Studi kasus interpretasi radiografi gangguan sistem

advertisement
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisika radiasi
Pada tanggal 8 November tahun 1895, seorang fikawan German Wilhelm
Conrad Röntgen menemukan sinar-x (Thrall 2002). Menurut Lavin (2003) setelah
melakukan investigasi lanjutan, Röntgen memberikan laporan tulisan kepada
Society of Physics and Medical Sciences at the University of Wurzburg pada
tanggal 28 November 1895, dengan memberikan hasil gambaran radiografi tangan
istrinya yang dihasilkan dari tabung sinar-x buatannya. Setelah lebih dari 100
tahun penemuannya, sinar-x digunakan banyak aspek pada gambaran medis
(Thrall 2002).
Sinar-x didefinisikan sebagai bentuk elektromagnetik radiasi serupa
dengan cahaya tampak tetapi memiliki panjang gelombang yang pendek dan
berurutan pada Gambar 1. Elektromagnetik radiasi merupakan sebuah cara
pengiriman energi melalui jarak yang dicirikan oleh panjang gelombang,
frekuensi, dan energi (Lavin 2003). Besar nilai panjang gelombang pada sinar-x
sebesar 0,00000001 cm (Thrall 2002).
Gambar 1 Panjang Gelombang pada sinar-x secara berurutan (Lavin, 2007).
Atom terdiri dari partikel kecil yang disebut proton, netron, dan elektron.
Atom memiliki sebuah nukleus dengan awan elektron disekitarnya, nukleus pada
atom mengandung proton yang bernilai positif, netron yang bersifat netral dan
elektron yang memiliki sifat negatif berada disekitar nukleus di dalam orbit yang
disebut shells pada Gambar 2. Sinar-x dihasilkan ketika elektron melambat atau
berhenti pada satu area target di atom (Lavin, 2003). Menurut Thrall (2002) pada
Gambar 3 energi sinar-x dihasilkan ketika elektron yang berasal dari katoda yang
3
bernilai negatif mengenai anoda yang bernilai positif, dan elektron dengan jumlah
besar akan menyebabkan beda potensial yang besar sehingga menghasilkan energi
yang besar. Beda potensial di atur pada kilovoltage peak (kVp) pada mesin sinarx, sehingga bila terjadi peningkatan pada kVp akan menyebabkan beda potensial
yang besar di antara anoda dan katoda.
Gambar 2 Sebuah atom dengan nukleus yang bernilai (+) pada bagian tengah dan elektron
diseklitar nukleus yang bernilai (-) (Lavin, 2003).
Gambar 3 Pancaran sinar-x yang dihasilkan pada tabung mesin sinar-x akibat beda potensial
yang terjadi antara katoda dan anoda (Lavin, 2003).
2.2 Prinsip Radiografi
Radiografi adalah rekaman gambar dalam sebuah film khusus yang terdiri
dari bentuk struktur bayangan dan objek yang terbentuk oleh pancaran sinar-x
(Lavin 2003). Menurut Owens dan Biery (1992) penggunaan radiografi selalu
digunakan untuk menindak lanjut sebuah proses penyakit dan memonitor
efektifitas terapi yang dilakuakan pada hewan misalnya ortopedik, kardiak,
4
pulmonary, atau penyakit onkologik, sedangkan menurut Thrall (2002) radiografi
digunakan untuk menilai struktur dalam tubuh.
Pembuatan gambar radiografi harus menggunakan metoda yang tepat agar
gambar yang dihasilkan jelas dan bisa difahami untuk di interpretasikan (Thrall,
2002). Kehitaman pada radiografi tergantung pada jumlah sinar-x yang diserap
oleh intensifying screen, dan dengan demikian sejumlah cahaya mengekspos film
radiografi. Pada Gambar 4 menjelaskan daerah yang terpapar dengan sejumlah
besar sinar-x akan hitam (radiolucent) setelah pengolahan film, sebaliknya pada
daerah yang dilewati oleh sedikt sinar-x akan tembus cahaya (translucent) atau
tampak putih (radiopaque), sedangkan derajat kehitaman pada film merupakan
ukuran kerapatan masa (density), sehingga hubungan density dan kegelapan film
terkait secara langsung (Berry et al 2002) pada Gambar 5.
Gambar 4 Skala kehitaman film, yang diukur dari jumlah sinar-x yang terserap (Thrall 2002).
5
Gambar 5 Hubungan kerapatan (density) terhadap paparan sinar-x (Thrall 2002).
Menurut Owens dan Biery (1992) karakteristik energi pancaran sinar-x
berkemampuan untuk menembus dan melemahkan karena perbedaan density dan
jumlah jaringan tubuh, ini digambarkan dalam lima dasar opasitas radiografi
yaitu: udara, lemak, jaringan lunak, tulang, dan metal pada Gambar 6.
Udara
Lemak
Air
Tulang
Logam
RADIOPACITY
RADIOLUCENCY
OPTICAL DENSITY
FILM BLACKNESS
RADIOGRAPHIC DENSITY
Gambar 6 Lima dasar opasitasitas radiografi akibat perbedaan penyerapan sinar-x (Thrall 2002).
6
Selain density, ketebalan objek juga mempengaruhi radioopasitas yang terbentuk
dari paparan sinar-x, oleh karena itu semakin tebal objek yang dilalui sinar-x
maka semakin sedikit sinar-x yang dapat merubah film sehingga gambaran pada
film berwarna putih (Berry et al 1997) pada Gambar 7.
Gambar 7 Skema pengaruh ketebalan terhadap radioopasitas (Thrall 2002).
