Paper Title (use style: paper title)

advertisement
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA
MATERI KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATAN SDA SDN KALIANYAR 1
KERTOSONO
Mirsa Fitri Wulandari
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])
Mungit Sudianto
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Banyak upaya yang dilakukan seorang pendidik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS, diantaranya dengan menggunakan media pembelajaran dan melaksanakan proses
pembelajaran yang menyenangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan aktivitas guru
dan siswa, serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Puzzle. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan kelas dan menggunakan teknik analisis data deskriptif, kualitatif,
dan kuantitatif. Hasil yang di didapat dari penelitian ini menunjukkan pada pembelajaran IPS dengan
menggunakan media pembelajaran Puzzle berlangsung dengan baik. Aktivitas guru mencapai 90%,
aktivitas siswa mencapai 87,5% dan hasil belajar siswa 88,3%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS kelas IV SDN Kalianyar 1 Kertosono.
Kata Kunci: Media Puzzle, hasil belajar, IPS.
Abstract
There are a lot effort a teacher should make to increase the learning result of student in social subjects
some of them by increasing the amount of media for education and conducting a fun learning process.
This research is purpuse to describe activity of teacher and students and increase the result of students
with puzzle media. This research uses the method of class action research and descriptive, qualitive, and
quantitative data analysis technique. The results which was obtained from research shows that learning
by using puzzle technique is work well. Teachers’ activity reaches 91%, while students’ can reach 87%
and their learning result increase to 88,3%. According to the obtained results, it can be concluded that
the use of puzzle can increase the students’ learning results on 4th grade social studies SDN Kalianyar 1
Kertosono.
Keyword: Puzzle, learning result, Sosial science.
perubahan, penumbuh kembangan anak-anak bangsa
menjadi pribadi yang baik, saling menghargai, dan
memiliki kematangan emosional; terampil/memiliki
kecakapan hidup, dan berbudaya.
.
Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan
lembaga yang paling berperan dalam mengembangkan
dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik sebelum terjun ke masyarakat. Komponen
pendidikan yang sangat berpotensi untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah adalah guru. Pendidik
dapat mengawalinya dari hal yang terkecil, diantaranya
dengan menggunakan media pembelajaran dan
melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan..
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar memiliki
aspek yang bermacam-macam. Selama ini pelajaran IPS
dianggap sangat membosankan karena pembelajaran IPS
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting
dalam
kehidupan
manusia.
Pendidikan
dapat
mempengaruhi perkembangan aspek kepribadian dan
aspek kehidupannya. Pendidikan secara aktif dapat
mengembangkan potensi diri yang dimiliki manusia
secara optimal. (Supriadie,2012:1-2) menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan diupayakan
untuk memungkinkan peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun nirfisik;
yakni mengembangkan potensi pikir ( mental-intelektual),
sosial, emosional, nilai moral, spiritual, ekonomikal
(kacakapan hidup), fisikal, maupun kultural, sehingga ia
dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan
harapan dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan
negara; serta dapat menjawab tantangan peradaban
bangsa, dan pendidikan harus berarah pada konsep
184
Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar
hanya mengandalkan komunikasi satu arah dan hanya
bersifat hafalan. Guru sebagai satu-satunya sumber belajar
siswa. Siswa cenderung pasif dan tidak memperhatikan
guru dalam pembelajaran, siswa kurang antusias saat
pembelajaran berlangsung, dan siswa tidak menjawab
pertanyaan jika guru bertanya pada siswa. Dari kegiatan
tersebut menimbulkan dampak bagi guru dan juga siswa,
dimana siswa menjadi kurag aktif tidak fokus karena
dalam pembelajaran tidak menggunakan daya tarik agar
siswa mau mengikuti pemeblajaran seperti media puzzle
Hasil observasi pada tanggal 28 November 2015
terhadap nilai ulangan harian tahun 2014/2015 siswa kelas
IV SDN Kalianyar 1 Kecamatan Kertosono Kabupaten
Nganjuk pada mata pelajaran IPS belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
yaitu ≥ 65. Hasil Ulangan Akhir Semester I tahun
2014/2015 siswa kelas IV SDN Kalianyar 1 Kecamatan
Kertosono Kabupaten Nganjuk, pada mata pelajaran IPS 3
diperoleh nilai terendah 40, nilai tertinggi 90 dan nilai
rata-rata 60. Dari 17 siswa yang mencapai KKM hanya 5
siswa. Rendahnya proses dan hasil belajar IPS siswa
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah Guru
sebagai satu-satunya sumber belajar siswa atau teacher
center, pembelajaran bersifat konfensional, dan kurang
tepatnya penggunaan media pembelajaran yang tepat dan
menarik pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu
diperlukan suatu solusi dengan menggunakan media
pembelajaran yang menarik.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti
menganggap perlu digunakannya media pembelajaran
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti
memilih judul “Penggunan Media Puzzle untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan
Ekonomi dalam Pemanfatan SDA Kelas IV SDN
Kalianyar 1 Kertosono”. Alasan penulis memilih media
puzzle adalah dapat mengarahkan siswa
untuk
memecahkan suatu kesulitan dalam membangun konsep
dan pemahaman sesuai informasi yang telah diperoleh.
