Konservasi di lahan kering

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.
Kegiatan konservasi di lahan kering merupakan langkah konstruktif, dapat
meningkatkan fungsi lahan untuk berproduksi secara lestari, sehingga potensinya dapat
dioptimalkan sebagai sumber pendapatan keluarga tani di pedesaan. Menurut
Notohadiprawiro (1988), lahan kering marginal yang berstatus kritis dicirikan oleh solum
tanah yang dangkal, kemiringan lereng curam, tingkat erosi telah lanjut, kandungan bahan
organik sangat rendah, serta banyak singkapan batuan di permukaan.Kondisi demikian
umumnya terdapat di wilayah desa tertinggal dan sebagian besar dikelola oleh petani miskin
yang tidak mampu melaksanakan upaya-upaya konservasi, sehingga kondisinya makin lama
makin memburuk (Karama dan Abdurrachman, 1995). Kondisi tersebut lebih diperparah lagi
oleh pola usahatani yang orientasinya subsisten, sehingga mempercepat terbentuknya lahan
kritis (Suyana, 2005).
Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang
tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperluka agar tidak terjadi
kerusakan tanah. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang erat dengan konservasi air.
Pilihan tindakan konservasi tanah yang diaplikasikan pada lahan konservasi tanah dan air
adalah upaya-upaya untuk melindungi,menjaga dan mengawetkan tanah dan air dari
berbagai faktorpenyebab kerusakan tanah. Dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan, sering
dijumpai keadan tanah yang kritis yang disebapkan oleh erosi.
Kerusakan sifat fisik tanah yang diakibatkan oleh erosi maupun pengolahan tanah
yang intensif, juga seringkali menjadi penyebab penurunan produktifitas lahan. Oleh karena
itu, berbagai tindakan yang dapat menekan erosi, mempertahankan/meningkatkan kadar
bahan organik tanah dan mengurangi dampak negatif dari pengolahan tanah, merupakan
usaha yang diperlukan dalam usaha pelestarian lahan sebagai salah satu sumber daya lahan
pangan. Dari masalah tersebut maka perlu dilakukan penyuluhan tentang konsevasi tanah
dan air terhadap kesuburan tanah di desa Tamanapui kecamatan Alor Selatan Kabupaten
Alor.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
A. Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini adalah :
 Untuk mengikuti seleksi peserta temu karya di Rayon VIII (delapan)
 Tujuan dari prahtek konservasi tanah dan air adalah untuk mengetahui titik
datar antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya yang sesuai
dengan garis kontour.
B. Kegunaan
Kegunaan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
petani tentang titik datar antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya
dengan cara penanaman yang sesuai garis kontuor.
1
1.3 Permasalahan.
 Masih menganut pola ladang berpindah-pindah.
 Para petani mengeluh hasil panen cenderung menurun di banding beberapa
tahun silam serta perkembangan pertumbuhan tanaman semakin kerdil.
 Biaya untuk pembuatan secara sipil tehnis terlalu tinggi karena membutuhkan
tenaga dan biaya yang cukup tinggi.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Konservasi Tanah dan Air
Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada
cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya
sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi
tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang
diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempattempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal
yang berhuibungan erat sekali; berbagai tindakankonservasi tanah adalah juga tindakan
konservasi air. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke
tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi
banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau (Arsyad, 2006).
Lebih lanjut Menurut Direktorat pendayagunaan lingkungan (1967) Konsevasi Tanah
dan Air adalah segala tindakan yang diperlukan untuk melestarikan sumber daya tanah dan
air.Tindakan konservasi tanah air di arahkan pada tiga perlakuan pokok sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap tanah dari pukulan butir-butir air hujan dengan cara
meningkatkan jumlah vegetasi atau penutupan tanah dengan tajuk tanaman.
2. Mengurangi jumlah aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi/peresapan.
Peningkatan kandungan bahan organik atau dengan meningkatkan simpanan air di
permukaan dan didalam tanah ,misalnya melalui peningkatan kekasaran permukaan/
pengolahan tanah pembuatan sumur resapan dan lain-lain.
3. Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga pengikisan dan perpindahan
butiran dan agregat tanah dapat di kurangi misalnya melalui cara penanaman
sesuai arah contour mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek panjang
lereng.
