karakteristik-hidrologi-pada-bentuk-lahan-vulkanik

advertisement
PAPER
KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN
VULKANIK
Nama Kelompok :
IN’AM AZIZUR ROMADHON (1514031021)
MUHAMAD FAISAL
(1514031013)
I NENGAH SUMANA
(1514031017)
I PUTU MARTHA UTAMA
(1514031014)
Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Pendidikan Ganesha
2016
1
1. Siklus hidrologi yang terjadi pada lahan vulkanik
Bentuk lahan vulkanik adalah bentuk lahan hasil kegiatan gunung berapi
baik yang tersusun dari bahan gunung api yang sudah keluar ke permukaan bumi
(ekstrusi) maupun yang membeku dalam permukaan bumi (instrusi). Dalam
pemanfaatan air untuk berbagai macam keperluan tidak akan mengurangi
kuantitas air yang ada di muka bumi ini, tetapi setelah dimanfaatkan maka kualitas
air akan menurun. Air di bumi ini selalu mengalir dan dapat berubah wujud
menjadi uap air sebagai akibat pemanasan oleh sinar matahari dan tiupan angin.
Uap air ini kemudian menguap dan mengumpul membentuk awan yang mana
dalam hidrologi sering disebut dengan siklus hidrologi. Pada lahan vulkanik
terdapat pula siklus perputaran air dari proses penguapan, pendinginan
(kondensasi) dan juga proses terjadinya hujan yang berada pada lahan vulkanik:
a. Air permukaan yang ada di muka bumi ini membentuk kumpulan butir-butir
air sebagai awan, ditiup angin ke arah dataran, kemudian turun sebagai hujan.
Pada dataran tinggi atau daerah pegunungan akan lebih cepat terjadi hujan
karena penjenuhan akan lebih cepat terjadi pada daerah dataran tinggi.
b. Air hujan yang turun ke permukaan bumi, sebagian mengalir sebagai air
permukaan, proses transpirasi pada daerah lahan vulkanik rendah karena
vegetasi yang ada yang berada di daerah vulkanik terbilang sedikit. Penguapan
(evaporasi) yang terjadi di daerah lahan vulkanik adalah penguapan dari
kawah apabila terisi air setelah terjadi hujan dan sebagian lagi menyerap
melalui
pori-pori
tanah
ke
dalam
tanah
(infiltrasi)
sebagai
ABT
(groundwater). Proses evaporasi yang banyak terjadi didaerah lahan vulkanik
yaitu pada daerah lereng, karena pada daerah tersebut banyak terdapat vegetasi
yang mampu menyerap air permukaan.
c. Air yang masuk kedalam tanah sebagai ABT, sebagian mengisi lapisan
tanah/batuan dekat permukaan bumi yang kemudian disebut akuifer dangkal,
dan sebagian lagi terus masuk kedalam tanah untuk mengisi lapisan akuifer
yang lebih dalam. Proses ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama.
Lokasi pengisian (recharge area) dapat jauh sekali dari lokasi pengambilan
airnya (discharge area).
2
Gambar 1. Siklus Hidrologi
2. Unsur-unsur hidrologi dan kandungan air tanah pada lahan vulkanik.
2.1 Unsur-unsur hidrologi pada lahan vulkanik
1. Presipitasi
Presipitasi sering juga disebut sebagai hujan. presitipasi merupakan proses
jatuhnya butiran-butiran air dari awan ke permukaan bumi yang mana
apabila dihubungkan pada daerah lahan vulkanik proses presipitasi akan
semakin cepat terjadi karena daerah dataran tinggi sangat cepat mengalami
penjenuhan air hujan.
2. Run off (limpasan)
Proses terjadinya run off (Limpasan) yaitu hujan yang jatuh didaratan atau
permukaan tanah sebagaian hilang sebagai evapotranspirasi, infiltrasi
kedalam tanah, sisanya berupa hujan evektif atau lebih (Rainfall Excess)
yang akan mengalir dipermukaan tanah sebagai overlandflow (Suyono,
2006). Run off sering juga disebut sebagai aliran permukaan. Karakteristik
daerah pada lahan vulkanik sangat berpengaruh terhadap bagian air hujan
antara lain adalah topografi lahan vulkanik pada daerah puncak yang
3
terdiri dari batuan akibat aktivitas vulkanik akan mengakibatkan tingkat
tingginya run off didaerah tersebut selain itu tidak adanya pepohonan atau
vegetasi yang menyebabkan tidak adanya infiltrasi yang tersimpan sebagai
kandungan air tanah.