Media puzzle membuat siswa belajar berpikir, membuat
taktik, strategi, untuk memadukan atau merangkai
sehingga menjadi gambar atau informasi yang padu atau
bertautan. Siswa juga dapat bermain dan belajar dengan
menggunakan media puzzle
Sehingga dapat dirumuskan masalahnya (1)
Untuk Mendeskripsikan pengunaan media Puzzle untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelas IV materi
Kegiatan Ekonomi dalam Pemanfatan Sumber Daya Alam
di SDN Kalianyar 1 Kertosono, (2) aktivitas guru dalam
pengunaan media Puzzle untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada Kelas IV materi Kegiatan Ekonomi dalam
Pemanfatan Sumber Daya Alam di SDN Kalianyar 1
Kertosono, (3) aktivitas siswa dalam pengunaan media
Puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelas
IV materi Kegiatan Ekonomi dalam Pemanfatan Sumber
Daya Alam di SDN Kalianyar 1 Kertosono.
Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan
pembelajaran bagaimanapun akan membantu kelancaran,
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Bahan
pengajaran yang dimanipulasikan dalam bentuk media
pembelajaran menjadikan pembelajaran menjadi lebih
asyik, menyenangkan dan tentunya lebih bermakna bagi
siswa. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’. Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata media berarti alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk”.
Sedangkan menurut beberapa ahli tentang media
pembelajaran “Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2013: 3)
media apabila dipahami secara garis 12 besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap”.
beberapa fungsi dari media , diantaranya adalah
sebagai berikut. a.)Menyaksikan benda yang ada atau
peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan
perantara gambar, potret, slide, film, video, atau media
yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata
tentang benda atau perostiwa sejarah. b) Mengamati
benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena
jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video
tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan
kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.c)
Memperoleh gambaran yang jelas tentang atau hal-hal
yang sukar diamati secara langsung karena ukuranya
terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya, dengan perantara
potret, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas
tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik,
dengan slide dan film, siswa memperoleh gambaran
tentang bakteri, amuba. Dan sebagainya. d) Mendengar
suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara
langsung. Misalnya, rekaman suara denjut jantung dan
sebagainya. e) Mengamati dengan teliti binatang-binatang
yang sukar duamiati secara langsung karena sukar
ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film
atau vide, siswa dapat mengamati berbagai macam
serangga, burung hantu, kelelawar, dab sebagainya. f)
Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau
berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film atau video,
siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan sebagainya. g) Mengamati dengan jelas
benda-benda yang mudah rusak atau sukar diawetkan.
Dengan menggunakan model atau benda tiruan, siswa
dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organorgan tubuh manusia, seperti jantung, paru-paru, alat
pencernaan, dan sebagainya. h) Dengan mudah
membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model,
185
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
atau foto, siswa dapat dengan mudah membandingkan dua
benda yang berbeda, seperti sifat, ukuran, warna, dan
sebagainya. i) Dapat melihat secara cepat suatu proses
yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses
perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak,
dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga
dari kuncup samapi mekar yang berlangsung beberapa
hari, debgab bantuan film dapat diamati hanya dalam
beberapa detik. j) Dapat melihat secara lambat gerakangerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan
film atau fideo, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya
lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara
lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
Berdasarkan paparan para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan sebagai perantara dalam
menyampaikan bahan ajar dari guru kepada siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.Bermain adalah hal yang
sangat penting dalam dunia anak-anak. Sebab dengan
bermaian sama hal nya dengan bekerja bagi mereka. Dari
semua jenis permainan yang ada, ada beberapa permainan
yang memberikan manfaat edukatif bagi anak-anak .
