POINTERS KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA

advertisement
POINTERS
KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
PADA SIARAN PERS AKHIR TAHUN OJK
JAKARTA, RABU 30 DESEMBER 2015
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua
- Bapak Ibu Anggota Dewan Komisioner OJK, yang saya hormati dan
- Rekan-rekan wartawan baik media cetak maupun elektronik yang
berbahagia
1.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat
Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga kita diberikan kesempatan
untuk hadir dalam Siaran Pers hari ini yang merupakan media
komunikasi bagi Otoritas Jasa Keuangan untuk menyampaikan
perkembangan sektor jasa keuangan selama tahun 2015 dan juga
kontribusi OJK dalam pengembangan sektor jasa keuangan di
Indonesia.
2.
Pada kesempatan yang baik ini, kami ingin mengucapkan terima
kasih dan menyampaikan apresiasi kepada rekan rekan wartawan
yang selama ini telah membantu kami dalam menyampaikan
informasi mengenai perkembangan sektor jasa keuangan dan
kebijakan-kebijakan yang telah kami hasilkan dalam rangka
mendukung perkembangan sektor jasa keuangan serta melindungi
kepentingan konsumen.
Rekan – rekan wartawan yang berbahagia,
3.
Sebagaimana kita ketahui, pemulihan ekonomi global sepanjang
tahun 2015 masih berlangsung lambat dan tidak merata.
Perbaikan ekonomi Amerika Serikat semakin solid sehingga The
Fed memutuskan kenaikan Fed Funds Rate pada bulan Desember
2015. Di Tiongkok, perbaikan ekonomi belum konklusif dan
1
perlambatan pertumbuhan masih berlanjut. Sementara itu,
pemulihan di zona Euro dan Jepang masih terbatas dan belum
cukup solid.
4.
Sejalan dengan perlambatan perekonomian global, pertumbuhan
ekonomi domestik pada tahun 2015 juga menunjukkan moderasi.
Namun pada triwulan III-2015, arah perbaikan pertumbuhan mulai
terlihat. Sebagai respons terhadap perlambatan pertumbuhan dan
untuk menjaga kepercayaan pasar, Pemerintah mengeluarkan
delapan paket kebijakan ekonomi pada periode SeptemberDesember 2015. Sementara itu, beberapa indikator ekonomi
domestik juga terpantau positif. Volatilitas nilai tukar Rupiah
menurun. Tingkat inflasi juga terjaga dan berada dalam kisaran
targetnya. Defisit transaksi berjalan terpantau menyempit. Utang
luar negeri menunjukkan pertumbuhan yang melambat.
5.
Berdasarkan hasil pemantauan OJK, stabilitas sektor jasa
keuangan (SJK) domestik sepanjang tahun 2015 ini masih terjaga,
meskipun pasar keuangan domestik sempat diwarnai gejolak yang
dipicu oleh faktor eksternal. Beberapa faktor utama yang
mempengaruhi dinamika pasar sepanjang tahun 2015 adalah
ketidakpastian seputar kenaikan Fed Funds Rate, perlambatan
ekonomi Tiongkok, dan pelemahan harga komoditas dunia.
6.
Per 29 Desember 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
ditutup pada posisi 4.569,36 melemah sebesar 12,58%
dibandingkan posisi penutupan tahun lalu. Pelemahan ini sejalan
dengan yang terjadi di sebagian besar bursa saham regional,
terutama dipengaruhi oleh tekanan jual investor nonresiden yang
mencapai Rp22,5 triliun. Di pasar Surat Berharga Negara (SBN),
secara ytd imbal hasil SBN menunjukkan peningkatan rata-rata
sebesar 83 bps. Namun demikian, pasar SBN masih mencatat net
buy nonresiden sebesar Rp89,4 triliun (per 28/12). Sebaliknya, di
Industri Reksadana mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
NAB Reksa Dana meningkat 12,17% menjadi Rp270,84 triliun.
2
7.
Selain itu, perlu juga dicatat bahwa sampai dengan tahun ini Pasar
Modal kita telah berhasil memobilisasi dana melalui IPO Saham
sebesar Rp11,3 triliun, right issue saham sebesar Rp42,3 triliun,
obligasi pemerintah sebesar Rp345,6 triliun dan USD500 juta, dan
obligasi korporasi sebesar Rp62,4 triliun triliun. Tahun ini kita juga
berhasil menambah 15 jumlah emiten saham baru dan 3 Emiten
Obligasi baru. Selain itu, jumlah investor tahun ini meningkat
cukup tinggi yaitu sebanyak 69.359 investor atau naik sebesar
19%.
