JOURNALISM DI FACEBOOK (Studi Kualitatif Mengenai Penerapan Citizen Journalism di Grup Facebook “BERITA KEBUMEN”) Nizar Arsydani Sri Herwindya Baskara Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Abstract The development of technology especially the internet and the existence of social networking sites such as Facebook are now growing rapidly. The needs of informationare increasing by thehigh widespread use of social networking sites among citizens. Nowcitizens can easily distribute events happened around them. The issue of a group called Berita Kebumen on Facebook accommodates the citizen easily shares the events around especially in Kebumen such as accidents, disasters, infrastructure development, local events and things related to the local government policy. Even sometimes share the information about job vacancies. This study aimed to determine how the group members apply the definition of citizen journalism from Bowman and Willis (2010). In this study, ten people were interviewed using purposive sampling technique, in which three of the speakers are group administrators, and the seven remaining members of the group are regular members. The data were taken from the indepth interview method and few examples of their news posts from the group. The conclusion of this study is citizens in the group ofFacebook Group News Kebumen have already applied the concept of citizen journalism, in whichtheyare collecting, reporting, analyzing, disseminating news and informations to notify each other between the group’s members,sometimes they use the group to criticize government policy. Keywords: citizen journalism, facebook, berita kebumen. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan teknologi khususnya internet penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook berkembang dengan pesat. Kebutuhan dan laju informasi juga terasa seiring naik dengan semakin maraknya pengguna situs jejaring sosial tersebut. Disamping itu juga adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita secara tidak langsung akan membuat kita ingin 1 memberitahukan pada khalayak tentang peristiwa yang terjadi tersebut. Jika warga setelah itu aktif dalam melakukan pelipytan kemudian menyebaaluaskan pada khalayak maka mereka bisa dikatakan sudah berkontribusi pada sebuah gerakan yaitu citizen journalism, dimana warga masyarakat sendiri yang menjadi reporter seperti tulisan Shayne Bowman dan Chris Willis dalam We Media: How Audiences are Shaping the Future of News Information yang mendefinisikan citizen journalism sebagai, “The act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and informations.” Artinya tindakan warga yang memainkan peran aktif mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarkan berita dan informasi (Bowman dan Willis, 2003: 9). Citizen journalism marak dengan adanya era globalisasi seperti sekarang ini apalagi dengan mudah masyarakat merekamnya melalui media seperti salah satunya telepon genggam atau telepon pintar dan kemudian diunggah ke berbagai media dalam berbagai bentuk baik tulisan, foto, dan video. Membuat sebuah grup sesuai dengan latar belakang dan minat yang sama contohnya akan lebih memudahkan pengguna berbagi pengalaman dan informasi dengan lebih mudah dan tepat. Disini salah satu contohnya adalah Grup Facebook “Berita Kebumen” yang dibentuk dengan tujuan salah satunya untuk saling berbagi informasi khususnya berita yang terjadi di wilayah Kabupaten Kebumen. Di dalamnya para anggota grup tersebut berbagi berbagai macam berita dan onformasi seperti kecelakaan, bencana, kriminal, event-event lokal, wisata, perihal kebijakan pemerintah, bahkan lowongan kerja. Penelitian ini nantinya akan menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data purposive sampling. Dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif, peneliti mendasarkan pada landasan kaitan teori, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi, dan sebagainya (H.B. Sutopo, 2002: 56). Maka penulis nanti akan mencari data dari orang-orang yang aktif dalam grup “Berita Kebumen” tersebut seperti administrator atau pengurusnya. 