Salah satu permaian edukatif tersebut adalah permainan
Puzzle. Permainan puzzle menurut Suciaty ( 2010: 78)
puzzle adalah permainan yang dapat dimainkan mulai dari
anak 12 bulan. Untuk pemula permainan puzzle adalah
sesuatu yang kurang menarik, tetapi puzzle bisa
memberikan kesempatan belajar yang banyak, selain
untuk menarik minat anak dan membina semangat belajar
dalam bermain.Berdasarkan paparan dari para ahli dapat
disimpulkan puzzle adalah permainan edukatif yang dapat
menari minat anak dalam proses belajar. dapat
disimpulkan media gambar berbentuk puzzle merupakan
permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi
sebuah gambar yang utuh. Dalam menyusun puzzle
membutuhkan ketelitian, melatih anak untuk memusatkan
pikiran karena harus berkonsentrasi ketika menyusun
kepingan-kepingan puzzle tersebut hingga menjavdi
sebuah gambar yang utuh dan lengkap.
Puzzle dalam perkembangannya dibagi menjadi 4
jenis puzzle, yaitu :a) Logic puzzle Logic puzzle adalah
salah satu jenis puzzle yang dimana puzzle ini sangat
melatih kemampuan logika dari anak yang memainkanya.
Kemampuan menggunakan logika berpikir menjadi modal
utama untuk menyelesaikan teka-teki puzzle yang
diberikan. b) Jigsaw puzzle adalah salah satu jenis puzzle
yang berupa kepingan-kepingan. Biasanya kepingankepingan itu jika dipadukan akan membentuk suatu
gambar tertentu. Kepingan-kepingan puzzle ini akan
berwujud teratur maupun tidak teratur. Potongan kepingan
itu biasnya berbentuk persegi, segitiga, melingkar dan lain
sebagainya. c) Mechanical puzzle adalah salah satu jenis
puzzle yang setiap kepinganya saling berhubungan atau
memiliki ikatan satu sama lain. Media puzzle yang saya
pakai termasuk dalam jenis Mechanical puzzle, dimana
siswa harus menghubungkan kepingan-kepingan puzzle
menjadi satu keseluruhan yang utuh didalamnya terdapat
informasi materi dari pembelajaran IPS. d) Combination
puzzleadalah salah satu jenis puzzle yang cara
penyelesainya menggunakan kombinasi tertentu dan
kombinasi yang berbeda. Salah satu contoh kombination
puzzle adalah rubik’s cube rubik’s cube termasuk
combination puzzle karena untuk menyelesaikan teka-teki
rubric ini memerlukan rumus kombinasi.
Tujuan umum dari permainan puzzle menurut Nisak (
2011:110) adalah sebagai berikut : Membentuk jiwa
bekerja sama pada peserta, karena permainan ini akan
dikerjakan secara berkelompok., Peserta dapat lebih
konsisten dengan apa yang dikerjakan,Melatih kecerdasan
logis matematis peserta, Menumbuhkan rasa solidaritas
siswa, Menumbuhkan rasa kelkeluargaan antar siswa.,
Melatih strategi dalam bekerja sama antar siswa.,
Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai
antar siswa, Menumbuhkan rasa saling memiliki antat
siswa., Menghibur para siswa dalam kelas.
Suatu permainan pasti memiliki aturan mainnya
sendiri-sendiri, tidak terkecuali permainan puzzle ini.
