Accounting Standards Update - 1st edition v 1

advertisement
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
Accounting Standards Update
Dalam edisi ini:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PSAK 1 (Revisi 2010): Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 2 (Revisi 2009): Laporan Arus Kas
PSAK 3 (Revisi 2010): Laporan Keuangan Interim
PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi
PSAK 7 (Revisi 2010): Pihak-Pihak Berelasi
PSAK 25 (Revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan
Accounting Standards Update ini disusun untuk memberikan gambaran secara umum
mengenai perubahan-perubahan signifikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 jika dibandingkan
dengan perlakuan akuntansi yang diatur dalam standar akuntansi keuangan yang
berlaku sebelumnya. Disamping itu, akan diuraikan pula implikasi terhadap pelaporan
akuntansi bagi perusahaan di Indonesia.
Dalam edisi ini, PSAK-PSAK yang dicakup adalah yang mengatur pelaporan keuangan
dan penyajian laporan keuangan secara umum (lihat daftar pada box di atas).
PSAK NO.01 (REVISI 2010): PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur mengenai dasar-dasar penyajian
laporan keuangan untuk tujuan umum dan komponen laporan keuangannya agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun
dengan laporan keuangan perusahaan lain.
Perubahan Signifikan
1. Beberapa terminologi mengalami perubahan seperti:
a. Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan;
b. Laporan Laba Rugi menjadi Laporan Laba Rugi dan Laporan Laba Rugi
Komprehensif;
c. tanggal neraca menjadi akhir periode pelaporan;
d. pemegang saham menjadi pemilik.
2. Terdapat perubahan dalam komponen laporan keuangan lengkap yaitu:
a. Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain yang berisi
pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi yaitu:
1) Perubahan dalam surplus revaluasi (sesuai PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19:
Aset tidak Berwujud)
2) Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti (sesuai PSAK 24: Imbalan
Kerja),
3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing (sesuai PSAK 10: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |1
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
4) Keuntungan/kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan ‘tersedia untuk
dijual’ (sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan).
5) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas (sesuai PSAK 55 : Instrumen Keuangan).
b. Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan beban dalam
bentuk:
1) Dua laporan yang terpisah antara:
a) Laporan laba rugi yang menunjukkan komponen laba rugi terpisah dan;
b) Laporan pendapatan komprehensif yang dimulai dengan laba rugi (pada butir
a) di atas) dan pendapatan komprehensif lain.
2) Satu laporan laba rugi komprehensif (gabungan dua laporan terpisah di atas)
c. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif harus disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya.
3. Perusahaan mengklasifikasikan pinjaman yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan
setelah periode pelaporan ke liabilitas jangka pendek, meskipun:
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan.
b. Perjanjian untuk pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran, atas
dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum
tanggal penyelesaian laporan keuangan.
4. Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos berikut
sebagai alokasi laba rugi dalam periode:
a. Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas
induk.
b. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas induk.
5. Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
6. Pajak penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif
lain harus diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas
laporan keuangan.
7. Perubahan ekuitas disajikan terpisah dari komponen laporan keuangan yang harus
menampilkan:
a. Total laba rugi komprehensif selama suatu periode dari masing-masing pemilik
entitas induk dan kepentingan non-pengendali.
b. Efek dari aplikasi retrospektif jika dilakukan, untuk semua komponen.
c. Rekonsiliasi antara nilai terbawa pada awal dan akhir periode tiap komponen, secara
terpisah mengungkapkan:
laba/rugi,
setiap pos di pendapatan komprehensif lain,
transaksi dengan pemilik
8. Perusahaan mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan mengevaluasi tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola
permodalannya. Informasi yang diungkapkan adalah:
a. informasi kualitatif atas tujuan, kebijakan dan proses mengelola modal,
b. ikhtisar kuantitatif data atas sesuatu yang dikelola atas modal tersebut,
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |2
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
c. jika ada perubahan di poin a dan b,
d. kepatuhan atas kebutuhan permodalan untuk pihak luar.
9. Penyajian dan pengungkapan pos luar biasa dalam laporan keuangan tidak
diperkenankan.
10. Perusahaan dapat menyajikan secara terpisah dari laporan keuangan lengkap:
1) laporan kajian keuangan oleh manajemen,
2) laporan mengenai lingkungan hidup dan,
3) laporan nilai tambah.
11. Perusahaan membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan
terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam catatan laporan keuangan.