Walaupun konservasi tanah tidak identik dengan konservasi air,biasanya keduanya
saling berkaitan.Untuk daerah Indonesia pada umumnya aspek yang paling penting adalah
mengurangi erosi tanah.Tetapi untuk daerah kering seperti Nusa Tenggara dan sulawesi
konservasi tanah dan konservasi air sangat penting .Dengan demikian pengendalian erosi
merupakan hal yang menonjol dalam petujuk tehnis ini.Tetapi konservasi air juga di
perhatikan.
2.2. Kegiatan Konservasi Tanah dan Air
Kegiatan konservasi tanah mencakup aspek tehnis dan aspek sosial ekonomi.
1.Prinsip tehnis.
1. Kegiatan konservasi harus meningkatkan penutupan permukaan tanah.misalnya
melalui penggunaan mulsa dan peningkatan kanopi tanaman untuk mengurangi
daya pukulan butir hujan pada permukaan tanah.
2. Mencegah terkonsertrasinya aliran air permukaan khusus di daerah yang peka
erosi alur.
3
3. Untuk daerah beriklim kering kegiatan terutama di tujukan untuk meningkatkan
simpanan air tanah melalui peningkatan kapasitas infiltrasi dan simpanan air di
permukaan tanah melalui pembuatan sumur resapan atau embung penampung air.
4. Sisa tanaman perlu di kembalikan ke permukaan tanah baik secara langsung
misalnya dalam bentuk mulsa maupun dalam bentuk pupuk kandang dan kompos.
5. Konservasi tanah harus di integrasikan di dalam sistim budi daya tanaman yang
ada,serta kebiasaan yang ada pada petani.
6. Tindakan konservasi yang di lakukan bersama-sama dalam suatu hamparan akan
lebih efektif di bandingkan dengan tindakan yang di lakukan secara terpencarpencar.
2.Prinsip sosial ekonomi.
1. Tindakan konservasi tanah harus cocok untuk keadaan sosial ekonomi setempat
(misalnya pemilikan tanah ,tenaga kerja.penghasilan rumah tangga). Tindakan
konservasi yang mudah di terima oleh petani adalah tindakan yang memberikan
keuntungan jangka pendek dalam bentuk peningkatan hasil panen dan peningkatan
pendapatan,terutama untuk petani yang status penguasaan lahannya tidak tetap.
2. Petani pemilik cenderung lebih cepat mengadopsi tehnologi konservasi.
3. Petani kemungkinan perlu biaya kredit untuk melakukan tindakan konservasi tanah
terutama untuk kegiatan yangmanfaatnya tidak dapat dinikmati langsung oleh
petani.
Petani sudah memahami dampak dari erosi terhadap lahannya biasanya akan lebih
tertarik untuk melakukan tindakan konservasi tanah dari pada petani yang belum tahu atau
yang belum merasakan pengaruh dari erosi.
4
BAB III
PEMBAHASAN KEGIATAN KONSERVASI
3.1. Gambaran Umum Lokasi
Desa Tamanapui adalah salah satu desa di Kecamatan Alor Selatan luas wilayah 721
Ha. Ketinggian tempat Desa Tamanapui 1350 DPL. Dengan suhu 20-370C, yang mempunyai
potensi sumberdaya alam dengan komoditi andalan tanaman perkebunan, maka dilihat dari
letak wilayah yang 90% berbukit dengan kisaran kemiringan 15 sampai dengan 40%.
Namun di sisi lain banyak lahan marjinal dengan pola bertani yang selalu berpindah-pindah.
secara administrasi Desa Tamanapui mencakup 8 RT 4 RW dan 2 Dusun, Dengan batasbatas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Subo
 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kiraman dan Maikang
 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Silaipui
 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidabui
3.2. Prosedur Pemilihan Tehnik Konservasi Tanah.
Untuk memilh alternatif tehnik konservasi tanah yang sesuai dengan kondisi biofisik
setempat dapat di gunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1.
Pahami kondisi biofisik lokal terutama lereng dan kedalaman tanah faktor lain yang
sangat membantu dalam pemilihan tehnik konservasi tanah adalah:










Jenis tanah
Tingkat kesuburan
Keasamam tanah
Struktur tanah
Panjang dan kemiringan lereng
Kepekaan tanah terhadap longsor
Jumlah bulan kering dan bulan basah
Rata-rata curah hujan tahunan.