Menurut nisak (2011:11), permainan ini memiliki aturan
permainan sebagai berikut : a.) Guru menerangkan aturan
permainan. Permainan ini dilakukan secara berkelompok.
b )Sebelum permainan dimulai dilakukan pembagian
kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 anggota
kelompok. c.)Siapkan puzzle dalam amplop untuk
masing-masing kelompok. d) Permainan ini dibatasi
waktu 15 menit. e) Masing-masing kelompok berdiri
melingkar meja dan didekat amplop puzzle yang telah
dibagikan.
f)
Masing-masing
kelompok
harus
mengerjakan secara berkelompok, tidak boleh ada yang
mengerjakan sendirian. g) Guru memberikan umpan balik
berupa pertanyaan-pertanyaan tentang gambar yang telah
mereka rangkai.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya Slameto (2012:2). Hamalik (2010: 45)
juga berpendapat bahwa belajar meliputi tidak hanya mata
pelajaran saja, tetapi juga pengguasaan, kebiasaan,
persepsi, kesenangan, minta, penyesuaian sosial,
bermacam-macam keterampilan dan cita-cita. Belajar
mengandung pengertian terjadinya perubahan dari
persepsi dan perilaku,termasuk juga perbaikan perilaku,
misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi
secara lebih lengkap. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan belajar adalah suatu kegiatan seseorang
dalam mencapai suatu yang lebih baik.
186
Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Prinsip belajar menurut slameto (2010;27)
a.Dalam belajar setiap siwa harus diusahakan
partisipasiaktif, meningkatkan minat dan membimbing
untuk mencapai tujuan instruksional; b.Belajar bersifat
keseluruhan dan materi itu harus memiliki strktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap
pengertiannya;c.Belajar
harus
dapat
menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada
siswa untuk mencapai tujuan instruksional;d. Belajar itu
proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya;e.Belajar adalah proses organisasi,
adaptasi, eksplorasi dan discovery;f. Belajar harus dapat
mnegembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapainya;g. Belajar
memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang;h.Belajar perlu lingkungan yang
menantang dimana anak dapat mengembangkan
kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif;i.Belajar perlu ada interaksi siswa dengan
lingkunganyya;j.Belajar adalah proses kontiguitas
(hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian
yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan
response yang diharapkan;k.Repetisi, dalam proses belajar
perlu ujian akhir atau penilaian ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Hasil belajar digunakan untuk mengetahui
sebatas mana peserta didik dapat memahami serta
mengerti materi tersebut. Penilaian hasil belajar
merupakan bagian dari proses pembelajaran dimana siswa
dapat mengetahui kemampuannya dan guru dapat
mengevaluasi sejauh mana keberhasilan siswa. Menurut
Sudjana (2005:22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Slameto (2010:2) mendifinisakan
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut
pengertian psikologi dalam slameto (2010:2) Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia
masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda
bahwa seorang telah belajar sesuatu adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti
simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang
diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan aspek kognitif, afektif
ataupun psikomotor dan diwujudkan dalam bentuk skor
atau angka setelah mengikuti tes.
Berdasarkan penjelasan Sapriya (2009:9), bahwa
istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”yang disingkat IPS
merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar
dan menegah atau nama program studi di perguruan tinggi
yang identik dengan istilah “social studies” dalam
kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di
negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika
Serikat. Sedangkan menurut Soemantri (dalam
Sapriya,2009:11) bahwa IPS adalah penyederhana atau
adaptasi dari displin ilmu-ilmu sosial humaniora, serta
keinginan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis/ psikologis untuk
tujuan pendidikan. Pengertian tersebut berlaku untuk
pendidikan dasar menegah.
Dari pendapat para ahli di atas dapat dirumuskan
bahwa pengertian IPS adalah perpaduan dari ilmu sosial
yang mengkaji manusia dan sekelilingnya yang berfungsi
mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, serta
keterampilan siswa terhadap masalah sosial dalam
hubungannya sebagai mahluk individu maupun mahluk
sosial dan budaya.
METODE
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yakni tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan, dan tahap
refleksi. Tiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan
dengan alokasi waktu 4X35 menit . Siklus I pertemuan 1
dilaksankan pada tanggal 15 Maret 2016 dan pertemuan 2
15 Maret 2016. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada
tanggal 17 Maret 2016 dan pertemuan kedua 18 maret
2016. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV
SDN Kalianyar 1. Siswa kelas IV tersebut berjumlah 17
orang dengan 8 orang putri dan 9 siswa putra.