2 Perumusan Masalah a. Bagaimana penerapkan Citizen Journalism menurut definisi dari Bowman dan Willis (2003) di Grup Facebook “BERITA KEBUMEN” ? b. Bagaimana kualitas penulisan berita oleh narasumber dilihat dari News Value dan unsur 5W+1H? c. Bagaimana kredibilitas narasumber sebagai seorang jurnalis warga? Tujuan a. Mengetahui penerapan Citizen Journalism menurut definisi dari Bowman dan Willis (2003) di Grup Facebook “BERITA KEBUMEN” ? b. Mengetahui kualitas penulisan berita oleh narasumber dalam Grup Facebook “BERITA KEBUMEN” c. Mengetahui kredibilitas narasumber sebagai seorang jurnalis warga? Tinjauan Pustaka Berikut beberapa teori yang dikutip dari berbagai sumber sebagai tinjauan untuk mendukung penulisan jurnal ini : A. Jurnalisme Online Menurut Richard Craig pengertian jurnalisme online adalah proses penyempaian pesan melalui media internet dengan menggabungkan tulisan, audio, dan video serta memungkinkan pengakses untk membaca kembali berita yang telah lalu (Craig, 2005: 14). Peran aktif warga dalam memproduksi berita ke khalayak melalui internet bisa dalam bentuk apapun untuk mendukung kelengkapan berita tersebut. Sedang menurut Mark Deuze (2004) konsep multimedia dalam studi online journalism dipahami baik dalam dua cara, antara lain: a. Sebagai bentuk penyajian berita dari dua atau lebih format media yang digunakan (tulisan, audio, video). b. Sebagai bentuk penyebaran berita yang dikemas melalui media berbeda (koran, website, radio, televisi, dsb.) (Deuze, 2004: 140). 3 Mengutip dari situs web.mit.edu Junalisme online memiliki beberapa kelebihan menurut Christopher Harper (2003) dalam makalahnya yang berjudul Journalism In Digital Age yaitu: a. Pada jurnalisme online kekuatan jauh lebih banyak di tangan pengguna. Pengguna memiliki akses lebih mudah untuk mencari dan membandingkan satu berita dengan berita lain dari seluruh pelosok negeri. b. Jurnalisme online membuka cara-cara baru untuk menyampaikan berita, terutama melalui komponen teknis dari media baru tersebut. Pada media online berita tdak hanya berupa tulisan dan gambar saja namun dapat berupa video dan suara. c. Jurnalisme online dapat memberikan tempat untuk sarana berita nontradisional dan informasi (Harper, 2003). Media online menjadi tempat baru bagi berita untuk bisa dibaca khalayak dengan akses yang lebih murah, mudah, dan cepat (Harper, 2003) B. Citizen Journalism Shayne Bowman dan Chris Willis pada bukunya We Media: How Audiences are Shaping the Future of News Information mendefinisikan citizen journalism sebagai, “The act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and informations.” Artinya tindakan warga yang memainkan peran aktif mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarkan berita dan informasi (Bowman dan Willis, 2003: 9). Selain itu Shayne Bowman dan Chris Willis (dalam Nugraha, 2012: 14) menyatakan bahwa Jurnalisme Warga adalah media yang berfungsi untuk memberdayakan kelompok kecil warga yang terpinggirkan dari kelompok masyarakat lainnya. Isu-isu yang skalanya kecil dan jarang bisa mendapatkan perhatian dari media arus utama tidak lalu terabaikan begitu saja, melainkan masih bisa mendapatkan perhatian ketika tertampung dalam wadah independen jurnalisme warga. 