UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN MINT (Mentha arvensis L.) Dian Nurhasanah1, Prasetyorini1, Haryanto Susilo1 1 Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan ABSTRAK Hands Sanitizer (antiseptik tangan) adalah produk kesehatan yang secara instant dapat mematikan kuman tanpa menggunakan air, Penggunaan gel antiseptik untuk tangan saat ini meningkat untuk mencegah terjadinya penyakitpenyakit serius yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Maka tujuan dari pembuatan gel Hand Sanitizer ini untuk mengetahui karakter fisik dan mengetahui efektivitas anti bakteri sediaan gel antiseptik tangan dari minyak atsiri daun mint.Minyak atsiri daun mint diperoleh dengan metode destilasi uap air. Gel hand sanitizer dibuat dalam 4 formula. Formula sediaan gel dibuat dengan basis karboksimetil selulose dan kadar minyak atsiri yang digunakan adalah 1%, 1,5%, dan 1,75%. Hasil yang diperoleh dari uji efektivitas antibakteri menunjukkan bahwa formula sediaan gel dari minyak atsiri daun mint tidak memiliki efektivitas yang baik terhadap antibakteri, hal ini ditunjukkan pada semua konsentrasi tidak mulai menghambat bakteri dan tidak membunuh semua bakteri pada media uji.Ke empat formula diuji kepada 20 orang panelis dengan parameter warna, aroma, tekstur dan iritasi. Formula yang mengandung minyak atsiri 1,5% lebih banyak disukai oleh panelis pada parameter warna dan aroma, sedangkan pada parameter tekstur panelis lebih suka pada formula yang mengandung minyak atsiri 1%. Hasil uji stabilitas menyatakan bahwa sedian stabil tampak fisik dalam suhu kamar (2830°C), dan berubah warna pada suhu 40°C. PENDAHULUAN Telapak tangan menjadi salah satu tempat pertumbuhan bakteri, dimana bakteri baik dan bakteri buruk bisa tumbuh. Bakteri buruk bisa menyebabkan orang sakit/berpenyakit. Salah satu contoh bakteri yang ada ditelapak tangan adalah Eschericia coli dan Staphylococcus aureus yang bisa menyebabkan diare jika masuk pada saluran pencernaan. Salah satu jenis sediaan untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada telapak tangan adalah gel Hand sanitizer.Hands Sanitizer (antiseptik tangan) adalah produk kesehatan yang secara instant dapat mematikan kuman tanpa menggunakan air, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk sediaan gel di kalangan masyarakat menengah ke atas sudah menjadi suatu gaya hidup. Sediaan hand sanitizer pada umumnya berbentuk gel yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isadiartuti, 2006). Daun mint adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antibakteri pada sediaan pasta gigi atau obat kumur. Zat yang digunakan dari daun mint adalah minyak atsiri yang terkandung pada daun mint tersebut. Kandungan zat aktif yang terkandung pada tanaman mint adalah minyak atsiri 1-2% dengan kandungan utama berupa mentol (80-90% (Dinkes 1978). Tujuan penelitian ini adalah membuat formulasi gel hand sanitizer dari minyak atsiri daun mint menentukan formulasi sediaangel yang paling disukai panelis dan menentukan formulasi minyak atsiri yang stabil pada suhu tertentu. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan meliputi: daun mint (Mentha arvensis L), isolat Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, amoksisilin, media uji Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), aquadest, minyak atsiri daun mint, Natrium CMC (Carboxymethyl Celulosa), TEA (TriEtanolAmin), metil paraben, natrium metabisulfit, propilenglikol, gliserin, parfum, Alkohol 95%. Alat yang digunakan meliputi: timbangan, kertas perkamen, plastik kiloan, botol bening, alat penyuling uap air, batang pengaduk, rak tabung, tabung reaksi, alat-alat gelas, cawan