UJI SEDIAAN HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC ) sebagai ANTIBAKTERI pada ESCHERICHIA COLI Retniawati Nur Ramdani 1), Prasetyorini 2), Ike Yulia Wiendarlina 3) 1,2&3) Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan Bogor Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang uji sediaan hand sanitizer minyak atsiri daun jeruk purut sebagai antibakteri Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sediaan handsanitizer dari bahan aktif minyak atsiri daun jeruk purut. Pengujian minyak atsiriditentukan sifat fisika dan kimianya, dengan pengujian bobot jenis, putaran optik, indeks bias, bilangan asam dan bilangan ester.Minyak atsiri dibuat sediaan hand sanitizerdengan berbagai konsentrasi minyak atsiri yaitu 0,07%, 0,1% dan 0,15%.Uji aktivitas antibakteridilakukan dengan metode replika dan metode difusi kertas cakram. Hasil pengujian minyak atsiri diperoleh nilai bobot jenis 0,8683, nilai indeks bias 1,4519, besar putaran optik -9,09, bilangan asam 1,63 dan bilangan ester 24,37. Hasil pengujian antibakteri dengan Metode Replika diketahui bahwa formula III merupakan formula yang mempunyai aktivitas antibakteri paling tinggi dibandingkan formula lainnya, sedangkan hasil pengujian Metode Kertas Cakram menunjukkan bahwa daerah zona bening pada setiap formula I, formula II, formula III berturut-turut adalah 0,1cm, 0,1cm dan 0,16cm. Formula III disimpulkan memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi. Abstract A Research concerning onthe preparation hand sanitizer test of essential oil of lime leavesas an antibacterial Escherichia coli. This research purposed for developing a hand sanitizer of active ingredients of essential oils lime leaves.This study includes tested of essential oils which are determined by the physical and chemical properties,tested of dencity , optical rotation , refractive index , acid value and ester value. The essential oil was made hand sanitizer with different concentrations of essential oils were 0.07 % , 0.1 % and 0.15 % . Preparations tested for antibacterial activity with Replicamethod and a paper disc diffusion method. Based on test results obtained essential oil of dencity value 0.8683 , 1.4519 refractive index , optical rotation -9.09 , 1.63 acid value and the ester value 24.37 .The test results showed that the antibacterial with Replica method formula III was the highest antibacterial activity than other formulas, while the test results indicate that the method of Paper Discs area clear zone on each of formula I , formula II , formula III in a row is 0,1cm , 0 , 1cm and 0,16cm . It can be concluded that the formula III has the highest antibacterial activity. Pendahuluan Kesehatan merupakan aspek besar untuk kesehatan tubuh agar yang sangat penting bagi kehidupan, tidak suatu cara untuk menjaganya dengan akumulasi memelihara tangan. ditangan. Cara yang dapat dilakukan Indonesia sebagai pencegahan adalah menjaga akan pentingnya kebersihan tangan kebersihan tangan sebelum makan masih dan minum dengan menggunakan gel Kesadaran kebersihan masyarakat kurang dan mereka tidak menyadari bahwa beraktivitas, tangan terkontaminasi dengan terjangkit penyakit mikroba akibat yang ada dalam antiseptik tangan sebagai alternatif seringkali praktis menggantikan sabun dan air mikroba (Radji, 2010). Salah satu penyakit yang dapat disebabkan karena tidak untuk mencuci tangan (Pramita, 2013). Hand sanitizer (antiseptik menjaga kebersihan tangan adalah tangan) adalah produk kesehatan diare. Menurut data Riset Kesehatan yang secara instant dapat mematikan Dasar pola kuman tanpa menggunakan air, dapat penyebab kematian semua umur, digunakan kapan saja dan dimana diare menduduki peringkat ke-13 