Pada ketajaman gambar radiografi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
gerakan, kecepatan film, focal spot size, focal spot film distance (FFD), object
film distance (OFD), intensifiying screen, dan grid. Gerakan merupakan penyebab
utama di dalam radiologi kedokteran hewan, gerakan dapat menghasilkan
gambaran yang tidak tajam sehingga membutuhkan waktu paparan yang cepat
untuk mendapatkan gambaran radiografi yang bagus. Pada Gambar 8 menjelaskan
jenis film sinar-x yang tersedia dalam berbagai kecepatan, kecepatan film
berhubungan dengan ukuran partikel kristal perak bromida pada emulsi dalam
film x-ray, kristal perak bromida yang berukuran besar atau lapisan yang lebih
tebal merupakan kelompok dari film x-ray yang cepat (high speed film),
sedangkan kristal perak bromida yang berukuran lebih kecil atau tipis termasuk
pada kelompok film x-ray yang lambat (slow film), oleh karena itu ketajaman film
berhubungan langsung dengan kecepatan film dan gambaran yang jelas dapat
menggunakan slow film dikarenakan area yang terpapar lebih kecil (Thrall 2002).
7
Gambar 8 Skematis paparan sinar-x yang lewat pada fast film dan slow film (Soehartono, 2005).
Beberapa mesin sinar-x memiliki focal spot yang berukuran besar dan kecil. Pada
penggunaan focal spot kecil menyebabkan kejelasan gambar yang bagus
dibandingkan menggunakan focal spot besar, dikarekan penumbra yang dihasilkan
pada focal spot yang besar lebih besar sehingga mempengaruhi kejelasan gambar.
Pada Focal spot-Film Distance (FFD) adalah jarak film dengan focal spot. Pada
Gambar 9 menjelaskan jarak focal spot yang semakin pendek akan menyebabkan
penumbra yang besar, sedangkan focal spot yang lebih jauh menghasilkan
penumbra lebih kecil sehingga kejelasan gambar lebih baik (Thrall & Widmer
2002).
Pada Object Film Distance (OFD) apabila jarak pasien terhadap film lebih
dekat maka akan menghasilkan penumbra yang kecil, sebaliknya apabila jarak
pasien terhadap film jauh akan menghasilkan penumbra yang besar sehingga
kejelasan gambar berkurang pada Gambar 10. Intensifying screen digunakan
untuk mengubah sinar-x menjadi cahaya tampak, karena Intensifying screen
mengandung crystal phosphorescent yang memancarkan cahaya ketika terpapar
sinar-x. Hamburan radiasi merupakan faktor utama yang berkontribusi pada
pengurangan kejelasan gambar. Grid berbentuk datar dan persegi dengan jalur
berseri dan landasan dari alumunium foil, sehingga grid memberikan kualitas
diagnosa pada radiografi karena menyerap hamburan radiasi (Thrall & Widmer
2002).
8
Gambar 9
Skema Focal spot-Film Distance (FFD) apabila jarak focal spot semakin jauh maka
menghasilkan penumbra yang lebih kecil, sehingga menghasilkan ketajaman gambar
radiografi yang bagus (Thrall & Widmer 2002).
Gambar 10 Skema Object Film Distance (OFD) apabila jarak pasien lebih dekat akan menghasikan
penumbra yang lebih kecil sehingga menghasilkan ketajaman gambar radiografi yang
bagus (Thrall & Widmer 2002).
2.3 Interpretasi radiografi dan standar pandang radiografi
Interpretasi radiografi adalah dasar pada pengenalan dan analisa struktur
dengan perbedaan yang relatif pada radiopasitas sebuah gambar hasil sinar x
(Owens & Biery, 1992), sedangkan menurut Berry et al (2002) interpretasi
9
radiografi adalah evaluasi dari hasil radiografi yang dibuat dari awal sampai
akhirnya menjadi gambaran radiografi. Secara filosofi interpretasi pertama kalinya
merupakan pemeriksaan dan interpretasikan film tanpa mempertimbangkan
riwayat hewan atau hasil pengujian lainnya kemudian menjadi suatu pengkajian
film dari penemuan kasus dengan cahaya untuk membuat interpretasi klinis akhir
(Gavahan 2003).
Pada evaluasi radiografi dengan hasil yang buruk, teknisi harus melihat
hasil dari pemeriksaan fisiologis yang ditemukan, signalemen dan sejarah
penyakit dari pasien untuk dapat membantu dalam penetapan diagnosa. Pada
pemeriksaan radiografi yang spesifik pemeriksaan harus lengkap dan tidak
terbatas pada satu area yang diambil. Pemeriksaan radiografi juga harus memiliki
gambaran normal, ini guna untuk dapat dengan mudah melihat perubahan atau
abnormalitas yang terjadi (Berry et al 2002).
Gambar 11
Ilustrasi tatanama yang digunakan untuk menggambarkan secara langsung pancaran
sinar-x untuk radiografi (Lawhead dan Beaker 2005).
Pada gambaran normal radiografi para ahli teknik dokter hewan harus
mengetahui posisi gambaran radiografi yang diambil beserta penamaannya.
Menurut Owens dan Biery (1992) ahli teknik dokter hewan dan dokter hewan
perlu berpartisipasi pada proses pembuatan keputusan mengenai ketepatan
proyeksi radiografi untuk menghasilkan kualitas gambar diagnosa yang baik.