Untuk
memperoleh
data
pelaksanaan
pembelajaran
dilakukan
observasi
pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan observer dengan
menggunkan instrumen lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran. Data hasil belajar siswa dikumpulkan
menggunakan teknik tes. Tes ini menggunakan instrumen
berupa lembar penilaian siswa yang berisi soal-soal
pilihan ganda dan uraian.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
adalah sebagai berikut :
IPS: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi,
dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota
dan provinsi. 2.1 mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di
daerahnya.
Untuk menghitung nilai
digunakan rumus sebagai berikut :
187
rata-rata
siswa,
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
Siklus I
Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan yang dilakukan
ialah Perencaan penelitian pada siklus I dengan
menggunakan media puzzle pada mata pelajaran IPS
sebagai berikut: 1) Menganalisis kurikulum untuk
menentukan kompetensi dasar dan idikator. 2) Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan media pembelajaran puzzle pada siklus 1
yang dilaksanakan, Selasa 15 Maret 2016 dan rabu 16
maret 2016 dengan alokasi waktu 8 x 35 menit. 3)
Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bahan diskusi.
4) Membuat alat evaluasi yang sesuai dengan materi yang
telah diajarkan. Soal evaluasi ini digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan mengukur
kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah
diajarkan. Lembar penilaian ini diberikan setiap per
siklus nya dan dikerjakan secara individu
Langkah-langkah
pembelajaran
Pembelajaran
dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit selama 2
kali. Secara umum kegiatan pembelajaran terbagi dalam
kegiatan awal, kegiatan inti, diskusi dan evaluasi.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi :
Kegiatan Awal : a) Menyiapkan siswa di dalam kelas. b)
Memimpin siswa untuk berdoa. c) Melakukan presensi
(kehadiran siswa). d) Melakukan motivasi atau apersepsi.
Kegiatan Inti : Mengaitkan motivasi atau apersepsi yang
tadi dilakukan dengan materi pembelajaran. a) Guru
menjelaskan materi. b) Guru mengajak siswa untuk
bertanya jawab sekilas tentang materi. c)Guru
mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang
ada di buku siswa. Diskusi : a) Siswa diarahkan untuk
membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b)
Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. c)
Membimbing kelompok saat mengerjakan LKS. d) Tiaptipa
kelompok
mempresentasikan
hasil
kerja
kelompoknya.
Evaluasi:
a)
Siswa
dibimbing
menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh dalam
pembelajaran hari ini. b) Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang
belum dipahami. c) Memberikan Lembar Penilaian (LP)
kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara
individu oleh siswa d) Memberikan penghargaan
terhadap pekerjaan siswa yang baik e) Guru menutup
pembelajaran.
Lembar penilaian terdiri dari lembar penilaian
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Lembar
penilaian untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
berisi soal-soal berupa objektif dan subjektif mengenai
kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam.
Indikator yang digunakan untuk menyatakan
bahwa penelitian ini berhasil ialah: 1. Nilai hasil belajar
siswa mencapai KKM yaitu ≥ 65 dan rata-rata hasil
M=
Keterangan:
M
= mean (rata-rata)
∑ fx
= jumlah skor yang diperoleh
N
= jumlah skor maksimal
(Indarti, 2008: 25)
Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan
klasikal dalam belajar, digunakanlah rumus berikut ini :
Keterangan :
P
= persentase ketuntasan klasikal
n
= jumlah siswa yang tuntas belajar
N
= jumlah seluruh siswa
(Nana Sudjana, 2009 : 129)
Hasil rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal
yang diperoleh perbandingan dengan kriteria rentangan
sebagai berikut:
Kriteria :
> 80%
= Sangat Tinggi
60 - 79% = Tinggi
40 - 59% = Sedang
20 - 39 % = Rendah
< 20%
= Sangat Rendah
Analisis data hasil observasi menggunakan rumus :
P=
x 100%
Keterangan:
P = persentase keterlaksanaan pembelajaran
∑f = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal semua komponen yang
diambil
(Indarti 2008: 26)
Hasil analisis observasi aktivitas siswa dan
guru yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria
rentangan sebagai berikut:
90% - 100%
= Baik sekali
80% - 89%
= Baik
65% - 79%
= Cukup
55% - 64%
= Kurang baik
0% - 54 %
= Sangat kurang
(Nurkancana, 1986 : 80)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang
berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam
proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini
dilakukan dua siklus yang hasilnya sebagai berikut :
188
Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar
belajar klasikal seluruh siswa mencapai 80%.
