eJournal Pemerintahan Integratif, ISSN 0000-0000, ejournal.pin.or.id © Copyright 2015 PERSEPSI MASYARAKAAT DALAM PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM ULU DI KECAMATAN LONG APARI KABUPATEN MAHAKAM ULU Marselinus Dikin Abstrak Marselinus Dikin, 2015, “Persepsi Masyarakat Dalam Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu Di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu”. Penelitian ini menggambarkan tentang bagaimana persepsi masyarakat dalam pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu yaitu penilaian dan pandangan masyarakat menyikapi terhadap pembentukan Mahakam Ulu sebagai terwujudnya pemerataan pembangunan berbagai sektor ekonomi, budaya dan sosial serta sarana dan prasarana menunjang kebutuhan masyarakat Kecamatan Long Apari sehingga mendorong masyarakat yang hidup di daerah perbatasan terisolir menaruh harapan besar mendapatkan pelayanan publik yang baik yang diberikan oleh Pemerintah Daerah melalui terbentuknya Kabupaten Mahakam Ulu. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang terdiri dari observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan Informan diambil secara purposive sampling. Hasil temuan dari penelitian ini, yaitu persepsi masyarakat dalam pembentukan kabupaten Mahakam ulu. Dengan melihat pernyataanpernyataan yang diungkapkan oleh masyarakat Kecamatan Long Apari terutama Camat Long Apari maka kita bisa mengambil suatu kesimpulan bahwa semuanya setuju dengan pembentukan kabupaten Mahakam Ulu karena Kecamatan Long Apari merupakan daerah perbatasan antara Negara Republik Indonesia dengan Negara Malaysia dan sangat banyak tertinggal pembangunannya baik pembangunan Infrastruktur jalan, pelayanan kesehatan, dan komunikasi. Kata Kunci: Persepsi, Pembangunan, Kecamatan Long Apari. PENDAHULUAN Dalam pengembangan wilayah kawasan perbatasan propinsi Kalimantan Timur dengan Negara Malaysia meliputi wilayah laut dan daratan, khusus untuk wilayah daratan mempunyai bentangan perbatasan dengan malaysia sepanjang 1.038 Km.Terdapat 3 (tiga) kabupaten dan 13 kecamatan eJournal S1 Pemerintahan Integratif, yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia (Serawak dan Sabah) yaitu 7 kecamatan di Kabupaten Nunukan (Kecamatan Sebatik Induk, Sebatik Barat, Nunukan, Sebuku, Lumbis, Krayan dan Krayan Selatan), 4 kecamatan di Kabupaten Malinau(Kecamatan Pujungan, Kayan Hulu, Kayan Hilir dan Kayan Selatan) serta 2 kecamatan di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari).kawasan perbatasan di Kaltim rata-rata kondisinya sangat jauh dari sejahtera, yang ada keadaan banyak berupa desa yang terpencil, terisolir, dan masih berupa hutan. Hal disebabkan keterbatasan insfrastruktur transportasi wilayah yang ada di perbatasan. Jadi jika anda datang dan membandingkan antara perbatasan kita dengan negara tetangga jiran ( Malaysia), maka akan terasa bahwa desa-desa diperbatasan sangat diabaikan, dianak tirikan yang jelas masih jauh kata pembangunan untuk masyarakat perbatasan baik jalan, sarana umum, dan fasilitas lainnya.Secara sosial ekonomi, kawasan perbatasan masih tergantung pada negara tetangga, hal ini dapat dilihat karena belum memadainya fasilitas sosial dan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, kurang memadainya pelayanan kesehatan, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari diantaranya kesulitan memenuhi kebutuhan BBM dan kebutuhan pokok dan lain-lain. Permasalah-permasalahan di atas menjadi pekerjaaan rumah Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Timur.Seiring dengan kepemimpinan Gubernur baru Kalimantan Timur untuk periode 2009-2013 yang dipilih secara langsung, ada secercah harapan bahwa pembangunan kawasan perbatasan akan mendapat perhatian lebih besar. Semua itu dalam rangka untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan. Pemerintah Daerah Kalimantan Timur dengan kebijakan pemerintah dalam pemekaran wilayah di daerah perbatasan adalah sebagaimana masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan dapat merasakan pembangunan pemerintah daerah, hal ini seiring dengan terwujudnya masyarakat pendalaman di daerah Kutai Barat yaitu terbentuknya Kabupaten Mahakam Ulu, Pembentukan Kabupaten Mahulu yang merupakan hasil pemekaran dari kebupaten kutai barat, terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu kecamatan Long Bagun, Long Hubung, Laham, Long Pahangai dan Long Apari. Kabupaten Mahakam Ulu memiliki luas wilayah keseluruhan kurang lebih 15.315 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih 27.923 jiwa pada tahun 2012. KERANGKA DASAR TEORI 1. Persepsi Masyarakat