(AKSIOLOGI DAN KAITAN ILMU DENGAN MORAL) Oleh

advertisement
HAKIKAT ILMU
(AKSIOLOGI DAN KAITAN ILMU DENGAN MORAL)
Oleh: Emayulia Sastria, M.Pd
I.
perbedaan yang prinsipil antara ilmu-
PENDAHULUAN
Pengetahuan dimulai dengan
rasa ingin tahu, kepastian dimulai
dengan rasa ragu-ragu dan filsafat
ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial,
dimana keduanya mempunyai ciriciri keilmuan yang sama.
Untuk apa pengetahuan yang
dimulai dengan kedua-duanya. Ilmu
pengetahuan kita dapat sejak dari
bangku
sekolah
dasar
sampai
pendidikan lanjutan dan perguruan
tinggi.
Berfilsafat
tentang
ilmu
berarti kita berterus terang kepada
diri
kita
sendiri.
Apakah
yang
sebenarnya saya ketahui tentang
ilmu? Apakah ciri-cirinya hakiki
yang
membedakan
ilmu
pengetahuan-pengetahuan
dari
lainnya
merupakan
cabang
pengetahuan yang mempunyai ciriciri tertentu. Ilmu memang berbeda
dengan
ilmu
Bagaimana
itu
kaitan
dipergunakan?
antara
cara
penggunaan tersebut dengan kaidahkaidah moral? Bagaimana penentuan
objek yang ditelaah berdasarkan
pilihan-pilihan moral? Bagaimana
kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode
ilmiah
dengan
norma-norma
moral/profesional? Metode ilmiah
adalah cara yang dilakukan ilmu
yang bukan ilmu.
Ilmu
berupa
pengetahuan-pengetahuan
secara filsafat, namun tidak terdapat
dalam menyusun pengetahuan yang
benar.
Jadi untuk membedakan jenis
pengetahuan satu dari pengetahuanpengetahuan yang lainnya maka
pertanyaan
yang
dapat
diajukan
1
adalah:
Apa
yang
pengetahuan
itu
Bagaimana
caranya
dikaji
oleh
(Ontologi)?
II. PEMBAHASAN
2.1
Aksiologi
Secara etimologis, aksiologi
mendapat
berasal dari kata ’’axios’’ (Yunani)
pengetahuan tersebut (epistemologi)?
yang berarti ”nilai”, dan “logos”
Serta untuk apa pengetahuan tersebut
yang berarti ”teori”. Jadi aksiologis
dipergunakan (Aksiologi).
adalah
Setiap
jenis
teori
tentang
nilai.
pengetahuan
(Burhanuddin Salam, 1997).
mempunyai ciri-ciri yang spesifik
Menurut Jujun S. Sumantri
mengenai apa (ontologi), bagaimana
”aksiologi adalah teori nilai yang
(epistemologi)
dan
untuk
apa
berkaitan
(aksiologi)
pengetahuan
dengan
kegunaan
dari
tersebut
pengetahuan
yang
diperoleh”.
disusun, jadi aksiologi adalah nilai
Sejalan
dengan
itu
Wibisono
kegunaan ilmu. Ketiga landasan ini
menyatakan “aksiologi adalah nilaisaling berkaitan; jadi ontologi ilmu
nilai (value) sebagai tolak ukur
yang berkaitan dengan epistimologi
kebenaran (ilmiah), etik, dan moral
ilmu dan epistemologi ilmu berkaitan
sebagai
dengan
aksiologi
ilmu
dasar
normatif
dalam
penggalian,
serta
dan
penelitian
dan
seterusnya. Jadi kalau kita ingin
penerapan
ilmu.
Jadi
aksiologi
membicarakan ontologi ilmu maka
adalah teori tentang nilai yang
hal
ini
harus dikaitkan dengan
berkaitan dengan bagaimana suatu
aksilogi ilmu dan epistemologi ilmu.
ilmu dikembangkan.
Aksiologi
adalah
teori
tentang nilai merupakan suatu bahan
kajian yang menarik untuk dibahas.
2
Karena di
dalamnya
terkandung
3. Menurut Bramel, aksiologi
nilai-nilai sebagai dasar normatif
terbagi dalam tiga bagian,
dalam penggunaan atau pemanfaatan
yaitu :
ilmu pengetahuan dan teknologi.
a.
