JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MATERI KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATAN SDA SDN KALIANYAR 1 KERTOSONO Mirsa Fitri Wulandari PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected]) Mungit Sudianto PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Banyak upaya yang dilakukan seorang pendidik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, diantaranya dengan menggunakan media pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan aktivitas guru dan siswa, serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Puzzle. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dan menggunakan teknik analisis data deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif. Hasil yang di didapat dari penelitian ini menunjukkan pada pembelajaran IPS dengan menggunakan media pembelajaran Puzzle berlangsung dengan baik. Aktivitas guru mencapai 90%, aktivitas siswa mencapai 87,5% dan hasil belajar siswa 88,3%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Kalianyar 1 Kertosono. Kata Kunci: Media Puzzle, hasil belajar, IPS. Abstract There are a lot effort a teacher should make to increase the learning result of student in social subjects some of them by increasing the amount of media for education and conducting a fun learning process. This research is purpuse to describe activity of teacher and students and increase the result of students with puzzle media. This research uses the method of class action research and descriptive, qualitive, and quantitative data analysis technique. The results which was obtained from research shows that learning by using puzzle technique is work well. Teachers’ activity reaches 91%, while students’ can reach 87% and their learning result increase to 88,3%. According to the obtained results, it can be concluded that the use of puzzle can increase the students’ learning results on 4th grade social studies SDN Kalianyar 1 Kertosono. Keyword: Puzzle, learning result, Sosial science. perubahan, penumbuh kembangan anak-anak bangsa menjadi pribadi yang baik, saling menghargai, dan memiliki kematangan emosional; terampil/memiliki kecakapan hidup, dan berbudaya. . Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan lembaga yang paling berperan dalam mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sebelum terjun ke masyarakat. Komponen pendidikan yang sangat berpotensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah adalah guru. Pendidik dapat mengawalinya dari hal yang terkecil, diantaranya dengan menggunakan media pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan.. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar memiliki aspek yang bermacam-macam. Selama ini pelajaran IPS dianggap sangat membosankan karena pembelajaran IPS PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan aspek kepribadian dan aspek kehidupannya. Pendidikan secara aktif dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki manusia secara optimal. (Supriadie,2012:1-2) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan diupayakan untuk memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun nirfisik; yakni mengembangkan potensi pikir ( mental-intelektual), sosial, emosional, nilai moral, spiritual, ekonomikal (kacakapan hidup), fisikal, maupun kultural, sehingga ia dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara; serta dapat menjawab tantangan peradaban bangsa, dan pendidikan harus berarah pada konsep 184 Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar hanya mengandalkan komunikasi satu arah dan hanya bersifat hafalan. Guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa. Siswa cenderung pasif dan tidak memperhatikan guru dalam pembelajaran, siswa kurang antusias saat pembelajaran berlangsung, dan siswa tidak menjawab pertanyaan jika guru bertanya pada siswa. Dari kegiatan tersebut menimbulkan dampak bagi guru dan juga siswa, dimana siswa menjadi kurag aktif tidak fokus karena dalam pembelajaran tidak menggunakan daya tarik agar siswa mau mengikuti pemeblajaran seperti media puzzle Hasil observasi pada tanggal 28 November 2015 terhadap nilai ulangan harian tahun 2014/2015 siswa kelas IV SDN Kalianyar 1 Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk pada mata pelajaran IPS belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu ≥ 65. Hasil Ulangan Akhir Semester I tahun 2014/2015 siswa kelas IV SDN Kalianyar 1 Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk, pada mata pelajaran IPS 3 diperoleh nilai terendah 40, nilai tertinggi 90 dan nilai rata-rata 60. Dari 17 siswa yang mencapai KKM hanya 5 siswa. Rendahnya proses dan hasil belajar IPS siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah Guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa atau teacher center, pembelajaran bersifat konfensional, dan kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu diperlukan suatu solusi dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menganggap perlu digunakannya media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memilih judul “Penggunan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Ekonomi dalam Pemanfatan SDA Kelas IV SDN Kalianyar 1 Kertosono”. Alasan penulis memilih media puzzle adalah dapat mengarahkan siswa untuk memecahkan suatu kesulitan dalam membangun konsep dan pemahaman sesuai informasi yang telah diperoleh. Media puzzle membuat siswa belajar berpikir, membuat taktik, strategi, untuk memadukan atau merangkai sehingga menjadi gambar atau informasi yang padu atau bertautan. Siswa juga dapat bermain dan belajar dengan menggunakan media puzzle Sehingga dapat dirumuskan masalahnya (1) Untuk Mendeskripsikan pengunaan media Puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelas IV materi Kegiatan Ekonomi dalam Pemanfatan Sumber Daya Alam di SDN Kalianyar 1 Kertosono, (2) aktivitas guru dalam pengunaan media Puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelas IV materi Kegiatan Ekonomi dalam Pemanfatan Sumber Daya Alam di SDN Kalianyar 1 Kertosono, (3) aktivitas siswa dalam pengunaan media Puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelas IV materi Kegiatan Ekonomi dalam Pemanfatan Sumber Daya Alam di SDN Kalianyar 1 Kertosono. Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pembelajaran bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Bahan pengajaran yang dimanipulasikan dalam bentuk media pembelajaran menjadikan pembelajaran menjadi lebih asyik, menyenangkan dan tentunya lebih bermakna bagi siswa. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia kata media berarti alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk”. Sedangkan menurut beberapa ahli tentang media pembelajaran “Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2013: 3) media apabila dipahami secara garis 12 besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”. beberapa fungsi dari media , diantaranya adalah sebagai berikut. a.)Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantara gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda atau perostiwa sejarah. b) Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.c) Memperoleh gambaran yang jelas tentang atau hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukuranya terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya, dengan perantara potret, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film, siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba. Dan sebagainya. d) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denjut jantung dan sebagainya. e) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar duamiati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau vide, siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dab sebagainya. f) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film atau video, siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya. g) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar diawetkan. Dengan menggunakan model atau benda tiruan, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organorgan tubuh manusia, seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya. h) Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model, 185 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 atau foto, siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda, seperti sifat, ukuran, warna, dan sebagainya. i) Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak, dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup samapi mekar yang berlangsung beberapa hari, debgab bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik. j) Dapat melihat secara lambat gerakangerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau fideo, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan. Berdasarkan paparan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan bahan ajar dari guru kepada siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.Bermain adalah hal yang sangat penting dalam dunia anak-anak. Sebab dengan bermaian sama hal nya dengan bekerja bagi mereka. Dari semua jenis permainan yang ada, ada beberapa permainan yang memberikan manfaat edukatif bagi anak-anak . Salah satu permaian edukatif tersebut adalah permainan Puzzle. Permainan puzzle menurut Suciaty ( 2010: 78) puzzle adalah permainan yang dapat dimainkan mulai dari anak 12 bulan. Untuk pemula permainan puzzle adalah sesuatu yang kurang menarik, tetapi puzzle bisa memberikan kesempatan belajar yang banyak, selain untuk menarik minat anak dan membina semangat belajar dalam bermain.Berdasarkan paparan dari para ahli dapat disimpulkan puzzle adalah permainan edukatif yang dapat menari minat anak dalam proses belajar. dapat disimpulkan media gambar berbentuk puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi sebuah gambar yang utuh. Dalam menyusun puzzle membutuhkan ketelitian, melatih anak untuk memusatkan pikiran karena harus berkonsentrasi ketika menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut hingga menjavdi sebuah gambar yang utuh dan lengkap. Puzzle dalam perkembangannya dibagi menjadi 4 jenis puzzle, yaitu :a) Logic puzzle Logic puzzle adalah salah satu jenis puzzle yang dimana puzzle ini sangat melatih kemampuan logika dari anak yang memainkanya. Kemampuan menggunakan logika berpikir menjadi modal utama untuk menyelesaikan teka-teki puzzle yang diberikan. b) Jigsaw puzzle adalah salah satu jenis puzzle yang berupa kepingan-kepingan. Biasanya kepingankepingan itu jika dipadukan akan membentuk suatu gambar tertentu. Kepingan-kepingan puzzle ini akan berwujud teratur maupun tidak teratur. Potongan kepingan itu biasnya berbentuk persegi, segitiga, melingkar dan lain sebagainya. c) Mechanical puzzle adalah salah satu jenis puzzle yang setiap kepinganya saling berhubungan atau memiliki ikatan satu sama lain. Media puzzle yang saya pakai termasuk dalam jenis Mechanical puzzle, dimana siswa harus menghubungkan kepingan-kepingan puzzle menjadi satu keseluruhan yang utuh didalamnya terdapat informasi materi dari pembelajaran IPS. d) Combination puzzleadalah salah satu jenis puzzle yang cara penyelesainya menggunakan kombinasi tertentu dan kombinasi yang berbeda. Salah satu contoh kombination puzzle adalah rubik’s cube rubik’s cube termasuk combination puzzle karena untuk menyelesaikan teka-teki rubric ini memerlukan rumus kombinasi. Tujuan umum dari permainan puzzle menurut Nisak ( 2011:110) adalah sebagai berikut : Membentuk jiwa bekerja sama pada peserta, karena permainan ini akan dikerjakan secara berkelompok., Peserta dapat lebih konsisten dengan apa yang dikerjakan,Melatih kecerdasan logis matematis peserta, Menumbuhkan rasa solidaritas siswa, Menumbuhkan rasa kelkeluargaan antar siswa., Melatih strategi dalam bekerja sama antar siswa., Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar siswa, Menumbuhkan rasa saling memiliki antat siswa., Menghibur para siswa dalam kelas. Suatu permainan pasti memiliki aturan mainnya sendiri-sendiri, tidak terkecuali permainan puzzle ini. Menurut nisak (2011:11), permainan ini memiliki aturan permainan sebagai berikut : a.) Guru menerangkan aturan permainan. