BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State Of The Art Peneliti melakukan kegiatan tinjauan pustaka sebagai pedoman penelitian dalam memberikan gambaran secara umum. Berikut adalah penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti: Pertama, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Hayley Watson, Lemi Baruh, Rachel L. Finn, Salvatore Scivo yang berjudul “CITIZEN (IN) SECURITY: SOCIAL MEDIA, CITIZEN JOURNALISM AND CRISIS RESPONE ”. Topik yang dibahas adalah mengkaji dampak dari penggunaan media sosial dalam krisis pada sosial dan etika. Penulis berpendapat bahwa keterlibatan citizen journalism yang tinggi menghasilkan penyaringan informasi menimbulkan kekhawatiran yang berkaitan dengan penyebaran informasi palsu dan ancaman terhadap privasi individu. Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang Citizen Journalism. Pembedanya adalah Hayley Watson dkk lebih membahas tentang permasalahan yang timbul dalam citizen journalist, sedangkan penulis membahas tentang analisis penayangan segmen citizen journalist. Hasilnya dari karya Hayley Watson, Lemi Baruh, Rachel L. Finn, Salvatore Scivo adalah solusi yang dapat membantu meringankan masalah penyebaran informasi palsu adalah kerjasama antara jurnalis dan media massa. Portal media untuk wadah citizen journalist harus lebih ketat dalam menyarin informasi yang masuk dari citizen journalist seperti pengecekan data, data yang masuk di edit, lalu masuk ke tahap proses penyebaran informasi. Portal media juga harus mempunyai data citizen journalist secara lengkap dan ketat untuk menghindari penyimpangan ID. Jadi, masyarakat bisa berinteraksi dengan media dengan cara menyebar informasi dengan citizen journalist. Tapi, portal media juga harus memperketat lagi agar tidak ada masalah penyebaran informasi dan masalah privasi individu untuk kedepannya. Sumber: http://iscram2014.ist.psu.edu/sites/default/files/misc/proceedings/p145.pdf 7 8 Diakses pada: Minggu, 12 April 2015. Kedua, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Bregtje Van Der Haak (VPRO Television, The Netherlands), Michael Parks (University of Southern California), Manuel Castells (University of Southern California) yang berjudul “THE FUTURE OF JOURNALISM: NETWORKED JOURNALISM ”. Topik yang dibahas adalah masa depan dari journalism. Hasilnya adalah sekarang, seperti di era sebelumnya, sekarang, dan di masa depan, hanya kemerdekaan sejati yang memastikan kelangsungan hidup jurnalisme profesional sebagai barang publik. Wartawan berkontribusi dengan laporan, gambar, informasi, dan pendapat, sehingga memungkinkan untuk praktek jurnalisme untuk memperluas ruang lingkup dan keragaman sumbernya. Tidak ada lagi kemungkinan memaksakan cerita resmi untuk mengesampingkan orang lain. Singkatnya, dalam masyarakat jaringan global, wartawan belum tentu dilengkapi untuk melakukan masing-masing tugas utama jurnalisme. Beberapa pandai mengumpulkan data, fakta, atau gambar, yang lain pandai mengintrepretasikannya. Jurnalisme dalam era digital bukanlah ancaman bagi independensi dan kualitas jurnalisme profesional, tetapi pembebasan dari kontrol yang ketat. Ini adalah kesempatan bagi wartawan untuk masing-masing unggul dengan cara yang unik, dan bagi masyarakat untuk mendapatkan keuntungan. Sumber: http://ijoc.org/index.php/ijoc/article/viewFile/1750/832 Diakses pada: Minggu, 12 April 2015. Ketiga, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Hebatalla El Semary (Department of Mass Communication UAE University), May Al Khaja (Department of Mass Communication UAE University) yang berjudul “The Credibility of Citizen Journalism and Traditional TV Journalism among Emirati Youth: Comparative Study”. Topik yang dibahas adalah kredibilitas tinggi Citizen Journalism dan kredibilitas rendah dari media baru. Hasil penelitian ini datang untuk mengkonfirmasi kredibilitas tinggi CJ dan kredibilitas yang rendah dari media baru. Hasil penelitian mengkonfirmasi kredibilitas tinggi CJ wartawan dibandingkan dengan kredibilitas tradisional. Di sisi lain, kredibilitas tradisional meningkat dengan mengorbankan kredibilitas media baru. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat percaya pada konten, tetapi tidak percaya media yang isinya dapat mudah di manipulasi, seperti dalam kasus media baru. Sebagai penggunaan internet dan 9 teknologi web, menimbulkan pendekatan kredibilitas Citizen Journalist. Alokasi beberapa surat kabar seperti Washington Post halaman penuh untuk artikel oleh Citizen Journalist menekankan status meningkatnya Citizen Journalism kepada publik. Sumber: http://www.aijcrnet.com/journals/Vol_3_No_11_Novembe_2013/6.pdf Diakses pada: Minggu, 12 April 2015. Keempat, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Bapak Rahmat Edi Irawan yang berjudul “APLIKASI CITIZEN JOURNALISM DI ERA KONVERGENSI MEDIA”. Topik yang dibahas adalah konsep dan penerapan citizen journalism pada media televisi di era konvergensi media. Tujuan penelitiannya adalah untuk menjelaskan konsep dan memperlihatkan aplikasi penerapan citizen journalism pada media televisi di era konvergensi media. Persamaannya adalah penulis sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pembedanya adalah Bapak rahmat Edi Irawan menggunakan metode penelitian yang didapat dari studi literatur, sedangkan penulis melalui observasi dan wawancara. Hasilnya penelitian menunjukkan bahwa aplikasi citizen journalism di media televisi juga makin dipermudah dengan mulai masuknya televisi pada era konvergensi media; atau membaurnya media yang saling berbeda, seperti media televisi dengan media cetak, media radio maupun internet. Sumber: Library online Binus Maya. Diakses pada: Minggu, 12 April 2015. Kelima, penulis membandingkan karya penulis dengan karya Diyah Dewi Gayatri yang berjudul “KEBIJAKAN REDAKSIONAL DALAM PEMBERITAAN METRO TV (ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF PADA ACARA CITIZEN JOURNALIST WIDESHOT)”. Topik yang dibahas adalah bentuk kebijakan redaksional program acara Citizen Journalist Wide Shot. Pembedanya adalah Diyah Dewi Gayatri membahas tentang kebijakan redaksional sebagai topik utama, sedangkan penulis membahas kebijakan sebagai sub bahasan, penulis lebih membahas tentang analisis kerja segmen citizen journalist di NET 10. Diyah Dewi Gayatri memakai teori Agenda Setting, sedangkan penulis tidak memakai teori tersebut. Persamaannya adalah kami sama-sama