10
Menurut Thrall dan Widmer (2002) penamaan posisi di dalam radiografi secara
langsung berdasarkan pada letak titik pusat penetrasi sinar-x terhadap tubuh, dari
masuknya sinar-x sampai keluarnya sinar-x dari tubuh, penamaan penggambaran
tampilan radiografi mengikuti terminology pada Nomina Anatomica Veterinaria
yang dapat dilihat pada Gambar 11. Pada umumnya, standar pandang radiografi
yang biasa dilakukan yaitu posisi Cranio-caudal, Latero-medial atau yang biasa
disebut juga dengan Lateral recumbency, Ventro-dorsal, Dorso-ventral, dan
Oblique.
2.4 Interpretasi radiografi thoraks
Radiografi thoraks satu dari antara banyaknya metoda yang dilakukan
dokter hewan untuk pemeriksaan pada hewan yang mengalami penyakit pada
jantung, paru-paru, dan gangguan sistem kardiovaskular (Adrian & Lamb 2002;
Israel 2005; Bomassi 2007; Smith 2009). Radiografi thoraks sering digunakan di
dalam pengenalan dan kajian pada penyakit kardiovaskular (Bonagura, 2000),
sedangkan menurut Hansson (2004) radiografi thoraks merupakan salah satu alat
diagnosa terpenting pada anjing dengan kasus kardiovaskular. Evaluasi radiografi
pada thoraks hewan kecil merupakan salah satu hal
terpenting dan banyak
digunakan sebagai alat diagnosa pada praktek hewan kecil (Berry et al 2002).
Radiografi thoraks biasanya dilakukan untuk pemeriksaan trakhea, paru-paru,
jantung, oesophagus, diafragma, costae, ruang pleura dan thoraks (Bonagura,
2000).
Pemeriksaan radiografi thoraks secara rutin menggunakan dua tampilan,
yaitu secara lateral dan dorsoventral (DV) atau ventrodorsal (VD). Pada posisi
lateral pancaran sinar-x datang secara horizontal yang terpusat pada tulang rusuk
ke 5 dan posisi sternum dengan tulang belakang harus sejajar, lateral kanan sangat
disukai pada pemeriksaan radiografi thoraks karena kemudahan dalam melakukan
pemerikasaan (Kealy 1979). Posisi lateral sangat penting digunakan untuk melihat
secara langsung tampilan perubahan pada jantung dan vaskularisasi darah (Smith
2009). Menurut Owens & Biery (1999) proyeksi paparan lateral saat puncak
inspirasi biasanya digunakan khusus untuk kasus penyakit paru-paru. Pada
Gambar 12 dapat dilihat gambaran radiografi yang mencitrakan gambaran
jantung, pembuluh darah dan gambaran organ dalam tubuh lainnya.
11
Gambar 12 Radiografi pada thoraks anjing dengan posisi lateral kiri yang terdiri: (A) aspek
cranial pada lobus paru-paru bagian cranial kiri, (B) lobus paru-paru cranial
superimposed, (C) trachea, (D) lobar bronkus cranial, (E) bayangan jantung, (F)
apex jantung, (G) caudal vena cava, (H) aorta desending, (I) difragma krus kanan,
(J) difragma krus kiri, (K) dinding lambung, (L) kupula diafragma, (M) hati (Ticer
1984).
Pada DV/VD pancaran sinar-x terpusat pada tulang rusuk ke 6, posisi
DV/VD di dalam film x-ray terbaca dengan terbalik, sebelah kanan dinding dada
pada film berarti menunjukan sebelah kiri dinding hewan dan begitu sebaliknya
(Kealy 1979). Menurut Ruehl dan Thrall (1981) di dalam Hansson (2004) posisi
DV/VD sangat penting dalam pemeriksaan jantung, sedangkan menurut
Silverman dan Suter (1975) di dalam Hansson (2004) pengambilan gambar di film
x-ray ketika saat inspirasi penuh. Radiografi thoraks dilakukan pada saat inspirasi
maksimum untuk meningkatkan kontras antara struktur radiolucent dan
radioopaque yang juga akan memperluas ruang thoraks dan mengembangkan
lapangan paru-paru, sedangkan apabila secara normal pembuatan film dilakukan
pada saat ekspirasi , maka lapangan paru-paru akan kelihatan padat dan kejelasan
dari vaskularisasi pulmonum akan hilang (Bonagura 2000). Pada Gambar 13
menjelaskan gambaran radiografi secara pandangan DV/VD dan organ dalam
yang dapat tercitra pada film x-ray.
12
Gambar 13
Radiografi pada thoraks anjing dengan posisi dorsoventral yang terdiri: (A) lobus
paru-paru kranial, (B) mediastinum kranial, (C) aspek vental pada paru-paru lobus
cranial kanan, (D) aspek ventral pada mediastinum cranial yang bergerak ke kiri, (E)
bayangan jantung, (F) arteri pulmonary lobar caudal, (G) caudal vena cava, (H)
aspek vental medistinum caudal, (I) kupula diafragma, (J) air-field fundusI pada
lambung (Ticer 1984).
Pada radiografi thoraks selain dari posisi yang menentukan kualitas
gambar, kVp dan mAs juga penting dalam pembuatan radiografi pada thoraks.
