Formulasi Dan Uji Sediaan Handsanitizer Minyak Atsiri Kayu Manis

advertisement
FORMULASI DAN UJI SEDIAAN HANDSANITIZER MINYAK ATSIRI
KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni Ness ex BI. cortex ) SEBAGAI
ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus
Ratune Apik Lintang, Dr. Prasetyorini, MS dan Ella Noorlaela,M.Farm,Apt
Program Studi Farmasi FMIPA-UNPAK
ABSTRAK
Handsanitizer (antiseptik tangan) adalah produk kesehatan yang secara
instant dapat mematikan kuman tanpa menggunakan air, Penggunaan gel
antiseptik untuk tangan saat ini meningkat untuk mencegah terjadinya penyakitpenyakit serius yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Tujuan penelitian
ini bertujuan untuk pembuatan sediaan Handsanitizer ini untuk mengetahui
karakter fisik dan mengetahui efektivitas anti bakteri sediaan gel antiseptik tangan
dari minyak atsiri kayu manis.
Minyak atsiri kayu manis diperoleh dengan metode destilasi uap air.
Sediaan handsanitizer dibuat dalam 3 formula. Formula sediaan handsanitizer
dibuat dengan basis karboksimetilselulose dan kadar minyak atsiri yang
digunakan adalah 0,08%,0,5% dan 1%. Hasil yang diperoleh dari uji efektivitas
antibakteri menunjukkan bahwa formula sediaan gel dari minyak atsiri kayu
manis memiliki efektivitas yang baik terhadap antibakteri, hal ini ditunjukkan
pada semua konsentrasi mulai menghambat bakteri dan membunuh semua bakteri
pada media uji.
Hasil uji stabilitas selama 8 minggu pada penyimpanan di suhu kamar 25300C didapatkan minyak atsiri kayu manis tidak mempengaruhi mutu fisik
(warna, aroma dan bentuk), derajat keasaman (pH), dan viskositas larutan dan ada
perubahan aroma pada minggu ke 6 dan 8 suhu dipercepat 400C .
Kata kunci : kayu manis, handsanitizer, antibakteri, Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
Handsanitizer (hand antiseptic) is a medical product that can instantly kill
germs without the use of water, use of antiseptic hand gel is now increased to
prevent the occurrence of serious diseases caused by bacteria, fungi and viruses.
The purpose of this study aims to manufacture this handsanitizer preparation to
determine the physical character and determine the effectiveness of anti-bacterial
antiseptic hand gel preparation of cinnamon essential oil.
Cinnamon
essential
oil
obtained
by steam
distillation
method.
Handsanitizer preparations were made in 3 formulas. Formula is made with base
stocks handsanitizer karboksimetilselulose and levels of volatile oil used was
0.08%, 0.5% and 1%. The results obtained from the test indicate that the
effectiveness of antibacterial gel formula preparation of cinnamon essential oil has
good effectiveness against antibacterial, it is shown in all concentrations ranging
inhibit bacteria and killing all the bacteria in the test medium.
The results of the stability test for 8 weeks in storage at room temperature
25-300C cinnamon essential oil obtained does not affect the physical quality
(color, aroma and shape), the degree of acidity (pH), and the viscosity of the
solution and no change scents at weeks 6 and 8 accelerated temperature of 400C.
Keywords: cinnamon, handsanitizer, antibacterial, Staphylococcus aureus.
PENDAHULUAN
Minyak atsiri dapat menguap
pada suhu kamar dan laju penguapan
semakin besar dengan kenaikan
suhu. Secara umum minyak atsiri
larut dalam pelarut organik, tetapi
kurang larut dalam alkohol encer
dengan konsentrasi kurang dari 70
persen (Guenther, 1987). Minyak
atsiri bersifat sebagai antibakteri dan
antijamur yang kuat, diantaranya
dapat menghambat pertumbuhan
beberapa jenis bakteri merugikan,
misalnya
Salmonela
sp,
Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Klebsiela dan Pasteurella
(Agusta, 2000).