4 Citizen journalism dapat juga dimaknai sebagai keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu (Nurudin, 2009: 215). Keterlibatan ini terlepas dari latar belakang mereka, intinya warga terebut mampu untuk membuat dan menyebarluaskan berita baik dalam bentuk tulisan. Jurnalisme warga ialah ketika warga menggunakan saluran media untuk bekerjasama dalam informasi seputar kegiatan-kegiatan warga (Straubhaar dan LaRose, 2008: 96). Informasi yang disebarluaskan tersebut bersangkutan pada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari atau yang juga berhubungan dengan kepentingan serta kegemaran warga masingmasing. Berbicara mengenai citizen journalism antara lain untuk memunculkan ide untuk partisipasi dan pemberdayaan warga. Gagasan mengenai pemberdayaan warga penting untuk dibahas karena hal tersebut sering dikaitkan dengan konsep citizen journalism dan apa yang disebut pembebasanateknologi media baru yang membuat jurnalisme warga semakin mungkinkan saat ini (Banda, 2010: 31). Mengutip pernyataan Dan Gillmore pada Handbook For Citizen Journalist karya Ross & Cormier (2010) bahwa perusahaan media yang menggabungkan informasi dan hiburan untuk membuat keuntungan yang besar. Banyak kasus jurnalisme yang serius serta kepercayaan masyarakat sendiri yang terus menjadi korban. Semua ini menciptakan kesenjangan dan wartawan baru terutama jurnalis wargalah yang mengisi kesenjangan tersebut (Ross & Cormier, 2010: 28). Citizen journalism adalah apa yang sedang terjadi saat warga biasa melayani masyarakat dengan kejujuran, integritas, dan keberimbangan saat mereka bekerja layaknya jurnalis yang terhormat dan terpercaya yang melaporkan berita apa adanya. Mereka menulis, mengambil foto, merekam kejadian yang mereka lihat, mengklarifikasi, menjelaskan, dan menganalisis peristiwa, membuktikan pernyataan, dokumen, dan seluk-beluk sebuah kejadian, membagi keahlian mereka, mereka bertanya denganberani dan hormat, mereka aktif di wilayah kegemaran mereka, tidak menunggu media 5 berita lokal namun mereka mendistribusikan sendiri, serta menggunakan menggunakan teknologi terkini untuk mendapatkan berita untuk khalayak (Ross & Cormier, 2010: 69-70). Kemudian Fackson banda membagi citizen journalism menjadi dua jenis yaitu: a. Non-Institutional Citizen Journalism Ini menempatkan individu menjadi inti dari aktivitas citizen journalism tersebut. Disini warga secara mandiri menyebarluaskan berita.informasi yang mereka dapatkan tanpa tergantung atau menjadi sebuah anggota organisasi yang berkaitan dengan citizen journalism itu sendiri. b. Institutional Citizen Journalism Dalam melakukan praktek citizen journalism warga disini tergabung dalam sebuah organisasi atau komunitas yang fokus pada kegiatan citizen journalism itu sendiri (Banda, 2010: 28-29). JD. Lasica dalam situs Online Journalism Review (2003) mengkategorikan media citizen journalism menjadi 6 jenis, yaitu : 1. Partisipasi khalayak (blog pribadi, newsroom, forum diskusi online, berita lokal yang ditulis komunitas) 2. Situs web atau informasi independen (gawker.com, benicianews.com, consumerworld.com, workingfrchange.com, drudgereport.com) 3. Situs berita partisipasi penuh (ohmynews.com, janjan.com, indymedia.org) 4. Situs media kolaboratif (slashdot.org, kuro5hin.org, redpaper.com, everything2.com) 5. Bentuk lain media “tipis” (mailing list, e-mail newsletter) 6. Situs penyiaran pribadi (daytonabeach-live.com, kenradio.com) (Lasica, 2003) 6 B. Berita Pengertian berita bisa diartikan sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik atau penting bagi sebagian besar khalayak melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet (Sumaridia, 2005: 65). Sedangkan menurut Morissan (2008) berita diartikan sebagai informasi yang tergolong penting dan mempunyai sifat menarik bagi khalayaka audien (Morissan, 2008: 8). Definisi lainnya adalah seperti yang dikemukakan oleh Edward Jay Friedlander dkk, dalam bukunya Excellence in Reporting: “News is what you should know that you don’t know. News is what has happened recently that is important to you in your daily life. News is what fascinates you, what excites you enough to say to a friend, ‘Hey did you hear about...? News is what local, national, and international shakers and movers are doing to affect your life. News is the unexpected event that, fortunately or unfortunately, did happened.” Yang artinya berita adalah apa yang harus anda ketahui dari apa yang anda yang tidak ketahui. Berita adalah apa yang telah terjadi belakangan ini yang penting bagi anda di kehidupan sehari-hari anda. Berita adalah apa yang menarik bagi anda dan menggairahkan bagi anda untuk mengatakan pada seorang teman “Hey, apakah kamu sudah mendengar...?’ Berita adalah apa yang dilakukan oleh para pengguncang dan penggerak tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk mempengaruhi kehidupan anda. Berita adalah kejadian yang tidak disangka-sangka yang, untungnya atau sayangnya, telah terjadi . Sedang menurut Mitchell V. Charnley berita didefinisikan sebagai “News is timely report of facts and oponion that hold interest or importance, or both, for a considerable number of people.” yang artinya berita adalah laporan aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik atau penting, atau keduanya, bagi sejumlah besar orang.” (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2009: 39). Berita yang disebarluaskan ke khalayak tidak sembarangan melainkan memiliki nilai yang terkandung di dalamnya agar khalayak mau membaca, 7 nilai-nilai tersebut menurut Kusumaningrat & Kusmaningrat dalam bukunya Jurnalistik: Teori dan Praktik nilai-nilai tersebut meliputi: a. Timeliness (Waktu yang tepat) b. Proximity (Kedekatan) c. Concequence (Akibat) d. Human Interest (Kemanusiaan) (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2009: 61-64). Metodologi Penelitian ini tergolong dalam deskriptif kualitatif karena bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di mata masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan beruaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi situasi, ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2008: 68). Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan cuplikan didasarkan atas berbagai perimbangan tertentu dan dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Menurut Patton (1984) dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Sutopo, 2002: 56). Pada penelitian ini nantinya akan diambil 10 responden sebagai sampel yang terdiri dari tiga orang administrator dari grup Facebook “BERITA KEBUMEN” dan 7 orang dari anggota grup non administrator yang pernah memposting berita/informasi dalam grup tersebut. Sampel para administrator diambil karena mereka merupakan orang yang mengelola grup tersebut juga berperan aktif melakukan posting serta menyaring berita dan informasi dalam grup tersebut. Pengambilan sampel anggota grup selain administrator karena mereka juga 8 berperan aktif dalam mengunggah berita dan informasi di grup tersebut, serta perlu diketahui juga manfaat dan peran grup tersebut bagi mereka. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan dua cara yaitu in-depth-interview atau wawancara mendalam dan tidak terstruktur ketat. Dengan begitu wawancara dilakukan dengan pertanyaan bersifat open-ended, dan mengarah pada pendalaman informasi, serta dilakukan dengan cara tidak formal terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sanget bermanfaat untuk menjadi dasar penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam. Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam. Untuk itu wawancara bahkan dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi (Sutopo, 2002: 59). Responden yang nantinya akan diwawancarai untuk diambil sebagai data adalah administrator grup Facebook “BERITA KEBUMEN” dari yang berjumlah 7 orang akan diambil 3 orang dan anggota grup dari sekian banyak yang pernah memposting berita akan diambil 7 orang sebagai sampel untuk pengambilan data tersebut. Kemudian data juga diambil melalui Dokumen tertulis dan arsip dimana itu merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif (Sutopo, 2002: 69). Analisis dokumen ini nantinya dengan cara mengumpulkan sampel postingan berita yang diunggah oleh para narasumber berupa teks, gambar, maupun video. Untuk analisis data Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Dalam menganalisis data