BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State Of The Art Peneliti melakukan

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 State Of The Art
Peneliti melakukan kegiatan tinjauan pustaka sebagai pedoman penelitian
dalam memberikan gambaran secara umum. Berikut adalah penelitian terdahulu yang
digunakan oleh peneliti:
Pertama, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Hayley
Watson, Lemi Baruh, Rachel L. Finn, Salvatore Scivo yang berjudul “CITIZEN (IN)
SECURITY: SOCIAL MEDIA, CITIZEN JOURNALISM AND CRISIS RESPONE
”. Topik yang dibahas adalah mengkaji dampak dari penggunaan media sosial dalam
krisis pada sosial dan etika. Penulis berpendapat bahwa keterlibatan citizen
journalism yang tinggi menghasilkan penyaringan informasi menimbulkan
kekhawatiran yang berkaitan dengan penyebaran informasi palsu dan ancaman
terhadap privasi individu. Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang
Citizen Journalism. Pembedanya adalah Hayley Watson dkk lebih membahas tentang
permasalahan yang timbul dalam citizen journalist, sedangkan penulis membahas
tentang analisis penayangan segmen citizen journalist. Hasilnya dari karya Hayley
Watson, Lemi Baruh, Rachel L. Finn, Salvatore Scivo adalah solusi yang dapat
membantu meringankan masalah penyebaran informasi palsu adalah kerjasama
antara jurnalis dan media massa. Portal media untuk wadah citizen journalist harus
lebih ketat dalam menyarin informasi yang masuk dari citizen journalist seperti
pengecekan data, data yang masuk di edit, lalu masuk ke tahap proses penyebaran
informasi. Portal media juga harus mempunyai data citizen journalist secara lengkap
dan ketat untuk menghindari penyimpangan ID. Jadi, masyarakat bisa berinteraksi
dengan media dengan cara menyebar informasi dengan citizen journalist. Tapi, portal
media juga harus memperketat lagi agar tidak ada masalah penyebaran informasi dan
masalah privasi individu untuk kedepannya.
Sumber: http://iscram2014.ist.psu.edu/sites/default/files/misc/proceedings/p145.pdf
7
8
Diakses pada: Minggu, 12 April 2015.
Kedua, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Bregtje Van Der
Haak (VPRO Television, The Netherlands), Michael Parks (University of Southern
California), Manuel Castells (University of Southern California) yang berjudul “THE
FUTURE OF JOURNALISM: NETWORKED JOURNALISM ”. Topik yang
dibahas adalah masa depan dari journalism. Hasilnya adalah sekarang, seperti di era
sebelumnya, sekarang, dan di masa depan, hanya kemerdekaan sejati yang
memastikan kelangsungan hidup jurnalisme profesional sebagai barang publik.
Wartawan berkontribusi dengan laporan, gambar, informasi, dan pendapat, sehingga
memungkinkan untuk praktek jurnalisme untuk memperluas ruang lingkup dan
keragaman sumbernya. Tidak ada lagi kemungkinan memaksakan cerita resmi untuk
mengesampingkan orang lain. Singkatnya, dalam masyarakat jaringan global,
wartawan belum tentu dilengkapi untuk melakukan masing-masing tugas utama
jurnalisme. Beberapa pandai mengumpulkan data, fakta, atau gambar, yang lain
pandai mengintrepretasikannya. Jurnalisme dalam era digital bukanlah ancaman bagi
independensi dan kualitas jurnalisme profesional, tetapi pembebasan dari kontrol
yang ketat. Ini adalah kesempatan bagi wartawan untuk masing-masing unggul
dengan cara yang unik, dan bagi masyarakat untuk mendapatkan keuntungan.
Sumber: http://ijoc.org/index.php/ijoc/article/viewFile/1750/832
Diakses pada: Minggu, 12 April 2015.
Ketiga, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Hebatalla El
Semary (Department of Mass Communication UAE University), May Al Khaja
(Department of Mass Communication UAE University) yang berjudul “The
Credibility of Citizen Journalism and Traditional TV Journalism among Emirati
Youth: Comparative Study”. Topik yang dibahas adalah kredibilitas tinggi Citizen
Journalism dan kredibilitas rendah dari media baru. Hasil penelitian ini datang untuk
mengkonfirmasi kredibilitas tinggi CJ dan kredibilitas yang rendah dari media baru.
Hasil penelitian mengkonfirmasi kredibilitas tinggi CJ wartawan dibandingkan
dengan kredibilitas tradisional. Di sisi lain, kredibilitas tradisional meningkat dengan
mengorbankan kredibilitas media baru. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat
percaya pada konten, tetapi tidak percaya media yang isinya dapat mudah di
manipulasi, seperti dalam kasus media baru. Sebagai penggunaan internet dan
9
teknologi web, menimbulkan pendekatan kredibilitas Citizen Journalist. Alokasi
beberapa surat kabar seperti Washington Post halaman penuh untuk artikel oleh
Citizen Journalist menekankan status meningkatnya Citizen Journalism kepada
publik.
Sumber: http://www.aijcrnet.com/journals/Vol_3_No_11_Novembe_2013/6.pdf
Diakses pada: Minggu, 12 April 2015.
Keempat, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Bapak
Rahmat Edi Irawan yang berjudul “APLIKASI CITIZEN JOURNALISM DI ERA
KONVERGENSI MEDIA”. Topik yang dibahas adalah konsep dan penerapan
citizen journalism pada media televisi di era konvergensi media. Tujuan
penelitiannya adalah untuk menjelaskan konsep dan memperlihatkan aplikasi
penerapan citizen journalism pada media televisi di era konvergensi media.
Persamaannya adalah penulis sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Pembedanya adalah Bapak rahmat Edi Irawan menggunakan metode penelitian yang
didapat dari studi literatur, sedangkan penulis melalui observasi dan wawancara.
Hasilnya penelitian menunjukkan bahwa aplikasi citizen journalism di media televisi
juga makin dipermudah dengan mulai masuknya televisi pada era konvergensi
media; atau membaurnya media yang saling berbeda, seperti media televisi dengan
media cetak, media radio maupun internet. Sumber: Library online Binus Maya.
Diakses pada: Minggu, 12 April 2015.
Kelima, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Diyah Dewi
Gayatri yang berjudul “KEBIJAKAN REDAKSIONAL DALAM PEMBERITAAN
METRO TV (ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF PADA ACARA CITIZEN
JOURNALIST WIDESHOT)”. Topik yang dibahas adalah bentuk kebijakan
redaksional program acara Citizen Journalist Wide Shot. Pembedanya adalah Diyah
Dewi Gayatri membahas tentang kebijakan redaksional sebagai topik utama,
sedangkan penulis membahas kebijakan sebagai sub bahasan, penulis lebih
membahas tentang analisis kerja segmen citizen journalist di NET 10. Diyah Dewi
Gayatri memakai teori Agenda Setting, sedangkan penulis tidak memakai teori
tersebut. Persamaannya adalah kami sama-sama membahas tentang citizen journalist
dan memakai jenis penelitian kualitatif. Hasilnya dari karya Diyah Dewi Gayatri
adalah Hasil kebijakan redaksional terdiri dari kebijakan internal dan eksternal,
10
kebijakan internal meliputi: kebijakan pengambilan keputusan berita, kebijakan
produksi berita, dan kebijakan etika jurnalistik. Kebijakan eksternal meliputi kriteriakriteria yang harus dipenuhi oleh warga. Kebijakan redaksional selain mempengaruhi
bentuk video liputan warga juga mempengaruhi bentuk citizen journalism yang
diaplikasikan pada media televisi, serta mempengaruhi pemberitaan dalam acara
tersebut, hal tersebut dikarenakan adanya proses agenda setting dengan penekanan
pada isu-isu tertentu yang terlihat pada tema liputan yang sering ditayangkan.