2.1 Kandungan Kimia Minyak
Kayu Manis
Kayu manis mempunyai rasa
pedas dan manis, berbau wangi, serta
bersifat hangat. Beberapa bahan
kimia yang tergandung dalam kayu
manis diantaranya minyak atsiri
eugenol, safrole, sinamaldehide,
tannin, kalsium oksalat, damar dan
zat penyamak. Efek farmakologis
yang dimiliki kayu manis di
antaranya sebagai peluruh kentut
(carminative),
peluruh
keringat
(diaphoretic), antirematik, penambah
nafsu makan (stomachica), dan
penghilang rasa sakit (analgesic).
(Hariana, 2011).
2.2 Sediaan Handsanitizer
Gel merupakan sistem semi
padat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang
besar, terpenitrasi oleh suatu cairan.
Masa gel terdiri dari jaringan partikel
kecil yang terpisah, maka gel
digolongkan sebagai sistem dua fase.
Dalam sistem dua fase, jika ukuran
partikel dari fase terdispersi relative
besar, massa gel kadang-kadang
dinyatakan sebagai magna. Sistem
fase gel yang lain yaitu gel fase
tunggal
yang
terdiri
dari
maromolekul organic yang tersebar
serba sama dalam suatu cairan
sedemikian hingga tidak terlihat
adanya ikatan antara molekul makro
yang terdispersi dan cairan. Gel
lazim digunakan untuk sedian
kosmetik untuk berbagai maksud
dalam tata rias rambut, dasar rias
wajah dan perawatan kasar rias
wajah dan perawatan kulit (Martin
et.,al 1993).
2.3 Antibakteri
Dalam
penggolongannya
antibakteri dikenal dengan antiseptik
dan antibiotik. Berbeda dengan
antibiotik yang tidak merugikan selsel jaringan manusia, daya kerja
antiseptik tidak membedakan antara
mikroorganisme dan jaringan tubuh.
Namun pada dosis normal praktis
tidak bersifat merangsang kulit
(Sastroamidjojo, 1967).
METODE PENELITIAN
Bahan
yang
digunakan
meliputi: Minyak atsiti kayu manis
(Cinnamomum burmanni Nees ex BI.
Cortex) isolat Staphylococcus aureus
dan diperoleh dari Laboratorium
Mikrobiologi
Fakultas
MIPA
Universitas Pakuan Bogor; media uji
Nutrien Agar (NA) aquadest, Na
CMC, TEA (Trietanolamin), Metil
paraben,
propilenglikol,
Na
metabisulfit, etanol 96
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain: timbangan,
Alat penyuling uap air, batang
pengaduk, rak tabung, tabung reaksi,
alat-alat gelas, cawan penguap,
thermometer, jarum ose, otoklaf,
labu ukur, jangka sorong, spatula,
viskometer
Brookfield,
pinset,
cawan petri, pH meter, botol plastik
,homogenizer,
alumunium
foil,penggaris,laminar.
3.1 Destilasi Minyak Atsiri Kayu
Manis
Pembuatan minyak atsiri
kayu manis dilakukan dengan
menggunakan metode destilasi uap
dan air. Pada metode ini bahan yang
akan disuling tidak terhubung
langsung dengan air. Kayu manis
yang sudah dipotong-potong dengan
ukuran kecil dimasukkan ke dalam
piringan yang dibawahnya telah diisi
dengan air mendidih, uap air yang
keluar
melalui
lubang-lubang
piringan
akan
mengalir
dan
menembus sela-sela dari kayu manis,
dengan adanya uap air ini minyak
atsiri akan terekstrasi dan terbawa,
kemudian uap air dan minyak atsiri
yang terbentuk dialirkan melalui pipa
dan selanjutnya akan dialirkan
kedalam
refluks
dan
akan
terkondensasi menjadi air dan
minyak. Campuran dari air dan
minyak ini ditampung dalam sebuah
wadah pemisah, air berada di bawah
permukaan minyak atsiri dan
sebaliknya. Kemudian dilakukan
pencatatan volume minyak atsiri
pada buret. Minyak atsiri yang
diperoleh ditampung dalam wadah
atau botol yang tida tembus cahaya
dan disimpan ditempat yang sejuk
agar tidak terjadi oksidasi. (DepKes
RI, 1986).
