MORTALITY CODING Pilih satu penyebab tunggal bagi tabulasi

advertisement
SESI 6B
UNDERLYING CAUSE
OF MORTALITY CODING
(PENGKODEAN SEBAB KEMATIAN)
Disusun oleh
dr. Mayang Anggraini Naga
FIKES-RM-IK EU
Rev. 2015
1
MORTALITAS
Statistik mortalitas
merupakan
satu sumber utama informasi kesehatan,
pada beberapa negara, statistik terkait
merupakan
data yang paling dapat dipercaya
dari
semua data kesehatan yang ada.
2
Definisi Penyebab Kematian:
WHA XX tahun 1967
Mendefinisikan penyebab kematian
yang
dimasukkan ke dalam sertifikat kematian
adalah:
1. Semua kondisi penyakit, keadaan sakit atau cedera
yang dapat menimbulkan kematian dan
2. Kecelakaan atau kekerasan yang menimbulkan
cedera
yang mematikan.
• Oleh karenanya semua informasi yang relevans harus
direkam di dalam sertifikat sesuai ketentuan runtunan
cara penulisannya.
3
Cara Penulisan Dalam
Sertifikat Kematian Model WHO
• Definisi dibuat untuk memastikan bahwa
penulis sertifikat menulis semua kondisi yang relevans
dan tidak memilih hanya kondisi tertentu saja, sedang
kondisi lain diabaikan.
• Definisi tidak mengikutsertakan istilah medis yang
menggambarkan suatu simptom, dan “ mode of dying”
(di antaranya: gagal jantung, gagal ginjal, gagal napas
dsb.).
4
Cara Penulisan Dalam Sertifikat Kematian Model WHO (Lanjutan)
• Apabila hanya ada satu keterangan tunggal yang ditulis
sebagai sebab kematian, maka yang satu inilah yang
dipilih untuk tabulasi data mortalitas.
• Apabila ada lebih dari satu kondisi yang ditulis
sebagai sebab-sebab kematian
maka
Pilihlah bedasarkan ketentuan RULES yang ada..
5
UNDERLYING CAUSE OF DEATH
Sejak ICD revisi ke 6 sudah disepakati bahwa
cause of death untuk tabulasi primary mewakili
“underlying cause”-nya.
Informasi data terkait diperlukan bagi kepentingan
suatu tindakan prevensi kematian yang tujuan utamanya
untuk mengupayakan memotong mata rantai
kondisi-kondisi yang menjurus ke suatu kematian.
Satu di antara tujuan utama kesehatan masyarakat
yang efektif adalah
mencegah penyebab itu terjadi/timbul.
6
Underlying Cause of Death (UCOD)
Untuk itu definisi Underlying Cause of Death adalah:
(a) Penyakit atau cedera yang memicu rangkaian
even-even kesakitan (Morbids) yang mejurus
ke suatu kematian.
(b) Keadaan sekitar suatu cedera atau kecelakaan
yang mengakibatkan suatu cedera fatal  kematian.
(Lihat contoh sertifikat kematian model WHO
di ICD-Volume 2)
7
Peraturan Memilih KODE MORTALITAS
(ICD-10, WHO) untuk
Sertifikat Sebab Kematian
GENERAL PRINCIPLE
Apabila ada lebih dari satu diagnoses yang ditulis/
ditempatkan di Part I sertifikat kematian, maka pilih
yang ditulis di urutan paling bawah.
CONTOH:
1. I. (a)
Abses paru
(b)
lobar pneumonia
II.
Pilih: Lobar pneumonia (J18.1)
8
General Principle (Lanjutan-1)
2.
I.
II.
3.
I.
II.
(a)
(b)
(c)
Gagal hati
Obstruksi saluran empedu
Kanker pakreas
Pilih: Kanker pankreas (C25.9)
(a) Shok traumatik
(b) Fraktur multiple
( c) Pengendara sepeda tertabrak bus
(kecelakaan lalu-lintas)
Pilih: Pengendara sepeda tertabrak bus
V14.1
9
General Prinsiple (Lanjutan-2)
4.
I.
II.
(a) Bronkopneumonia
(b) –
(c) –
Anemia sekunder dan leukemia limfatik kronik
Pilih: Bronkopneumonia.
