- IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

advertisement
Tradisi Krinok di Dusun Baru Pusat Jalo Kecamatan Muko-muko Bathin
VII Kabupaten Bungo
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam dengan keragaman hayati
dan nabati, dengan pemilikan 17.504 yang terdiri atas 8.651 pulau yang
bernama dan 8.853pulau yang belum bernama, tersebar di seluruh kedaulatan
Republik Indonesia, dari Aceh sampai ke Papua. 1 Disamping itu Indonesia
dikenal dengan keberagaman budayanya dengan bermacam-macam kelompok
masyarakatyang memiliki kebudayaan dan tradisi masing-masing yang khas.2
Adapun kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.3Menurut Koentjaraningrat, setiap unsur kebudayaan
itu mempunyai tiga wujud yaitu: (1) wujud kebudayaan sebagai kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan; (2) Wujud
kebudayaan sebagai kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dan masyarakat (3)wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
Secara umum kebudayaan adalah istilah untuk segala hasil karya manusia
yang berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk.Kebudayaan merupakan
1
Lihat Heni Gustini Nuraeni dan Muhammad Alfan, Studi Budaya di Indonesia,Bandung:
(Pustaka Setia, 2013), hal.19
2
Lihat Koentjaraningrat,Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta: P. T. Dian Rakyat
cipta, 1992), hal 113
3
Lihat Koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi, (Jakarta:PT Rineka cipta, 2009), hal
144
1
2
wadah tempat hakikat manusia mengembangkan diri. Antara hakikat manusia
dan pengembangan diri (kebudayaan) tersebut terjalin hubungan yang tidak
dapat dipisahkan. 4 Kebudayaan lahir dari akal budi, jiwa atau hati nurani
manusia.Bentuk
kebudayaan tersebut
selalu
mencerminkan nilai-nilai
kehidupan yang diyakini, dirasa, dan diharapkan memberikan kebaikan dalam
hidup.
Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas. Bahwa Kesenian
merupakan dari salah satu unsur dari wujud kebudayaan yang dikatakan
sebagai kompleks aktivitas bagi manusia, misalnya kesenian yang berupa seni
suara, seni musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya. Hal ini bertujuan,
disamping untuk mengatur hubungan antar manusia, juga untuk mewujudkan
perasaan-perasaan seseorang.Dengan demikian fungsi "kebudayaan" sangat
besar bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, untuk
memenuhi suau rangkaian hasrat naluri dari manusia. 5 Kecuali itu, manusia
dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang spiritual maupun
materiil.Kebutuhan-kebutuhan masyarakat diatas, untuk sebagian besar
dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.6
Dalam Antrpologi manusia melakukan aktifitas tersebut karena
manusia memiliki dorongan naluri. Menurut ahli Psikologi paling sedikit ada
tujuh macam dorongan naluri salah satunya, yaitu: Dorongan akan keindahan,
dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak.Bahwa doronagan ini
4
Koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi, (Jakarta:PT Rineka cipta, 2009), hal 152
Koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi, (Jakarta:PT Rineka cipta, 2009), hal 161
6
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, 1997, hal. 194
5
3
merupakan landasan dari suatu unsur yang penting dalam kebudayaan
manusia, yaitu kesenian.7
Musik merupakan olahan suara pernyataan jiwa ataupun isi hati
seseorang/sekelompok orang, seni suara ada bunyi-bunyian, yang dilengkapi
dengan melodi, irama (ritme) sehingga menghasilkan sesuatu yang menghibur
merupakan salah satu bentuk dari keindahan.8
Secara umum kesenian adalah salah satu dari tujuh unsur kebudayaan
yang bersifat universal.Pada umumnya kesenian yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat bersifat sosio relegius.Dalam hal ini kesenian
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sosial, dilihat dari sisilain kesenian
muncul atas dasar kepentingan yang erat hubungannya terhadap kepercayaan
masyarakat setempat.9 Dengan kata lain kesenian itu sangat dibutuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat selain itu juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
psikis manusia, juga hiburan masyarakat sehingga dapat memberikan sesuatu
yang memuaskan.
Kesenian Tradisional adalah: Seni yang diciptakan dan didukung oleh
masyarakat daerah setempat dikenal sebagai Kesenian Tradisional.10Kesenian
Tradisional merupakan unsur Kesenian yang menjadi bagian hidup
7
Koentjaraningrat.Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT .Rineka Cipta, 1990) hal.
109-111
8
Taufik hidayat, Pupung P. Damayanti. Permainan Alat Musik Tradisional kota
pangkalpinang ,(Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Pangkalpinang,
2006), hal 51
9
Lihat BlogArinaNegh.blogspot.com diakses tanggal 20 Mei 2013 Jam 10.00 Wib
10
Suwardi, dkk. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan timur
(Jakarta, 1993) hal.6
4
Masyarakat dalam suatu kelompok atau bangsa tertentu.Keanekaragaman
Kesenian Tradisional tersebut digunakan sebagai sarana untuk mengangkat
martabat
bangsa
di
tengah-tengah
era
globalisasi
seperti
sekarang
ini.Keanekaragaman bentuk Kesenian Tradisional yang dimiliki bangsa
Indonesia tumbuh di daerah-daerah dan mempunyai ciri-ciri tertentu. Hal yang
menyebabkan keanekaragaman tersebut terjadi karena adat istiadat di setiap
daerah berbeda-beda, termasuk keanekaragaman kesenian yang kaya akan
khasanah seni. Dalam perkembangannya, Kesenian Tradisional selalu
memiliki nilai–nilai sejarah, dengan mengetahui sebuah peristiwa sejarah,
maka dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan bagi generasi penerus yang
mendukung perkembangan Kesenian Tradisional tersebut.