tersebut ada tiga komponen pokok yang digunakan yaitu Reduksi data yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti membuat coding, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan, dan juga menulis memo. Proses tersebut berlangsung sampai laporan akhir penelitian selesai disusun. Selanjutnya yaitu Sajian data yang merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan 9 simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan bisa mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lan berdasarkan pemehamannya tersebut. Yang terakhir adalah penarikan Simpulan Akhir dimana didapatkan pada waktu proses pengumpulan data berakhir (Sutopo, 2002: 91-93). Sajian dan Analisis Data A. Penerapan Jurnalisme Warga menurut Bowman dan Willis Berikut analisa mengenai penerapan kegiatan jurnalisme warga oleh para narasumber di dalam Grup Facebook Berita Kebumen jika disesuaikan menurut definisi Shayne Bowman dan Chris Willis dalam We Media: How Audiences are Shaping the Future of News Information yang mendefinisikan citizen journalism sebagai, “The act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and informations.” Artinya tindakan warga yang memainkan peran aktif mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarkan berita dan informasi (Bowman dan Willis, 2003: 9) adalah: 1. Collecting (Pengumpulan) Pada poin collecting terhadap kesepuluh narasumber di Grup Facebook Berita Kebumen adalah sebagai berikut: a. Narasumber mengumpulkan data dan berita sudah layaknya wartawan yaitu semisal ada sebuah kejadian yang mereka temui mereka juga turut menanyakan dan menggali informasi dengan bertanya pada warga atau saksi yang berada di tempat kejadian, selain itu beberapa narasumber juga mendokumentasikan kejadian yang mereka lihat melalui foto. b. Salah satu narasumber mengungkapkan bahwa dalam pengumpulan berita dan informasi dia mengelompokkannya menjadi tiga yaitu, peristiwa yang dia alami sendiri, dari orang lain, dan mengadopsi daru media lain. 10 c. Selain para admin Grup Facebook Berita Kebumen yaitu para anggota yang diwawancarai, mereka jarang sekali mencari berita secara sengaja untuk diunggah, kebanyakan mereka memang mendapatkan berita dari kejadian yang ada disekitar dan ditemui secara tidak sengaja saja. Namun berbeda dengan para admin grup ini, mereka mencari berita seperti wartawan tapi itu tergantung pada waktu mereka masing-masing karena mereka bekerja sukarela tanpa bayaran, jika ada waktu dan sempat mereka mencari berita, jika tidak mereka akan menginformasikan ke admin lain untuk mencari. Para admin Grup Facebook Berita Kebumen mendapat berita terkadang melalui pesan di Facebook atau sms, dan kontak lain dari warga langsung kemudian mencari berita tersebut. d. Terkadang para narasumber tersebut juga menggunakan grup tersebut selain untuk mengunggah berita dan informasi juga untuk menggali lagi data dan berita guna melengkapi postingan yang mereka unggah di kolom tanggapan atau komentar dari anggota grup lain yang lebih mengetahu tentang kejadian tersebut. Jadi mereka menggunggah sebuah berita dan kemudian memancing anggota lain untuk menanggapi bagaimana kejadian atau kronologisnya lebih lengkap di kolom komentarnya dengan memberikan pertanyaan mengenai kejadiannya. Jadi dalam grup ini terjalin interaksi langsung dara para anggota dalam menginformasikan berita yang mereka ketahu ntuk salaing melengkapi sehingga berita yang diunggah menjadi lebih lengkap dari banyak sudut pandang dan pendapat. e. Di dalam grup ini terdapat gerakan bernama BK (Berita Kebumen) Sosial, yaitu sebuah gerakan yang bergerak membantu sesama seperti bencana, sakit, bantuan keuangan bagi yang kurang mampu, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut para anggota dan admin yang mengikuti mereka selain memberi bantuan juga sekalian mencari berita disana. 