8.
Memasuki akhir tahun, volatilitas pasar cenderung menurun,
sejalan dengan semakin konklusifnya kepastian terkait kenaikan
Fed Funds Rate. Hal ini menunjukkan bahwa investor telah memprice in normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat. Tekanan
jual investor nonresiden di pasar saham domestik juga cenderung
mereda.
9.
Sementara itu, kondisi lembaga jasa keuangan (LJK) secara
umum masih terjaga. Profil risiko LJK berada pada level yang
manageable. Permodalan LJK tercatat cukup tinggi, sementara
rasio kredit bermasalah relatif rendah. Volatilitas yang terjadi pada
pasar keuangan dan nilai tukar Rupiah juga telah diantisipasi dan
dimitigasi dengan baik.
Rekan – rekan wartawan yang saya banggakan,
10.
Sejalan dengan perlambatan yang terjadi pada perekonomian
domestik, kegiatan intermediasi LJK juga menunjukkan
kecenderungan melambat, namun perlambatan pada tahun 2015
ini sudah lebih landai dibandingkan pada tahun lalu. Kredit
perbankan per November 2015 tercatat tumbuh sebesar 9,8% yoy
(Kredit Rupiah naik 11,0% yoy dan valas naik 4,2% yoy).
Sedangkan Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 7,7% yoy.
3
11.
Berdasarkan pemantauan OJK, ketahanan industri perbankan dan
Industri Keuangan Nonbank (IKNB) secara umum masih memadai.
Risiko likuiditas, kredit, dan pasar LJK masih terjaga, ditopang
oleh permodalan yang cukup tinggi.
12.
Per November 2015, Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan
berada pada level 21,35%, jauh di atas ketentuan minimum 8%.
Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi juga terjaga pada level
yang tinggi (528,7% untuk asuransi jiwa dan 270,1% untuk
asuransi umum & reas). Pada perusahaan pembiayaan, gearing
ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,19 kali, masih
jauh di bawah ketentuan maksimum 10 kali dan menyediakan
banyak ruang untuk pertumbuhan.
13.
Likuiditas di sektor perbankan masih terjaga, tercermin dari alat
likuid yang cukup memadai untuk mengantisipasi potensi
penarikan Dana Pihak Ketiga. Pada 21 Desember 2015, rasio Alat
Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan rasio Alat Likuid
terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat masih cukup tinggi,
masing-masing sebesar 76,01% dan 15,99%.
14.
Kredit bermasalah di perbankan (Non-Performing Loan/NPL)
terjaga pada level yang relatif rendah, yaitu 2,66% gross dan
1,22% net per November 2015. Demikian juga pada perusahaan
pembiayaan, Non-Performing Financing (NPF) juga terjaga pada
level yang rendah, yaitu 1,43%. Di tengah kondisi perlambatan
ekonomi, level NPL dan NPF tersebut masih terjaga jauh di atas
threshold (5%).
15.
Memang terdapat peningkatan risiko pasar seiring meningkatnya
volatilitas pasar keuangan dan melemahnya nilai tukar Rupiah
terkait dengan berlarutnya ketidakpastian kenaikan Fed Funds
Rate. Namun, dengan telah dinaikkannya Fed Funds Rate,
volatilitas telah menurun, dan kami yakin tekanan di pasar
keuangan akan lebih rendah dibandingkan tahun 2015.
4
16.
OJK senantiasa memantau perkembangan terkini pasar dan
perekonomian global maupun domestik yang berpotensi
mempengaruhi kondisi SJK. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
juga diperkuat agar kinerja industri keuangan dan stabilitas sistem
keuangan nasional tetap terjaga. Di samping itu, OJK melanjutkan
respons kebijakan pengawasan yang diperlukan dalam rangka
menjaga stabilitas SJK nasional. Kami terus memastikan bahwa
LJK telah melakukan langkah-langkah antisipasi yang memadai
dalam menjaga agar risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko pasar
tetap manageable.
Rekan – rekan wartawan yang saya banggakan,
17.
Sebagai bagian dari upaya nasional memacu pertumbuhan, pada
tahun 2015 OJK juga mengeluarkan serangkaian kebijakan di
SJK, yang dituangkan dalam paket kebijakan bulan Juli dan
Oktober 2015. Kedua paket tersebut terutama berfokus pada
peningkatan pendanaan LJK untuk Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) dan pembiayaan perumahan, antara lain
melalui penyesuaian bobot risiko untuk jenis-jenis kredit tertentu,
pelonggaran sejumlah regulasi, pengembangan produk-produk
pasar modal, dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
(LKM).
