BAB III FOTOGRAFI JURNALISTIK Foto jurnalistik adalah foto yang menyampaikan informasi kepada publik. Satu foto jurnalistik— biasa disebut foto tunggal (single photo)—menyampaikan informasi yang sangat terbatas; lebih banyak foto ditampilkan lebih banyak pula informasi yang bisa disampaikan. Foto jurnalistik identik dengan pers atau profesi kewartawanan, yaitu mencari, mengumpulkan,mengolah dan menyebarkan berita melalui media massa. Jadi fotografer melakukan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan foto yang mengandung nilai berita melalui media massa. Dalam dunia fotografi jurnalistik dikenal metode EDFAT (Entire, Details, Frame, Angle, Time) untuk menciptakan foto esai yang baik. Pengertian foto jurnalistik adalah informasi atau karya foto dari berbagai peristiwa yang disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan waktu yang cepat. Foto jurnalistik biasanya didukung dengan kata-kata yang terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto / caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang akan disampaikan ke publik. Jadi intinya bahwa semua gambar yang disajikan dalam bentuk foto dan berita yang dimuat dimedia baik cetak maupun online itu dinamakan foto jurnalistik. Tugas seorang foto jurnalis, tidak hanya memotret belaka. Ada tiga pekerjaan pokok yang harus dilakukan oleh seorang foto jurnalis yaitu; Memotret, Menulis, Memilih dan Menyimpan. Sehingga tidak heran jika naluri seorang foto jurnalis sangat tajam, ketika membaca berbagai macam persoalan yang dihadapi. Sebuah karya foto bisa dikatakan memiliki nilai jurnalistik jika memenuhi syarat jurnalistik yaitu memenuhi kreteria 5 W dan I H (What, Who, Why, When, Where dan How). “What” atau apa yaitu peristiwa apa yang sedang terjadi. “Who” Siapa yang menjadi objek dalam peristiwa tersebut. “Why” kenapa, latar belakang atau penyebab terjadinya suatu peristiwa. “When” yaitu kapan peristiwa itu terjadi. “Where” adalah tempat dimana suatu peristiwa itu terjadi. dan “How” yaitu seperti apa proses terjadinya suatu peristiwa itu dan bagaimana penyelesaiannya. Berikut beberapa kategori foto jurnalistik : MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 1 Spot News – Foto insidential, yang terjadi tanpa perencanaan sebelumnya, Contoh: foto bencana, kerusuhuan, teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta api, perkelaian dst. General news – Foto yang telah terjadwal sebelumnya (contoh: Sidang Umum MPR, Piala dunia, PON, Presiden meremikan bendungan, pembukaan pameran perumahan dll. Dalam penyajiannya lebih luas mencakup Politik, ekonomi, pertahanan, humor dsb. People in the News – Adalah sebuah sajian foto tentang manusia (orang) yang menjadi sorotan di sebuah berita. Kecenderungan yang disajikan lebih ke profil atau sosok seseorang . Bisa karena kelucuannya, ketokohannya, atau justru salah satu dari korban aksi teror, kurban bom dsb. Daily life – Tentang segala aktifitas manusia yang mampu menggugah perasaan dalam kesehariannya, lebih ke human interest. Contohnya: seorang tua yang sedang menggendong beban yang berat, pedagang makanan dll. Sosial & Environment – Foto yang menggambarkan tentang sosial kehidupan masyarakat dengan lingkungan hidupnya. Art and Culture – Foto yang dibuat menyangkut seni dan budaya secara luas, seperti pertunjukkan balet, pertunjukan yang terkait dengan masalah budaya dan musik dsb. Science & Technology – Foto yang menyangkut perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di muka bumi. Misalnya penemuan situs purbakala, klonning domba, pemotretan organ tubuh, proses operasi seorang pasien dsb. Portraiture – Foto yang menggambarkan sosok wajah seseorang baik secara clouse up maupu secama medium shot. Foto ditampilkan karena kekhasan pada wajah yang dimilikinya. Sport – Foto-foto yang dibuat dari peristiwa olahraga dari seluruh cabang olehraga apa saja. Baik olahraga tradisional maupun olahraga yang telah banyak dikenal oleh awam. Dalam fotografi jurnalistik, terdapat lima elemen foto. 1. Teknis ; dalam fotografi jurnalistik, semua kejadian terjadi dengan cepat. Elemen teknis fotografi dalam jurnalistik sebaiknya di-auto-kan supaya tidak kehilangan moment. Elemen teknis adalah satu-satunya elemen yang dapat diotomatiskan. 