11 2. Reporting (Pelaporan) Hasil analisa untuk bagian pelaporan dari kesepuluh narasumber di Grup Facebook Berita Kebumen adalah sebagai berikut: a. Para narasumber mengunggah berita yang mereka dapat ke dalam grup tersebut dalam berbagai format antara lain, sebagian hanya menggunakan teks saja dan sebagian menggunakan foto dengan teks. Dari hasil wawancara dengan kesepuluh narasumber belum ada yang pernah melaporkan berita dalam bentuk video dan teks secara langsung. b. Mereka tidak mesti mengunggah berita yang mereka dapat secara langsung saat kejadian, dari hasil wawancara tersebut beberapa kejadian diunggah oleh narasumber selang beberapa waktu karena kondisi tertentu. Namun beberapa kejadian langsung diunggah langsung oleh narasumber ke dalam grup tersebut saat kejadian. c. Berita yang cenderung sering mereka laporkan ialah berita yang ada disekitar mereka dan mereka temui baik sengaja seperti misal event atau yang tidak sengaja seperti contoh kecelakaan dan bencana. Adanya faktor kedekatan dan geografis yaitu lingkup Kabupaten Kebumen saja maka berita yang mereka laporkan adalh kejadiankejadian di sekitar mereka sehari-hari bahkan peristiwa yang sederhana contoh daerah yang mati lampu dan razia dari kepolisian. d. Tujuan mereka melaporkan sebuah berita di Grup Facebook Berita Kebumen salah satunya adalah untuk mengkritik kebijakan Pemerintah. Mereka berharap dengan mengunggahnya Pemerintah akan mengetahui dan melakukan tindakan untuk menanganinya, jadi adanya pelaporan berita oleh warga disini menjadi sebuah kontrol dari warga ke pemerintah setempat. e. Selain untuk menyebarkan berita dan informasi pada anggota grup khususnya, mereka juga bertujuan untuk memberikan himbauan, opini, dan pendapat melaului postingannya. 12 f. Karena ini merupakan pelaporan dari warga langsung maka tentunya akan berbeda dengan media massa dimana warga melaporkan apa adanya sesuai apa yang terjadi di lapangan tanpa ada faktor kepentingan dibelakangnya. 3. Analyzing and Disseminating News and Informations (Analisa dan Menyebarkan Berita dan Informasi) Analisa pada kesepuluh narasuber poin ini di Grup Facebook Berita Kebumen antara lain: a. Dari hasil wawancara, para narasumber mendapat berita dan informasi dari sumber lain seperti berita online di halaman Facebook mereka yang disebar oleh teman-temannya atau para narasumber sendiri yang membuka situs-situs berita online dan grup-grup lainnya di Facebook. Sebelum nantinya akan dibagikan ke Grup Facebook Berita Kebumen mereka memiliki beberapa pertimbangan, dari hasil wawancara yang didapat yaitu menyangkut tentang Kebumen, berita tersebut menyangkut hajat orang banyak khususnya warga Kebumen, isinya tepat terkait foto jika ada, waktu dan tempatnya. b. Selain itu jika mereka masih kurang yakin pada berita dan informasi yang didapat mereka akan menganalisa atau mengecek kebenarannya dengan salah satunya dengan cara membandingkan di sumber berita lain dan menanyakan pada rekan yang lebih mengetahui. Jika sudah yakin mereka baru mau menyebarkan di Grup Facebook Berita Kebumen. c. Berita yang disebarkan oleh para narasumber ada yang dalam bentuk kutipan tautan dari berita online, ada pula dalam bentuk salinan berita yang langsung diunggah ke grup dengan mencantumkan sumbernya, dan foto serta teks beserta sumbernya langsung. d. Dalam membagikan sebuah berita dari luar ke dalam grup beberapa narasumber mengungkapkan bahwa mereka juga menambahkan opini atau pendapat di postingan berita tersebut yang ditujukan untuk 13 memancing komentar dari anggota lain serta menjadi ungkapan pribadi dari mereka mengenai berita yang disebar tersebut. e. Tugas admin Grup Facebook Berita Kebumen salah satunya yaitu menyeleksi postingan yang masuk untuk selanjutnya disetujui muncul pada halaman grup, berdasarkan wawancara pertimbangan yang digunakan antara lain berita tersebut fakta, jelas terkait waktu, tempat, dan kejelasan akun pengunggah berita. f. Selain grup ini admin juga membuat situs beritakebumen.info dimana berita yang diunggah di situs