BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah peradaban

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejarah peradaban manusia menunjukkan, jurnalistik dan teknologi selalu
tumbuh dan berkembang sejalan. Ketika teknologi menghadirkan mesin cetak pada
abad ke-15 di Eropa, jurnalistik juga tergiring untuk menggunakannya sebagai sarana
produksi dan diseminasi informasi. Orang mulai berpikir bahwa informasi yang
tersebar secara massif memiliki nilai dan kekuatan tertentu dalam masyarakat.
Teknologi pun terus mencari bentuk dan varian barunya hingga kini guna menjadi
bagian dari proses yang disebut kemajuan. Segala sendi kehidupan bertransformasi
sebagai konsekuensi logis atas implementasi teknologi yang menjadi “teman hidup”
peradaban manusia. Memasuki abad ke-21, pertumbuhan teknologi khususnya di
bidang komunikasi dan informasi makin cepat dan idak terduga. Internet menjadi
lokomotif dari transformasi peradaban masa kini.
Jurnalistik pun mendapatkan tantangan terbesarnya terutama sejak tahun 2000
dan memuncak pada dua tahun terakhir seiring pesatnya kemajuan dunia cyber.
Tantangan itu berwujud sebuah konsep dan praktik yang disebut citizen journalism..
Hanya saja, dalam pemaknaan jurnalisme konvensional (tiba-tiba saja
menjadi jurnalisme old school setelah citizen journalism muncul), yang melakukan
aktivitas tersebut adalah wartawan, kini publik juga bisa ikut serta melakukan hal-hal
yang biasa dilakukan wartawan di lembaga media. Karena itu, Shayne Bowman dan
Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens
playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and
disseminating news and information”. (…warga berperan aktif dalam proses
pengumpulan, pelaporan, analisis, dan penyebaran berita dan informasi.)
Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism. Public
journalism, advocacy journalism, participatory journalism, participatory media,
open source reporting, distributed journalism, citizens media, advocacy journalism,
grassroot journalism, sampai we-media.
Ada dua hal setidaknya yang memunculkan corak citizen journalism seperti
sekarang ini. Pertama, komitmen pada suara-suara publik. Kedua, kemajuan
teknologi yang mengubah lansekap modus komunikasi.
Leslie David Simon menyatakan internet menawarkan kita kesempatan untuk
bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri dan untuk mendefinisikan kembali
peran kita baik sebagai warga masyarakat lokal sekaligus masyarakat global. Ini juga
menjadi kesempatan bagi kita untuk mengambil tanggung jawab dan mengatur diri
kita sendiri, untuk berpikir untuk diri kita sendiri, untuk mendidik anak-anak kita,
untuk melakukan bisnis secara jujur, dan bekerja sama dengan sesama warga untuk
merancang aturan yang ingin kita jalani. Jadi, internet menawarkan kesempatan
untuk membangun komunitas yang menyenangkan dengan individu yang memiliki
pemikiran serupa, memungkinkan orang untuk mendefinisikan kembali pekerjaan
sebagaimana yang diinginkan, memupuk kebenaran menceritakan dan keterbukaan
informasi, membantu membangun kepercayaan antar manusia, dan bahkan
menjadikan internet sebagai rumah kedua (Khartubij, 2011).
Pernyataan diatas relevan jika melihat fenomena citizen journalism yang di
tawarkan media online, dan menjadi salah satu keunggulan dibandingkan media
konvensional seperti media cetak. Citizen journalism atau dalam pengertian bahasa
Indonesia disebut dengan jurnalisme warga mulai berkembang di Indonesia
bersamaan dengan berkembangnya media online termasuk blog. Perkembangan di
Asia sendiri di mulai pada tahun 2004.
Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah istilah yang dipakai untuk
menjelaskan aktivitas pencarian, pemrosesan, sampai pada penyajian berita kepada
khalayak yang semuanya dilakukan oleh masyarakat awam atau non wartawan.
Berkembangnya jurnalisme warga membuat masyarakat mempunyai banyak
alternatif berita dan perspektif tentang sebuah hal atau informasi dari berbagai pihak
karena proses interaksi yang terjalin disini.
Adapun prinsip Citizen journalism, menurut David k. Perry diantaranya:
1. Mengusahakan situasi Koran dan para jurnalis sebagai partisipan aktif dalam
kehidupan kelompok karena akan lebih baik dan tidak memihak.
2. Membuat Koran, Forum untuk diskusi dari isu-isu yang ada dalam kelompok.
3. Melayani isu ataupun kegiatan dan masalah-masalah penting bagi masyarakat
biasa.
4. Mempertimbangkan pendapat umum melalui proses diskusi dan debat diantara
anggota komunitas.
5. Mengusahakan untuk mengunakan jurnalisme untuk mempertinggi keuntungan
sosial.