Berbagai corak ragam kesenian yang ada di Indonesia terjadi karena
adanya lapisan-lapisan budaya yang bertumpuk dari masa ke masa.Di samping
itu keanekaragaman kesenian di Indonesia terdapat pada etnik yang memiliki
sistem budaya sendiri-sendiri. 11 Beberapa contoh dari kesenian tradisional
yang ada di Indonesia, seperti Lenong dari Jakarta, Ludruk dari Surabaya,
Randai dari Minangkabau dan masih banyak yang lainnya. 12Namun Seiring
kemajuan zaman minat dalam melestarikan kesenian tradisional mulai
berkurang misalnya kesenian ketoprak dari daerah jawa, yang mana saat ini
mengalami kepunahan, serta faktor-faktor lain seperti politik, Agama,
Teknologi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan nya. Demikian pula
11
Sebuah pengantar buku Suwaji Bastomi, Nilai-nilai Seni Pewayangan,( Semarang:
Dahara Prize, 1992)hal 22
12
Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung Pustaka Setia, 1999), hal.73
5
peran serta kaum muda sangat sedikit perhatian mereka terhadap
perkembangan kesenian tradisional di daerahnya.13
Begitu juga dengan Jambi sebagai salah satu Provinsi yang ada di
Indonesia, Jambi memiliki berbagai macam
bentuk kesenian Tradisional,
mulai dari seni vocal, seni rupa, seni pertunjukan, seni media, cerita rakyat,
permainan Tradisional, tekstil Tradisional, pasar Tradisional, kesenian
tradisional, dan upacara taradisional. Keragaman seni, budaya, dan tradisi
yang merupakan hasil karya budaya ini perlu untuk dikembangkan.
Pengembangan seni budaya memiliki peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan apresiasi masyarakat
dari generasi ke generasi terhadap
keragaman budaya. Tumbuh dan berkembangnya kesenian dipengaruhi oleh
kondisi setempat, sehingga kesenian berbeda-beda di setiap tempat.14Kesenian
menggambarkan budaya setempat dan memberi warna pada masyarakat di
tempat itu, serta memberi gambaran umum tentang wujud suatu bangsa.Pada
setiap kelompok muncul berbagai jenis kesenian yang bersifat khas dan ini
merupakan identas kebudayaan masing-masing.Seperti Jambi salah satunya
daerah yang banyak memiliki kesenian tradisional khas jambi, misalnya seni
tari. Seni tari ini cukup memiliki banyak ragam serta coraknya, dimana pada
tiap- tiap daerah dan suku dalam kelompok masyarakat adat yang
bersangkutan. Beberapa seni tari yang dikenal di Provinsi Jambi, yaitu tari
sekapur sirih, tari ini dikenal dari kotaJambi, tari dana sarah, ini berasal dari
13
Ahmad yunus, Kesenian Dalang Jemblung sebagai sarana Penyebaran Nilai Budaya,
(Jakarta, 1994), hal.12
14
Hasip Kalimudin Syam Datuk Setio Agamo, Seni dan Budaya Adat Jambi/Jilid
V,(lembaga Adat Propinsi Jambi, 2003) hal. 3
6
pelayangan, dan masih banyak lainnya. Bukan hanya seni tari saja
yang
terdapat di Jambi tetapi juga terdapat kesenian tradisional yang lain.
misalnyaKesenian Hadra (kompangan), Rebana, Marawisdan Krinok.
Kesenian Tradisonal Krinok adalah sastra lisan yang diberi melodi,
menjadi sebuah lagu yang khas atau cengkok. Yaitu teknik membuat nada hias
atau ornamintasi dalam melodi lagu krinok sebagian unsur Tradisional.
Dahulunya Krinok dinyanyikan oleh masyarkat sebagai ekspresi emosi atau
perasaan, pelepasan kejenuhan selesai beraktifitas atau sebagi pelipur lara.
Bentuk awal krinok adalah vocal tunggal dengan ucapan nada-nada tinggi
disesuaikan dengan lirik dari lagu yang berisikan tentang perasaan
seseorang.15
Berdasarkan Survei awal penulis di masyarakat bahwa Krinok pada
awalnya ditutur atau dilantunkan sebagai pelampiasan perasaan atau ekspresi
emosi penutur itu sendiri tanpa iringan musik atau melodi apapun, sehingga
lirik atau kata-kata yang dilantunkan bersifat free atau bebas sesuai dengan
suasana hati penutur pada saat itu. Rasa rindu, iba, hina, dan beragam rasa
lainya dituturkan dalam bentuk pantun yang dilantunkan sesuai dengan irama
krinok.16Yasitu vocal tunggal dengan tutur yang beranada tinggi.
Menurut Mulya jaya Krinok merupakan manifestasi dari hubungan
antar manusia dalam cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandang
15
Mulya jaya,S.IP.,M.Si krinok sebagai media pembelajar,(sariharjo:gre publik
shing)2014 hal 20
16
Survei awal, Nenek Rena tgl 21/12/2014
7
hidup, tanggung jawab, kegelisan, dan harapan oleh karena itu, kemudian
didefinisikan sebagai bentuk curahan hati atau penuangan kata-kata seseorang
menjadi haru, menumpahkan isi hatinya melalui cara bertutur. 17
Berdasarkan
pengamatan
penulis
dari
beberapa
hasil
wawancaraKesenian musik krinok dahulunya diselenggarakan olehmasyarakat
untuk acara panen padi dan penyambutan tamu, bahkah Kesenian Krinok ini
oleh masyarakat menjadi acara hiburan pada resepsi pernikahan. Musik
Krinok adalah salah satu diantara sekian banyak kesenian tradisional di Dusun
Rantau Pandan.Dengan iringan beberapa macam alat musik seperti Gendang,
Biola, Kulintang Kayu dan Gong.18
Seperti halnya pada acara resepsi atau pesta pernikahan dapat kita lihat
setiap acara resepsi selalu ada hiburannya, tentunya dengan maksud agar dapat
menghibur tamu undangan selama hadir pada acara resepsi pernikahan
tersebut.Saat ini sudah umum dilakukan dalam acara-acara hajatan atau
resepsi pernikahan diramaikan dengan senandung irama musik dan juga
nyanyian-nyanyian.Karena sudah menjadi umum, maka dianggap sudah
lumrah dan biasa dilakukan.Jenis nyanyian yang umum diadakan misalnya
gambus, dangdut, dan musik tradisional lainnya.19
17
Mulya jaya,S.IP.,M.Si krinok sebagai media pembelajar,(sariharjo:gre publik
shing)2014 hal 24
18
Survei Awal, Nenek Aminah, Tanggal 25/12/2014
19
Taufik hidayat, Pupung P. Damayanti. Permainan Alat Musik Tradisional kota
pangkalpinang ,(Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Pangkalpinang,
2006), hal 52
8
Bahwa biasanya dan kebanyakan pada acara resepsi pernikahan dihibur
dengan hiburan yang indah-indah dan harmoni, 20 biasanya berupa lantunan
lagu dan musik yang enak didengar dengan maksud bisa menghibur tamu
undangan selama hadir diacara resepsi pernikahan.