saja, misalnya setelah memegang dengan proporsi kematian sebesar uang, sebelum makan, setelah dari 3,5%.Tangan yang telah dicuci dapat toilet dan setelah membuang sampah. menurunkan jumlah kuman sampai Sediaan hand dengan 58% dan dapat mencegah umumnya berbentuk penyakit infeksi. memiliki kemampuan antibakteri dalam (2007), WHO atau berdasarkan Unicef mencatat sanitizer pada gel yang sebagai menghambat setiap tahun lebih dari tiga juta balita hingga membunuh bakteri (Retnosari meninggal karena dan Isadiartuti, 2006). pneumonia. Akar diare dan masalah yang Tanaman yang dapat digunakan sederhana, yaitu malasnya untuk sebagai zat aktif dalam sediaan hand mencuci sanitizer yang memiliki efektivitas sempat tangan untuk sedangkan ataupun mencuci manfaatnya tidak tangan, sangatlah sebagai antibakteri salah satu diantaranya adalah minyak atsiri daun jeruk purut. Beberapa peneliti refraktometer, polarimeter, telah menguji aktivitas antibakteri inkubator, destilasi uap air, dll. daun jeruk purut. Pada penelitian Penyulingan Minyak Atsiri yang dilakukan oleh Yuliani, dkk Disiapkan daun jeruk purut segar (2011) diketahui bahwa minyak atsiri sebanyak 20kg. Kemudian dilakukan daun mempunyai penyulingan uap-air, dengan cara terhadap tanaman dimasukkan kedalam ketel Staphylococcus aureus dengan nilai dimana antara simplisia dan air tidak Konsentrasi Hambat saling bersinggungan karena dibatasi (KHM) Konsentrasi jeruk aktivitas purut antibakteri dan Minimum (KBM) Minimum Bunuh dengan saringan di atas air. Uap yang berturut-turut keluar dari ketel dialirkan melalui sebesar 1 dan 2%. Minyak atsiri ini pipa juga pendingin, mampu menghambat dan yang terhubung uap dengan air akan membunuh Escherichia coli dengan berkondensasi menjadi minyak dan nilai KHM dan KBM ≤ 0,0625%. air Metode Penelitian permukaan Bahan dan Alat minyak yang dihasilkan ditampung Bahan yang digunakan dalam yaitu akan minyak. cahaya bakteri Escherichia coli, Nutrien menghilangkan Agar, Natrium (Natrium fisiologis,Aquadest, (Natrium Na klorida) CMC Carboksimetilselulosa), TEA (Trietanolamin), Metil paraben, kebawah Selanjutnya dalam wadah botol tidak tembus meliputi: daun jeruk purut, suspensi NaCl turun (Ketaren, 1985). air, sulfat Untuk ditambahkan lalu dikocok kemudian disaring ( DepKes RI, 1985 ). Uji Mutu Minyak Atsiri Natrium metabisulfit, Propilenglikol, Untuk menentukan berat jenis Gliserin, Etanol 96%, timbangan, minyak atsiri, piknometer 10 mL piknometer, alat-alat gelas, cawan yang telah diisi minyak ditimbang penguap, (piknometer termometer, Autoklaf, yang kosong telah spatel, viskometer Brookfield, cawan diketahui bobotnya). Tentukan pula petri, bobot piknometer yang berisi air. pH meter, homogenizer, Suhu dalam neraca dicatat. Perbandingan berat minyak dan berat dengan KOH 0,5 N hingga berwarna air merah menentukan berat jenisnya. muda, bilangan asamnya Penentuan putaran optik dilakukan dapat ditentukan. dengan sebanyak 10 mL minyak Bilangan ester adalah kelanjutan dari dimasukkan tabung bilangan asam, ditambahkan 25 mL putaran KOH kedalam polarimeter optiknya dan pada diukur alat 0,5 N panaskan hingga polarimeter. mendidih selama ± 1 jam dengan Sedangkan pengujian indeks bias, suhu 60-80⁰C, didinginkan setelah dilakukan dengan satu tetes minyak dingin dititar dengan HCI 0.5 N diukur di refraktometer dan dicatat hingga suhunya. bilangan esternya dapat dihitung. Bilangan asam, 1 gram minyak ditimbang ditambahkan 10 warnanya berubah dan Pembuatan Sediaan Hand Sanitizer mL Ditimbang masing masing bahan alkohol netral, teteskan beberapa yang akan diperlukan sesuai yang tetes pp titar tertera pada tabel 1 Tabel 1. Formula sediaan hand sanitizer Nama Bahan F1 (%) F2 (%) F3 (%) CMC 