ϩςº Science Corner

advertisement
ϩ
º
Science Corner
Edisi: Juli
2015
Imunoterapi pada Pengobatan Kanker
Penanggung
Jawab
Mochamad
Iskandarsyah
A.R.
Crew
 Ulinnuha
Fitrianingrum
 Jeffrey
Christian
Mahardhika
 Shelly Lim
 Vito Filbert
Jayalie
 Fadhian
Akbar
 Matthew Billy
 Gede
Nyoman Jaya
Nuraga
Daftar Isi
Sumber gambar: unitdhillon.com/
Main Topic: Imunoterapi pada Pengobatan
Kanker
2
Learn from The Winner: Matthew Billy
4
Winning Article from Competition : Litertature
Review
7
Do You Know?
9
What‟s New in The Lab
10
Upcoming Events
11
Science Corner : Juli 2015
Main Topic
Imunoterapi pada Pengobatan Kanker
Oleh: Vito Filbert Jayalie - Divisi Ilmiah LPP
Kanker sebagai “momok” dunia
sepertinya akan tinggal nama
saja. Perkembangan terbaru
dunia kedokteran menunjukkan
imunoterapi memiliki potensi menyembuhkan kanker.
Berkembangnya teknologi dan
ilmu kedokteran menyebabkan
angka harapan hidup manusia
bertambah. Namun, pertambahan angka harapan hidup tersebut tidak hanya menimbulkan
dampak positif seperti melihat
perkembangan anak dan cucunya, tetapi juga dampak
negatif seperti timbulnya penyakit degeneratif. Salah satu contoh penyakit degeneratif yang
sering ditemui adalah kanker.
“William Coley,
seorang ahli
bedah dari New
York, sudah
memulai
imunoterapi
pada kanker
dengan
menginfeksikan
bakteri Coley
toxins pada
pasiennya.”
Page 2
dengan menginfeksikan bakteri
Coley toxins pada pasiennya.
Namun, karena perkembangan
dari pengobatan kanker lainnya
yang lebih maju, teknik dengan
cara menginfeksikan bakteri ini
tidak terdengar lagi.
Penggunaan imunoterapi lainnya
dapat dilihat pada tahun 1992
dan 1998 ketika interleukin-2
digunakan sebagai obat kanker
ginjal dan melanoma. Selain itu,
pada tahun 2003, ditemukan antibodi yang dapat berikatan
dengan CTLA-4 (protein di permukaan sel limfosit T yang berfungsi untuk mencegah sel tersebut
menyerang
sel
tubuh
lainnya) sehingga membantu
proses pemulihan pada pasien
Sudah
berpuluh-puluh
tahun
kanker yang mengalami penyeblamanya
kanker
menjadi
aran ke bagian tubuh lainnya.
“momok” bagi manusia. Hal ini
dikarenakan tingkat kesukaran Ilmu mengenai imunoterapi payang tinggi dalam menyem- da kanker terus berkembang.
buhkan penyakit kronis tersebut. Hingga saat ini, sudah terdapat
jenis
imunoterapi
Meskipun begitu, ilmu penge- berbagai
tahuan yang terus berkembang dengan mekanisme kerja yang
akhirnya memunculkan potensi berbeda-beda.
terapi baru. Salah satu perkemMekanisme kerja dari imunoterabangan terkini yaitu imunoterapi
pi
yang menggunakan sistem imun
Pertahanan
tubuh
manusia
untuk memerangi kanker.
merupakan sekumpulan sistem
Sejarah imunoterapi
yang bekerja dengan proses
Penggunaan
imunoterapi yang sangat kompleks. Organ,
sebenarnya bukan merupakan sel dan substansi tertentu memiliki
hal yang baru dalam dunia peran masing-masing dalam
medis. Pada akhir abad ke 19, merespon benda asing di dalam
William Coley, seorang ahli be- tubuh. Ketika sistem pertahanan
dah dari New York, sudah memu- tersebut mendeteksi adanya
lai imunoterapi pada kanker benda asing dalam tubuh manu-
Science Corner : Juli 2015
sia, akan timbul respons imun
yang
sangat
hebat
untuk
menghancurkan benda asing
tersebut.