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. b )Sebelum permainan dimulai dilakukan pembagian kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 anggota kelompok. c.)Siapkan puzzle dalam amplop untuk masing-masing kelompok. d) Permainan ini dibatasi waktu 15 menit. e) Masing-masing kelompok berdiri melingkar meja dan didekat amplop puzzle yang telah dibagikan. f) Masing-masing kelompok harus mengerjakan secara berkelompok, tidak boleh ada yang mengerjakan sendirian. g) Guru memberikan umpan balik berupa pertanyaan-pertanyaan tentang gambar yang telah mereka rangkai. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto (2012:2). Hamalik (2010: 45) juga berpendapat bahwa belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran saja, tetapi juga pengguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minta, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan dan cita-cita. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku,termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu kegiatan seseorang dalam mencapai suatu yang lebih baik. 186 Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Prinsip belajar menurut slameto (2010;27) a.Dalam belajar setiap siwa harus diusahakan partisipasiaktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; b.Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki strktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;c.Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;e.Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;f. Belajar harus dapat mnegembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya;g. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;h.Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;i.Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkunganyya;j.Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan;k.Repetisi, dalam proses belajar perlu ujian akhir atau penilaian ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana peserta didik dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran dimana siswa dapat mengetahui kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan siswa. Menurut Sudjana (2005:22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Slameto (2010:2) mendifinisakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut pengertian psikologi dalam slameto (2010:2) Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan aspek kognitif, afektif ataupun psikomotor dan diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Berdasarkan penjelasan Sapriya (2009:9), bahwa istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”yang disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menegah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Sedangkan menurut Soemantri (dalam Sapriya,2009:11) bahwa IPS adalah penyederhana atau adaptasi dari displin ilmu-ilmu sosial humaniora, serta keinginan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/ psikologis untuk tujuan pendidikan. Pengertian tersebut berlaku untuk pendidikan dasar menegah. Dari pendapat para ahli di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian IPS adalah perpaduan dari ilmu sosial yang mengkaji manusia dan sekelilingnya yang berfungsi mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, serta keterampilan siswa terhadap masalah sosial dalam hubungannya sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial dan budaya. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan, dan tahap refleksi. Tiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4X35 menit . Siklus I pertemuan 1 dilaksankan pada tanggal 15 Maret 2016 dan pertemuan 2 15 Maret 2016. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2016 dan pertemuan kedua 18 maret 2016. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN Kalianyar 1. Siswa kelas IV tersebut berjumlah 17 orang dengan 8 orang putri dan 9 siswa putra. Untuk memperoleh data pelaksanaan pembelajaran dilakukan observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan observer dengan menggunkan instrumen lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Data hasil belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik tes. Tes ini menggunakan instrumen berupa lembar penilaian siswa yang berisi soal-soal pilihan ganda dan uraian. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah sebagai berikut : IPS: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. 2.1 mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Untuk menghitung nilai digunakan rumus sebagai berikut : 187 rata-rata siswa, JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 Siklus I Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan yang dilakukan ialah Perencaan penelitian pada siklus I dengan menggunakan media puzzle pada mata pelajaran IPS sebagai berikut: 1) Menganalisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar dan idikator. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media pembelajaran puzzle pada siklus 1 yang dilaksanakan, Selasa 15 Maret 2016 dan rabu 16 maret 2016 dengan alokasi waktu 8 x 35 menit. 3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bahan diskusi. 