penguap, thermometer, jarum ose, aotoclaf, kertas cakram, pinset steril, bunsen, labu ukur, jangka sorong, spatel, viskometer Brookfield, pinset, cawan petri, pH meter, botol kaca warna coklat, homogenizer,alumunium foil Penyulingan Minyak Atsiri Daun Mint. Penyulingan minyak Mentha arvensis L. dilakukan sebagai berikut: - Disiapkan dan ditimbang tanaman mint segar sebanyak 120 kg. - Kemudian dilakukan penyulingan uap-air, dengan cara tanaman dimasukkan kedalam ketel yang diletakkan pada sebuah piringan yang berlubang seperti ayakan dan terletak diatas permukaan air. - Ketel disambungkan dengan kondensor, sehingga uap air dan uap minyak dapat berkondensasi sehingga menjadi minyak dan air. - Campuran minyak dan air ditampung dalam suatu wadah “Fluorentine flask” dan minyak akan terpisah dengan air menurut berat jenis zat cair. Proses penyulingan selesai ketika bahan sudah tidak menghasilkan minyak lagi (Ketaren, 1987). Kemudian f - ase air dan minyak dipisahkan dengan cara fase air dibuang dan yang tersisa fase minyak kemudian dimurnikan dengan cara ditambahan Na2SO4anhidrat untuk menghilangkan kandungan air yang tersisa di dalam minyak atsiri. - Minyak hasil penyulingan ini adalah minyak atsiri daun mint yang akan digunakan untuk uji bakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dan dilakukan pembuatan sediaan gel Hans Sanitizer kemudian di uji bakteri kembali pada terhadap sedian gel. Uji Aktivitas Minyak atsiri Daun Mint Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Uji aktivitas dilakukan dengan metode difusi kertas cakram menggunakan media Nutrient Agar. Sterilisasi Alat - Spatel, cawan petri, pinset, labu ukur 10 ml dan pipet ukur) disterilkan dalam oven pada suhu 160°C selama 2 jam. - Untuk media, aquadest dan kertas cakram yang berukuran 6 mm disterilkan di dalam Autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Penyiapan Media a. Media Nutrien Agar(NA) Serbuk nutrien agar sebanyak 14 gram dilarutkan dalam 500 ml air suling, kemudian diaduk menggunakan stirer sampai homogen menggunakan hotplate sampai larut. Kemudian di sterilisasi menggunakan autoclaf pada suhu 121°C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Pembuatan media agar untuk stok kultur dilakukan dengan menuangkan 7 ml media nutrien agar ke dalam tabung reaksi bertutup lalu di sterilisasi dengan autoclaf pada suhu 121°C selama 15 menit lalu diposisikan miring, sedangkan untuk pengujian dilakukan dengan menuangkan 15 ml media nutrien agar steril ke cawan petri steril. b. Media Nutrien Broth(NB) Serbuk nutrient agar digunakan sebanyak 6,5 gram untuk 500 ml air suling, kemudian diaduk hingga homogen. Setelah homogen dimasukkan ke tabung reaksi bertutup sebanyak 9 ml lalu di sterilkan dengan autoclaf pada suhu 121°C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Peremajaan Bakteri Bakteri yang digunakan diremajakan terlebih dahulu, yang berasal dari kultur primer yang dibiakkan pada media agar miring menggunakan nutrien agar, kemudian diambil 1-20 ml, lalu disebarkan ke dalam Nutrient Broth yang diinkubasi di suhu 37°C selama 48 jam. Penyiapan Larutan Uji Minyak atsiri yang sudah ada, dibuat konsentrasi yaitu 0,5%; 1%; 1,5% diambil secara aseptik. a. Larutan Uji diantaranya minyak atsiri dengan konsentrasi 0,5% ; 1%;1,5%. b. Kontrol positif Amoxsisilin dibuat 10 ppm c. Kontrol negatif menggunakan aqua steril. Setelah semua larutan uji, kontrol positif dan kontrol negatif dibuat, kemudian kertas cakram yang sudah steril dimasukkan pada larutan uji masing-masing dan direndam selama 15 menit. Pengujian Minyak atsiri Daun Mint Terhadap Bakteri Sthapylococcus aureus dan Eschericia coli Konsentrasi minyak atsiri daun mint yang