Untuk lebih mengenal apa
Moral conduct, yaitu
tindakan
moral.
yang dimaksud dengan aksiologi,
Bidang ini melahirkan
diantaranya:
disiplin khusus yakni
1. Aksiologi
perkataan
berasal
axios
dari
(Yunani)
etika.
b.
Esthetic
expression,
yang berarti nilai dan logos
yaitu
yang
keindahan. Bidang ini
berarti
aksiologi
teori.
adalah
Jadi
“teori
tentang
nilai”
ekspresi
melahirkan keindahan.
c.
Sosio-political
life,
(Burhanuddin Salam, 1997:
yaitu kehidupan sosial
168).
politik
2. Menurut
Jujun
S.
melahirkan
Suriasumantri Filsafat Ilmu
Sebuah Pengantar Populer
bahwa
aksiologi
sebagai
teori
diartikan
nilai
yang
akan
filsafat
sosio politik.
4. Dalam
Encylopedia
Philosophy
of
dijelaskan,
yang
aksiologi disamakan dengan
berkaitan dengan kegunaan
Value and Valuation. Ada
dari
tiga
pengetahuan
diperoleh.
yang
bentuk
Value
and
Valuation yaitu :
3
a.
Nilai. Teori nilai atau
Contohnya ketika kita
aksiologi
berkata sebuah nilai
adalah
bagian
dari
Lewis
menyebutkan
sebagai
alat
etika.
nilai-nilai,
seringkali
ini
dipakai
untuk
untuk merujuk kepada
mencapaikan beberapa
sesuatu yang bernilai,
tujuan, sebagai nilai
seperti nilainya, nilai
instrumental
atau
dia dan sistem nilai
menjadi
atau
dia. Kemudian dipakai
baik
suatu menjadi menarik,
untuk
sebagai nilai inheren
memiliki
atau kebaikan seperti
bernilai sebagai mana
estetis
dari
sebuah
berlawanan
karya
seni,
sebagai
apa-apa
nilai
instrisik
menjadi
baik
atau
apa-apa
dianggap
dalam
dirinya sendiri, sebagai
b.
atau
yang
nilai
atau
dengan
yang
tidak
baik
atau
bernilai.
c.
Nilai juga digunakan
nilai kontributor atau
sebagai
nilai yang merupakan
dalam
pengalaman
menilai, memberi nilai
yang
dan
kontribusi.
umumnya
benda
sebagai
kata
kongkret.
kerja
ekspresi
memberikan
Nilai
kata
dinilai.
Menilai
sinonim
dengan evaluasi ketika
hal
tersebut
secara
4
aktif digunakan untuk
pengetahuan lain seperti seni dan
menilai
perbuatan.
agama.
Dewey
membedakan
dua
hal
tentang
yang dimiliki manusia yang berupa
menilai, ia bisa berarti
ilmu
menghargai
kepentingan manusia dalam rangka
dan
mengevaluasi.
2.2
Secara aksiologi pengetahuan
itu
digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang
Pengetahuan
terus
bertambah
Pengetahuan adalah gejala
perkembangan zaman.
sesuai
tahunya, secara bagian perbagian,
2.3
seseorang
baik
bersumber
Ilmu
dari
Ilmu
adalah
kumpulan
dirinya sendiri maupun orang lain
pengetahuan
yang
telah
teruji
mengenai sesuatu dan dasar sesuatu
kebenarannya secara ilmiah (Umar
itu (Poedjawijatna, 2004). Segala
Solokhan,
sesuatu
yang
diketahui
2006).
Menurut
manusia
Endortomo: ilmu merupakan suatu
disebut pengetahuan. Pengetahuan
aktifitas tertentu yang menggunakan
pada
hakekatnya
merupakan
metode tertentu untuk menghasilkan
segenap
apa
yang kita
ketahui
pengetahuan
tentang
suatu
objek
tertentu.
Dari
dua
tertentu,
pengertian di atas dapat disimpulkan
termasuk ke dalamnya adalah ilmu.
bahwa: ilmu adalah kumpulan dari
Jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diperolah melalui
pengetahuan yang diketahui oleh
kegiatan
manusia
disamping
penelitian
ilmiah
yang
berbagai
hasilnya
dapat
5
dipertanggungjawabkan
secara
ilmiah.
Persyaratan
mengharuskan
Sejalan dengan itu Jujun S.