Sumber: http://www.academia.edu/4598865/JURNAL_Diyah_Dewi_Gayatri
Diakses pada: Minggu, 12 April 2015.
Tabel 2.1 State Of The Art
Topik
Hayley
Bregtje Van
Hebatalla
Watson, Lemi
Der Haak,
El Semary, Rahmat Edi
Baruh, Rachel
Michael
May Al
L. Finn,
Parks,
Khaja
Salvatore
Manuel
Scivo.
Castells
Mengkaji dampak
dari penggunaan
Membahas
media sosial
dalam krisis pada
sosial dan etika.
Penulis
berpendapat
bahwa
keterlibatan
citizen journalism
yang tinggi
menghasilkan
penyaringan
informasi
menimbulkan
kekhawatiran
yang berkaitan
dengan
penyebaran
tentang masa
depan dari
journalism.
Bapak
Gayatri
Irawan
Membahas Membahas
tentang
Diyah Dewi
konsep dan
kredibilitas penerapan
Membahas bentuk
kebijakan
redaksional
tinggi
citizen
program acara
Citizen
journalism
Citizen Journalist
Journalism
pada media
dan
televisi di era
kredibilitas konvergensi
rendah
dari media
baru
media.
11
informasi palsu
dan ancaman
terhadap privasi
individu.
Teori
- Citizen
journalism
-
Networked
Journalism
-
Crowdsourci
- Komunikasi
ng and UserGenerated
- Key
- Citizen
Citizen
findings
Journalism
- Media massa
journalism
-Data
collection
- Komunikasi
Agenda setting
Content
-
Data Mining,
Data
-The scale
of the study
Analysis,
Komunikasi
Data
Visualization,
and Mapping
-
Visual
Journalism
-
Point of View
Journalism
Metod
Kualitatif
Kualitatif
Kuantitatif
Kualitatif
Kualitatif
Hasil dari
Hasilnya
Hasil
Hasil dari
Hasil dari karya
karya Hayley
adalah
penelitian
karya Bapak
Diyah Dewi
Watson, Lemi
sekarang,
mengkonfi
Rahmat Edi
Gayatri adalah
Baruh, Rachel
seperti di era
rmasi
Irawan
kebijakan
L. Finn,
sebelumnya,
kredibilitas adalah citizen redaksional terdiri
Salvatore
sekarang,
tinggi CJ
journalism
dari kebijakan
Scivo adalah
dan di masa
wartawan
makin
internal dan
solusi yang
depan, hanya
dibandingk mendapatkan
eksternal,
dapat
kemerdekaan
an dengan
kebijakan internal
membantu
sejati yang
kredibilitas televisi
meliputi:
meringankan
memastikan
tradisional. karena
kebijakan
masalah
kelangsunga
Di sisi
melibatkan
pengambilan
penyebaran
n hidup
lain,
penonton.Fak
keputusan berita,
informasi
jurnalisme
kredibilitas tor
kebijakan
palsu adalah
profesional
tradisional
produksi berita,
e
Hasil
tempat di
keterlibatan
12
kerjasama
sebagai
meningkat
atau
dan kebijakan
antara jurnalis
barang
dengan
kehadiran
etika jurnalistik.
dan media
publik.
mengorban penonton
Kebijakan
massa. Portal
Wartawan
kan
eksternal meliputi
media untuk
berkontribusi
kredibilitas kunci penting
kriteria-kriteria
wadah citizen
dengan
media
bagi
yang harus
journalist
laporan,
baru. Hal
kesuksesan
dipenuhi oleh
harus lebih
gambar,
ini
televisi.
warga. Kebijakan
ketat dalam
informasi,
menjelaska Konsep
redaksional selain
menyarin
dan
n bahwa
citizen
mempengaruhi
informasi yang pendapat,
masyaraka
journalism
bentuk video
masuk dari
sehingga
t percaya
yang awalnya liputan warga
citizen
memungkink
pada
lebih cocok
juga
journalist
an untuk
konten,
diterapkan di
mempengaruhi
seperti
praktek
tetapi tidak radio dan
bentuk citizen
pengecekan
jurnalisme
percaya
media online,
journalism yang
data, data yang untuk
media
akhirnya
diaplikasikan
masuk di edit,
memperluas
yang
sukses di
pada media
lalu masuk ke
ruang
isinya
televisi
televisi, serta
tahap proses
lingkup dan
dapat
berkat
mempengaruhi
penyebaran
keragaman
mudah di
teknologi
pemberitaan
informasi.
sumbernya.
manipulasi
yang
dalam acara
Portal media
Tidak ada
, seperti
memungkink
tersebut, hal
juga harus
lagi
dalam
an.
tersebut
mempunyai
kemungkinan kasus
Kehadiran
dikarenakan
data citizen
memaksakan
media
jurnalis
adanya proses
journalist
cerita resmi
baru.
amatir bukan
agenda setting
secara lengkap
untuk
Sebagai
hanya
dengan
dan ketat
mengesampi
penggunaa
sebagai
penekanan pada
untuk
ngkan orang
n internet
pelengkap,
isu-isu tertentu
menghindari
lain.
dan
tetapi
yang terlihat pada
penyimpangan
Singkatnya,
teknologi
menjadi
tema liputan yang
ID. Jadi,
dalam
web,
keharusan di
sering
menjadi
13
masyarakat
masyarakat
menimbul
stasiun
bisa
jaringan
kan
televisi yang
berinteraksi
global,
pendekata
akan datang.
dengan media
wartawan
n
dengan cara
belum tentu
kredibilitas
menyebar
dilengkapi
Citizen
informasi
untuk
Journalist.
dengan citizen
melakukan
Alokasi
journalist.
masing-
beberapa
Tapi, portal
masing tugas
surat kabar
media juga
utama
seperti
harus
jurnalisme.
Washingto
memperketat
Beberapa
n Post
lagi agar tidak
pandai
halaman
ada masalah
mengumpulk
penuh
penyebaran
an data,
untuk
informasi dan
fakta, atau
artikel
masalah
gambar, yang oleh
privasi
lain pandai
Citizen
individu untuk
mengintrepre
Journalist
kedepannya
tasikannya.
menekank
Jurnalisme
an status
dalam era
meningkat
digital
nya
bukanlah
Citizen
ancaman
Journalism
bagi
kepada
independensi
publik
dan kualitas
jurnalisme
profesional,
tetapi
pembebasan
ditayangkan
14
dari kontrol
yang ketat.
Ini adalah
kesempatan
bagi
wartawan
untuk
masingmasing
unggul
dengan cara
yang unik,
dan bagi
masyarakat
untuk
mendapatkan
keuntungan
15
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Teori Umum
2.2.1.1 Komunikasi
Istilah komunikasi kian hari kian populer. Begitu populernya sampai muncul
berbagai macam istila komunikasi. Ada komunikasi timbal balik, tatap muka,
langsung, tidak langsung, vertikal, horizontal, dua arah dan lain sebagainya.
Sebenarnya istilah-istilah seperti ini tidak perlu membingungkan kita. Apa pun
istilahnya, bila kita tetap berpijak pada objek formal ilmnu komunikasi dan
memahami ruang libkupnya, semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas
dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing – masing.
Salah satu persoalan dalam memberi pengertian atau definisi tentang
komunikasi, yakni banyakya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut
bidang ilmunya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah
memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi,
sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu
elektronika, dan sebagainya. Jadi, pengertian komunikasi tidak sesederhana yang kita
lihat sebab para pakar memberi definisi menurut pemahaman dan perspektif masing
– masing. Ada definisi yang panjang dan ada pula yang pendek, ada yang sederhana
dan ada pula yang kompleks. Demikian pula apa yang ditekankan dalam definisi
yang mereka buat kadang berbeda satu sama lain. Misalnya, para pakar filsafat
memberi pengertian atau definisi dengan menekankan aspek arti (meaning) dan
signifikansi pesan, kalangan psikolog melihat hubungan sebab akibat dari
komunikasi dalam hubungannya dengan individu, para pakar sosiologi dan
antropologi melihat bagaimana komunikasi digunakan dalam konteks masyarakat dan
budaya, para pakar ilmu politik melihat komunikasi dalam kaitannya dengan
pengaruh yang ditimbulkannya terhadap masalah – masalah pemerintahan, para
insinyur elektronika melihat bagaimana metode mengirim pesan – pesan melalui arus
listrik.
16
2.2.1.2 Unsur – Unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa
komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan
pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa
terjadi kalau di dukung oleh adanya sumber, pesan, media penerima, dan efek. Unsur
– unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.


Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu
orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, atau
lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan
dengan kata message, content atau information.

Media
Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran
atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam – macam bentuknya,
misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media
komunikasi.
Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat,
telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat,
membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas
dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya
17
surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk,
dan sebagainya. Sementara itu, media elektronik antara lain: radio, film, televisi,
video recording, komputer, electronic board, audio casette dan semacamnya.
Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi
massa elektronik yang begitu cepat, media massa elektronik makin banyak
bentuknya, dan makin mengaburkan batas – batas untuk membedakan antara media
komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin
canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multimedia)
antara satu sama lainnya.
Selain media komunikasi seperti di atas, kegiatan dan tempat – tempat tertentu
yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang sebagai media
komunikasi sosial, misalnya rumah – rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung
kesenian, dan pesta rakyat.

Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau
negara.
Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses
komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya
sumber. Tida ada penerima jika tidak ada sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang
menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima,
akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena
mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang
untuk mencapai keberhasilan komunikasi.
18

Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa
terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982). Oleh
karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada
pengatahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan.

Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk
daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik
bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai
pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang digunakan untuk menyampaikan
pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal – hal seperti itu
menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor – faktor tertentu yang dapat memengaruhi
jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan ats empat macam, yakni
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi
waktu.
Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa
terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering
kali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, di mana tidak tersedia
fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos, atau jalan raya.
Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang
bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa,
kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial.
Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun
proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya.
19
2.2.1.3 Komunikasi Massa
Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan
kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat
kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang
terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada
keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan
lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka atau
dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Dengan bantuan dari media – media
tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan pesan – pesan
komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu.
Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses
dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara
luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan,
dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah
media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa
produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam
masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media
merupakan
suatu
sistem
tersendiri
yang
merupakan
bagian
dari
sistem
kemasyarakatan yang lebih luas.
Sebagai sarana komunikasi massa, media massa dapat dikelompokkan
menadi dua kelompok, yaitu media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan lainnya)
dan media elektronik (televisi, radio, bioskop, internet, dan lainnya). Keberadaan
media tersebut tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi
itu sendiri. Pada umumnya perkembangan media elektronik khususnya televisi lebih
pesat bila dibandingkan dengan media cetak, namun pada dasarnya kedua media
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keduanya sangat dibutuhkan
sebagai sarana komunikasi massa yang tepat.
Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat
mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para
penerima. Pesan – pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, di
mana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan
teknologi. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan teori komunikasi
20
massa dibutuhkan untuk membedakan atau memodifikasi teori-teori yang termasuk
dalam elemen komunikasi ujaran, atau penundaan penerimaan pesan, kompleksnya
organisasi media selain penciptaan pesan yang diterima, penonjolan pesan,
penyebaran pesan media, dan kegunaan lain dari sistem komunikasi massa.
2.2.3.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu
melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam catatan sejarah publisistik,
komunikasi massa dimulai satu setengah abad setelah mesin cetak ditemukan oleh
Johan Gutenberg.
Sejak itu, dimulailah suatu zaman yang dikenal dengan Zaman Publisistik
atau awal dari era Komunikasi Massa. Stappers dalam disertasinya yang ditulis tahun
1966
menyimpulkan
bahwa
komunikasi
massa
adalah
objek
dari
publisistikwissenschaft. Adapun zaman sebelumnya dikenal sebagai Zaman PraPublisistik.
Istilah Publisistik seringkali dipakai dalam arti yang identik dengan istilah
Komunikasi Massa. Hagemann (1966) mengembangkan Publizistik dengan
menitikberatkan oleh Dovifat (1968) dengan objek penelitiannya mengenai
pernyataan publik (offentliche aussage).
Dovifat mendefinisikan publisistik sebagai segala usaha untuk menggerakan
dan membimbing tingkah laku publik secara rohaniah. Dikemukakan pula bahwa
terdapat enam unsur pokok publisistik, yakni sebagai berikut:
1. Ditujukan kepada publik (offentlichkeit)
2. Bersifat aktual (aktualitat)
3. Berdasarkan norma (gesinnung)
4. Persuasi atau koersif kolektif (uberzeugung oder kollektieve ausrichtung)
5. Menggunakan pernyataan yang jelas dan mengesankan (anschaulichkeit und
eindringlichkeit)
6. Digerakkan oleh orang-orang yang memilii kepribadian (die publizistiche
personlichkeit)
21
2.2.1.4 Unsur – Unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message),
saluran (channel), penerima (receiver), serta efek (effect). Menurut Harold D.
Laswell, unsur-unsur tersebut untuk memahami komunikasi massa. Untuk itu, kita
harus mengerti unsur-unsur yang di formulasikan dalam bentuk pertanyaan beikut
ini:
1. Unsur Who (Sumber atau Komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi
atau
orang
yang
bekerja
dengan
fasilitas
lembaga
atau
organisasi
(institutionallized person). Yang dimaksud dengan institutionallized (lembaga
atau organisasi) adalah perusahan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film,
penerbit buku atau majalah. Adapun yang dimaksud dengan person adalah
redaktur surat kabar. Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan
fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau
wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas organisasi.
Prinsip kerja organisasi tidak berbeda dengan komunikator individual.
Organisasi juga bertindak selaku decoder, interprter dan encoder. Dalam
organisasi surat kabar, misalnya, masukan di-decode dilakukan oleh para
wartawan atau suatu tim redaksi. Merekalah yang menilai, memeriksa,
memperluas, menyusun menjadi berita, menentukan judul, posisi halaman,
mencetak, serta menyebarluaskan. Dengan demikian, organisasi mempunyai
ratio out put yang apa yang dapat dilakukan oleh komunikator perorangan, meski
esensinya sama.
2. Unsur Says what (Pesan)
Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada
masukannya. Oleh sebab itu, organisasi sanggup melakukan encode ribuan atau
jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi, pesan-pesan komunikasi
massa dapat di produksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau
audience yang sangat banyak.
Karakteristik pesan-pesan komunikasi massa:
22
a. Publicy
Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada
orang per orang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum
atau publik. Semua anggota mengetahui bahwa orang lain juga menerima
pesan yang sama, dan disampaikan secara publicy.
b. Rapid
Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience yang
luas dalam waktu yang singkat serta simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat
secara massal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad.
c. Transient
Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi
kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuan yang
bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film,
transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio visual merupakan
kekecualian. Hal itu merupakan kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya,
pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable.
Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan
kadang-kadang bersifat sensasional.
3. Unsur In Which Channel (Saluran atau Media)
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan
untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran
tersebut, pesan yang di komunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat,
luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat
kabar, majalah, radio, film, televisi, dan media dotcom. Saluran yang di
maksudkan di sini bukanlah aspek-aspek teknis media, melainkan aspek
psikologis sosialnya. Sebagai contoh adalah kapasitas. Ciri-ciri dari masingmasing media adalah membawakan pesan komunikasi, fungsi, dan perannya
dalam
kehidupan
sosial,
psikologis
masyarakat,
serta
efek
yang
ditimbulkannya.
4. Unsur To Whom (Penerima atau Mass Audience)
Unsur To Whom adalah yang menyangkut sasaran-sasaran komunikasi
massa. Ia adalah orang yang membaca surat kabar, yang membuka halaman-
23
halaman majalah, yang sedang mendengarkan berita radio, yang sedang
menikmati film di bioskop atau film televisi, dan orang yang sedang
browsing internet.
5. Unsur With What Effect (Unsur Efek atau Akibat)
Unsur ini sesungguhnya lekat pada unsur audience. Efek adlaah perubahanperubahan yang terjadi didalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan
pesan-pesan media. David Verlo mengklasifikasikan efek atau perubahan ini
kedalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap, dan
perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan itu biasanya (tidak selalu) berlangsung
secara berurutan. Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan
sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan pengetahuan.
2.2.1.5 Media Massa
Dalam mengisahkan sejarah media massa, kita berhadapan dengan empat
elemen utama yang signifikan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas,
yaitu:




