pengaruh penggunaan kacang cenos dalam

advertisement
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
PENGARUH PENGGUNAAN KACANG CENOS DALAM RANSUM
DOMBA TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI DAN PROTOZOA
(IN VITRO)
Farhan Adli Hikall*, Rahmat Hidayat**, dan Tidi Dhalika**
Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2014
**Dosen Fakultas Peternakan Unpad
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kacang cenos dalam ransum domba
terhadap populasi bakteri dan protozoa dalam rumen domba. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicoba terdiri dari T 0 = Ransum kontrol (tanpa kacang
cenos), T1 = ransum mengandung kacang cenos 12,5%, T2 = ransum mengandung kacang cenos 25%, T 3 =
ransum mengandung kacang cenos 37,5% dan T 4 = ransum mengandung kacang cenos 50% masing-masing
perlakuan diulang sebanyak empat kali. Peubah yang diamati adalah jumlah bakteri dan protozoa yang terdapat
di dalam cairan rumen domba. Data yang diperoleh diuji dengan sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan kacang cenos dalam ransum domba tidak berpengaruh nyata (p>0,005) terhadap jumlah
bakteri dan jumlah protozoa di dalam rumen. Penggunaan kacang cenos dapat digunakan sampai 50% dari
jumlah ransum karena tidak mempengaruhi populasi bakteri dan protozoa di dalam cairan rumen.
Kata kunci: Kacang cenos, bakteri dan protozoa, domba
Kata kunci: Kacang Cenos, Ransum, Domba, NH3 dan VFA
Abstract
The aim of the research is to know the usage of kacang cenos in the rations on protozoa and bacteria
population in the rument of the sheep. This study used experimental methods with completely randomized
design (CRD). There are 5 kinds of treatments i.e. T 0 = ration without kacang cenos, T 1 = ration contains 12.5%
of kacang cenos, T2 = ration contain 25% of kacang cenos, T 3 = ration contain 37.5% of kacang cenos and T 4 =
ration contain 50% kacang cenos. All treatments were replicated four times. The parameters were measured : the
number of bacteria and protozoa in the rumen of sheep. Data were analyzed by analysis of variance. The result of
the research showed that the used of kacang cenos in the ration indicated that there is no effect on bacteria and
protozoa population in the rument. The use of 50% kacang cenos have a largest total number of bacteria and
protozoa, with total bacteria by 137.5 x 10 9 cells / ml and total protozoa by 9 x 105 cells/ml.
Keyword: Kacang cenos, bacteria and protozoa, sheep
PENDAHULUAN
Kacang tanah (Arachis hypogea) merupakan tanaman kacang polong – polongan yang
termasuk kedalam familiy Fabaccae. Kacang tanah (Arachis hypogea) berasal dari Amerika
Selatan tepatnya adalah Brazil, namun saat ini kacang tanah telah menyebar ke suluruh dunia
1
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
yang beriklim tropis atau subtropis termasuk Indonesia. Kacang tanah merupakan bahan
makanan yang banyak digunakan untuk bahan baku industri yang diubah menjadi bentuk lain
seperti kacang atom, rempeyek,dll. Sisa kacang tanah yang tidak terpakai baik pohon (jerami)
maupun kacang rudimenter dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak sehingga seluruh
bagian kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku industri pangan maupun pakan.
Kacang cenos sebagai komponen ransum akan mempengaruhi proses pencernaan. Di
dalam rumen karbohidrat komplek yang meliputi selulosa, hemiselulosa dan lignin dengan
adanya aktifitas fermentatif oleh mikroba akan dipecah menjadi asam lemak terbang,
khususnya asam asetat, propionat dan butirat (Ranjhan dan Pathak, 1979). Sampai saat ini,
kacang cenos belum dimanfaatkan. Ditinjau dari nutrisinya, kacang cenos dapat dijadikan
sumber protein alternatif bagi ternak karena mengandung protein kasar sebesar 22,48%,
lemak kasar 8,62%, serat kasar 28,22%,
dan BETN sebesar 28,05%
(Hasil Analisis
Proksimat di Laboratorium Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran, 2014).