3. Infiltrasi
Aliran air dari permukaan tanah menyerap ke dalam tanah. Setelah
diinfiltrasi, kelembaban air bertambah atau menjadi air tanah. akan tetapi
sedikit sekali tingkat infiltrasi yang ada pada daerah vulkanik karena
jarangnya pepohonan yang menyerap air hujan dan juga aktivitas vulkanik
yang membawa batuan dan juga pasir dan krikil dari dalam perut bumi.
Proses infiltrasi terjadi disebagian lereng yang terdapat pepohonan sebagai
pengangkut air.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi dalam lahan
vulkanik yaitu :
 Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh
tanah (laju infiltrasi) terjadi dengan cepat. namun pada lahan vulkanik
sedikit sekali genangan dan tebal lapisan jenuh air yang menyebabkan
laju infiltrasi semakin berkurang.
 Kelembaban tanah
Pada lahan vulkanik jarang sekali kita mendapatkan daerah yang
memiliki tingkat kelembaban tinggi karena rata-rata daerah tersebut
terdiri dari pasir, batuan dan material pegunungan lainnya.
 Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus
Pemampatan tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan
membuat tanah semakin padat. Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan
menghambat laju infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk pada saat
tanah kering juga menghambat laju infiltrasi karena pada saat
terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam tanah dan
memperkecil pori-pori tanah.
 Tanaman penutup
4
Banyaknya tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang
terdapat pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju
infiltrasi. Karena biasanya pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah
humus dan sarang serangga. Sehingga membantu masuknya air
kedalam tanah. namun pada lahan vulkanik akibat aktivitas vulkanik
yang ada disuatu daerah jarang sekali ditemukan pepohonan yang
menjadi faktor penting terjadinya infiltrasi.
 Topografi dan intensitas hujan
Topografi adalah keadaan pemukaan kontur tanah, dan intensitas hujan
adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Dalam lahan
vulkanik apabila hujan yang turun besar dan topografi tanah terjal,
maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang terjal akan
mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi berkurang.
4. Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk
permukaan yang mana apabila pada daerah vulkanik tersebut mempunyai
danau sebagai penyimpan air, maka proses evaporasi akan terjadi lebih
cepat disana.
5. Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui
pori-pori daun oleh proses fisiologis. Pada daerah lahan vulkanik tidak
ditemukan vegetasi atau pepohonan disana, maka dari itu proses
transpirasi yang terjadi lebih banyak pada daerah dibawahnya atau pada
daerah lereng yang banyak terdapat pepohonan.
2.2 Kandungan Air Tanah pada lahan Vulkanik
Kandungan Air yang tersedia pada lahan vulkanik dan permeabilitas tidak
menunjukkan perbedaan yang jelas pada setiap lapisan. Ini menunjukkan bahwa
material yang dilontarkan pada erupsi gunung dengan kadar air yang tinggi
mampu meresap dan berpengaruh pada lapisan dibawahnya. Perbedaan sifat fisik
tanah terjadi pada beberapa lokasi pengamatan dengan tingkat ketebalan material
vulkanik yang menutupi permukaan tanah. Sifat fisik pada aktivitas vulkanik yang
5
khas adalah apabila jatuh kepermukaan tanah menyebabkan abu akan cepat
mengeras dan sulit ditembus oleh air baik dari atas atau dari bawah permukaan
tanah.