Tujuan, kebutuhan, atau penggunaan komunikasi tertentu

Teknologi untuk berkomunikasi kepada massa dengan adanya jarak

Bentuk-bentuk organisasi sosial yang menyediakan keahlian dan
kerangka untuk mengatur produksi dan distribusi

Bentuk-bentuk peraturan dan kontrol
Elemen-elemen tersebut tidak memiliki hubungan yang kaku antara
satu sama lain dan sangat bergantung pada keadaan waktu dan tempat.
Terkadang sebuah teknologi komunikasi diterapkan karena kebutuhan atau
penggunaan yang sudah terlebih dahulu ada, seperti teknologi cetak
menggantikan salin tangan atau telegraf menggantikan perpindhan fisik dari
pesan penting. Namun, terkadang teknologi seperti film atau siaran radio yang
muncul mendahului adanya kebutuhan yang jelas. Kombinasi elemen-elemen
di atas yang sesungguhnya terjadi biasanya tergantung baik pada faktor bahan
maupun ciri dari iklim sosial budaya yang sulit dijelaskan. Meskipun
demikian, sangat mungkin bahwa pada derajat tertentu dari kebebasan
berpikir, berekspresi, dan bertindak merupakan kondisi utama
24
yang paling penting bagi perkembangan media cetak dan media lainnya,
walaupun tidak demikian pada saat penemuan awal. Teknik percetakan dan
penggunaan huruf yang dapat digeser-geser telah diketahui dan diterapkan di
China dan Korea jauh sebelum Guttenberg dianggap sebagai penemu mesin
cetak (dari Eropa) pada pertengahan abad ke-15 (Gunaratne, 2001).
Secara umum, jika suatu masyarakat semakin terbuka, semakin
muncul kecenderungan untuk mengembangkan teknologi komunikasi kepada
potensi tertingginya, terutama dalam artian tersedia secara universal dan
digunakan secara luas. Rezim yang lebih tertutup atau represif biasanya akan
membatasi perkembangan atau menetapkan batasan yang ketat terhadap
penggunaan teknologi media.
2.2.1.6 Peran Media Massa
(Denis McQuail: 2012) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan
media massa selama ini, yakni :
a. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan
industri lain utamanya dalam periklanan/promosi.
b. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
c. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
d. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan norma
2.2.1.7 Televisi
Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884,
namun baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung
kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak
bernama televisi. Iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis ke
dalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Fansworth berhasil
menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukan kepada umum pada
pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat.
Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak
program untuk disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan
masa depan televisi, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat.
Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make-up biru tebal agar dapat
25
terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet
garam untuk mengurangi keringat yang membanjir di badan mereka karena intensitas
cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat
kepanasan.
Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun
1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi
NBC pada tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga
jam setiap harinya.
2.2.1.8 Televisi Sebagai Media Massa
Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya
untuk membawa penonton ke lokasi kejadian dengan menggunakan gambar. Gambar
yang di kombinasikan dengan suara alami adalah faktor yang membuat televisi
memberikan pengaruh atau dampak yang sangat kuat kepada penonton. Dikatakan
bahwa gambar dapat bercerita jauh lebih banyak dibandingkan dengan kata-kata.
Televisi merupakan suatu bentuk media massa sebagai alat komunikasi
massa. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk media mass yaitu
siaran radio, televisi, film yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar
dan majalah yang keduanya termasuk media cetak.
2.2.1.9 Berita dan Jurnalisme
Banyaknya definisi berita yang berbeda-beda dikemukakan pakar
komunikasi, sangat wajar mengingat definisi berita tidak ada yang baku. Freda
Morris (1996) dalam bukunya Broadcast Journalism Techniques mengemukakan
“News is immediate, the important, the things that have impact on our lives.”
Artinya, berita adalah sesuatu yang baru. penting yang dapat memberikan dampak
dalam kehidupan manusia. Terdiri dari unsur baru, penting, dan bermanfaat bagi
manusia.
Sementara JB Wahyudi melengkapi definisi berita, yaitu laporan tentang
peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian
khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik.
26
Unsur pelengkap definisi sebelumnya karya jurnalistik harus dipublikasikan melalui
media.
Berita telah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia. Setiap hari ribuan berita menghampiri kehidupan kita. Pagi hari, koran
memuat berita yang terjadi pada hari sebelumnya. Radio dan televisi menyiarkan
berita yang bukan bukan hanya berasal dari kejadian hari kemarin, namun juga berita