Dengan respons tubuh yang sangat hebat tersebut, seharusnya
tidak ada benda asing yang
dapat
melewati
perthanan
tubuh. Akan tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa sel kanker
yang katanya “benda asing” tidak mampu dikenali oleh tubuh
manusia. Hal ini disebabkan
struktur sel kanker hanya memiliki
sedikit perbedaan dengan sistem
imun tubuh manusia sehingga
sukar untuk dikenali dan dilawan.
Akibatnya, sel kanker dapat
berkembang dengan baik dalam tubuh manusia.
Untuk mengatasi hal tersebut,
imunoterapi memiliki peranan
penting memimpin pasukan sistem pertahanan tubuh menyerang sel kanker. Peran dari
terapi yang melibatkan sistem
imun ini dengan meningkatkan
jumlah sistem pertahanan tubuh
atau melatih sistem pertahanan
tubuh untuk menyerang bagian
dari sel kanker tertentu secara
spesifik.
Apabila dilihat lebih dalam, terdapat tiga jenis imunoterapi
yang dapat digunakan untuk
mengobati kanker, yakni antibodi monoklonal, vaksin kanker,
dan imunoterapi non-spesifik. Antibodi
monoklonal
bekerja
dengan menyerang bagian tertentu dari sel kanker secara spesifik,
vaksin
kanker
bekerja
dengan memicu sistem imun untuk menyerang sel kanker, sedangkan
imunoterapi
nonspesifik bekerja dengan meningkatkan sistem imun secara umum
untuk menyerang sel kanker. Kerja dari berbagai jenis imunoterapi
tersebut berbeda-beda tergantung dari jenis kanker yang
diserang.
Perkembangan terbaru imunoterapi pada kanker
Penelitian tentang imunoterapi
merupakan salah satu isu yang
berkembang hingga saat ini karena potensinya yang menjanjikan. Penelitian terbaru tentang
antibodi monoklonal berhasil
menciptakan
antibodi
yang
dapat berikatan dengan sel
kanker dan sel imun (antibodi
bispesifik) sehingga respons obat
tersebut dapat menjadi lebih
baik lagi. Penelitian tentang
vaksin
pada
kanker
menghasilkan vaksin sel dendritik
yang memicu respons imun terhadap sel kanker setiap individu.
Vaksin tersebut bekerja dengan
menginfeksikan setiap sel imun
yang dikeluarkan dari tubuh
manusia terhadap sel kanker.
Setelah itu, sel imun tersebut
akan berubah menjadi sel dendritik yang siap menginfeksi sel
kanker ketika dimasukkan ke
tubuh individu tersebut.
“… terdapat tiga
jenis imunoterapi
yang dapat
digunakan untuk
mengobati
kanker, yakni
antibodi
monoklonal,
vaksin kanker,
dan imunoterapi
non-spesifik. “
Isu terbaru lain pada pengobatan
kanker
adalah
penggunaan limfosit T yang diambil dari darah pasien dan diu-
Page 3
Science Corner : Juli 2015
bah secara genetik supaya
memiliki reseptor spesifik terhadap antigen kanker (chimeric
antigen receptors/CAR). Sel limfosit tersebut lalu dimasukkan
kembali ke tubuh pasien untuk
menyerang sel kanker. Pasien
yang diberikan pengobatan ini
dapat mengalami penurunan
jumlah sel kanker secara signifikan, bahkan sel kanker dapat
menjadi tidak terdeteksi dalam
tubuh penderita. Namun, pengobatan
ini
memiliki
efek
samping seperti demam tinggi
dan penurunan tekanan darah
dalam waktu beberapa hari
setelah pemberian obat.
Potensi imunoterapi pada kanker
Imunoterapi pada kanker memiliki potensi yang menjanjikan karena perannya yang dapat
menghambat dan mengeliminasi
sel kanker. Terapi ini dapat menyerang sel kanker secara spesifik
sehingga meningkatkan efek
anti-kanker dan lama hidup dari
pasien. Selain itu, beberapa
obat imunoterapi juga memiliki
efek samping yang minimal jika
dibandingkan dengan terapi
kanker lainnya.
