PEMBENIHAN IKAN NILA Disampaikan pada Gelar Teknologi BBAP Ujung Batee Aceh Besar, 10-12 Desember 2009 Oleh: Ibnu Sahidhir Satria Ujang Komarudin Rice Novrizah DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE 2009 Key Points 1. Tujuan dari tulisan ini adalah menyajikan teknik pembenihan Ikan Nila yang umum dilakukan. 2. Ikan Nila memijah sepanjang tahun dan mampu hidup dalam rentang salinitas 0-35 ppt 3. Pembenihan Ikan Nila dapat dilakukan dengan teknologi yang sangat sederhana sampai dengan yang paling rumit. 4. Proses pemijahan Ikan Nila secara massal adalah teknik yang paling sederhana. Teknik ini disukai petani karena sederhana, murah dan mudah. Induk ditebar setelah beberapa minggu benih dapat dipanen (burayak, benih). 5. Teknik yang lebih intensif adalah pemijahan di hapa dan bak.Teknik ini membutuhkan pakan buatan lebih banyak, pergantian air yang cukup. Teknik yang paling intensif adalah mengumpulkan telur dari mulut dan menetaskannya dalam egg incubator khusus. 6. Benih Ikan Nila hasil pemijahan di air tawar dapat diadaptasikan ke air payau secara bertahap dengan kenaikan salinitas 5 ppt/hari. Introduction Sejarah Biologi Keuntungan & kerugian Sejarah Dari Lembah Nil ke Afrika Tengah dan Afrika Barat Tercatat di bible sebagai ikan Santo Petrus dan ikan Firaun Asia 1950an, Indonesia 1943 oleh Jepang (O. mosambicus) dan 1969 (O. niloticus) Nila Merah satu strain hybrid dan mutant dari O. mossambicus Sekarang: Ikan yang tersebar paling luas di dunia (FAO, 2006) Biologi Oreochromis (Pengeram betina), Sarotherodon (keduanya) and Tilapia (jantan) “Family tree” of the Nile tilapia Phylum Chordata – Notochord group of animals Subphylum Vertebrate – Animals with a backbone Class Osteichthyes – Bony fishes Order Perciformes – Perch-like fishes Family Cichlidae – Cichlid fishes Genus Oreochromis – Mountain cichlid group Species niloticus – Nile tilapia Farming of Tilapia_M.G. Hussain.pdf Kelebihan dan Kekurangan Ikan Nila Kelebihan: -kawin terus, -pertumbuhan cepat max p = 64 cm w = 7 kg, -bisa hidup dalam rentang kondisi budidaya yang luas (empang s.d. arus deras 0-125 ppt), tahan di DO< 3 mg/l. Kekurangan: -Perlu banyak induk untuk menghasilkan banyak anak, -kanibal dlm tingkat tertentu. BIOLOGI REPRODUKSI Mouth breeder (Induk betina) Memijah pada ukuran >50 gr atau berumur sekitar >4 bulan recovery gonad 5 minggu. Fekunditas 1-12 telur/gr induk atau sejumlah 600 (50 gr)7500 (5 kg) butir sekali memijah. Perilaku kawin: pembuatan sarang lingkaran dengan diameter 2 kali panjang Nila jantan Di sekitar anus, Induk jantan memiliki lubang sperma/kencing dan lubang kotoran. Induk betina memiliki tambahan lubang telur. FASE BUDIDAYA TILAPIA TAHAP-TAHAP PEMBENIHAN NILA Seleksi Induk Pemijahan Penanganan Telur Penanganan larva dan Perawatan Benih Standar hasil SELEKSI INDUK Jauhi Inbreeding Satu macam warna Tidak cacat bawaan Relatif tahan penyakit Pertumbuhan dan efisiensi pakan bagus Fekunditas tinggi (jumlah telur/gr) Proporsi panjang/lebar/tebal = 3/1/0,5 BEBERAPA METODE PEMBENIHAN NILA YANG POPULER Massal/Ekstensif Hapa/Intensif Keramba/Intensif Bak/Intensif PERBEDAAN Tempat pemijahan Padat tebar Pengelolaan air Cara penanganan telur Pemberian pakan induk dan benih PEMBENIHAN MASSAL Pemijahan di kolam >500 m2 Padat tebar 1 ekor/m2 Pergantian air 3 hari sekali Benih dan burayak dipanen di kobakan Induk dan benih memakan pakan alami PEMBENIHAN di hapa Pemijahan di hapa dalam kolam Padat tebar 4 ekor/m2 Pergantian air setiap hari Benih dan burayak dipanen di hapa Induk dan benih memakan pakan buatan PEMBENIHAN di keramba Pemijahan di keramba dalam kolam pemeliharaan benih Padat tebar 4 ekor/m2 Pergantian air setiap hari Panen dgn mengangkat keramba Induk makan pakan buatan dan benih memakan pakan alami PEMBENIHAN di bak Pemijahan di bak Padat tebar 5 ekor/m2 Pergantian air setiap hari Panen atas atau panen telur Induk dan benih makan pakan buatan pemijahan Jantan:Betina = 1:2/3/4 Ukuran >100 gr, hasil optimal 100-300 gr Penggunaan 2-3 tahun Padat tebar 1-5 ind/m2 Pakan 1-2% Amati setelah 3 hari (untuk penetasan buatan) atau 7 hari (untuk alami) Kawin Massal jantan 100 betina 300 untuk mengurangi penurunan kualitas benih PENETASAN TELUR DALAM EGG INCUBATOR ENDOGENOUS FEEDING 1. Morula 2. 3. 4. 5. : Pigmentasi : Menetas : Resorbsi kuning telur : Makan pertama : 6-8 jam stlh pembuahan 45-50 jam 70-90 jam 6-10 hari 12–14 hari (0,01 gr) PENANGANAN dan PERAWATAN LARVA Exogenous Feeding: I. Alami Rotifer CP 61% Daphnia CP 56% Cyclops CP 52% Jentik Nyamuk CP 58% Lumut CP 14% Exogenous Feeding: II. Buatan Perkembangan saluran dan kelenjar pencernaan yang sempurna sehingga mampu memanfaatkan pakan buatan secara efisien. Ukuran partikel pakan: 0,3-0,5 mm 0,5-1 mm 1-1,5 mm 50% CP (Crude Protein) 42% CP 38% CP STANDAR HASIL Pensucihamaan Telur Menetas Pengisian Air Penebaran Telur Exogenous Feeding Pemberian Pakan NILA merah air LAUT Pemijahan 10 PPT Benih diadaptasi 4 hari sampai 30 ppt atau kenaikan salinitas 5 ppt/hari Status: SUKSES di hatchery dan tambak