Milliamperage adalah pengatur kuantitas elektron pada filament yang berada di
dalam mesin sinar-x, yang mana merupakan faktor kuantitas karena mengontrol
jumlah sinar-x yang di hasilkan pada area target. Kilovoltage merupakan faktor
kualitas yang mengatur energy pancaran sinar-x, dimana ketika Voltage yang di
aliri besar maka electron akan mempercepat dan menghasilkan energy sinar-x
yang besar. Pada Tabel 1 menjelaskan besaran mAs, kVp, dan waktu yang
digunakan serta saat penggunaan Grid. Radiografi thoraks dibuat dengan
menggunakan teknik kVp tinggi dan rendah mAs, yang memaksimalkan kontras
(Berry et al 2002). Menurut (Gavahan 2003) pengaturan mesin untuk radiografi
thoraks menggunakan nilai mAs rendah dan kVp yang tinggi dengan waktu
paparan antara 1/30 sampai 1/120 detik, dengan menggunakan Grid atau Bucky
diphragma.
13
Tabel 1 Nilai normal mAs, kVp, dan lama waktu saat penggunaan Grid ataupun
tidak, pada radografi thoraks hewan kecil (Tilley et al 2008).
Daerah mA Time mAs
Ketebalan (cm)/kVp
Tanpa Grid
Thoraks 100 1/60
1,7
3/48; 4/50; 5/52; 6/54; 7/56; 8/58; 9/60; 10 (cm)/62
Penggunaan Grid
Thoraks 200 1/60
300 1/60
3,3
11/66; 12/68; 13/70; 14/72; 15/74; 16 (cm)/76
5
17/76; 18/78; 19/80; 20/82; 21/84; 22 (cm)/86
mA: milliAmpere, mAs:milliAmpere seconds, kVp: kiloVolt peak.
Pada interpretasi radiografi thoraks, evaluasi pengukuran besar jantung
umum dilakukan. Metode pengukuran pada jantung atau yang biasa disebut
Vertebrae heart size (VHS) sudah lama dilakukan. Menurut Hansson (2004)
penggunaan VHS sudah lama di sarankan oleh (Schulze & Nöldner 1957; Hamlin
1968; Uhlig & Werner 1969; Toombs & Ogburn 1985). Vertebrae Heart Size
adalah cara pengukuran jantung dengan membandingkan panjang vertebrae
thoracic melalui gambaran radiografi (Buchanan & Bücheler 1995). Menurut
Lynne et al (2010) penghitungan VHS yaitu dengan penjumlahan dari long axis
dan short axis, long axis merupakan pengukuran dari carina sampai ke puncak
jantung dan short axis merupakan pengukuran luas bagian jantung pada sumbu
tegak lurus terhadap sumbu panjang, pengukuran dimulai dari tepi cranial tubuh
vertebrae thoracic ke 4 yang dapat dilihat pada Gambar 14. Pengukuran VHS
cenderung banyak dilakukan pada anjing dengan kasus penyakit pada jantung
(Adrian & Lamb 2002; Kraetschmer et al 2008; Buchanan & Bücheler 1995;
Ljubica & Trailovi 2006). Pada anjing normal rata-rata VHS sebesar 9,7 v, dan
memiliki nilai di antara 8,7 – 10,7 v yang berhubungan dengan fisiologi hewan
(Kraetschmer et al 2008).
14
Gambar 14 Pengukuran Vertebrae Heart Size (VHS) yang di ukur dari penjumlahan long axis dan
short axis (O’Sullivan & O’Grady 2010).
Vertebrae heart size adalah bukan merupakan salah satu evaluasi yang
dapat dilakukan dalam interpretasi radiografi thoraks. Menurut Kittleson (1998)
dan Dark et al (1996) di dalam Ljubica et al (2006) identifikasi atau evaluasi
sistem kardiovaskular pada anjing juga digunakan untuk mengevaluasi
pembesaran jantung, pembesaran ruang jantung yang spesifik atau pembesarn
pembuluh darah besar, parenkim pulmonar dan abnormalitas vascular, seperti
halnya penentuan efusi pada rongga tubuh (efusi pleura dan ascites). Evaluasi
pada radiografi thoraks bisa dilakukan dengan pemeriksaan pada pembesaran di
aorta dan percabangan aorta, evaluasi ukuran dan bentuk pada main pulmonary
artery,
peripheral pulmonary arteries, dan vena, evaluasi pada pembesaran
bagian tepi jantung dan posisi abnormal jantung, evaluasi peningkatan dan
pengurangan radioopasitas pada paru-paru (Smith 2009; O’Sullivan & O’Grady
2010). Indikasi kerusakan pada jantung kiri atau biasa disebut Left-side heart
failure juga sering dilakukan pada interpretasi radiografi thoraks (Erling &
Mazzafero 2008); O’Sullivan & O’Grady 2010)
2.4.1 Posisi tampilan radiografi pada trakhea
Secara anatomi trakhea terdiri dari serangkaian cincin tulang rawan
bergabung dengan jaringan ikat (Lawhead & Baker, 2005). Menurut Akers dan
Denbow (2008) trakhea, atau tenggorokan adalah sebuah tabung silinder yang
membentang dari larynx ke kanan dan kiri bronkus utama diatas pangkal jantung.
15
Evaluasi trakhea paling mudah pada tampilan lateral, namun tampilan
ventrodorsal berguna untuk penilaian perpindahan (Kneller 2002). Ukuran normal
pada lumen trakhea sebesar ibu jari, sedangkan diameter trakhea lebih kecil dari
pada diameter larynx dan lebarnya lebih lebar pada 1/3 proximal tulang rusuk ke
tiga (Owens & Biery 1999)
2.4.2 Posisi tampilan radiografi pada bronchi
Bronchial adalah batang utama dari percabangan trakhea, sebagai pemasok
ke jaringan paru-paru di kedua sisi dada (Dallas 2000). Menurut Kealy (1979)
trakhea dibagi menjadi kanan dan kiri, atau batang utama pada bronchi, sedangkan
pandangan secara radiografi di bronchi yaitu lateral dan VD/DV pada thoraks
yang diperlukan untuk pemeriksaan rutin pada bronchi (Kealy 1979). Menurut
Myer (2000) bronchi secara normal berdinding tipis dan terlihat jelas pada daerah
hilus.
