ϩ º Science Corner Edisi: Juli 2015 Imunoterapi pada Pengobatan Kanker Penanggung Jawab Mochamad Iskandarsyah A.R. Crew Ulinnuha Fitrianingrum Jeffrey Christian Mahardhika Shelly Lim Vito Filbert Jayalie Fadhian Akbar Matthew Billy Gede Nyoman Jaya Nuraga Daftar Isi Sumber gambar: unitdhillon.com/ Main Topic: Imunoterapi pada Pengobatan Kanker 2 Learn from The Winner: Matthew Billy 4 Winning Article from Competition : Litertature Review 7 Do You Know? 9 What‟s New in The Lab 10 Upcoming Events 11 Science Corner : Juli 2015 Main Topic Imunoterapi pada Pengobatan Kanker Oleh: Vito Filbert Jayalie - Divisi Ilmiah LPP Kanker sebagai “momok” dunia sepertinya akan tinggal nama saja. Perkembangan terbaru dunia kedokteran menunjukkan imunoterapi memiliki potensi menyembuhkan kanker. Berkembangnya teknologi dan ilmu kedokteran menyebabkan angka harapan hidup manusia bertambah. Namun, pertambahan angka harapan hidup tersebut tidak hanya menimbulkan dampak positif seperti melihat perkembangan anak dan cucunya, tetapi juga dampak negatif seperti timbulnya penyakit degeneratif. Salah satu contoh penyakit degeneratif yang sering ditemui adalah kanker. “William Coley, seorang ahli bedah dari New York, sudah memulai imunoterapi pada kanker dengan menginfeksikan bakteri Coley toxins pada pasiennya.” Page 2 dengan menginfeksikan bakteri Coley toxins pada pasiennya. Namun, karena perkembangan dari pengobatan kanker lainnya yang lebih maju, teknik dengan cara menginfeksikan bakteri ini tidak terdengar lagi. Penggunaan imunoterapi lainnya dapat dilihat pada tahun 1992 dan 1998 ketika interleukin-2 digunakan sebagai obat kanker ginjal dan melanoma. Selain itu, pada tahun 2003, ditemukan antibodi yang dapat berikatan dengan CTLA-4 (protein di permukaan sel limfosit T yang berfungsi untuk mencegah sel tersebut menyerang sel tubuh lainnya) sehingga membantu proses pemulihan pada pasien Sudah berpuluh-puluh tahun kanker yang mengalami penyeblamanya kanker menjadi aran ke bagian tubuh lainnya. “momok” bagi manusia. Hal ini dikarenakan tingkat kesukaran Ilmu mengenai imunoterapi payang tinggi dalam menyem- da kanker terus berkembang. buhkan penyakit kronis tersebut. Hingga saat ini, sudah terdapat jenis imunoterapi Meskipun begitu, ilmu penge- berbagai tahuan yang terus berkembang dengan mekanisme kerja yang akhirnya memunculkan potensi berbeda-beda. terapi baru. Salah satu perkemMekanisme kerja dari imunoterabangan terkini yaitu imunoterapi pi yang menggunakan sistem imun Pertahanan tubuh manusia untuk memerangi kanker. merupakan sekumpulan sistem Sejarah imunoterapi yang bekerja dengan proses Penggunaan imunoterapi yang sangat kompleks. Organ, sebenarnya bukan merupakan sel dan substansi tertentu memiliki hal yang baru dalam dunia peran masing-masing dalam medis. Pada akhir abad ke 19, merespon benda asing di dalam William Coley, seorang ahli be- tubuh. Ketika sistem pertahanan dah dari New York, sudah memu- tersebut mendeteksi adanya lai imunoterapi pada kanker benda asing dalam tubuh manu- Science Corner : Juli 2015 sia, akan timbul respons imun yang sangat hebat untuk menghancurkan benda asing tersebut. Dengan respons tubuh yang sangat hebat tersebut, seharusnya tidak ada benda asing yang dapat melewati perthanan tubuh. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa sel kanker yang katanya “benda asing” tidak mampu dikenali oleh tubuh manusia. Hal ini disebabkan struktur sel kanker hanya memiliki sedikit perbedaan dengan sistem imun tubuh manusia sehingga sukar untuk dikenali dan dilawan. Akibatnya, sel kanker dapat berkembang dengan baik dalam tubuh manusia. Untuk mengatasi hal tersebut, imunoterapi memiliki peranan penting memimpin pasukan sistem pertahanan tubuh menyerang sel kanker. Peran dari terapi yang melibatkan sistem imun ini dengan meningkatkan jumlah sistem pertahanan tubuh atau melatih sistem pertahanan tubuh untuk menyerang bagian dari sel kanker tertentu secara spesifik. Apabila dilihat lebih dalam, terdapat tiga jenis imunoterapi yang dapat digunakan untuk mengobati kanker, yakni antibodi monoklonal, vaksin kanker, dan imunoterapi non-spesifik. Antibodi monoklonal bekerja dengan menyerang bagian tertentu dari sel kanker secara spesifik, vaksin kanker bekerja dengan memicu sistem imun untuk menyerang sel kanker, sedangkan imunoterapi nonspesifik bekerja dengan meningkatkan sistem imun secara umum untuk menyerang sel kanker. Kerja dari berbagai jenis imunoterapi tersebut berbeda-beda tergantung dari jenis kanker yang diserang. Perkembangan terbaru imunoterapi pada kanker Penelitian tentang imunoterapi merupakan salah satu isu yang berkembang hingga saat ini karena potensinya yang menjanjikan. Penelitian terbaru tentang antibodi monoklonal berhasil menciptakan antibodi yang dapat berikatan dengan sel kanker dan sel imun (antibodi bispesifik) sehingga respons obat tersebut dapat menjadi lebih baik lagi. Penelitian tentang vaksin pada kanker menghasilkan vaksin sel dendritik yang memicu respons imun terhadap sel kanker setiap individu. Vaksin tersebut bekerja dengan menginfeksikan setiap sel imun yang dikeluarkan dari tubuh manusia terhadap sel kanker. Setelah itu, sel imun tersebut akan berubah menjadi sel dendritik yang siap menginfeksi sel kanker ketika dimasukkan ke tubuh individu tersebut. “… terdapat tiga jenis imunoterapi yang dapat digunakan untuk mengobati kanker, yakni antibodi monoklonal, vaksin kanker, dan imunoterapi non-spesifik. “ Isu terbaru lain pada pengobatan kanker adalah penggunaan limfosit T yang diambil dari darah pasien dan diu- Page 3 Science Corner : Juli 2015 bah secara genetik supaya memiliki reseptor spesifik terhadap antigen kanker (chimeric antigen receptors/CAR). Sel limfosit tersebut lalu dimasukkan kembali ke tubuh pasien untuk menyerang sel kanker. Pasien yang diberikan pengobatan ini dapat mengalami penurunan jumlah sel kanker secara signifikan, bahkan sel kanker dapat menjadi tidak terdeteksi dalam tubuh penderita. Namun, pengobatan ini memiliki efek samping seperti demam tinggi dan penurunan tekanan darah dalam waktu beberapa hari setelah pemberian obat. Potensi imunoterapi pada kanker Imunoterapi pada kanker memiliki potensi yang menjanjikan karena perannya yang dapat menghambat dan mengeliminasi sel kanker. Terapi ini dapat menyerang sel kanker secara spesifik sehingga meningkatkan efek anti-kanker dan lama hidup dari pasien. Selain itu, beberapa obat imunoterapi juga memiliki efek samping yang minimal jika dibandingkan dengan terapi kanker lainnya. Di samping berbagai kelebihan imunoterapi, masih terdapat berbagai efek samping yang perlu diwaspadai seperti penggunaan antibodi monoklonal yang