EKSPERIMEN FISIKA “MEMBUAT MODUL PRAKTIKUM” OLEH : Nama : YARNI SRI YANTI DWI ALFINA VIVIN SRI REJEKI PERTIWI RISTUTI MITO ZACKLI Dosen Pengampu : M.SUTARNO M.pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada beberapa jenis osiloskop berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di bawah sistem operasi Linux. Perangkat keras maupun perangkat lunak yang mengendalikannya telah diuji fungsi dan kebenarannya, dan sudah dapat berfungsi dengan baik dan benar. untuk lebih memahami tentang osiloskop baik dalam segi kegunaan, fungsi serta apa saja yang bisa kita lakukan dengan memanfaatkan osiloskop maka kita perlu melakukan percobaan mengenai osiloskop ini yang didalmnya terbagi lagi menjadi beberapa poin yaitu kalibrasi osiloskop, Mengukur tegangan dan frekuensi suatu sumber, serta menentukan pola lissayous. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul permasalahan sebagai beikut: a. Bagaimana Menjelaskan fungsi osiloskop ? b. Bagaimana Menyiapkan osiloskop sehingga siap dipakai untuk suatu percobaan ? c. Bagaimana Merancang pola Lissayous ? d. Bagaimana Menghitung frekuensi suatu sumber tegangan menggunakan pola Lissayous ? e. Bagaimana Mengukur besarnya tegangan (voltage) dan frekuensi suatu sumber tegangan menggunakan osiloskop ? 3. Tujuan Setelah mempelajari dan melakukan percobaan ini diharapkan anda dapat : a. Menjelaskan fungsi osiloskop b. Menyiapkan osiloskop sehingga siap dipakai untuk suatu percobaan. c. Merancang pola Lissayous. d. Menghitung frekuensi suatu sumber tegangan menggunakan pola Lissayous. e. Mengukur besarnya tegangan (voltage) dan frekuensi suatu sumber tegangan menggunakan osiloskop. 4. Hipotesis a. Osiloskop berfungsi untuk melihat arus dan tegangan dalam bentuk gambar. b. Pola lissayous merupakan suatu pola yang mampu dibentuk oleh sebuah osiloskop dan dari pola yang terbentuk tersebut dapat ditentukan nilai frekuensi dan tegangan suatu sumber. BAB II LANDASAN TEORI Sebuah oscilloscope merupakan alat berfungsi untuk menampilkan bentuk gelombang suatu sinyal. Alat ini sangat diperlukan untuk menguji rangkaian listrik maupun rangkaian elektronik. Seperti terlihat pada gambar 1 berikut, layar sebuah oscilloscope terbagi atas 8 buah bujur sangkar (Division/Div) pada skala vertical dan 10 buah bujur sangkar (Division/Div) pada skala horizontal. Pada oscilloscope terdapat fasilitas yang digunakan untuk merubah skala vertical atau horizontal sehingga bentuk gelombang isyarat dapat ditampilkan lebih jelas. Oscilloscope yang mempunyai fungsi dual trace dapat menampilkan dua buah bentuk gelombang pada saat yang bersamaan, dengan demikian isyarat-isyarat yang berasal dari bagian sistem elektronik yang berbeda dapat dibandingkan seketika. Pengamatan Bentuk Gelombang Pengukuran Tegangan Dari bentuk gelombang yang tertampil dapat diketahui amplitudo dan priode gelombang yang ada. Dengan mengukur amplitudo dapat dihitung nilai tegangannya, dan dengan mengukur periode dapat dihitung frekuensinya. Tampilan sebuah gelombang sinus pada layar osiloskop terlihat seperti pada gambar 2. Pada gambar dapat diamati tegangan puncak V[p], tegangan puncakke-puncak V[p-p] yang pada nilainya dua kali V[p], dan tegangan efektif (rood mean square/rms) V[rms] yang digunakan dalam perhitungan tegangan AC. Perhitungan tagangan V[rms] untuk bentuk gelombang yang umum adalah : Pengukuran tegangan dilakukan dengan menghitung berapa tinggi dari sebuah bentuk gelombang pada skala vertical. Semakin lebar layar oscilloscope yang digunakan, semakin teliti pengukuran tegangan yang dilakukan. Untuk pengukuran tegangan yang baik, lakukan pengukuran amplitudo pada garis skala vertikal tengah seperti pada gambar 3 berikut. Pengukuran Periode