18.
Beberapa kebijakan SJK juga menjadi bagian dari paket kebijakan
ekonomi Pemerintah, di antaranya pelonggaran ketentuan bagi
warga negara asing dalam membuka rekening di bank-bank
Indonesia (tindak lanjut Paket Kebijakan Ekonomi I), serta
deregulasi di sektor perbankan syariah (Paket Kebijakan Ekonomi
V).
19.
Di samping kedua paket kebijakan dimaksud, sepanjang tahun
2015 OJK juga mengeluarkan beberapa kebijakan guna
merespons gejolak yang terjadi di pasar keuangan terutama untuk
membalikkan kepercayaan pelaku pasar. Kebijakan-kebijakan
5
tersebut di antaranya adalah peraturan mengenai pembelian
kembali (buyback) saham oleh emiten, perubahan batasan autorejection untuk perdagangan saham, dan pelonggaran regulasi
untuk industri asuransi dan dana pensiun terkait penilaian
investasi.
Rekan – rekan wartawan yang saya banggakan,
20.
Memasuki tahun 2016, kami optimis bahwa perkembangan SJK
nasional akan menunjukkan perkembangan positif. Beberapa
faktor risiko memang masih akan mewarnai pasar keuangan
domestik, karena itu kami akan terus memantau pergerakan pasar
serta mempersiapkan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.
21.
Seiring membaiknya proyeksi pertumbuhan domestik pada tahun
2016, kami memperkirakan kegiatan intermediasi LJK (kredit
perbankan dan piutang pembiayaan) akan menunjukkan arah
perbaikan. Berdasarkan rencana bisnis bank yang disampaikan
kepada OJK pada akhir November 2015, dapat disampaikan
bahwa Kredit diproyeksikan tumbuh sebesar ±14,1% dan DPK
tumbuh 12,7%. Proyeksi ini sejalan dengan OJK Outlook yang
pernah kami sampaikan sebelumnya bahwa Kredit diperkirakan
akan tumbuh sebesar 12-14% dan DPK tumbuh 13-15%.
22.
Kami melihat masih ada ruang pelonggaran kebijakan pada aspekaspek tertentu guna mendukung pertumbuhan SJK. Terlebih
kinerja keuangan dan profil risiko LJK domestik berada dalam
kondisi memadai, didukung permodalan yang kuat, kecukupan
likuiditas, dan tingkat NPL yang terjaga.
23.
Pertumbuhan dan perbaikan kinerja SJK ke depan akan lebih
banyak bertumpu pada kapasitas domestik dibandingkan
dorongan dari eksternal. Indikator-indikator SJK yang kuat
merupakan modal berharga dalam upaya mendorong
pertumbuhan SJK domestik secara berkesinambungan, sehingga
6
SJK dapat berkontribusi secara
pertumbuhan ekonomi nasional.
optimal
dalam
memacu
Rekan – rekan wartawan yang saya banggakan,
24.
Selama tahun 2015, banyak hal yang telah dilakukan oleh OJK
baik dalam upaya mendukung stabilitas sektor jasa keuangan,
mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan melindungi
kepentingan konsumen. Di bidang pengaturan, kami telah
menerbitkan 32 Peraturan OJK (POJK) serta telah menyelesaikan
penyusunan 30 POJK yang saat ini sedang dalam proses
persetujuan Kementerian Hukum dan HAM.
25.
Selain itu, sepanjang 2015, kami telah dan akan terus
melaksanakan
beberapa
inisiatif
untuk
mendukung
pengembangan sektor jasa keuangan. Kegiatan pengembangan
yang kami lakukan antara lain: (1) Implementasi Program Laku
Pandai/Branchless Banking; (2) Pengembangan Pengawasan
Terintegrasi; (3) Pelaksanaan Program Jaring (Jangkau, Sinergi
dan Guidelines); (4) Pelaksanaan Program Transformasi Bank
Pembangunan Daerah; (5) Peluncuran Tabungan SIMPEL; (6)
Pengembangan Infrastruktur dalam rangka Pendalaman Pasar
Modal; (7) Pengembangan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu
(Fundnet); (8) Perluasan jenis layanan Perusahaan Efek berupa
one day trade dan one stop services; (9) Penyederhanaan proses
dan prosedur penawaran umum; (10) Pengembangan papan
perdagangan untuk UKM; (11) Penyempurnaan ketentuan
penerbitan Obligasi Daerah; (12) pengembangan Electronic
Trading Platform Surat Utang dan standarisasi perjanjian transaksi
REPO/ GMRA; (13) Optimalisasi kapasitas asuransi dan
reasuransi dalam negeri; (14) Revitalisasi modal ventura dan
pengembangan asuransi mikro; dan (15) Penyesuaian uang muka
pembiayaan kendaraan bermotor bagi Perusahaan Pembiayaan.