Di samping berbagai kelebihan
imunoterapi, masih terdapat
berbagai efek samping yang
perlu
diwaspadai
seperti
penggunaan
antibodi
monoklonal yang hanya dapat
bertahan untuk sementara waktu dan efek imunoterapi lain
yang dapat membahayakan
jiwa seperti penurunan tekanan
darah dan demam tinggi. Selain
itu, biaya yang besar juga menjadi perhatian dalam pengembangan imunoterapi.
Oleh sebab itu, masih diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai
potensi imunoterapi dalam pengobatan kanker. (vfj)
Learn from the Winner
Wawancara Science Corner bersama Matthew Billy
Oleh: Fadhian Akbar - Divisi PAB LPP FKUI
Matthew Billy
Page 4
Nama Matthew Billy pasti sudah
tidak asing lagi di kalangan IKM
FKUI. Ya, sosok pria tinggi
berkacamata ini baru saja menjadi mahasiswa berpretasi
(mapres) I FKUI 2015 sekaligus
menjadi mapres utama Rumpun
Ilmu Kesehatan (RIK) dalam
ajang pemilihan mapres tingkat
universitas. Selain prestasi tersebut, masih banyak segudang
prestasi yang ia raih selama di
FKUI. Pada Science Corner edisi
ini, tim redaksi berkesempatan
khusus mewawancarai Kak Billy.
Harapannya, kita semua bisa
terinspirasi dan mengikuti jejaknya agar terus berprestasi serta
aktif menghasilkan karya. Yuk
mari kita simak!
1. Halo Kak Billy, bagaimana kabarnya? Sebelumnya selamat
kak karena telah menjadi
mapres I FKUI dan mapres utama
RIK! Bisa diceritakan sedikit kak
Science Corner : Juli 2015
mengenai pengalaman Kak Billy
meraih gelar tersebut?
Tentu saja, that is a really unforgettable experience for me,
hehe. Pada ajang mapres ini,
saya benar-benar dikagumkan
oleh rencana Tuhan dan bantuan Tuhan yang luar biasa. Semakin merasa kalau Tuhan besar
banget, dan saya kecil banget.
Selain itu, ada juga teman- teman saya yang tanpa lelah
membantu dan mendukung
saya. Sekaligus, saya pada kesempatan ini, ingin say thanks
banget buat segala kerja keras
Pendpro, LPP, dan teman- teman
FK semua. Kemenangan ini
bukan kemenangan saya, tapi
kemenangan FK bersama.
2. Menurut Kak Billy, apa urgensi
untuk membuat karya dan berpartisipasi dalam kompetisi
keilmiahan?
Pertama, ini cara saya untuk
menuangkan kesenangan saya.
Undeniably, tidak semua orang
suka membuat karya, tapi ini bisa
dilatih kok. Analoginya sama saja
seperti beberapa teman- teman
yang tidak suka kedokteran saat
awal masuk kedokteran. Mau
gak mau, harus suka kan?
Kedua, dengan membuat karya,
kalian bisa share ide kalian lewat
paper yang kalian buat. Ada
pepatah yang mengatakan Pen
is sharper than sword. Kalau mau
mengubah kebijakan, perspektif,
atau guideline, lewat paper lebih
efektif, dibanding dengan sekadar orasi ataupun aksi. Lalu, men-
gapa harus ikut kompetisi? Tentu
saja, di kompetisi atau conference adalah tempat dimana
kita bisa melihat karya dan
pemikiran orang lain, dan juga
kita bisa belajar lebih banyak
lagi, broaden our perspective
tentunya…
3. Apa saja keuntungan dan
manfaat yang telah didapatkan
oleh Kak Billy selama berpartisipasi dalam kompetisi
keilmiahan?
Banyak. Pertama, bisa melihat
karya dan ide orang lain, ya seperti yang tadi saya katakan
broaden our perspective. Hal ini
tentu saja agar membuat kita
bisa lebih berwawasan dan
makin terbuka terhadap ide-ide
baru. Kedua, bisa travelling. Ketiga, meningkatkan networking ke
medical student luar kota maupun luar negri. Keempat, ya tentunya bisa menang lah ya.
Cukup prestigious lah menang.
