Accounting Standards Update - 2nd edition_v1

advertisement
Crowe Horwath - Indonesia
Juni 2011
Accounting Standards Update
Dalam edisi ini:
1. PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan
2. PSAK 57 (Revisi 2010): Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi
3. PSAK 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
Accounting Standards Update ini disusun untuk memberikan gambaran secara umum
mengenai perubahan-perubahan signifikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 jika dibandingkan
dengan perlakuan akuntansi yang diatur dalam standar akuntansi keuangan yang
berlaku sebelumnya. Disamping itu, akan diuraikan pula implikasi terhadap pelaporan
akuntansi bagi perusahaan di Indonesia.
Dalam edisi ini, PSAK-PSAK yang dicakup adalah yang mengatur Pendapatan,
Provisi, Liabilitas dan Aset Kontinjensi serta Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
PSAK yang disebut terakhir baru akan berlaku pada 1 Januari 2012.
PSAK NO.23 (REVISI 2010): PENDAPATAN
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur mengenai perlakuan akuntansi atas
pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Dalam hal pengakuan. PSAK
ini juga mengatur pengidentifikasian keadaan-keadaan saat pendapatan dapat diakui.
Perubahan Signifikan
1. Perhitungan pendapatan bunga mengacu pada metode suku bunga efektif sebagaimana
dijelaskan pada PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
(tahun 2006).
2. Terdapat penegasan atas pertukaran barang/jasa yang tidak serupa dimana jika nilai
wajar barang/jasa tidak dapat diukur secara andal maka pendapatan diukur dari nilai
barang yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas/setaranya yang ditransfer (jika
dapat diukur secara andal, pendapatan diukur dari barang/jasa yang diterima).
3. Tidak mengatur pengakuan dividen pada efek ekuitas yang diumumkan dari penghasilan
neto sebelum akuisisi.
Implikasi
Dalam metode suku bunga efektif, perusahaan menentukan seluruh arus kas yang diterima
dan dibayarkan selama umur instrumen keuangan. Pendapatan bunga yang dihasilkan akan
tergantung dari seluruh arus kas yang dikeluarkan dan diterima tersebut sedangkan pada
perhitungan metode garis lurus, pendapatan bunga hanya akan mengacu pada tingkat
bunga yang melekat pada instrumen keuangan tersebut.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
Juni 2011
Page |1
Crowe Horwath - Indonesia
Juni 2011
PSAK NO.57
KONTIJENSI
(REVISI
2010):
PROVISI,
LIABILITAS
KONTIJENSI
DAN
ASET
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur mengenai pengakuan dan pengukuran
provisi, liabilitas kontijensi dan aset kontijensi serta untuk memastikan informasi memadai
telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehingga pengguna dapat
memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
Perubahan Signifikan
1. Terdapat perubahan terminologi kewajiban diestimasi menjadi provisi;
2. Terdapat pengecualian penerapan provisi, liabilitas kontijensi dan aset kontijensi pada
instrumen keuangan yang dicatat dengan wajar serta kontrak dengan pemegang polis
bagi perusahaan asuransi.
Implikasi
Perusahaan asuransi tidak mengakui adanya provisi, liabilitas atau aset kontijensi yang
berhubungan dengan pemegang polis asuransi.
PSAK N0.10 (REVISI 2010): PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING
PSAK ini mulai berlaku 1 Januari 2012 dan mengatur mengenai mata uang yang digunakan
perusahaan dalam pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan. PSAK ini diterapkan
untuk semua perusahaan yang akan atau telah menggunakan mata uang selain Rupiah
sebagai mata uang pelaporan.
PSAK 10 (Revisi 2010) ini menggantikan PSAK 10 (Revisi 1994) tentang Transaksi dalam
Mata Uang Asing, PSAK 11 (Revisi 1994) tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam
Mata Uang Asing, PSAK 52 (Revisi 1997) tentang Mata Uang Pelaporan dan ISAK 4 (1997)
tentang interpretasi atas paragraf 20 PSAK 10 tentang alternatif perlakuan yang diizinkan
atas selisih kurs.
Perubahan Signifikan
1. Perusahaan menentukan mata uang fungsional dalam proses pengukuran sedangkan
penyajiannya dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional.
2. Terdapat hirarki indikator bagi Perusahaan dalam menentukan mata uang fungsional
yaitu:
a. Pertama
1) Mata uang yang sebagian besar mempengaruhi harga jual untuk barang dan
jasa; serta dari suatu negara yang mempunyai kekuatan persaingan dan undangundang yang sebagian besar menentukan harga penjualan.
2) Mata uang yang sebagian besar mempengaruhi tenaga kerja, material dan biaya
lain
b. Kedua
1)
Mata uang yang dananya dihasilkan dari aktivitas pendanaan
2) Mata uang yang diterima dari aktivitas operasi yang pada umumnya ditahan.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
Juni 2011
Page |2
Crowe Horwath - Indonesia
Juni 2011
Jika indikator-indikator dalam penentuan mata uang fungsional bercampur dan mata
uang fungsional tidak jelas, maka manajemen Perusahaan dapat menggunakan
pertimbangan profesionalnya untuk menentukan mata uang fungsional.
3. Perubahan akuntansi sehubungan dengan mata uang fungsional dilakukan secara
prospektif.
4. Selisih kurs akibat depresiasi luar biasa atau devaluasi tidak dapat dikapitalisasi.
Implikasi
Perusahaan menelaah kembali penentuan mata uang fungsionalnya, apakah sudah sesuai
dengan indikator-indikator yang diatur dalam PSAK No.10. Jika mata uang penyajian
berbeda dengan mata fungsional, perusahaan melakukan translasi ke mata uang penyajian
untuk laporan keuangan.
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
Juni 2011
Page |3
Crowe Horwath - Indonesia
Juni 2011
Contact Information:
Name
Ruchjat Kosasih
Nunu Nurdiyaman
Jenly Hendrawan
Juanita Budijani
Y.F. Hendrarno
Munir Ali
E-mail
[email protected]
[email protected]
[email protected]
[email protected]
[email protected]
[email protected]
Jurita Suharto
[email protected]
Title
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Audit
Partner, Advisory
Associate Director,
Advisory
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
Member Crowe Horwath International
Center for Investment and Business Advisory
Member Crowe Horwath International
st
Cyber 2 Tower, 21 Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5
Jakarta 12950, Indonesia
Tel +62 (21) 2553 9200
Fax +62 (21) 2553 9298
www.crowehorwath.co.id
Catatan: Informasi mengenai perubahan signifikan dan implikasi yang terdapat dalam
Accounting Standards Update ini diuraikan secara umum. Tingkat signifikansi dari
perubahan tersebut serta implikasi yang sebenarnya tergantung pada kondisi setiap
perusahaan yang menerapkannya. Perusahaan dianjurkan untuk mendiskusikan terlebih
dahulu jika menggunakan Accounting Standards Update ini untuk keperluan masing-masing.
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan/Center for Investment and Business Advisory is a member of Crowe Horwath
International, a Swiss verein (Crowe Horwath). Each member firm of Crowe Horwath is a separate and independent legal entity.
Center for Investment and Business Advisory / Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan and its affiliates are not responsible or
liable for any acts or omissions of Crowe Horwath or any other member of Crowe Horwath and specifically disclaim any and all
responsibility or liability for acts or omissions of Crowe Horwath or any other Crowe Horwath member.
© 2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan/Center for Investment and Business Advisory
Accounting Standards Update
Crowe Horwath – Indonesia
Juni 2011
Page |4
Download