3.2 Penyiapan Inokulum
3.2.1 Penyiapan Media
Nutrient Agar
Serbuk
nutrient
agar
sebanyak 28 g dilarutkan dalam 1000
ml air suling steril, lalu diaduk
dengan menggunakan stirrer sampai
homogen.
Kemudian
larutan
disterilkan dalam otoklaf pada suhu
121°C dan tekanan 1 atm selama
kurang lebih 15 menit sebelum
media digunakan. Pembuatan media
agar untuk stok kultur dilakukan
dengan cara menuangkan 5ml media
agar yang masih cair ke tabung
reaksi steril secara aseptis, diletakan
pada posisi miring. Pembuatan
media
agar
untuk
pengujian
dilakukan dengan cara menuangkan
12 ml media Nutrien Agar ke dalam
cawan petri.
3.2.2 Penyiapan Kertas Cakram
Kertas cakram dibuat dari
kertas saring Whatman diameter 6
mm, diletakkan dalam cawan petri
kemudian disterilkan pada otoklaf
pada suhu 1210C dengan tekanan 1
atm selama 15 menit. Setelah itu
dicelupkan ke dalam kontrol positif,
kontrol negatif, serta ke dalam
minyak atsiri yang direndam selama
15 menit. Kemudian masing-masing
kertas cakram dikeringkan di oven
pada suhu 450 C selama 24 jam.
3.3 Pembuatan Sabun Transparan
Tabel 1. Fomula Basis Handsanitizer
F0
(%)
0,2
0,5
0,02
5
0,15
10
30
100
Nama Bahan
Na CMC
TEA
Na metabisulfit
Propilen glikol
Metil paraben
Gliserin
Etanol 96%
Minyak atsiri
Akuades ad
3.4 Pembuatan
Handsanitizer
Sediaan
Gel
Ditimbang masing- masing
bahan yang diperlukan sesuai yang
tertera pada Tabel 1 dan Tabel 2
diatas.
Pembuatan
gel basis Na
CMC.
1.
Air
hangat
suhu
900C
dimasukkan dalam gelas piala
(homogenizer) lalu dimasukaan
Na CMC, biarkan sampai
mengembang kurang lebih 15
menit, diaduk hingga agak
mengental.
Masukkan
propilenglikol, metil paraben dan
ditambahkan
gliserin,
aduk
hingga larut (jernih), Natrium
metabisulfit dan TEA aduk
hingga larut (jernih). Kemudian
gliserin dilarutkan dalam beaker
glass
dan
diaduk
hingga
homogen. Lalu massa gel
ditambahkan minyak atsiri kayu
manis,
campur
dengan
homogenizer kecepatan rendah
hingga kental dan homogen.
F1
(%)
0,2
0,5
0,02
5
0,15
10
30
0,08
100
F2
(%)
0,2
0,5
0,02
5
0,15
10
30
0,5
100
F3(%)
0,2
0,5
0,02
5
0,15
10
30
1
100
2. Sediaan gel kemudian dibagi bagi
dalam wadah lalu disimpan
dalam oven (400C) dan suhu
kamar (28-300C) selama 8
minggu.
3.5 Evaluasi Handsanitizer
Parameter uji yang dilakukan
ialah
pemeriksaan
kestabilan
handsanitizer selama 2 bulan pada
suhu kamar dan suhu dipercepat
meliputi:
pH,viskositas
dan
organoleptik.
3.6 Organoleptik/Penampilan Fisik
Pengamatan
ini
meliputi
pengamatan terhadap perubahan
warna, bentuk dan perubahan bau.
Pengamatan ini dilakukan pada suhu
kamar (250C-300C) dan suhu
dipercepat 400C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Evaluasi Sediaan Handsanitizer
Minyak Atsiri Kayu Manis
Evaluasi
sediaan
handsanitizer minyak atsiri kayu
manis dari pengujian organoleptik
meliputi warna, aroma dan bau
sediaan. Hasil evaluasi sediaan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Hasil Evaluasi Sediaan Handsanitizer Minyak Atsiri Kayu Manis
Evaluasi
Formula
Sediaan
1
2
3
Formula
0,08 %
0,5%
1%
Organoleptik
Kuning
Kuning pucat
Kuning pekat
Warna
Aroma
Khas Kayu
Khas Kayu manis
Khas Kayu manis
manis
Homogenitas
Homogen
Homogen
Homogen
Terktur
Cair
cair
cair
Pada pengamatan organoleptik
dari sediaan handsanitizer minyak
atsiri kayu manis yang terdiri dari
pengamatan homogenitas larutan
sediaan, warna dan aroma sediaan.