2.Persentase aktivitas siswa mencapai ≥ 80%. Apabila
rata-rata persentase aktivitas siswa belum mencapai 80%
maka akan dilakukan siklus berikutnya sampai
tercapainya suatu indikator keberhasilan. 3. Persentase
aktivitas guru mencapai ≥ 80%. Apabila rata-rata
persentase aktivitas guru belum mencapai 80% maka
akan dilakukan siklus berikutnya sampai tercapainya
suatu indikator keberhasilan.
Aktivitas Guru,
Siklus I: Pada tahap
pelaksanaan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun
berdasarkan sintaks. Secara keseluruhan kegiatan
pembelajaran ini terdiri atas kegiatan awal, kegaitan inti,
diskusi dan evaluasi. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa aktivitas guru mencapai 70%. Hasil ini masih
belum mencapai indicator keberhasilan dalam
pembelajaran yaitu 80%. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa aktivitas guru yang masih belum maksimal
tercapai yaitu: 1) Guru dalam mengaitkan apresiasi atau
motivasi terhadap pembelajaran masih kurang. 2) Guru
masih belum menguasai materi tentang kegiatan ekonomi
dalam pemanfaatan sumber daya alam . 3) Guru masih
belum menjadi pembimbing kelompok pada saat siswa
mengerjakan tugas kelompok, Aktivitas guru belum ada
yang mendapatkan nilai sempurna, persentase tertinggi
mencapai 90% dengan indicator baik sekali yaitu pada
aspek berdoa bersama dan memberikan penghargaan
berupa pujian pada kelompok yang hasil diskusinya baik
saat mengerjakan LKS. Aktivitas guru dalam tahap
menjelaskan materi sekilas tentang kegiatan ekonomi
dlam pemanfaatan sumber daya alam 80%, sedangkan
aktivitas guru yang mendapatkan persentase 70% yaitu
pada tahap persiapan pembukaan siswa di kelas,
memberikan
motivasi,
menyampikan
tujuan,
pembentukan
kelompok,
mengakhiri
diskusi,
membimbing siswa menyimpulkan hasil belajar yang
diperoleh, pemberian Lembar Penilaian, menutup
pembelajaran, pengelolaan waktu dan suasan kelas.
Kegiatan pengamatan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan media puzzle
akan dilakukan oleh observer atau pengamat yaitu Riko
Dwi Bayu Aji selaku teman sejawat. Masing – masing
observer menilai keaktifan keseluruhan siswa dengan
pedoman penskoran yang telah disusun. Hasil
pengamatan data aktivitas siswa dapat dilihat pada
indicator persiapan siswa, memberi tanggapan,
mengerjakan LKS, memperhatiakan guru, berani tampil,
mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
observer mengenai aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, Aspek siswa menyiapkan
buku dan kelengkapan pembelajaran mendapatkan 75%
dan bisa dikategorikan cukup dikarenakan, saat
mempersiapakan kelengkapan saat akan dimulai
pembelajaran siswa tanggap saat akan di mulainya
pembelajaran. Mulai dari buku tulis, alat pensil dan buku
lainnya segera di tempatkan di atas meja saat akan
dimulai pembelajaran. 2) Aspek memberikan tanggapan
dari presensi dan apresepsi yang disampaikan oleh guru
mendapatakan 62,55% bisa dikategotikan cukup
dikarenakan pada saat apresepsi, siswa semangat dan saat
melaksanakan ice breaking untuk memotivasi siswa
sebelum pembelajaran berlangsung siswa sangat antusias.