Bahkan
masyarakat sebagian pada saat ini khususnya pada acara
Resepsi Pernikahan menghibur para undangan dengan hiburan musik, seperti
organ tunggal. Ada sebagian masyarakat yang mengundang musik Islami
(Nasyid) untuk mengisi atau mengibur diacara pernikahan, 21 selain Nasyid
sebagai hiburan masyarakat pada saat pesta pernikahan ada juga masyarakat
yang menjadikan kesenian Tradisional seperti Krinok sebagai hiburan pada
pesta pernikahan yaitu masyarakat di Dusun Rantau Pandan Kecamatan
Rantau Pandan yang memanfaatkan Kesenian musik Krinok sebagai hiburan
masyarakat pada acara resepsi pernikahan sehingga memberikan nuansa yang
berbeda, hal inilah yang terjadi di Dusun Rantau Pandan Kecamatan Rantau
Pandan Kabupaten Bungo dimana sebagian masyarakat memilih Musik
Krinok sebagai hiburan masyarakat pada acara resepsi pernikahan.
Bahwa Krinok yang pada awalnya hanya ditutur atau dilantunkan
sebagai pelampiasan perasaan atau ekspresi emosi atau pelepasan kejenuhan
selesai beraktifitas atau sebagai pelipur lara dan Musik ini awalnya hanya
dikenal oleh masyarakat pedalaman di hutan (orang-orang yang tinggal di
20
Taufik hidayat, Pupung P. Damayanti.Permainan Alat Musik Tradisional kota
pangkalpinang ,(Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Pangkalpinang,
2006), hal 51
21
Sutiya Ervina, Skripsi, Fenomena Nasyid Pada Acara Perkawinan Di Kota Jambi, IAIN
STS JAMBI, 2012
9
sawah atau ladang pada zaman dahulu). Saat mereka butuh suasana yang
ramai, masyarakat di hutan tersebut berteriak dan mengaung seolah bernyanyi.
Raungan tersebut dinyanyikan tanpa lirik dan musik, melainkan hanya
menggunakan suara dari mulut saja.Namun Sekarang berdasarkan pengamatan
peneliti Kesenian Krinok mengalami pergeseran dan pindah kehiburan
pernikahan dimasyarakat umum, seperti menghibur pada saat panen padi di
sawah, penyambut tamu besar, dan paling penting adalah menghibur diacara
pernikahan.
Dari latar belakang inilah peneliti merasa tertarik untuk meneliti
atau mengkajinya, mengapa masyarakat menjadikan“Kesenian Krinok
sebagai Hiburan Masyarakat Pada Acara Resepsi pernikahan di Dusun
Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi
Jambi”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus dari
masalah penelitian ini adalah Krinok sebagai Musik Hiburan Masyarakat pada
acara resepsi pernikahan Dari masalah inti diatas satuan variable yang akan
digali lebih mendalam dan sekaligus sebagai ruang lingkup penelitian ini yang
berkaitan dengan:
10
1. Bagaimana Sejarah Kesenian Krinok?
2. Mengapa
masyarakat
memilih
Kesenian
Krinok
Sebagai
HiburanMasyarakatPada Acara Resepsi Pernikahan?
3. Bagaimana Upaya yang dapat dilakukan Masyarakat dalam melestarikan
Kesenian Krinok sebagaiKesenian Tradisional?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang penulis teliti dalam skripsi ini adalah
lebih memfokuskan bagaimana sejarah krinok,kenapa masyarakat Rantau
Pandan memilih Krinok sebagai hiburan masyarakatpada acara resepsi
pernikahan, dan upaya masyarakat di dalam melestarikan Kesenian Krinok
sebagai Kesenian Tradisional hiburan di dusun Rantau Pandan, Kecamatan
Rantau Pandan, Kabupaten Bungo.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini dapat dilihat dari dua
sisi. Pertama, mendeskripsikan secara utuh mengenai keberadaan krinok
sebagai musik hiburan masyarakat di dusun Rantau Pandan meliputi:
1. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Krinok.
11
2. Untuk mengetahui mengapa masyarakat memilih Kesenian Krinok sebagai
Hiburan MasyarakatPada Acara Resepsi Pernikahan.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dapat dilakukan Masyarakat
dalam melestarikan Kesenian Krinok sebagai Kesenian Tradisional Hiburan
MasyarakatPada Acara Resepsi Pernikahan.
Kedua, penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat menjadi
sumber informasi tentang kesenian tradisional Indonesia salah satunya yaitu
musik krinok yang menjadi bagian dari produk kebudayaan Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
analisis bagi perkembangan dunia ilmu Antropologi budaya khususnya
pemahaman tentang eksistensi Kesenian Krinok sebagai hiburanmasyarakat
pada acara resepsi pernikahan. Melalui pengungkapan musik krinok ini
diharapkan agar berbagai pihak akan memahami musikKrinok tersebut.
Sehingga Kesenian Tradisional masyarakat Rantau Pandan menjadikanya
SebagaiHiburan MasyarakatPadaAcara Resepsi Pernikahan, terlebih sebagai
Kesenian Tradisional
yang harus dilestarikan dan perlu dikenal oleh
masyarakat Indonesia dari generasi kegenerasi sehingga tidak punah.
12
2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala dan khasanah
pengetahuan tentang kebudayaan serta Kesenian nusantara salah satunya
adalah musik Krinok.
3. Dengan penelitian ini diharapkan agar mendapat perhatian dari pemerintah
dan masyarakat untuk ikut adil dalam melestarikannya.
4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Humaniora pada
jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Sastra dan Kebudayaan Islam
(Adab) IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Untuk menambah Referensi Perpustakaan serta dapat digunakan dalam
penelitian selanjutnya dalam Skala yang lebih luas dan di waktu yang akan
datang.
6. Bagi pembaca dan penulis,memberikan informasi dan dapat juga dijadikan
sebagai acuan bagi kita semua.
F. Kajian Pustaka (Studi Relevan)
Kajian sejenis yang pernah dilakukan antara lain:
Pertama,Mulya jaya meneliti tentang
Krinok sebagai media pembelajar.
Dalam penelitian beliau menggunakan Metode Kualitatif pendekatan deskritif,
memfokuskan pada alur Kesenian Krinok sebagai media pembelajar.
Dengan demikan, penelti masih memiliki kesempatan untuk melakukan
penelitian ini dengan memfokuskan pada Kesenian Krinok sebagai Hiburan
MasyarakatPada Acara Resepsi Pernikahan di Dusun Rantau Pandan
Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo. Peneliti juga akan mengupas
13
tentang Sejarah Krinok pada masa dahulu dan upaya masyarakat dalam
melestarikan Kesenian Krinok sebagai Kesenian Tradisional.