Bisa juga menerapkan Rule 3  maka pilih:
leukemia limfatik kronik.
Apabila bronchopneumonia dan anemia sekunder
diterima sebagai gejala sisa (squelae) langsung dari
kondisi leukemia limfatik kronisnya.
10
General Principle (Lanjutan-3)
5.
I.
(a) Pericarditis
(b) Uraemia dan pneumonia
II. Pilih: Uraemia.
Pada kasus ini ada dua kondisi dilapor sebagai akibat
terjadinya kondisi di Part I, bisa pericarditis akibat
uraemia atau pericarditis akibat pneumonia.
Pilih cause yang pertama disebut duluan, yakni:
Uraemia.
(Masih bisa menerapkan modifiokasi Rule D).
11
General Principle (Lanjutan-4)
6.
I.
(a) Miokard infark akut
(b) Atherosclerosis heart disease
(c) Influenza
Pilih: Penyakit jantung atherosclerosis.
(Masih bisa menerapkan modifikasi Rule C).
12
RULE 1
If the General Principle does not apply and
there is a reported sequence terminating in
the condition first entered on the certificate,
select the originating cause of this sequence.
If there is more >1 such sequence terminating
in the condition mentioned first,
select the originating cause of the
first-mentioned sequence.
13
RULE 1 (Lanjutan-1)
1.
I
(a) Bronkopneumonia
(b) Infark serebral
(c) Penyakit jantung hipertensif
Pilih: Infark serebral (I63.9)
Pada kasus ini ada 2 kondisi (b) dan (c) yang bisa
mengakibatkan timbulnya kondisi (a), maka pilih
yang disebut pertama.
2.
I. (a) Oesofagial varises dan gagal jantung kongestif
(b) Gangguan jantung rematik kronis dan sirosis
hepatis
Pilih: Sirosis hati (K74.6). Runtunan diagnosis kondisi
pasien yang mengakibatkan kondisi di (a) Part I adalah
sirosis hepatis.
14
Rule 1 (Lanjutan-2)
3.
I. (a) Infark otot jantung akut
(b) Penyakit jantung aterosklerosik
(c) Influenza
Pilih: Penyakit jantung aterosklerosik.
Pada kasus ini Infark miocard timbul akibat
ateroskelorosik.
(Bisa juga menerapkan Modification Rule C)
15
Rule 1 (Lanjutan-3)
4.
I. (a) Cerebral infarction & hypostatic pneumonia
(b) Hypertension & diabetes
(c) Atherosclerosis
Pilih: Atherosclerosis
Pada kasus ini ada dua kondisi yang dilapor sebagai sebab
terjadinya kondisi yang pertama disebut di Part I, maka
pilih penyebab dari kondisi yang pertama disebut.
(Infark serebri akibat hipertensi akibat atherosclerosis,
dan infark serebri akibat diabetes.)
(Masih bisa menerapkan Modification Rule C)
16
Rule 1 (Lanjutan-4)
5.
I. (a) Pericarditis
(b) Uraemia dan pneumonia
(c) (d) II.
Pilih: Uraemia.
Pada kasus ini ada 2 (dua) urutan diagnosis yang
dinyatakan sebagai pemicu pericarditisnya:
pericarditis akibat uraemia
pericarditis akibat pneumonia
Pilih penyebab yang disebut pertama (Uraemia)
(Masih bisa menerapkan Modification Rule D)
17
RULE 2
If there is no reported sequence terminating in
the condition first entered on the certificate, select
the first mentioned condition.
1.
Laki, 40 tahun
I (a) Rematik dan penyakit jantung arterioskelortik
II. Pilih: Penyakit jantung rheumatic (I09.9)
Pada kasus ini tidak ada pernyataan diagnosis yang
dilapor di urutan ke 2, maka pilih yang ada di urutan
pertama.
18
RULE 2 (Lanjutan-1)
2.
I. (a) Penyakit fibrokistik pankreas
(b) Bronchitis dan bronchiectasis
II. Pilih: Penyakit fibrokistik pancreas
Pada kasus ini tidak ditemukan laporan urutan
kejadian.
19
Rule 2 (Lanjutan-2)
3.