Kalau tidak pernah ikut, mana
mungkin bisa menang? Hehe.
“Kalau mau
mengubah
kebijakan,
perspektif, atau
guideline,
lewat paper
lebih efektif,
dibanding
dengan
sekadar orasi
ataupun aksi.“
4. Siapakah sosok senior FKUI
yang paling menginspirasi Kak
Billy untuk terus berprestasi?
Ada beberapa tentunya. Kalau
senior, ada Kak Aldo 2009,
mapres FK tahun 2012. Sering juga diskusi sama beliau tentang
mapres dan hal – hal kecil tentang kebijakan dan masalah
kesehatan. Satu kebiasaan yang
saya suka dari Kak Aldo adalah
post di Facebook tentang halhal kecil tapi bermakna. Jadi ka-
Page 5
Science Corner : Juli 2015
lau diuji statistik, p
Just kidding! Intinya,
sebut
seperti
pemerintah atau
yang masih kurang.
“Jangan liat
hasilnya, tapi
nikmati
prosesnya. Kalau
hasilnya kurang
memuaskan
setelah kita
berusaha, ingat
ini ya you have
done your best,
God do the
rest.”
Page 6
nya < 0.05. yang bukan hanya science, tapi
hal- hal ter- juga „art‟.
kebijakan
6. Kebanyakan orang takut
kesehatan
mengambil kesempatan lomba
karena "takut gagal". Bagaimana
5. Kak Billy dikenal sebagai sosok tanggapan kak billy tentang hal
yang jago dalam bidang akade- ini? Apakah Kak Billy juga pernah
mis namun sangat aktif juga mengalami khusus menghadapi
berorganisasi. Bagaimana Kak kegagalan?
Billy tetap bisa membuat karya
Jangan liat hasilnya, tapi nikmati
ataupun mempersiapkan lomba
prosesnya. Kalau hasilnya kurang
di tengah kesibukan yang sangat
memuaskan setelah kita bepadat? Adakah tips khusus yang
rusaha, ingat ini ya you have
dimiliki Kak Billy?
done your best, God do the rest.
Kalau dibilang saya orang yang Jadi mau hasilnya seperti apa,
bisa menyeimbangkan keduan- terserah Tuhan biar berjalan
ya, sebenernya itu bohong, kare- sesuai dengan rencananya.
na sejujurnya saya masih belajar
7. Bagaimana cara memulai dan
juga. hehe
mengembangkan minat keilmiPertama yang harus diingat ada- ahan bagi kita yang tidak memlah positive thinking bahwa yang iliki track record sama sekali?
nama keseimbangan paling Atau bahkan bagi kita tidak
baik. Beberapa orang berpikir memiliki ketertarikan sama
mengutamakan akademik kare- sekali.
na berpikir bahwa organisasi tidTentu saja harus mau belajar,
ak ada gunanya, hanya membumandiri dan diskusi dengan senang waktu saja. Beberapa terlalu
ior yang sudah berpengalaman.
m e n g u t a m a k a n o r g a n i s a si
dengan alasan lebih seru dan Untuk masalah yang tidak memkadang menjadi „jalan keluar‟ iliki ketertarikan sebenarnya sepdari akademis yang sulit. Kalau erti yang tadi saya katakan.
saya, berpikir bahwa kedua hal Analoginya sama aja kayak betersebut bisa saling mengisi, berapa teman- teman yang tidakademis berguna bagi ilmu ak suka kedokteran saat awal
saya untuk menjadi Dokter yang masuk kedokteran. Mau gak
sebagian besar fungsi dari otak mau, harus suka kan? Namun,
kiri, organisasi bisa melatih softskill tentu saja, untuk orang- orang
dan kreativitas which is fungsi dari yang tidak memiliki ketertarikan
otak kanan. Dengan demikian, sama sekali, pasti kalian punya
lebih balanced antara otak kertertarikan di tempat lain kan?
kanan dan kiri yang mendukung Misalnya organisasi, leadership,
profesi kita nantinya yaitu Dokter fotografi, dan sebagainya. Kalian
Science Corner : Juli 2015
bisa maximize your true potential
on your own area. Intinya, berprestasi di bidang kalian masingmasing.