Bakteri merupakan biomassa terbesar di dalam rumen, terdapat sekitar 50% dari total
bakteri hidup bebas dalam cairan rumen dan sekitar 30-40% menempel pada partikel
makanan. Bakteri mampu memecah struktur selulosa, hemiselulosa, pectin, fruktosa, pati, dan
polisakarida lainnya menjadi monomer atau dimer dari gula melalui proses fermentasi
(Hobson dan Stewart, 1997). Protozoa memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan
dengan bakteri. Ukuran tubuh protozoa lebih besar sehingga total biomassanya hampir sama
dengan bakteri (McDonald et al., 2002). Protozoa bersifat fagosit aktif (pemangsa/predator)
terhadap bakteri rumen terutama bakteri amilolitik. Bakteri amilolitik menempel granula pati
dan sifat makan protozoa yang menelan partikel-partikel pati sehingga bakteri amilolitik ikut
termakan bersama granula pati (Subrata et al., 2005).
Jenis dan nilai nutrisi pakan yang dikonsumsi oleh ternak ruminansia berkaitan dengan
mikroba rumen yang mencerna pakan tersebut. Pakan dengan kandungan protein kasar tinggi
seperti kacang cenos yang memiliki kandungan protein kasar sebesar 22,48% akan berdampak
pada jumlah populasi mikroba rumen terutama bakteri dan protozoa. Perubahan populasi ini
akan mencapai keseimbangan baru yang sesuai dengan perubahan pakan, karena jenis pakan
yang dikonsumsi oleh ternak ruminansia dapat mempengaruhi kondisi lingkungan rumen.
Kacang cenos mengandung protein dan serat kasar yang tinggi sehingga penambahan kacang
cenos dalam pakan dapat memasok zat makanan dalam bentuk protein dan serat yang tinggi.
2
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
Protein kasar yang tinggi dalam kacang cenos akan memasok zat makanan dalam
bentuk NH3 sebagai tambahan nitrogen bagi bakteri rumen. Tingginya suplai nitrogen
memberikan pengaruh positif untuk pertumbuhan bakteri rumen sehingga populasi bakteri
rumen akan meningkat. Bakteri maupun protozoa mampu mencerna protein yang berasal dari
makanan dan akan difermentasi oleh mikroba rumen menjadi NH3.
BAHAN DAN METODE
3.1.1 Bahan Pakan
Bahan pakan lain selain kacang cenos yang digunakan untuk menyusun ransum
percobaan diperoleh dari KSU Tandangsari, Kecamatan Tanjungsari yang terdiri dari dedak
padi, onggok, molases, dan CGF. Bungkil sawit dan bungkil kelapa diperoleh dari PT Andini
Karya Makmur, Cijapati. Pollard diperoleh dari CV. Misouri Bandung. Ampas tahu diperoleh
dari pabrik tahu desa Sayang kecamatan Jatinangor. Sedangkan rumput gajah diperoleh dari
Lahan Hijauan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Setelah
menjadi tepung kering, bahan penyusun ransum tersebut dicampurkan sesuai dengan
formulasi masing-masing perlakuan.
Larutan Saliva Buatan
Larutan saliva buatan digunakan sebagai suatu medium buffer yang menyerupai
kondisi rumen yang sesungguhnya yaitu 39-40°C, pH 6,5-6,8. Pembuatan saliva buatan ini
mengacu kepada metode McDougall, (1948) yang dikutip Tilley and Terry, (1963).
Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Timbangan Digital Analytic untuk menimbang sampel pakan
2.
Spuit, untuk pengambilan cairan supernatant
3.
Untuk mengambil cairan rumen, terdiri atas:
a. Termos berisi air hangat dengan kisaran suhu 39-400C, untuk membawa cairan
rumen dari Rumah Potong Hewan (RPH) ke laboratorium pada kondisi suhu yang
sesuai dengan kondisi suhu yang sebenarnya.
3
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
b. Kain saring muslin untuk menyaring cairan rumen
c. Termometer untuk mengukur suhu cairan rumen
4.
Untuk saliva buatan, terdiri atas:
a. Labu erlenmayer, untuk menampung saliva buatan
b. Stiter, untuk mengocok larutan agar menjadi homogen
c. pH meter, untuk mengukur pH larutan buffer (saliva buatan)
5.