0,2 0,2 0,2 TEA 0,5 0,5 0,5 Na metabisulfit 0,02 0,02 0,02 Propilen glikol 2 2 2 Metil paraben 0,15 0,15 0,15 Gliserin 3 3 3 Etanol 96% 30 30 30 Minyak atsiri 0,07 0,1 0,15 Akuades ad 100 100 100 Gel basis Na CMC dibuat dengan dalam nya aduk hingga larutan jernih cara akuades dimasukkan dalam dan gelas piala, panaskan hingga suhu propilenglikol, gliserin dan metil 90⁰C lalu paraben yang telah dilarutkan dalam ditaburi dengan Na CMC, ditutup etanol 96% (campuran 1). dimasukkan campuran biarkan Natrium metabisulfit dilarutkan hingga mengembang, diaduk hingga dalam air panas pada gelas piala agak mengental. TEA dimasukkan ke lainnya, dan sedikit demi sedikit dengan aluminium foil dimasukkan minyak atsiri yang telah Selanjutnya ibu jari ditempelkan dilarutkan dalam etanol di aduk pada media padat nutrient agar hingga homogen (campuran 2). dalam cawan petri. Media diinkubasi Campuran 2 ditambahkan ke pada suhu 37ºC selama 24 jam. dalam campuran 1, diaduk dengan Dilihat pertumbuhan bakteri. homogenizer kecepatan 150 rpm 2. Sediaan uji hingga homogen. Sediaan kemudian Telapak tangan dicuci dengan air dimasukkan ke dalam wadah, lalu keran, kemudian disimpan dalam oven suhu 40⁰C dan Selanjutnya pada telapak tangan suhu kamar. dituangkan Evaluasi Sediaan Hand Sanitizer diratakan dan didiamkan selama 30 sediaan dikeringkan. kemudian Hand detik. Selanjutnya dilakukan kontak Sanitizer daun jeruk purut dilakukan ibu jari dengan media nutrient agar uji stabilitas organoleptik, pH dan dalam cawan petri. Media diinkubasi viskositas setiap 2 minggu selama 8 pada suhu 37ºC selama 24 jam. minggu pada penyimpanan dalam Dilihat pertumbuhan bakteri. suhu kamar (28-30°C) dan suhu Metode Difusi Kertas Cakram Evaluasi sediaan gel stabilitasdipercepat (40°C). Selama penyimpanan maupun baik suhu suhu panas kamar dilakukan Disediakan media Nutrien Agar padat dalam cawan petri,tanam bakteri hasil pengenceran 10-6dengan uji cara menggoreskan secara zigzag. organoleptik (warna,aroma, tekstur), Selanjutnya letakkan kertas cakram uji viskositas. yang sudah mengandung larutan uji, Pengamatan untuk parameter seperti kontrol positif dan kontrol negatif tersebut dilakukansetiap 2 minggu diatas media agar. Cawan ditutup selama penyimpanan 8 minggu. rapat dan diinkubasi pada suhu 37oC Uji Efektifitas Hand Sanitizer selama 24 jam didalam inkubator. Metode Replika Setelah di inkubasi, diamati dan di 1. Kontrol Negatif ukur lebar daerah hambat dari zona Telapak tangan dicuci dengan air yang keran, penggaris, sehingga diketahui lebar pengamatan pH terhadap dan kemudian uji dikeringkan. terbentuk menggunakan daerah hambat dari larutan uji, 1,4519. Pada pengujian indeks bias kontrol positif dan kontrol negatif. minyak Hasil dan Pembahasan penetapan ini hanya berkisar 2 tetes. yang digunakan untuk Minyak atsiri daun jeruk purut Berdasarkan nilai indeks bias tidak (Citrus hystrix DC.) yang diperoleh dapat ditentukan bahwa minyak atsiri dari 20 kg daun jeruk purut (Citrus daun jeruk purut yang dihasilkan ini hystrix DC.) tergolong bagus atau tidak, karena Minyak sebanyak 175 ml. atsiri dihasikan sejauh ini belum terdapat standar dengan sifat fisiko kimia minyak atsiri daun aroma yang sangat khas. Minyak jeruk purut. Untuk nilai putaran optik atsiri hasil penyulingan dilihat pada minyak atsiri daun jeruk purut adalah Gambar 1 -9,09. berwarna yang kuning jernih Besarnya tergantung pada putaran optik jenis dan konsentrasi senyawa, panjang jalan yang ditempuh senyawa sinar tersebut, dan melalui suhu pengukuran. Minyak daun jeruk Gambar 1. Minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix DC.) Rendemen minyak atsiri daun purut ini memiliki sifat memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kiri 