tersebut akan langsung tersebar ke beberapa media sosial seperti Facebook, Twitter dan Google+. B. Kualitas Penulisan Berita oleh para Narasmber Selanjutnya adalah mengenai kualitas penyampaian berita di dalam Grup oleh para narasumber. Ditemukan bahwa dari segi penulisan sebagian besar kurang lengkap unsur 5W+1H serta bahasa yang digunakan bercampur dengan bahasa daerah serta bahasa Indonesia, namun semuanya terkandung nilai-nilai berita di dalamnya. Kurang sempurnanya teknik penulisan tersebut terjadi karena kurangnya pengatahuan narasumber mengani teknik penulisan berita sesuai dengan aturan jurnalisme baku. Kemudian pada kandungan nilai berita dalam postingan milik para narasumber dinilai menurut pernyataan Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam buku “Jurnalistik Teori dan Praktek” yaitu Aktualitas (Timeliness), Kedekatan (Proximity), Keterkenalan (Prominence), Dampak (Consequence), dan Kemanusiaan Human Interest (Kusumaningrat, 2009:65). Setiap postingan berita milik narasumber mengandung News Value, jadi berita yang dilaporkan dapat berguna menambah wawasan dan pengetahuan khalayak, anggota Grup khususnya. Sebagian besar pada postingan mereka terdapat unsur Timeliness (Aktualitas) dan Proximity (Kedekatan). Kedua unsur tersebut banyak terkandung karena berita dan informasi yang mereka upload kebanyakan dari pengalaman serta kejadian atau peristiwa yang 14 mereka temui secara langsung ataupun mendapat berita dan informasi dari pihak lain seperti kawan dan dari media lain kemudian mereka unggah ke dalam grup serta lingkup keberadaan mereka yang tidak terlalu luas yaitu memang hanya terbatas pada Kabupaten Kebumen saja dan itu yang membuat itu berita dan informasi tersebut memiliki nilai kedekagtan baik secara geografis dan emosional dari mpara anggota grup tersebut. C. Kredibilitas Narasumber sebagai Jurnalis Warga Disini kredibilitas tersebut dinilai menurut definisi jurnalis warga oleh Ross dan Cormier pada “Handbook of Citizen Journalist” yaitu mereka itu independen, wartawan warga lepas. Mereka tidak dipaksa oleh proses-proses jurnalistik konvensional atau metodologi dan mereka terkadang kerapkali berjalan tanpa kelalaian editorial. Jurnalis warga mengumpulkan, memproses, meneliti, menganalisa, dan menyebarluaskan berita dan informasi, paling sering memanfaatkan berbagai macam teknologi-teknologi yang memungkinkan dari internet (Ross & Cormier 2010: 66). Berdasarkan temuan data dilapangan bahwa para narasumber sudah bisa dikatakan cukup kredibel sebagai seorang jurnalis warga menurut definisi yang disampaikan Ross dan Cormier (2010) tersebut dimana mereka independen layaknya wartawan lepas, disini mereka memang berasal dari warga masyarakat yang aktif dan berperan dalam pelaporan mengenai peristiwa dan kejadian yang ada disekitar mereka ke dalam grup. Jadi intinya dari, oleh, untuk warga sendiri. Selanjutnya Mereka tidak dipaksa oleh proses-proses jurnalistik konvensional atau metodologi dan mereka kerapkali berjalan tanpa kelalaian editorial. Pada poin ini para narasumber dalam hal penulisan berita khususnya tidak terpaut sesuai dengan aturan baku, seperti yang sudah dijelaskan pada poin kualitas penulisan sebelumnya. Namun itu yang menjadi salah satu ciri khas jurnalisme warga sendiri, dimana pelaporan dari warga yang benar-benar sederhana dan apa adanya. Hal itu juga terjadi karena para anggota grup dan 15 khususnya disini narasumber memiliki pengetahuan mengenai aturan jurnalistik baku yang terbatas dan berbeda-beda. Kemudian Jurnalis warga itu mengumpulkan, memproses, meneliti, menganalisa, dan menyebarluaskan berita dan informasi, paling sering memanfaatkan berbagai macam teknologi-teknologi yang memungkinkan dari internet. Dari hasil temuan di lapangan diketahui bahwa para narasumber khususnya sudah melakukan proses tersebut, jadi mereka saat mendapati sebuah kejadian mereka juga mencari tahu infirmasi untuk menggali data, kemudian