dasar hukum pasar modal

advertisement
Disusun oleh :
1. Esse Herliyani
(NPM: 1206332216)
2. Ratih Sri Palupi
(NPM: 1206184246)
3. Selo Selvieana
(NPM: 1206332834)
MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS INDONESIA
PENDAHULUAN
 Secara faktual pasar modal telah menjadi pusat saraf finansial (financial nerve
centre) pada dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian
modern tidak akan mungkin dapat eksis tanpa adanya pasar modal yang
tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik.
 Pasar Modal merupakan salah satu indikator bagi perkembangan
perekonomian suatu negara.
 Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor penting
dalam pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri
dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sebagai media untuk
menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya.
 Pasar modal adalah salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana
masyarakat serta sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik modal.
 Pasar modal dibentuk untuk mempermudah para investor mendapatkan asset
dan mempermudah perusahaan menjual asset.
PENGERTIAN PASAR MODAL
 Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam
pengertian fisik yang terorganisasi
diperdagangkan yang disebut bursa efek.
tempat
efek-efek
 Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal
adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak
yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu
jangka satu tahun ke atas
 Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal pada
pasal 1 angka 13 mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan
yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
PASAR MODAL INDONESIA
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
dibagi dalam beberapa periode :







Periode Permulaan (1878-1912)
Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
Periode Kebangkitan (1952-1977)
Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)
Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)
Periode Menyongsong Independensi Bapepam
 Secara Umum Pasar Modal memiliki peranan yang penting terhadap
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan 2 (dua)
fungsi, yaitu :
1. Fungsi ekonomi :
Pasar modal menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua
kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor)
dan pihak yang memerlukan dana (pihak yang menerbitkan efek
atau emiten).
2. Fungsi keuangan:
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh keuntungan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih.
 Menurut Martalena dan Maya (Pengantar pasar Modal,2011)
menyebutkan 4 (empat) fungsi dan Peranan penting Pasar modal dalam
perekonomian suatu negara yaitu:
1. Fungsi Saving:
2. Fungsi Kekayaan:
3. Fungsi Likuiditas:
4. Fungsi Pinjaman:
Pasar modal dapat menjadi alternatif bagi
masyarakat yang ingin menghindari penurunan
mata uang karena inflasi.
Masyarakat dapat mengembangkan nilai kekayaan
dengan berinvestasi dalam berbagai instrumen
pasar modal yang tidak akan mengalami
penyusutan nilai sebagaimana yang terjadi pada
investasi nyata, misalnya rumah atau perhiasan.
Instrumen pasar modal pada umumnya mudah
untuk dicairkan sehingga memudahkan masyarakat
memperoleh kembali dananya dibandingkan
rumah dan tanah.
Pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi
pemerintah maupun perusahaan untuk membiayai
kegiatannya.
DASAR HUKUM PASAR MODAL :
UNDANG – UNDANG NO. 8
TAHUN 1995 TENTANG
PASAR MODAL
Berlaku effektif pada
01 JANUARI 1996
PERATURAN PEMERINTAH No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
PERATURAN PEMERINTAH No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal
Keputusan Menteri
Seperangkat Peraturan lain yang dibuat oleh BAPEPAM ( jumlahnya lebih dari 150 buah peraturan )
INSTRUMEN PASAR MODAL
Menurut Sunariyah (Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, 2006), Instrumen Pasar Modal terdiri dari :
SAHAM
• Saham merupakan surat bukti kepemilikan
atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan
saham.
OBLIGASI
• Obligasi
merupakan
sekuritas
yang
memberikan pendapatan dalam jumlah
tetap kepada pemiliknya.
REKSADANA
• sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana,
untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar
modal maupun di pasar uang
INSTRUMEN
DERIVATIF
• sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu
sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat
tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan
sebagai patokan.
DASAR HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL TERKINI
 Undang-Undang RI No. 24 tahun 2002 tentang Surat