dan Frekuensi Pengukuran periode dilakukan dengan menggunakan skala horizontal oscilloscope. Pengukuran periode meliputi pengukuran lebar pulsa. Frekuensi merupakan kebalikan dari perioda, jadi jika perioda diketahui, maka frekuensi adalah 1/perioda. Dan sebaliknya jika frekuensi diketahui, maka perioda adalah 1/frekuensi. Seperti pada pengukuran tegangan, pengukuran waktu akan lebih akurat jika bentuk gelombang diperlebar sehingga pada layar oscilloscope hanya ada satu perioda. Melakukan pengukuran waktu pada skala horsontal yang ditengah, di mana terdapat pembagian skala yang lebih kecil, akan diperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat, seperti pada gambar 4 berikut. Cathode Ray Oscilloskop (CRO) atau yang kita kenal dengan nama osiloskop merupakan piranti yang kerjanya didasari oleh adanya sinar katoda yang dipengaruhi oleh medan listrik dan dapat menyebabkan perpendaran jika mengenai zat pendar. Piranti ini mempunyai tugas menunjukkan secara visual dinamika besaran sebagai fungsi waktu. Sebagai alat ukur, osiloskop menghasilkan nilai besaran setiap saat sepanjang waktu yang berjalan. Besaran yang dimaksudkan adalah tegangan, sehingga bila bukan tegangan maka harus diubah dahulu menjadi bentuk tegangan. Dengan mengukur besarnya pergeseran bintik terang yang ditimbulkan oleh berkas elektron yang mengenai layar (screen) dari kedudukan normalnya, maka besarnya sinyal dari suatu sumber dapat ditentukan. Bintik terang ini bertindak seperti jarum penunjuk pada sebuah voltmeter. Simpangan atau pergeseran bintik terang tersebut dibuat ke arah vertikal (sumbu-y), sedangkan pergeseran mendatar (sumbu-x) mewakili berjalannya waktu. Simpangan vertikal dapat ditera dalam volt/skala atau volt/cm, sedangkan simpangan mendatar dapat ditera dalam detik/skala atau detik/cm. Peneraan ini membuat osiloskop tidak hanya dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar sinyal sebagai fungsi waktu tetapi juga sebagai alat ukur parameter-parameter sinyal seperti selang waktu (time duration), perioda, ayunan maksimum, amplitudo, fase, frekuensi, dan lain sebagainya. Dengan melepas tegangan lejang (sweep voltage), yaitu tegangan yang menjulurkan bintik terang menjadi garis lurus, maka simpangan dapat diberikan dari luar atau sebagai input kedua. Dalam hal ini ada dua sinyal yang bersamasama dalam waktu tetap dan arah saling tegak lurus (menurut sumbu-x dan sumbu-y), dengan demikian hubungan kedua sinyal dapat diperlihatkan langsung sebagai fungsi waktu. Bila kedua sinyal adalah input dan output suatu sistem atau satuan kerja elektronik, maka gambar yang tampak pada layar memperlihatkan watak sistem atau satuan kerja tersebut. Perlu diketahui bahwa pada penjuluran bintik terang menjadi garis lurus menunjukkan pergerakan berkas elektron dengan cepat dan terus-menerus ke arah kanan. Komponen-komponen utama dari osiloskop: 1. Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT) D2 D1 k A1 A2 A3 Gambar 8.1 Tabung sinar katoda Tabung sinar katoda berbentuk seperti corong dengan ujung kanan yang datar berfungsi sebagai layar untuk gambar yang akan ditampilkan. Sisi dalam layar dilapisi oleh zat pendar (fluoresense) yang akan mengeluarkan sinar bila terkena elektron. Pada leher tabung terdapat sejumlah elektroda yang dapat mempengaruhi gerak elektron sebelum mencapai layar. Elektroda paling kiri disebut senapan elektron (electron gun) yang dapat melontarkan elektron ke kanan dalam berkas yang sempit. Senapan elektron ini terdiri dari Katoda K yang merupakan silinder berfungsi sebagai pengatur arus elektron. Kisi Wenheit W yang juga berbentuk silinder berfungsi sebagai pengatur arus elektron. Elektronelektron dipercepat dan diarahkan oleh sejumlah anoda, A1 sampai dengan A2, yang memberikan medan listrik agar elektron melintasi ruang di antara lempengan simpangan datar D1 dan D2. Sedangkan anoda utama A3 yang diberi tegangan tinggi (ber-orde ribuan volt) digunakan agar elektron mempunyai energi gerak yang cukup tinggi sehingga pada saat mengenai layar akan menghasilkan bintik terang dengan intensitas yang tinggi. 