2. Posisi ; sudah jelas ya apakah posisi kita menguntungkan untuk mendapatkan objek yang baik atau tidak. MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 2 3. Komposisi ; apa yang ada di dalam foto yang (berhasil) kita jepret. Arbain Rambey berkata bahwa Foto yang kuat adalah foto yang tidak kekurangan data dan kelebihan data. 4. Moment ; moment mungkin dipengaruhi sedikit ke-hoki-an juga ya.. Apakah kita tepat disana saat moment terjadi, apakah kita cepat siap kamera saat meoment terjadi. Oleh karena itulah Arbain Rambey sering men-set kameranya dengan Auto jika sedang meliput. 5. Rasa ; apa yang kita rasakan saat melihat mampu kita sampaikan secara fotografi kepada orang-orang yang melihat foto. Sering-seringlah melihat foto yang baik agar rasa (feeling) kita terasah. Fotografi Jurnalistik In Action Dari klasifikasi foto secara mendasar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu foto seni dan foto guna. Dari foto guna sendiri terdiri dari foto dokumentasi dan foto informasi (jurnalistik). Foto seni Foto dokumentasi Foto informasi Foto juga dapat diklasifikasikan berdasarkan apa yang dipotret seperti Fashion, Produk, dan yang lainnya. Kemudian dimana moment tersebut dipotret, seperti street foto, under water, indoor dan yang linnya. Kemudian bagaimana moment tersebut dipotret seperti speed foto, slow speed, infra red dan lainnya. Untuk dunia jurnalistik sendiri produksi foto terbagi kedalam empat fungsi : 1. Hard News harus segera dipublikasikan 2. Soft News bisa dipublikasikan kapan saja 3. Ilustratif menampilkan info-info tambahan dalam berita 4. Potrait memunculkan informasi wajah yang tidak bisa diwakili oleh kata-kata MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 3 Dalam jurnalistik hal terpenting yang harus diingat bagi seorang fotografer adalah foto yang bagus adalah foto yang sesuai dengan target pembuatannya. Ada ungkapan untuk hal ini yaitu sebuah foto sudah jadi sebelum dibuat. Sehingga dalam hal ini seorang fotografer jurnalistik harus mampu membuat konsep foto yang matang untuk nantinya akan dicapture di lapangan. Dalam hal ini fotografer harus mempunyai gambaran dalam benaknya bagaimana hasil akhir dari foto yang akan dibuatnya. Pembuatan foto jurnalistik sendiri dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama adalah foto aman dimana seorang fotografer setidaknya harus mempunyai sebuah foto yang mewakili berita tanpa mementingkan unsur estetik atau yang lain. Kedua adalah foto bagus, yaitu foto yang tidak hanya menggambarkan informasi yang akan diberitakan, namun foto yang dibuat juga terdapat unsurunsur penting dalam fotografi. Ketiga adalah foto klise. Foto ini disebut klise karena sudah terlalu sering digunakan untuk mewakili sebuah peristiwa, seperti dalam bencana alam, perang, atau yang lainnya. Foto Aman Foto Bagus Foto Klise Terakhir dalam fotografi ada dua jenis foto yang dipublikasikan, yaitu foto indah dan foto menarik. Foto indah adalah foto yang apabila orang melihat maka dia akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menikmati dengan memandangi foto tersebut. Kemudian foto menarik adalah foto yang mudah menarik perhatian seseorang karena seringkali foto ini memancing komentar dari orang yang melihat. PANDUAN PRAKTIKUM FOTOGRAFI JURNALISTIK 1. Buatlah foto yang tergolong ke dalam Hard News, Soft News, Ilustratif, dan Potrait! 