membahas tentang citizen journalist dan memakai jenis penelitian kualitatif. Hasilnya dari karya Diyah Dewi Gayatri adalah Hasil kebijakan redaksional terdiri dari kebijakan internal dan eksternal, 10 kebijakan internal meliputi: kebijakan pengambilan keputusan berita, kebijakan produksi berita, dan kebijakan etika jurnalistik. Kebijakan eksternal meliputi kriteriakriteria yang harus dipenuhi oleh warga. Kebijakan redaksional selain mempengaruhi bentuk video liputan warga juga mempengaruhi bentuk citizen journalism yang diaplikasikan pada media televisi, serta mempengaruhi pemberitaan dalam acara tersebut, hal tersebut dikarenakan adanya proses agenda setting dengan penekanan pada isu-isu tertentu yang terlihat pada tema liputan yang sering ditayangkan. Sumber: http://www.academia.edu/4598865/JURNAL_Diyah_Dewi_Gayatri Diakses pada: Minggu, 12 April 2015. Tabel 2.1 State Of The Art Topik Hayley Bregtje Van Hebatalla Watson, Lemi Der Haak, El Semary, Rahmat Edi Baruh, Rachel Michael May Al L. Finn, Parks, Khaja Salvatore Manuel Scivo. Castells Mengkaji dampak dari penggunaan Membahas media sosial dalam krisis pada sosial dan etika. Penulis berpendapat bahwa keterlibatan citizen journalism yang tinggi menghasilkan penyaringan informasi menimbulkan kekhawatiran yang berkaitan dengan penyebaran tentang masa depan dari journalism. Bapak Gayatri Irawan Membahas Membahas tentang Diyah Dewi konsep dan kredibilitas penerapan Membahas bentuk kebijakan redaksional tinggi citizen program acara Citizen journalism Citizen Journalist Journalism pada media dan televisi di era kredibilitas konvergensi rendah dari media baru media. 11 informasi palsu dan ancaman terhadap privasi individu. Teori - Citizen journalism - Networked Journalism - Crowdsourci - Komunikasi ng and UserGenerated - Key - Citizen Citizen findings Journalism - Media massa journalism -Data collection - Komunikasi Agenda setting Content - Data Mining, Data -The scale of the study Analysis, Komunikasi Data Visualization, and Mapping - Visual Journalism - Point of View Journalism Metod Kualitatif Kualitatif Kuantitatif Kualitatif Kualitatif Hasil dari Hasilnya Hasil Hasil dari Hasil dari karya karya Hayley adalah penelitian karya Bapak Diyah Dewi Watson, Lemi sekarang, mengkonfi Rahmat Edi Gayatri adalah Baruh, Rachel seperti di era rmasi Irawan kebijakan L. Finn, sebelumnya, kredibilitas adalah citizen redaksional terdiri Salvatore sekarang, tinggi CJ journalism dari kebijakan Scivo adalah dan di masa wartawan makin internal dan solusi yang depan, hanya dibandingk mendapatkan eksternal, dapat kemerdekaan an dengan kebijakan internal membantu sejati yang kredibilitas televisi meliputi: meringankan memastikan tradisional. karena kebijakan masalah kelangsunga Di sisi melibatkan pengambilan penyebaran n hidup lain, penonton.Fak keputusan berita, informasi jurnalisme kredibilitas tor kebijakan palsu adalah profesional tradisional produksi berita, e Hasil tempat di keterlibatan 12 kerjasama sebagai meningkat atau dan kebijakan antara jurnalis barang dengan kehadiran etika jurnalistik. dan media publik. mengorban penonton Kebijakan massa. Portal Wartawan kan eksternal meliputi media untuk berkontribusi kredibilitas kunci penting kriteria-kriteria wadah citizen dengan media bagi yang harus journalist laporan, baru. Hal kesuksesan dipenuhi oleh harus lebih gambar, ini televisi. warga. Kebijakan ketat dalam informasi, menjelaska Konsep redaksional selain menyarin dan n bahwa citizen mempengaruhi informasi yang pendapat, masyaraka journalism bentuk video masuk dari sehingga t percaya yang awalnya liputan warga citizen memungkink pada lebih cocok juga journalist an untuk konten, diterapkan di mempengaruhi seperti praktek tetapi tidak radio dan bentuk citizen pengecekan jurnalisme percaya media online, journalism yang data, data yang untuk media akhirnya diaplikasikan masuk di edit, memperluas yang sukses di pada media lalu masuk ke ruang isinya televisi televisi, serta tahap proses lingkup dan dapat berkat mempengaruhi penyebaran keragaman mudah di teknologi pemberitaan informasi. sumbernya. manipulasi yang dalam acara Portal media Tidak ada , seperti memungkink tersebut, hal juga harus lagi dalam an. tersebut mempunyai kemungkinan kasus Kehadiran dikarenakan data citizen memaksakan media jurnalis adanya proses journalist cerita resmi baru. amatir bukan agenda setting secara lengkap untuk Sebagai hanya dengan dan ketat mengesampi penggunaa sebagai penekanan pada untuk ngkan orang n internet pelengkap, isu-isu tertentu menghindari lain. dan tetapi yang terlihat pada penyimpangan Singkatnya, teknologi menjadi tema liputan yang ID. Jadi, dalam web, keharusan di sering menjadi 13 masyarakat masyarakat menimbul stasiun bisa jaringan kan televisi yang berinteraksi global, pendekata akan datang. dengan media wartawan n dengan cara belum tentu kredibilitas menyebar dilengkapi Citizen informasi untuk Journalist. dengan citizen melakukan Alokasi journalist. masing- beberapa Tapi, portal masing tugas surat kabar media juga utama seperti harus jurnalisme. Washingto memperketat Beberapa n Post lagi agar tidak pandai halaman ada masalah mengumpulk penuh penyebaran an data, untuk informasi dan fakta, atau artikel masalah gambar, yang oleh privasi lain pandai Citizen individu untuk mengintrepre Journalist kedepannya tasikannya. menekank Jurnalisme an status dalam era meningkat digital nya bukanlah Citizen ancaman Journalism bagi kepada independensi publik dan kualitas jurnalisme profesional, tetapi pembebasan ditayangkan 14 dari kontrol yang ketat. Ini adalah kesempatan bagi wartawan untuk masingmasing unggul dengan cara yang unik, dan bagi masyarakat untuk mendapatkan keuntungan 15 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Teori Umum 2.2.1.1 Komunikasi Istilah komunikasi kian hari kian populer. Begitu populernya sampai muncul berbagai macam istila komunikasi. Ada komunikasi timbal balik, tatap muka, langsung, tidak langsung, vertikal, horizontal, dua arah dan lain sebagainya. Sebenarnya istilah-istilah seperti ini tidak perlu membingungkan kita. Apa pun istilahnya, bila kita tetap berpijak pada objek formal ilmnu komunikasi dan memahami ruang libkupnya, semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing – masing. Salah satu persoalan dalam memberi pengertian atau definisi tentang komunikasi, yakni banyakya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika, dan