Utang Negara
Peraturan Menteri Keuangan No. 50/PMK.o8/2008 tentang
Lelang SUN di Pasar Perdana
Peraturan Menteri Keuangan No. 218/PMK.o8/2008
tentang Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah
Negara Ritel di Pasar Perdana Dalam Negeri
Keputusan Bapepam No. 02/PM/2004 tentang
Penyelenggaraan Surat Utang Negara
Keputusan Bapepam-LK No. 262/BL/2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Reksadana Terproteksi, Reksadana dengan
Penjaminan dan Reksadana Indeks.
OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK )
-- untuk menciptakan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan
pemodal dan masyarakat. Pemerintah membentuk Lembaga Independen yang mempunyai tugas dan
kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan dalam Pasar Modal.
- Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang sekarang masih di bawah
Kementerian Keuangan, merupakan embrio dari adanya OJK. Dengan adanya OJK maka Bapepam-LK akan
lepas dari Kementerian Keuangan.
Peraturan-peraturan yang mendasari terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan
- Garis-garis BesarHaluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004
- Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang- Undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia
- Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pembinaan, pengaturan, dan
pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh BAPEPAM
- Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan, organisasi unit eselon I Badan PengawasPasar Modal (Bapepam) dan unit
eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan(DJLK) digabungkan menjadi satu
organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK).
- UU No. 23 Tahun 1999 dan kemudian disempurnakan melalui UU No. 3 Tahun 2004
yang mengamanatkan fungsi pengawasan perbankan dan keuangan lainnya akan
dialihkan ke Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) independen atau sering
disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK)
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 mengamanatkan
dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
DASAR HUKUM OJK :
UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN
PENGERTIAN OJK menurut UU OJK adalah :
Lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
TUGAS OJK :
P
E
N
G
A
T
U
R
A
N
Perbankan
Pasar Modal
Asuransi, dana pensiun,
perusahaan pembiayaan
dan Lembaga Keuangan
Lainnya
P
E
N
G
A
W
A
S
A
N
TUGAS DAN FUNGSI OJK
 Tugas
OJK mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar
Modal, dan sektor LKNB (Lembaga Keuangan Non Bank)
 Fungsi
OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor
jasa keuangan
Kode Etik Pegawai OJK :
PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NO. 01/17
/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN
WEWENANG OJK
Wewenang Pengaturan
 Menetapkan peraturan
pelaksanaan UU OJK;
 Menetapkan peraturan
perundang-undangan di sektor
jasa keuangan;
 Menetapkan peraturan
mengenai pengawasan;
 Menetapkan peraturan
mengenai tata cara penetapan
perintah tertulis
 Menetapkan peraturan
mengenai tata cara penetapan
pengelolaan statuter pada
Lembaga Jasa Keuangan
 Menetapkan peraturan
mengenai sanksi
Wewenang Pengawasan
 Melakukan pengawasan, pemeriksaan,
penyidikan, perlindungan Konsumen,
dan tindakan lain terhadap lembaga jasa
keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
kegiatan jasa keuangan.
 Memberikan perintah tertulis kepada
Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak
tertentu.
 Melakukan penunjukan dan penggunaan
pengelola statuter
 Menetapkan Sanksi Administratif
 Memberikan dan/atau mencabut izin
usaha, izin perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda
terdaftar,
persetujuan
melakukan
keigatan usaha, pengesahan, persetujuan
atau penetapan pembubaran, dan
penetapan lain
TIME TABLE OTORITAS JASA KEUANGAN
PERIODE
2011
2012-2013
1 Januari 2013
1 Januari 2014
KETERANGAN
RUU OJK disahkan oleh
RUU OJK disahkan oleh
Undang-Undang
Undang-Undang
Masa transisi pengalihan
Masa transisi pengalihan
pengawasan
pengawasan
perbankan,pasar modal,
perbankan,pasar modal,
dan lembaga keuangan
dan lembaga keuangan
dari BI dan Bapapam-LK
dari BI dan Bapapam-LK
kepada OJK
kepada OJK
Lembaga superbody Ojk
Lembaga superbody OJK
resmi beroperasi.
resmi beroperasi.
Pengawasan pasar modal
Pengawasan pasar modal
dan lembaga keuangan
dan lembaga keuangan
non bank
non bank
Pengawasan perbankan
Pengawasan perbankan
secara penuh dilakukan
secara penuh dilakukan
oleh OJK
oleh OJK
VISI, MISI DAN TUJUAN OJK
Visi OJK adalah :
menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen
dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian
nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum
Misi OJK adalah:
1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil,
transparan, dan akuntabel;
2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat
TUJUAN (Pasal 4 UU No. 21 /2011)
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan :
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel
Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
2. berkelanjutan dan stabil, dan
3. Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.
Nilai Strategis Otoritas Jasa Keuangan adalah:
 a. Integritas;
Integritas adalah bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan
kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen.
 b. Profesionalisme;
Profesionalisme adalah bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi
yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.
 c. Sinergi;
Sinergi adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.
 d. Inklusif;
Inklusif adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.
 e.Visioner
Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward
Looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan ( Out of The Box Thinking )
Dalam rangka melaksanakan amanat undang-undang OJK
dimana OJK akan menjadi satu-satunya lembaga pengawas
jasa keuangan independen, maka Bapepam-LK dan Bank
Indonesia akan melalui proses penggabungan.
OJK pada dasarnya akan menjadi gabungan BI dan
Bapepam terkait masalah sumber daya manusianya, sampai
saat ini belum diketahui pasti apakah seluruh pegawai staf
Bapepam-LK akan secara otomatis tergabung dalam OJK
karena ada kemungkinan terjadinya proses seleksi dengan
kuota tertentu. Akan tetapi, semua unit Bapepam-LK yang
lama akan secara otomatis pindah ke OJK walaupun
penamaan unit-unit tersebut akan berbeda tergantung
pada kebijakan intern OJK.
Tantangan Terbesar Bapepam-LK dengan Berdirinya OJK
Masalah pendanaan: Sesuai pasal 34 ayat (2) UU OJK dikatakan bahwa anggaran OJK
akan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan
pungutan yang akan dikenakan pada industri yang berkegiatan di
sektor jasa keuangan. Salah satu tantangan OJK dalam hal ini adalah
pengenaan pungutan pada industri yang belum pernah dilaksanakan
sebelumnya. Selama ini, pungutan
industri
tersebut belum
pernah dilaksanakan oleh Bapepam-LK. Dikarenakan sumber
pendanaannya berasal dari APBN dan industri keuangan, banyak
pihak yang akan mempertanyan independensi OJK. mengingat
sumber dana untuk pelaksanaan operasional OJK justru diperoleh
dari lembaga yang akan diawasi OJK.
Masalah kesiapan infrastruktur:
Dalam hal ini masih dipertanyakan kesiapan Bapepam
selama proses transisi sistem pengawasannya dengan BI
dimana selama ini Bapepam-LK dan BI mengatur sendiri
informasi masing-masing bidang yang diawasi. BI hanya
memiliki informasi mengenai perbankan sedangkan
Bapepam-LK hanya memiliki informasi di bidang pasar
modal, dana pensiun, keasuransian, serta lembaga
pembiayaan dan penjaminan. Menjadi tantangan
tersendiri bagaimana menyatukan kedua lembaga
tersebut dalam waktu yang singkat ini.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Download