2. Buatlah foto yang tergolong ke dalam jenis foto Aman, Bagus, dan foto Klise! 3. Buatlah konsep sebuah foto yang nantinya bisa diproduksi dan bisa dipublikasi di media massa! MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 4 BAB IV STILL LIFE FOTOGRAFI Jenis fotografi ini mulai dikenal pada sekitar abad je-19, yang jauh sebelumnya pada sekitar abad ke-15 banyak diterapkan oleh para pelukis. Dalam fotografi still-life ini hampir seluruh objek yang akan difoto adalah benda mati yang ditata sedemikian rupa menjadi bentuk visual yang menarik. Objek-objek pemotretan ni sangat sering dan banyak ditemui diberbagai tempat disekililing kita. Fotografi still-life dapat didefinisikan dengan ‘alam benda” atau “hidup sunyi”, tetapi pada zaman sekarang ini definisi tidak berlaku lagi karena sekarang ini banyak modifikasi pada fotografi still-life nampak menjadi hingar bingar yang penuh dengan permainan warna dan macam-macam objek didalamnya, seperti portrait, landscape, bahkan foto produk, interiur sampai makanan juga merupakan bagian foto dari still-life. Dalam pengambilan gambar fotografi still-life terdapat dua cara yang bisa dilakukan, pertama bisa dilakukan dengan cara wajar (candid), dimana objek tidak dirancang melainkan dibiarkan apa adanya dengan sumber cahaya juga apa adanya, tetapi yang perlu diperhatikan adalah komposisi dan sudut pandang yang menarik. Cara kedua fotografi still-life dirancang dan diatur sedemikian rupa, mulai dari mengatur objek, cahaya, dimensi, karakter dan komposisi, sehingga hasilnya akan menarik sesuai dengan kehendak fotografer. Foto still-life bisa menceritakan sesuatu dari objek karena fotografi sebagai bahasa visual dengan perbendaharaan sendiri seperti tekstur, bentuk, garis dan warna. Pemilihan bahasa visual dan penyusunannya tergantung pada selera sang fotografer sehingga apa yang ingin dikomunikasikan bisa tersampaikan melalui karya sebuah foto. Lokasi pembuatan foto still-life pun dapat dilakukan didalam atau diluar luar ruangan. Diluar ruangan dapat menggunakan cahaya natural yaitu matahari. Sedangkan, didalam ruangan dapat menggunakan cahaya buatan atau biasa yang disebut cahaya artifisial. MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 5 Hal yang paling dan harus diperhatikan dalam membuat sebuah foto adalah ide. Benda yang akan menjadi objek pada foto still-life, sekalipun itu adalah benda sederhana, akan tanpil lebih indah hasilnya apabila memiliki konsep yang kuat. Konsep pemotretan sama halnya seperti seorang wartawan saat menyusus suatu berita, konsepnya harus mengandung 5W + 1H (What, Who,Where, When, Why dan How) yakni : apa yang difoto, siapa objeknya, dimana dan kapan pemotretannya, apa yang akan dikomunikasikan dan dengan teknik pemotretan seperti apa yang akan digunakan. Konsep akan selalu mempengaruhi keberhasilan dalam menghasilkan suatu karya foto melalui sebuah perencanaan yang tepat. Konsep dalam fotografi still-life biasanya tergantung pada apa yang ingin dikomunikasi dalam foto tersebut. Dalam perkembangannya, foto still-life seringkali dikombinasikan dengan elemenelemen penunjang seperti properti pendukung. Elemen-elemen penunjang tersebut dapat berupa unsur manusia ataupun benda mati lainnya seperti miniatur mobil dan sebagainya. Hal yang lain yang harus diperhatikan selain membuat konsep yang tepat adalah pengusaan terhadap alat dan kemampuan teknis dalam diri seorang fotografer. Jadi apabila dipadupadankan antara konsep atau ide, pengusaan alat dan kemampuan diri dari fotografernya maka akan menghasilkan suatu karya foto yang mempunyai nilai