yang sedang terjadi secara langsung (live). Perkembangan teknologi komunikasi
berbasis komputer yang dikenal sevagai internet juga mempercepat penyebaran
berita.
Berita yang dihadirkan oleh beragam media massa ini juga terdiri dari
berbagai jenis berita, mulai dari berita politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum,
olahraga, dan lain sebagainya. Dilihat dari lokasi kejadian yang diberitakan juga
berbagai macam, mulai dari kejadian yang terjadi di tingkat lokal sampai peristiwa
yang terjadi di tingkat nasional. Bahkan dengan semakin pesatnya teknologi
pemberitaan kita bisa mengetahui peristiwa yang terjadi di dekat kita. Sebuah
ilustrasi: kita bisa jadi mengetahui berita tentang tetangga kita yang melahirkan lebih
lambat daripada kita mengetahui berita tentang artis terkenal yang melahirkan.
Sebaliknya juga, sangat dimungkinkan orang yang berada di luar negeri
mengetahui tentang peristiwa yang terjadi di negara kita lebihc epat daripada kita,
yang berada di dalam negeri, mengetahui peristiwa tersebut. Sebuah contoh nyata:
berita tentang gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Aceh dan sekitarnya yang
lebih dahlu diberitakan jaringan televisi internasional dari luar negeri, bukan oleh
stasiun televisi Indonesia. Akibatnya, masyarakat internasional lebih dahulu
mengetahui tentang bencana dahsyat ini daripada masyarakat di dalam negeri.
Jurnalisme
adalah
pekerjaan
mengumpulkan,
mengolah,
menyusun,
mengolah, dan menyajikan tentang berita sehari-hari. Tujuan jurnalisme adalah
menyediakan informasi yang akurat untuk diberikan ke masykarakat. Media massa
adalah alat dari jurnalisme yang digunakan dalam penyampaian pesan – pesan dari
sumber ke khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis
seperti surat kabar, film, radio, tv. Selain itu, pada masa sekarang ini, internet juga
menjadi salah satu media massa yang digunakan sebagai alat jurnalisme. Dua fungsi
dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan
informasi (Rakhmat, 2014)
27
Jenis – Jenis Berita
2.2.1.10
Secara garis besar, berita dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu hardnews
dan softnews.
1. Hardnews
Hardnews adalah jenis berita langsung yang memiliki sifat timely atau
terikat waktu. Berita jenis ini sangat tergantung pada aktualitas waktu, sehingga
keterlambatan berita akan menyebabkan berita menjadi basi. Beberapa peristiwa
yang bisa digolongkan sebagai hardnews antara lain: rapat kabinet, peristiwa
olahraga, kecelakaan, bencana alam, dan meninggalnya orang terkenal.
Sebagai contoh: berita hasil pertandingan sepak bola yang selalu di
update sesaat setelah pertandingan. Bahkan saat pertandingan berlangsung, berita
tentang skor pertandingan selalu diperbarui oleh stasiun televisi melalui running
text.
2. Softnews
Softnews adalah berita tidak langsung yang tidak memiliki sifat timeless
atau tidak terikat waktu. Berita jenis ini tidak tergantung pada waktu sehingga
selalu bisa dibaca, didengar, dan dilihat kapan pun tanpa terikat pada aktualitas.
Beberapa peristiwa yang bisa di klasifikasikan dalam berita jenis ini antara lain:
penemuan ilmiah, dan kisah sukses, dan kisah tragis.
Sebagai contoh: berita tentang kesuksesan Diego Maradona mencetak gol
dengan tangan pada Piala Dunia 1986 yang dikenal sebagai gol tangan Tuhan.
Kesuksesan Diego Maradona sampai saat ini selalu menarik untuk diberitakan
dari beragam perspektif, baik yang pro maupun yang kontra atas gol paling
kontroversial sepnjang sejarah sepak bola ini.
2.2.1.11
Kriteria Layak Berita (Newsworthiness)
Banyaknya berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia
menyebabkan perlu kiranya ada kriteria peristiwa layak disebut sebagai berita.
Berikut ini beberapa kriteria tentang kelayakan berita.

Timeliness dan immediacy

28
Peristiwa yang memiliki kelayakan berita yaitu peristiwa yang segar, baru
terjadi beberapa jam lalu atau bahkan beberapa detik yang lalu (Dash, 2007).
Dengan kata lain, peristiwa yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang
layak menjadi berita. Ini berarti semakin baru peristiwa, maka semakin
memiliki kelayakan berita. Bahkan dalam jurnalisme penyiaran, kebaruan ini
bisa berarti berita yang sedang disiarkan adalah berita yang sedan terjadi (real
time).
Dalam
hal
ini,
aktualitas
(peristiwa/perkembangan
baru)
menjadi
pertimbangan utama tentang kelayakan berita. Sebagai contoh: berita tentang
hasil penghitungan suara dalam pemilu akan memiliki nilai layak berita jika
segera setelah hasil pemilu diumumkan.



Proximity
Peristiwa yang layak menjadi berita bisa juga dilihat dari unsur kedekatan
(geografis, emosional) dengan pembaca, relavansi bagi pembaca. Semakin
dekat kita dengan peristiwa, maka semakin penting berita tentang peristiwa

tersebut bagi kita (Dash, 20077).
Sebagai contoh: kontroversi tentang keistimewaan Yogyakarta layak menjadi
berita bagi media massa di Yogyakarta, namun tidak demikian halnya dengan
di daerah lainnya. Di daerah lain di luar Provinsi Yogyakarta, isu tentang
keistimewaan Yogyakarta tidak sepenting dengan di dalam Provinsi