4) Membuat alat evaluasi yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Soal evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah diajarkan. Lembar penilaian ini diberikan setiap per siklus nya dan dikerjakan secara individu Langkah-langkah pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit selama 2 kali. Secara umum kegiatan pembelajaran terbagi dalam kegiatan awal, kegiatan inti, diskusi dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi : Kegiatan Awal : a) Menyiapkan siswa di dalam kelas. b) Memimpin siswa untuk berdoa. c) Melakukan presensi (kehadiran siswa). d) Melakukan motivasi atau apersepsi. Kegiatan Inti : Mengaitkan motivasi atau apersepsi yang tadi dilakukan dengan materi pembelajaran. a) Guru menjelaskan materi. b) Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sekilas tentang materi. c)Guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada di buku siswa. Diskusi : a) Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b) Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. c) Membimbing kelompok saat mengerjakan LKS. d) Tiaptipa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Evaluasi: a) Siswa dibimbing menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh dalam pembelajaran hari ini. b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahami. c) Memberikan Lembar Penilaian (LP) kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu oleh siswa d) Memberikan penghargaan terhadap pekerjaan siswa yang baik e) Guru menutup pembelajaran. Lembar penilaian terdiri dari lembar penilaian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Lembar penilaian untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berisi soal-soal berupa objektif dan subjektif mengenai kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Indikator yang digunakan untuk menyatakan bahwa penelitian ini berhasil ialah: 1. Nilai hasil belajar siswa mencapai KKM yaitu ≥ 65 dan rata-rata hasil M= Keterangan: M = mean (rata-rata) ∑ fx = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal (Indarti, 2008: 25) Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan klasikal dalam belajar, digunakanlah rumus berikut ini : Keterangan : P = persentase ketuntasan klasikal n = jumlah siswa yang tuntas belajar N = jumlah seluruh siswa (Nana Sudjana, 2009 : 129) Hasil rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal yang diperoleh perbandingan dengan kriteria rentangan sebagai berikut: Kriteria : > 80% = Sangat Tinggi 60 - 79% = Tinggi 40 - 59% = Sedang 20 - 39 % = Rendah < 20% = Sangat Rendah Analisis data hasil observasi menggunakan rumus : P= x 100% Keterangan: P = persentase keterlaksanaan pembelajaran ∑f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal semua komponen yang diambil (Indarti 2008: 26) Hasil analisis observasi aktivitas siswa dan guru yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria rentangan sebagai berikut: 90% - 100% = Baik sekali 80% - 89% = Baik 65% - 79% = Cukup 55% - 64% = Kurang baik 0% - 54 % = Sangat kurang (Nurkancana, 1986 : 80) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus yang hasilnya sebagai berikut : 188 Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar belajar klasikal seluruh siswa mencapai 80%. 2.Persentase aktivitas siswa mencapai ≥ 80%. Apabila rata-rata persentase aktivitas siswa belum mencapai 80% maka akan dilakukan siklus berikutnya sampai tercapainya suatu indikator keberhasilan. 3. Persentase aktivitas guru mencapai ≥ 80%. Apabila rata-rata persentase aktivitas guru belum mencapai 80% maka akan dilakukan siklus berikutnya sampai tercapainya suatu indikator keberhasilan. Aktivitas Guru, Siklus I: Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun berdasarkan sintaks. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran ini terdiri atas kegiatan awal, kegaitan inti, diskusi dan evaluasi. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru mencapai 70%. Hasil ini masih belum mencapai indicator keberhasilan dalam pembelajaran yaitu 80%. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa aktivitas guru yang masih belum maksimal tercapai yaitu: 1) Guru dalam mengaitkan apresiasi atau motivasi terhadap pembelajaran masih kurang. 2) Guru masih belum menguasai materi tentang kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam . 3) Guru masih belum menjadi pembimbing kelompok pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok, Aktivitas guru belum ada yang mendapatkan nilai sempurna, persentase tertinggi mencapai 90% dengan indicator baik sekali yaitu pada aspek berdoa bersama dan memberikan penghargaan berupa pujian pada kelompok yang hasil diskusinya baik saat mengerjakan LKS. Aktivitas guru dalam tahap menjelaskan materi sekilas tentang kegiatan ekonomi dlam pemanfaatan sumber daya alam 80%, sedangkan aktivitas guru yang mendapatkan persentase 70% yaitu pada tahap persiapan pembukaan siswa di kelas, memberikan motivasi, menyampikan tujuan, pembentukan kelompok, mengakhiri diskusi, membimbing siswa menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh, pemberian Lembar Penilaian, menutup pembelajaran, pengelolaan waktu dan suasan kelas. Kegiatan pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media puzzle akan dilakukan oleh observer atau pengamat yaitu Riko Dwi Bayu Aji selaku teman sejawat. Masing – masing observer menilai keaktifan keseluruhan siswa dengan pedoman penskoran yang telah disusun. Hasil pengamatan data aktivitas siswa dapat dilihat pada indicator persiapan siswa, memberi tanggapan, mengerjakan LKS, memperhatiakan guru, berani tampil, mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer mengenai aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, Aspek siswa menyiapkan buku dan kelengkapan pembelajaran mendapatkan 75% dan bisa dikategorikan cukup dikarenakan, saat mempersiapakan kelengkapan saat akan dimulai pembelajaran siswa tanggap saat akan di mulainya pembelajaran. Mulai dari buku tulis, alat pensil dan buku lainnya segera di tempatkan di atas meja saat akan dimulai pembelajaran. 