tinggi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa objeknya merupakan benda mati atau sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri dan pada umumnya berukuran kecil. Fotografi still life adalah manisfestasi jargon fotografi dari to-make-pictures. Karena seorang fotografer harus bisa membuat foto. Fotografi still life membuat seorang fotografer berusaha bagaimana menciptakan, membuat foto dan membuatnya tampak lebih hidup. Jangan pernah takut dan ragu untuk mencoba membuat gambar still life. MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 6 A. Foto Makanan (Food Photography) Saat ini bukan lagi menjadi sorotan yang aneh, ketika hidangan yang dipesan atau dibeli di sebuah restoran, diabadikan terlebih dahulu sebelum disantap. Bagi sebagian orang, foto makanan yang sudah disajikan mempunyai nilai estetika dan makna tersediri. Ada yang digunakan sebagai sarana untuk promosi lalu diposting ke media sosial untuk mendapatkan pengakuan atau mungkin karena terlalu menyukai makanan tersebut. Banyak juga foto-foto yang betemakan hidangan yang di posting ke social media seperti instagram yang secara tidak langsung memberikan penafsiran tersendiri bagi foto tersebut. bisa saja ada yang tertarik,ada yang tidak suka bahkan ada yang langsung ingin mencicip hidangan tersebut.Dari sebuah foto, setiap orang pasti memiliki penafsiran yang berbeda. Seorang fotografer makanan yang professional dapat menghasilkan foto yang tidak hanya enak dilihat, tetapi juga foto yang membangkitkan selera, serta menyeragamkan persepsi. Yang perlu diperhatikan saat memotret makanan yaitu: 1. Apa jenis makanan yang akan kita foto? MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 7 Makanan yang akan kita poto tergantung pada tema apa yang akan kita pilih. Misalnya kita akan membuat tema kebudayaan daerah Indonesia,maka makanan yang kita pilih yaitu makanan khas dari beberapa suku di Indonesia yang tentunya menarik perhatian pembacanya. 2. Bagian sisi mana yang akan kita tonjolkan? Misalkan kita diminta untuk memotret es krim enak, sudah tentu kita harus menonjolkan kesegaran dari es krim tersebut dengan memotret dari bagian samping atau atasnya. 3. Bagaimana cara penyajian dari makanan tersebut? Melalui foto yang kita ambil, kita harus membuat orang akan tertarik untuk mencobanya. Maka dari itu, kita harus memperhatikan penyajian dari makanan itu. 4. Mencoba bereksperimen Mulai mengiris atau membedah sedikit makanan tersebut. Pintar-pintar dalam mengenali objek. Terkadang walaupun “simple” namun indah, artinya jangan ada saling tindih antar frame. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dari sisi teknik foto atau kamera dalam pengambilan foto still life: a) Komposisi dan angle Memilih aksesoris yang membuat makanan tersebut tampak lebih menarik, misalnya sendok yang berwarna-warni. b) Lighting Cahaya yang secara tidak langsung datang ke makanan melalui celah jendela misalnya, akan menambah keindahan dari makanan tersebut. Kita hanya perlu mengatur posisi makanan agar cahaya yang menghampirinya menjadi indah. c) Background Cari background atau latar yang bagus dan menarik dan yang pasti kontras dengan foto makanan tersebut. d) White Balance Mengatur white balance yang sesuai dengan foto makanan yang kita potret. Kalau foto makanan kita lebih berwarna terang, sebaiknya menggunakan tone warm. e) Tripod Tripod juga diperlukan dalam mengambil gambar makanan yang akan kita potret, tetapi harus menyesuaikan situasi tempat dan kondisi. Misal kita ingin memotret makanan jalanan yang MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 8 pengunjungnya ramai dan berdesakan, maka kita sebaiknya tidak perlu menggunakan tripod agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. f) Detail