G.Metode Penelitian
1. Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun Rantau Pandan fokus tentang
kesenian krinok sebagai hiburan masyarakat pada acara resepsi pernikahan
di Dusun Rantau Padan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. 22Yang dilakukan untuk menjelaskan segala sesuatu
dengan cara
menggambarkan secara sistematis dari situasi. Peneliti ini
dilakukan dengan menggunakan metode etnografi(studi kasus).Dimana
metode (studi kasus)memberi peluang kepada peneliti untuk menalaah
secara mendalam, detail, intensip dan menyeluruh terhadap unit sosial yang
diteliti. problem, program, ataupenyediaan informasi tentang kehidupan
kondisi kehidupan masyarakat. Dalam penelitian kualitatif, peneliti setiap
harinya bisa mendapatkan demikian banyak data, dari hasil wawancara, dari
hasil observasi atau sejeumlah dokumen. Data yang terekam dalam apa
yang disebut dengan “catatan-catatan lapangan.”23
22
Penelitian deskriptif yang biasa di sebut juga dengan penelitian taksonomis, suatu
penelitian yang di maksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang di teliti. Penelitian ini tidak mempersoalkan jalinan hubungan antar variable
yang ada dan tidak melakukan pengujian hepotesis.lihat di Sanafiah Faisal, Format-Format
penelitian sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada. 2010), hal 20
23
Sanafiah Faisal, Format-Format penelitian sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.
2010), hal 257
14
Penelitian ini berbentuk deskritif kualitatif yang dilihat dari sudut
pandang Kesenian Krinok sebagai Hiburan Masyarakat PadaAcara Resepsi
pernikahan, instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Wawancara,Observasi,Rekaman dan Dokumentasi.
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam pengambilan data manusia adalah alat utama, terdapat
beberapa ciri manusia yang dapat menjadi pengambilan data yaitu: a.
Responsip tanggapan terhadap suasana, b. Dapat menyesuaikan diri
(adaptasi) dengan suasana pengumpulan data, c. Memiliki kemampuan
untuk memperluaskan dan meningkatkan pengetahuan berdasarkan
pengalaman praktis dan mampu menjelaskan kepada responden atau
informen tentang hal yang sulit untuk dipahami. Dengan ciri-ciri ini
manusia sebagai alat utama juga harus memahami jenis data dan sumber
data yang akan didapatkan di lapangan.
a. Jenis Data
Dalam hal mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan
penelitian penulis mengunakan dua jenis data yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari
masyarakat baik dilakukan melalui Wawancara, Observasi mengenai
15
Kesenian Krinok Sebagai Hiburan Masyarakat Pada Acara
Pernikahan di Dusun Rantau Pandan.
Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian adalah
data pokok yang berkaitan langsung dengan pokok permasalahan
dalam penelitian telah dirinci menjadi sub-sub masalah untuk
mendapatkan jawaban setelah penelitian dilakukan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh orang yang berfungsi mendukung peneliti ini bisa dokumen,
buku, hasil pengamatan, majalah, sumber dari arsip dokumen pribadi
dan dokumen resmi
24
yang telah ada yang dapat mendukung
penelitian ini.Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau
laporan-laporan terdahulu.Data sekunder dalam penelitian ini adalah
data pendukung penelitian yang melengkapi atau pendukung dari
penelitian tersebut. Data sekunder yang dimaksudkan antara lain:
a.
Historis dan georgrafis
b.
Struktur organisasi
c.
Keadaan masyarakat
b. Sumber Data
24
Lexy J. Meleong,metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2013). hlm. 159
16
Sumber data utama adalah “kata-kata dan tindakan orangorang yang diamati atau diwawancarai.25Dalam hal ini sumber data
dari penulisan ada tiga bagian yaitu, sumber data berupa manusia,
dokumen dan peristiwa yang berhubungan dengan pembahasan
penelitian.
Sumber-sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh:
1.Sumber data berupa manusia, yaitu pemangku adat, perangkat desa
serta masyarakatdengan cara diwawancara.
2.Peristiwa, yaitu peneliti sendiri yang ikut dalam proses upacara
tersebut dengan cara observasi.
3.Sumber data berupa dokumen, yaitu buku dan dokumentasi yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian seperti foto-foto
kesenian krinok pada waktu pesta pernikahan.
c.
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah sesuatu yang menunjuk pada
orang/individu atau kelompok yang menjadi unit atau satuan (kasus)
yang diteliti.26Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data bersifat
Purposive Sampling.adalah teknik pengumpulan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Orang tersebut yang dianggap paling
mengetahui tentang apa yang diharapkan, atau mungkin sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjajahi objek atau
situasi sosial yang diteliti. Purposive Sampling adalah tenik
25
Lexy J. Meleong,metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2000). hlm. 112
26
Sanapiah Faisal, Format-Format penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), hal 109
17
penentuan sampel, yang sesuai dengan kebutuhan penelitian maka
yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah , para pemain
krinok, tokoh Adat, tokoh masyarakat, nenek mamak, perangakat
desa seperti Rio, RT(rukun tetangga), dan masyarakat sebagian
menggunakan kesenian krinok pada acara resepsi pernikahan.
3.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategisdalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data.27
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
(penelitian lapangan).Dalam penelitian kualitatif ini penulis mencoba
mendeskripsikan tentang kesenian krinok sebagai hiburan masyarakat pada
acara resepsi pernikahan.Penulis melakukan pengumpulan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
Berbagai metode pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan
sebagai
berikut:
a. Observasi
27
Sugiono, Metode Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2013) hal. 224
18
Observasi merupakan proses yang komplek, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan
dilapangan membutuhkan suatu kesatuan metode pengumpulan data
yang hetrogen.28Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan pada saat
pertunjukan kesenian krinok dari awal sampai akhir baik secara
langsung maupun yang sudah terdokumentasikan berupa vidio.Peneliti
memahami, melihat pemain dan tarian-tarian krinok sehingga peneliti
benar-benar mendengar, melihat dan merasakan suasana pertunjukan
kesenian krinok.Dalam observasi ini kedudukan peneliti yaitu non
partisipan.Artinya peneliti hanya melakukan satu fungsi saja yaitu
hanya mengadakan pengamatan.29Jadi dalam hal ini peneliti datang di
tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut.30Peneliti berperan sebagai pengamat.Hasil observasi
tersebut selanjutnya dicatat dalam lembar catatan penelitian.
