1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Dalam penyusunan

advertisement
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Dalam penyusunan buku ini penulis menggunakan data – data dari berbagai
sumber, antara lain :
Narasumber :
-
Laurance Suryanata
-
Taufik Widjaja, Bsc
-
ADA Gallery Pondok Indah, Jakarta, Indonesia
-
Evergreen Aquarium, Bandung, Indonesia
Buku :
-
Amano, Takashi, 1997, Aquarium Plant Paradise, Bede-Verlag, Jerman
-
S.K., Unnikrishnan, 2002, The Aquarium Plant Handbook, Oriental
Aquarium Ltd., Singapore
-
Suryanata, Laurence, 2007, Aquarium & Aquascaping, Aquarista,
Jakarta, -Indonesia
-
Amano, Takashi, 2012, Aquajournal - Nature Aquarium Information
Magazine edisi Maret, Adana, Jepang
-
Amano, Takashi, 2012, Aquajournal - Nature Aquarium Information
Magazine edisi Mei, Adana, Jepang
-
Amano, Takashi, 2012, Aquajournal - Nature Aquarium Information
Magazine edisi Juni, Adana, Jepang
-
Amano, Takashi, 2012, Aquajournal - Nature Aquarium Information
Magazine edisi Juli, Adana, Jepang
-
Amano, Takashi, 2012, Aquajournal - Nature Aquarium Information
Magazine edisi Agustus, Adana, Jepang
-
Amano, Takashi, 2012, Aquajournal - Nature Aquarium Information
Magazine edisi Oktober, Adana, Jepang
-
Widjaja, Taufik, 2013, Aquascape “Pesona taman dalam akuarium”,
Agromedia pustaka, Jakarta, Indonesia
3
4
Website :
-
www.aquabotanic.com
-
www.aquascapist.com
-
www.forum.indoaquascape.com
-
www.adana.co.id
-
www.fuck-yeah-aquascaping.tumblr.com
-
www.aquariumdesigngroup.com
-
www.forum.Indoaquascape.com
-
www.orientalaquarium.com
-
www.aquaticplantcentral.com
-
www.pbase.com/plantella/fluval_edge_2_by_oliver_knott
-
www.aquascapingworld.com
2.2 Data Proyek
2.2.1 Sejarah Akuarium
Kata aquarium berasal dari bahasa Latin, yakni aqua yang berarti air, dan
rium yang artinya tempat. Jadi definisi akuarium adalah “ tempat ikan,
tanaman dan organisme air untuk dilihat “. Bangsa Mesir kuno di percaya
sebagai bangsa yang pertama kali memelihara ikan dalam wadah khusus
sejak ribuan tahun yang lalu. Ikan – ikan yang semula di pelihara di dalam
wadah sebelum dikonsumsi, ternyata menarik banyak perhatian orang.
Bangsa Roma kemudian mengikuti cara pemeliharaan ikan tersebut. Sejak
itulah cara ini tersebar sampai ke Timur Jauh. Bangsa China pada zaman
Dinasti Tang (618-907) melanjutkan tradisi memelihara ikan dalam wadah
keramik sebagai tempat ikan mas dan di taruh di halaman rumah. Mulai tahun
1644 sampai berakhirnya Dinasti Ming, hampir semua rumah, baik rumah
orang kaya ataupun miskin, mempunyai wadah untuk memelihara ikan mas.
Ikan ditempatkan dimana – mana, mulai dari stoples, kotak keramik. Sampai
bak kamar mandi. Pada masa itu, memelihara ikan mas membawa
kegembiraan dan hiburan bagi seluruh rakyat China.
5
2.2.2 Akuarium Kaca Pertama
Tahun 1842, Dr Johnston memperkenalkan akuarium kaca pertama, namun
kacanya hanya dibagian depan saja. Akuarium ini diisi 20 liter air laut. Tahun
1850, akuarium air tawar dengan ukuran lebih besar (50 liter) diperkenalkan.
Akuarium tersebut berisi ikan mas, tanaman jenis Vallisneria gigantea dan
beberapa keong. Pada masa itu, akuarium air laut lebih populer daripada air
tawar karena sulitnya mencari ikan hias air tawar (kecuali ikan mas).
Sedangkan ikan hias air laut lebih menarik warnanya dan banyak jenisnya.
2.2.3 Akuarium Public Pertama
Pada tahun 1853, Philip Henry Gosse membuat akuarium publik pertama
yang dikombinasikan dengan air mancur di Regents park Zoological
Gardens–Inggris, agar dapat dinikmati masyarakat banyak. Hal itu dilakukan
karena ia melihat harga aquarium masih mahal dan hanya dapat dimiliki
orang – orang kaya saja. Ini adalah aquarium dalam arti sebenarnya dan di
pelihara didalam ruangan. Sebelumnya, aquarium dipelihara di halaman
rumah. Sejak saat itulah, aquarium mulai dikenal diberbagai negara barat
seperti Perancis (1859), German (1864) dan Amerika serikat (1900).
Banyak jenis ikan tidak dapat hidup lama di dalam aquarium, namun jenis
Macropodus
Operculatus
(paradise)
dan
Corydoras
Paleatus
yang
diperkenalkan di Paris, dapat bertahan hidup lebih lama. Di Indonesia,
aquarium mulai diperkenalkan tahun 1922 dipasar ikan, Jakarta, oleh
pemerintah Belanda di kebun raya bogor.
2.2.4 Buku Aquarium air tawar pertama
Buku pertama tentang aquarium air tawar (Das Subwassrr Aquarium),
diterbitkan di Leipzig, German, pada tahun 1857 oleh Verlag Hermann
Manndel Sohn. Buku ini menyebutkan bahwa terlalu sering memberimakan
ikan dapat membahayakan. Pakan sebaiknya di berikan 2 atau 3 kali
seminggu, dan sisa pakan harus segera diangkat. Pakan ikan pada masa itu
umumnya roti, cacing, dan serangga kecil.
6
2.2.5 Aquarium masa kini
Mulai tahun 1960-an perkembangan teknologi aquarium semakin pesat di
German. Akibatnya, banyak orang tertarik untuk memelihara ikan hias
dengan tanaman air didalam aquarium sebagai hobi. Sejak saat itulah,
aquarium sudah bukan lagi memnjadi tempat memelihara ikan saja.
Aquarium sudah merupakan bagian dari interior bangunan. Selain itu,
aquarium di percaya dapat mengurangi kejenuhan, sehingga sering kali
ditempatkan diruang tunggu praktik dokter, di bandara, dirumah sakit,
dihotel, dikantor, atau dirumah untuk melepaskan stress setelah bekerja.
2.2.6 Aquarium air tawar di Indonesia
Indonesia yang beriklim tropis dan tanahnya subur sudah sejak tahun 1950-an
menjual tanaman air untuk aquarium air tawar. Namun para hobiis di
Indonesia saat itu selalu kecewa karena tanaman - tanaman itu tidak dapat
hidup lama di dalam aquarium.
Pada
awal
tahun
1997,
perusahaan
aquarista
di
jakarta
mulai
memperkenalkan tekhnologi peralatan aquarium seperti peralatan CO2,
pupuk aquarium, pasir, dan lampu yang tepat. Gunanya, agar tanaman air
dapat tumbuh segar dan subur didalam aquarium. Sejak saat itulah fokus
aquarium air tawar di Indonesia berubah drastis. Dari yang sebelumnya fokus
ke ikan hias, kini beralih ke aquarium hijau tanaman air.
2.2.7 Aquascaping
Aquascape adalah kegiatan yang lebih bersifat seni dalam mengatur dan
menanam tanaman air, batu dan kayu dalam cara yang menyenangkan secara
estetis di dalam aquarium sehingga memberikan efek berkebun di bawah air.
Aquascape desain mempunyai beberapa gaya atau style, beberapa diantaranya
adalah :
7
Gambar 2.1 dutch style
Dutch Style menggunakan banyak jenis tanaman dan hewan air, sehingga
menimbulkan warna yang beraneka ragam yang sebelumnya di populerkan
oleh Oliver Knott.
Gambar 2.2 Nature style
8
Gambar 2.3 Iwagumi Style
Nature Style adalah gaya desain jepang yang di populerkan oleh Takashi
Amano, dengan memberikan suasana alam yang menawan dan menyegarkan
mata, juga biasanya sebut Iwagumi style yang hanya meletakan batu batuan
sebagai ornamen utama.
Gambar 2.4 Jungle style
Jungle Style pada umumnya aquascape menggunakan ikan sebagai
pelengkap, namun ada kalanya aquascape bisa hanya berisi tanaman saja atau
bahkan kadang-kadang batu saja, dengan kayu-kayu yang sudah mati,
ataupun menggunakan komplemen udang hias saja, dan beberapa style atau
gaya desain lainnya.
9
Meskipun tujuan utama dari aquascaping adalah menciptakan suatu landscape
yang indah di dalam air, namun banyak aspek teknis mengenai pemeliharaan
tanaman yang harus dipertimbangkan. Faktor faktor ini harus seimbang di
dalam aquarium untuk memastikan kesuksesan aquascape.
Faktor-faktor tersebut meliputi filtrasi, karbon dioksida (CO2) yang sesuai
untuk kebutuhan photosintesis didalam air, substrate yang digunakan, pupuk
dan pencahayaan. Meskipun demikian sudah menjadi hal umum, bahwa
Aquascaping lebih cenderung ke tata aquarium tanaman air tawar.
2.3 Data Target
2.3.1 Consumer Behaviour
Para anak muda dan orang dewasa yang memiliki hobi ataupun
kegemaran dalam memelihara tanaman, hewan ataupun yang mencakup
dalam bidang Aquarium air.
2.3.2 Psikografi