Yogyakarta.
Selain kedekatan secara greogafis, proximity juga bisa menyangkut aspek
emosional. Sebagai contoh: berita tentang hukuman mati atas tenaga kerja
wanita (TKW) asal Indonesia di Arab Saudi layak menjadi berita utama bagi
stasiun televisi di Indonesia, namun bisa jadi justru di Arab Saudi hal ini
tidak menjadi berita utama.
2.2.2 Teori Khusus
2.2.2.1 Produksi Program Berita di Televisi
Proses produksi berita televisi menurut Andi Fachruddin dalam buku Dasar-Dasar
Produksi Siara Televisi adalah sebagai berikut:
1. Pra Produksi
29
Perencanaan dan detail petunjuk pelaksanaan produksi konten audiovisual harus
dibuat terlebih dahulu. Perencanaan pengambilan gambar, story board, sehingga
memiliki panduan dalam mengatur shot. Ide peliputan dibahas dalam sebuah
rapat redaksi membicarakan setiap ide liputan dan menimbangnya dari berbagai
hal. Pembahasan rapat termasuk focus pada informasi yang harus diperoleh,
gambar yang harus direkam, dan narasumber yang harus diwawancarai.
2. Produksi
Ide atau rencana yang dibuat dengan wishlist setelah disepakati redaksi bisa jadi
berbeda dengan kondisi di lapangan. Redaksi dan jurnalis televisi melakukan
komunikasi terus untuk memantau perkembangan setiap isu penting dan menarik.
Realita narasumber tidak sesuai yang dibayangkan, perkembangan di lapangan
yang jauh lebih menarik, dan hambatan eksternal (alami) yang tak terduga. Maka
seorang jurnalis harus memiliki alternatif rencana, sehingga prose’s produksi bisa
berjalan sesuai rencana. Serta memastikan ketersediaan materi berita tidak
kehilangan momentum apalagi dengan competitor kuatnya.
3. Pasca produksi
Menjelang berita on air, rapat redaksi (istilahnya: budgeting) menyusun
komposisi berita berdasarkan kebijakan redaksi dalam sebuah “rundown program
berita”. Rapat final mengevaluasi urgensi berita dalam rundown (akan
ditayangkan),
apakah
sesuai
dengan
rapat
redaksi
di
awal
serta
mensinkronkannya dengan situasi terakhir. Editing naskah oleh produser dan
editing gambar oleh editor diproses bersamaan. Dalam tahap ini, segala aspek
teknis naskah dan gambar yang akan ditayangkan diperhitungkan. Gambar biru
(bluish), tidak focus, goyang sedapat mungkin tidak dipergunakan kecuali
memiliki nilai berita besar (karya jurnalistik televisi) dan gambar yang standar
broadcast belum diterima
2.2.2.2 Citizen Journalist
Memang ada banyak istilah sebelum citizen journalism dikenal secara luas
seperti sekarang ini, antara lain civic journalism, participatory journalism, atau
public journalism. Akan tetapi, ketika sebuah situs berbasis users generated content
bernama OhmyNews lahir di Korea Selatan pada awal tahun 2000-an, istilah citizen
journalism digunakan secara meluas.
30
Citizen journalism dimaksudkan sebagai kegiatan warga biasa yang bukan
wartawan prodesional mengumpulkan fakta di lapangan atas sebuah peristiwa,
menyusun, menulis, dan melaporkan hasil liputannya di media sosial. Di sini saling
berhadapan antara pewarta warga (citizen journalist) dengan jurnalis professional
yang dibayar karena pekerjaannya itu. Media massa tempat dimana jurnalis
professional bekerja berhadapan dengan media sosial dimana pewarta warga
menayangkan beritanya. Jurnalis professional yang dibayar dan jurnalis warga yang
tidak dibayar.
Contohnya adalah saat kasus tsunami di Aceh, gambar bergerak paling hidup
adalah hasil rekaman Cut Putri menggunakan handycam yang sedianya untuk
mengabadikan sebuah hajatan pernikahan. Stasiun televisi Metro mengambil momen
ini dengan menayangkan berulang-ulang hasil rekaman Cut Putri, yang
menggambarkan betapa dahsyatnya tsunami Aceh, yang kita tahu melenyapkan
ratusan ribu nyawa dalam sekejap.
Dua hal penting yang harus dimiliki sebelum terjun ke dunia jurnalistik,
termasuk melakoni citizen journalism adalah curiosity dan skeptic. Curiosity adalah
keingintahuan yang tinggi terhadap segala hal, fakta maupun peristiwa. Sedangkan
skeptic adalah sikap ragu atas fakta maupun peristiwa yang terjadi. “Ragu” disini
bukanlah sifat buruk atau negatif, melainkan suatu sikap dimana Anda tidak percaya
begitu saja atas terjadinya suatu percaya. Ini modal paling dasar bagi Anda untuk
menjadi citizen journalism. Keingintahuan yang tinggi dibarengi keraguan yang
mendalam.

Pengertian Citizen Journalism
Citizen Journalism adalah warga biasa yang tidak terlatih sebagai wartawan
professional, namun dengan peralatan teknologi informasi yang dimilikinya bisa
menjadi sasi mata atau sebuah peristiwa yang terjadi di sekitarnya, meliput,
mencatat, mengumpulkan, menulis, dan menyiarkannya di media online karena
memiliki semangat berbagi dengan pembaca lainnya.






Unsur-unsur citizen journalism
Warga biasa

Bukan wartawan professional

Terkait fakta atau peristiwa yang terjadi

31
















Memiliki kepekaan atas fakta atau peristiwa yang terjadi itu
Memiliki peralatan teknologi informasi
Memiliki keingintahuan yang tinggi