Sedangkan Struktur tanah pada lahan vulkanis adalah tanah yang terbentuk
dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung unsur hara
yang tinggi, karena pada daerah ini banyak terdapat vegetasi yang menyebabkan
tingkat infiltrasi tinggi dan kandungan air pun banyak terdapat pada daerah
tersebut. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
3. Pengaruh run off pada daerah lahan vulkanik
Pengaruh run off (Limpasan) yang terjadi pada daerah vukanik yaitu
Proses Limpasan Daya infiltrasi yang terjadi di daerah lahan vulkanik sangat kecil
dan yang dapat diserap ke dalam tanah karena pada daerah lahan vulkanik jarang
adanya vegetasi yang menyerap air ketika hujan turun sehingga run off (limpasan)
yang terjadi di daerah lahan vulkanik sangat besar. Sekali air hujan tersebut masuk
ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran
air tanah sangat cepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran permukaan (Run
off) adalah curah hujan, (Dalam hal ini adalah intensitas, laju dan distribusi
hujan), Jenis tanah, Topografi, Luas daerah pengaliran, Tanaman penutup tanah
dan sistem pengelolaan tanah. Pengaruh DAS terhadap aliran permukaan melalui
topografi, Keadaan tata guna lahan (Jenis dan kerapatan vegetasi), Bentuk, Luas
DAS dan geologi (Arsyad, 2010); (Asydak, 2010).
Makin kecil daya infiltrasi pada daerah lahan vulkanik, maka perbedaan
antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya
limpasan permukaannya makin besar sehingga debit puncaknya juga akan lebih
besar. Kemudian run off (limpasan) akan mengalir ke badan sungai dengan
kapsitas air yang besar akibat limpasan yang terjadi di daerah lahan vulkanik.
Selain mengalir kesungai nantinya run off (limpasan) sebagian juga akan berakhir
pada daerah yang mempunyai danau dan disana menjadi tempat penyimpan dan
cadangan air bagi daerah sekitar.
6
Gambar 2. Contoh danau vulkanik (Danau Batur) sebagai penyimpan air tanah
4. Dampak siklus hidrologi terhadap aktivitas Vulkanik
Vulkanisme adalah sebuah fenomena yang berkaitan dengan proses
gerakan magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi yang menghasilkan
bentuk lahan yang cenderung positif. Proses geomorfologi yang terjadi pada tubuh
gunungapi memberikan karakteristik lahan yang berbeda baik dalam bentuk relief
morfologi, tipe batuan, tanah, kondisi hidrologi, vegetasi dan penggunaan lahan.
Apabila suatu bentuk lahan mengalami proses terjadinya siklus hidrologi nantinya
akan berpengaruh terhadap tiap-tiap daerah tersebut. kita bisa melihat bahwa
karakteristik hidrologi yang terjadi pada lahan vulkanik sangatlah berbeda dengan
daerah dataran rendah. Verstappen (1964) membagi tubuh gunungapi yang
nantinya akan berpengaruh terhadap proses hidrologi yang ada dan dijelaskan
pada pembahasan karakteristik bentukan lahan vulkanik akibat siklus hidrologi
sebagai berikut :
a. Kawah merupakan cekungan pada puncak atau bagian lereng gunungapi
yang merupakan tempat keluarnya magma ke permukaan. Neck akan
7
menghubungkan kawah dengan dapur magma yang terdapat di dalam
bumi. Bentuk cekung pada kawah apabila terjadi siklus hidrologi dan
presipitasi akan menyebabkan air hujan yang datang dapat tertampung
dalam kawah sehingga akan terbentuk danau kawah. Danau Vulkanik atau
danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden
bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup
kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika
terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.
Contoh danau jenis ini ialah Danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo,
Danau Gunung Lamongan di Jawa Timur, Danau Batur di Bali ,Danau
Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah Gunung Kelud.
b. Kaldera merupakan kawah yang besar. Kaldera terbentuk dari kawah yang
runtuh akibat erupsi gas yang kuat. Sedangkan Kerucut gunung api
merupakan bagian tubuh gunung api paling atas yang langsung mendapat
material dari kawah saat terjadi erupsi. Pada saat erupsi gas, material di
dalam kawah tersebut tersembur keluar sehingga bagian dalam kawah
menjadi kosong. Karena kekosongan tersebut apabila terjadi siklus
hidrologi pada daerah tersebut air akan menggenang pada cekungan
kaldera atau pada kerucut gunung api yang terdapat cekungan sedangkan
didaerah yang landai air hujan akan menjadi limpasan dan terbawa beserta
material vulkanik karena tidak adanya pepohonan yang menghalanginya.
c. Lereng gunungapi merupakan satuan bentuk lahan yang terdapat di bawah
kerucut gunung api, dengan proses dominan berupa pengangkutan material
secara gravitatif dan oleh tenaga air. Lereng terbentuk dari hasil endapan
material erupsi yang berlangsung secara bertahap. pada daerah ini proses
limpasan akan sedikit berkurang karena banyak terdapat pohon atau
tumbuhan lainnya yang bisa menyerap air menjadikan infiltrasi tanah.