Merujuk pada latar belakang dan pengertian Citizen journalism ini sendiri,
dapat disimpulkan bahwa Citizen journalism merupakan sarana untuk mencapai
suatu hal yang disebut dengan demokrasi. Hubungan jurnalisme dengan demokrasi
tidak bisa di pisahkan, karena salah satu elemen dari demokrasi di suatu negara bisa
dilihat dari kebebasan jurnalisme di negara tersebut. Kebebasan berekspresi dalam
penyampaian berita tanpa ada ikatan dari pihak di luar si pembuat berita adalah hal
yang ingin dicapai oleh Citizen journalisme. Jika melihat kembali sejarah yang
terjadi di Indonesia, kelahiran orde Reformasi pada Mei 1998 setelah Soeharto
menyerahkan kekuasaannya kepada B.J Habibie yang menjadi wakil presiden saat itu
menjadi titik awal Demokrasi di Indonesia. Kebebasan Jurnalistikpun berubah secara
drastis di bandingkan masa orde baru, bisa dikatakan kemerdekaan Jurnalistik.
Di era Reformasi kebebasan pers benar-benar dijamin dan senantiasa
diperjuangkan untuk diwujudkan. Namun sejauh ini jika di lihat demokrasi dalam
kegiatan jurnalisme belum bisa dikatakan tercapai, ini dapat dilihat dari konstitusi
Indonesia yang tidak menjamin tegas kebebasan jurnalistik. Belum lagi aturan-aturan
yang bersumber dalam kelembagaan media itu sendiri, ada faktor-faktor yang
mempengaruhi kehidupan Media Massa dalam proses peliputan hingga penyajian
berita, seperti yang dipaparkan oleh Reese dan Shomaker dalam lingkaran donat
yang mereka buat. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor ideologi media, ekstra
media, organisasi media, rutinitas media dan faktor individu media.
Tentu saja hal-hal ini mengikat seorang wartawan yang bernaung dalam
sebuah lembaga media, Ia harus mengikuti aturan main yang ditetapkan di tempat ia
bekerja, yang akhirnya berdampak dalam kebebasannya untuk menyajikan suatu
berita kepada publik. Unsur kapitalisme dan politik pun tidak bisa di hindari.
Informasi yang bebas dari campur tangan pihak lain pun tidak bisa disajikan,
disinilah citizen journalism berperan, citizen journalism yang merupakan corong
jurnalisme online, yang bisa diakses melalui internet oleh siapa saja, dimana saja dan
kapan saja bisa menjadi model ekspresi yang sangat kuat dan alat baru untuk
mengimbangi pemerintah dan industri atau pihak-pihak besar lainnya yang berperan
dalam mempengaruhi media (Leslie:1)
Trend jurnalisme warga sungguh sangat melesat di dunia international.
Pengawasan sosial yang dilakukan langsung oleh warga masyarakat merupakan
kekuatan yang sangat diperlukan dan sudah terbukti berperan besar dalam gerakan
perubahan. India dan Philipina adalah contoh dekat betapa citizen journalism turut
serta mewarnai proses perubahan dan demokratisasi di sana. Publik berpartisipasi
aktif dan menorehkan aura kejujuran dan idealisme dengan terus melaporkan dan
melakukan gerakan anti korupsi, perbaikan pelayanan publik, dan berbagai hal lain
yang melukai kepentingan publik.
Citizen journalism, menawarkan banyak hal yang membawa keuntungan bagi
masyarakat, gempa dan tsunami yang baru-baru saja terjadi di Jepang serta tsunami
Aceh pada 2004 lalu menjadi salah satu bukti kecepatan informasi yang disediakan
oleh jurnalisme online melalui citizen journalism. Hal ini membenarkan keterbukaan
ruang publik yang disediakan oleh media kepada masyarakat untuk berperan aktif
menyajikan, mengirimkan video dan gambar langsung dari tempat kejadian sehingga
dengan cepat dapat diketahui oleh publik secara luas. kelebihan citizen journalism
salah satunya adalah kecepatan menerima informasi. kecepatan informasi dari publik
bisa membantu instansi berita menerima dan mengolah informasi.
Perkembangan citizen journalism didukung pula dengan perkembangan citizen
media dan sosial media. Sejak tahun 2002, citizen media telah berkembang pesat
yang mencoba mencari eksistensi di tengah atmosfer media tradisional. Dengan
adanya internet, citizen media mampu menyebarkan informasi dalam bentuk teks,
audio, video, foto, komentar dan analisis. Bahkan mampu menjalankan fungsi pers
seperti watchdog, filter informasi, pengecekan fakta bahkan pengeditan.
Jurnalis warga atau citizen journalism dapat memanfaatkan media-media
yang ada baik mainstream media ataupun new media. Dalam mainstream media
seperti media cetak melalui surat pembaca, media televisi melalui wide shot dan
suara anda, media radio melalui info lalu lintas, media online bisa melalui kolom
komentar. Sedangkan new media melalui blog (wordpress, blogspot), Microblog
(twitter), Media Sosial Blog (kompasiana, ohmy news, now public), Situs
Pertemanan (facebook, friendster), Situs foto share (flickr, twitpic), Situs video share
(youtube).