8. Masalah klasik bagi kebanyakan orang dalam membuat karya adalah: “Mau, tapi tidak
tahu caranya” dan “Mau, tapi
tidak ada ide?”. Adakah saran
dari Kak Billy bagi kita yang
menghadapi masalah ini?
Kalau tidak tahu caranya, solusinya adalah tanya teman atau
senior yang sudah berpengalaman. Kalau masalah ide,
usahakan untuk selalu update
masalah kedokteran, baca jurnal
- jurnal terkait. UI kan sudah berlangganan jurnal dari berbagai
journal search engine dan database. Selain itu, brainstorming ide
dengan teman atau senior. Intinya, if there is a will, there is a
way.
Nah, semoga wawancara ini bisa
memotivasi teman-teman semua
ya untuk berkarya. Ingat pesan
kak Matthew Billy, If there is a will,
there is a way. Selamat berkarya!
(fa)
Report from Competitions
“Ikut lomba karya tulis? Mau sih, tapi susah cari idenya nih...ribet juga
nulisnya.” Kalimat ini sering sekali kita dengar di kalangan mahasiswa
FKUI ketika diajak oleh rekan sejawatnya mengikuti lomba-lomba
keilimiahan nasional maupun internasional. Nah, untuk mengatasinya,
tim Science Corner telah meminta Narasumber kita, Matthew Billy, untuk memberikan ringkasan Karya Tulis yang telah disusun dan dilombakan di Scientific Fair 2014, Universitas Diponegoro bersama timnya,
Harrison PB Panjaitan dan Jonathan Kevin sebagai contoh bagi teman
-teman untuk berkarya. Selamat membaca dan selamat berkarya. (j)
CARDIOSTEM : INOVASI AMNIOTIC FLUID STEM CELL TERMODIFIKASI GEN
VEGF (VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR) DENGAN CARRIER CHITOSAN HYDROGEL SEBAGAI TERAPI REGENERATIF INFARK MIOKARD
Harrison PB Panjaitan, Matthew Billy, Jonathan Kevin
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
merupakan penyebab cacat
dan kematian pertama dari penyakit kardiovaskuler. Pada tahun
2008, dari 17,3 juta kematian akibat
penyakit
kardiovaskuler,
sebanyak 42% disebabkan oleh
PJK. Dari 175 juta orang yang
hidup dengan cacat (years living
with disability), sebanyak 62 juta
orang disebabkan oleh PJK.1 PJK
merupakan penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan
kebutuhan otot jantung dan terutama disebabkan oleh aterosklerosis. Salah satu manifestasi PJK
adalah infark miokard. Infark miokard yang lebih dikenal dengan
serangan jantung merupakan
Page 7
Science Corner : Juli 2015
keadaan ketika otot jantung
mengalami jejas yang ireversibel.
Definisi infark miokard berdasarkan konsensus internasional adalah keadaan ketika terdapat
bukti nekrosis miokard secara klinis yang bersamaan dengan iskemik miokard.
Saat ini, pengobatan standar
untuk infark miokard adalah Percutaneus Coronary Intervention
(PCI), Coronary Artery Bypass
Grafting (CABG), dan terapi
trombolitik.
Pengobatanpengobatan tersebut ditujukan
untuk membentuk revaskularisasi
yang cepat dan membatasi tingkat keparahan infark miokard.
Permasalahan dari pengobatan
tersebut adalah tingkat keberhasilannya bergantung terhadap
waktu pemberiannya. Ditambah
lagi, apabila telah terjadi jejas
yang ireversibel, terapi standar
tersebut tidak dapat menggantikan sel jantung yang telah mati.
Oleh karena pengobatan infark miokard saat ini tidak dapat
menggantikan miokardium yang
telah mati dan keberhasilannya
yang sangat bergantung terhadap waktu pemberian, diperlukan terapi baru yang dapat
mengatasi masalah tersebut.