2. Penguat Simpangan Y (Y Amplifier) Penguat ini berfungsi untuk memperbesar sinyal input untuk mempertinggi kepekaan osiloskop dengan membuat impedan input yang tinggi. Kepekaannya dinyatakan dalam mV/skala. Osiloskop dengan kepekaan 20 mV/skala dengan jarak antara garis-garis skala 6 mm berarti mempunyai kepekaan input paling tinggi, tegangan input 20 mV menghasilkan simpangan pada layar sejauh 6 mm. Dengan mengubah-ubah kepekaan input maka daerah pengukuran dapat diperluas beberapa ratus volt sesuai keperluan. 3. Penguat Simpangan X (X Amplifier) Penguat ini digunakan untuk memperkuat simpangan mendatar/horizontal, pada saat osiloskop diberi kedudukan untuk menerima/menampilkan sinyal dari luar pada simpangan horizontalnya. Penguat simpangan ini mempunyai gain yang kecil dibandingkan dengan penguat Y sehingga penguat ini mempunyai kepekaan yang lebih rendah. Di samping mengubah harga skala horizontal pada kedudukan terhubung dengan basis waktu. Dengan kata lain skala waktu dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan percobaan. Di dalam praktik, ini berguna untuk membuat stabil gambar input yang berupa sinyal-sinyal periode atau sebagai pengatur sinkronisasi. Sama halnya dengan penguat simpangan Y, penguat simpangan X mempunyai pengatur posisi kiri-kanan. Fungsi dari pengatur-pengatur tersebut (posisi horizontal atau vertikal) akan jelas terlihat apabila input-inputnya nol atau tidak ada sinyal sama sekali, maka pengatur ini akan menggerakkan bintik terang ke atas atau ke bawah atau ke kiri dan ke kanan. 4. Pembangkit Tegangan Basis Waktu (Time Based Generator) Tegangan ini berbentuk gigi gergaji. Berkaitan dengan basis waktu, terdapat beberapa pengaturan yang berhubungan dengan sinyal parameter yang dibangkitkannya, yaitu parameter-parameter tegangan gergaji seperti tampak pada Gambar 8.2. VS TS Gambar 8.2 Signal tegangan berbentuk gigi gergaji Pengaturan yang dapat diubah adalah : a. Pengaturan frekuensi bertingkat, f=1/T b. Pengaturan laju lejang, 𝑑𝑉𝑠 𝑑𝑡 𝑉 = 𝑡𝑠 . 𝑠 c. Pengatur kedudukan horizontal (malar), berarti mengubah V dc. 5. Pengatur Berkas (Beam Control) Hasil dari pengaturan ini adalah berubahnya bintik terang pada layar, perubahannya adalah berupa : a. Intensitas, yaitu perubahan banyaknya elektron. b. Fokus, yaitu perubahan besarnya bintik terang. Disamping pengaturan tersebut, ada pengaturan intensitas secara otomatis yang disebut modulasi intensitas. Dalam hal ini intensitas diturunkan pada waktu berkas elektron ditarik ke kiri dari simpangan maksimumnya. Intensitas diturunkan pada waktu berkas elektron atau bintik terang tidak terlihat karena mengganggu gambar pada layar. Tegangan modulsi ini disebut dengan tegangan pemadam (blanking Voltage). Modulus ini dapat juga dilakukan oleh sinyal dari luar melalui pangkalan input belakang yang merupakan input Z. Sebagai perbandingan, pada pesawat televisi input z ini berupa sinyal lejang sehingga seluruh permukaan layar dijelajahi oleh elektron. Oleh sinyal video pada input Z bintik terang dimodulasi sehingga terjadi terang dan gelap yang membentuk gambar. Pola Lissayous Gambar 8.3 Kurva pola lissayous Jika dua buah osilasi dengan frekuensi yang sama atau berbeda saling tegak lurus digabungkan bersama-sama akan terbentuk suatu kurva yang disebut pola lissayous. Nama ini dipergunakan untuk mengingat Jules Antonie lissayous yang memperagakan kurva-kurva itu pertama kalinya pada tahun 1857. BAB III METODOLOGI EKSPERIMEN 1. Alat dan Bahan a. Satu buah osiloskop. b. Dua buah pembangkit sinyal (signal generator). c. Sumber tegangan AC (transformator). d. Sumber tegangan DC (baterai atau Power suply DC). e. Satu buah multimeter. f. Satu set kabel penghubung. g. Kertas milimeter. 