Penghitungan Jumlah Mikroba Cairan Rumen:
a. Mikroskop, untuk identifikasi bakteri dan protozoa
b. Counting chamber, untuk perhitungan jumlah bakteri dan protozoa
c. Pipet, untuk mengambil sampel yang akan dianalisis
d. Cover glass, untuk menutup permukaan Counting chamber yang ditetesi sampel
Peubah yang Diamati
1.
Jumlah Total Bakteri
Prosedur penghitungan total bakteri menggunakan metode penghitungan langsung
dengan menggunakan seperangkat mikroskop olimpus binokuler dengan
pembesaran 40 x 10.
Jumlah bakteri = rata-rata jumlah sel x 2.5x Fp
Fp = Faktor pengencer
2.
Jumlah Total Protozoa
Penghitungan populasi protozoa dilakukan dengan menggunakan counting
chamber dengan larutan garam formalin (formalin salin) yang dibuat dari
campuran formalin dengan NaCl fisiologis 0,9% dalam 100 ml larutan (Ogimoto
dan Imai, 1981).
Populasi protozoa =
1
x 1000 x C x Fp
0,1 x 0,0625 x 16 x 5
Keterangan : C
Fp
= Jumlah koloni yang dihitung
= Faktor pengencer
4
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Perlakuan terhadap Populasi Bakteri
Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian kacang cenos terhadap populasi bakteri
disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan
menghasilkan variasi populasi bakteri berkisar antara 10,0 sampai 52,0 x 109 sel/ml cairan
rumen.
Tabel 1. Rata-rata Populasi Bakteri pada Berbagai Perlakuan (Sel/ml cairan rumen)
Ulangan
1
2
3
4
Rata-rata
T0
54,5
10,0
52,0
12.0
32,125
Perlakuan
T1
T2
T3
.....x 109 sel/ml cairan rumen.....
16,5
22,0
19,5
34,5
25,0
60,0
19,5
24,5
30,5
22,5
26,5
27,5
23,25
24,5
34,375
T4
25,5
22,5
16,5
16,0
20,125
Keterangan :
To = Ransum Kontrol (tanpa kacang cenos)
T1 = Mengandung kacang cenos 12,5 %
T2 = Mengandung kacang cenos 25,0 %
T3 = Mengandung kacang cenos 37,5 %
T4 = Mengandung kacang cenos 50,0 %
Berdasarkan analisis sidik ragam, penggunaan kacang cenos pada setiap perlakuan
sebagai ransum ternak ruminansia (domba) tidak memberikan perbedaan nyata terhadap
jumlah bakteri dalam cairan rumen, hal ini disebabkan karena kualitas protein kasar (PK) dan
total digestible nutrient (TDN) pada setiap perlakuan memiliki kandungan yang sama yaitu
sebesar 15,00 untuk PK dan 65,00 untuk TDN.
Kandungan PK yang sama pada setiap perlakuan menyebabkan jumlah bakteri yang
tidak berbeda nyata. Hal ini sejalan dengan pendapat Bach, dkk, (2005) bahwa bakteri
mendegradasi PK yang merupakan sumber energi bagi mikroba rumen dengan kadar yang
relatif tidak jauh berbeda dan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh bakteri untuk
pertumbuhannya. Pertumbuhan populasi bakteri dari tiap perlakuan tidak mengalami
perbedaan yang nyata. Kandungan TDN sebesar 65,00 menyediakan energi yang lebih banyak
dalam sintesis protein mikroba rumen sehingga menghasilkan jumlah bakteri yang relatif
sama.
5
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
Populasi dan jenis bakteri pada cairan rumen dipengaruhi oleh jenis dan kandungan
pakan yang dikonsumsi oleh ternak tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putra (2006),
bahwa jenis pakan yang diberikan pada ternak ruminansia merupakan faktor eksternal,
baik yang berhubungan dengan sifat fisik, kimia, dan biologis yang nantinya dapat
berpengaruh terhadap aktivitas mikroba rumen dalam mendegradasi pakan. Untuk
memperoleh keseimbangan populasi dan jenis bakteri pada cairan rumen, dibutuhkan pakan
yang memiliki kandungan yang seimbang antara serat kasar, BETN, dan protein.