Akhir-akhir ini, perkembangan
penelitian
mengenai
penggunaan sel punca pada
penyakit
jantung
semakin
meningkat. Telah diketahui beberapa jenis sel punca, yaitu sel
punca embrionik (embryonic
stem cell), sel punca dewasa
(adult stem cell), sel punca fetus
Page 8
(fetal stem cell), sel korda umbilikus manusia (human umbillical
cord cells), sel punca membran
amnion (amniotic membrane
stem cell), dan sel punca cairan
amnion (amniotic fluid stem cell
atau AFSC). Dari sel- sel punca
tersebut, AFSC memiliki potensi
yang paling baik. AFSC bebas
dari
masalah
etik,
mudah
didapatkan, yaitu dengan amniosentesis, tidak menyebabkan
tumor seperti sel punca embrional dan fetus, dan memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi
menjadi semua sel yang berasal
dari tiga lapisan embrionik salah
satunya amniotic fluid stem cell
(AFSC) yang memiliki keunggulan
dibanding sel punca lainnya, yaitu mudah didapat, bebas dari
masalah etik, tidak menyebabkan tumor, dan memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi semua sel dari ketiga lapisan
embrionik.2
Fakta menunjukkan AFSC berdiferensiasi menghasilkan kardiomiosit yang tidak berkontraksi
secara matur. Namun, permasalahan ini dapat ditangani oleh
Nagura et al3 menambahkan
transfeksi gen Oct4 sehingga kardiomiosit AFSC tersebut dapat
berkontraksi dengan matur.
Berdasarkan berbagai studi,
transfeksi gen VEGF untuk neovaskularisasi pada sel punca sangat menguntungkan.4 Dari bukti
tersebut, penulisan memodifikasi
AFSC tersebut dengan gen VEGF
sehingga proses neovaskularisasi
terjadi dalam jumlah yang tinggi.
Kombinasi transfeksi tersebut se-
Science Corner : Juli 2015
makin efektif dalam menangani
infark miokard.
Permasalahan berikutnya adalah bagaimana AFSC dapat diarahkan menuju ke daerah infark
dan iskemik. Fakta menunjukkan
daerah iskemik akan cenderung
untuk menghasilkan ROS yang
akan menyebabkan adhesi yang
menurun dan kematian bagi
AFSC. Penelitian oleh Liu et al,4
yang menggunakan sel punca
adiposa menunjukkan bahwa
hydrogel chitosan dapat mempertahankan
adhesi
dan
ketahanan sel punca tersebut
pada daerah infark. Dari bukti
tersebut, penulis mengkombinasikan AFSC ini dengan hydrogel
chitosan. Dengan bantuan carrier hydrogel chitosan, jumlah ROS
akan berkurang sehingga AFSC
akan dipertahankan pada daerah iskemik tersebut.
Kombinasi AFSC untuk regenerasi infark miokard ditambah
gen VEGF untuk meningkatkan
kemampuan revaskularisasi serta
carrier hydrogel chitosan yang
dapat mempertahankan AFSC
untuk berkembang pada daerah
iskemik sangatlah potensial untuk
terapi kuratif dan preventif
sekunder untuk miokard infark.
Terapi kombinasi dinamai Cardiostem ini diharapkan dapat menangani terobosan baru infark
miokard di masa yang akan datang.
Referensi :
1. Global atlas on cardiovascular
disease prevention and control. Geneve: WHO
Press;2011.p 3-4;8.
2. Connel JP, Unal GC,
Khademhosseini A, Jacot JG.
Amniotic fluid-derived stem
cell for cardiovascular tissue
engieering application. Tissue
Engineering Part B.2013; 19
(4):368-79.
3. Nagura S, Otaka S, Koike C,
Okabe M, Yoshida T, Fathy M,
et al. Effect of exogenous oct4
overexpression on cardiomyocyte differentiation of human
amniotic mesenchymal cells.
Cellular reprogramming. 2013;
15(5): 471-80
4. Liu Z, Wang H, Wang Y, Lin Q,
Yao A, Cao F, et al. The influence of chitosan hydrogel on
stem cell engrafment, survival
and homing in the ischemic
myocardial microenvironment.
Biomaterials. 2012; 33(11): 3093
-106
Do You Know ?

Tidur dibawah 5 jam sehari ternyata menurunkan kemampuan sistem imun tubuh untuk melawan penyakit.

Orang dengan rasa humor yang tinggi memiliki respon imun
yang lebih protektif. Laughter is the Best Medicine indeed.