Ketersedian bahaandi lokasi seperti bambu batu dan sisa-sisa tanaman dll.
Adanya jurang dan bentukan jurang
Langkah 2.
Pahami kondisi sosial ekonomi rumah tangga petani seperti:






Penguasaan lahan milik (Milik,sewa,bagi hasil)
Luas lahan garapan
Ketersedian tenaga kerja
Pemilik hewan ternak
Cukup tidaknya ketersedian pakan ternak
Ketersedian kayu bakar.
5
3.3. PEMBUATAN GARIS KONTOUR/ SABUK GUNUNG.
1.Persiapan lapangan.
Persiapan lapangan di lakukan dengan tahapan sebagai berikut:
 Sketsa Desa.dengan menggunakan informasi dasar dan melakukan pengukuran
secara sederhana dilapangan (menggunakan kompas dan heling) di buat sket
dengan skala kira-kira 1:100 kemudian di tentukan rencana sementara saluran
pengelak (sp) dan saluran pembuangan air (SPA) dan tempatkan SPA pada saluran
alam yang telah ada.
 Buat rancangan dari keseluruhan sistimdengan menggunakan sketsa tentukansaluran
pengelak dan teras .
 Pelaksanaan pekerjaan perlu diupayakan dan dilakukan secara gotong royong.
 Apabila teknik konservasi pendanaannyasudah di sepakati mulai pekerjaan
penerapan teknik konservasi dan bangunan pelengkapnya dengan terlebih dahulu
membuat SP.
Jika teknik yang di pilih adalah teras.Pembuatan teras harus di mulai dari lereng bagian
atas atau puncak bukit dan berakhir di lereng bawah atau kaki bukit. Cara ini dilakukan
untuk mecegah rusaknya teras yang dibuat karena terjangan aliran permukaan dari lereng
bagian atas teras.
2. Pembuatan garis kontour.
Pembuatan garis kontour (garis sabuk gunung) di daerah yang di konservasi mutlak
diperlukan untuk mengefektifkan fungsi dari teknik konservasi tanah yang terapkan.Tehnik
konservasi yang memerlukan garis kontour detail antara lain adalah teras bangku,teras
gulut, teras kredit dan sistim pertanaman lorong pada lahan miring.Terdapat beberapa
metode dalam menentukan garis kontour di antara adalah dengan menggunakan theodolit.
waterpas gantung ondol-ondol dan segitiga “ A “.
A. Alat ukur segitiga “A”.
Alat pengukur sudut dapat digunakan untuk menentukan garis kontour, jarak, dan letak
suatu objek dengan pemakaiannya di banding keempat alat lainya.seperti water pas
gantung, ondol-ondol segi tiga A dan abnei level.Petugas yang akan menggunakan
theodolit di sarankan untuk mengikuti latihan kusus terlebi dahulu sebelummelakukan
pengukuran di lapangan.
B. Ondol-ondol.
Tahapan pembuatan garis kontour dengan menggunakan alat-alat di atas.
Contoh menggunakan ondol-ondol.
Grafik ondol-ondol atau gawang segi tiga terbuat dari kayu atau bambu.Terdiri dara dua
buah kaki yang sama panjang,sebuah palang penyangga.benang,pemberat.panjang
kedua kaki masing-masing 2 meter dan panjang palang 1 meter.pada bagian tengah
palang di beri tanda untuk menentukan bahwa kedua ujung kaki ondol-ondol terletak
pada posisi yang sama tinggi.Ujung benang yang dikaitkan padabagian atas ondolondol,sedangkan pemberatnya dapat bergerak bebas kekiri dan ke kanan melewati
palang. Ondol-ondol dapat di gunakanuntuk menentukan garis kontour dan jika di
lenkapi dengan busur derajat/heling dapat pula di gunakan untuk menentukan
kemiringan lereng.
Tahapan–tahapan pembuatan garis kontour dengan ondol-ondol:
6
1. Siapkan ondol-ondol dengan bandul pemberat.
2. Tentukan pucak bukit atau titik awal.Misal titik A.
3. Tentukan titik B pada bagian lereng yang lebih rendah sesuai dengan Interval verikal
yang di inginkan mengunakan abnei level atau wather selang plastik.