Memiliki kemampuan menulis atau melaporkan

Memiliki semangat berbagi informasi dengan yang lainnya


Akrab dengan dunia online
Menayankan hasil liputannya di media online

Tidak berharap imbalan atas apa yang ditulisnya

Langkah memulai kegiatan citizen journalism
Untuk memulai dari mana citizen journalism dilakukan, Tony Rogers,
seorang professor jurnalisme menuangkan pendapatnya di situs pengetahuan
About.com milik The New York Times. Rogers mengemukakan lima langkah
memulai kegiatan citizen journalism yang barangkali membantu:
1. Lakukan Riset
Jika Anda berniat terjun menjadi pewarta warga, apakah itu karena
dorongan dari dalam diri karena niat berbagi informasi atau sekedar
eksperimen sebagai aktualisasi diri, yang harus Anda lakukan adalah
mengetahui terlebih dahulu apa makna dan peran citizen journalisms
esungguhnya. Ini terkait dengan perlengkapan yang Anda perlukan saat
melakukan kegiatan jurnalisme warga. Apakah Anda cukup memerlukan alatalat atau perangkat liputan sederhana seperti buku catatan dan pena saja, atau
perangkat yang lebih canggih sebagaimana yang biasa digunakan jurnalis
professional.
2. Temukan Media
Anda juga harus sudah mencari dan menentukan media apa yang
paling tepat untuk menampung konten citizen journalism yang Anda jalani.
Apakah itu sekedar menampung opini, foto, atau video produksi Anda.
Apakah mau membangun blog gratisan dari penyedia blog kenamaan seperti
Blogger.com atau Wordpress.com. Bisa juga Anda membuat situs berbayar
yang lebih professional dengan membeli alamat domain dan menyewa
hosting bagi situs yang Anda bangun. Bedanya selain harus keluar uang
32
untuk mengurus situs berbayar, Anda harus mengurus situs ini dengan cara
professional.
Maksudnya, Anda tidak boleh abai terhadap konten yang harus Anda
buat setiap hari agar pembaca tidak kecewa. Kalaupun tidak setiap hari, ada
kesinambungan dimana Anda membuat konten tersebut, misalnya dua atau
tiga konten, sebab pembaca akan segera kabur dan berlalu jika situs citizen
journalism Anda tidak pernah diperbarui (update).
3. Bangun Media
Setelah menemukan media yang tepat untuk menampung hasil liputan
citizen journalism, sekarang Anda tinggal membuat akun di situs penyedia
blog. Coba belajar dengan cara membanding-bandingkan situs citizen
journalism yang pernah ada di jagat maya ini, lalu pelajari karakteristik dan
gaya dan cara penyampaiannya. Anda harus sudah berkenalan dengan situssitus citizen journalism seperti OhmyNews di Korea Selatan, NowPublic di
Kanada, OkNation di Thailand, Stomp di Singapura.
4. Alat Yang Diperlukan
Sudah tentu Anda akan memerlukan alat kerja sebagai pewarta warga,
tidak semata-mata mengandalkan ingatan atas fakta dan peristiwa. Anda tetap
memerlukan paling tidak pernagkat komputer atau ponsel yang tersambung
ke internet. Saat meliput peristiwa di lapangan, Anda memerlukan sedikitnya
notes atau buku tulis kecil untuk mencatat data dan angka, alat perekam untuk
mewawancarai sumber atau narasumber yang Anda temui jika diperlukan,
juga kamera saku untuk memotret momen-momen penting, dan seterusnya.
Untuk masa sekarang ini, dengan perlengkapan komputer atau ponsel
berinternet, plus yang penting kemauan menjadi pewarta warga, Anda sudah
bisa segera mempraktikan citizen journalism.
5. Temukan Sumber Berita
Setelah syarat-syarat dari satu hingga empat di atas sudah dipenuhi,
sekarang Anda tinggal mencari sumber atau narasumber berita. Anda juga
bisa menemukan orang-orang unik, orang penting, dan “extraordinary
people” di lingkungan Anda berada. Kalau di lingkungan Anda ada orang
33
yang berhasil menggerakan banyak orang karena komitmennya terhadap
lingkungan hidup, misalnya melakukan penanaman kembali di sebuah bukit
gersang, Anda bisa menjadikannya sebagai sumber berita.
Selain manusia atau orang yang berada di sekitar kita sebagai sumber
berita, Anda bisa mencari tempat dimana sumber-sumber berita itu berada.
Sering-seringlah Anda menonton panggung terbuka dan liput siapa yang
manggung disana. Atau pergilah ke kantor kelurahan dan kecamatan, apa
yang terjadi disana. Mungkin disana sedan terjadi pembuatan e-KTP dimana
sedemikian banyak penduduk yang antre datang untuk mendaftarkan
namanya. Nah, selain bisa meliput peristiwa itu, Anda bisa sekaligus masuk
ke persoalan e-KTP dengan wawancara petugas kecamatan atau kelurahan
sekaligus wawancara warga yang sedang antre membuat e-KTP. (Pepih
Nugraha: 2012)
10 Elemen Citizen Journalism:
1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga (citizens)
3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
4. Jurnalis harus tetap independen dari pihak yang mereka liput
5. Jurnalis harus melayani sebagai pemantau independen terhadap
kekuasaan
6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari
publik
7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu menarik dan
relevan
8. Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proposional
9. Jurnalis memiliki kewajiban untuk mengikuti suara nurani mereka
10. Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal-hal yang
terkait dalam berita
Dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News For the Web,
keuntungan dari jurnalisme online adalah:
34





Audience Control: Audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita
yang ingin didapatkannya.

Storage and retrieval: Berita tersimpan dan di akses kembali dengan mudah
oleh audience.

Unlimited Space: Jumlah berita yang disampaikan/ditayangkan kepada
audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.

Immediacy: Informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada
audience.

Multimedia Capability: Memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan
teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya di dalam berita yang akan

diterima oleh audience.

Interactivity: Adanya peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.
2.2.2.3 Tradisi-Tradisi Teori Komunikasi
Robert Craig membagi dunia komunikasi ke dalam tujuh tradisi pemikiran:
(1) semiotik; (2) fenomologis; (3) sibernatika; (4) sosiopsikologis; (5) sosiokultural;
(6) kritis; (7) retoris. Kami ingin memikirkan tradisi-tradisi tersebut sebagai
kesepakatan ebrsama para ahli komunikasi, berdasarkan kesamaan asumsi tentang
komunikasi, berdasarkan kesamaan asumsi tentang komunikasi, keinginan, dan cara
bekerja. Beberapa tradisi komunikasi ini bertentangan dengan yang lainnya,
sementara yang lainnya saling melengkapi. Sebagai sebuah elompok, tradisi-tradisi
tersebut memberikan hubungan yang cukup untuk memperkenankan kita melihat
teori-teori secara bersamaan serta memahami persamaan dan perbedaan mendasar
mereka.


Tradisi Semiotik

Semiotik atau penyelidikan symbol-simbol, membentuk tradisi pemikiran
yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotic terdiri atas
sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda,
ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri.
Penyelidikan tanda-tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat
komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua
perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi.
35


 Tradisi Fenomologis
Teori-teori dalam tradisi fenomologis berasumsi bahwa orang-orang secara
aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamnnya dan mencoba memahami
dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini memperhatikan pada
pengalaman sadar seseorang. Istilah phrnomrnon mrngacu pada kemunculan
sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu,
fenomologi merupaan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia
melalui pengalaman langsung. Anda hendak mengetahui sesuatu dengan
sadar menganalisis serta menguji persepsi dan perasaan Anda tentangnya.
Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomologi. Pertama,
pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar kita akan
mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya. Kedua, makna benda
terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Asumsi ketiga adalah
bahwa Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui
Bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia
itu.



 Tradisi Sibernatika
Sibernatika merupakan tradisi sistem kompleks yang didalamnya banyak
orang saling berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya. Teori-teori dalam
tradisi sibernatika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan
perilaku bekerja. Dalam sibernatika, komunikasi dipahami sebagai sistem
bagian-bagian atau variable-variabel yang saling memengaruhi satu sama
lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan
layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan.



 Tradisi Sosiopsikologis
Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi
sosiopsikologis. Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini memiliki
tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori ini berfokus pada perilaku
sosial individu, variable psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat,
persepsi, serta kognisi. Pandangan psikologis ini melihat manusia sebagai
kesatuan lahiriah dengan karakteristik yang mengarahkannya kepada perilaku
mandiri. Pandangan ini juga melihat pikiran individu sebagai tempat
memproses dan memahami informasi serta menghasilkan pesan, tetapi

36
pandangan ini juga mengakui kekuatan yang dapat dimiliki oleh individu
melebihi individu lain serta efek informasi pada pikiran manusia.


Tradisi Sosiokultural

Pendekatan sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara
pemahaman kita terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang
dijalankan
secara
interaktif
dalam
komunikasi.
Teori-teori
tersebut
mengeksplorasi dunia interaksi yang dihuni oleh manusia, menjelaskan
bahwa realitas bukanlahs eperangkat sususnan di luar kita, tetapi dibentuk
melalui proses interaksi di dalam kelompok, komunitas, dan budaya.