7
26.
Beberapa capaian yang bisa disampaikan atas beberapa inisiatif
strategis tersebut antara lain:
- implementasi Laku Pandai yang telah didukung oleh 24.865
agen
berhasil
menjaring
1.094.362
Nasabah
serta
mengumpulkan dana pihak ketiga sebanyak Rp41,3 Miliar.
- program Tabungan Simpanan Pelajar yang implementasinya
melibatkan 29 bank dan 1.544 sekolah telah berhasil
menghasilkan jumlah rekening sebanyak 382.421 atau 382%
dari target tahun ini sebesar 100 ribu rekening dengan jumlah
dana yang berhasil dikumpulkan dengan total Rp32,8 Milliar.
- program Jaring, bank yang terlibat pada program jaring berhasil
menyalurkan kredit sebesar Rp4,41 triliun. Sementara itu,
perusahaan pembiayaan (lembaga keuangan non bank) telah
memberikan pembiayaan pada program Jaring ini sebesar
Rp252 milliar.
27.
Pada sektor jasa keuangan syariah, kegiatan pengembangan
difokuskan pada penyelenggaraan (1) Forum Riset Ekonomi dan
Keuangan Syariah (FREKS); (2) Expo iB Vaganza (3) Peluncuran
Road Map Perbankan Syariah, Pasar Modal Syariah dan IKNB
Syariah; (4) Peningkatan supply dan demand produk Pasar Modal
Syariah; (5) Pengembangan sumber daya manusia dan teknologi
informasi sektor jasa keuangan Syariah; (6) Penelitian mengenai
besaran uang muka bagi perusahaan pembiayaan syariah; (7)
Pilot project pemasaran asuransi mikro.
28.
Berkaitan dengan perlindungan konsumen, sampai dengan 25
Desember 2015, OJK telah memberikan layanan kepada
masyarakat antara lain berupa 709 pengaduan, 14.730 permintaan
informasi dan 8.609 penyampaian informasi dengan tingkat
penyelesaian pengaduan 87,6%. Kami juga telah melakukan
peluncuran pengembangan sistem FCC dengan fitur traceable dan
trackable yang tersedia di setiap kantor OJK, membentuk 7
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) serta
8
dukungan penyiapan operasionalisasi LAPS dan melaksanakan
Thematic Surveillance.
29.
Untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, kami telah
melakukan beberapa hal antara lain (1) Penyelenggaraan 72 event
program edukasi keuangan dengan total peserta lebih dari 17.000
orang; (2) Peluncuran buku edukasi keuangan untuk siswa SD &
SMP yang berjudul “OJK dan Industri Jasa Keuangan”; dan (3) Uji
coba dan Training of Trainers (ToT) Layanan Keuangan Mikro
yang pelaksanaanya berhasil menjaring 2925 rekening dan Dana
Pihak ketiga sebesar Rp.1,7 Milliar.
Rekan – rekan wartawan yang saya banggakan,
30.
Dalam rangka mendukung pencapaian upaya OJK dalam
mewujudkan industri jasa keuangan yang sehat, stabil dan tumbuh
secara berkelanjutan, selama 2015 OJK melakukan 8
penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian
maupun Lembaga Pemerintahan antara lain MoU dengan:
(1) Bank Indonesia (BI), Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemenaker), serta Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI); (2) Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) RI; (3) Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP); (4) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP);
(5)
Ikatan
Akuntan
Indonesia
(IAI);
(6) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (PDT) serta Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemenkominfo); (7) Institut Keuangan Perbankan dan
Informatika Asia Perbanas (Perbanas Institute); (8) Universitas
Padjajaran.
31.
Selain itu, OJK juga telah melakukan kerjasama dengan otoritas
pengawas regulator industri jasa keuangan maupun lembaga
internasional lainnya, antara lain : (1) The Dubai Financial Services
Authority; (2) Korea Financial Services Commission dan Korea
9
Financial Supervisory Services; (3) China Banking Regulatory
Commission (CBRC); (4) Toronto Centre; (5) Islamic Development
Bank (IDB). Kerja sama dengan beberapa negara tetangga seperti
Malaysia, Thailand, Singapore dan Myanmar saat ini sedang
dalam proses.