b. Wawancara
Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu
.percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan atas
28
Suwardi Endaswara, Metode Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama,
2006), hal 140
29
Lexy moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung:PT remaja
rosdakarya,2005),hal 174
30
Sugiono, 2013, hal 227
19
pertanyaan itu. 31 Dalam peneliti dibantu dengan alat perekam, selain
untuk kesempurnaan dalam mendapatkan data lapangan penulis juga
menggunakan model wawancara dengan model Indepth interview/
wawancara yang dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur dan
bersifat terbuka, tapi tetap fokus pada tujuan penelitian.Wawancra ini
bersifat fleksibel, mendalam lebih luas, susunan pertanyaan dibuat lebih
enak, tidak ada tekanan dan tidak saling mengejar target, suasana
berjalan dengan akrab dan penuh persahabatan ada keterbukaan antara
peneliti dengan yang diteliti.32
Dalam hal ini peneliti mewawancarai langsung orang-orang
yang berkompeten mulai dari Pemain Kesenian Krinok, tokoh Adat,
Ninik Mamak, ketua Pemuda, perangkat desa Rio, termasuk masyarakat
yang menggunakan jasa kesenian krinok pada acara resepsi pernikahan.
Wawancara awal dilakukan kepada informan kunci yakni pelaku atau
pemain kesenian krinok. Lalu mewawancarai informan berikutnya dan
seterusnya sampai informasi yang diperoleh utuh dan lengkap. Dalam
wawancara, peneliti menggunakan bahasa Indonesia, ketika ada
ungkapan-ungakapan yang menggunakan bahasa dusun maka nantinya
akan dialih bahasakan kebahasa Indonesia agar memudahkan peneliti
ketika analisa data.
31
Lexy moleong, metodologi penelitian kualitatif.(bandung:PT remaja
rosdakarya,2005),hal 176
32
Suwardi Endaswara, Metode Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama,
2006), hal 168
20
Wawancara mendalam tidak berisi pertanyaan yang mendetail,
tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin
didapatkan dari informan yang nanti dapat dikembangkan dengan
memperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara.33
Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk mendapatkan
gambaran yang berkaitan dengan kesenian krinok sebagai hiburan
masyarakat dalam pernikahan di DusunRantau Pandan.
c.
Dokumentasi
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dan hasil
record, dokumen ini digunakan karena merupakan sumber yang stabil,
karya dan mendorong, berguna sebagai bukti untuk pengujian.
34
Pengumpulan data melalui dokumentasi, diperlukan seperangkat alat
atau instrument yang memandu untuk pengambilan data-data dokumen.
Ini dilakukan, agar dapat menyeleksi dokumen mana yang dipandang
dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan. Data
dokumen dapat berupa vidio, foto, gambar, peta, grafik, struktur
organisasi, catatan-catatan bersejarah dan sebagainya. Pengamatan
peneliti dibantu dengan dokmentasi melalui foto meliputi data yang
sudah terdokumen. Namun peneliti tentunya berhati-hati dalam
pengambilan gambar. Peneliti juga melakukan konfirmasi terlebih
33
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal 200
34
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal 217
21
dahulu
kepada
informan
dalam
pengambilan
gambar,
untuk
menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh diambil.
Metode Dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data
berupa dokumentasi maupun catatan yang berkaitan dengan kesenian
krinok sebagai hiburan masyarakatpada acara resepsi pernikahan di
dusun Rantau Pandan.
4.Teknik Analisis Data
Analisa
data
adalah
kegiatan
mengatur,
mengurutkan,
mengelompokan, memberi kode atau tanda dan mengkategorikan data
tersebut.Semua data yang berhasil diperoleh dari wawancara, observasi
dan dokumen atau secara gabungan yang dimasukkan dalam analisa data,35
Analisa data berguna untuk mereduksi data menjadi perwujudan yang
dapat
dipahami
melalui
pendeskripsian
secara
logis
dan
sistematis.Sehingga fokus studi dapat ditelaah, diuji dan dijawab secara
cermat dan teliti.Setelah penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih
dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan
dianalisa melalui segi kualitatif. Analisis data penelitian budaya berupa
proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan, dan dokumen yang telah
terkumpul. Data tersebut sangat banyak jumlahnya, yang kurang relevan
patut
direduksi.Analisis
bersifat
terbuka,
open-ended
dan
induktif.Maksudnya, analisis bersifat longgar, tidak kaku, dan tidak
35
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal 234
22
statis.36 Analisis data penelitian dapat dilakukan secara diskriptif, dengan
kata lain mendeskripsikan subjek penelitian dan cara mereka bertindak dan
berkata-kata. Dan dalam hal ini proses analisis data dilakukan seperti
pertahapan penelitian Etnografi spradly sebagai berikut:
a. Analisis Domain(Domain Analysis)
Analisis Domain, analisis domain biasanya dilakukan untuk
memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif
menyeluruh tentang apa yang tercakup disuatu fokus atau pokok
permasalahan yang diteliti.37Dalam proses penelitian kualitatif, peneliti
melakukan tiga langkah persiapan, yaitu memilih situasi sosial,
melakukan observasi non partisipan dan membuat catatan etnografis.
Setelah ketiga langkah awal ini dilakukan, maka peneliti harus
melakukan observasi deskriptif dan selanjutnya melakukan analisa
data.Apabila peneliti telah mengumpulkan dan memiliki catatan
menegnai observasi deskriptif yang dilakukannya, dengan pertanyaanpertanyaan yang berupa grand-tour dan mini tour, maka peneliti siap
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskannya dan
kemudian mengumpulkan data yang lebih banyak. Secara umum
domain budaya ini dikelompokkan dalam 9 dimensi yaitu ruang, objek,
tindakan, aktivitas, kejadian, waktu, pelaku,
tujuan dan perasaan.
36
Suwardi Endaswara, Metode Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2006), hal 174
37
Suwardi Endaswara, Metode Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama,
2006), hal 176
23
Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh
dari tempat penelitian secara garis besarnya yaitu mengenai: Gambaran
umum Kesenian Krinok di Dusun Rantau Pandan.
b.Analisis Taksonomis (Taxonomic Analysis)
Seorang peneliti memulai suatu penelitian secara mendalam
dengan memilih beberapa atau satu domain budaya untuk diteliti secara
cermat.Tujuan utamanya adalah untuk menemukan sejumlah domain
yang
memungkinkan.Melalui
hal
ini
peneliti
belajar
untuk
mengeksplisitkan perbedaan prilaku manusia dalam kehidupan seharihari. Dalam tahapan ini seorang peneliti ingin mendapatkan penelitian
secara mendalam mengenai domain budaya yang dihadapinya dengan
cara mengorganisir domain tersebut. Dengan demikian peneliti akan
menemukan bahwa domain yang sedang ia teliti sebenarnya merupakan
bagian dari domain yang lebih besar. Sebagaimana domain budaya,
taksonomi merupakan seperangkat kategori yang disusun berdasarkan
hubungan semantis yang tunggal.Perbedaan utama diantara keduanya
adalah bahwa taksonomi menunjukan hubungan yang lebih banyak
diantara hal-hal yang ada didalam Domain Budaya.