sebagainya. Jadi, pengertian komunikasi tidak sesederhana yang kita lihat sebab para pakar memberi definisi menurut pemahaman dan perspektif masing – masing. Ada definisi yang panjang dan ada pula yang pendek, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Demikian pula apa yang ditekankan dalam definisi yang mereka buat kadang berbeda satu sama lain. Misalnya, para pakar filsafat memberi pengertian atau definisi dengan menekankan aspek arti (meaning) dan signifikansi pesan, kalangan psikolog melihat hubungan sebab akibat dari komunikasi dalam hubungannya dengan individu, para pakar sosiologi dan antropologi melihat bagaimana komunikasi digunakan dalam konteks masyarakat dan budaya, para pakar ilmu politik melihat komunikasi dalam kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap masalah – masalah pemerintahan, para insinyur elektronika melihat bagaimana metode mengirim pesan – pesan melalui arus listrik. 16 2.2.1.2 Unsur – Unsur Komunikasi Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau di dukung oleh adanya sumber, pesan, media penerima, dan efek. Unsur – unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information. Media Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam – macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya 17 surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sementara itu, media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette dan semacamnya. Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan batas – batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multimedia) antara satu sama lainnya. Selain media komunikasi seperti di atas, kegiatan dan tempat – tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah – rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tida ada penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi. 18 Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982). Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengatahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan. Tanggapan Balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal – hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber. Lingkungan Lingkungan atau situasi ialah faktor – faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan ats empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos, atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial. Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. 19 2.2.1.3 Komunikasi Massa Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka atau dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Dengan bantuan dari media – media tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan pesan – pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu. Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Sebagai sarana komunikasi massa, media massa dapat dikelompokkan menadi dua kelompok, yaitu media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan lainnya) dan media elektronik (televisi, radio, bioskop, internet, dan lainnya). Keberadaan media tersebut tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi itu sendiri. Pada umumnya perkembangan media elektronik khususnya televisi lebih pesat bila dibandingkan dengan media cetak, namun pada dasarnya kedua media tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keduanya sangat dibutuhkan sebagai sarana komunikasi massa yang tepat. Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesan – pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, di mana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan teori komunikasi 20 massa dibutuhkan untuk membedakan atau memodifikasi teori-teori yang termasuk dalam elemen komunikasi ujaran, atau penundaan penerimaan pesan, kompleksnya organisasi media selain penciptaan pesan yang diterima, penonjolan pesan, penyebaran pesan media, dan kegunaan lain dari sistem komunikasi massa. 2.2.3.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam catatan sejarah publisistik, komunikasi massa dimulai satu setengah abad setelah mesin cetak ditemukan oleh Johan Gutenberg. Sejak itu, dimulailah suatu zaman yang dikenal dengan Zaman Publisistik atau awal dari era Komunikasi Massa. Stappers dalam disertasinya yang ditulis tahun 1966 menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah objek dari publisistikwissenschaft. Adapun zaman sebelumnya dikenal sebagai Zaman PraPublisistik. Istilah Publisistik seringkali dipakai dalam arti yang identik dengan istilah Komunikasi Massa. Hagemann (1966) mengembangkan Publizistik dengan menitikberatkan oleh Dovifat (1968) dengan objek penelitiannya mengenai pernyataan publik (offentliche aussage). Dovifat mendefinisikan publisistik sebagai segala usaha untuk menggerakan dan membimbing tingkah laku publik secara rohaniah. Dikemukakan pula bahwa terdapat enam unsur pokok publisistik, yakni sebagai berikut: 1. Ditujukan kepada publik (offentlichkeit) 2. Bersifat aktual (aktualitat) 3. Berdasarkan norma (gesinnung) 4. Persuasi atau koersif kolektif (uberzeugung oder kollektieve ausrichtung) 5. Menggunakan pernyataan yang jelas dan mengesankan (anschaulichkeit und eindringlichkeit) 6. Digerakkan oleh orang-orang yang memilii kepribadian (die publizistiche personlichkeit) 21 2.2.1.4 Unsur – Unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), serta efek (effect). Menurut Harold D. Laswell, unsur-unsur tersebut untuk memahami komunikasi massa. Untuk itu, kita harus mengerti unsur-unsur yang di formulasikan dalam bentuk pertanyaan beikut ini: 1. Unsur Who (Sumber atau Komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionallized person). Yang dimaksud dengan institutionallized (lembaga atau organisasi) adalah perusahan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Adapun yang dimaksud dengan person adalah redaktur surat kabar. Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas organisasi. Prinsip kerja organisasi tidak berbeda dengan komunikator individual. Organisasi juga bertindak selaku decoder, interprter dan encoder. Dalam organisasi surat kabar, misalnya, masukan di-decode dilakukan oleh para wartawan atau suatu tim redaksi. Merekalah yang menilai, memeriksa, memperluas, menyusun menjadi berita, menentukan judul, posisi halaman, mencetak, serta menyebarluaskan. Dengan demikian, organisasi mempunyai ratio out put yang apa yang dapat dilakukan oleh komunikator perorangan, meski esensinya sama. 2. Unsur Says what (Pesan) Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi sanggup melakukan encode ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi, pesan-pesan komunikasi massa dapat di produksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak. Karakteristik pesan-pesan komunikasi massa: 22 a. Publicy Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang per orang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik. Semua anggota mengetahui bahwa orang lain juga menerima pesan yang sama, dan disampaikan secara publicy. b. Rapid Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat secara massal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad. c. Transient Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film, transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio visual merupakan kekecualian. Hal itu merupakan kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional. 3. Unsur In Which Channel (Saluran atau Media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut, pesan yang di komunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat, luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi, dan media dotcom. Saluran yang di maksudkan di sini bukanlah aspek-aspek teknis media, melainkan aspek psikologis sosialnya. Sebagai contoh adalah kapasitas. Ciri-ciri dari masingmasing media adalah membawakan pesan komunikasi, fungsi, dan perannya dalam kehidupan sosial, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya. 4. Unsur To Whom (Penerima atau Mass Audience) Unsur To Whom adalah yang menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa. Ia adalah orang yang membaca surat kabar, yang membuka halaman- 23 halaman majalah, yang sedang mendengarkan berita radio, yang sedang menikmati film di bioskop atau film televisi, dan orang yang sedang browsing internet. 5. Unsur With What Effect (Unsur Efek atau Akibat) Unsur ini sesungguhnya lekat pada unsur audience. Efek adlaah perubahanperubahan yang terjadi didalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Verlo mengklasifikasikan efek atau perubahan ini kedalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan itu biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan pengetahuan. 2.2.1.5 Media Massa Dalam mengisahkan sejarah media massa, kita berhadapan dengan empat elemen utama yang signifikan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas, yaitu: Tujuan, kebutuhan, atau penggunaan komunikasi tertentu Teknologi untuk berkomunikasi kepada massa dengan adanya jarak Bentuk-bentuk organisasi sosial yang menyediakan keahlian dan kerangka untuk mengatur produksi dan distribusi Bentuk-bentuk peraturan dan kontrol Elemen-elemen tersebut tidak memiliki hubungan yang kaku antara satu sama lain dan sangat bergantung pada keadaan waktu dan tempat. Terkadang sebuah teknologi komunikasi diterapkan karena kebutuhan atau penggunaan yang sudah terlebih dahulu ada, seperti teknologi cetak menggantikan salin tangan atau telegraf menggantikan perpindhan fisik dari pesan penting. Namun, terkadang teknologi seperti film atau siaran radio yang muncul mendahului adanya kebutuhan yang jelas. Kombinasi elemen-elemen di atas yang sesungguhnya terjadi biasanya tergantung baik pada faktor bahan maupun ciri dari iklim sosial budaya yang sulit dijelaskan. Meskipun demikian, sangat mungkin bahwa pada derajat tertentu dari kebebasan berpikir, berekspresi, dan bertindak merupakan kondisi utama 24 yang paling penting bagi perkembangan media cetak dan media lainnya, walaupun tidak demikian pada saat penemuan awal. Teknik percetakan dan penggunaan huruf yang dapat digeser-geser telah diketahui dan diterapkan di China dan Korea jauh sebelum Guttenberg dianggap sebagai penemu mesin cetak (dari Eropa) pada pertengahan abad ke-15 (Gunaratne, 2001). Secara umum, jika suatu masyarakat semakin terbuka, semakin muncul kecenderungan untuk mengembangkan teknologi komunikasi kepada potensi tertingginya, terutama dalam artian tersedia secara universal dan digunakan secara luas. Rezim yang lebih tertutup atau represif biasanya akan membatasi perkembangan atau menetapkan batasan yang ketat terhadap penggunaan teknologi media. 2.2.1.6 Peran Media Massa (Denis McQuail: 2012) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni : a. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi. b. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat. c. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat. d. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan norma 2.2.1.7 Televisi Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak bernama televisi. Iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis ke dalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Fansworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939. Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make-up biru tebal agar dapat 25 terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi keringat yang membanjir di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasan. Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya. 2.2.1.8 Televisi Sebagai Media Massa Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya untuk membawa penonton ke lokasi kejadian dengan menggunakan gambar. Gambar yang di kombinasikan dengan suara alami adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang sangat kuat kepada penonton. Dikatakan bahwa gambar dapat bercerita jauh lebih banyak dibandingkan dengan kata-kata. Televisi merupakan suatu bentuk media massa sebagai alat komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk media mass yaitu siaran radio, televisi, film yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang keduanya termasuk media cetak. 2.2.1.9 Berita dan Jurnalisme Banyaknya definisi berita yang berbeda-beda dikemukakan pakar komunikasi, sangat wajar mengingat definisi berita tidak ada yang baku. Freda Morris (1996) dalam bukunya Broadcast Journalism Techniques mengemukakan “News is immediate, the important, the things that have impact on our lives.” Artinya, berita adalah sesuatu yang baru. penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Terdiri dari unsur baru, penting, dan bermanfaat bagi manusia. Sementara JB Wahyudi melengkapi definisi berita, yaitu laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. 