hanya dapat bertahan untuk sementara waktu dan efek imunoterapi lain yang dapat membahayakan jiwa seperti penurunan tekanan darah dan demam tinggi. Selain itu, biaya yang besar juga menjadi perhatian dalam pengembangan imunoterapi. Oleh sebab itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi imunoterapi dalam pengobatan kanker. (vfj) Learn from the Winner Wawancara Science Corner bersama Matthew Billy Oleh: Fadhian Akbar - Divisi PAB LPP FKUI Matthew Billy Page 4 Nama Matthew Billy pasti sudah tidak asing lagi di kalangan IKM FKUI. Ya, sosok pria tinggi berkacamata ini baru saja menjadi mahasiswa berpretasi (mapres) I FKUI 2015 sekaligus menjadi mapres utama Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) dalam ajang pemilihan mapres tingkat universitas. Selain prestasi tersebut, masih banyak segudang prestasi yang ia raih selama di FKUI. Pada Science Corner edisi ini, tim redaksi berkesempatan khusus mewawancarai Kak Billy. Harapannya, kita semua bisa terinspirasi dan mengikuti jejaknya agar terus berprestasi serta aktif menghasilkan karya. Yuk mari kita simak! 1. Halo Kak Billy, bagaimana kabarnya? Sebelumnya selamat kak karena telah menjadi mapres I FKUI dan mapres utama RIK! Bisa diceritakan sedikit kak Science Corner : Juli 2015 mengenai pengalaman Kak Billy meraih gelar tersebut? Tentu saja, that is a really unforgettable experience for me, hehe. Pada ajang mapres ini, saya benar-benar dikagumkan oleh rencana Tuhan dan bantuan Tuhan yang luar biasa. Semakin merasa kalau Tuhan besar banget, dan saya kecil banget. Selain itu, ada juga teman- teman saya yang tanpa lelah membantu dan mendukung saya. Sekaligus, saya pada kesempatan ini, ingin say thanks banget buat segala kerja keras Pendpro, LPP, dan teman- teman FK semua. Kemenangan ini bukan kemenangan saya, tapi kemenangan FK bersama. 2. Menurut Kak Billy, apa urgensi untuk membuat karya dan berpartisipasi dalam kompetisi keilmiahan? Pertama, ini cara saya untuk menuangkan kesenangan saya. Undeniably, tidak semua orang suka membuat karya, tapi ini bisa dilatih kok. Analoginya sama saja seperti beberapa teman- teman yang tidak suka kedokteran saat awal masuk kedokteran. Mau gak mau, harus suka kan? Kedua, dengan membuat karya, kalian bisa share ide kalian lewat paper yang kalian buat. Ada pepatah yang mengatakan Pen is sharper than sword. Kalau mau mengubah kebijakan, perspektif, atau guideline, lewat paper lebih efektif, dibanding dengan sekadar orasi ataupun aksi. Lalu, men- gapa harus ikut kompetisi? Tentu saja, di kompetisi atau conference adalah tempat dimana kita bisa melihat karya dan pemikiran orang lain, dan juga kita bisa belajar lebih banyak lagi, broaden our perspective tentunya… 3. Apa saja keuntungan dan manfaat yang telah didapatkan oleh Kak Billy selama berpartisipasi dalam kompetisi keilmiahan? Banyak. Pertama, bisa melihat karya dan ide orang lain, ya seperti yang tadi saya katakan broaden our perspective. Hal ini tentu saja agar membuat kita bisa lebih berwawasan dan makin terbuka terhadap ide-ide baru. Kedua, bisa travelling. Ketiga, meningkatkan networking ke medical student luar kota maupun luar negri. Keempat, ya tentunya bisa menang lah ya. Cukup prestigious lah menang. Kalau tidak pernah ikut, mana mungkin bisa menang? Hehe. “Kalau mau mengubah kebijakan, perspektif, atau guideline, lewat paper lebih efektif, dibanding dengan sekadar orasi ataupun aksi.