2) Aspek memberikan tanggapan dari presensi dan apresepsi yang disampaikan oleh guru mendapatakan 62,55% bisa dikategotikan cukup dikarenakan pada saat apresepsi, siswa semangat dan saat melaksanakan ice breaking untuk memotivasi siswa sebelum pembelajaran berlangsung siswa sangat antusias. 3) Aspek siswa duduk berkelompok sesuai denganyang ditentukan mendapatkan 75% pada aspek ini dikategorikan kurang. Pada saat pembelajaran masih terdapat siswa yang duduk tidak pada kelompoknya. 4) Aspek individu transfer materi pada kelompok masingmasing mendapatkan 62,5% pada aspek ini dikategorikan kurang. Pada saat pembelajaran sebagian besar siswa tidak mencatat hal-hal penting yang telah dijelaskan oleh guru. 5) Aspek siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) mendapatkan 75% dikategorikan cukup dikarenakan siswa sudah mampu berdiskusi namun Indikator yang belum muncul adalah aspek seluruh anggota kelompok berpatisipasi dalam kegiatan diskusi masih ada siswa yang cenderung pasif dan takut untuk memberikan saran. 6) Aspek memperhatikn penjelasan guru saat melakukan bimbingan mendapatkan 75% pada aspek ini dikategorikan kurang dikarenakan siswa belum mampu menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan baik. Siswa masih malu dan kurang berani dalam menyampaikan pendapat. 7) Aspek siswa aktif bertanya jika tidak memahami permasalahan yang diberikan medapatkan 62,5% pada aspek ini dikategorikan kurang dikarenakan siswa malu dalam bertanya jika tidak memahami materi yang diberikan. Sehingga siswa di dalam kelas kurang aktif dalam bertanya. 8) Aspek siswa melakukan permainan dalam pembelajaran dengan media Puzzle mendapatkan 75% pada aspek ini dikategorikan cukur dikarenakan siswa semangat dalam melaksanakan permainan ular tangga. Siswa antusias dalam pelaksaan game ular tangga sehingga mereka memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Sehingga rasa ingin tau yang tinggi tersebut terkadang masih membuat siswa gaduh sendiri. 9) Aspek berani tampil mempresentasikan hasil diskusi mendapatkan 7,5% dikategorikan baik dikarenakan saat pembelajaran berlangsung siswa sangat senang terutama saat berlangsungnya game siswa memiliki antusias yang sangat tinggi dalam melaksanakan permainan sehingga siswa sangat gembira. 10) Aspek mengerjakan soal evaluasi secara individu mendpatkan 7,5% pada aspek ini dikategorikan kurang dikarenakan saat mengerjakan evaluasi masih ada beberapa siswa yang masih menyontek teman. 189 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih mencapai 70% dengan kategori cukup. Hasil ini belum mencapai persentase yang diharapkan dalam pembelajaran yang lebih besar dari 80%. Aktivitas siswa yang belum tertinngi dan harus ditingkatkan adalah siswa harus mencatat hal-hal penting pada saat guru menjelaskan menjelaskan materi pembelajaran, pada saat berdisuksi siswa harus lebih aktif dan berani dalam memberikan bendapatnya di dalam kelompok, dalam menyampaikan hasil diskusi di depan kelas siswa tidak perlu malu dan harus memberanikan diri, pada saat kurang memahami penjelasan guru siswa harus aktif dalam bertanya kepada guru sehingga guru dapat menjelaskan kembali materi yang sekiranya kurang dipahami siswa, dan yang perlu di tingkatkan lagi adalah saat mengerjakan evaluasi siswa harus mengerjakan soal secara individu tidak boleh melihat temannya. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran puzzle, diakhir pembelajaran siklus I dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan enggunakan lembar penilaian. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 3 data hasil belajar siswa siklus I Keterangan No Nama Siswa 1 AIN 2 ABM 3 AN √ 4 ASAA √ 5 DFA 6 IT √ 7 NDJ √ 8 MAA 9 MAH 10 MDR √ 11 MRS √ 12 MRP 13 PFR √ 14 RNS √ T TT √ √ √ √ √ √ √ 15 SP 16 VN √ 17 VZM √ Jumlah keseluruhan siswa hanya mencapai 62,1 dan nilai ratarata tersebut belum dikatakan tuntas sehingga masih perlu diperbaiki di siklus II. Siklus II Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan yang dilakukan ialah Perencaan penelitian pada siklus I dengan menggunakan media puzzle pada mata pelajaran IPS sebagai berikut: 1)Menganalisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar dan idikator. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media pembelajaran puzzle pada siklus 1 yang dilaksanakan, Selasa 15 Maret 2016 dan rabu 16 maret 2016 dengan alokasi waktu 8 x 35 menit. 3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bahan diskusi 4) Membuat alat evaluasi yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Soal evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah diajarkan. Lembar penilaian ini diberikan setiap per siklus nya dan dikerjakan secara individu Langkah-langkah pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit selama 2 kali. Secara umum kegiatan pembelajaran terbagi dalam kegiatan awal, kegiatan inti, diskusi dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi : Kegiatan Awal : a) Menyiapkan siswa di dalam kelas. b) Memimpin siswa untuk berdoa. c) Melakukan presensi (kehadiran siswa). d) Melakukan motivasi atau apersepsi. Kegiatan Inti : Mengaitkan motivasi atau apersepsi yang tadi dilakukan dengan materi pembelajaran. a) Guru menjelaskan materi. b) Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sekilas tentang materi. c)Guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada di buku siswa. Diskusi : a) Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b) Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. c) Membimbing kelompok saat mengerjakan LKS. d) Tiaptipa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Evaluasi: a) Siswa dibimbing menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh dalam pembelajaran hari ini. b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahami. c) Memberikan