26 Unsur pelengkap definisi sebelumnya karya jurnalistik harus dipublikasikan melalui media. Berita telah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Setiap hari ribuan berita menghampiri kehidupan kita. Pagi hari, koran memuat berita yang terjadi pada hari sebelumnya. Radio dan televisi menyiarkan berita yang bukan bukan hanya berasal dari kejadian hari kemarin, namun juga berita yang sedang terjadi secara langsung (live). Perkembangan teknologi komunikasi berbasis komputer yang dikenal sevagai internet juga mempercepat penyebaran berita. Berita yang dihadirkan oleh beragam media massa ini juga terdiri dari berbagai jenis berita, mulai dari berita politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, olahraga, dan lain sebagainya. Dilihat dari lokasi kejadian yang diberitakan juga berbagai macam, mulai dari kejadian yang terjadi di tingkat lokal sampai peristiwa yang terjadi di tingkat nasional. Bahkan dengan semakin pesatnya teknologi pemberitaan kita bisa mengetahui peristiwa yang terjadi di dekat kita. Sebuah ilustrasi: kita bisa jadi mengetahui berita tentang tetangga kita yang melahirkan lebih lambat daripada kita mengetahui berita tentang artis terkenal yang melahirkan. Sebaliknya juga, sangat dimungkinkan orang yang berada di luar negeri mengetahui tentang peristiwa yang terjadi di negara kita lebihc epat daripada kita, yang berada di dalam negeri, mengetahui peristiwa tersebut. Sebuah contoh nyata: berita tentang gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Aceh dan sekitarnya yang lebih dahlu diberitakan jaringan televisi internasional dari luar negeri, bukan oleh stasiun televisi Indonesia. Akibatnya, masyarakat internasional lebih dahulu mengetahui tentang bencana dahsyat ini daripada masyarakat di dalam negeri. Jurnalisme adalah pekerjaan mengumpulkan, mengolah, menyusun, mengolah, dan menyajikan tentang berita sehari-hari. Tujuan jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat untuk diberikan ke masykarakat. Media massa adalah alat dari jurnalisme yang digunakan dalam penyampaian pesan – pesan dari sumber ke khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, tv. Selain itu, pada masa sekarang ini, internet juga menjadi salah satu media massa yang digunakan sebagai alat jurnalisme. Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2014) 27 Jenis – Jenis Berita 2.2.1.10 Secara garis besar, berita dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu hardnews dan softnews. 1. Hardnews Hardnews adalah jenis berita langsung yang memiliki sifat timely atau terikat waktu. Berita jenis ini sangat tergantung pada aktualitas waktu, sehingga keterlambatan berita akan menyebabkan berita menjadi basi. Beberapa peristiwa yang bisa digolongkan sebagai hardnews antara lain: rapat kabinet, peristiwa olahraga, kecelakaan, bencana alam, dan meninggalnya orang terkenal. Sebagai contoh: berita hasil pertandingan sepak bola yang selalu di update sesaat setelah pertandingan. Bahkan saat pertandingan berlangsung, berita tentang skor pertandingan selalu diperbarui oleh stasiun televisi melalui running text. 2. Softnews Softnews adalah berita tidak langsung yang tidak memiliki sifat timeless atau tidak terikat waktu. Berita jenis ini tidak tergantung pada waktu sehingga selalu bisa dibaca, didengar, dan dilihat kapan pun tanpa terikat pada aktualitas. Beberapa peristiwa yang bisa di klasifikasikan dalam berita jenis ini antara lain: penemuan ilmiah, dan kisah sukses, dan kisah tragis. Sebagai contoh: berita tentang kesuksesan Diego Maradona mencetak gol dengan tangan pada Piala Dunia 1986 yang dikenal sebagai gol tangan Tuhan. Kesuksesan Diego Maradona sampai saat ini selalu menarik untuk diberitakan dari beragam perspektif, baik yang pro maupun yang kontra atas gol paling kontroversial sepnjang sejarah sepak bola ini. 2.2.1.11 Kriteria Layak Berita (Newsworthiness) Banyaknya berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia menyebabkan perlu kiranya ada kriteria peristiwa layak disebut sebagai berita. Berikut ini beberapa kriteria tentang kelayakan berita. Timeliness dan immediacy 28 Peristiwa yang memiliki kelayakan berita yaitu peristiwa yang segar, baru terjadi beberapa jam lalu atau bahkan beberapa detik yang lalu (Dash, 2007). Dengan kata lain, peristiwa yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang layak menjadi berita. Ini berarti semakin baru peristiwa, maka semakin memiliki kelayakan berita. Bahkan dalam jurnalisme penyiaran, kebaruan ini bisa berarti berita yang sedang disiarkan adalah berita yang sedan terjadi (real time). Dalam hal ini, aktualitas (peristiwa/perkembangan baru) menjadi pertimbangan utama tentang kelayakan berita. Sebagai contoh: berita tentang hasil penghitungan suara dalam pemilu akan memiliki nilai layak berita jika segera setelah hasil pemilu diumumkan. Proximity Peristiwa yang layak menjadi berita bisa juga dilihat dari unsur kedekatan (geografis, emosional) dengan pembaca, relavansi bagi pembaca. Semakin dekat kita dengan peristiwa, maka semakin penting berita tentang peristiwa tersebut bagi kita (Dash, 20077). Sebagai contoh: kontroversi tentang keistimewaan Yogyakarta layak menjadi berita bagi media massa di Yogyakarta, namun tidak demikian halnya dengan di daerah lainnya. Di daerah lain di luar Provinsi Yogyakarta, isu tentang keistimewaan Yogyakarta tidak sepenting dengan di dalam Provinsi Yogyakarta. Selain kedekatan secara greogafis, proximity juga bisa menyangkut aspek emosional. Sebagai contoh: berita tentang hukuman mati atas tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia di Arab Saudi layak menjadi berita utama bagi stasiun televisi di Indonesia, namun bisa jadi justru di Arab Saudi hal ini tidak menjadi berita utama. 2.2.2 Teori Khusus 2.2.2.1 Produksi Program Berita di Televisi Proses produksi berita televisi menurut Andi Fachruddin dalam buku Dasar-Dasar Produksi Siara Televisi adalah sebagai berikut: 1. Pra Produksi 29 Perencanaan dan detail petunjuk pelaksanaan produksi konten audiovisual harus dibuat terlebih dahulu. Perencanaan pengambilan gambar, story board, sehingga memiliki panduan dalam mengatur shot. Ide peliputan dibahas dalam sebuah rapat redaksi membicarakan setiap ide liputan dan menimbangnya dari berbagai hal. Pembahasan rapat termasuk focus pada informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam, dan narasumber yang harus diwawancarai. 2. Produksi Ide atau rencana yang dibuat dengan wishlist setelah disepakati redaksi bisa jadi berbeda dengan kondisi di lapangan. Redaksi dan jurnalis televisi melakukan komunikasi terus untuk memantau perkembangan setiap isu penting dan menarik. Realita narasumber tidak sesuai yang dibayangkan, perkembangan di lapangan yang jauh lebih menarik, dan hambatan eksternal (alami) yang tak terduga. Maka seorang jurnalis harus memiliki alternatif rencana, sehingga prose’s produksi bisa berjalan sesuai rencana. Serta memastikan ketersediaan materi berita tidak kehilangan momentum apalagi dengan competitor kuatnya. 3. Pasca produksi Menjelang berita on air, rapat redaksi (istilahnya: budgeting) menyusun komposisi berita berdasarkan kebijakan redaksi dalam sebuah “rundown program berita”. Rapat final mengevaluasi urgensi berita dalam rundown (akan ditayangkan), apakah sesuai dengan rapat redaksi di awal serta mensinkronkannya dengan situasi terakhir. Editing naskah oleh produser dan editing gambar oleh editor diproses bersamaan. Dalam tahap ini, segala aspek teknis naskah dan gambar yang akan ditayangkan diperhitungkan. Gambar biru (bluish), tidak focus, goyang sedapat mungkin tidak dipergunakan kecuali memiliki nilai berita besar (karya jurnalistik televisi) dan gambar yang standar broadcast belum diterima 2.2.2.2 Citizen Journalist Memang ada banyak istilah sebelum citizen journalism dikenal secara luas seperti sekarang ini, antara lain civic journalism, participatory journalism, atau public journalism. Akan tetapi, ketika sebuah situs berbasis users generated content bernama OhmyNews lahir di Korea Selatan pada awal tahun 2000-an, istilah citizen journalism digunakan secara meluas. 30 Citizen journalism dimaksudkan sebagai kegiatan warga biasa yang bukan wartawan prodesional mengumpulkan fakta di lapangan atas sebuah peristiwa, menyusun, menulis, dan melaporkan hasil liputannya di media sosial. Di sini saling berhadapan antara pewarta warga (citizen journalist) dengan jurnalis professional yang dibayar karena pekerjaannya itu. Media massa tempat dimana jurnalis professional bekerja berhadapan dengan media sosial dimana pewarta warga menayangkan beritanya. Jurnalis professional yang dibayar dan jurnalis warga yang tidak dibayar. Contohnya adalah saat kasus tsunami di Aceh, gambar bergerak paling hidup adalah hasil rekaman Cut Putri menggunakan handycam yang sedianya untuk mengabadikan sebuah hajatan pernikahan. Stasiun televisi Metro mengambil momen ini dengan menayangkan berulang-ulang hasil rekaman Cut Putri, yang menggambarkan betapa dahsyatnya tsunami Aceh, yang kita tahu melenyapkan ratusan ribu nyawa dalam sekejap. Dua hal penting yang harus dimiliki sebelum terjun ke dunia jurnalistik, termasuk melakoni citizen journalism adalah curiosity dan skeptic. Curiosity adalah keingintahuan yang tinggi terhadap segala hal, fakta maupun peristiwa. Sedangkan skeptic adalah sikap ragu atas fakta maupun peristiwa yang terjadi. “Ragu” disini bukanlah sifat buruk atau negatif, melainkan suatu sikap dimana Anda tidak percaya begitu saja atas terjadinya suatu percaya. Ini modal paling dasar bagi Anda untuk menjadi citizen journalism. Keingintahuan yang tinggi dibarengi keraguan yang mendalam. Pengertian Citizen Journalism Citizen Journalism adalah warga biasa yang tidak terlatih sebagai wartawan professional, namun dengan peralatan teknologi informasi yang dimilikinya bisa menjadi sasi mata atau sebuah peristiwa yang terjadi di sekitarnya, meliput, mencatat, mengumpulkan, menulis, dan menyiarkannya di media online karena memiliki semangat berbagi dengan pembaca lainnya. Unsur-unsur citizen journalism Warga biasa Bukan wartawan professional Terkait fakta atau peristiwa yang terjadi 31 Memiliki kepekaan atas fakta atau peristiwa yang terjadi itu Memiliki peralatan teknologi informasi Memiliki keingintahuan yang tinggi Memiliki kemampuan menulis atau melaporkan Memiliki semangat berbagi informasi dengan yang lainnya Akrab dengan dunia online Menayankan hasil liputannya di media online Tidak berharap imbalan atas apa yang ditulisnya Langkah memulai kegiatan citizen journalism Untuk memulai dari mana citizen journalism dilakukan, Tony Rogers, seorang professor jurnalisme menuangkan pendapatnya di situs pengetahuan About.com milik The New York Times. Rogers mengemukakan lima langkah memulai kegiatan citizen journalism yang barangkali membantu: 1. Lakukan Riset Jika Anda berniat terjun menjadi pewarta warga, apakah itu karena dorongan dari dalam diri karena niat berbagi informasi atau sekedar eksperimen sebagai aktualisasi diri, yang harus Anda lakukan adalah mengetahui terlebih dahulu apa makna dan peran citizen journalisms esungguhnya. Ini terkait dengan perlengkapan yang Anda perlukan saat melakukan kegiatan jurnalisme warga. Apakah Anda cukup memerlukan alatalat atau perangkat liputan sederhana seperti buku catatan dan pena saja, atau perangkat yang lebih canggih sebagaimana yang biasa digunakan jurnalis professional. 2. Temukan Media Anda juga harus sudah mencari dan menentukan media apa yang paling tepat untuk menampung konten citizen journalism yang Anda jalani. Apakah itu sekedar menampung opini, foto, atau video produksi Anda. Apakah mau membangun blog gratisan dari penyedia blog kenamaan seperti Blogger.com atau Wordpress.com. Bisa juga Anda membuat situs berbayar yang lebih professional dengan membeli alamat domain dan menyewa hosting bagi situs yang Anda bangun. Bedanya selain harus keluar uang 32 untuk mengurus situs berbayar, Anda harus mengurus situs ini dengan cara professional. Maksudnya, Anda tidak boleh abai terhadap konten yang harus Anda buat setiap hari agar pembaca tidak kecewa. Kalaupun tidak setiap hari, ada kesinambungan dimana Anda membuat konten tersebut, misalnya dua atau tiga konten, sebab pembaca akan segera kabur dan berlalu jika situs citizen journalism Anda tidak pernah diperbarui (update). 3. Bangun Media Setelah menemukan media yang tepat untuk menampung hasil liputan citizen journalism, sekarang Anda tinggal membuat akun di situs penyedia blog. Coba belajar dengan cara membanding-bandingkan situs citizen journalism yang pernah ada di jagat maya ini, lalu pelajari karakteristik dan gaya dan cara penyampaiannya. Anda harus sudah berkenalan dengan situssitus citizen journalism seperti OhmyNews di Korea Selatan, NowPublic di Kanada, OkNation di Thailand, Stomp di Singapura. 4. Alat Yang Diperlukan Sudah tentu Anda akan memerlukan alat kerja sebagai pewarta warga, tidak semata-mata mengandalkan ingatan atas fakta dan peristiwa. Anda tetap memerlukan paling tidak pernagkat komputer atau ponsel yang tersambung ke internet. Saat meliput peristiwa di lapangan, Anda memerlukan sedikitnya notes atau buku tulis kecil untuk mencatat data dan angka, alat perekam untuk mewawancarai sumber atau narasumber yang Anda temui jika diperlukan, juga kamera saku untuk memotret momen-momen penting, dan seterusnya. Untuk masa sekarang ini, dengan perlengkapan komputer atau ponsel berinternet, plus yang penting kemauan menjadi pewarta warga, Anda sudah bisa segera mempraktikan citizen journalism. 5. Temukan Sumber Berita Setelah syarat-syarat dari satu hingga empat di atas sudah dipenuhi, sekarang Anda tinggal mencari sumber atau narasumber berita. Anda juga bisa menemukan orang-orang unik, orang penting, dan “extraordinary people” di lingkungan Anda berada. Kalau di lingkungan Anda ada orang 33 yang berhasil menggerakan banyak orang karena komitmennya terhadap lingkungan hidup, misalnya melakukan penanaman kembali di sebuah bukit gersang, Anda bisa menjadikannya sebagai sumber berita. Selain manusia atau orang yang berada di sekitar kita sebagai sumber berita, Anda bisa mencari tempat dimana sumber-sumber berita itu berada. Sering-seringlah Anda menonton panggung terbuka dan liput siapa yang manggung disana. Atau pergilah ke kantor kelurahan dan kecamatan, apa yang terjadi disana. Mungkin disana sedan terjadi pembuatan e-KTP dimana sedemikian banyak penduduk yang antre datang untuk mendaftarkan namanya. Nah, selain bisa meliput peristiwa itu, Anda bisa sekaligus masuk ke persoalan e-KTP dengan wawancara petugas kecamatan atau kelurahan sekaligus wawancara warga yang sedang antre membuat e-KTP. (Pepih Nugraha: 2012) 10 Elemen Citizen Journalism: 1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran 2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga (citizens) 3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi 4. Jurnalis harus tetap independen dari pihak yang mereka liput 5. Jurnalis harus melayani sebagai pemantau independen terhadap kekuasaan 6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari publik 7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu menarik dan relevan 8. Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proposional 9. Jurnalis memiliki kewajiban untuk mengikuti suara nurani mereka 10. Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal-hal yang terkait dalam berita Dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News For the Web, keuntungan dari jurnalisme online adalah: 34 Audience Control: Audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya. Storage and retrieval: Berita tersimpan dan di akses kembali dengan mudah oleh audience. Unlimited Space: Jumlah berita yang disampaikan/ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya. Immediacy: Informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience. Multimedia Capability: Memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience. Interactivity: Adanya peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita. 2.2.2.3 Tradisi-Tradisi Teori Komunikasi Robert Craig membagi dunia komunikasi ke dalam tujuh tradisi pemikiran: (1) semiotik; (2) fenomologis; (3) sibernatika; (4) sosiopsikologis; (5) sosiokultural; (6) kritis; (7) retoris. Kami ingin memikirkan tradisi-tradisi tersebut sebagai kesepakatan ebrsama para ahli komunikasi, berdasarkan kesamaan asumsi tentang komunikasi, berdasarkan kesamaan asumsi tentang komunikasi, keinginan, dan cara bekerja. Beberapa tradisi komunikasi ini bertentangan dengan yang lainnya, sementara yang lainnya saling melengkapi. Sebagai sebuah elompok, tradisi-tradisi tersebut memberikan hubungan yang cukup untuk memperkenankan kita melihat teori-teori secara bersamaan serta memahami persamaan dan perbedaan mendasar mereka. Tradisi Semiotik Semiotik atau penyelidikan symbol-simbol, membentuk tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotic terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi. 35 Tradisi Fenomologis Teori-teori dalam tradisi fenomologis berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamnnya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang. Istilah phrnomrnon mrngacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu, fenomologi merupaan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Anda hendak mengetahui sesuatu dengan sadar menganalisis serta menguji persepsi dan perasaan Anda tentangnya. Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomologi. Pertama, pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya. Kedua, makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Asumsi ketiga adalah bahwa Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui Bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu. Tradisi Sibernatika Sibernatika merupakan tradisi sistem kompleks yang didalamnya banyak orang saling berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya. Teori-teori dalam tradisi sibernatika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja. Dalam sibernatika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variable-variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan. Tradisi Sosiopsikologis Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi sosiopsikologis. Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori ini berfokus pada perilaku sosial individu, variable psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi. Pandangan psikologis ini melihat manusia sebagai kesatuan lahiriah dengan karakteristik yang mengarahkannya kepada perilaku mandiri. Pandangan ini juga melihat pikiran individu sebagai tempat memproses dan memahami informasi serta menghasilkan pesan, tetapi 36 pandangan ini juga mengakui kekuatan yang dapat dimiliki oleh individu melebihi individu lain serta efek informasi pada pikiran manusia. Tradisi Sosiokultural Pendekatan sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman kita terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Teori-teori tersebut mengeksplorasi dunia interaksi yang dihuni oleh manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlahs eperangkat sususnan di luar kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi di dalam kelompok, komunitas, dan budaya. Tradisi Kritis Tradisi kritik berlawanan dengan banyak asumsi dasar dari tradisi lainnya. Sangat dipengaruhi oleh karya-karya di Eropa, feminisme, Amerika, dan kajian-kajian post-modernisme dan post-kolonialisme. berkembang pesat dan berpengaruh pada teori komunikasi. Tradisi Retorika Tradisi ini Saat ini, kata retorika sering mengalami penyempitan makna kosong atau kata-kata ornament yang berlawanan dengan tindakan. Bagaimanapun, dalam keadaan yang sesungguhnya, kajian retorika mempunyai sejarah yang berbeda di belahan Barat, abad ke-5 sebelum masehi di Yunani. Fokus dari Retorika telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam menggunakan symbol untuk memengaruhi lingkungan di sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal. 2.2.3.1 Percakapan Bagi sebagian orang, percakapan merupakan interaksi sehari-hari yang informal, tetapi dalam teori komunikasi, kata tersebut memiliki makna khusus. Percakapana dalah sebuah rangkaian interaksi dengan awal dan akhir, pergantian giliran yang jelas, dan beberapa maksud dan tujuan. Tradisi Sibernatika Teori manajemen keselarasan makna (coordinated management of meaningCMM) dikembangkan oleh W. Barnett Pearce, Vernon Cronen, dan kolega mereka, merupakan sebuah pendekatan komprehensif terhadap interaksi 37 sosial yang memakai tata cara kompleks dari tindakan dan makna yang selaras dalam komunikasi. Ketika Anda sedang berada dalam sebuah percakapan, Anda sedang melakukan dua hal. Pertama, Anda memberikan makna terhadap situasi tersebut serta perilaku dan pesan dari orang lain. Kedua, Anda memutuskan bagaimana menanggapi atau bertindak dalam situasi tersebut. CMM membantu kita memahami proses pemaknaan dan tindakan. Bagaimanapun, teori ini juga mengakui Anda bahwa pekerjaan Anda lebih dari menafsirkan dan bertindak. 2.2.3.2 Hubungan Hubungan telah menjadi sebuah subjek penting yang terkait dengan komunikasi interpersonal sejak tahun 1960-an. Hubungan bisa menjadi suatu masalah dan mempelajari hubungan bisa menjadi sebuah cara untuk menemukan jawaban bagi aspek-aspek masalah tersebut. Tradisi Sibernatika Tradisi sibernatika memiliki pengaruh yang sangan penting dalam cara berpikir para akademisi komunikasi tentang hubungan. Hubungan bukanlah entitas statis yang tidak pernah berubah. Namun, hubungan terdiri atas polapola sibernatika interaksi kata-kata dan tindakan seseorang memberi pengaruh pada bagaimana orang lain merespon. Kita terus merubah apa yang kita lakukan dan katakana berdasarkan apa yang kita lakukan dan katakana ebrdasarkan reaksi orang lain dan sering waktu hubungan mengembangkan sebuah karakter. Cara lain untuk memikirkan hal ini menggunakan istilah sibernatika adalah dengan terus merubah perilaku kita terhadap timbal balik yang kita terima dari orang lain dan dalam sebuah hubungan. Kedua pihak melakukannya secara bersama-sama. 2.2.3.3 Kelompok Kelompok memilii beragam kemampuan untuk mengerjakan hal ini dengan baik. Karena Anda menghabiskan waktu paling banyak dalam kelompok, sangatlah wajar untuk mempertanyakan keefektifan mereka. Seberapa baik kelompok mempertimbangkan informasi, seberapa efektif kelompok tersebut menciptakan piliham, dan seberapa kritis kelompok mengevaluasi semua ide? Tradisi Sibernatika 38 Tradisi sibernatika sangat membantu kita dalam melihat sistem sifat kelompok. Walaupun teori-teori dari tradisi ini patut dipertimbangkan, secara keseluruhan mereka mengingatkan kita bahwa kelompok adalah bagian dari sistem yang lebih besar dalam kekuatan interaksi. Sebuah kelompok mendapat input segar dari luar, berhubungan dengan input ini dalam berbagai cara, dan menciptakan output atau akibat yang memengaruhi sistem yang lebih besar seperti hanya kelompok itu sendiri. 2.2.2.4 Analisa SWOT Analisis SWOT adalah sebuah alat yang cukup efektif, baik dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan perkembangan awal program-program inovasi baru. Analisis SWOT merupakan sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strenghts (kekuatan) dan weakness (kelemahan) serta lingkungan eksternal opportunities (peluang) dan threads (ancaman). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu: 1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. 2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dan organisasi atau program pada saat ini. 3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. 4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dan luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan. 2.2.2.5 Rating dan Share Rating Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran komersial. Perusahaan atau lembaga rating, menyediakan jasa kepada stasiun penyiaran dengan mengeluarkan laporan rutin mengenai program apa 39 saja yang menjadi unggulan dan program apa saja yang sudah ditinggalkan audiennya. Rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau didengar orang. Perusahaan atau lembaga rating memberikan laporannya kepada siapa saja yang bersedia membelinya dengan harga yang cukup mahal. Laporan dapat diberikan dalam periode harian, mingguan, bulanan, dan dalam periode beberapa bulan sekali. Lebih dari 50 perusahaan riset di Amerika memberikan jasanya di bidang riset audien. Dua perusahaan terbesar di bidang ini adalah A.C. Nielsen dan Arbitron. Rumus menghitung rating: Rating: Total penonton NET Citizen Journalist/alat Nielsen x 100% Share Jumlah audien stasiun televisi juga dihitung berdasarkan persentase rumah tangga, yang sedang menggunakan pesawat televisi atau households using television (HUT). Pengukuran HUT berdasarkan atas jumlah rumah tangga yang betul-betul menggunakan pesawat televisinya (tidak dimatikan) dan bukan berdasarkan jumlah televisi secara keseluruhan. Share dari stasiun televisi A, diperoleh dengan cara membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televise A dengan keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien yang betul-betul menyaksikan televisi A atau bagian dari audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi A, dan hasil pembagian ini disebut dengan Audience Share. Rumus menghitung share: Share: Jumlah total penonton NET Citizen Journalist / penonton tv yang sedang aktif x 100% Share dan rating sangat dibutuhkan dalam sebuah program TV, karena jika rating dan share suatu program itu buruk, maka kemungkinan acara atau segmen itu akan dihilangkan atau diganti formatnya. 40 2.3 Kerangka Pemikiran • Post Positivisme • Proses Produksi Berita Segmen Citizen Journalist • Pra Produksi • Produksi • Paska Produksi • Analisa SWOT