Memiliki kebiasaan diet atau mengurangi asupan makanan
ternyata menurunkan aktivitas sel Natural Killer (NK) yang berarti mengurangi pertahanan tubuh terhadap penyakit.
Page 9
Science Corner : Juli 2015
What’s New in The Lab ?
Middle East Respiratory Syndrome atau MERS baru-baru
ini sedang merebak di Korea
Selatan dan memiliki tingkat
morbiditas
dan
mortalitas
yang cukup tinggi. Penelitian
yang dilakukan University of
Maryland School of Medicine
dan Regeneron Pharmaceuticals, Inc. menunjukkan bahwa
2 antibodi, REGN3051 and
REGN3048, memiliki potensi untuk menetralkan virus tersebut. Penelitian
lebih
lanjut
dibutuhkan
untuk dapat
menciptakan
obat
bagi
penyakit yang
cukup
mematikan ini.
36% Pasien yang terjangkiti Virus MERS
meninggal dunia – WHO
RV144, jenis vaksin HIV
yang diujikan mulai tahun
2009 saat ini sedang diujikan di Afrika Selatan sejak
Januari 2015 lalu. RV144
sendiri
baru
dapat
mencegah HIV sampai
31% dan sedang diusahakan untuk mencari
adjuvant dan vektor yang
tepat untuk meningkatkan
imunogenisitasnya. Potensi
yang baik untuk memulai
sebuah penelitian bukan?
Saat ini, terdapat 2 vaksin
terdepan untuk pencegahan
Ebola yang sedang masuk dalam uji Klinis fase 2, yaitu rVSVZEBOV dan ChAd3-ZEBOV.
Keduanya memiliki imunogenisitas yang bagus, akan
tetapi
cukup
reaktogenik.
Vaksin-vaksin ini disiapkan untuk mencegah penyebaran
kembali virus Ebola jenis Zaire
yang mewabah tahun 2014
lalu.
Terjadi
perubahan
mode
transmisi HIV di Indonesia. Jika
sebelumnya
penggunaan
jarum
suntik
di
antara
pengguna narkoba mendominasi pada tahun 2007, laporan
Komite AIDS Nasional Indonesia untuk UNGASS pada tahun
2011 menunjukkan penyebaran melalui hubungan seks antara
kaum
heterosexual
meningkat tajam dan mendominasi.
Jeffrey CM-Divisi Ilmiah LPP - Dari Berbagai Sumber
Page 10
Upcoming Events
Temu Ilmiah Nasional – Universitas Hasanuddin
International Medical Students’ Congress in
Novi Sad (IMSCNS) - Novi Sad, Serbia
12-16 Agustus 2015
“Improving Comprehensive and Integrated
Health Care for Mother and Child”
16-19 Juli 2015
Airlangga Medical Scientific Week –
Univesitas Airlangga
23-26 September 2015
“Science or Fiction? – Imagine the Future of
Medicine”
17-20 September 2015
“Immunology, A Base Toward Futuristic
Health Care Treatment”
European Students’ Conference (ESC) – Berlin, Germany
Brazilian International Congress of Medical
Students (BRAINCOMS) – Sao Paulo, Brazil
Scientific Project and Olympiad of Sriwijaya 15-17 Oktober 2015
(SPORA) – Universitas Sriwijaya
International Conference for Healthcare Un8-11 Oktober 2015
dergraduates and Medical Students
Combat Urogenital Condition: Breach the
Misconceptions, Reach a Breakthrough Cul- (ICHAMS) – Irlandia
19-20 Februari 2016
mination”
Medical Fiesta – Universitas Brawijaya
22-25 Oktober 2015
Pediatrics: Holistic Approach to Pediatric
Disorders
Warsaw International Medical Congress
(WIMC) – Warsaw, Poland
12-15 Mei 2016
O r g a n i z a t i o n
LEMBAGA PENGKAJIAN DAN
PENELITIAN (LPP) BEM IKM FKUI
Alamat: lantai 4 Gedung C Rumpun Ilmu
Kesehatan(RIK) Universitas Indonesia
“LPP Sahabat Ilmiahmu !”
Page 11
Download