“ 4. Siapakah sosok senior FKUI yang paling menginspirasi Kak Billy untuk terus berprestasi? Ada beberapa tentunya. Kalau senior, ada Kak Aldo 2009, mapres FK tahun 2012. Sering juga diskusi sama beliau tentang mapres dan hal – hal kecil tentang kebijakan dan masalah kesehatan. Satu kebiasaan yang saya suka dari Kak Aldo adalah post di Facebook tentang halhal kecil tapi bermakna. Jadi ka- Page 5 Science Corner : Juli 2015 lau diuji statistik, p Just kidding! Intinya, sebut seperti pemerintah atau yang masih kurang. “Jangan liat hasilnya, tapi nikmati prosesnya. Kalau hasilnya kurang memuaskan setelah kita berusaha, ingat ini ya you have done your best, God do the rest.” Page 6 nya < 0.05. yang bukan hanya science, tapi hal- hal ter- juga „art‟. kebijakan 6. Kebanyakan orang takut kesehatan mengambil kesempatan lomba karena "takut gagal". Bagaimana 5. Kak Billy dikenal sebagai sosok tanggapan kak billy tentang hal yang jago dalam bidang akade- ini? Apakah Kak Billy juga pernah mis namun sangat aktif juga mengalami khusus menghadapi berorganisasi. Bagaimana Kak kegagalan? Billy tetap bisa membuat karya Jangan liat hasilnya, tapi nikmati ataupun mempersiapkan lomba prosesnya. Kalau hasilnya kurang di tengah kesibukan yang sangat memuaskan setelah kita bepadat? Adakah tips khusus yang rusaha, ingat ini ya you have dimiliki Kak Billy? done your best, God do the rest. Kalau dibilang saya orang yang Jadi mau hasilnya seperti apa, bisa menyeimbangkan keduan- terserah Tuhan biar berjalan ya, sebenernya itu bohong, kare- sesuai dengan rencananya. na sejujurnya saya masih belajar 7. Bagaimana cara memulai dan juga. hehe mengembangkan minat keilmiPertama yang harus diingat ada- ahan bagi kita yang tidak memlah positive thinking bahwa yang iliki track record sama sekali? nama keseimbangan paling Atau bahkan bagi kita tidak baik. Beberapa orang berpikir memiliki ketertarikan sama mengutamakan akademik kare- sekali. na berpikir bahwa organisasi tidTentu saja harus mau belajar, ak ada gunanya, hanya membumandiri dan diskusi dengan senang waktu saja. Beberapa terlalu ior yang sudah berpengalaman. m e n g u t a m a k a n o r g a n i s a si dengan alasan lebih seru dan Untuk masalah yang tidak memkadang menjadi „jalan keluar‟ iliki ketertarikan sebenarnya sepdari akademis yang sulit. Kalau erti yang tadi saya katakan. saya, berpikir bahwa kedua hal Analoginya sama aja kayak betersebut bisa saling mengisi, berapa teman- teman yang tidakademis berguna bagi ilmu ak suka kedokteran saat awal saya untuk menjadi Dokter yang masuk kedokteran. Mau gak sebagian besar fungsi dari otak mau, harus suka kan? Namun, kiri, organisasi bisa melatih softskill tentu saja, untuk orang- orang dan kreativitas which is fungsi dari yang tidak memiliki ketertarikan otak kanan. Dengan demikian, sama sekali, pasti kalian punya lebih balanced antara otak kertertarikan di tempat lain kan? kanan dan kiri yang mendukung Misalnya organisasi, leadership, profesi kita nantinya yaitu Dokter fotografi, dan sebagainya. Kalian Science Corner : Juli 2015 bisa maximize your true potential on your own area. Intinya, berprestasi di bidang kalian masingmasing. 8. Masalah klasik bagi kebanyakan orang dalam membuat karya adalah: “Mau, tapi tidak tahu caranya” dan “Mau, tapi tidak ada ide?”