Memperhatikan detail makanan tersebut, satu komponen pun dari makanan tersebut sebaiknya jangan terlewatkan agar tidak mengurangi keindahan maupun bagian dari makanan tersebut. g) Motret Macro Motret macro adalah mengambil foto dengan jarak yang sangat dekat untuk mendapatkan detail yang sangat tinggi pada sebuah objek berukuran kecil dan tekstur dari foto makanan tersebut. h) Be creative Membuat makanan tersebut lebih menarik dengan kreativitas sang pemotret, misalnya membubuhkan minyak zaitun ke makanan agar makanan tersebut tampak lebih berkilau. Cara membuat foto makanan yang menarik : 1. Perhatikan teknik pencahayaan Memotret makanan biasanya dilakukan dalam ruangan atau studio. Karenanya lampu flash amat diperlukan, pastikan arah lampu flash bukan dari depan objek namun dari samping atau belakang. Teknik fotografi ini mudah dilakukan terlebih lagi bila latarbelakangnya putih karena warna putih mampu menetralisir cahaya. Dan lebih bagus lagi bila Anda menggunakan cahaya matahari. Teknik sederhananya adalah dengan menggunakan cermin kecil untuk memfokuskan cahaya pada bagian-bagian tertentu dari piring untuk membantu mengurangi bayangan yang keras atau untuk menarik perhatian pada area yang diinginkan. 2. Teknik pengambilan angle Gambar terbaik akan dihasilkan baik dengan mengambil gambar serendah mungkin. Maksudnya ambil sudut terendah dari objek namun bukan dari bawah objek. 3. Memotret sesegera mungkin Makanan yang baru saja selesai dimasak akan terlihat begitu segar, jadi segera ambil gambar saat komposisi warna makanan masih terlihat fresh di mata kamera. Gunakan minyak untuk membantu menciptakan efek mengkilat pada makanan dengan cara mengoleskannya. 4. Gunakan warna netral untuk latar belakang objek MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 9 Warna putih juga bisa mengimbangi komposisi warna jika objek foto adalah makanan dengan bahan-bahan yang colourful. Efek mewah juga akan terpancar jika kamu menggunakan piring putih saat penyajiannya. 5. Fokuskan pada detail objek Misalnya kamu akan memotret sepiring steak, pastikan bekas tanda panggangan yang berselang-seling pada daging terlihat jelas dan berada pada posisi yang sempurna di atas piring. Atau jika kamu akan memotret sushi, maka pastikan setiap potongan ditempatkan secara menarik. Usahakan tidak terlalu membuat isi piring terlalu penuh yang justru akan mengurangi keindahannya. 6. Crop in tightly Usahakan untuk mengedit hasil foto dengan komposisi objek benar-benar mendominasi frame. Step terakhir ini akan lebih mudah dilakukan jika saat memotret kamu sudah mengambil objek foto dengan fokus yang baik. Dengan demikian akan lebih mudah terlihat hal-hal detail pada objek foto. B. Foto Iklan (Advertising Photography) Iklan selalu menjadi hiasan berbagai media cetak dan elektronik. Iklan yang setiap harinya kita lihat baik di televisi, internet, maupun iklan yang dipasang dipinggir jalan tidak terlepas dari adanya peran fotografi didalamnya. Sebagai hiasan, iklan hadir membawa manfaat misalnya untuk memberitahukan berita, mengucapkan rasa sukacita dan belasungkawa, mempromosikan MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 10 suatu produk, bahkan iklan saat ini digunakan sebagai sarana untuk berpolitik. Foto-foto yang dibuat sesuai dengan teknik-teknik fotografi yang benar dan aturan yang baik akan menghasilkan gambar yang baik pula, serta dapat memunculkan keinginan untuk membeli bagi orang yang melihatnya, bilaman iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan suatu produk. Media iklan yang baik akan memuat foto-foto yang representatif, yaitu foto-foto yang menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang benar serta konsep yang sudah dirancang