Program Wide Shot Metro TV hadir selama 4 jam setiap Senin – Jumat Pkl.
13.00 – 17.00. Program acara Wide Shot adalah sebuah program berita dengan
konsep baru yaitu citizen journalism, artinya berita yang ditayangkan berasal dari
liputan para jurnalis amatir atau warga biasa . Tujuannya adalah selain untuk meliput
kejadian-kejadian disekitar kita yang tidak tersentuh oleh para jurnalis resmi stasiun
tv, juga untuk melahirkan para jurnalis muda yang tertarik dan tertantang untuk
merasakan dunia jurnalisme.
Berita yang di publikasikan diliput jurnalis amatir yang notabene adalah
kaum muda yang didominasi oleh mahasiswa. Melalui background intelektual inilah
para citizen journalist ini mengangkat berita dengan tema-tema atau informasi yang
bermanfaat bagi orang banyak. Wide Shot menerapkan dua pola citizen journalism
terkait partisipasi publik maupun masyarakat sebagai citizen journalist, yaitu
kategori peristiwa dan news feature.
Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul
“STRATEGI PEMANFAATAN CITIZEN JOURNALISM PADA TAYANGAN
PROGRAM WIDE SHOT METRO TV”
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang ini, saya sebagai peneliti mengambil program acara
Wide Shot yang mengusung konsep Citizen journalism dengan memberikan ruang
bagi publik untuk turut serta terlibat dalam dunia jurnalistik dan juga bagi mahasiswa
dan publik yang ingin mengembangkan bakatnya di bidang jurnalistik yaitu dengan
ikut berpartisipasi dalam membuat berita serta mempelajari bagaimana menjadi
reporter yang baik dengan cara terjun langsung ke lapangan. Maka dari itu
diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah program acara wide shot sudah
menjadi media yang tepat bagi masyarakat dan mahasiswa dalam menyalurkan bakat
dan minatnya dalam bidang jurnalistik dan juga sejauh mana program acara wide
shot memberikan ruang yang lebih luas bagi perkembangan citizen journalism di
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan, maka dapat
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah program acara Wide Shot sudah menjadi media yang tepat bagi
audience dan masyarakat dalam menyalurkan bakat dan minatnya dalam
bidang jurnalistik?
2. Apa saja peranan program acara Wide Shot dalam memberikan ruang yang
lebih luas bagi perkembangan citizen journalism di tanah air?
3. Apakah program Wide Shot dapat meningkatkan passion publik yang
tergabung dalam milis citizen journalism dalam bidang jurnalistik?
4. Apakah masyarakat mendapatkan kepuasan dari informasi yang disajikan
oleh para citizen journalism dalam program Wide Shot?
Sesuai dengan pembahasan diatas, maka pembatasan ruang lingkup penelitian
ini agar tidak mengaburkan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Stasiun televisi Metro TV divisi program Wide Shot
2. Waktu pelaksanaan penelitian selama 3 bulan ( 7 Februari – 7 May 2013 )
Penelitian ini akan dilaksanakan di:
Metro TV
Jl. Pilar Mas Raya Kav A-D, Kedoya,
Kebon Jeruk, Jakarta 11520, Indonesia
1.3 Perumusan Masalah
Penulis membatasi masalah menjadi sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi pemanfaatan citizen journalism pada program acara
wide shot untuk menjadi media yang tepat bagi audience dan
masyarakat dalam menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang
jurnalistik?
b. Bagaimana peranan program acara wide shot dalam memberikan ruang
yang lebih luas bagi perkembangan citizen journalism di tanah air?
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1
Tujuan
Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan, maka tujuan penulis
adalah:
1. Mengetahui peranan citizen journalism dalam keterlibatan memberikan
berita atau informasi pada program wide shot.
2. Mengetahui strategi apa saja yang dilakukan program Wide Shot sebagai
media penyalur bakat dan minat audience dalam bidang jurnalistik.
3. Mengetahui sejauh mana program Wide Shot dapat menjadi media yang
memberikan kesempatan bagi citizen journalism untuk terus berkembang.
4. Serta mengenalkan kepada masyarakat peran dan fungsi dari citizen
journalism itu sendiri
1.4.2
Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dalam bidang
jurnalistik dan broadcasting serta memberikan pengalaman berharga untuk
mata kuliah broadcasting
2. Manfaat bagi praktisi Metro TV
Mendapatkan banyak sumber referensi berita terkini yang dikirimkan
langsung oleh para jurnalisme warga, serta meningkatkan rating bagi
program televisi tersebut.
3. Manfaat Sosial
Penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan dapat menambah wawasan
masyarakat
tentang
media
televisi,
mengedepankan konsep Citizen journalism
khususnya
program
yang
Download