Sumantri
menyatakan:
”ilmu
pertama
alur
pikiran
kita
konsisten dengan pengetahuan ilmiah
yang
telah
ada,
merupakan pengetahuan yang kita
persyaratan
gumuli sejak bangku sekolah dasar
kita untuk menerima pernyataan
sampai
yang
pendidikan
lanjutan
dan
kedua
sedangkan
didukung
perguruan tinggi. Dalam pengertain
sebagai
lain, ilmu merupakan cara berpikir
secara ilmiah.
mengharuskan
oleh
pernyataan
fakta-fakta
yang
benar
dalam mengasilkan suatu kesimpulan
Kebenaran ilmiah ini tidaklah
yang berupa pengetahuan yang dapat
bersifat mutlak, sebab mungkin saja
diandalkan. Ilmu merupakan produk
pernyataan
dari
kemudian akan bertentangan dengan
proses
berpikir
menurut
yang
sekarang
langkah-langkah tertentu yang secara
pengetahuan
umum dapat disebut berpikir ilmiah
pernyataan yang sekarang didukung
(Burhanuddin Salam, 1997).
oleh
Berpikir ilmiah merupakan
fakta,
ilmiah
baru,
logis
ternyata
atau
kemudian
bertentangan dengan penemuan baru.
kegiatan berpikir yang memenuhi
Kebenaran
persyaratan
Persyaratan
koreksi dan penyempurnaannya. Dari
tersebut pada hakekatnya mencakup
hakikat berpikir ilmiah tersebut maka
dua kriteria utama, yaitu:
kita dapat menyimpulkan beberapa
1. Mempunyai alur jalan pikiran
karakteristik dari ilmu (Burhanuddin
tertentu.
yang logis
ilmiah
terbuka
bagi
Salam, 1997), sebagai berikut:
2. Didukung oleh data empiris.
6
a. Ilmu
mempercayai
untuk
rasio
dari ketiga kerangka tersebut, dengan
mendapatkan
memanfaatkan kerangka akal untuk
pengetahuan yang benar.
memahami fenomena alam semesta
b. Alur jalan pikiran yang logis
(keseluruhan ciptaan atau makhluk
yang
c.
konsisten
dengan
Allah) sebagai objek pemahaman
pengetahuan yang telah ada.
yang
Pengujian
empiris
pemahaman tersebut dipergunakan
kebenaran
untuk memberikan nilai manfaat
sebagai
secara
kriteria
objektif.
akhirnya
hasil
sebesar-besarnya bagi kemanusiaan.
d. Mekanisme
yang
terbuka
terhadap koreksi.
Dengan
pada
Adapun kegunaan ilmu itu adalah
sebagai berikut:
demikian
maka
manfaat nilai yang dapat ditarik dari
1. Mencapai
nilai
kebenaran
(ilmiah)
karakteristik ilmu ialah sifat rasional,
2. Memahami aneka kejadian
logis,
3. Meramalkan peristiwa yang
objektif
dan
terbuka.
Di
samping itu sifat kritis merupakan
karakteritik yang yang melandasi
keempat sifat tersebut.
akan terjadi
4. Menguasai
alam
untuk
memanfaatkannya.
Ilmu merupakan keseluruhan
Dalam
perkembangannya
bentuk upaya kemanusiaan untuk
ilmu mengalami dua tahap (Jujun S.
mengetahui
Suriasumantri,
memperhatikan
cara
sesuatu
dengan
objek
(ontologi),
(epistemologi),
dan
kegunaannya (aksiologi). Berangkat
1999)
sebagai
berikut:
1. Tahap pengembangan konsep
2. Tahap penerapan konsep
7
Dalam tahap pengembangan
konsep,
ilmu
metafisik,
dipelajari
ilmuwan
secara
demi pemecahan persoalan-persoalan
praktis yang dihadapi manusia.
melakukan
Hasil-hasil kegiatan keilmuan
penelitian-penelitian dalam rangka
dalam
mempelajari
ditransformasikan
alam
sebagaimana
tahap
penerapan
konsep
menjadi
bahan
adanya. Pada tahap ini ilmu bersifat
atau piranti, atau prosedur, atau
komtemplatif, yaitu ilmu bertujuan
teknik pelaksanaan sesuatu proses
mempelajari
pengelolaan
untuk
gejala-gejala
tujuan
alam
pengertian
dan
pemahaman.