12. Nama Direksi dan Komisaris serta jumlah karyawan tidak diatur untuk diungkapkan.
Implikasi
1. Dalam menyajikan laporan keuangan, perusahaan perlu menggunakan terminologi baru
dan memodifikasi format laporan keuangan terutama laporan laba rugi menjadi laporan
laba rugi komprehensif dan laporan perubahan ekuitas.
2. Perusahaan juga perlu mengidentifikasi kembali pengelompokkan pos-pos tertentu di
laporan keuangan sesuai PSAK No.01 terutama pos pendapatan komprehensif lain.
3. Perusahaan perlu memperhatikan beberapa ketentuan baru dalam pengungkapan
dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Perusahaan menelaah kembali pentingnya menerbitkan laporan-laporan tambahan
diluar komponen laporan keuangan lengkap.
PSAK NO.2 (REVISI 2009): LAPORAN ARUS KAS
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur pelaporan atas informasi mengenai
perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode.
Perubahan Signifikan
Memperjelas pengklasifikasian transaksi arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi
maupun pendanaan, seperti:
1. arus kas dari penjualan peralatan pabrik diklasifikasikan sebagai arus kas investasi;
2. arus kas dari penjualan aset tetap yang dimiliki untuk disewakan kepada pihak lain,
diklasifikasikan sebagai arus kas operasi;
3. arus kas dari transaksi kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan
kehilangan pengendalian diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |3
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
Implikasi
Berbeda dengan PSAK sebelumnya, PSAK ini mengatur secara spesifik pengklasifikasian
transaksi-transaksi arus kas tertentu berdasarkan arus kas operasi, investasi dan
pendanaan.
Oleh karena itu, dalam menyusun laporan arus kas, perusahaan perlu memperhatikan
kesesuaian dari klasifikasi transaksi arus kas dengan PSAK ini.
PSAK NO.3 (REVISI 2010): LAPORAN KEUANGAN INTERIM
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan menentukan isi minimum laporan keuangan interim
serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk
periode interim.
Perubahan Signifikan
1. Entitas dapat memilih untuk menyajikan laporan keuangan interim lengkap atau laporan
keuangan interim ringkas. Laporan keuangan interim ringkas minimum mencakup:
a. laporan posisi keuangan ringkas;
b. laporan laba rugi komprehensif ringkas;
c. laporan perubahan ekuitas ringkas;
d. laporan arus kas ringkas;
e. catatan atas penjelasan tertentu.
2. Bagi entitas yang memilih untuk menyajikan laporan keuangan interim ringkas, PSAK ini
menentukan informasi minimum yang harus dicantumkan dalam catatan atas penjelasan
tertentu, antara lain:
a. kebijakan akuntansi, metode perhitungan dan implikasi perubahan (jika ada);
b. penjelasan sifat musiman dan siklusan;
c. sifat dan jumlah perubahan estimasi;
d. penerbitan, pembelian, pembayaran efek utang dan ekuitas;
e. dividen yang dibayarkan;
f.
informasi segmen;
g. peristiwa material setelah periode interim
h. dampak perubahan komposisi entitas;
i.
perubahan aset/ liabilitas kontinjensi.
3. Laporan keuangan interim harus disajikan secara komparatif:
a. dengan posisi akhir tahun sebelumnya untuk laporan posisi keuangan;
b. dengan periode interim tahun sebelumnya untuk laporan laba rugi komprehensif,
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
4. Bila memilih untuk menyajikan laporan keuangan interim ringkas, entitas harus
mengungkapkan kepatuhan terhadap PSAK ini dalam pengungkapan catatan atas
penjelasan tertentu.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |4
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
Implikasi
1. PSAK ini memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk menyusun laporan keuangan
interim secara ringkas dimana pengungkapan yang diperlukan di dalam catatan laporan
keuangan lebih sederhana.
2. Dalam menyusun laporan keuangan interim ringkas perusahaan perlu memperhatikan
antara lain:
a. komponen-komponen minimum yang perlu disajikan dalam laporan keuangan dan
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan;
b. periode pelaporan yang harus disajikan secara komparatif;
c. pernyataan pengungkapan kepatuhan terhadap PSAK ini.