Wanita, 70 tahun
I. (a) Senility & hipostatik pneumonia
(b) Rematoid artritis
II.
Pilih: Senility .
Pada kasus ini memang terlapor adanya
hipostatik pneumonia akibat rematoid artritis,
namun demikian, ini tidak mengakibatkan terjadinya
senility.
(Masih bisa menerapkan Modification Rule A)
20
Rule 2 (Lanjutan-3)
4.
I. (a) Bursitis dan ulcerative colitis
(b) –
II. Pilih: Bursitis
Pada kasus ini tidak ada diagnosis yang terlapor
sebagai penyebab dari kondisi yang pertama disebut.
(Masih bisa menerapkan Modification Rule B)
21
RULE 3
If the condition selected by General Principle or by Rule
1 or Rule 2 is obviously a direct consequence of another
reported condition, whether in Part I, or Part II, select
this primary condition.
Assumed direct consequences of another condition
1a.
I.
(a) Kaposi’s sarcoma
II.
AIDS
Pilih HIV disease resulting in Kaposi’s
sarcoma (B21.0)
22
(Lanjutan-HIV-1)
1a.
I
(a) Cancer of ovary
II
HIV disease
Pilih: mlignant neoplasm of ovary (C56)
1b.
I
(a) Tuberculosis
II
HIV disease
Pilih: HIV disease resulting in mycobacterial
infection (B20.0)
23
(Lanjut an- HIV. 2)
1c.
I.
(a) Aspergillosis
(b) Pneumonitis
II. Penyakit HIV
Pilih: HIV in aspergilosis pneumonitis (B20.5)
(HIV disease resulting in other mycoses)
24
(Lanjutan-HIV-3)
1d.
I. (a) Cerebral toksoplasmosis dan herpes zoster
(b) Burkitt’s lymphoma, HIV disease
Pilih: HIV disease resulting in multiple diseases
classified elsewhere (B22.7).
Toksoplasmosis yang bisa dipilih sesuai
Rule 2 gugur karena dianggap HIV adalah
yang bertanggungjawab terhadap hadirnya
toksoplasmosis.
25
Rule 3 (Lanjutan-1)
2.
I. (a) Cerebral haemorrhage
(b) Hypertension
(c) Chronic peylonephritis & prostatic obstruction
Pilih: prostatic obstruction (N40.x)
Chronic pyelonephritis yang bisa dipilih sesuai
Rule 1 gugur karena dianggap sebagai gejala sisa
langsung dari prostate obstruction-nya.
26
Rule 3 (Lanjutan-3)
3.
I (a)
II
Bronchopneumonia
Secondary anemia dan lymphatic
leukaemia kronik
Pilih: lymphatic leukaemia kronik (C91.1)
Bronkopneumonia yang terpilih melalui General
Principle Rule, dengan secondary anemia bisa
dianggap gejala sisa langsung dari lymphatic
leukaemia kroniknya.
27
Rule 3 (Lanjutan-2)
4.
I. (a) Acute anaemia
(b) Haematemesis
(c) Bleeding of esophageal varices
(d) Portal hypertension
II. Cirrhosis hepatis
Pilih: Cirrhosis hepatis (K74.6
Portal hypertension yang bisa terpilih sesuai
General Principle gugur karena (a) – (d)
bisa diterima timbul akibat langsung dari
cirrhosis hepatisnya
28
Rule 3 (Lanjutan-3)
5.
I. (a) Cerebral haemorrhage
(b) Hypertension
(c) Chronic pyelonephritis dan obstruksi prostate
Pilih: Obstruksi prostate (N40)
Pyelonephritis yang terseleksi oleh Rule 1,
bisa dipandang sebagai sequale langsung dari
obstruksi prostate.
29
Rule 3(Lanjutan-4)
6.
I (a) Acute nephritis, scarlet fever
Pilih: Scarlet fever (A38)
Acute nephritis yang terseleksi melalui Rule 2, bisa
danggap sebagai sequela dari demam scarletnya.
7.
I (a) Pulmonary infarction
II
Pneumonectomy carcinoma paru kiri, 3 minggu
yang lalu
Pilih: Carcinoma paru (C34.9)
30
Rule 3(Lanjutan-5)
8.