Kemiringan lereng di satuan bentuk lahan ini bervariasi dari curam sampai
agak curam dengan aktivitas longsor lahan dan pengangkutan oleh air. Ciri
lain yang umum adalah telah digunakannya untuk lahan pertanian,
permukiman, peternakan, perkebunan dan pariwisata. Biasanya lereng
8
gunungapi ini memiliki bentuk yang belum teratur dengan lembah-lembah
yang dalam.
d. Kaki gunung api dicirikan oleh lereng yang agak curam sampai agak
landai. Kaki gunungapi didominasi oleh pengendapan materi gunungapi
misalnya yang melalui lembah-lembah sungai. Materi yang diendapkan
antara lain lumpur, endapan lava dan materi piroklastik. Proses
pengangkutan mulai berkurang yang disebabkan oleh kemiringan lereng
yang mulai berkurang. Proses gravitatif yang terjadi juga mulai lemah.
e. Dataran kaki gunungapi merupakan satuan bentuklahan yang lebih datar
dan terbentuk dari pengendapan material oleh proses fluvial. Proses
sedimentasi pada lembah sungai mulai aktif karena adanya penurunan
kemiringan lereng yang memungkinkan terjadinya pengendapan yang
cukup besar. Kemiringan lerengnya bervariasi dari agak landai sampai
landai. Pemanfaatan lahan untuk pertanian mulai berkembang. Material
permukaan didominasi oleh kerikil hingga pasir kasar. Proses erosi pada
unit ini mulai lebih kecil dari pengendapannya. Secara umum proses erosi
yang tampak adalah dari erosi lembar sampai erosi alur.
f. Medan lava dan medan lahar. Medan lava terbentuk oleh adnya aliran lava
melalu lembah-lembah dan hasil erupsi gunungapi. Karakeristik satuan
bentuk lahan ini berupa daerah yang bergelombang tak teratur. Medan lava
akan terbentuk bila terjadi curahan lava pada volume yang sangat besar
yang umumnya berupa lava basalt. Medan lava ini diyakini berhubungan
erat dengan adanya erupsi melalui rekahan, baik yang muncul di sekitar
kawah maupun kerucut gunung api.
9
Refrensi :
-
Indarto. 2010. Hidrologi: Dasar teori dan contoh aplikasi model
hidrologi. Jakarta: Bumi Aksara.
-
Suyono, S. 2006. Hidrologi untuk pengairan. Jakarta: PT Pradnyana
Paramita.
-
Arsyad, S. 2010. Konservasi tanah dan air. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
-
Asydak, C. 2010. Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai.
Yogyakarta : Gadjah Mada University press.
-
Verstappen, H. 1962. Geomorfologi: Gaya dan Proses. Bandung: Dep.
PDK Umum, Balai Pendidikan Guru.
Daftar Tabel :
-
Gambar 1. Siklus Hidrologi, Hal 2. Terdapat pada:
https://www.google.co.id/search?q=karakteristik+hidrologi+pada+lahan+v
ulkanik&biw=1366&bih=634&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ah
UKEwij-tiGxPPPAhVLp48KHQvlAiQQ_AUIBigB#imgrc=8pC2_gw9y8CnM%3A
-
Gambar 2. Contoh danau vulkanik (Danau Batur) sebagai penyimpan air
tanah, Hal 7. Terdapat pada:
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fmediacdn.tripadvisor.com%2Fmedia%2Fphotos%2F01%2F37%2F89%2Fe5%2Flake-baturkintamani.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.tripadvisor.co.id%2FA
ttraction_Review-g303952-d379138-Reviews-Lake_Batur_Danau_BaturKintamani_Bali.html&docid=KFpuUeBUYc_GkM&tbnid=o3XabAwXo
WTVaM%3A&w=550&h=412&bih=670&biw=1366&ved=0ahUKEwiY1
6T6xPPPAhXBr48KHaxdD7MQMwgpKAYwBg&iact=mrc&uact=8
10
Download