menulisnya atau merangkainya dalam kata-kata untuk selanjutnya disebarluaskan ke Grup Facebook Berita Kebumen. Kesimpulan Para anggota grup tersebut sudah melakukan kegiatan jurnalisme warga sesuai dengan definisi dari Bowman dan Willis (2003) dimana mereka sebagai warga secara aktif melakukan pengumpulan, pelaporan, analisis dan menyebarluaskan berita dan informasi khususnya disini ke dalam Grup Facebook Berta Kebumen. Kedua pada kualitas penulisan pelaporan atau penulisan berita mereka masih sangat sederhana dan apa adanya, serta sebagian besar belum sesuai dengan standara baku jurnalistik antara lain 5W+1H yang kurang lengkap namun pada tiap postingan pada narasumber sudah mengandung nilai-nilai berita yang sebagian besar yaitu Timeliness (Aktualitas) dan Proximity (Kedekatan). Selanjutnya mengenai kredibilitas para narasumber khususnya sebagai seorang jurnalis warga menurut definisi citizen journalist oleh Ross dan Cormier (2010) yaitu bahwa mereka sudah sesuai dan bisa dinyatakan cukup kredibel. Saran Setelah penelitian ini peneliti memiliki beberapa saran antara lain 1. Disarankan agar ada peningkatan kesadaran akan konsep tersebut melalui sosialisasi tentang kekeberadaan Grup pada warga serta pengenalan lebih mendalam mengenai jurnalisme warga 16 2. Diadakan pelatihan penulisan jurnalistik baku untuk anggota Grup Facebook Berita Kebumen selain untuk menambah wawasan juga agar mereka tahu tata cara penulisan berita yang baik dan benar. 3. Saran agar admin lebih menyeleksi khususnya komentar dari anggota yang berisi bahasa dan konten yang kurang sopan, mengandung SARA, kasar, seronok. Selain itu juga lebih teliti dalam menyetujui postingan yang kurang valid kebenarannya sehingga tidak muncul banyak kontroversi dan perdebatan dalam grup. DAFTAR PUSTAKA Banda, Fackson. (2010). Citizen Journalism & Democracy in Africa: An Exploration Study. Afrika Selatan: Highway Africa. Bowman, S. and Willis, C. (2003). We Media: How Audiences are Shaping the Future of News and Information. The Media Center at the American Press Institute. Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Cormier, Ronald D. Ross & Susan Carson. (2010). Handbook For Citizen Journalist. Colorado: National Assocation of Citizen Journalist. Craig, Richard. (2005). Online Journalism. USA: Thomsom Wadsworth. Djuraid, N. Husnun. (2012). Panduan Menulis Berita. Malang : UMM Press. Deuze, Mark. (2004). What is Multimedia Journalism?. Journalism Studies Volume 5 Nomor 2, halaman 139-152. (http://www.academia.edu/709236/What_is_Multimedia_Journalism?login =&email_was_taken=true&login=&email_was_taken=true&login=&email _was_taken=true, diakses pada 19 Juli 2014, pukul 11.42 WIB).Kusumaningrat, Hikmat Kusumaningrat & Purnama. (2009). Jurnalistik Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Harper, Christopher. (2003). Journalism In Digital Age. (http://web.mit.edu/comm-forum/papers/harper.html, diakses pada 19 Juli 2014 pukul 09.23 WIB). LaRose, Joseph Straubhaar and Robert. (2008). Media Now: Understanding Media, Culture and Technology, Fifth Edition. USA: Thomson Wadsworth. Lasica, J.D. (2003). What is Participatory Journalism? (http://www.ojr.org/ojr/workplace/1060217106.php, diakses pada 16 Juli pukul 10.40 WIB).Mayfield, Anthony. (2008). What is Social Media. USA: Creative Commons. 17 Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada media Grup. Nugraha, Pepih. (2012). Citizen Journalism : Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman. Jakarta : Penerbit Buku KOMPAS. Nurudin. (2009). Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Rajawali Pers. Nurudin. (2009). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press. Sumaridia, AS. Haris. (2005). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature dan Panduan Praktis Jurnalis dan Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tebba, Sudirman. (2005). Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia. 18