2.4.3 Posisi tampilan radiografi pada paru-paru
Paru-paru lobus kiri dibagi menjadi dua lobus yaitu cranial dan caudal.
Lobus cranial dibagi menjadi bagian cranial (apical) dan bagian caudal (cardiac).
Paru-paru lobus kanan dibagi menjadi empat yaitu cranial (apical), middle
(cardiac), caudal (diafragma), dan aksesorius (azygomatikus), dan lobus paru-paru
terpisah satu sama lainnya oleh fissure interlobular (Kealy 1979). Standar
tampilan radiografi pada daerah thorax ini right lateral, left lateral, ventrodorsal
(VD), dan dorsovental (DV) (Berry et al 2002). Pandangan radiografi pada paruparu merupakan gabungan bayangan dari banyak struktur yaitu pembuluh
pulmonary, alveoli, jaringan interstinal alveolar, duktus alveolar, bronkus dan
bronkhiolus, lympatik, dan pleura (Kealy 1979).
2.4.4 Posisi tampilan radiografi pada diafragma
Menurut Dallas (2000) diafragma adalah lembaran otot bagian belakang
dinding thoraks. Berdasarkan anatominya, diafragma adalah suatu lapisan
musculotendinosus yang memisahkan ruang abdomen dan thoraks, berdasarkan
embriologinya difragma yaitu dibentuk oleh septum tranversum ventral dan oleh
mesenteri di foregut (perut depan) dan dua pleuroperitoneal yang melipat ke
dorsal. Diafragma juga bertindak sebagai partisi mekanik antara dada dan perut
16
(Park 2002). Menurut Kealy (1979) anatomi pada diafragma pada daerah thoraks
terlihat seperti kubah. Keberadaan suatu garis diafragma tergantung pada posisi
hewan, fase dari siklus respirasi, arah Röntgen dan posisi pada hewan (Park
2002). Menurut Owens dan Biery (1999) tampilan radiografi pada diafragma
tergantung pada jenis spesies, breed, posisi pada hewan, posisi pancaran x-ray,
fase respirasi, dan tekanan pada intraabdominal. Pada tampilan radiografi
diafragma pada proyeksi dorsoventral (DV) atau ventrodorsal (VD) bervariasi
tergantung fokus dari pancaran sinar-x. Pada posisi lateral dan dorsoventral atau
ventrodorsal nampak cupula di sebelah cranial dari diafragma dan lebih cembung
(Park 2002).
Diafragma mungkin hanya terlihat sebuah garis, bentuk struktur kubah,
atau dua atau tiga struktur kubah yang terpisah. Tiga struktur yang terlihat cupula
dan dua crura. Sebuah kubah diafragma mungkin terlihat secara tampilan
dorsoventral atau ventrodorsal dengan pancaran sinar-x yang di arahkan pada
pada midabdomen atau midthoraks. Dua atau tiga struktur kubah yang terpisah
terlihat pada hewan dalam posisi ventrodorsal dan pancaran sinar-x yang terfokus
pada midthoraks, atau tampilan ventrodorsal dengan pancaran sinar-x yang
terfokus pada bagian midabdomen (Park 2002).
2.4.5 Posisi tampilan radiografi pada pleura
Ada dua jenis pleura yaitu pulmonar and parietal. Pulmonar pleura biasa
disebut visceral pleura, pembungkus parenkim paru-paru pada Gambar 15. Pleura
parietal dibagi menjadi tiga bagian yaitu garis pleura kosta parietal bagian dalam
dada, pleura parietal diafragmatik meliputi diafragma, bentuk pleura parietal
mediastinal berbatasan pada ruang mediastinum. Kantung pleura kiri dan kanan
adalah kesatuan yang berbeda, masing-masing mempunyai berkepanjangan
dengan kosta, bagian diafragma, mediastinum, dan paru-paru yang terpisahkan.
ruang pleura adalah ruang potensial antara pleura parietal dan lapisan paru-paru
dan antara lapisan pleura paru di celah interlobar (Thrall 2002).
17
Gambar 15
Thorax pada pandangan dorsal (A) dan melintang (B). gambar (A) menggambarkan
hubungan costal, mediastinal, dan bagian diafragma terhadap pleura parietal, dan
pada gambaran (B) merupakan hubungan bagaimana pleura mediastinal di dalam
paru-paru sebagai pleura pulmonary (Thrall 2002).
Pleura secara normal tidak dapat terlihat secara radiografis (Thrall 2002),
sedangkan menurut Owens dan Biery (1999) pleura secara normal tidak terlihat
kecuali cerminan pleura seperti bagian caudoventral mediastinum dan
cranioventral mediastinum. Pleura pulmonar diluar fisura interlobar tidak dapat di
lihat karena bayangan hitam bersebelahan dengan jaringan lunak. Pleura pulmonar
sampai celah intralobar dikelilingi oleh udara intrapulmonary, yang memberikan
kontras, tetapi pleura sangat tipis yang umumnya tidak cukup menyerap sinar-x
untuk menghasilkan opasitas radiografi yang terlihat. Buram pada garis tipis
pleura kadang-kadang terlihat antara lobus. Tampilan ini mungkin dianggap
penebalan pleura (Thrall 2002).