digunakan masing-masing 0,5%, 1%, 1,5% dengan kontrol positif menggunakan amoksisilin dan kontrol negatif menggunakan aqua steril. Pengujian ini dilakukan 3 kali pengulangan. Pelaksanaan uji efektivitas antibakteri dilakukan secara aseptik dengan metode kertas cakram.Pada metode ini dilihat daerah atau zona bening yang dihasilkan sekitar kertas cakram. Sebanyak 50 µL bakteri hasil inokulasi dari media cair Nutrient Broth yang disebarkan di dalam tabung reaksi yang telah mengandung 15 ml media agar kemudian di vortex hingga homogen. Setelah homogen kemudian di tuang kedalam cawan petri steril, diamkan hingga beku. Kemudian diletakan kertas cakram yang sudah mengandung minyak atsiri dengan masing-masing konsentrasi yang diinginkan, kontrol positif dan kontrol negatif diatas media agar. Cawan tertutup rapat dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam. Setelah diinkubasi, diamati dan diukur Lebar Daerah Hambat (LDH) dari zona yang terbentuk menggunakan jangka sorong, sehingga diketahui Lebar Daerah Hambatnya dari minyak atsiri daun mint. Posisi pengujian minyak atsiri dapat dilihat pada gambar. 4 a a e e 0 b d 0 0 d 0 inkubasi48 jam c c 37⁰C Media Agar Zona hambat Gambar 1. Posisi pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusicakram Keterangan: a = minyak atsiri daun mint 0,5%; b = minyak atsiri daun mint 1%; c = minyak atsiri daun mint 1,5%; d = kontrol positif (amoksisilin); e = kontrol negatif (aqua steril.) Diameter hambat – Diameter cakram uji Lebar Daerah Hambat = 2 Pembuatan Gel Hand Sanitizer Tabel 1. Formula Basis Hand Sanitizer Nama Bahan Formulasi (%) Na CMC 2 TEA 1 Na metabisulfit 0,02 Propilenglikol 5 Metil paraben 0,15 Pewangi 2 Gliserin 20 Alkohol 20 Minyak Atsiri Aquadest Total 49,83 100 Tabel 2. Formula Hand Sanitizer Daun mint Nama Bahan F1 F2 (%) (%) F3 (%) F4 (%) Basis 99 98,5 98,25 100 Minyak atsiri daun mint 1 1,5 1,75 0 b Cara Pembuatan Sediaan Gel Hand Sanitizer • Ditimbang masing-masing bahan yang akan diperlukan sesuai yang tertera pada tabel 1 dan table 2 di atas. Pembuatan gel basis Na CMC • Air hangat suhu 90°C dimasukkan dalam gelas piala (homogenizer) lalu dimasukan Na CMC, biarkan sampai mengembang kurang lebih 15 menit, diaduk hingga agak mengental. Masukkan propilenglikol, metil paraben dan ditambahkan gliserin, aduk hingga larut (jernih), Natrium metabisulfit dan TEA aduk hingga larut (jernih). Kemudian masukkan minyak atsiri dilarutkan dalam beaker glass dan di aduk hingga homogen. Lalu massa gel ditambahkan larutan gliserin, campur dengan homogenizer kecepatan rendah hingga kental dan homogen. • Sediaan gel kemudian dibagi bagi dalam pot-pot plastik lalu disimpan dalam oven (40°C) dan suhu kamar (28-30°C) selama 8 minggu. Gel yang tersisa digunakan untuk uji konsistensi, uji viskositas. Evaluasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Tiap formula gel diuji stabilitasnya pada ke dua suhu dan diukur parameter-parameter kestabilannya selama 8 minggu dengan pengamatan setiap 2 minggu. Parameter yang diujikan :Uji Organoleptik, Uji pH, dan Viskositas. Uji Penerimaan Panelis Uji Kesukaan dilakukan terhadap 20 orang panelis dengan menempelkan sediaan pada telapak tangan 5-10 menit dan menilai tingkat kesukaan aroma, warna dan tekstur sediaan dengan menggunakan skala hedonik 1 sampai 5, dimana (1) Sangat Suka, (2) Suka, (3)Netral , (4) Tidak Suka, (5) Sangat Tidak Suka. Rancangan Percobaan Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penyulingan Minyak Atsiri Minyak atsiri daun mint (Mentha arvensis L) yang diperoleh dari 120 kg daun mint (Mentha arvensis L.) sebanyak 30 ml. Minyak atsiri yang dihasikan berwarna kuning jernih dengan aroma yang sangat