0,875%. (laevoratatory). Dapat dilihat bahwa perbandingan nilai kisaran putaran optik minyak antara jumlah minyak yang diperoleh daun jeruk purut hasil penyulingan - dengan jumlah bahan baku. 9,09. jeruk purut Rendemen adalah adalah Hasil Uji Mutu Minyak Atsiri Hasil pengujian mutu bobot jenis Untuk bilangan asam minyak daun jeruk purut adalah 1,63. minyak atsiri daun jeruk purut adalah Bilangan ester minyak atsiri daun 0,8683, jeruk purut adalah 24,37. Semakin yang memenuhi syarat umum standar minyak atsiri berkisar tinggi jumlah antara 0,696-1,188 (Ketaren, 1987). menunjukkan bahwa mutu minyak Pada hasil pengujian indeks bias yang minyak atsiri daun jeruk purut adalah (Ketaren, 1987). dihasilkan bilangan tidak ester bagus Evaluasi Sediaan Hand Sanitizer Hasil pengamatan pada pengujian organoleptik menunjukan bahwa tekstur dan aroma, tetapi pada suhu dipercepat pada minggu ke-6 dan ke8 terdapat perubahan aroma. Sediaan hand sanitizer minyak atsiri daun yang mengandung minyak yang jeruk purut dengan konsentrasi yang mengandung asam lemak tak jenuh berbeda memiliki perbedaan aroma. cenderung Semakin tinggi konsentrasi minyak penyimpanan atsiri yang digunakan, aroma yang selain itu minyak yang teroksidasi dihasilkan semakin menyengat. Hasil juga dapat menimbulkan bau tengik pengujian stabilita pada suhu kamar (Budiman,2008). menjadi bau dalam pada suhu tinggi, tidak terdapat perubahan warna, Tabel 2.Hasil pengukuran uji pH sediaan Hand sanitizer minyak atsiri daun jeruk purut Suhu Penyimpanan Suhu Kamar (28-30°C) Suhu Dipercepat (40°C) Lama Penyimpanan M0 M2 M4 M6 M8 F1 8,23 8,30 8,37 8,46 8,48 F2 8,42 8,34 8,42 8,48 8,51 F3 8,44 8,30 8,43 8,46 8,59 M0 8,25 8,34 8,36 M2 8,43 8,38 8,33 M4 8,44 8,37 8,35 M6 8,44 8,49 8,37 8,58 8,39 8,46 M8 Pada pengujian pH sediaan pada pHpada sediaan bisa diakibatkan suhu kamar dan suhu dipercepat oleh adanya reaksi-reaksi enzimatis menunjukkan pH yang tidak stabil yang terjadi dalam sediaan selama pada semua formula. Peningkatan penyimpanan. Tabel 3. Hasil pengukuran uji viskositas sediaan Hand sanitizer minyak atsiri daun jeruk purut Suhu Penyimpanan Suhu Kamar (28-30⁰C) Lama Penyimpanan M0 M2 M4 M6 M8 F1 23,0 22,0 22,0 26,0 21,0 F2 20,0 19,0 21,0 24,0 24,0 F3 23,0 22,0 22,0 20,0 19,0 Suhu Dipercepat (40⁰C) M0 M2 M4 M6 M8 23,0 24,0 26,0 22,0 18,0 21,0 23,0 23,0 21,0 17,0 22,0 22,0 26,0 27,0 19,0 Viskositas sediaan hand sanitizer dapat minyak atsiri daun jeruk purut normal mengalami peningkatan di minggu meningkatnya konsentrasi minyak awal dan mengalami penurunan pada daun jeruk purut, maka jumlah minggu akhir, baik pada suhu kamar mikroorganisme maupun suhu dipercepat. Hal ini tangan semakin menurun. Semakin dipengaruhi oleh suhu, kenaikan besar konsentrasi maka semakin suhu akan mengurangi viskositas besar pula zat aktif yang terdapat di pada saat mengurangi daya tarik dalamnya, sehingga menyebabkan menarik di dalam molekul (Lachman daya hambat terhadap pertumbuhan et al, 1989). Penurunan viskositas bakteri juga dapat disebabkan oleh kondisi (Poeloengan,M.,dkk, 2006). lingkungan Metode Difusi Cakram cahaya penyimpanan seperti kelembapan udara. dan menurunkan kulit. Dengan juga Bakteri jumlah yang flora semakin ada pada semakin uji yang digunakan Kemasan yang kurang kedap dapat adalah menyebabkan gel menyerap uap air mengkontaminasi bahan pangan dan dari biasa ada ditangan yaitu Escherichia luar, sehingga menambah volume air dalam gel. bakteri besar kertas Sanitizer replika. Metode Metode Replika merupakan Uji Efektivitas bisa coli. Metode yang digunakan adalah metode Hasil yang Hand cakram dan kertas metode yang uji cakram biasa digunakan untuk menguji aktivitas antimikroba