Selama penyimpanan minggu ke-0
sampai minggu ke-8 sediaan gel
handsanitizer semua formula tidak
terdapat perubahan warna pada
penyimpanan suhu kamar (25-300C),
sedangkan penyimpanan pada suhu
400C terdapat perubahan aroma pada
semua formulasi minggu ke-6 dan 8
yang mengandung minyak atsiri
perubahan
tersebut
kemungkin
dikarenakan adanya penguraian salah
satu komposisi dalam sediaan selama
penyimpanan, dan konsentrasi zat
aktif
yang
digunakan
dapat
mempengaruhi kondisi kestabilan
warna sediaan. Semakin besar
konsentrasi minyak atsiri yang
digunakan maka semakin terjadi
perubahan warna pada sediaan
handsanitizer setelah disimpan.
4.3.1 Hasil Uji
handsanitizer
pH
Sediaan
Kestabilan pH merupakan
salah satu parameter penting yang
menentukan stabil atau tidaknya
suatu sediaan. Dari hasil pengamatan
pH semua formula yang disimpan
pada suhu kamar dan suhu panas
menghasilkan sediaan dengan pH
memiliki kisaran range 8,08-8,51,
dan semua sediaan menunjukan pH
yang stabil terlihat pada semua
formula yang disimpan pada suhu
kamar.
Semua formula relatif bersifat
basa, nilai pH yang didapat sedikit
tidak sesuai SNI 16-4399-1996
tentang kosmetik untuk kulit. Nilai
pH yang aman terhadap iritasi kulit
menurut SNI 16-4399-1996 adalah
pH antara 4,5-8,0.
Data hasil analisis yang
diperoleh dengan menggunakan
program SPSS tidak berbeda nyata
untuk hasil uji pH sediaan gel dapat
dilihat pada grafik (Gambar 1 dan
Gambar 2).
Gambar 1. Grafik pengukuran pH 3 formula handsanitizer selama penyimpanan
pada suhu kamar (25-300C).
Grafik pH Suhu kamar (25-30°C)
Nilai pH
9
8.5
1
2
3
8
7.5
0
2
4
6
8
Minggu Ke-
Gambar 2. Grafik pengukuran pH 3 formula handsanitizer selama penyimpanan
pada suhu kamar (400C).
Grafik pH Suhu 40°C
Nilai pH
8.4
1
8.2
2
8
0
2
4
6
8
3
Mingu ke-
4.3.2 Hasil Uji Viskositas Sediaan
handsanitizer
Viskositas merupakan suatu
pernyataan daya tahan dari suatu
cairan dimana untuk mengalir,
semakin tinggi viskositasnya maka
semakin
besar
tahanannya.
Pengukuran viskositas bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi pada
sediaan dan dilakukan pengujian
menggunakan dua suhu yaitu suhu
kamar (250C- 300C) dan suhu
dipercepat (400C).
Pengukuran
viskositas
selama 8 minggu menghasilkan
viskositas
yang
tidak
stabil,
dikarenakan pada suhu kamar
sediaan semakin hari semakin cair
karena mengalami pengurangan
viskositasnya, hal ini disebabkan
karena pada waktu penyimpanan
adanya perubahan. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi viskositas
suatu
sediaan,
salah
satu
pengaruhnya adalah konsentrasi
gelling agent. Dalam sistem gel,
gelling agent bertanggung jawab
terhadap terbentuknya sediaan gel.
Selama penyimpanan gel dapat
mengalami
kerusakan
yang
menyebabkan perubahan viskositas
gel. Oleh karena itu, faktor dominan
yang
menentukan
perubahan
dilihat pada grafik (Gambar 3 dan
viskositas gel minyak atsiri adalah
Gambar 4).
CMC (sebagai gelling agent). Dapat
Gambar 3.Grafik pengukuran viskositas 3 formula handsanitizer selama
penyimpanan pada suhu kamar (25-300C).
