ABSTRAK Perkembangan perekonomian

advertisement
ABSTRAK
Perkembangan perekonomian Indonesia yang pesat telah menghasilkan
berbagai jenis lembaga pembiayaan. Menjamurnya perusahaan pembiayaan tidak
terlepas dari suburnya permintaan pembiayaan untuk konsumsi masyarakat atau
kredit untuk barang-barang seperti motor dan alat elektronik di Indonesia.
Kebutuhan masyarakat yang besar akan alat transportasi khususnya kendaraan
bermotor, seringkali membuat perusahaan pembiayaan dijadikan dewa penolong
atau dewa penyelamat bagi sebagian besar kebutuhan alat transportasi masyarakat
Indonesia. Namun fakta saat ini keberadaan perusahaan pembiaayaan banyak
yang melakukan pelanggaran hukum atas penarikan paksa kendaraan bermotor
yang menjadi objek pembiayaan konsumen, sehingga hal ini sangat meresahkan
konsumen. Hal ini terbukti dari banyaknya kasus penarikan paksa yang dilakukan
oleh pihak perusahaan pembiayaan atas objek pembiayaan milik debitur, terlebih
lagi pada saat ini banyak perusahaan pembiayaan yang menggunakan jasa pihak
ketiga (debt collector), untuk melakukan penarikan paksa dari objek pembiayaan,
hingga akhirnya konsumen harus mengalami kerugian karena penarikan paksa
oleh pihak debt collector. Yang menjadi permasalahan disini adalah bagaimana
kedudukan pihak ketiga (debt collector) dalam perjanjian kredit pembiayaan
konsumen, bagaimana ketentuan dan prosedural penarikan kendaraan bermotor
dikarenakan kredit macet, dan bagaimana bentuk perlindungan hukum yang
diberikan terhadap konsumen yang mengalami penarikan paksa kendaraan
bermotor karena kredit macet.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini metode
penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris yaitu dengan
pengumpulan data secara studi pustaka (library research), penelitian lapangan, dan
wawancara. Data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Data sekunder
yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif yaitu semaksimal
mungkin memakai bahan-bahan yang ada yang berdasarkan asas-asas, pengertian
serta sumber-sumber hukum yang ada dan menarik kesimpulan dari bahan yang
ada tersebut.
Kesimpulan dalam skripsi ini, bahwa kedudukan pihak ketiga (debt
collector) dalam perjanjian kredit pembiayaan konsumen hanyalah sebagai alat
bantu dan upaya terakhir perusahaan pembiayaan untuk mengembalikan objek
pembiayaan yang tertunggak kreditnya. Penggunaan jasa debt collector
seharusnya tidak perlu diambil oleh pihak perusahaan pembiayaan. Penarikan atas
kendaraan bermotor tidak diperbolehkan tanpa alas hak yang benar. Jika debitur
wanprestasi atau tidak melaksanakan kewajibannya melunasi kredit, maka
berdasarkan alasan syarat batal kreditur dapat membatalkan perjanjian. Dengan
batalnya perjanjian maka kreditur dapat menarik kembali barang-barang yang
telah diserahkannya kepada debitur. Namun pembatalan itu tidak serta merta dapat
dilakukan oleh kreditur. Pembatalan perjanjian itu harus dinyatakan oleh putusan
pengadilan. Tanpa adanya putusan pengadilan maka tidak ada pembatalan, dan
tanpa pembatalan maka kreditur tidak dapat menyita barang yang telah diterima
oleh debitur melalui debt collector. Dalam hal kaitannya dengan bentuk
perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen yang mengalami penarikan
Universitas Sumatera Utara
paksa dijalan raya pemerintah melalui kementerian keuangan telah mengeluarkan
satu terobosan peraturan baru yang dicantumkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi
Perusahaan Pembiayaan, yang melarang perusahaan leasing malakukan penarikan
paksa kendaraan bermotor dijalan raya.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Konsumen, Penarikan, Debt Collector.
Universitas Sumatera Utara
Download