38
Analisis
taksonomis ini digunakan dalam menganalisis data mengenai Kesenian
Krinok Sebagai Hiburan Masyarakat Pada Acara Resepsi Pernikahan di
Dusun Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo.
38
James P Spradly, Metode Etnografi, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2006) hal.185
24
c. Analisis Komponensial (Componential Analysis)
Tujuan seorang peneliti yang melakukan penelitian kualitatif
adalah untuk menemukan pola budaya yang digunakan masyarakat
untuk mengorganisaskan prilaku mereka, untuk membuat dan
menggunakan
objek,
untuk
menyusun
ruang
dan
untuk
mengekspresikan pengalaman mereka. Seorang peneliti memulai
penelitiannya dengan memilih suatu situasi sosial dan melakukan
observasi secara tidak langsung.Budaya merupakan seperangkat simbol
yang
memiliki
makna
kompleks
yang
ingin
diteliti
oleh
seseorang.Sistem makna ini dapat dinyatakan secara tacit(tersembunyi)
atau secara eksplisit, tergantung pada pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti.Oleh karena itu, seorang peneliti harus menjelaskan sejumlah
strategis khusus untuk menemukan makna dalam suatu budaya. 39
Analisis komponensial diperoleh setelah adanya Analisis Domain dan
Taksonomis yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan Kesenian Krinok.
d. Menemukan Tema Budaya (Cultural Theme Analysis)
Seorang peneliti harus selalu ingat bahwa penelitian dilakukan
pada dua tingkatan pada waktu yang sama. Salah satunya menguji
detail-detail kecil dari sebuah budaya dan pada saat yang sama juga
mencari gambaran yang luas mengenai budaya tersebut. Deskripsi
39
James P Spradly, Metode Etnografi, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2006) hal.229
25
budaya ini meliputi Analisis secara mendalam mengenai Domain yang
terpilih dan juga meliputi peninjauan terhadap budaya dan pernyataan
yang
disampaikan
secara
keseluruhan.
Beberapa
peneliti
menyampaikan hal ini dengan istilah pendekatan inventaris (inventory
approach) dan mereka mengidentifikasikan semua Domain yang
berbeda ini dalam sebuah budaya yang tediri dari kategori seperti
“kekeluargaan”, “budaya material” dan”hubungan sosial”. Hal ini perlu
untuk menemukan tema budaya yang telah dipelajari oleh anggota
masyarakat hubungan antara ranah.
40
dan menggunakannya untuk
mengubungkan domain-domain yang ada. Konsep tema budaya jauh
berakar pada ide, dan tidak sekedar potongan tingkah laku, atau
kebiasaan atau kumpulan potongan-potongan tersebut. Tahap analisis
untuk menemukan tema budaya ini merupakan suatu langkah yang
digunakan untuk memberikan suatu pandangan yang menyeluruh
tentang suatu budaya Kesenian Krinok yang ada di Rantau Pandan.
5. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumberdengan berbagai cara :
a.Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya, data diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan
40
Suwardi Endaswara, Metode Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2006), hal 177
26
observasi, dokumentasi dan wawancara.Bila dengan tiga teknik
pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbedabeda, maka penelitian diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
b. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber
masih segar, sebelum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel.
6. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal, kemudian
dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi.Setelah
pengesahan judul dan riset, maka penulis mengadakan pengumpulan
data, verifikasi, dan analisa data dalam waktu yang berurutan. Hasilnya
penulis akan berkonsultasi kepada dosen pembimbing sebelum diajukan
sidang munaqasah nantimya. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan
perbaikan dan pengadaan laporan skripsi.
BAB II
KERANGKA TEORI
Untuk mempermudah kajian ini dalam memberikan pengertian yang
terdapat dalam kajian ini,maka perlu untuk mengemukakan kajian secara
konseptual yang berhubungan dengan judul masalah diatas.
A. Kebudayaan
1. Pengertian kebudayaan.
Kata “kebudayaan” dan “Culture”.Kata “Kebudayaan” berasal
dari kata Sagsekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berati “budi” atau “akal”. Dengan demikian ke-budaya-an dapat
diartikan :“hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada sarjana yang
lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata
majemuk budi-daya, yang berarti “daya dan budi”. Dari pengertian
tersebut dibedakan antara budaya yang berarti daya dari budi, yang
berupa cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil
dari cipta, kasra, dan rasa itu.41Menurut ilmu antropologi kebudayaan
adalah: keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusian dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.42
41
Koentjaraningrat.Pengantar Ilmu Antropologi, ( Jakarta: PT Rineka Cipta) hal. 146
Koentjaraningrat.Pengantar Ilmu Antropologi, ( Jakarta: PT Rineka Cipta) hal. 144
42
27
28
Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia
adalah “kebudayaan” karena hanya sedikit tindakan manusia dalam
kehidupan masyarkat yang tidak perlu di biasakan dengan belajar.
Dari beberapa pengertian atau defenisi tentang kebudayaan,
berikut ini dijelaskan lebih terperinci arti kebudayaan dari salah satu
beberapa
tokoh, 43 yaitu: Menurut Edward B. Taylor Kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh sesorang sebagai
anggota masyarakat.