2. Langkah Percobaan Petunjuk umum pengoperasian osiloskop a. Osiloskop hanya boleh dihidupkan pada waktu akan digunakaan. Matikan osiloskop untuk pemakaian yang tertunda (istirahat) lebih dari 5 menit. b. Sebelum menghidupkan osiloskop sebaiknya periksa dahulu sumber tegangan AC yang digunakan, apakah telah sesuai dengan tegangan yang diperlukan untuk menghidupkan osiloskop. c. Gunakan intensitas yang lebih rendah dari batas maksimumnya. Bila tidak diperlukan, tetapkan saklar AC-DC pada kondisi AC. d. Turunkan intensitas pada waktu basis-waktu, posisi EXT tidak digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerusakan pada layar pendar akibat elektron yang terus menerus jatuh di titik yang sama dengan intensitas tinggi. e. Untuk mendapatkan bintik terang atau jejak elektron, bila tidak tampak pada layar, atur tombol pada posisi tengah-tengah. Kalibrasi osiloskop Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian. Tujuan kalibrasiadalah sebagai berikut: Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrumen ukur. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional. Petunjuk kalibrasi osiloskop a. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power ke arah ON, atur intensitas sampai didapat garis terang atau titik pada layar, jangan gunakan intensitas yang terlalu besar. Atur posisi garis berada di tengah-tengah dengan memutar tombol posisi (atas-bawah) atau tombol posisi (kiri-kanan). b. Pastika tombol CAL Voltage (pada Voltage/div) dan CAL SWEEP TIME (pada sweep time/ div) dalam keadaan maksimum. c. Atur pembesaran pada probe (1×, 10×, ref) pada posisi 10×. d. Pastikan posisi input untuk Ch1 (Y) atau Ch2 (X). Jika Ch1 (Y) yang akan digunakan, atur posisi tombol mode pada Ch1 (Y) atau sebaliknya jika yang akan digunakan adalah Ch2 (X) maka atur posisi mode pada Ch2 (X) dan source pada posisi Ch2 (X). e. Tetapkan posisi AC-DC pada kondisi AC. f. Jepitkan ujung probe pada titik CAL pada osilokop. g. Penjepit probe (jepitan buaya) pada posisi ground. h. Atur posisi Volt/div dan Sweep Time/div pada channel (saluran) yang digunakan agar tampilan pada layar berbentuk gelombang persegi sesuai dengan keinginan anda (misalkan : jarak puncak ke puncak atau vertikal adalah 1 div (kotak) dan 1 gelombang penuh (horizontal) 5 kotak). i. Atur posisi gambar pada layar dengan tombol posisi dan tombol posisi (atas-bawah) (kiri-kanan) pada channel yang anda gunakan. j. Jika gambar yang ditampilkan bergerak, posisikan tombol “level” pada posisi di tengah-tengah. k. Hitung 𝑉𝑝−𝑝 , tegangan dan frekuensi dengan menghitung jumlah gelombang dikalikan frekuensi yang muncul d layar time. l. Osiloskop terkalibrasi saat gelombang yang muncul tepat psda garis div. m. Lakukan kembali kalibrasi pada Ch2 (Y). n. Tanyakan instruktur bila menemui kesulitan. Catatan : 1. Tombol variabel voltage/div untuk mengatur jumlah tampilan secara vertikal. 2. Tombol sweep time/div untuk mengatur jumlah tampilan secara horizontal. 