atau
produksi
yang
nantinya akan menghasilkan sesuatu
yang kita sebut teknologi. Jadi bisa
Dalam
penerapanan
dikatakan teknologi dikembangkan
konsep tujuan kegiatan keilmuan
pada tahap ini. Ke arah mana dan
bukannya demi kemajuan ilmu itu
terhadap apa teknologi digunakan,
sendiri
tergantung
melainkan
memecahkan
praktis
tahap
dan
untuk
masalah-masalah
mengatasi
masalah-
pada
kepentingan
si
penguasa teknologi itu dan nilai-nilai
moral etikanya.
masalah yang dihadapi manusia.
2.4
Teknologi
Atau dengan kata lain pada tahap ini
Beberapa
pengertian
ilmu bersifat manipulatif, di mana
teknologi telah diberikan oleh David
faktor-faktor yang terkait dengan
I. Goetch: ”People tools, recources,
gejala-gejala
alam
tersebut
to solve problems of to extend their
dimanipulasi untuk dikontrol dan
capabilities”,
sehingga
teknologi
diarahkan pada proses yang terjadi
dapat dipahami sebagai ”upaya”
untuk mendapatkan suatu ”produk”
8
yang dimanfaatkan oleh manusia
dengan
memanfaatkan
peralatan
(tools), proses dan sumber daya
(recources).
mendefinisikan
S.
Suriasumantri
teknologi
konsep
memecahkan
alami dan bersifat artificial.
ilmiah
himpunan dari pikiran (set of
mind),
dalam
dapat dibatasi atau bersifat
masalah-masalah
keras (hardwear) maupun perangkat
lunak (softwear).
sehingga
universal,
teknologi
tergantung
Rias
van
Wyk
dari
sudut pandang analisis.
4. Teknologi bertujuan untuk
memfasilitasi
Definisi teknologi yang lain
oleh
merupakan
adalah
praktis baik yang berupa perangkat
diberikan
dari manusia, sehingga tidak
3. Teknologi
Jujun
penerapan
2. Teknologi merupakan kreasi
human
endeavor (ikhtiar manusia),
sehingga
teknologi
harus
”Technology is a” set of minds ”
mampu
created by people to facilitate human
performansi
endeavor”. Dari definisi tersebut,
kemampuan manusia.
ada beberapa esensi yang terkandung
Dari definisi di atas ada tiga
yaitu:
meningkatkan
(kinerja)
hal pokok yang terkandung dalam
1. Teknologi terkait dengan ide
teknologi yaitu: skill (keterampilan),
atau pikiran yang tidak akan
algaritma
pernah berpikir, keberadaan
hardwear (perangkat keras). Suatu
teknologi
teknologi biasanya dimulai dari suatu
bersama
dengan
keberadaan budaya manusia.
(logika
berpikir),
dan
imajinasi, baik secara individual atau
kelompok
dengan
memanfaatkan
9
sentuhan
fenomena
dan
kemaslahatan manusia malah dapat
kebutuhan-kebutuhan praktis. Dari
mendatangkan kerugian yang besar
imajinasi tersebut seorang individu
bagi kehidupan. Teknologi tidak lagi
atau
berfungsi
kelompok
alam
mengembangkan
sebagai
sarana
menjadi suatu temuan (invention).
memberikan
Untuk mengembangkan temuan itu
kehidupan manusia melainkan dia
menjadi suatu produk yang unggul,
berada untuk tujuan eksistensinya
para ilmuwan melakukan penelitian-
sendiri. Sesuatu yang harus dibayar
penelitian sehingga hasilnya nanti
mahal oleh manusia yang kehilangan
dapat dimanfaatkan manusia.
arti dari kemanusiaannya.
Teknologi
yang
kemudahan
yang
bagi
telah
Menurut seorang pakar tafsir
dikembangkan dari hasil penelitian
kontemmporer asal Indonesia, Prof.
tersebut mempunyai fungsi sebagai
Dr. Quraisy Syihab, ‘iqra’ terambil
berikut:
dari
1. Sebagai
sarana
memberikan
menghimpun.