I (a) Nephrectomy
II
Clear cell carcinoma ginjal
Pilih: Clear cell carcinoma ginjal (C64). Karena
tindakan nephrectomy dapat dipastikan untuk
mengangkat tumor ganas ginjalnya
9. I (a) Hypostatic pneumonia, cerebral
(b) Haemorrhage and cancer of breast
Pilih: Cerebral haemorrgahe (I61.9). Hypostatic pneumonia
yang terseleksi Rule 2, bisa dianggap akibat langsung
dari kondisi yang terlapor. Pilih yang disebut pertama.
31
THE MODIFICATION RULES
RULE A
= Senility and other ill-defined conditions
( Chapter XVIII, kode R)
\
RULE B
= Trivial conditions (Kondisi ringan diutamakan
namun ternyata ada kondisi yang lebih serious,
maka pilih yang kondisinya yang lebih serious)
RULE C
= Linkage (Ada saling keterkaitan 
gunakan code kombinasi)
32
THE MODIFICATION RULES (Lanjutan)
RULE D
= Early and late stages of disease
(pilih yang advanced state,
namun tidak berlaku untuk kronik akibat
yang akut, kecuali ada instruksi khusus pada
klasiifkasi ICD)
RULE F
= Sequelae (terklasifikasi di dalam ICD
sebagai sequelae)
33
Contoh Rule A
Senility and other ill-defined conditions
1. I. (a) Senility dan hypostatic pneumonia
(b) Theumatoid arthritis
II. –
Pilih: Rheumatoid arthritis (M06.9)
Senility berdaarkan Rule 2, abaikan
terapkan General Principle.
34
(Lanjutan-1)
2. I (a) Myocardial degenertaion dan
(b) emphysema
(c) Senility
Pilih: Myocardial infarction (I51.5)
General Rule abaikan. Terapkan Rule 2
3. I (a) Batuk dan hematemesis
Pilih: haematemesis (K29.0).
Rule 2 gugur.
35
(Lanjutan-2)
4.
I (a) Terminal pneumonia
(b) Spreading ganggrene dan
(c) cerebrovascular infarction
Pilih: (c) (I63.9).
(b) Gangrene yang terseleksi dengan
Rule 1 abaikan  Terapkan
General Principle.
36
Contoh Rule B
Trivial Condition
A
1.
2.
I. (a) Dental caries
II.
Diabetes
Pilih: Diabetes (E14.9).
General Principle gugur
I (a) Ingrowing toenail and acute renal failure
Pilih: Acute renal failure (N17.9)
Rule 2 gugur
37
B If the death was the result of an adverse reaction to
treatment of the trival condition, select the adverse
reaction.
3.
I (a) Intraoperative haemorrhage
(b) Tonsillectomy
(c) Hypertrophy of tonsils
Pilih: Haemorrhage saat operasi (Y60.0)
(Kode dari Adverse reaction to treatment of
hypertrophy of tonsils, yang terseleksi mellaui General
Prinsiple)
38
C. When a tricial cond. Is reported as causing any other
condition, the trivial condition is not discarded. i.e.
Rule B is not applicable.
1. I (a) Septicaemia
(b) Impetigo
Pilih: impetigo (L01.0)
2. I (a) Respiratory insufficiensy
(b) Upper respiratory infections
Pilih: URI (J06.9)
39
Contoh-contoh Kasus Lain-lain
• Lihat di ICD-10 Volume 2, 4.1.10 (47-53)
• 4.1.11 (53-71)
Notes for use in underlying cause mortality
coding.
• 4.112 (71) Summary of linkages by code number
(72-77)
40
RULE C LINKAGE
Baca: 49-51
Contoh:
1.
I (a) Intestinal obstruction
(b) Femoral hernia
Kode: femoral hernia dengan obstruksi (K41.3)
2.
I (a) RBBB dan Chagas disease
Kode B57.2 (Chagas disease)
RBBB (Rule 2) ada kaitannya dengan Chagas disease
41
Silahkan Memperdalam Pengetahuan Anda
melalui
Buku ICD-10. Volume 2 (52-77)
SELAMAT BERKARYA DI BIDANG
MANAJEMEN
REKAM MEDIS - INFORMASI
KESEHATAN
42
Download