4. Letakan kaki ondol-ondol pada titik B sedangkaki lainnya digerakan keatas atau kebawah
sedemikian rupa sehingga tali bandul persis pada titik tengah palang yang sudah di
tandai. Titik yang baru ini misalnya titik B 1 adalah titik yang sama tinggi dengan titik B.
5. Dari titik B1 tentukan titik B2 dengan cara yang sama dengan tahap 4,demikian
seterusnya sehingga di peroleh sejumlah titik pada lahan yang akan di tentukan garis
kontournya.
6. Tandai titik tersebut dengan patok kayu atau bambu.
Gambar 1. Pembuatan Bingkai “A”
3.4. PENGEDALIAN EROSI
A. Secara sipil teknis ( Mekanis)
1. Olah tanah konservas (Olah Tanah Minimum dan Tanpa Olah Tanah)
Pengelolaan tanah adalah setiap kegiatan mekanik yang dilakukan terhadap
tananh dengan tujuan menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
dan perkembangan akar tanaman sekaligus merupakan upaya pemberantasan
gulma. Dalam kaiitannya dengan konservasi tanah dan air, pengelolaan tanah
hendaknya dilakukan seperlunya saja. Kegiatan pengelolaan tanah biasa atau
konservasi (mencangkul atau membajak tanah dua kali dan diikuti dengan
menghancur bongkahan tanah 1atau 2 kali sebelum bertanam) hanya diperlukan
apabila :
 Tanah sudah cukup padat
 Gulma sulit diberantas kecuali dengan pengelolahan tanah biasa.
Pengelolahan tanah konservasi dilakukan dengan cara :
 Pengelolahan tanah dalam bentuk larikan tanaman yang memotong
lereng ataupun dengan cara dikoak dengan cangkul /garpu untuk
memudahkan penanaman.
 Tanpa olah tanah yakni tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara
manual maupun dengan menggunakan herbisida. Sesudah pembersihan,
tanaman langsung ditunggalkan. Penunggalan sering kali sulit dilakukan.
Karena itupencangkulan tanah di sekitar lobang tugalan biasanya
diperlukan.
a. Persyaratan
7
 Oleh tanah minimum dan olah tanpa tanah cocok untuk tanah yang
gembur. Untuk mempertahankan stuktur tanah, teknik olah tanah
minimum sering disertai penambahan bahan organik seperti pupuk
kandang, kompos atau sisah tanaman.
 Juga diperlukan penanggulangan gulma secara intensif dengan
penyiangan. Pemberian mulsa penggunaan herbisida.
b. Keuntungan
Menghemat tenaga kerja dan biaya jika dilaksanakan dengan benar,
teknik ini tidak menurunkan produksi tanaman.
c. Kerugian
Perlu pengendalian gulma secara intensif.
2. Teras Gulud
Teras gulud adalah barisan gulud yang dilengkapi dengan rumput penguat gulud
dan saluran air pada bagian guludan diatasnya. Saluran air ini berfungsi untuk
mengalirkan air aliran permukaan dari bidang olah ke ini berfungsi untuk
mengalirkan air aliran permukaan dari bidang olah ke SPA.
a. Persyaratan





Teras gulud cocok untuk kemiringan lahan antara 10-40%, tetapi juga bisa
digunakan pada kemiringan 40-60%, namun kurang efektif.
Teras gulud dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal (>20 cm).
Tanah mempunyai kecepatan infiltrasi/permeabilitas tinggi.
Dapat dilakukan pada tanah- tanah bersolum agak dangkal.Guludan dibuat
menurut garis kontur.
Cara pembuatannya yaitu dengan menggali tanah dan menimbunnay
dibagian atas lereng sehingga terbentuk guludan. Pembuatannya dimulai
dari lereng bagian atas dan berlanjut ke bagian bawah lereng. Guludan
tersebut kemudian ditanami dengan tanaman penguat yang rapat seperti
jenis tanaman pagar, rumput atau legum penutup tanah.
b. Pemeliharaan

Untuk mencegah aliran permukaan merusak bagian atas gulud, maka
guludan harus tetap terpelihara dan ditanami dengan rumput penguat
guludan sehingga tidak mudah rusak.
c. Keuntungan


Mengurangi terkonsentrasinya air aliran permukaan.
Cukup efektif dalam mengurangi erosi.