Pemberian pakan dengan jumlah karbohidrat dan protein yang tinggi mudah tercerna
dan akan merubah populasi bakteri menjadi populasi yang lebih banyak. Faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroba rumen adalah temperature, pH, kapasitas
buffer, tekanan osmotik, dan kandungan nutrien cairan rumen (Dehority, 2004). Jenis pakan
yang dikonsumsi oleh ternak juga akan mempengaruhi populasi mikroba pada rumen
(Czerkawski, 1986). Dengan demikian PK dalam kacang cenos mudah dicerna oleh bakteri
dan menjadi media tumbuh bakteri.
Pertumbuhan mikroba rumen yang cepat akan meningkatkan degradasi pakan yang
memiliki serat kasar tinggi sehingga akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan non
konvensional yang berprotein tinggi (serat kasar dan protein yang tinggi). Tillman, dkk (1998)
menyatakan bahwa serat kasar dari bahan pakan merupakan komponen kimia yang besar
pengaruhnya terhadap kecernaan. Berdasarkan pengaruhnya terhadap populasi bakteri rumen
yang tinggi, dpat diduga bahwa serat kasar dalam kacang cenos menjadikan praksi serat
sederhana sehingga mudah dicerna oleh bakteri.
Serat kasar dan protein kasar pakan ruminansia, perlakuan terhadap bahan pakan,
faktor jenis ternak dan jumlah pakan dapat mempengaruhi proses kecernaan pada ternak
ruminansia tidak lepas dari peranan mikroba rumen. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Yokohama dan Johnson (1988) bahwa populasi mikroba rumen berkisar antara 15-80 x 109
sel/ml tetapi proporsi spesiesnya tidak tetap, perubahan ini akan mencapai suatu
keseimbangan baru sesuai dengan perubahan makanan.
Pengaruh Perlakuan terhadap Populasi Protozoa
Hasil perhitungan konsentrasi protozoa pada cairan rumen (in vitro) yang telah diberi
perlakuan pemberian ransum yang mengandung kacang cenos, disajikan pada Tabel 2.
6
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
Tabel 2. Konsentrasi Protozoa Cairan Rumen pada Berbagai Perlakuan (Sel/ml cairan rumen)
Ulangan
1
2
3
4
Rata-rata
T0
2,5
1
3
1,5
2
Perlakuan
T1
T2
T3
5
.....x 10 sel/ml cairan rumen.....
0,5
1
1,5
2
1
4
1,5
1,5
2,5
3,5
0,5
1
1,875
1
2,25
T4
1,5
1,5
2
1,5
1,625
Keterangan :
To = Ransum Kontrol (tanpa kacang cenos)
T1 = Mengandung kacang cenos 12,5 %
T2 = Mengandung kacang cenos 25,0 %
T3 = Mengandung kacang cenos 37,5 %
T4 = Mengandung kacang cenos 50,0 %
Populasi protozoa salah satu jenis mikroba rumen dengan kisaran normal antara 105106 sel/ml cairan rumen (Sutardi, 1977), dan sangat tergantung pada jenis ransum yang
dikonsumsi. Protozoa biasanya memberikan kontribusi sekitar 40% dari total nitrogen
mikroba rumen.
Pada tabel tersebut menunjukan bahwa rataan konsentrasi protozoa pada berbagai
perlakuan pemberian kacang cenos hampir merata. Untuk mengetahui pengaruh setiap
perlakuan terhadap populasi bakteri maka dilakukan analisis statistik menggunakan sidik
ragam.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan kacang cenos dalam ransum
domba tidak memberikan pengaruh nyata (p>0,05) terhadap jumlah protozoa. Protozoa rumen
sangat bergantung hidupnya pada bakteri, protozoa menelan bakteri hidup bersamaan dengan
itu memperoleh tambahan sumber protein dan karbohidrat dari ingesta rumen.
Protozoa secara aktif bersaing dengan bakteri dalam menggunakan gula-gula terlarut
dan pati, serta menyimpan karbohidrat tersebut dalam sel-sel tubuhnya dalam bentuk
amylopektin (Preston dan Leng, 1987). Bakteri dan protozoa dalam rumen akan bersaing
dalam menggunakan makanan, protozoa juga akan menggunakan bakteri sebagai sumber
protein untuk kehidupannya, sehingga jumlah bakteri dalam rumen berkurang (Yokohama
dan Johnson, 1988). Protozoa rumen dapat juga berperan sebagai pengontrol populasi bakteri
rumen dalam kondisi pakan yang banyak mengandung karbohidrat siap pakai yang tinggi
7
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
(Arora, 1995).