Tradisi Kritis


Tradisi kritik berlawanan dengan banyak asumsi dasar dari tradisi lainnya.
Sangat dipengaruhi oleh karya-karya di Eropa, feminisme, Amerika, dan
kajian-kajian
post-modernisme
dan
post-kolonialisme.
berkembang pesat dan berpengaruh pada teori komunikasi.


Tradisi Retorika

Tradisi
ini

Saat ini, kata retorika sering mengalami penyempitan makna kosong atau
kata-kata ornament yang berlawanan dengan tindakan. Bagaimanapun, dalam
keadaan yang sesungguhnya, kajian retorika mempunyai sejarah yang
berbeda di belahan Barat, abad ke-5 sebelum masehi di Yunani. Fokus dari
Retorika telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam
menggunakan symbol untuk memengaruhi lingkungan di sekitarnya dan
untuk membangun dunia tempat mereka tinggal.

2.2.3.1 Percakapan
Bagi sebagian orang, percakapan merupakan interaksi sehari-hari yang
informal, tetapi dalam teori komunikasi, kata tersebut memiliki makna khusus.
Percakapana dalah sebuah rangkaian interaksi dengan awal dan akhir, pergantian
giliran yang jelas, dan beberapa maksud dan tujuan.
Tradisi Sibernatika
Teori manajemen keselarasan makna (coordinated management of meaningCMM) dikembangkan oleh W. Barnett Pearce, Vernon Cronen, dan kolega
mereka, merupakan sebuah pendekatan komprehensif terhadap interaksi
37
sosial yang memakai tata cara kompleks dari tindakan dan makna yang
selaras dalam komunikasi. Ketika Anda sedang berada dalam sebuah
percakapan, Anda sedang melakukan dua hal. Pertama, Anda memberikan
makna terhadap situasi tersebut serta perilaku dan pesan dari orang lain.
Kedua, Anda memutuskan bagaimana menanggapi atau bertindak dalam
situasi tersebut. CMM membantu kita memahami proses pemaknaan dan
tindakan. Bagaimanapun, teori ini juga mengakui Anda bahwa pekerjaan
Anda lebih dari menafsirkan dan bertindak.
2.2.3.2 Hubungan
Hubungan telah menjadi sebuah subjek penting yang terkait dengan
komunikasi interpersonal sejak tahun 1960-an. Hubungan bisa menjadi suatu masalah
dan mempelajari hubungan bisa menjadi sebuah cara untuk menemukan jawaban
bagi aspek-aspek masalah tersebut.
Tradisi Sibernatika
Tradisi sibernatika memiliki pengaruh yang sangan penting dalam cara
berpikir para akademisi komunikasi tentang hubungan. Hubungan bukanlah
entitas statis yang tidak pernah berubah. Namun, hubungan terdiri atas polapola sibernatika interaksi kata-kata dan tindakan seseorang memberi pengaruh
pada bagaimana orang lain merespon. Kita terus merubah apa yang kita
lakukan dan katakana berdasarkan apa yang kita lakukan dan katakana
ebrdasarkan reaksi orang lain dan sering waktu hubungan mengembangkan
sebuah karakter. Cara lain untuk memikirkan hal ini menggunakan istilah
sibernatika adalah dengan terus merubah perilaku kita terhadap timbal balik
yang kita terima dari orang lain dan dalam sebuah hubungan. Kedua pihak
melakukannya secara bersama-sama.
2.2.3.3 Kelompok
Kelompok memilii beragam kemampuan untuk mengerjakan hal ini dengan
baik. Karena Anda menghabiskan waktu paling banyak dalam kelompok, sangatlah
wajar untuk mempertanyakan keefektifan mereka. Seberapa baik kelompok
mempertimbangkan informasi, seberapa efektif kelompok tersebut menciptakan
piliham, dan seberapa kritis kelompok mengevaluasi semua ide?
Tradisi Sibernatika
38
Tradisi sibernatika sangat membantu kita dalam melihat sistem sifat
kelompok. Walaupun teori-teori dari tradisi ini patut dipertimbangkan, secara
keseluruhan mereka mengingatkan kita bahwa kelompok adalah bagian dari
sistem yang lebih besar dalam kekuatan interaksi. Sebuah kelompok
mendapat input segar dari luar, berhubungan dengan input ini dalam berbagai
cara, dan menciptakan output atau akibat yang memengaruhi sistem yang
lebih besar seperti hanya kelompok itu sendiri.
2.2.2.4 Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah alat yang cukup efektif, baik dan efisien serta
sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang
berkaitan dengan perkembangan awal program-program inovasi baru. Analisis
SWOT merupakan sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi gambaran). SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strenghts
(kekuatan) dan weakness (kelemahan) serta lingkungan eksternal opportunities
(peluang) dan threads (ancaman). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar
yaitu:
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dan
organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dan luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa
depan.
2.2.2.5 Rating dan Share

Rating

Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola
stasiun penyiaran komersial. Perusahaan atau lembaga rating, menyediakan jasa
kepada stasiun penyiaran dengan mengeluarkan laporan rutin mengenai program apa
39
saja yang menjadi unggulan dan program apa saja yang sudah ditinggalkan
audiennya. Rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu
mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau
didengar orang.
Perusahaan atau lembaga rating memberikan laporannya kepada siapa saja
yang bersedia membelinya dengan harga yang cukup mahal. Laporan dapat diberikan
dalam periode harian, mingguan, bulanan, dan dalam periode beberapa bulan sekali.
Lebih dari 50 perusahaan riset di Amerika memberikan jasanya di bidang riset
audien. Dua perusahaan terbesar di bidang ini adalah A.C. Nielsen dan Arbitron.
Rumus menghitung rating:


Rating: Total penonton NET Citizen Journalist/alat Nielsen x 100%
Share

Jumlah audien stasiun televisi juga dihitung berdasarkan persentase rumah

tangga, yang sedang menggunakan pesawat televisi atau households using television
(HUT). Pengukuran HUT berdasarkan atas jumlah rumah tangga yang betul-betul
menggunakan pesawat televisinya (tidak dimatikan) dan bukan berdasarkan jumlah
televisi secara keseluruhan.
Share dari stasiun televisi A, diperoleh dengan cara membagi jumlah
penonton yang menyaksikan acara televise A dengan keseluruhan rumah tangga yang
betul-betul menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien
yang betul-betul menyaksikan televisi A atau bagian dari audien yang betul-betul
menyaksikan acara televisi A, dan hasil pembagian ini disebut dengan Audience
Share. Rumus menghitung share:
Share: Jumlah total penonton NET Citizen Journalist / penonton tv yang
sedang aktif x 100%
Share dan rating sangat dibutuhkan dalam sebuah program TV, karena jika rating dan
share suatu program itu buruk, maka kemungkinan acara atau segmen itu akan
dihilangkan atau diganti formatnya.
40
2.3 Kerangka Pemikiran
• Post Positivisme
• Proses Produksi Berita Segmen Citizen Journalist
• Pra Produksi
• Produksi
• Paska Produksi
• Analisa SWOT
Download