2.4.6 Posisi tampilan radiografi pada mediastinum
Mediastinum adalah ruang antara kantung pleura kanan dan kiri,
mediastinum dapat dibagi menjadi cranial, midle, dan bagian caudal, dengan
18
masing-masing memiliki kompartemen pada bagian ventral dan dorsal (Thrall
2002).
Gambar 16
Pembagian mediastinum menjadi bagian kiri dan kanan, pada potongan melintang
bagian thoraks pada anjing (Thrall 2002).
Menurut Akers dan Denbow (2008), mediastinum adalah tempat terbentuknya
garis tengah oleh pertemuan dua membran pleura, terdapat jantung, pembuluh
darah besar, esophagus, dan struktur lainnya, dan dua paru-paru yang terpisah dari
yang lain yang dijelaskan pada Gambar 16. Menurut Kealy (1979) mediastinum
jarak antara dua kantung pleura yang berisi kelenjar tymus, jantung, trachea,
esophagus, lymponodus, masuk dan keluanya pembuluh darah di jantung, dan
adanya saraf. Pada tampilan lateral, bayangan radiografi struktur mediastinum
bagian cranial mediastum terlihat, sedangkan tampilan radiografi ventrodorsal
atau dorsoventral pada sebagian besar mediastinum cranial ditekankan pada tulang
belakang, dan lebar dari mediastinum biasanya kurang lebih dua kali lebar tulang
belakang (Thrall 2002).
19
2.5 Radiografi anatomi pada sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular merupakan sistem peredaran darah pada seluruh
tubuh. Pada sistem kardiovaskular banyak melibatkan kerja dari organ-organ
tubuh dan pembuluh darah besar yang saling bersinambungan, berikut adalah
organ serta pembuluh darah yang secara umum berkaiatan erat dengan sistem
kardiovaskular.
2.5.1 Jantung
Jantung terletak di antara dua sisi dada (thoraks), dikelilingi oleh paruparu, dan berada dalam tempat sebuah struktur yang disebut mediastinum (Dallas
2000), sedangkan menurut Strickland (2002) jantung terletak di dalam thoraks
pada mediastinum. Jantung mamalia memilki empat ruangan (Lawhead & Baker
2005) yang di jelaskan pada Gambar 17 A. Jantung karnivora adalah ovoid dan di
anjing kira-kira meluas dari tulang rusuk ke tiga sampai tulang rusuk ke enam
(Strickland 2002). Jantung normal pada anjing sekitar 0,7% sampai 0,8% dari
berat badan, walaupun keanekaragaman ini berhubungan dengan jenis kelamin,
umur, breed, dan tingkat aktifitas (Strickland 2002).
Jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang
memompakan darah ke paru-paru, dan jantung kiri yang memompakan darah ke
organ-organ perifer, setiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang
pompa yang dapat berdenyut, terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel (Guyton
2007). Jantung memberikan dua jalur sirkulasi yang terpisahkan, pertama adalah
lokasi pulmonar dimana darah dipompa menuju paru-paru untuk merubah
karbondioksida menjadi oksigen, dan sirkulasi yang kedua mengalirkan darah
sampai ke sirkulasi sistemik, dimana darah bergerak masuk ke tubuh pada
Gambar 17 B. Sirkulasi sistemik mengalirkan darah kaya akan oksigen dan nutrisi
untuk organ di tubuh (Lawhead & Baker 2005).
Pada jantung terdiri dari dua penghisap dan bagian otot pemompa,
ventrikel dibantu oleh atrium dan dengan “back-water-valve” mencegah aliran
balik dalam sistol untuk mengumpulkan kompartemen atrium dan vena, dan
diastole untuk memompa darah sampai ke pembuluh darah tepi. Tekanan yang
tinggi pada semua sistem vaskular merupakan prasyarat untuk mengalirkan darah
20
dari jantung sampai sistem kapiler dan kembali sampai ke vena, atrium dan
ventrikel (Michaelsson dan Ho 2000).
2.5.2 Perikardium
Membran di sekeliling jantung adalah pericardium (Akers & Denbow
2008). Menurut Dallas (2000) di sekeliling jantung terdapat kantung fibrous yang
tebal dan disebut dengan perikardium. Kantung perikardium terdapat arteri dan
vena cranial yang dilindungi oleh os sternum pada semua mamalia, tetapi fiksasi
terhadap diafragma berbeda di setiap spesies (Michaelsson & Ho 2000).
Perikardium yang tipis dibagi menjadi pericardia fibrous dan sereous. Pada
pericardia fibrous adalah pembungkus luar dan menempel pada pembuluh utama
yang keluar dan masuk pada bagian bawah jantung, sedangkan serous perikardium
berada dibaris kedua setelah pericardia fibrous dan membungkus jantung, juga
pembentuk epikardium. Jarak antara dua lapisan pada pericardia serous dan
fibrous pericardia disebut dengan rongga perikardium, dan normalnya
mengandung sedikit cairan. Pada bagian lapisan pericardia serous setelah
pericardia fibrous biasa disebut lapisan parietal dan pada bagian yang lebih
dalamnya biasa disebut lapisan visceral (Strickland 2002).
2.5.3 Duktus vena
Saat fetus, duktus vena memberikan jalur darah dari induk sampai ke fetus
melalui jalan pada umbilical vena dan vena cava caudal. Duktus vena
terhubungkan dengan vena porta dan setelah lahir pada hewan karnivora duktus
vena akan tertutup (Michaelsson & Ho 2000).