3. Tegangan yang terukur pada osiloskop adalah tegangan maksimum. Contoh hasil kalibrasi osiloskop Mengukur tegangan dan frekuensi suatu sumber a. Siapkan osiloskop untuk melakukan percobaan. Tombol-tombol dipersiapkan sehingga dalam keadaan tanpa beban, dilayar tampak titik yang intensitasnya dan fokusnya cukup dan berada di tengah-tengah layar. Jangan lupa meredupkan intensitasnya (dibawah maksimum), jangan terlalu lama menyalakan titik di layar. b. Sediakan pembangkit sinyal (signal generator) dengan outputnya masingmasing yang memberikan tegangan sinusoidal. c. Dalam keadaan off hubungkanlah output pembangkit sinyal dengan osiloskop, posisi ujung probe dihubungkan dengan positif keluaran sinyal. Penjepit buaya pada probe ditempatkan pada ground pembangkit sinyal, kemudian nyalakan sinyal generator. d. Atur tombol sweep time/div dan voltage/div pada osiloskop seperti langkah kalibrasi untuk mendapatkan gambar suatu sinusoidal tunggal yang bagus. e. Gambarkan pada kertas milimeter apa yang terlihat pada layar osiloskop, kemudian catat. Kedudukan tombol pengatur osiloskop dan pembangkit sinyal. Tentukan tegangan sumber dan frekuensi sumber. f. Lakukan pengukuran tegangan menggunakan multimeter sebanyak lima kali pengulangan pengukuran. Bandingkan hasilnya dengan pengukuran melalui osiloskop. Berikan komentar. g. Ulangi percobaan c sampai f untuk variasi tegangan dan frekuensi sumber. ` Percobaan untuk menentukan pola Lissayous a. Pasang pembangkit sinyal I pada input horizontal Ch2 (X) dan pembangkit sinyal II pada input vertikal Ch1 (Y) pada osiloskop. b. Perbandingan yang digunakan sebesar 1:2, 1:3, 1:4, dan seterusnya atau 2:3, 3:1, 4:1, dan seterusnya. c. Mengatur frekuensi pada pembangkit sinyal I sebagai f1 pada channel X (mode pada posisi X) sampai 100 Hz, kemudian ubah mode pada posisi Y. Atur posisi pembangkit sinyal II sampai didapat 200 Hz sehingga perbandingan f1:f2=1:2. d. Kemudian putar tombol time/div pada posisi X-Y, dan atur mode pada posisi dual. e. Atur vol/div untuk mendapatkan gambar yang bujur sangkar. f. Gambarlah tampilan pada beberapa posisi. g. Lakukan untuk berbagai perbandingan. h. Bandingkan data anda dengan frekuensi yang ada. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tabel hasil pengamatan Kalibrasi osiloskop Tabel 1 No Gambar gelombang 𝑉𝑝−𝑝 𝑉𝑟𝑚𝑠 (CH1) div 2,00 v 100𝜇𝑠 3,04 v 1,08 Volt/div Time/ . 1 5V 2 100𝜇𝑠 3,00 v 1,00 v 1,07 V 3 500 mv 100𝜇𝑠 2,96 v 1,05 7V 4 200 mv 100𝜇𝑠 1,77 v 0,63 2V Tabel 2 No. Gambar gelombang Volt/di Time/ v Div 𝑉𝑝−𝑝 𝑉𝑟𝑚𝑠 (mv) (CH2) 1 20,0 mv 5𝑛𝑠 31,20 11,14 𝑚𝑉 2 10,0 5𝑛𝑠 31,20 11,14 𝑚𝑉 5𝑛𝑠 31,20 11,14 𝑚𝑉 5𝑛𝑠 31,20 11,14 𝑚𝑉 mv 3 5,00 mv 4 2,00 mv Perhitungan Tabel 1 1. 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 2. 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 3. 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 4. 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑝−𝑝 2√2 𝑉𝑝−𝑝 2√2 𝑉𝑝−𝑝 2√2 𝑉𝑝−𝑝 2√2 = 3,04 2√2 = 1,085 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 3 2√2 = 1,07 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 2,96 2√2 = 1,057 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 1,77 2√2 = 0,632 𝑣𝑜𝑙𝑡 Tabel 2 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑝−𝑝 2√2 = 31,20 2√2 = 11,14 𝑚𝑉𝑜𝑙𝑡 Semuanya bernilai sama karena 𝑉𝑝−𝑝 -nya sama Mengukur tegangan dan frekuensi suatu sumber Gambar pada layar osiloskop Hasil pengukuran dengan Osiloskop No Jumlah kotak posisi Volt/div Sweep time /div vertikal 1 Satu 1,00 V 250𝜇𝑠 2 Dua 500 mV 250𝜇𝑠 3 Empat 200 mV 250𝜇𝑠 4 Lima 100 mV 250𝜇𝑠 Hasil pengukuran dengan multimeter No V 1 0,49 2 0,50 3 0,52 4 0,49 MENENTUKAN POLA LISSAYOUS Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 2. Pembahasan Osiloskop merupakan serangkaian alat untuk mengamati sinyal ± sinyal yang masuk pada osiloskop, untuk kemudian diteliti hasil keluaran dari masukkan sinyal tersebut.Amplitudo dan periode dapat dicari dengan menggunakan osiloskop. Osiloskop dapat menunujukkan sinyal dengan isyarat sinusoida, persegi, atau dalam bentuk pola Lissajous.Amplitudo