khas. Hasil Pengukuran LDH Minyak Atsiri terhadap bakteri Hasil pengukuran LDH aktivitas antibakteri minyak atsiri daun mint terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil rata-rata pengukura LDH minyak atsiri daun mint terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi Bakteri Kontrol Kontrol positif negative 0,5% 1% 1,5% Eschericia coli 0 0 0 4,5 0 Staphylococcus 2,3 0 1,95 13 0 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa minyak atsiri daun mint (Mentha arvensis L) pada konsentrasi 0,5% sudah menghambat pertumbuhan bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus sedangkan pada bakteri Escherichia coli tidak menunjukan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri. Minyak atsiri daun mint dapat menghambat pertumbuhan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dibanding Eschericia coli. Eschericia coli menunjukan tidak adanya zona hambat pada sekitar kertas cakram. Bakteri gram positif cenderung lebih sensitif terhadap komponen antibakteri. Hal ini disebabkan oleh struktur dinding sel gram positif lebih sederhana sehingga memudahkan senyawa antibakteri untuk masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja, sedangkan sel bakteri gram negatif lebih kompleks (Pelezar dan Chan, 1986) Tabel 4. Hasil rata-rata dari evaluasi uji organoleptik gel hand sanitizer FORMULA Evaluasi Standar di sediaan pasaran F1 F2 F3 F4 Tekstur Kuning pucat Wangi khas mint Kental Kuning kecoklatan Wangi khas mint Kental Kuning pekat Wangi khas mint Kental pH 8,1 9 9 8,7 Viskositas 5235 4392 5862 4020 Warna Aroma Bening - Apel - Agak cair 6 sampai 7 49006000 cPs Keterangan: F1 : Formula 1 F2 : Formula 2 F2 : Formula 3 F2 : Formula 4 Uji Organoleptik Dari evaluasi gel hand sanitizer, hasil pengamatan organoleptik menunjukan bahwa gel hand sanitizer minyak atsiri dengan konsentrasi yang berbeda memiliki perbedaan warna dan aroma. Selama penyimpanan dari minggu ke-1 sampai minggu ke-8, sediaan gel hand sanitizer semua formula tidak terdapat perubahan pada penyimpanan suhu kamar, sedangkan penyimpanan pada suhu panas terdapat perubahan warna pada semua formulasi yang mengandung minyak atsiri kecuali formulasi yang tidak mengandung minyak atsiri. Perubahan tersebut kemungkin diakibatkan adanya penguraian komposisi sediaan selama penyimpanan dan konsentrasi zat aktif yang digunakan mempengaruhi kondisi kestabilan warna sediaan.Semakin besar konsentrasi minyak atsiri yang digunakan semakin dapat merubah warna pada sediaan gel setelah disimpan. Tidak terjadi perubahan aroma pada semua sediaan formula selama penyimpanan baik itu pada suhu kamar mau pun suhu panas.Hal ini dikarenakan aroma tidak mempengaruhi suhu dan lamanya penyimpanan. Uji Derajat Keasaman Gel (pH) Kestabilan pH merupakan salah satu parameter penting yang menentukan stabil atau tidaknya suatu sediaan. Hasil pengukuran pH pada keempat formula yang disimpan pada suhu kamar dan suhu panas menghasilkan gel dengan pH mengarah ke pH basa (±9), dan semuasediaan menunjukan pH yang tidak stabil terlihat pada semua formula yang disimpan pada suhu kamar terlihat pH yang selalu naik setiap minggu pengujian terkecuali pada formula satu yang terlihat minggu kedua mengalami kenaika pH tetapi pada minggu keempat mengalami penurunan pH kembali. Sedangkan pH sediaan pada suhu panas mengalami ketidakstabilan, dan kemungkinan ini di karenakan bahwa suhu mempengaruhi sediaan gel hand sanitizer. Uji Stabilitas Gel Viskositas ke empat formula cukup baik dan memenuhi standar gel di pasaran. Formulasi gel yang tidak stabil di bawah keadaan normal menunjukkan perubahan irreversible pada sifat rheologinya. Contoh gel yang tidak stabil adalah gel