8
Gambar 2. Sketsa Pembuatan Teras Guludan
3. Teras Kredit
Teras kredit adalah teras yang terbentuk secara bertahap karena tertahannya
tanah yang tererosi oleh guludan.teras ini memotong lereng dan guludan
ditanami secara rapat dengan tanaman pagar dan atau barisan rumput/ legum
penutup tanah. Tujuan dibuat teras kredit adalah untuk menangkap air aliran
permukaan dari areal bidang olah serta mengurangi erosi.
a. Pembuatan dan Pemeliharaan
 Buat garis kontur sesuai dengan interval vertical (IV) yang diinginkan.
IV yang umum adalah 1-2 m.
 Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut ke bagian
bawahnya.
 Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk sudut 0.1 – 0.5%
dengan garis kontur menujuh kearah saluran pembuangan air.
 Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun dibagian bawah
lereng dan dijadikan guludan.
 Tanami guludan dengan rumput penguat seperti rumput gajah dan
tanaman pengut teras lainnya agar guludan tidak mudah rusak.
 Diperlukan SPA yang aman (berumput).
b. Persyaratan
 Digunakan pada lahan dengan kemiringan 5-40%.
 Struktur tanah remah dan permeabilitas tinggi agar aliran permukaan
tidak melewati guludan.
 Kedalaman tanah yang agak dangkal (40cm) tidak menghambat
digunakannya jenis teras ini. Untuk tanah yang sangat dangkal seperti
entisols, penggunaan teras kredit tidak disarankan.
 Tidak cocok pada tanah yang pekah longsor.
c. Keuntungan
Biaya dan tenaga kerja pembuatan teras guludrelatif lebih rendah
dibandingkan dengan teras bangku
9
d. Kerugian
 Hanya cocok untuk kondisi yang spesifik ( tanah remah dengan
permeabilitas tinggi dan kedalaman tanah >40 cm serta insentitas
hujan tidak terlalu tinggi).
 Memerlukan pemeliharaan tanaman penutup dari gulud secara rutin.
 Membutuhkan banyak tenaga kerja.
4. Teras Tangga/teras bangku
Teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di
bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga. Ada 3 jenis teras
tangga : golar kampak,datar,dan miring. Teras bangku adalah teras tangga yang
bidang olahnya miring beberapa derajat kearah yang berlawanan dengan lereng asli
(golar kampak). Dengan demikian air aliran permukaan dari setiap bidang olah
mengalir dari bibir teras ke saluran teras ke SPA sehingga hampir tidak pernah
terjadi pengiriman air aliran permukaan dari satu teras ke teras yang di bawahnya.
Teras bangku memerlukan biaya yang sangat mahal karena lebih banyak
penggalian bidang olah. Selain itu bagian bidang olah di sekitar saluran teras
merupakan bagian yang kurang /tidak subur karena merupakan bagian lapisan
tanah bawah (subsoil) yang tersingkap di permukaan tanah. Namun jika dibuat
dengan benar, teras bangku ini sangat efektif mengurangi erosi.
Teras datar adalah teras tangga yang di bidang olahnya datar (membentuk
sudut 0 dengan bidang horizontal. Biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan
dengan teras bangku golar kampak dan cukup efektif menahan erosi apabila bibir
teras dibuat sedikit lebih tinggi di bidang olah dan bibir teras ditanami dengan
tanaman penguat teras.
Teras miring adalah teras tangga yang bidang
olahnya miring kearah lereng asli. Namun kemiringannya sudah berkurang dari
kemiringan asli. Teras miring dapat juga berbentuk secara perlahan dari teras kredit
atau melalui sistem pertanaman pagar menurut garis kontur. Teras bangku miring
memerlukan biaya yang relatif murah dibandingkan dengan teras bangku golar
kampak, namun efektivitasnya dalam menahan erosi lebih rendah.
a. Persyaratan
 Tanah mempunyai solum dalam dan kemiringan lereng 10-60%.
Solum tanah > 90 cm untuk lereng 60% dan > 40 cm kalau lereng 10%.
 Tanah stabil.tidak mudah longsor.
 Tanah tidak mengandung bahan beracun seperti aluminium dan besi dengan
konsentrasi tinggi. Tanah oxislos,ultislos, dan sebagian inceptisols yang
berwarna merah atau kuning (podsolik merah kuning) biasanya
mengandung aluminium dan atau besi tinggi.