PSAK NO.5 (REVISI 2009): SEGMEN OPERASI
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur mengenai definisi segmen operasi, kriteria
suatu segmen yang perlu dilaporkan serta pengungkapan yang diperlukan dalam informasi
segmen operasi. Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana
entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
Perubahan Signifikan
1. Pernyataan ini diterapkan untuk laporan keuangan entitas dan laporan keuangan
konsolidasian;
2. Entitas wajib melaporkan informasi segmen jika memenuhi definisi suatu segmen
operasi, yaitu suatu komponen entitas:
a. terlibat dalam aktvitas usaha dan memperoleh pendapatan dan terjadi beban;
b. hasilnya dikaji ulang secara reguler oleh organ pengambil keputusan tentang sumber
daya dan kinerja;
c. tersedia informasi keuangan terpisah.
3. Informasi segmen yang perlu diungkapkan oleh entitas mencakup:
a. Informasi umum;
b. Informasi laba atau rugi segmen, aset & liabilitas segmen;
c. Rekonsiliasi total pendapatan, laba atau rugi, aset, liabilitas, dan unsur material lain
antara segmen dengan entitas.
4. Informasi mengenai produk dan jasa, wilayah geografis dan pelanggan utama harus
disediakan jika entitas belum melaporkan informasi segmen, kecuali informasi tersebut
tidak tersedia dan biaya pengembangannya besar.
5. Entitas tidak perlu mengungkapkan identitas pelanggan utama atau jumlah pendapatan
yang setiap segmen dilaporkan dari pelanggan tersebut.
6. Entitas melaporkan pendapatan bunga secara terpisah dari beban bunga untuk setiap
segmen dilaporkan kecuali mayoritas dari pendapatan segmen berasal dari bunga dan
pengambil keputusan operasional menggunakan pada pendapatan bunga neto sebagai
dasar utama dalam menilai kinerja dan membuat keputusan tentang sumber daya untuk
dialokasikan kepada segmen tersebut.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |5
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
Implikasi
Perusahaan perlu memperhatikan syarat kualitatif dan kuantitatif dalam menentukan
segmen operasi serta informasi segmen yang perlu diungkapkan dan dilaporkan dalam
laporan keuangan sesuai dengan PSAK ini.
Dalam menentukan segmen operasi yang perlu diungkapkan perusahaan perlu
memperhatikan syarat kualitatif bahwa hasil segmen operasi tersebut secara regular dikaji
ulang oleh perusahaan untuk keperluan evaluasi kinerja dan sumber daya.
PSAK NO.7 (REVISI 2010): PIHAK-PIHAK BERELASI
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur pengungkapan hubungan, transaksi dan
saldo pihak-pihak yang berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasi dan
laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan
secara individual.
Perubahan Signifikan
1. Entitas perlu mengungkapkan jumlah kompensasi anggota manajemen kunci untuk
masing-masing kategori berikut
a. imbalan kerja jangka pendek;
b. imbalan pasca-kerja;
c. imbalan kerja jangka panjang lainnya;
d. imbalan pemutusan hubungan kerja; dan
e. pembayaran berbasis saham.
2. Jika suatu pihak memenuhi kriteria berikut ini maka pihak tersebut bukan sebagai pihakpihak berelasi:
a. dua entitas hanya karena mempunyai direksi atau personal manajemen kunci yang
sama atau manajemen kunci tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas entitas
lain;
b. dua venturer yang mempunyai pengendalian bersama atas suatu ventura bersama;
c. departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan.
3. Pengungkapan-pengungkapan minimal mengenai pihak-pihak berelasi yang disyaratkan
oleh PSAK ini mencakup:
a. jumlah transaksi;
b. jumlah saldo, termasuk komitmen :
1) persyaratan dan ketentuan terkait, termasuk apakah terdapat jaminan, dan sifat
dari imbalan diberikan pada saat penyelesaian; dan
2) rincian jaminan yang diberikan atau diterima;
c. penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut;
d. beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau penghapusan
piutang dari pihak-pihak berelasi.
4. Pengungkapan yang disyaratkan di atas dilakukan secara terpisah untuk masing-masing
kategori berikut:
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |6
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
a. entitas induk;
b. entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap entitas;
c. entitas anak;
d. entitas asosiasi;
e. ventura bersama dimana entitas merupakan venturer;
f.
anggota manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya;
g. pihak-pihak berelasi lainnya.
5. Tambahan contoh transaksi yang diungkapkan jika pihak tersebut adalah pihak berelasi
adalah:
a. Komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi atau tidak terjadi di
masa depan, termasuk kontrak eksekutori (diakui atau tidak diakui).
b. Pengungkapan atas penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau oleh entitas atas
nama pihak lain.