2.5.4 Vena cava dan vena azygos
Secara umum, darah vena masuk ke jantung melalui dua pembuluh besar
yang disebut cranial dan caudal vena cava. Darah vena selalu masuk ke jantung
melalui sirkulasi coronary. Tiga pembuluh utama yang berkontribusi pada aliran
darah yang masuk ke cranial vena cava yaitu vena brachiocephalic, vena azygos,
dan duktus thorakik. Cranial vena cava menerima darah dari kepala, leher,
dinding dada, dan limb thorachic. Pembuluh azygos berjalan dari bagian ketiga
vertebrae lumbar, darah terkumpul dari lumbar, subcostal, dorsal intercostals,
esophageal, dan vena broncho esophageal (Strickland 2002). Menurut
21
Michaelsson dan Ho (2000) vena azygous mengalir ke bagian lateral dan dorsal
pada dinding thoraks dan terlihat pada karnivora, ruminansia, kuda dan terkadang
pada babi.
Adanya variasi spesies berhubungan dengan formasi pada cranial vena
cava. Pada anjing dan babi, bagian kiri vena eksternal jugular bergabung dengan
vena subclavian sebelah kiri dan vena eksternal jugular sebelah kanan bergabung
dengan vena subclavia sebelah kanan sampai bagian kiri dan kanan vena
brachiocephalik, yang mana datang bersamaan ke bagian cranial vena cava. Pada
caudal vena cava banyak pembuluh yang bergabung ke cranial yang melewati
abdomen, pembuluh darah ini meliputi iliaka sirkumflexa, renal, testis atau ovari,
phrenicoabdominal, dan vena hepatika (Strickland 2002). Pada Gambar 19
merupakan gambaran letak caudal vena cava pada pandangan dorsoventral.
Gambar 17 Struktur internal pada jantung hewan (A), aliran darah yang melewati tubuh (B)
(Lawhead dan Baker 2005).
22
2.5.5 Atrium kanan dan aurikel kanan
Atrium kanan menerima darah yang mengandung karbondioksida yang
berasal dari cranial dan caudal vena cava juga sinus coronary. Atrium kanan
menjalankan aliran darah vena sampai ventrikel kanan. Atrium kanan terbagi
menjadi right atrial body dan aurikel. Aurikel kanan adalah sebuah kantung semu
yang meluas ke cranial dari right atrial body, yang mana berada di dorsal dari
ventikel kanan (Strickland 2002). Pada Gambar 18 dapat dilihat bentuk anatomi
dari aurikel kanan dan atrium kanan.
Atrium sebagai pemompa pendahulu, dimana pada keadaan normal, darah
terus mengalir dari vena-vena besar menuju atrium, kira-kira 80% dari darah
tersebut akan mengalir langsung melewati atrium dan masuk ke dalam ventrikel
bahkan sebelum atrium berkontraksi. Kontraksi atrium menyebabkan tambahan
pengisian ventrikel 20%, oleh karena itu atrium disebut sebagai pompa primer
yang meningkatkan efektifitas pompa ventrikel sebanyak 20%, karena secara
normal jantung sudah mempunyai kemampuan untuk memompa darah 300
sampai 400% lebih banyak dari pada kebutuhan tubuh yang istirahat (Guyton
2006).
Gambar 18
Radiografi jantung anjing dan jalur peredaran darah di dalam jantung sebelah kanan
pada posisi lateral, (AVC) cranial vena cava, (AV) persimpangan vena azygos
dengan AVC, (RU) aurikel kanan, (RV) ventrikel kanan, (CA) conus areteriosus,
(PA) main pulmonary arteri, (LPA) arteri pulmonary kiri, (RPA) arteri pulmonary
kanan, (RA) atrium kanan, (IC) puncak intervena, (PVC) caudal vena cava, (4)
tulang rusuk ke empat (Ettinger dan Suter 1970).
23
2.5.6 Ventrikel kanan
Ventrikel kanan memompa darah vena yang mengandung karbondioksida
sampai ke sirkulasi pulmonar dengan tekanan yang rendah. Dinding pada
ventrikel kanan lebih tipis dibandingkan dengan pada ventrikel kiri dikarenakan
kebutuhan tenaga untuk mengalirkan darah tidak banyak untuk sampai tekanan
rendah pada sirkulasi pulmonar (Strickland 2002). Gambaran ventikel kanan
secara radiografi bisa dilihat pada Gambar 18.
Gambar 19
Pandangan dorsoventral radiografi pada jantung anjing dan jalus peredaran darah di
dalam jantung, (RB) vena brachial kanan, (LB) vena brachial kiri, (AVC) cranial
vena cava, (AA) percabagan aorta (aorta arch), (LAU) aurikel kanan, (PA) arteri
pulmonary, (RV) ventrikel kanan, (RA) atrium kanan, (DA) aorta desending, (LV)
ventrikel kiri, (PVC) caudal vena cava, (CPL) ligament kardioprenik (Ettinger dan
Suter 1970).
2.5.7 Arteri pulmonar dan duktus arteriosum
Arteri pulmonary membawa darah yang mengandung karbondioksida dari
ventrikel kanan sampai ke paru-paru. Main pulmonary artery (MPA) berawal dari
tingkat katup pulmonik dan lengkungan dorsocaudal kesebelah kiri dari aorta dan
dorsal atrium kiri. Main pulmonary artery membentuk percabangan arteri
pulmonary kiri dan kanan yang berbeda, yang mana mengirim darah ke masingmasing lobus paru-paru. Arteri pulmonary kiri dan kanan berada disepanjang
bronchus. Ligamentum arteriosum terhubung pada arteri pulmonary ke aorta
24
desending (Strickland 2002). Gambaran radiografi MPA pada pandangan lateral
dapat di lihat pada Gambar 18. Gambar 20 gambaran skematis lokasi MPA pada
pandangan dorsoventral. Pada Gambar 21 merupakan daerah dimana duktus
ateriosum berada pada posisi lateral.