Dari
untuk
menghimpun lahir aneka makna
kemudahan
seperti menyampaikan, menelaah,
bagi kehidupan manusia
2. Meningkatkan
kata
mendalami, meneliti, mengetahui ciri
performansi
sesuatu, dan membaca baik teks
(kinerja) manusia
tertulis maupun tidak. Dalam ayat
Dalam penggunaan teknologi
yang lain, Allah SWT memuji
yang merupakan produk dari ilmu
kepada hambanya yang memikirkan
pengetahuan
terjadi
penciptaan langit dan bumi. Bahkan
yang
banyak pula ayat-ayat al-Qur’an
seringkali
penyalahgunaan.
semula
Teknologi
digunakan
untuk
yang
menyuruh
manusia
untuk
10
meneliti dan memperhatikan alam
Hewan-hewan dengan bentuk dan
semesta.
warna yang bermacam-macam hidup
‫ق ل ا ن ظروا ما ذا ف ي ال سموا ت واال رض‬
‫وما ت غ ني ال ي ت وال نذر عن ق وم ال ي ؤ‬
‫م نون‬
diatas bumi, memberi manfaat yang
Katakanlah: “Perhatikanlah apa
yang ada di langit dan di bumi.
Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul
yang memberi peringatan bagi
orang-orang yang tidak beriman. ”
(QS Yunus : 101)
Demikian pula keadaan bumi itu
tidak
sedikit
kepada
manusia.
sendiri yang terdiri dari gurun pasir,
lembah yang terjal, dataran yang
luas, samudera yang penuh dengan
Allah
berbagai ikan yang semuanya itu
menjelaskan perintah Nya kepada
terdapat tanda-tanda keesaan dan
rasul
menyuruh
kekuasaan Allah SWT bagi orang-
memperhatikan
orang yang berfikir dan yakin kepada
dengan mata kepala mereka dan
penciptanya. Akan tetapi mereka
dengan akal budi mereka segala yang
yang tidak percaya adanya pencipta
ada di langit dan di bumi. Mereka
alam ini, membuat semua tanda-
diperintahkan
merenungkan
tanda keesaan dan kekuasaan Allah
keajaiban langit yang penuh dengan
di alam ini tidak akan bermanfaat
bintang-bintang, matahari dan bulan,
baginya
Dalam
Nya
kaumnya
ayat
agar
untuk
ini
dia
agar
keindahan pergantian malam dan
2.5
Kaitan Ilmu dengan Moral
siang, air hujan yang turun ke bumi,
Ilmu
menghidupkan
bumi
yang
merupakan sesuatu
mati,
yang paling penting bagi manusia,
menumbuhkan tanam-tanaman, dan
karena dengan ilmu semua keperluan
pohon-pohonan dengan buah-buahan
dan
kebutuhan
manusia
bisa
yang beraneka warna dan rasa.
terpenuhi secara lebih cepat dan
11
mudah. Untuk apa pengetahuan yang
berupa
ilmu
Bagaimana
itu
dipergunakan?
kaitan
antara
cara
Perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan telah menciptakan
berbagai bentuk kemudahan bagi
penggunaan tersebut dengan kaidah-
manusia.
kaidah moral? Bagaimana penentuan
pertanyaan bagi kita apakah hal itu
objek yang ditelaah berdasarkan
selalu
pilihan-pilihan moral? Bagaimana
pengetahuan
kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan berkah dan penyelamat
merupakan operasionalisasi metode
bagi manusia, terbebas dari kutuk
ilmiah
yang membawa malapetaka dan
dengan
norma-norma
moral/profesional?
Benarkah
demikian?
yang
menjadi
Dimana
dan
ilmu
teknologinya
kesengsaraan? Memang dengan jalan
Penalaran otak orang itu luar
biasa.
Namun
bahwa
makin
mempelajari
teknologi
seperti
pembuatan bom atom, manusia bisa
cerdas, maka makin pandai kita
memanfaatkan
menemukan kebenaran, makin benar
sumber energi bagi keselamatan
maka makin baik pula perbuatan
manusia, tetapi dipihak lain hal ini
kita?
yang
bisa berakibat sebaliknya seperti
mempunyai penalaran tinggi, lalu
pemboman yang terjadi di Bali
makin berbudi, sebab moral mereka
membawa
dilandasi
penciptaan
Apakah
analisis
manusia
yang
hakiki,
wujudnya
sebagai
manusia
boom
kepada
atom
yang
ataukah malah sebaliknya: makin
menimbulkan
cerdas maka makin pandai pula kita
Menghadapi hal yang demikian, ilmu
berdusta?