Lembar Penilaian (LP) kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu oleh siswa d) Memberikan penghargaan terhadap pekerjaan siswa yang baik e) Guru menutup pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit selama 2 kali. Secara umum kegiatan pembelajaran terbagi dalam kegiatan awal, kegiatan inti, diskusi dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi : 9 8 Hasil belajar pada siklus 1 ini siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa. Prsentase yang didapat yaitu 73%. Hasil ini masih belum mencapai indicator keberhasilan yaitu kurang lebih sama dengan 80%. Nilai rata-rata 190 Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kegiatan Awal : a) Menyiapkan siswa di dalam kelas. b) Memimpin siswa untuk berdoa. c) Melakukan presensi (kehadiran siswa). d) Melakukan motivasi atau apersepsi. Kegiatan Inti : Mengaitkan motivasi atau apersepsi yang tadi dilakukan dengan materi pembelajaran. a) Guru menjelaskan materi. b) Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sekilas tentang materi. c)Guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada di buku siswa. Diskusi : a) Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b) Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. c) Membimbing kelompok saat mengerjakan LKS. d) Tiaptipa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Evaluasi: a) Siswa dibimbing menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh dalam pembelajaran hari ini. b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahami. c) Memberikan Lembar Penilaian (LP) kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu oleh siswa d) Memberikan penghargaan terhadap pekerjaan siswa yang baik e) Guru menutup pembelajaran. Lembar penilaian terdiri dari lembar penilaian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Lembar penilaian untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berisi soal-soal berupa objektif dan subjektif mengenai sumber daya alam yang berpotensi Indonesia dan juga sumber daya alam yang berpotensi di daerah khususnya wilayah Jawa Timur, kegiatan aktivitas perekonomian yaitu konsumi, produksi dan distribusi. Indikator yang digunakan untuk menyatakan bahwa penelitian ini berhasil ialah: 1. Nilai hasil belajar siswa mencapai KKM yaitu ≥ 70 dan rata-rata hasil belajar klasikal seluruh siswa mencapai 80%. 2.Persentase aktivitas siswa mencapai ≥ 80%. Apabila rata-rata persentase aktivitas siswa belum mencapai 80% maka akan dilakukan siklus berikutnya sampai tercapainya suatu 191ndicator keberhasilan. 3. Persentase aktivitas guru mencapai ≥ 80%. Apabila rata-rata persentase aktivitas guru belum mencapai 80% maka akan dilakukan siklus berikutnya sampai tercapainya suatu indicator keberhasilan. Aktivitas Guru, Siklus II: Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun berdasarkan sintaks. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran ini terdiri atas kegiatan awal, kegaitan inti, diskusi dan evaluasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer mengenai aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung,Aktivitas guru yang mendapatkan persentase sebesar 100% dengan kategori baik sekali adalah aspek guru menyiapkan siswa di dalam kelas, guru membagikan LKS, guru mengakhiri diskusi, guru memberikan Lembar Penilaian, guru memberikan penghargaan dan pada aspek pengelolaan waktu. Pada aspek-aspek tersebut guru sudah baik sekali dalam melakukannya. Aktivitas guru yang mendapatkan persentase sebesar 90% dengan kriteria baik sekali yaitu pada aspek guru memimpin siswa untuk berdoa, mengucapkan salam dan presensi siswa, guru memberikan motivasi belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran, guru membuat kontrak belajar dengan siswa, guru bertanya jawab tentang materi aktivitas ekonomi dan sumber daya alam, menjelaskan materi aktivitas ekonomi dan sumber daya alam, guru mempraktekan cara membuat lingkaran, pembentukan kelompok, guru membimbing siswa menyimpulkan hasil, guru menjelaskan tentang cara melestarikan sumber daya alam, guru meminta siswa membentuk kelompok dengan jumlah 4, guru membimbing siswa menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh dalam pemebelajaran, dan pada aspek pengelolaan waktu. Pada aspek-aspek tersebut guru sudah baik sekali dalam melakukannya. Aktivitas guru mendapat persentase 80% dengan kritera baik yaitu pada aspek guru memberikan contoh kegiatan wkonomi, yaitu produksi, distribusi, konsumsi, menjelaskan materi tentang kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Pada aspek tersebut guru sudah baik dalam melakukannya. Aktivitas guru mendapat persentase 70% dengan kritera cukup yaitu pada aspek guru membimbing kelompok saat mengerjakan LKS. Pada aspek-aspek tersebut terbilang cukup dalam melakukannya. Aktivitas Siswa. Hasil pengamatan data aktivitas siswa meliputi : Tabel 5 Aktivitas Siswa Siklus II No 1. Aspek yang Diamati Siswa menyiapkan buku kelengkapan pembelajaran. dan 2. Memberikan tanggapan dari presensi dan apresepsi yang disampaikan oleh guru 3. Duduk berkelompok sesuai dengan yang ditentukan 4. Secara individu transfer materi pada kelompok masing-masing 5. Siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) 6. Memperhatikan guru dalam bimbingan/penyampaian materi 191 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 mampu mengerjakan soal evaluasi dengan baik tanpa melihat pekerjaan temannya. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II pertemuan yang dilakukan oleh kedua observer menunjukkan bahwa, aktivitas siswa mendapatkan persentase 87,5% dan dikategorikan baik, pada siklus ini sudah mencapai target yang di inginkan. Aspek aktifitas siswa sudah banyak yang mendapatkan kategori baik dan baik sekali, kecuali aspek siswa aktif bertanya jika tidak memahami permasalahan yang ada mendapatkan 75% berkategorikan cukup tetapi itu sudah tidak ditindak lanjuti oleh guru langsung dalam pelaksaan tersebut. Aktivitas siswa pada siklus II ini sudah dikatakan berhasil karena sudah melebihi indikator keberhasil yaitu lebih besar sama dengan 80%. Peningkatan persentase keberhasil aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 17,5%, yang awal nya siklus I hanya 70% meningkat menjadi 87,5%. Hasil Belajar: Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle, diakhir pembelajaran siklus II dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar penilaian. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut: 7. Siswa aktif bertanya jika tidak memahami permasalahan yang diberikan 8. Siswa melakukan permainan dalam pembelajaran dengan media Puzzle tangga 9. Berani tampil mempresentasikan hasil diskusi 10. Mengerjakan soal evaluasi secara individu Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer mengenai aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan tabel diatas menunjukkan bahwa : 1) Aspek Siswa menyiapkan buku dan kelengkapan pembelajaran mendapatkan persentase 75% bisa dikategorikan, itu berarti siswa sangat siap dalam menerima pembelajaran. 2) Aspek memberikan tanggapan dari presensi dan apresepsi yang disampaikan oleh guru mendapatkan persentase 100% dan dikategorikan baik sekali. Dalam hal ini berarti siswa sangat antusias apabila diberi apersepsi oleh guru. 3) Aspek Siswa duduk berkelompok sesuai denganyang ditentukan mendapatkan persentase 75% dan dikategorikan baik. Dalam hal ini siswa sudah mampu duduk secara berkelompok. 4) Aspek secara individu transfer materi mendapatkan persentase 87,5%. Dalam hal ini siswa berani berargumen tentang yang siswa ketahui pada materi. 5 ) Aspek Siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) mendapatkan persentase 87,5% dan dikategorikan baik sekali. Dalam hal ini siswa sudah mampu berdiskusi secara berkelompok, dan mampu myemapikan pendapatnya saat mengerjakan LKS. 6) Aspek Siswa memperhatikan guru dalam bimbingan/penyampaian materi mendapatkan 87,5% bisbisa dikategorikan baik, siswa telah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mencatat hal-hal penting yang dijelaskan oleh guru. 7) Aspek Siswa aktif bertanya jika tidak memahami permasalahan yang diberikan mendapatkan 75% bisa dikategorikan cukup. Dalam hal ini siswa bertanya kepada guru ketika tidak memahami permasalahan saat pembelajaran. 8) Aspek Siswa melakukan permainan dalam pembelajaran dengan media Puzzle mendapatkan persentase 100% bisa dikategorikan baik sekali. Dalam hal ini siswa sangat bersemangat dan tidak ramai saat permainan berlangsung serta siswa menaati peraturan permainan yang berlaku. 9) Aspek berani tampil mempresentasika hasil diskusi mendapatkan persentase 87,5% bisa dikategorikan baik. Dalam hal ini siswa berani dan percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi. 10) Aspek Mengerjakan soal evaluasi secara individu mendapatkan persentase 87,5% bisa dikategorikan baik. Dalam hal ini siswa Tabel 6 data hasil belajar siswa siklus II Keterangan No Nama Siswa T TT 1 AIN √ 2 ABM √ 3 AN √ 4 ASAA √ 5 DFA √ 6 IT √ 7 NDJ √ 8 MAA √ 9 MAH √ 10 MDR 11 MRS √ 12 MRP √ 13 PFR √ 14 RNS √ 15 SP 16 VN 17 VZM Jumlah √ √ √ √ 15 2 Hasil belajar pada tabel siklus II ini siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa. Prsentase yang didapat yaitu 88,3%. Hasil ini 192 Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar sudah melebih pencapaian indikator keberhasilan yaitu kurang lebih sama dengan 80%. Nilai rata-rata keseluruhan siswa sudah mencapai 79,8 dan nilai ratarata tersebut sudah bisa dikatakan tuntas. Hal tersebut membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus. Setelah melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan kegiatan rerfleksi bersama guru kelas dan teman sebaya. Berdasarkan kegiatan refleksi tersebut diketahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan berlangsung dengan baik. Terjadi perbaikan pada pelaksaan beberapa fase-fase kegiatan dibanding siklus sebelumnya. Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle pada siklus II dengan observer. Untuk hambatan dan kendala dari siklus II ini pada dasarnya sudah teratasi karena sudah dilakukannya siklus I sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi kendala tersebut, dan proses pembelajaran IPS dengan menggunkan media puzzle berjalan di siklus II ini lebih baik dari pada di siklus sebelumnya. Siswa lebih antusias dan bersemangat ketika materi diberikan maupun pada saat berdiskusi pada kelompoknya masing-masing. Dengan berhasilnya pencapaian target indikator keberhasilan di siklus II ini, maka dari itu penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan penelitian di siklus selanjutnya. dikarenakan masih ada beberapa aktivitas guru yang masih belum maksimal tercapai yaitu, 1) Guru dalam mengaitkan apresiasi atau motivasi terhadap pembelajaran masih kurang, 2) Guru masih belum menguasai materi tentang kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam, 3) Guru masih belum bisa membimbing kelompok pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu persentase aktivitas guru mencapai 90% dengan kategori baik sekali. Hal ini menunjukkan bawa aktivitas guru pada siklus II sudah menempuh target yang diinginkan. Aktivitas guru sudah dikatakan berhasil karena sudah melebihi indikator yang sudah ditetapkan yaitu lebih besar sama dengan 80%. Peningkatan persentase keberhasilan aktivitas guru mencapai 21% dari persentase di siklus I sebesar 70% menjadi 91%. Sehingga pada siklus ini sudah tidak dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya. 100% 80% 88% 70% 60% Siklus I 40% Siklus II 20% 0% Pembahasan Secara keseluruhan, pelaksanaan penelitian penggunaan media puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas IV SDN Kalianyar 1 berlangsung dengan baik. Siswa dapat mengikuti kegiatan pada siklus I dan siklus II dengan baik. Presentase Aktivitas Siswa Diagram 2 Persentase keberhasilan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media puzzle mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II. Pada proses pembelajaran siklus I, aktivitas siswa masih mencapai 70% dengan kategori cukup. Hasil ini belum mencapai persentase yang diharapkan dalam pembelajaran yaitu lebih besar dari 80%. Aktivitas siswa yang belum mencapai skor tertinggi dan harus ditingkatkan adalah : a) siswa harus mencatat hal-hal penting pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran , b) pada saat berdiskusi siswa harus lebih aktif dan tidak takut untuk menyatakan pendapat terhadap kelompok lain dan c) menyimpulkan materi pokok-pokok pembelajaran. Sedangkan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II, aktivitas siswa sudah menumpuh target yang diinginkan yaitu sebesar 87,5% Diagram 1 Persentase keberhasilan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru mencapai 70%. Hasil ini masih belum mencapai indikator keberhasilan dalam pembelajaran yaitu 80%. Hal ini 193 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 dengan kategori baik sekali. Aspek aktivitas siswa juga sudah banyak yang mendapatkan kategori baik dan baik sekali, kecuali dalam aspek mendiskusikan lembar kerja siswa dengan kelompok lain yang mendapatkan 75% yang berkategori cukup tetapi itu sudah ditindak lanjuti oleh guru langsung dalam pelaksanaan tersebut. Aktivitas siswa pada siklus II ini sudah dikatakan berhasil karena sudah melebihi indikator keberhasil yaitu lebih besar sama dengan 80%. Peningkatan persentase keberhasil aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 17,5%, yang awal nya siklus I hanya 70% meningkat menjadi 87,5%, sehingga pada siklus II sudah tidak dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya karena sudah melebihi dari indikator yang ditentukan. 100% 40% 88% 70% 88,30% 53% 60% 40% Siklus I 20% Siklus II 0% Aktivitas Aktivitas Hasil Guru Siswa Belajar Diagram 4 Persentase Keberhasilan Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar dari Siklus I je Siklus II Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I aktivitas guru mencapai 70% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90%. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 88,7%. Dan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 53% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 88,3%. 88,30% 53% 70% 80% 80% 60% 90% 100% Siklus I Siklus II 20% 0% PENUTUP Presentase Hasil Belajar Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media puzzle pada kelas IV SDN Kalianyar 1, dapat disimpulkan bahwa : 1) Aktivitas guru di kelas V pada siklus I 70% dan pada siklus II 90%, peningkatan dari aktivtas guru sebesar 20%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media puzzle dapat membantu peningkatan aktivitas guru pada materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam kelas IV SDN Kalianyar 1, 2) Aktivitas siswa di kelas IV juga mengalami peningkatan sebesar 17,5% dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I dengan persentase hanya 70% meningkat di siklus II dengan persentase 87,5%. Aktivitas yang paling menonjol pada saat siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, siswa saling memberikan masukan kepada tiap kelompoknya. 3) Hasil belajar siswa pada kelas IV juga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I 53% dan pada siklus II 88,7%. Hasil tes menunjukkan semakin meratanya siswa yang mencapai skor Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu ≥ 65. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Kalianyar 1 Kertosono. Diagram 3 Persentase rata-rata hasil belajar dari siklus I ke siklus II Peningkatan persentase klasikal ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I persentase klasikal ketuntasan hasil belajar mencapai 53% dengan jumlah siswa yang nilainya tuntas sebanyak 9 dari 17 siswa. Pada siklus I ini persentase klasikal ketuntasan siswa belum mencapai indikator yang ditetapkan. Sedangkan pada siklus II persentase klasikal ketuntasan hasil belajar sebesar 88,3% dengan jumlah siswa yang nilainya tuntas sebanyak 15 dari 26 siswa. Hasil tersebut berarti terjadi peningkatan sebesar 35,3% dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II ini persentase klasikal ketuntasan siswa sudah mencapai indikator yang ditetapkan. Hal ini membuktikan bahwa, penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Kalianyar 1 Kertosono. 194 Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Saran Memperhatikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media puzzle dapat diterapkan dengan lebih baik, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1) Para guru sebaiknya menggunakan media puzzle dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan aktivitas guru. 2) Para guru sebaiknya menggunakan media puzzle dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan aktivitas siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan juga kreatif, sehingga akan dapat meningkatkan aktivitas siswa. 3) Para guru sebaiknya menggunakan media puzzle dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan media puzzle dapat mengkatkan aktifitas siswa sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. DAFTAR PUSTAKA Al-Azizy,A.Suciaty.2010. Ragam Latihan Khusus Asah Ketajaman Otak Anak Plus Melejitkan Daya Ingatnya. Jogjakarta: Diva Press Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengaja. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta yang Supriadie, Didi dan Darmawan, Deni. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. Sudjana, Nana dkk.2005.Media Pengajaran. Bandung. Sinar baru Algensindo. 195