Kebudayaan
adalah
suatu
fenomena
universal.Setiap
masyarakat-bangsa di dunia memiliki kebudayaan, meskipun bentuk
dan coraknya berbeda-beda dari masyarakat-bangsa yang satu ke
masyarakat-bangsa lainnya.Kebudayaan secara jelas menampakkan
kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa dan ras.Orang
bisa mendefinisikan manusia dengan caranya masing-masing, namun
manusia sebagai cultural being, makhluk budaya merupakan suatu
fakta historis yang tak terbantahkan oleh siapapun juga.Sebagai
cultural being, manusia adalah pencipta kebudayaan.Dan sebagai
ciptaan manusia, kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di
43
hal.17
Heni Gustini Nuraeni, Studi Budaya di Indonesia, Bandung:(Pustaka Setia, 2013),
29
dunia.Pada kebudayaan, manusia menampakkan jejak-jejaknya dalam
panggung sejarah.44
Dari
penjelasan
diatas
penulis
berkesimpulkan
bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai
makhluk
memahami
sosial,
yang
menginterpretasikan
digunakannya
lingkungan
serta
untuk
pengalamanya,
dan
kemudian
menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Kebudayaan merupakan milik
bersama anggota masyarakat atau golongan sosial tertentu, yang
disebarkan oleh anggota masyarakat dan pewarisannya kepada
generasi berikutnya. Penyebaran tersebut dilakukan melaui proses
belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam
bentuk yang terucapkan ataupun yang tidak terucapkan (termasuk
berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Oleh karena itu, setiap
anggota masyarakat mempunyai perbedaan pengetahuan mengenai
kebudayaanya dengan anggota masyarakat lainnya karena pengalaman
dan proses belajar yang berbeda dan lingkungan-lingkungan yang
mereka hadapipun tidak selamanya sama.
2. Fungsi Kebudayaan
Sedangkan menurut Malinowski Kebudayaan mempunyai
fungsi sebuah pendirian bahwa aktivitas kebudayaan itu sebenarnya
bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan
44
Rafael Raga Maran, Manusia & Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar,
Jakarta: (Rineka Cipta, 2007), hal. 15-16
30
naluri
makhluk
kehidupannya.
45
manusia
yang
berhubungan
dengan
seluruh
Kesenian sebagai contoh dari salah satu unsur
kebudayaan misalnya, terjadi karena mula-mula manusia ingin
memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan.
Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat
dan anggota masyarakat, misalnya kekuatan-kekuatan alam tempat dan
bertempat tinggal, maupun kekuatan-kekuatan lainnya didalam
masyarakat itu sendiri yang tidak selalu baik baginya. Kecuali itu,
manusia memerlukan kepuasan baik dibidang spiritual maupun
dibidang material.Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian
besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat. 46
3.
Hubungan Kebudayaan dengan Kesenian
Dalam sebuah unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan
dunia, baik yang kecil, bersahaja dan terrisolasi, maupun yang besar,
kompelks dan dengan jaringan hubungan yang luas.47Kesenian sebagai
bagian dari isi kebudayaan, memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.Kesenian merupakan ungkapan kreativitas dari
45
46
Koentjaraningrat,sejarah teori antropologi,( Jakarta:UI-Press,1987),hal 171
M.E.Suhendra dan Pien Supinah, Ilmu Budaya Dasar, Bandung:(Pionir Jaya, 1993),
47
M.E.suhendra dan pien supine,ilmu budaya dasar, (bandung:pionir jaya,1993),hal 19
hal. 19
31
kebudayaan yang tidak dapat terlepas dari masyarakat pendukungnya,
yang memiliki keragaman dalam kehidupan masing-masing.48
Koentjaraningrat
mengemukakan
bahwa
kebudayaan
itu
digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:
1.
Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma dan peraturan.
Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan,
sifatnya abstrak,49 tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan
tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini
disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa budaya
ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan dan member
arah kepada tindakan dan perbuatan manusia dalam masyarakat
sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau
istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tape dan
komputer. Kesimpulannya, budaya ideal ini adalah merupakan
perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak.
48
Timbul Haryono, Seni Dalam Dimensi Bentuk, Ruang Dan Waktu, Jakarta: (Wedatama
Widya Sastra, 2009) Hal. 116
49
Koentjaraningrat.Pengantar Ilmu Antropologi, ( Jakarta: PT Rineka Cipta) hal. 151
32
2.
Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
Wujud
tersebut
dinamakan
system
sosial,
karena
menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu
sendiri.Wujud ini bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan
karena dalam sisitem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia
yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan
lainnya dalam masyarakat.Lebih jelasnya tampak dalam bentuk
prilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan
hidup sehari-hari dimasyarakat.Kesimpulannya, sistem sosial ini
merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret dalam
bentuk prilaku dan bahasa.
3.
Wujud Kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud yang terakhir ini disebut pula kebudayaan
fisik.Dimana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil
fisik(aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam
masyarakat).Sifatnya paling konkrit dan berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto yang berwujud besar
ataupun kecil.Kesimpulanya kebudayaan fisik ini merupakan
perwujudan kebudayaan yang bersifat konkrit dalam bentuk
materi/artefak.50
50
Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, 2007, hal. 29-30
33
Dalam hal ini posisi kesenian dalam kebudayaan itu
terdapat pada wujud kebudayaan yang ketiga yang disebut
kebudayaan fisik.Berupa hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan
semua karya manusia dalam masyarakat.Sifatnya kongkrit berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat. Seperti halnya
kesenian krinok yang merupakan hasil karya manusia sebagai
sarana hiburan yang menuangkan kreasi oleh para penarinya atau
pelakunya.
B. Kesenian
1. Pengertian Kesenian
Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan dikaruniai berbagai
kemampuan dan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai
seni.Seni merupakan suatu hasil karya manusia yang mempunyai nilai
keindahan yang dapat di nikmati serta dirasakan oleh manusia.51 Seni
yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia,
dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang
dapat ditangkap oleh indra pendengar (seni suara), penglihatan (seni
lukis) atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).52
51
Triyanto Haryanto, Antropologi, 2012, hal. 3
Abdurrahman Al Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam Seni, vocal, seni Musik dan
Tari. (Jakarta : Gema Insani Press 1991) hal. 13
52
34
2. Jeni-jenis Kesenian
a. Kesenian Tradisional
Kesenian Tradisonal adalah Kesenian yang diciptakan oleh
masyarakat. 53 Banyak yang mengandung unsur keindahan yang
hasilnya menjadi milik bersama. Kesenian tradisonal bukanlah
kesatuan ikatan gaya dalam seni, tetapi sebuah kemajemukan cara
pandang para seniman printis abad ke-20 yang dapat diterangkan
melalui pemahaman konteks sejarah perkembangan musik seni
mata masyarakat. Ditegaskan pula bahwa pewarisan tradisi
berlangsung di dalam segala aktivitas sehari-hari, oleh sebab itu
tradisi bukanlah suatu yang baku, atau tidak berkembang. Suatu
kesenian tentunya memiliki ciri-ciri, begitu juga kesenian
tradisonal mempunyai sifat atau ciri-ciri seni tradisional. Pertama,
menyatakan bahwa ciri-ciri seni tradisonal meliputi:
1.
Seni Tradisonal tumbuh secara konstan selama beratusratus tahun.
2.