. Adakah saran dari Kak Billy bagi kita yang menghadapi masalah ini? Kalau tidak tahu caranya, solusinya adalah tanya teman atau senior yang sudah berpengalaman. Kalau masalah ide, usahakan untuk selalu update masalah kedokteran, baca jurnal - jurnal terkait. UI kan sudah berlangganan jurnal dari berbagai journal search engine dan database. Selain itu, brainstorming ide dengan teman atau senior. Intinya, if there is a will, there is a way. Nah, semoga wawancara ini bisa memotivasi teman-teman semua ya untuk berkarya. Ingat pesan kak Matthew Billy, If there is a will, there is a way. Selamat berkarya! (fa) Report from Competitions “Ikut lomba karya tulis? Mau sih, tapi susah cari idenya nih...ribet juga nulisnya.” Kalimat ini sering sekali kita dengar di kalangan mahasiswa FKUI ketika diajak oleh rekan sejawatnya mengikuti lomba-lomba keilimiahan nasional maupun internasional. Nah, untuk mengatasinya, tim Science Corner telah meminta Narasumber kita, Matthew Billy, untuk memberikan ringkasan Karya Tulis yang telah disusun dan dilombakan di Scientific Fair 2014, Universitas Diponegoro bersama timnya, Harrison PB Panjaitan dan Jonathan Kevin sebagai contoh bagi teman -teman untuk berkarya. Selamat membaca dan selamat berkarya. (j) CARDIOSTEM : INOVASI AMNIOTIC FLUID STEM CELL TERMODIFIKASI GEN VEGF (VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR) DENGAN CARRIER CHITOSAN HYDROGEL SEBAGAI TERAPI REGENERATIF INFARK MIOKARD Harrison PB Panjaitan, Matthew Billy, Jonathan Kevin Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab cacat dan kematian pertama dari penyakit kardiovaskuler. Pada tahun 2008, dari 17,3 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler, sebanyak 42% disebabkan oleh PJK. Dari 175 juta orang yang hidup dengan cacat (years living with disability), sebanyak 62 juta orang disebabkan oleh PJK.1 PJK merupakan penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan otot jantung dan terutama disebabkan oleh aterosklerosis. Salah satu manifestasi PJK adalah infark miokard. Infark miokard yang lebih dikenal dengan serangan jantung merupakan Page 7 Science Corner : Juli 2015 keadaan ketika otot jantung mengalami jejas yang ireversibel. Definisi infark miokard berdasarkan konsensus internasional adalah keadaan ketika terdapat bukti nekrosis miokard secara klinis yang bersamaan dengan iskemik miokard. Saat ini, pengobatan standar untuk infark miokard adalah Percutaneus Coronary Intervention (PCI), Coronary Artery Bypass Grafting (CABG), dan terapi trombolitik. Pengobatanpengobatan tersebut ditujukan untuk membentuk revaskularisasi yang cepat dan membatasi tingkat keparahan infark miokard. Permasalahan dari pengobatan tersebut adalah tingkat keberhasilannya bergantung terhadap waktu pemberiannya. Ditambah lagi, apabila telah terjadi jejas yang ireversibel, terapi standar tersebut tidak dapat menggantikan sel jantung yang telah mati. Oleh karena pengobatan infark miokard saat ini tidak dapat menggantikan miokardium yang telah mati dan keberhasilannya yang sangat bergantung terhadap waktu pemberian, diperlukan terapi baru yang dapat mengatasi masalah tersebut. Akhir-akhir ini, perkembangan penelitian mengenai penggunaan sel punca pada penyakit jantung semakin meningkat. Telah diketahui beberapa jenis