Memiliki ketertarikan terhadap aquarium air.

Menyukai miniatur ataupun ekosistem mini.

Menyukai tanaman hias.

Menyukai keindahan alam.

Memiliki pengalaman dengan hewan peliharaan.
2.3.3 Data Primer
Demografi

Gender
: Pria dan wanita

Usia
: 23 - 45 tahun

Kewarganegaraan
: Indonesia

Pekerjaan
: Pekerja kantoran, Wirausahawan.

Kelas sosial
:A–B
10
2.3.3.1 Geografi
Kota – kota besar di Indonesia
2.3.4
Data Sekunder
Demografi

Gender
: Pria dan wanita

Usia
: 17 - 30 tahun

Kewarganegaraan
: Indonesia

Pekerjaan
: Pelajar, Mahasiswa, Hobiis

Kelas sosial
:A–B
2.3.4.1 Geografi
Kota – kota di Indonesia
2.4 Analisa SWOT

Strength
-
Memiliki konten yang kompleks, dengan visualisai yang baik dan
mudah di pahami oleh pembaca.

Weakness
-
Biaya yang tidak sedikit dalam pembuatan Aquascaping, membuat
masyarakat kebanyakan hanya menikmati keindahan Aquascape
melalui internet ataupun pameran – pameran di jakarta.

Opportunity
-
Menjadikan buku panduan dari dalam negri yang wajib bagi
penggemar tanaman – tanaman maupun ikan hias dalam aquarium air
tawar.
-
Merupakan buku yang membahas mengenai Aquascaping dari
Indonesia.

Threat
-
Masyarakat cenderung menyukai ikan hias dalam aquarium air tawar
tanpa memperhatikan lanscape.
-
Buku mengenai pemilihan ikan sudah banyak.
11
2.5 Kuesioner
Kuesioner yang penulis buat bertujuan untuk membantu dalam penulisan
buku ini. Ditujukan kepada para penggemar Aquascaping berikut ini adalah
pertanyaan yang ada pada Kuesioner ;
1. Tuliskan nama lengkap anda
2. Jenis kelamin anda ?
3. Usia anda ?
4. Sejauh mana anda mengenal Aquascaping ?
5. Berikan sedikit penjelasan mengenai Aquascaping
6. Apakah anda pernah membaca buku yang membahas tentang
Aquascaping
7. Bila sudah, tolong tuliskan judul buku yang pernah anda baca
8. Jelaskan kekurangan serta keunggulan dari buku yang pernah anda
baca
9. Buku Aquascaping seperti apakah yang anda inginkan ?
2.5.1 Hasil Kuesioner
Kuesioner yang telah di berikan kepada 10 orang penggemar aquascape
memberikan hasil yang bisa disimpulkan bahwa mereka menginginkan
informasi yang up to date, visual yang jelas dalam memberikan informasi,
dan mudah di mengerti oleh umum.
Download