaitu Tamerlano lagu aria yang
berjudul Par Che mi Nasca in Seno yang mulai dirilis pada tahun 1724 sebagai salah satu
lagu yang dibawakan saat resital. Lagu ini diaransemen oleh Anthony Lewis, dengan birama
12/8 dan tempo Largettho. Lagu ini merupakan bagian kedua dalam opera Tamerlano yang
menceritakan tentang Putri Irene, yang pada awalnya di tolak oleh seorang pria yang telah
berjanji untuk menikahinya. Ditengah-tengah ketakutan danharapan yang jatuh, Putri Iren
masih menyimpan secerca harapan dalam hatinya agar pria yang dicintainya akan kembali.
3.2
Non So Piu karya Wolfgang Amadeus Mozart
Non So Piu adalah sebuah aria dalam opera Le Nozze Di Figaro atau dalam
terjemahan bahasa inggris The Marriage of Figaro karya Wolfgang Amadeus Mozart yang
merupakan komponis pasa masa Klasik, lahir di Salzburg, Austria, tanggal 27 Januari 1756
dan meninggal dunia tahun 1842 (McNeill, 1997: 24)
Gambar 3.2 Wolfgang Amaeus Mozart
Sumber: kidsmusiccorner.co.uk
Opera Mozart The Marriage of Figaro dipertunjukkan dengan sukses besar pada
bulan Mei 1786 di Wina, Italia. Penulis memilih lagu Aria Non So Piu pada opera The
Marriage of Figaro yang merupakan contoh dari sebuah aria agitata. Aria ini dinyanyikan
dengan tempo yang cepat
yaitu Allegro Vivace dengan birama 2/2. Dalam aria ini,
Cherubino mengungkapkan ketertarikan yang sangat dalam pada semua hal yang berkaitan
dengan perempuan. Terutama untuk ibu angkatnya yang sangat cantik dan baik hati.
3.3
Er Der Herrlischte Von Allen Karya Robert Schumann
Robert Schumaan, merupakan komponis pada masa Romantik. Ia lahir di Zwickau,
Jerman daerah Saxony pada tanggal 8 Juni 1810.
Gambar 3.3 Robert Schumann
Sumber: kennetwoods.net
Schumann merupakan komponis yang banyak menciptakan lieder.Lieder Schumann
merupakan lanjutan tradisi lieder yang dimulai oleh Beethoven dan Schubert. Ada beberapa
siklus lieder yang terkenal dari Schumann salah satunya adalah Frauenliebe und Leben pada
tahun 1840. Lieder ini terdiri dari 7 gerakan. Dalam ujian akhir resital, penulis membawakan
salah satu gerakan pada lieder Frauenlibe und leber, yaitu gerakan kedua yang berjudul Er
Der Herrlischte Von Allen. Lagu ini ditulis dalam bahasa Jerman. Dalam lagu ini schumann
berharap, vokal yang luas, dengan pengucapan yang memiliki gairah dan penghayatan yang
kuat, dapat memberikan klimaks dalam lagu ini (McNeill, 1997: 129).
3.4
Think Of Me Karya Andrew Lloyd Webber
Think of Me merupakan salah satu lagu dalam opera The Phantom Of The Opera,
karya ini termasuk pada masa modern. Opera ini merupakan karya Andrew Lloyd Webber.
Andrew Lloyd Webber lahir di Kensinton, London, Inggris pada tanggal 22 Maret 1948.
Gambar 3.4 Andew Lloyd Webber
Sumber:www.biography.com
Laguinijugatermasuklagu
yang
Laguinimenceritakantentangperusahan
musik
fiksi.Padaawalnyaseorangpenyanyi
dibawakanolehpenulissaatresital.
yang
lama
membuatsebuah
mereka,
Giudecellidiberikansebuahbagianlagu.Tapiselamalatihan,
opera
Carlotta
Carlotta
merasatidaknyamandengankarakternyadilagutersebut,
diaberhenti,
walaupuniatelahmemilikibanyakpengalam. Manager hampirmembatalkanacaratersebutnamun
Meg Giryrekannyamenunjukkanbahwatemannya Christine bisa menyanyikanbagiantersebut.
Christine
mulaimenyanyienganragu-ragu,
namunkepercayaandirinyamulaimunculperlahan.Suaranyamencengangkanseluruh
adadisana.Saatitutemankecil
Christine,
Raoul
yang
adadisanadanjugasangat
kagum.Inipertamakalinyasemuapenontonmendengar karaktersuara Christine.
3.5
Pesan Kartini karya Iben Sani Usman
Lagu pesan Kartini merupakan karya Iben Sani Usman. Karya ini pernah
dipertunjukan
pada
acara
Orkes
Simfoni
JakartaRadio
Republik
Indonesia
dengan menyajikan konser Tribute to Kartini pada bulan April 2010. Lagu ini memberikan
penyampaikan kepada pada perempuan khususnya para pemudi bahwa melalui karya dan jasa
ibu Kartini, perempuan di Indonesia tidaklah lagi wanita yang dianggap pada jaman dulu,
yaitu perempuan tidak bisa apa, melainkan karna jasa ibu Kartini, terjadi emansipasi wanita,
dimana wanita juga bisa berjuang dan kuat.
3.6
O Tao Toba Karya Nahum Situmorang
Nahum Situmorang lahir di Sipirok pada tanggal 14 Februari 1908. putra dari Guru
Kilian Situmorang, sebagai anak ke-5 dari 8 bersaudara. Ia tutup usia karena sakit pada tahun
1966 (https://tanobatak.wordpress.com/2009/09/15/-nahum-situmorang/)
Gambar 3.5 Nahum Situmorang
Sumber: www.kompasiana.com
Salah satu karyanya adalah lagu O Tao Toba. Lagu ini menceritakan dan
mengungkapkan kekaguman dan kecintaan Nahum Situmorang akan keindahan Danau Toba.
Download