sel punca, yaitu sel punca embrionik (embryonic stem cell), sel punca dewasa (adult stem cell), sel punca fetus Page 8 (fetal stem cell), sel korda umbilikus manusia (human umbillical cord cells), sel punca membran amnion (amniotic membrane stem cell), dan sel punca cairan amnion (amniotic fluid stem cell atau AFSC). Dari sel- sel punca tersebut, AFSC memiliki potensi yang paling baik. AFSC bebas dari masalah etik, mudah didapatkan, yaitu dengan amniosentesis, tidak menyebabkan tumor seperti sel punca embrional dan fetus, dan memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi semua sel yang berasal dari tiga lapisan embrionik salah satunya amniotic fluid stem cell (AFSC) yang memiliki keunggulan dibanding sel punca lainnya, yaitu mudah didapat, bebas dari masalah etik, tidak menyebabkan tumor, dan memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi semua sel dari ketiga lapisan embrionik.2 Fakta menunjukkan AFSC berdiferensiasi menghasilkan kardiomiosit yang tidak berkontraksi secara matur. Namun, permasalahan ini dapat ditangani oleh Nagura et al3 menambahkan transfeksi gen Oct4 sehingga kardiomiosit AFSC tersebut dapat berkontraksi dengan matur. Berdasarkan berbagai studi, transfeksi gen VEGF untuk neovaskularisasi pada sel punca sangat menguntungkan.4 Dari bukti tersebut, penulisan memodifikasi AFSC tersebut dengan gen VEGF sehingga proses neovaskularisasi terjadi dalam jumlah yang tinggi. Kombinasi transfeksi tersebut se- Science Corner : Juli 2015 makin efektif dalam menangani infark miokard. Permasalahan berikutnya adalah bagaimana AFSC dapat diarahkan menuju ke daerah infark dan iskemik. Fakta menunjukkan daerah iskemik akan cenderung untuk menghasilkan ROS yang akan menyebabkan adhesi yang menurun dan kematian bagi AFSC. Penelitian oleh Liu et al,4 yang menggunakan sel punca adiposa menunjukkan bahwa hydrogel chitosan dapat mempertahankan adhesi dan ketahanan sel punca tersebut pada daerah infark. Dari bukti tersebut, penulis mengkombinasikan AFSC ini dengan hydrogel chitosan. Dengan bantuan carrier hydrogel chitosan, jumlah ROS akan berkurang sehingga AFSC akan dipertahankan pada daerah iskemik tersebut. Kombinasi AFSC untuk regenerasi infark miokard ditambah gen VEGF untuk meningkatkan kemampuan revaskularisasi serta carrier hydrogel chitosan yang dapat mempertahankan AFSC untuk berkembang pada daerah iskemik sangatlah potensial untuk terapi kuratif dan preventif sekunder untuk miokard infark. Terapi kombinasi dinamai Cardiostem ini diharapkan dapat menangani terobosan baru infark miokard di masa yang akan datang. Referensi : 1. Global atlas on cardiovascular disease prevention and control. Geneve: WHO Press;2011.p 3-4;8. 2. Connel JP, Unal GC, Khademhosseini A, Jacot JG. Amniotic fluid-derived stem cell for cardiovascular tissue engieering application. Tissue Engineering Part B.2013; 19 (4):368-79. 3. Nagura S, Otaka S, Koike C, Okabe M, Yoshida T, Fathy M, et al. Effect of exogenous oct4 overexpression on cardiomyocyte differentiation of human amniotic mesenchymal cells. Cellular reprogramming. 2013; 15(5): 471-80 4. Liu Z, Wang H, Wang Y, Lin Q, Yao A, Cao F, et al. The influence of chitosan hydrogel on stem cell engrafment, survival and homing in the ischemic myocardial microenvironment. Biomaterials. 