Gambar 20
Skematis letak pembuluh darah dan ruang jantung pada posisi dorsoventral (Owens
dan Biery 1999).
Gambar 21
Radiografi jantung anjing dan jalur peredaran darah di dalam jantung sebelah kiri
pada posisi lateral, (BA) arteri brachiocephalic, (LSA) arteri subclavia kiri, (AA)
percabangan aorta (aorta arch), (A) aorta ascending, (V) sinus valsava, (AU) aurikel
kiri, (T) bifurkasio trachea, (N) ligamntum arteriosum, (LV) ventrikel kiri, (M)
katup mitral, (LA) atrium kiri, (PV) vena pulmonary dan pembesaran aorta pada
arah panah berwarna merah tua (Ettinger dan Suter 1970) (modifikasi).
25
Menurut Michaelsson dan Ho (2000) duktus arteriosum atau duktus
ligamen menghubungkan bagian proximal arteri kiri pulmonary dengan aorta
distal pada batang brachiocepalica di kuda dan ruminansia dan di distal arteri
subclavia kiri pada hewan lain. Cabang-cabang arteri meninggalkan aorta
asending dan ligamen yang terhubung ke kurva yang lebih rendah dari lengkungan
awal dalam perjalanannya.
2.5.7 Vena pulmonar
Vena pulmonar membawa aliran darah yang mengandung oksigen dari
paru-paru ke atrium kiri. Vena pulmonar berjalan di sepanjang bronchi pada
bagian ventromedial, dan tiga vena pulmonar dari setiap sisi paru-paru masuk ke
bagian dorsal atrium kiri. Vena pulmonar sering bertemu membentuk empat
sampai enam vena, atau ostia, yang ditemukan pada bagian dorsal atrium kiri
(Strickland, 2002), sedangkan menurut Michaelsson dan Ho (2000) jumlah vena
pulmonar atau pertemuan vena yang memasuki atrium kiri bervariasi antara dua
sampai delapan pada spesies dan antar spesies. Bentuk gambaran radiografi vena
pulmonar dapat dilihat pada Gambar 18.
2.5.8 Atrium kiri, aurikel kiri, dan ventrikel kiri
Atrium kiri menerima dan membawa darah yang mengandung oksigen dari
vena pulmonary. Atrium kiri terbagi menjadi left atrial body dan aurikel kiri.
Aurikel kiri meluas ke bagian cranial pada sisi kiri jantung. Carina dari trachea
dan saluran utama bronchi berada di dorsal dari left atrial body dan ventrikel kiri
berada di bagian ventralnya. Percabangan MPA terjadi hanya di cranial dari left
atrial body. Ventrikel kiri yaitu kantung yang memiliki dinding yang tebal dan
memompa darah yang mengandung oksigen sampai ke sirkulasi sistemik.
Ventikel kiri merupakan struktur jantung yang besar. Ventrikel kiri berbentuk
kerucut, dan ketebalan dindingnya dua sampai tiga kali lebih tebal dibanding
ventrikel kanan. Ventrikel kiri berada di sebelah caudal dan bagian ventral atrium
disebelah kiri jantung (Strickland 2002).
2.5.9 Arteri coronary
Arteri coronary kiri dan kanan berasal dari Aorta. Pembukaan pada setiap
arteri coronary disebut ostium (orifice), dan pada ostia kiri dan kanan berada pada
26
masing-masing sinus. Pada anjing, arteri coronary kiri muncul dibawah saluran
pulmonar dan dengan cepat membagi sampai ke sirkumflexa kiri dan paranocal
interventricular (arteri coronary desending anterior sebelah kiri pada manusia)
arteri coronary. Sirkumflexa kiri arteri coronary menyuplai bagian caudolateral
ventrikel kiri dan sebagian besar di atrium kiri, sedangkan pada arteri coronary
kanan penyuplai utama pada dinding ventrikel kanan, seperti halnya pada atrium
kanan dan bagian arteri pulmonar proksimal dan aorta. Arteri coronary kanan
lebih kecil dibanding dengan arteri coronary kiri (Strickland 2002).
2.5.10 Aorta dan arteri utama
Aorta terdiri dari tiga segmen yaitu aorta asending, percabangan aorta
(aorta arch), dan aorta desending. Aorta asending berasal dari cranial jantung
yang secara langsung di belakang jaringan pada pertemuan aliran keluar ventrikel
kanan dan aurikel kanan, sedangkan pada aorta desending bermula ketika aorta
secara penuh membelok, dan terbagi menjadi bagian thorakik dan abdominal.
Aorta desending mengarah ke caudal dibawah tulang belakang dan di dalam
dorsal mediastinum. Percabangan aorta (aorta arch) menjadi dua iliaka eksternal
dan umumnya iliaka arteri hanya di bawah vertebrae ke enam atau ke tujuh
(Strickland 2002). Menurut Michaelsson dan Ho (2000) pembuluh darah utama
meninggalkan subclavia kanan, bikarotid dan subclavia kiri, ini merupakan
urutanya. Pada anjing, kucing, kelinci dan mencit, ada dua pembuluh darah yang
meninggalkan lekungan yaitu batang brachiocephalic dan arteri subclavia kiri
(Michaelsson & Ho 2000).
Download