ditunjukkan pada arah vertikal dan periode pada arah horizontal. Osiloskop memiliki tabung panjang yang disebut tabung sinar katode yang disusun oleh pemanas, katode, kisi pengatur, anode pemusat, anode pemercepat, plat untuk simpangan horizontal, anoda untuk simpangan vertical, lapisan logam, berkas sinar electron dan layer pliorosensi. Dari data hasil pengamatn dapat kita lihat hubungan antara sekalasekala yang ditunjukkan oleh layer pada osiloskop dengan panjang gelombang dan Amplitudo tegangan yang ada pada arus tegangan yang telah ditentukan. Semakin besar sekala vertical yang digunakan maka amplitude glombang yang tampak akan semakin kecil begitu juga sebaliknya semakin kecil sekala vertical yang digunakan maka amplitude gelombang yang tampak akan semakin besar, dan juga semakin besar sekala horizontal yang digunakan maka panjang gelombangnya akan semakin kecil, begitu sebaliknya. Setelah dilakukan perhitungan dimana tegangan maksimal dapat dicari dengan jumlah div amplitodo yang ditunjukkan dilayar osiloskop di kali dengan sekala vertical yang digunakan dapat kita lihat hasilnya atau Vmaks berubah ubah, lain halnya dengan periode tegangan yang dapat di ambil dari panjang gelombang yang di tunjukkan di kali dengan sekala horizontalnya ternyata jumlah periodenya akan tetap tidak berubah, oleh karena itu dapat kita lihat kaitanya. Amplitude gelombang yang muncul akan dipengagruhi oleh jumlah tegangan atau sekala vertikalnya kemudian akan mempengaruhi jumlah tegangan maksimal pada arus AC kemudian akan berpengaruh pada angka tegangan atau jumlah tegangan efektif dari tegangan AC tersebut. Dan ternyata perubahan sekala Horizontal yang di ubah ubah pada osiloskop tidak akan mempengaruhi periode dari suatu tegangan AC sehingga mempengaruhi frekuensi untuk tidak berubah juga. BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan osiloskop adalah alat ukur yang di gunakan untuk memetakan atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Osiloskop di gunakan dalam pengukuran rangkaian elektronik seperti stasiun pemancar radio, TV, atau dalam kegunaan memonitor frekuensi elektronik seperti di rumah sakit dan untuk kegunaan-kegunaan lainnya. Beberapa fungsi osiloskop antara lain untuk: * Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu. * Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi. * Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik. * Membedakan arus AC dengan arus DC. * Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik. Dari percobaan mengenai osiloskop dapat disimpulkan bahwa osiloskop merupakan alat atau media dimana kita dapat menghitung tegangan, perioda, frekuensi, dan beda sudut fasa dengan memperhatikan gambar yang terlihat pada layar osiloskop. Dengan memperhatikan tegangan puncak ke puncak dalam pembacaan osiloskop untuk mencari tegangan masukan dari berbagai tegangan input diperoleh kesimpulan bahwa nilai tegangan masukkan sama dengan tegangan masukkan atau tidak jauh berbeda. Sedangkan dari nilai periode yang diperoleh dari pengamatan kita dapat menghitung frekuensinya. Perubahan secakala vertical akan mempengaruhi nilai tegangan efektif uotputnya, namun perubahan secala horizontal pada osiloscop tidak akan mempengaruhi perubahan periode maupun frekuensinya. Sehingga osiloskop dapat di gunakan untuk mengukur frekuensi dan periode sumber tegangan AC. 2. Saran . Pada percobaan ini kami hanya menggali ilmu sendiri dengan berbagai cara seperti membaca buku dan browsing. Semoga untuk berikutnya, ada pembimbing praktikum osiloskop yang terampil. DAFTAR PUSTAKA file:///D:/Kuliah/semester%206/eksperimen%20fisika/NEWW/LAPORAN %20OSILOSKOP.htm http://www.adipedia.com/2011/02/mengukur-frekuensi-gelombanglistrik.html