suatu antibiotik terhadap mikroorganisme patogen penyebab Formula 1 Formula 2 Formula 3 Gambar 2. Hasil uji efektivitas hand sanitizer dengan metode replika Hasil uji efektivitas sediaan hand sanitizer minyak atsiri daun jeruk purut dengan metode Replika menunjukkan bahwa sediaan ini penyakit. Kepekaan mikroorganisme patogen terhadap antibiotik terlihat dari ukuran zona bening yang terbentuk (Cappucino & Sherman, 2001). Parameter yang digunakan adalah zona bening, yaitu area bening di sekeliling cakram kertas Gambar 3. Hasil uji sediaan hand sanitizer pada bakteri Escherichia coli Hasil uji antibakteri pada sebagai indikasi tidak adanya atau terhambatnya pertumbuhan mikroorganisme akibat ekskresi zat antimikroba oleh kompetitornya sediaan menunjukkan adanya (Byod, 1995; Atlas and Bartha, aktifitas antibakteri, walaupun hanya 1998). sedikit pada sediaan Hand sanitizer. Hasil dari uji antibakteri dapat dilihat pada Gambar 10. Tabel 4. Hasil pengujian antibakteri sediaan hand sanitizer minyak atsiri daun jeruk purut Daerah hambat (zona bening) cm Pengulangan F1 F2 F3 Kontrol positif Kontrol negatif 1 0,1 0,1 0,17 0,1 - 2 0,1 0,1 0,15 0,1 - Rata-rata 0,1 0,1 0,16 0,1 - Sediaan hand sanitizer minyak atsiri dapat atsiri daun jeruk purut yang menghambat pertumbuhan bakteri paling efektif sebagai antibakteri Escherichia yaitu sedikit. daun jeruk coli Hal purut 2. Sediaan hand sanitizer minyak tetapi ini hanya dikarenakan formula 3 dengan konsentrasi minyak 0,15% kemungkinan minyak atsiri yang Saran terdapat dalam sediaan pada saat Disarankan pembuatan telah menguap terlebih selanjutnya dahulu, sehingga menghasilkan zona antibakteri dengan metode lainnya bening yang sangat kecil. terhadap sediaan hand sanitizer. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA 1. Minyak atsiri daun jeruk purut Atlas, R.M. and R. Bartha. 1998. Microbial Ecology Fundamentals and Applications. Benjamin dapat dibuat sebagai sediaan hand sanitizer kepada agar peneliti dilakukan uji Cummings Publishing Company Inc : California Budiman, M.H. 2008. Uji Stabilita Fisik Dan Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim yang Mengandung Ekstrak Kering Tomat (Solanum lycopersicum L.). Skripsi Program Studi Farmasi FMIPA Departemen Farmasi UI Depok. Byod, R.F. 1995. Basic Medical Microbiology Five edition. Little Brown Company Inc: Boston Cappucino, J.G.and Sherman, N. 2001. Microbiology: A Laboratory Manual. 2nd Edition. The Benjamin Cummings Publishing Company. Rockland Community College. State University of New York Departemen Kesehatan RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Indonesia. Jakarta Ketaren, S., 1985. Pengantar Tekhnologi Minyak atsiri. Penerbit Balai Pustaka: Jakarta. Ketaren, S., 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta. Lachman L., H.A Lieberman., J.L Knig., 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga. UI- Press, Jakarta. Pramita, YF. 2013. Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Ekstrak Metanol Daun Kesum (Polygonum minus Huds). Skripsi Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Pontianak Poeloengan, M., Chairul, Iyep K, Siti S. dan Susan M.N., 2006. Aktivitas Antimikroba Dan Fitokimia Dari Beberapa Tanaman Obat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Radji . 2010. Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Retnosari dan Isadiartuti. 2006. Uji Efektivitas sediaan gel antiseptic tangan ekstrak daun sirih (Piper betle) Linn. Surabaya. Universitas Airlangga. Yuliani R, P. Indrayudha dan S. Rahmi Sriandita . 2011. Aktivitas Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherchiacoli . Jurnal Farmasi Indonesia. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta