KAMPUNG 5 ULU LR. KERAMAT PROFIL WILAYAH 1. Sejarah Kampung Di lihat dari atlas wilayah kelurahan 5 ulu merupakan sebuah pulau yang diapit oleh 3 buah sungai, di sebelah utara Sungai Musi; di sebelah Barat Sungai Tuan Putri atau dikenal penduduk bermukim sekarang bernama sungai Kedukan; Sebelah Timur sungai Kenduruan. Sungai Tuan Putri & sungai Kenduruan merupakan anak sungai musi. Posisi tempat yang strategis menjadi pilihan orang-orang pendatang dari warga Tionghoa menjadi tempat bermukim yang berbentuk rumah rakit di sepanjang tepi sungai di sungai musi dari mulai wilayah 5 ulu, 7 ulu, 9/10 ulu, 11 ulu dan 12 ulu. Pilihan tempat tinggal di rumah rakit orang2 Tionghoa dikarenakan di zaman colonial mereka tidak gampang mengakses wilayah daratan. Yang dapat punya akses wilayah daratan pimpinan dari mereka, yang disebut Kapiten atau Kapten. Peninggalan bangunan rumah sang Kapiten terdapat di wilayah 7 ulu yang disebut kampong Kapiten. Kebutuhan untuk membangun rumah dan perahu dijadikan peluang untuk membuka usaha “panglong kayu” di kampung 5 ulu oleh warga Tionghoa. Hidupnya ekonomi di sepanjang sungai membuat para pendatang dari desa Muara Batun membawa hasil kebun untuk berdagang. Dari berdagang ada kebutuhan tempat tinggal, dan mereka mendirikan pondok2 dengan cara menumpang dengan tuan tanah dan penduduk asli palembang di sepanjang muara sungai Tuan Putri dan sungai kenduruan. Lama kelamaan dari rumah pondok seadanya, lalu mulai tumbuh rumah2 panggung. Dinamakan lr. Keramat karena di tengah Lorong jalan ada terdapat kuburan yang panjangnya hamper 2 meter. Dulu orang tidak berani melintas jalan di sekitar kuburan itu karena sering terdengar suara aneh dan angker. 2. Kondisi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º 52’ - 3º 5’ LS dan 104º 37’- 104º52” BT dengan luas wilayah 400,61 Km² . Kampung Lr. Keramat terletak di wilayah Kelurahan 5 ulu kecamatan seberang ulu 1 kota Palembang. Luas wilayah Lr. Keramat …. (masih proses pendataan lewat GPS) Kalau di lihat dari kondisi sekarang yang menempati wilayah daratan banyak terdapat pemukiman orang2 palembang asli, sebagian masih ada rumah yang berbentuk Limas yang tidak terlalu terawat. Sedangkan wilayah pesisir sungai di kampong 5 ulu lr. Keramat & Siliwangi dihuni oleh para pendatang dari daerah Muara Batun. dengan batas-batas sebagai berikut : � Batas Utara : Sungai Musi � Batas Selatan : Jalan kh. Azhari � Batas Timur : Sungai Tuan Putri � Batas Barat : Sungai Keduruan. Jumlah penduduk kelurahan 5 ulu lebih dari 21.000 jiwa, rencana kelurahan 5ulu akan dipecah menjadi 3 Kelurahan karena wilayah di Jakabaring dan opi sudah menjadi pemukiman baru dengan banyak perumahan di sana.*sumber aris saputra:kabagTata Pemerintah Kota Jumlah penduduk Lr. Keramat di Rt. 8 berjumlah 506 jiwa, RT. 9 berjumlah …jiwa, Rt. 10 berjumlah …jiwa. Luas wilayah Lr. Keramat …. (masih proses pendataan lewat GPS) 3. Tokoh Kampung Yang dianggap sebagai tokoh kampong menurut warga adalah Ibu Nurmina dan Pak Zaini. Nurmina adalah orang yang terbuka, suka membantu menyelesaikan persoalan akses kesehatan, pendidikan, indentitas, kasus kdrt. Nurmina juga mempunyai keahlian multi talenta, seperti memijat; memandikan mayat; memimpin prosesi upacara adat perkawinan. Sedangkan Pak Zaini adalah mantan Rt yang sering dituakan di kampong, yang sering ditunjuk untuk memberi kata sambutan di acara2 kampung dan kadang menjadi penegah ketika ada konflik di kampong. Konflik yang menjadi pemecah kampong terjadi ketika program bantuan pemerintah digulirkan tidak merata seperti bantuan beras murah, BLT dll. Ada yang dapat dan ada yang tidak dapat. Ketika mereka mendapatkan Rt minta imbalan uang jasa. Dan sebaliknya ketika akses bantuan tidak dapat dan tidak merata, dan warga tidak mau dipungli, maka warga (ibu2) yang tidak dapat akan menyatu menginformasikan tindakan rt kepada pihak kelurahan. Biasanya pihak kelurahan akan memanggil RT. dan mendapatkan teguran. POTENSI SOSIAL Kampung 5 ulu lr. Keramat memiliiki sarana fasilitasi umum 1 masjid, 2 mushola, 1 sekolah sd. Jalan menuju lorong berbentuk cor beton bertiang; dalam lorong ada1 jembatan penghubung antara lr. Keramat dan lorong Siliwangi. Sarana mandi, cuci warga menggunakan air sungai. WC umumnya di rumah tapi tempat pembuangan tidak ada septy tank langsung ke sungai (Lumpur). Potensi social kampong Lr. Keramat terjadi NO. 1. KASUS/ PERISTIWA Musibah Kematian ORGAN PAKEM (Persatuan Amal Kematian) FASILITAS Kain Kafan, prosesi kematian dan bantuan uang ala kadarnya. 2. JAMKESMAS OR Akses Jamkesmas KETERANGAN ketika warga mengalami musibah kematian, mereka yang terhimpun di Persatuan Amal Kematian akan mendapatkan sarana kain kafan dan uang sumbangan serta difasilitasi acara prosesi penguburan dan taziah. Sedangkan warga kampong biasanya akan membawa beras atau amplop berisi uang untuk diberikan kepada ahli musibah Ketika salah satu warga mengalami sakit parah dan tidak bisa mengakses jamkesmas biasanya kawan2 OR akan mendampingi, dan para warga selain membezuk warga juga akan saweran membantu yang mengalami sakit. 3. Pernikahan warga 4. Hari Besar Islam & Hari kemerdekaan warga POTENSI EKONOMI KAMPUNG No. Jenis Tenaga Pekerjaan Pekerja 1 Perahu “ketek” 1 transportasi angkutan penyeberangan sungai Bantu tenaga; materi ( berupa bahan pokok atau uang.) Saweran membuat acara secara swadaya Jam Kerja 6 jam s/d 10 jam Penghasilan Keterangan 20,000 s/d 30,000 Ada 20 pekerja yang bekerja di sector ini. 18 orang yang memiliki perahu sendiri, 2 orang menyewa dengan seteron 10,000/hari. Ada 2 orang yang bekerja disektor ini. Biasanya dicarter membawa barang para pedagang ke “kalangan” pasar mingguan di daerah “jalur” (transmigrasi). Jarak tempuh ke lokasi berkisar 9 jam perjalanan. Kebutuhan makan & minyak ditanggung yang mencarter. Ada 8 perahu motor ikan mebawa vase tempat ikan 15 s/d 16 vase, muatan 1 vase berkisar ½ ton.Doel punya 4 perahu, Syam 3 perahu, Jun 1 perahu. Ikan dibeli dari para nelayan di sungsang. Kalau lagi musim ikan bisa 1 hari sudah penuh. Kalau lagi sepi bisa 5 hari baru penuh. Upah borongan 250,000/org merupakan upah kotor bagi buruh muat bongkar ikan, makan minum resiko sendiri. Jasa mengupas/ membersihkan ikan 2 Perahu “ketek” Transportasi angkutan barang ke daerah. 1 s/d 2 orang 3 hari 3 malam 300,000 Kalau ada anak buah 300,000 dipotong 100,000 untuk anak buah. 3 Perahu motor ikan 5 orang 3 hari s/d 7 hari Upah muat bongkar 250,000/org 4 Membersihkan Ikan 5 orang ½ hari Upah 1 kg setelah bersih Rp 500 5 Pengupas Bawang 5 orang 6 Makanan “ pempek dll” Usaha keluarga 7 Warung rokok & Manisan Usaha Keluarga ½ hari untuk dibuat ikan asin atau ikan salai (ikan diasap). Per orang biasanya mendapat jatah 10 kg, rata2 penghasilan para ibu2 pengupas ikan Rp 5,000/ hari. Upah 1 kg Para ibu2 mengambil setelah bawang masing2 10 kg, bersih Rp setelah bersih dihitung 500 susut 1 kg, pendapat bersih Rp 4,500/hari. Bawang yang dikupas dijadikan bawang goreng untuk dijual ke pasar atau ada langsung yang mengambil untuk dijual lagi. 50,000 s/d Ada 8 orang yang 100,000/hari berusaha di sector ini. Pendapatan bersih sekitar 10,000 s/d 20,000. Mereka berjualan biasanya di depan rumah dengan seadanya. 100,000 s/d Ada 18 warung 200,000/hari. ,Pendapatan bersih antara 10,000 s/d 20,000 Dari data dia atas yang bekerja di sector transportasi di air adalah laki2, sedangkan yang bekerja di kampong jadi buruh pengupas ikan, bawang, makanan dan warung adalah perempuan. Dari hasil observasi kawan2 beban perempuan bekerja membantu ekonomi keluarga juga harus mengurus anak, masak, mencuci dan mengurus suami. Kemungkinan itu alasan secara tidak langsung mereka memilih bekerja dekat dengan tempat tinggal. Kehadiran jalan semakin memperlancar dan mempercepat arus transportasi, jembatan-jembatan dibangun datar, lalu beakhir jadi petaka, rumah2 kemudian menghadap ke jalan tidak lagi ke sungai. Anak-anak sungai musi mulai mati karena badan jembatan tidak lebih tinggi dari tanah Jika ditata rumah panggung dan rumah rakit yang ada disekitar sungai merupakan pemandangan yang khas dan unik. Untuk kontribusi warga kampong 5 ulu yang bekerja di transportasi air, mereka tetap bertahan menghidupkan sungai sebagai sarana mencari penghidupan dan berintreaksi meskipun pertambahan kendaraan bermotor sudah memasuki rumah mereka.