Hasil analisis yang menunjukan pemberian kacang cenos yang tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah populasi protozoa disebabkan karena sumber makanan protozoa yang
berupa sumber karbohidrat non struktural seperti pati tersedia dalam jumlah melimpah dalam
ransum setiap perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari kandungan TDN pada ransum setiap
perlakuan memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 65,00.
Menurut Arora (1989), protozoa akan lebih cepat tumbuh jika pakan mengandung
karbohidrat tinggi. Protozoa menyukai pakan yang kaya akan pati dan gula terlarut
(karbohidrat non struktural). Karbohidrat fermentabel dalam rumen dengan cepat ditelan oleh
protozoa (Arora, 1995). Keberadaan protozoa diperlukan untuk mempertahankan pH rumen.
Protozoa segera menyimpan karbohidrat mudah larut asal pakan ke dalam tubuhnya.
Tindakan ini mencegah laju konversi RFC (Readily Fermentable Carbohydrat) yang cepat
menjadi asam akan menyebabkan penurunan pH drastis, yang amat berbahaya bagi bakteri
rumen terutama bakteri selulotik (Erwanto, 1995).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan kacang cenos sampai 50% tidak memberikan pengaruh terhadap
populasi bakteri dan protozoa.
2. Kacang cenos dapat digunakan sampai 50% dalam ransum lengkap untuk domba.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan kacang cenos
lebih dari 50% dalam ransum domba dan perlu dilakukan percobaan secara langsung (In Vivo)
untuk melihat pengaruh pakan terhadap produksi ternak domba.
UCAPAN TERIMAKASIH
Para pembimbing, para penguji, seluruh civitas akademika Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran yang telah berperan penting selama penulis menempuh pendidikan di
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
8
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S.P. 1989. Pencernaan mikroba pada ruminansia. Diterjemahkan oleh R
Murwarni. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Bryant, M.P. 1970. Microbiologi of the rumen. Dalam : Farel, D. 3. Dan Pran Vohra
Ed. Recent Advences in Animal Nutrition in Australia. The University of New
England Pu. Unit Armidale. 111-118.
Czerkawski, J.W. 1986. An Introduction to Rumen Studie. Pregamon Pess. Oxford
New York, Toronto, Sydney,Frankurt. 109, 118- 120.
Erwanto. 1995. Optimalisasi Sistem Fermentasi Rumen Melalui Suplementasi Sulfur
Defunasi Reduksi Emisi Metan dan Stimulasi Pertumbuhan Mikroba pada
Ternak Ruminansia. Disertasi. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
McDonald, P., R. A. Edward, J. F. D. Greenhalgh, & C. A. Morgan. 2002. Animal
Nutrition. 6th Edition. Scientific and Tech John Willey & Sons. Inc, New
York.
McDougall, E. I. 1948. Studies on Ruminant Saliva. 1.The Compotion and Output of Sheep’s
Saliva. Biochemistry. Institute of Animal Pathology. University of Cambridge. Vol
43 Pp 99-109.
Ogimoto, K. and S. Imai. 1981. Altas of Rumen Microbiology. Japan Science Societies
Press, Tokyo.
Preston, T.R and R.A. Leng. 1987. Matching Ruminant Production System With
Avaliable Resaurces in The Tropics and Subtropics. Penambul Books
Armidale. Australia.
Ranjhan, S.K. and Pathak, N.N. 1979. Management and Feeding of Buffalo, Vikas Publ
House put, New Delhi.
Subrata, A., L. M. Yusianti, & A. Agus. 2005. Pemanfaatan tanin ampas teh terhadap
efek defaunasi, parameter fermentasi rumen dan sintesis protein mikroba
secara in vitro. Laporan Hasil Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid 1. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tilley, J.M. dan R.A. Terry. 1963. A two Stage Teckhnique for In vitro Digestion of Forages
Crops. J. British grass land soc.
9
Pengaruh Penggunaan Kacang Cenos Dalam Ransum Domba .....................Farhan Adli Hikall
Yokoyama, M.T and K.A. Jhonson.1988. Microbiologiof The Rumen and Intestine.
Dalam: Church, D.C. 1979. The Ruminant Animal; Digestive physiology and
nutrition of ruminant. Prentice – Hall. New Jersey. 125-142.
10
Download