yang mengalami pemisahan terhadap fase cair (syneresis) dan terhadap fase padatnya (sedimentasi), gel yang kehilangan viskositas atau konsistensinya (terjadi perubahan dari semisolid ke liquid). Uji Bakteri Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri yang bisa mengkontaminasi bahan pangan yaitu Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.Selain itu, kedua bekteri ini perwakilan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Metode difusi cakram adalah uji antibakteri yang dilakukan pada uji antibakteri sediaan untuk menyeleksi adanya aktifitas antibakteri dari minyak atsiri daun mint terhadap bakteri uji. Aktifitas antibakteri diketahui dengan melihat ada tidaknya daerah hambat (zona hambat) disekeliling kertas cakram pada pertumbuhan bakteri di media padat. Hasil uji bakteri pada sediaan menunjukan tidak adanya aktifitas atibakteri pada sediaan gel hand saitizer. Uji kesukaan Uji kesukaan atau uji hedonik dilakukan untuk mengetahui produk yang tidak disukai dan disukai. Uji kesukaan dilakukan pada 20 orang panelis. Uji kesukaan dilakukan untuk parameter rasa, warna, aroma, tekstur dan iritasi. Untuk mengetahui hasil dari uji panelis yang dilakukan pada 20 orang relawan Histogram menunjukan panelis lebih banyak menyukai formula 2 untuk parameter warna, aroma,dan tekstur menyukai formula 1 untuk parameter tekstur. Berdasarkan hasil SPSS dengan metode RAL non-parametik menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh perbedaan formula pada penilaian warna, aroma dan tekstur, sedangkan untuk parameter iritasi menujukan tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap penilaian panelis. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Minyak atsiri daun mint memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dibanding Eschericia coli. 2. Berdasarkan uji stabilitas pada penyimpanan di percepat dan evaluasi data secara statisik minyak atsiri yang dihasilkan stabil secara fisik. 3. Sediaan Gel Hand Sanitizer minyak atsiri daun mint pada konsentrasi 1%; 1,5% dan 1,75% tidak memiliki aktifitas antibkateri 4. Formula yang mengandung minyak atsiri 1,5% disukai panelis pada parameter warna dan aroma, sedangkan pada parameter tekstur panelis lebih suka pada formula yang mengandung minyak atsiri 1%. Saran Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar penambahan konsentrasi minyak atsiri pada sediaan dan menguji stabilitas sediaan pada suhu diperlambat/ dingin. DAFTAR PUSTAKA Angela Lasmida. 2012. Aktivitas Antioksi dan dan Stabilitas Fisik Gel Anti-Aging yang c Mengandung Ekstrak Air Kentang Kuning (Solanum tuberosum L.). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Ekstensi Departemen Farmasi Depok. Universitas Indonesia Brander, G. C., Pough, D. M, Bywater, R. J & Jenkins, W. L. 1999. Veterinary Applied Pharmacology and Therapeutic. 5th Edition. Brailler Tindal, London. _____. 1978. Materia Medika Jilid II. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Fardiaz, Srikandi, Ratih Dewanti,Slamet Budijanto. 1987. Risalah Seminar ; BahanTambahan Kimiawi (Food Additive). Institut Pertanian Bogor, Bogor Guenther, E ., 1987 Minyak Atsiri.Jilid 1. Terjemahan S,Ketaren. PenerbitUniversitas Indonesia. Jakarta Mulyono.2005. Kamus Kimia. Bandung:P.T Genersindo Ningtyas, Rina. 2010. Ujiantioksidan dan antibakteri ekstak air daun kecombang (Etlingeraelation (Jack) R.M. Smith) sebagai Pengawet Alami terhadap Staphylococcus aureus dibanding Eschericia coli.. Jakarta. UIN Pelezar, M dan Chan. 1988. Dasardasar Mikrobiologi jilid I. Retnosari dan Isadiartuti. 2006. Uji Efektivitas sediaan gel antiseptic tangan ekstrak daun sirih (Piper betle) Linn. Surabaya. Universitas Airlangga