Nilai Visositas
Grafik Viskositas Suhu Kamar 25-30
30
20
1
10
2
0
3
0
2
4
6
8
Minggu Ke-
Gambar 4.Grafik pengukuran viskositas 3 formula handsanitizer selama
penyimpanan pada suhu kamar (400C).
Nilai Viskositas
Grafik Viskositas 400C
20
1
10
2
0
0
2
4
6
8
3
Minggu ke-
4.4 Hasil Uji Antibakteri Pada
Handsanitizer.
4.4.1 Metode cakram
hambat) disekeliling kertas cakram
pada pertumbuhan bakteri di media
padat.
Metode difusi cakram adalah
uji antibakteri yang dilakukan pada
uji antibakteri sediaan untuk
menyeleksi
adanya
aktifitas
antibakteri dari minyak atsiri kayu
manis terhadap bakteri uji. Aktifitas
antibakteri diketahui dengan melihat
ada tidaknya daerah hambat (zona
Pada Tabel. 3 dapat dilihat
bahwa daerah hambat sediaan
handsanitizer
terhadap
bakteri
Staphylococcus aureus menunjukan
bahwa formula 3 menghasilkan zona
bening yang sama dengan kontrol
positif dibandingkan dengan formula
1 dan 2.
Tabel3.
Hasil rata-rata pengukuran sediaan Handsanitizer minyak atsiri kayu manis
berbagai konsentrasi, kontrol negatif dan kontrol positif terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
Bakteri
Pengulangan
Staphylococcus
aureus
Media Agar
4.4.2
Konsentrasi
Handsanitizer
F1
F2
F3
1
0,6
0,6
0,7
2
0,6
0,6
0,7
Kontrol
Negatif
Kontrol positif
Basis
Amoksisilin
0,5
0,7
0,7
Metode Reflika
Dari hasil efektivitas sediaan
handsanitizer minyak atsiri kayu
manis dengan metode reflika sediaan
ini menunjukan bahwa dapat
memperhambat atau menurunkan
jumlah flora normal kulit. Dengan
Fomula 1
Formula 2
semakin meningkat konsentrasi
minyak kayu manis, maka jumlah
mikroorganisme yang ada pada
tangan semakin menurun. Dapat
dilihat pada gambar 5.
Formula 3
Gambar 5. Hasil uji antibakteri dengan menggunakan metode reflika pada sediaan
handsanitizer minyak atsiri kayu manis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Minyak atsiri kayu manis
mempunyai
aktifitas
antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
2. Minyak kayu manis dapat
dibuat
formulasi
gel
handsanitizer.
3. Gel Handsanitizer yang
mengandung minyak atsiri
pada konsentrasi 0,08 %, 0,5
% dan 1 % mempunyai
efektivitas antibakteri.
4. Berdasarkan uji stabilitas
sediaan handsanitizer minyak
atsiri kayu manis secara
statistik stabil pada kedua
suhu tetapi pada suhu 400C
baunya sudah berkurang.
Saran
Selama melakukan penelitian ini
dan beberapa pengamatan yang telah
dilakukan, penulis menyarankan
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Dilakukan
uji
anbakteri
dengan metode lain terhadap
minyak atsiri dan sediaan gel
Handsanitizer.
2. Konsentrasi minyak atsiri
pada sediaan harus lebih
banyak
sehingga
daya
hambatnya bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2010),
Stapylococcus
aureus
http://id.wikipedia.
org/wiki/Berkas:
Staphylococcus_aureus,_50,0
00x USDA,_ARS,_EMU. jpg
(diakses tanggal 8 Desember
2011)
Biomed.
2002.
Mikrobiologi
Buku
Ajar
Panduan
Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. EGC. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
1985.
Cara
Pembuatan
Simplisia.
Jakarta.
Kardinan, A. 2004. Nilam Tanaman
Beraroma
Wangi
untuk
Industri
Parfum
dan
Kosmetika.
Agromedi
Pustaka. Jakarta.
__________.
2011.
Tanaman
Penghasil Minyak Atsiri. http://
books. google. co.
id/ books. id.
Diakses pada tanggal 04 November
2011. Samarinda.
Download