Ada yang selaras dengan orang-orang di daerah
kekuasaan.
53
Taufik hidayat, Pupung P. Damayanti.Permainan Alat Musik Tradisional kota
pangkalpinang ,(Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Pangkalpinang,
2006), hal 52
35
Dalam seni Tradisonal ada renungan pandangan hidup.54
3.
b. Kesenian Modren
Kesenian
modren
merupakan
hasil
interaksi
dari
masyarakat penggemarnya dan sesuai dengan kemajuan zaman.55
kemudian tercipta alat-alat kesenian yang baru, serta tehnis
penyajianyan lebih maju sehingga menjadi kesenian modren.
3. Macam-Macam Kesenian
Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui
dua macam indera, yaitu indra mata dan indra telinga atau keduanya
secara serentak. Keindahan dalam hubungan kedua macam indra,
dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu seni rupa, seni suara, dan seni
petunjukan. Seperti dijelaskan berikut ini:
a. Seni Rupa
Seni rupa merupakan kesenian yang dapat dinikmati
melalui indra mata sehingga sifatnya visual. Wujudnya antaralain
adalah seni bangunan, seni relief atau ukuran timbul, seni lukisdan
seni rias.
b. Seni suara
54
Taufik hidayat, Pupung P. Damayanti. Permainan Alat Musik Tradisional kota
pangkalpinang ,(Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Pangkalpinang,
2006), hal 53
55
Taufik hidayat, Pupung P. Damayanti. Permainan Alat Musik Tradisional kota
pangkalpinang ,(Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Pangkalpinang,
2006), hal 52
36
Seni suara merupakan kesenian yang dapat dinikmati
melalui indra telinga, sehingga sifatnya audio. Wujudnya antara
lain adalah seni vocal, seni instrumental dan seni sastra lisan.
Seni musik merupakan seni suara sehingga Musik dapat
diartikan sebagai ungkapan perasaan yang dituangkan dalam
bentuk bunyi-bunyian. Ungkapan yang dihasilkan melalui suara
manusia disebut vocal, sedangkan ungkapan yang dihasilkan
melalui alat musik disebut instrumental.56
Sementara Ahmad Mustofa dalam bukunya mengatakan
bahwa Seni Musik ada dua jenis:57
1.
Musik daerah, seperti: Seni karawitan, degung Sunda, musik
kolintang, dan gending sriwijaya.
2. Musik Nasional, seperti: Padamu Negeri, hallo-hallo bandung,
Gugur Bunga, dan Syukur.
Musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulat, wujud nada-nada atau bunyi
lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai
suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan
56
57
Triyadi Haryanto, Antropologi, 2012,hal.37
Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, Bandung:(Pustaka Setia, 1999) hal. 48
37
manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat
dimengerti dan dinikmatinya.58
Musik-musik yang bersifat tradisional selalu berhubungan
dengan kehidupan suatu komunitas sehari-hari. Pada umumnya,
musik-musik tradisional digunakan untuk keperluan hidup
komunitas masyarakat setempat, misalnya untuk keperluan upacara
yang bersifat ritual (dalam wujud doa atau pujian kepada Sang
Pencipta),
untuk
kepentingan
pekerjaan
(misalnya
untuk
menyambut musim panen), mengiringi tari-tarian tradisional atau
juga bisa sebagai sarana menyebarkan nilai-nilai budaya ataupun
sejarah komunitas setempat. Dalam kasus ini musik-musik
tradisional memang
dianggap lebih fungsional dibandingkan
musik-musik kotemporer. Ciri khas musik tradisional ialah tradisi
lisan dalam hal proses penyebaran pewarisannya. Dengan proses
penyebaran secara lisan, musik tradisional senantiasa hanyalah
mengandalkan cara-cara lisan (tanpa tulisan). Penyebarannya
dilakukan melalui komunikasi langsung dari mulut ke mulut.
Perkembangan musik ini semata-mata hanya mengandalkan daya
ingat manusia pendukungnya, yang disebar-sebarkan ke tempattempat lain dari satu generasi ke generasi berikutnya. 59 Adapun
alat musik krinok yang digunakan dalam mengiringi nyanyian
yaitu: gendang, kulintang kayu, gong, dan biola.
58
59
R.M Soedarsono. Pengantar Apresiasi Seni, (Jakarta : Balai Pustaka, 1992) hal. 13-14
R.M Soedarsono, 1992, hal. 51
38
C. Seni Petunjukan
Seni petunjukan adalah kesenian yang dapat dinikmati
melalui indra mata dan telinga sekaligus sifatnya audio visual.
Wujudnya antara lain adalah seni tari, seni drama, dan seni film.
Dunia seni pada hakikatnya bukanlah sekedar materi yang
bersifat keterampilan bekala, tetapi juga merupakan wahana siswa
untuk mengembangkan kreatifitas, budi dan kepekaan akan
keindahan (estetika). Menurut K. langer dalam Dharsono,
menyatakan bahwa seni merupakan symbol dari perasaan. Seni
merupakan kreasi bentuk simbolis dan dari perasaan manusia
bentuk-bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang
merupakan universalisasi dari pengalaman, dan merupakan
terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya seninya
melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiran
semata.
C.Kesenian Krinok
Nyanyian berupa lantunan isi hati atau dilagukan pada saat
menjaga sawah yang padinya sedang menguning, biasanya diiringi denga
alat musik gendang, kulintang kayu, biola atau gong.60
Krinok merupakan salah satu tutur kata yang dilantunkan dengan
irama dan di iringi melody sehingga menjadi lagu yang bersifat free
60
Arti, definisi, pengertian krinok, http://www.bahasa indonesia.net/krinok.tanggal akses
:22 Desember, 2014.
39
cengkok yang khas di dalam lantunan krinok ini memberikan nilai
keindahan tersendiri bagi penikmat kesenian ini.Krinok pada awalnya
ditutur atau dilantunkan sebagai pelampiasan perasaan/ekpresi emosi
penutur itu sendiri tampa iringan musik atau melodi apa pun, sehingga lirik
atau kata- kata yang dilantunkan bersifat free atau bebas sesuai dengan
suasana hati penutur pada saat itu. rasa rindu, iba, hina, dan beragam rasa
lainnya dituturkan dalam bentuk pantun yang dilantunkan sesuai dengan
irama krinok. yaitu vocal tunggal dengan tutur yang bernada tinggi.61
61
Di lihat dewinovriana.blogspot.com/2014/01/musik-krinok-jambi.html di akses
23september2014 jam 08.00 Wib
40
41
Download