Persepsi masyarakat menurut Rahmat (2003:51) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Persepsi masyarakat dalam pembentukan kabupaten mahakam ulu di kecamatan long apari Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka dapat diketahui bahwa proses pembentukkan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa persepsi masyarakat merupakan suatu hal yang tidak ada. Menurut Mayo (1998:162) sebagaimana dikutip oleh Suharto (2005), masyarakat dapat diartikan dua konsep, yaitu: (1) masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi yang sama dan (2) masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas.Dalam hal ini kaitannya dengan persepsi masyarakat adalah pandangan atau penilaian masyarakat terhadap objek, peristiwa, atau menyimpulkan sesuatu dengan cara menyampaikan berupa kata-kata, perasaan dan gerakan. Persepsi masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persepsi beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama dalam memberikan pandangan-pandangan terhadap gejala –gejala sesuatu. Dengan demikian persepsi masyarakat merupakan cara-cara individu dari sekelompok manusia memperlakukan informasi atau stimulus sebagai interprestasi psikologis terhadap obyek yang diamati. 2. Masyarakat Kata masyarakat dalam bahasa Inggris adalah “society” yang berasal dari kata“socius” yang berarti kawan. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatifmandiri, yang hidup secara bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayahtertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalamkelompok tersebut. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang –orangsekitar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kesatuanhidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat, hukum, agama dan sosial budaya yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Menurut shadily dalam syani (2006:8) mendefinisikan masyarakat sebagai golongan besar atau kecil terdiri beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi oleh poerwadarminta dalam Syani (2006:1) mengartikan masyarakat sebagai pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatanikatan aturan tertentu. Menurut A. Mutakin , D. Budimansyah & G.K Pasya (2004:26) menampilkan cirri-ciri masyarakat sebagai berikut: a. Manusia yang hidup bersama,dua, atau lebih eJournal S1 Pemerintahan Integratif, b. Bergaul dalam jangka waktu yang relatif lama c. Setiap anggotanya menyadari sebagai suatau kesatuan d. Bersama membangun sebuah kebudayaan yang membuat keteraturan dalam kehidupan bersama. Syani (2005:5) menegaskan bahwa masyarakat di pelajari sebagai suatu kehidupan bersama manusia dengan predikat bahwa manusia merupakan makhluk sosial sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri, melainkan secara alami senantiasa terikat antar sesamanya sejak dia lahir sampai masuk ke liang kubur. Unsur-unsur dari masyarakat itu sendiri, menurut Soerjono Soekanto dalam Syani (2006:9) masyarakat mencakup beberapa unsur-unsur masyarakat, yaitu sebagai berikut : a. Manusia yang hidup bersama, didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan beberapa jumlah manusia yang ada. Akan tetapi secara teoritas, angka minimnya adalah dua orang yang bercampur untuk waktu yang lama. b. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap , merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama, sistem kehidupan menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. HASIL PENELITIAN Dalam proses penelitian, wawancara hanya dilakukan kepada beberapa orang yang menjadi informan seperti, Camat, Kepala kampung, Tokoh Masyarakat dan Kepala Adat Suku Dayak Aoheng. Adapun hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian selama meneliti dilapangan akan disajikan secara sistematis sesuai dengan fokus penelitian yang telah disusun sebelumnya, seperti : 1. Untuk mengetahui Persepsi Masyarakat dalam pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu : a) Persepsi bidang kesejahteraan dan ekonomi masyarakat b) Persepsi bidang sosial dan budaya masyarakat c) Persepsi bidang sarana dan prasarana masyarakat d) Persepsi bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat 2. Harapan - harapan Masyarakat Kecamatan Long Apari sebagai masyarakatdaerah perbatasan terhadap Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu Persepsi masyarakat dalam pembentukan kabupaten mahakam ulu di kecamatan long apari Persepsi Masyarakat Dalam Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu a. Dilihat dari pernyataan Camat Long Apari mengharapkan dampak positif dari pemekaran Kabupaten Mahakam Ulu agar dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta dapat menciptakan lapangan kerja unuk masyarakat di Kabupaten Mahakam Ulu. b. Dari dua pernyataan diatas hasil dari wawancara peneliti dengan Bapak Camat Long Apari Drs. Ignasius Ledok Lawa, S.H, M.Si dan Ketua Adat Suku Dayak Bapak Sengiru Lasing yang meyatakan bahwa besarnya partisipasi masyarakat dalam bersosial dan budaya, masyarakat di Kabupaten Mahakan Ulu ini tidak hanya akrab dengan Alam, Budaya dan Masyarakat Sekitarnya tapi juga sangat akrab dengan Tamu Yang datang dari luar daerah mereka dapat dilihat bagai mana mereka memperlakukan tamu dengan baik dan membuat acara penyambutan tamu. c. Dari hasil wawancara dengan Camat Long Apari dan Kepala Kampung Tiong Ohang dapat dilihat bahwa yang menjadi kebutuhan masyarakat Long Apari ialah pembangunan infrastruktur jalan serta gedung puskesmas. Dengan adanya pemekaran ini masyarakat sangat mengharapkan adanya pemerataan serta percepatan pembangunan sarana maupun prasarana tersebut guna menunjang aktivitas masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan. d. Dari hasil wawancara dengan Camat Long Apari dan Kepala Kampung Tiong Ohang dapat dilihat bahwa yang juga menjadi kebutuhan masyarakat Long Apari ialah Pendidikan, karena minimnya bantuan dari pemerintah kepada masyarakat sebelumnya sewaktu masih bergabung dengan Kabupaten Induk Kutai Barat maka dengan adanya pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu ini masyarakat sangat berharap lebih kepada pemerintah Kabupaten Mahakam ulu untuk segera mengatasi segala kekurangan dan kebutuhan semua Kecamatan khususnya Kecamatan long Apari. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan penulis pada bab sebelumnya berkaitan dengan fokus penelitian tentang Persepsi Masyarakat Dalam Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu Di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu, dapat dibuat kesimpulan bahwa Masyarakat sebagian setuju dengan dibentuknya Kabupaten Mahakam Ulu sebagai Daerah Otonomi Baru karena dengan dibentuknya Kabupaten Mahakam Ulu maka daerah – daerah yang jauh dan masih kurang perhatian dari pemerintah bisa segera mendapat perhatian dari pemerintah. Dalam pembentukan Kabupaten ini juga masyarakat Kecamatan Long Apari sangat berharap banyak didalam pembentukan Kabupaten ini yaitu berharap supaya pembangunan infrastruktur jalan, gedung kesehatan, dan pendidikan akan segera dilaksanakan oleh eJournal S1 Pemerintahan Integratif, pemerintah daerah Kabupaten Mahakam Ulu karena dari awal dibentuknya Kabupaten Kutai Barat pembangunan infrasruktur jalan, gedung kesehatan belum ada sampai sekarang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : Rineka Cipta Bratakusumah, Deddy S dan Solihin Dadang , Otonomi Penyelenggaran Pemerintahan Daerah, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta 2002 Daryanto, 1992. Kamus Bahasa Indonesia Jakarta : Bumi Aksara Huberman, Michael &Milles B. Matthew, 2007. Analisis Data Kualitatif . Jakarta : UI-Press Karto, Sapoerto & Hartini,1992 . Kamus Sosiologi dan Kependidikan , Jakarta : Bumi Aksara Komaruddin dan Tjuparmah, Yooke,1995. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah Jakarta : Sinar Grafika Offset Leavitt, Harold J. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mutakin, A, Budimansyah, D. dan Pasya G.K. 2004. Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung : PT. Genesido Mugniesyah, Siti Sugiah Machfud. 2006. Penyuluhan Pertanian Bagian I. Bogor: Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Persepsi masyarakat dalam pembentukan kabupaten mahakam ulu di kecamatan long apari Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat; Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama. Suwandi, I Made.2008. BAPPENAS: 2008 Studi Evaluasi Dampak Pemekaran Daerah. Syani, Abdul. 2006. Masyarakat Dinamika Kelompok dan Implikasi Kebudayaan dalam Pembangunan: Jakarta. PT. Dunia Pustaka Jaya Pide, Andi Mustari. 1999.Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Memasuki Abad XXI. Jakarta: Gaya Media Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R. (1996). Pengantar Psikologi: Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Nama Penulis: Prof. Dr. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D Penerbit: PT Remaja Rosdakarya Tahun Terbit: 2000 Gitosudarmo, Indriyo & Sudita, I Nyoman (2000), Perilaku Keorganisasian, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE DOKUMEN - DOKUMEN Rencana Strategis Kecamatan Long Apari 2011 – 2016 ETNOGRAFI Komunitas Kampung Kabupaten Kutai Barat eJournal S1 Pemerintahan Integratif,