pengetahuan
mempelajari
malapetaka.
pada
alam
esensinya
sebagaimana
12
adanya, mulai dipertanyakan untuk
ajaran-ajaran
apa
keilmuan, di antaranya agama.
sebenarnya
dipergunakan?
ilmu
itu
Untuk
harus
menjawab
di
luar
Timbullah
bidang
konflik
yang
pertanyaan tersebut, apakah para
bersumber pada penafsiran metafisik
ilmuwan harus berpaling ke hakekat
ini berkulminasi pada pengdilan
moral? Bahwa ilmu itu berkaitan erat
inkuisisi Galileo pada tahun 1633.
dengan persoalan nilai-nilai moral.
Galileo(1564-1642), oleh pengadilan
Keterkaitan
ilmu
dengan
agama
tersebut,
dipaksa
nilai-nilai moral (agama) sebenarnya
mencabut
sejak pertumbuhannya ilmu sudah
bumi berputar mengelilingi matahari.
terkait
Pengadilan
dengan
masalah-masalah
pernyataannya
untuk
inkuisisi
bahwa
Galileo
ini
moral namun dalam perspektif yang
selama kurang lebih dua setengah
berbeda. Ketika Capernicus (1473-
abad
1543) mengajukan teorinya tentang
perubahan berfikir di Eropa.
kesemestaan alam dan menemukan
bahwa
“bumi
yang
berputar
mempengaruhi
proses
Dalam kurun waktu ini para
ilmuwan
berjuang
untuk
mengelilingi matahari” sementara
menegakkan ilmu yang berdasarkan
ajaran agama menilai sebaliknya,
penafsiran alam sebagaimana adanya
maka timbullah interaksi antara ilmu
dengan semboyan:
dengan
Bebas Nilai, setelah pertarungan
moral
yang
berkonotasi
metafisik, sedangkan di pihak lain,
itulah
terdapat
kemenangan
keinginan
mendasarkan
pernyataan
kepada
agar
ilmu
pernyataan-
yang terdapat
dalam
ilmuwan
dengan
Ilmu yang
mendapatkan
memperoleh
dengan keotonomian ilmu. Artinya
kebebasan
dalam
melakukan
13
penelitiannya
dalam
mempelajari
adanya.
alam
rangka
sebagaimana
Ketika
merupakan
masalah
kebudayaan
dapat
ataukah masalah moral? Apabila
mengembangkan dirinya, yakni dari
teknologi itu menimbulkan ekses
pengembangan
yang negatif terhadap masyarakat?
bersifat
ilmu
proses dehumanisasi, apakah ini
konseptual
komtemplatif
yang
disusul
Dihadapkan dengan masalah
penerapan-penerapan konsep ilmiah
moral dalam menghadapi akses ilmu
ke masalah-masalah praktis (bersifat
dan teknologi yang bersifat merusak
manipulatif) atau dengan perkataan
ini para ilmuwan terbagi ke dalam
lain dari konsep ilmiah yang bersifat
dua golongan pendapat. Golongan
abstrak
bentuk
pertama menginginkan bahwa ilmu
konkrit bersama teknologi, konflik
harus bersifat netral terhadap nilai-
antara ilmu dan moral berlanjut.
nilai
menjelma
dalam
baik
itu
secara
ontologis
Setelah ilmu mendapatkan
maupun aksiologis.Dalam hal ini
otonomi yang terbebas dari segenap
tugas ilmuwan adalah menemukan
nilai yang bersifat dogmatik, ilmu
pengetahuan dan terserah kepada
dengan
dapat
orang lain untuk tujuan yang baik,
mengembangkan dirinya baik dalam
ataukah dipergunakan untuk tujuan
bentuk abstrak maupun kongkret
yang
seperti teknologi. Teknologi tidak
sebaliknya
meragukan lagi manfaatnya bagi
netralitas ilmu terhadap nilai-nilai
manusia.
Kemudian
timbul
hanyalah terbatas pada metafisik
pertanyaan,
bagaimana
dengan
keilmuan,
teknologi
leluasa
yang
mengakibatkan
buruk.