32.
Berkaitan dengan persiapan menghadapi MEA, OJK berpartisipasi
secara aktif pada berbagai fora ASEAN, antara lain ASEAN
Capital Market Forum, ASEAN Working Committee on Financial
Services Liberlisation, Working Committee on Capital Market
Development, ASEAN Insurance Regulators Meeting, ASEAN
Banking Integration Framework Task Force, dan ASEAN Working
Committee on Financial Inclusion. Untuk meningkatkan kapasitas
industri, OJK mengadakan OJK Forum 2015 “Peluang dan
Tantangan Industri Jasa Keuangan Indonesia dalam menghadapi
MEA”, serta berbagai Focus Group Discussion dengan
mengundang para pelaku industri.
Rekan – rekan wartawan yang saya banggakan,
33.
Kami juga telah menjalankan beberapa program strategis yang
memberikan manfaat secara langsung kepada stakeholders dalam
bentuk program recycling. Selama 2015, program recycling yang
telah dijalankan antara lain :
i.
Pengembangan capacity building pelaku SJK dalam bentuk
Workshop Perlindungan Konsumen SJK, Pelatihan untuk
Direksi dan Komisaris BPR di daerah serta Pelatihan untuk
Direksi dan Komisaris BPR di daerah .
ii. Pengembangan
infrastruktur
SJK
dalam
bentuk
Pengembangan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
dan Pemberian dukungan dalam peningkatan kapasitas
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS).
10
iii. Penguatan Infrastruktur pengawasan keuangan dalam bentuk
pengembangan e-licensing untuk perizinan IJK dan e-reporting
untuk pelaporan IJK ke OJK.
iv. Peningkatan Literasi keuangan dalam bentuk Edukasi dan
Sosialisasi SJK melalui Outreach Program; Training for
Trainers (ToT); Training and Facilitation for Community (TFoC),
sosialisasi dan edukasi pasar modal terpadu, Operasionalisasi
Si Mobil Literasi Keuangan (SiMOLEK) serta penyelenggaraan
Pasar Keuangan Rakyat dan Pasar Rakyat Syariah.
v. Peningkatan awareness dan kompetensi para pelaku industri
jasa keuangan dalam mendukung penyaluran kredit yang
ramah terhadap aspek sosial dan lingkungan hidup (Profit,
People & Planet) atau yang biasa disebut sustainable
financing.
Rekan – rekan wartawan yang saya banggakan,
34.
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kapasitas organisasi
OJK, kami telah melakukan beberapa hal diantaranya:
(1) Membentuk Satuan Kerja Pengawasan Konglomerasi
Keuangan yang akan efektif beroperasi awal tahun 2016.
Satuan kerja ini akan memperkuat pelaksanaan pengawasan
terintegrasi
terhadap
konglomerasi
keuangan
untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas.
(2) Mengembangkan Whistle Blowing System (WBS), manajemen
anti gratifikasi dan pembentukan fungsi anti fraud;
(3) Mengembangkan OJK Institute yang memiliki fungsi antara lain
learning center, assessment center, talent pool, research
center, financial library dan museum;
(4) Mengembangkan beberapa aplikasi untuk memperlancar
proses pengawasan antara lain Sistem Monitoring Data
Industri Jasa Keuangan (SIKARIN), Sistem Informasi
11
Pengawasan Terintegrasi (SIPT), Sistem Perizinan dan
Registrasi
Terintegrasi
(SPRINT),
Sistem
Informasi
Perusahaan Pembiayaan (SIPP) dan Sistem Pemantauan
Transaksi Efek (Market Surveillance – SIPETRO)
35.
Selain itu, OJK akan menjadikan tahun 2016 sebagai tahun
service excellence dimana kami akan selalu meningkatkan kualitas
layanan baik dalam proses perizinan maupun pada proses edukasi
dan perlindungan konsumen agar sesuai dengan ekspektasi dari
para pemangku kepentingan.
36.
Kami juga mengharapkan rekan-rekan wartawan selalu
memberikan informasi yang akurat dan independen atas
perkembangan sektor jasa keuangan kepada masyarakat serta
juga membantu mengkomunikasikan kebijakan serta program
yang dihasilkan oleh OJK.
37.
Atas perhatian dan kerjasama rekan rekan wartawan, kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 30 Desember 2015
ttd
Muliaman D. Hadad, Ph.D
12
Download