6. Pengungkapan pihak-pihak yang terkait yang diperlakukan setara dengan pihak dalam
transaksi yang wajar (arm’s length transaction) hanya jika hal itu dapat dibuktikan.
7. Hubungan antara entitas induk dan entitas anak diungkapkan terlepas dari apakah telah
terjadi transaksi antara mereka.
8. Tambahan definisi mengenai pihak-pihak berelasi:
a. entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama;
b. kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
c. satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga;
d. entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Implikasi
Dengan diterapkannya PSAK ini, perusahaan perlu mengungkapkan jumlah kompensasi
anggota manajemen kunci dan terdapat beberapa penjelasan tambahan yang harus
diungkapkan pada laporan keuangan yang sifatnya informatif.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |7
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
PSAK NO.25 (REVISI 2009): KEBIJAKAN
AKUNTANSI DAN KESALAHAN
AKUNTANSI,
PERUBAHAN
ESTIMASI
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan
kebijakan akuntansi bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan
kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan.
Perubahan SIgnifikan
1. Entitas perlu mengungkapkan lebih detail jumlah penyesuaian yang dihasilkan dari
penerapan awal suatu PSAK pada periode berjalan, periode lalu atau periode akan
datang, kecuali tidak praktis.
2. Jika penerapan retrospektif disyaratkan tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu,
atau periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan. Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang
pengungkapan di atas.
3. Dalam PSAK ini, pengertian tidak praktis berarti ketika entitas tidak dapat
menerapkannya setelah seluruh usaha yang rasional dilakukan. Untuk suatu periode lalu
tertentu, tidak praktis untuk menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk mengoreksi kesalahan
jika:
a. dampak penerapan tidak dapat ditentukan;
b. memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada pada periode lalu
tersebut atau;
c. memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan
secara obyektif informasi mengenai estimasi yang:
1) menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di saat jumlah tersebut
diakui, diukur atau diungkapkan; dan
2) tersedia ketika laporan keuangan periode lalu diselesaikan dengan informasi lain.
4. Kewajiban pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi yang akan datang ketika
entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif
berlaku.
Implikasi
Dengan diterapkannya PSAK ini, perusahaan kini perlu mengungkapkan perubahan
kebijakan akuntansi yang akan datang ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru
yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku.
Perusahaan juga perlu memberikan justifikasi jika jumlah penyesuaian yang dihasilkan dari
penerapan awal suatu PSAK pada suatu periode tertentu tidak praktis untuk diungkapkan.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |8
Crowe Horwath - Indonesia
May 2011
Contact Information:
Name
Ruchjat Kosasih
Nunu Nurdiyaman
Jenly Hendrawan
Juanita Budijani
Y.F. Hendrarno
Munir Ali
E-mail
[email protected]
[email protected]
[email protected]
[email protected]
[email protected]
[email protected]
Jurita Suharto
[email protected]
Title
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Advisory
Associate Director,
Advisory
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
Member Crowe Horwath International
Center for Investment and Business Advisory
Member Crowe Horwath International
st
Cyber 2 Tower, 21 Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5
Jakarta 12950, Indonesia
Tel +62 (21) 2553 9200
Fax +62 (21) 2553 9298
www.crowehorwath.co.id
Catatan: Informasi mengenai perubahan signifikan dan implikasi yang terdapat dalam
Accounting Standards Update ini diuraikan secara umum. Tingkat signifikansi dari
perubahan tersebut serta implikasi yang sebenarnya tergantung pada kondisi setiap
perusahaan yang menerapkannya. Perusahaan dianjurkan untuk mendiskusikan terlebih
dahulu jika menggunakan Accounting Standards Update ini untuk keperluan masing-masing.
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan/Center for Investment and Business Advisory is a member of Crowe Horwath
International, a Swiss verein (Crowe Horwath). Each member firm of Crowe Horwath is a separate and independent legal entity.
Center for Investment and Business Advisory / Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan and its affiliates are not responsible or
liable for any acts or omissions of Crowe Horwath or any other member of Crowe Horwath and specifically disclaim any and all
responsibility or liability for acts or omissions of Crowe Horwath or any other Crowe Horwath member.
© 2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan/Center for Investment and Business Advisory
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
May 2011
Page |9
Download