Golongan
berpendapat
sedangkan
kedua
bahwa
dalam
penggunaannya, bahkan pemilihan
14
objek
penelitian,
keilmuan
maka
haruslah
kegiatan
berlandaskan
mengetahui tentang ekses-ekses yang
mungkin
terjadi
bila
terjadi
asas-asas moral. Tahap tertinggi
penyalahgunaan; dan (3) ilmu telah
dalam kebudayaan moral manusia,
berkembang sedemikian rupa dimana
ujar Charles Darwin, adalah ketika
terdapat kemungkinan bahwa ilmu
kita
dapat
menyadari
bahwa
kita
seyogyanya mengontrol pikiran kita.
Golongan
manusia
dan
kemanusiaan yang paling hakiki
ini
seperti pada kasus revolusi genetika
melanjutkan tradisi kenetralan ilmu
dan teknik perubahan sosial (social
secara total seperti pada waktu era
engineering). Berdasarkan ketiga hal
Galileo sedangkan golongan kedua
ini
mencoba menyesuaikan kenetralan
berpendapat
ilmu secara pragmatis berdasarkan
moral
perkembangan ilmu dan masyarakat.
kebaikan
Golongan
merendahkan
kedua
pendapatnya
pada
pertama
mengubah
mendasarkan
beberapa
hal
maka
golongan
bahwa
harus
kedua
ilmu
secara
ditujukan
untuk
manusia
tanpa
martabat
atau
mengubah hakikat kemanusian.
yakni: (1) ilmu secara faktual telah
Penerapan ilmu pengetahuan
dipergunakan secara destruktif oleh
yang telah dihasilkan oleh para
manusia yang dibuktikan dengan
ilmuwan,
adanya dua Perang Dunia yang
teknologi,
mempergunakan teknologi-teknologi
emansipasi
keilmuan; (2) ilmu telah berkembang
sebagainya
dengan pesat dan makin esotrik
memperhatikan
sehingga
kemanusiaan, nilai agama, nilai adat
kaum
ilmuwan
lebih
apakah
maupun
itu
berupa
teori-teori
masyarakat
itu,
dan
masalah
nilai-nilai
15
dan sebagainya. Karena ilmu sudah
terhadap ilmu, ia harus berjiwa besar,
berada di tengah-tengah masyarakat
bersifat terbuka untuk menerima
luas
akan
kritikan
itu,
seorang
dan
masyarakat
mengujinya.
Oleh
karena
dari
ilmuwan
tanggung jawab lain yang berkaitan
menjelaskan
dengan
sejernih
penerapan
teknologi
di
masyarakat.
harus
hasil
Tugas
dapat
penelitiannya
mungkin
atas
dasar
masyarakat yaitu menciptakan hal
rasionalitas dan metodologis yang
positif.
tepat.
Namun
tidak
semua
teknologi atau ilmu pengetahuan
selalu
memiliki
positif
dilepaskan dengan tekad manusia
ketika berada di tengah masyarakat.
untuk menemukan kebenaran, sebab
Kadangkala
berdampak
untuk menemukan kebenaran dan
masyarakat
terlebih-lebih
negatif,
menolak
dampak
Masalah moral tidak bisa
teknologi
misalnya
atau
mengklaim
suatu
lagi
mempertahankan
untuk
kebenaran,
teknologi bertentangan atau tidak
diperlukan keberanian moral. Tanpa
sejalan
landasan
dengan
keinginan
atau
moral
ilmuwan
pandangan-pandangan yang telah ada
mudah
sebelumnya, seperti rekayasa genetik
melakukan
(kloning
dapat
Penalaran secara rasional yang telah
bertentangan dengan kodrat manusia
mencapai harkatnya seperti sekarang
atau ajaran agama.
ini
manusia)
yang
Dalam persoalan ini perlu ada
penjelasan lebih lanjut. Bagi seorang
sekali
maka
prostitusi
berganti
rasionalisasi
tergelincir
intelektual.
dengan
yang
dalam
proses
bersifat
mendustakan kebenaran.
ilmuwan jika ada semacam kritikan
16
Di tengah situasi dimana nilai
mengalami kegoncangan ilmuwan
kemudah-mudahan material duniawi
saja.
harus tampil kedepan. Pengetahuan
yang
dimilikinya
merupakan
Kekuasaan manusia atas ilmu
pengetahuan harus mendapat tempat
kekuatan yang akan memberinya
yang
keberanian. Hal yang sama harus
pengetahuan bukan “melulu” untuk
dilakukan pada masyarakat yang
mendesak
sedang
seorang
kemanusianlah yang mengenggam
ilmuwan harus bersikap sebagai
ilmu pengetahuan untuk kepentingan
seorang
pendidik
dirinya dalam rangka penghambaan
memberikan
contoh
membangun,
dengan
yang
baik.
utuh
,
eksistensi
kemanusiaan,
ilmu
tetapi
dirinya kepada sang Pencipta.