 Ketersediaan tenaga kerja cukup untuk pembuatan dan pemeliharaan teras.
 Memerlukan kerjasama antar petani yang meiliki lahan di sepanjang SPA.
b. Perancangan teras tangga
Dalam merancang teras diusahakan agar bahan induk tanah tidak ampai tergali.
c. Cara pembuatan teras tangga
 Pembuatan teras dimulai dari bagian atas dan terus ke bagian bawah lahan
untuk menghindarkan kerusakan teras yang sedang dibuat oleh air aliran
permukaan bila terjadi hujan.
 Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng bawah sehingga
terbentuk bidang olah baru. Tampingan teras dibuat miring : membentuk
10






d.
sudut 200% dengan bidang horisontal. Kalau tanah stabil tampingan teras
bisa dibuat lebih curam (sampai 300% ).
Kemiringan bidang olah berkisar antara 0 sampai 3% mengarah ke seluruh
teras.
Guludan (bibir teras) dan bidang tampingan teras ditanami dengan tanaman
berakar rapat, cepat tumbuh,dan menutup tanah dengan sempurna.
Untukpetani yang memiliki ternak ruminansia dapat ditanami rumput pakan
ternak.
Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras perlu dibuat saluran
teras : lebar 15-25 cm dalam 20-25 cm.
Untuk mengurangi erosi dan meningkatkan infiltrasi, pembuatan rorok bisa
dilakukan dalam saluran teras atau saluran pengelak.
Kalau tidak ada tempat untuk membuat SPA, teras bangku miring bisa
dibuat tapi jelas bangku miring kurang efektif menahan tanah tererosi.
Perlu pengarahan air saluran permukaan ke SPA yang aman (berumput dan
dilengkapi dengan bangunan terjunan air).
Pemeliharaan
Pemeliharaan saluran teras meliputi, memindahkan atau mengeluarkan sedimen
dari dalam saluran dan dari rorak, menyulam tanaman tampingan dan bibir teras
yang mati, memangkas rumput yang tumbuh pada saluran, tampingan dan bibir
teras.
e. Keuntungan



Bidang olah teras yang datar lebih mudah ditanami dari pada lahan
berlereng.
Kalau bangunan teras cukup baik akan sangat efektif dalam mengurangi
erosi dan aliran permukaan.
Meningkatkan infiltrasi air kedalam tanah.
f. Kerugian



Memerlukan banyak tenaga kerja untuk pembuatannya.
Pada bidang olah teras sering tersingkap lapisan subsoil yang umumnya
kurang subur terutaman pada tahun-tahun pertaman sesudah pembuatan
teras.
Memerlukan kerjasama antar beberapa petani untuk pembuatan SPA.
11
Gambar 3. Cara Pembuatan Teras Bangku
5. Teras individu
Teras individu adalah teras yang digunakan untuk satu pohon (tanaman tahunan)
saja. Teras individu ditujukan untuk mengurangi erosi dan meningkatkan
ketersediaan air tanah bagi tanaman tahunan.
a. Persyaratan
Cocok untuk lereng 15 – 60% atau lebih dan tanahnya cukup dalam bentuk
menggali lubang tanaman (> 25 cm). Jajaran teras individu tidak perlu
searah garis kontur, tetapi menurut arah yang paling cocok untuk
penanaman tanaman (misalnya arah timur- barat untuk mendapatkan cahaya
matahari maksimal). Jarak masing-masing teras individu sesuai dengan jarak
tanam optinum yang digunakan. Areal kosong di antara teras individu perlu
ditanami legum penutup tanah (legume cover crop) atau tanaman rumput.
Tanaman penutup tanah berguna untuk melindungi tanah tanah dari terpaan
langsung butir – butir hujan, mengurangi kecepatan air aliran permukaan dan
memperbaiki struktur tanah.
b. Pembuatan dan pemeliharaan
 Tentukan titik – titik tempat lubang tanam jarak tanam yang
diinginkan ( arah timur-barat untuk mendapatkan cahaya matahari
maksimal). Gunakan ajir bambu atau kayu untuk menandai titik-titik
tersebut.
 Ratakan bidang teras pada titik-titik tempat penanaman dengan luas
sama dengan kanopi pohon atau lebih kecil,sesuai kondisi lapangan.