dengan matang sesuai dengan karakter produk tersebut. Daya tarik sebuah foto iklan yang bersifat komersial maupun non komersial harus mampu memikat public yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dari produk atau jasa yang disajikan, karena pada sebuah foto iklan terdapat konsep desain yang bertujuan persuasif atau mengajak masyarakat untuk mengikuti pembuat iklan tersebut. Fotografi iklan memiliki fungsi untuk menyampaikan ide atau ilusi.Fotografi iklan mempunyai cakupan yang sangat luas. Objek apapun dapat dijadikan karya foto yang memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga tiap fotografer yang menggeluti bidang ini perlu memiliki bekal atau dasar pengetahuan fotografi yang luas terhadap hal yang berkaitan dengan aktivitasnya, diantaranya sebagai berikut: - Perangkat pemotretan - Aksesoris pendukung - Perangkat lighting - Manajemen dan wawasan untuk mendukung kreatifitas dan kelancaran kerja Fotografi iklan harus memiliki konsep dan desain yang matang karena foto merupakan bagian terpenting dalam sebuah pemotretan. Konsep tersebut harus mengandung 5w + 1 H (what,who,when,why,where + how). Fotografi iklan dapat bersifat: 1. Hard selling: Menjual produk secara langsung 2. Soft selling: Menjual produk tetapi kita tidak dapat melihatnya secara langsung, biasanya yang dijual adalah sebuah pencitraan di dunia fotografi komersial, mulai dari still life, table top, background table, product shot dan pack shot semuanya mempunyai satu kesamaan. Fotografi iklan ditujukan untuk memvisualisasikan komoditas (bisa berupa produk secara nyata maupun tidak) guna memenuhi tuntutan klien dalam mengiklankan bentuk usahanya Peran seorang fotografer dalam hal pembuatan foto iklan adalah membuat foto iklan tersebut dengan aspek teknis dan estetika yang dimiliki sehingga foto tersebut menjadi foto yang MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 11 memiliki nilai jual dan membuat khalayak tertarik dan berminat. Terdapat beberapa hukum yang mencangkup foto komersial dalam kebutuhan periklanan, yaitu semakin besar ukuran sensor (ukuran film pada fotografi analog), maka foto yang dihasilkan akan semakin baik pula. Sifat dari foto produk mempunyai jam kerja yang lama dan cukup "slow", dalam pengertian ini foto harus dilayout dan di-style oleh fotografer dan stylist sampai menjadi foto"matang". Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan foto ini adalah: - Jenis kamera - Ukuran lensa - Luas studio - Lighting system - Pemahaman teknis fotografi dan lighting - Fidelity(detail-detail yang tercipta dari hight light dan shadows) Seorang fotografer biasanya mendapat sebuah arahan dari seorang pengarah kreatif (Creative Director) atau pengarah seni (Art Director) dan Stylist. Fotografer bertugas memberikan sebuah respon kepada Art Director atau Creative Director agar dapat diketahui sejauh manakah konsep tersebut dipahami guna meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan. Menurut kegunaannya, foto iklan di bagi dalam beberapa jenis: 1. Editorial Fotografi; adalah foto yang dibuat untuk mengilustrasikan suatu cerita atau ide dalam kontek sebuah penerbitan atau majalah. 2. Coorporate Fotografi; biasanya foto yang dibuat digunakan sebagai alat publik relation dari korporasi-korporasi besar, biasanya berbentuk company profile. 3. Stock Fotografi; adalah pembuatan stok foto untuk dijual ke agensi-agensi stok foto. MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 12 PANDUAN PRAKTIKUM STILL LIFE 1. Buatlah sebuah foto dengan teknik sebagai berikut! 2. Buatlah sebuah foto dengan tema art still life dengan teknik lain yang sudah pernah diajarkan dalam teori pencahayaan! MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITAL Page 13