Kemudian bagaimana solusi bagi
ilmu yang terkait dengan nilai-nilai?
III. KESIMPULAN
Maka ilmu pengetahuan haruslah
Aksiologi adalah nilai-nilai
terbuka pada konteksnya , dan
(value) sebagai tolak ukur kebenaran
agamalah yang menjadi konteksnya
(ilmiah), etik, dan moral sebagai
itu.
ilmu
dasar normatif dalam penelitian dan
pengetahuan pada tujuan hakikinya,
penggalian, serta penerapan ilmu.
yakni memahami realitas alam, dan
Jadi aksiologi adalah teori tentang
memahami eksistensi Allah, agar
nilai
manusia menjadi sadar pada hakikat
bagaimana
penciptaan
dikembangkan.
Agama
dirinya,
mengarahkan
“melulu”
mengarahkan
ilmu
pada
dan
tidak
pengetahuan
praxis,
pada
yang
Ilmu
menghasilkan
berkaitan
dengan
suatu
ilmu
pengetahuan
akan
teknologi
yang
17
kemudian
akan
pada
suatu teknologi bertentangan atau
masyarakat. Proses ilmu menjadi
tidak sejalan dengan keinginan atau
sebuah teknologi yang benar-benar
pandangan-pandangan yang telah ada
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sebelumnya, seperti rekayasa genetik
tentu
(kloning
tidaklah
ilmuwannya.
diterapkan
terlepas
dari
Perkembangan
si
dan
kemajuan ilmu pengetahuan telah
menciptakan
berbagai
yang
dapat
bertentangan dengan kodrat manusia
atau ajaran agama.
bentuk
kemudahan bagi manusia.
manusia)
Maka
ilmu
pengetahuan
haruslah terbuka pada konteksnya ,
Penerapan ilmu pengetahuan
dan
agamalah
yang
menjadi
yang telah dihasilkan oleh para
konteksnya itu. Agama mengarahkan
ilmuwan,
ilmu
apakah
teknologi,
itu
maupun
emansipasi
berupa
teori-teori
masyarakat
sebagainya
itu,
dan
pengetahuan
pada
tujuan
hakikinya, yakni memahami realitas
alam,
dan
memahami
eksistensi
masalah
Allah, agar manusia menjadi sadar
nilai-nilai
pada hakikat penciptaan dirinya, dan
kemanusiaan, nilai agama, nilai adat
tidak mengarahkan ilmu pengetahuan
dan sebagainya. Oleh karena itu,
“melulu”
tanggung jawab lain yang berkaitan
kemudah-mudahan material duniawi
dengan
saja.
memperhatikan
penerapan
teknologi
di
masyarakat yaitu menciptakan hal
positif.
berdampak
pada
praxis,
pada
Dalam kenyataannya tidaklah
Kadangkala
teknologi
mudah bagi ilmuwan untuk memikul
negatif,
misalnya
tanggung jawab sosial di bahunya.
masyarakat menolak atau mengklaim
Tetapi
seorang
ilmuwan
yang
18
dikaruniai kecerdasan intelektual dan
memiliki nilai-nilai moral yang luhur
akan
dapat
sosialnya
menjalankan
dengan
baik
fungsi
demi
kelangsungan kehidupan manusia di
dunia ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Amsal, Bachtiar. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Imam Barnadib, M.A. Ph. D. 1990. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi offset.
Ismaliani, 2008. Aksiologi. Online, http://www.geocities.com. Diakses 11 Agustus
2016.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media
Pratama.
Jalius Jama. 2008. Filsafat Ilmu. Padang: Program Pascasarjana Universitas
Negeri Padang.
Jujun , S. Suriassumantri. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Maqbul Halim, 2004. Kaitan Antara Etika dan Ilmu Pengetahuan. Online,
http://www.geocities.com. Diakses 29 Juli 2016.
Wibisino, 2001. library.usu.ac.id
20
Download