2012; 33(11): 3093 -106 Do You Know ? Tidur dibawah 5 jam sehari ternyata menurunkan kemampuan sistem imun tubuh untuk melawan penyakit. Orang dengan rasa humor yang tinggi memiliki respon imun yang lebih protektif. Laughter is the Best Medicine indeed. Memiliki kebiasaan diet atau mengurangi asupan makanan ternyata menurunkan aktivitas sel Natural Killer (NK) yang berarti mengurangi pertahanan tubuh terhadap penyakit. Page 9 Science Corner : Juli 2015 What’s New in The Lab ? Middle East Respiratory Syndrome atau MERS baru-baru ini sedang merebak di Korea Selatan dan memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan University of Maryland School of Medicine dan Regeneron Pharmaceuticals, Inc. menunjukkan bahwa 2 antibodi, REGN3051 and REGN3048, memiliki potensi untuk menetralkan virus tersebut. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk dapat menciptakan obat bagi penyakit yang cukup mematikan ini. 36% Pasien yang terjangkiti Virus MERS meninggal dunia – WHO RV144, jenis vaksin HIV yang diujikan mulai tahun 2009 saat ini sedang diujikan di Afrika Selatan sejak Januari 2015 lalu. RV144 sendiri baru dapat mencegah HIV sampai 31% dan sedang diusahakan untuk mencari adjuvant dan vektor yang tepat untuk meningkatkan imunogenisitasnya. Potensi yang baik untuk memulai sebuah penelitian bukan? Saat ini, terdapat 2 vaksin terdepan untuk pencegahan Ebola yang sedang masuk dalam uji Klinis fase 2, yaitu rVSVZEBOV dan ChAd3-ZEBOV. Keduanya memiliki imunogenisitas yang bagus, akan tetapi cukup reaktogenik. Vaksin-vaksin ini disiapkan untuk mencegah penyebaran kembali virus Ebola jenis Zaire yang mewabah tahun 2014 lalu. Terjadi perubahan mode transmisi HIV di Indonesia. Jika sebelumnya penggunaan jarum suntik di antara pengguna narkoba mendominasi pada tahun 2007, laporan Komite AIDS Nasional Indonesia untuk UNGASS pada tahun 2011 menunjukkan penyebaran melalui hubungan seks antara kaum heterosexual meningkat tajam dan mendominasi. Jeffrey CM-Divisi Ilmiah LPP - Dari Berbagai Sumber Page 10 Upcoming Events Temu Ilmiah Nasional – Universitas Hasanuddin International Medical Students’ Congress in Novi Sad (IMSCNS) - Novi Sad, Serbia 12-16 Agustus 2015 “Improving Comprehensive and Integrated Health Care for Mother and Child” 16-19 Juli 2015 Airlangga Medical Scientific Week – Univesitas Airlangga 23-26 September 2015 “Science or Fiction? – Imagine the Future of Medicine” 17-20 September 2015 “Immunology, A Base Toward Futuristic Health Care Treatment” European Students’ Conference (ESC) – Berlin, Germany Brazilian International Congress of Medical Students (BRAINCOMS) – Sao Paulo, Brazil Scientific Project and Olympiad of Sriwijaya 15-17 Oktober 2015 (SPORA) – Universitas Sriwijaya International Conference for Healthcare Un8-11 Oktober 2015 dergraduates and Medical Students Combat Urogenital Condition: Breach the Misconceptions, Reach a Breakthrough Cul- (ICHAMS) – Irlandia 19-20 Februari 2016 mination” Medical Fiesta – Universitas Brawijaya 22-25 Oktober 2015 Pediatrics: Holistic Approach to Pediatric Disorders Warsaw International Medical Congress (WIMC) – Warsaw, Poland 12-15 Mei 2016 O r g a n i z a t i o n LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENELITIAN (LPP) BEM IKM FKUI Alamat: lantai 4 Gedung C Rumpun Ilmu Kesehatan(RIK) Universitas Indonesia “LPP Sahabat Ilmiahmu !” Page 11