 Buat lubang tanam di bagian tengah teras dengan ukuran 60 cm x 60
cm x 60 cm atau disesuaikan dengan rekomendasi ukuran lobang
untuk jenis tanaman tahunan yang akan ditanam.
 Tanami areal kosong di antara barisan tanaman dengan
rumput/legum penutup tanah.
c. Keuntungan
12
 Membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja dari pada teras kebun.
 Bila aliran permukaan tidak terkonsentrasi maka SPA tidak diperlukan.
3.5.
Gambaran Keberhasilan Yang Di Capai
Sudah dlakasanakan kegiatan pembuatan teras gulud di desa manatang pada kelompok
tani”UNAKAL”Desa Manatang Alor barat daya mencapai kurang lebih 0,5 ha dan pembuatan
teras secara vegetatif sekitar 1 ha. Dilihat dari capaian fisik tidak terlalu menggembirakan
namun mereka sangat merasa maanfat dari kegiatan praktek tersebut. Penyuluh sangat
menyadari kemampuan lahan memberikan hasil yang maksimal di desa Tamanapui memang
masih jauh dari harapan. Beberapa hal yang penulis gambarkan pada halaman sebelumnya
dimana rata-rata lahan desa Tamanapui berbukit sehingga kesuburan tanah sangat riskan di
rasakan oleh Penyuluh.Jadi kata kunci perlu adanya penanganan pola konservasi tanah agar
produktifitas lahan untuk menghasil tanaman jagung mendekati harapan kita.
Gambar 4. Keadan fisik pembuatan teras secara vegetatif
3.6. Upaya Pemecahan.
Upaya pemecahan masalah yang akan dilakukan dalam kegiatan penyuluhan adalah :
 Di musawarakan dengan kelompok tani agar dilakukan pembuatan teras secara
vegetatif dengan harapan penanaman tanaman penguat teras dapat berfaedah
untuk ternak, seperti pakan ternak dll.
 Pembuatan teras individu pada tanaman komoditi perkebunan yang di tanam sesuai
garis kontuor Lampiran foto .
13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesaimpulan yang dapat di ambil dalam penulisan ini adalah:
1. Pada kondisi tana yang kritis dapat dilakukan konservasi tanah dan air sesuai dengan
kondisi biofisik setempat.
2. Alternative konserfasi tanah yang dapat dilakukan adalah, pembuatan terasering dan
teknik fegetatif /tanaman pohon sesuai kontur.
3. Di desa Tamanapui perlu dilakukan konservasi tanah agar dapat mempertahankan
kesuburan tanah serta dapat meningkatkan produktifitas lahan.
4.2. Saran
Saran yang dapat di tarik dari penulisan ini adalah :
1. Berhubungan dengan kegiatan konservasi tanah di desa Tamanapui sangat
diharapkan partisipasi dari kelompok tani dan dukungan dari pemerintah.
2. Demi penyempurnaan karya tulis lanjutan maka kritik dan saran yang membangun
sangat di harapkan
14
DAFTAR PUSTAKA.
Arsyad Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press
Direktorat pendayagunaan lingkungan 1994. Konservasi tanah.Kerja sama antara
Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah hutan. Direktorat Jendral
Pemukiman dan Lingkungan. dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Riri Fithriati dkk/Peny.1997. Garis kontour adalah garis mendatar yang memotong lerengdan
menghubungkan titik-titik ketinggian yang sama.Garis kontour bisa berkelok-kelok
tapi tetap mendatar tidak pernah naik atau turun lereng.Tanamanpenguat teras
(misalnya stip rumput) ditanam searah contour ditujuhkan untuk mengendalikan
erosi.
OktafRamlan.M.1995.Pedoman pelaksanaan model peragaan sistim usaha tani.
DHV Consultan.1990 laporan akir kali Konto fase ke 3 Pengalaman Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
15
LAMPIRAN
Dokumentasi :
1. Hasil Kegiatan
A. Hasil pembuatan Teras Kredit.
B. Kegiatan Penentuan kontur
16
2. Impian Penyuluh Yang Ingin Dicapai
a. Pembuatan jebakan air
Pembuatan SPA dan Jebakan
air
Pembuatan teras
lahan kritis yang sudah dibuat terasering
17
Teras bangku
Lahan Sawah
18
19
Download