3) Aspek siswa duduk berkelompok sesuai denganyang
ditentukan mendapatkan 75% pada aspek ini
dikategorikan kurang. Pada saat pembelajaran masih
terdapat siswa yang duduk tidak pada kelompoknya. 4)
Aspek individu transfer materi pada kelompok masingmasing mendapatkan 62,5% pada aspek ini dikategorikan
kurang. Pada saat pembelajaran sebagian besar siswa
tidak mencatat hal-hal penting yang telah dijelaskan oleh
guru. 5) Aspek siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja
Siswa) mendapatkan 75% dikategorikan cukup
dikarenakan siswa sudah mampu berdiskusi namun
Indikator yang belum muncul adalah aspek seluruh
anggota kelompok berpatisipasi dalam kegiatan diskusi
masih ada siswa yang cenderung pasif dan takut untuk
memberikan saran. 6) Aspek memperhatikn penjelasan
guru saat melakukan bimbingan mendapatkan 75% pada
aspek ini dikategorikan kurang dikarenakan siswa belum
mampu menyampaikan hasil diskusi di depan kelas
dengan baik. Siswa masih malu dan kurang berani dalam
menyampaikan pendapat. 7) Aspek siswa aktif bertanya
jika tidak memahami permasalahan yang diberikan
medapatkan 62,5% pada aspek ini dikategorikan kurang
dikarenakan siswa malu dalam bertanya jika tidak
memahami materi yang diberikan. Sehingga siswa di
dalam kelas kurang aktif dalam bertanya. 8) Aspek siswa
melakukan permainan dalam pembelajaran dengan media
Puzzle mendapatkan 75% pada aspek ini dikategorikan
cukur dikarenakan siswa semangat dalam melaksanakan
permainan ular tangga. Siswa antusias dalam pelaksaan
game ular tangga sehingga mereka memiliki rasa ingin
tau yang tinggi. Sehingga rasa ingin tau yang tinggi
tersebut terkadang masih membuat siswa gaduh sendiri.
9) Aspek berani tampil mempresentasikan hasil diskusi
mendapatkan 7,5% dikategorikan baik dikarenakan saat
pembelajaran berlangsung siswa sangat senang terutama
saat berlangsungnya game siswa memiliki antusias yang
sangat tinggi dalam melaksanakan permainan sehingga
siswa sangat gembira. 10) Aspek mengerjakan soal
evaluasi secara individu mendpatkan 7,5% pada aspek ini
dikategorikan kurang dikarenakan saat mengerjakan
evaluasi masih ada beberapa siswa yang masih
menyontek teman.
189
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas
siswa masih mencapai 70% dengan kategori cukup. Hasil
ini belum mencapai persentase yang diharapkan dalam
pembelajaran yang lebih besar dari 80%. Aktivitas siswa
yang belum tertinngi dan harus ditingkatkan adalah siswa
harus mencatat hal-hal penting pada saat guru
menjelaskan menjelaskan materi pembelajaran, pada saat
berdisuksi siswa harus lebih aktif dan berani dalam
memberikan bendapatnya di dalam kelompok, dalam
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas siswa tidak
perlu malu dan harus memberanikan diri, pada saat
kurang memahami penjelasan guru siswa harus aktif
dalam bertanya kepada guru sehingga guru dapat
menjelaskan kembali materi yang sekiranya kurang
dipahami siswa, dan yang perlu di tingkatkan lagi adalah
saat mengerjakan evaluasi siswa harus mengerjakan soal
secara individu tidak boleh melihat temannya.
Setelah melakukan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran puzzle, diakhir
pembelajaran siklus I dilakukan tes untuk mengetahui
hasil belajar siswa dengan enggunakan lembar penilaian.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3 data hasil belajar siswa siklus I
Keterangan
No
Nama Siswa
1
AIN
2
ABM
3
AN
√
4
ASAA
√
5
DFA
6
IT
√
7
NDJ
√
8
MAA
9
MAH
10
MDR
√
11
MRS
√
12
MRP
13
PFR
√
14
RNS
√
T
TT
√
√
√
√
√
√
√
15
SP
16
VN
√
17
VZM
√
Jumlah
keseluruhan siswa hanya mencapai 62,1 dan nilai ratarata tersebut belum dikatakan tuntas sehingga masih perlu
diperbaiki di siklus II.
Siklus II
Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan yang dilakukan
ialah Perencaan penelitian pada siklus I dengan
menggunakan media puzzle pada mata pelajaran IPS
sebagai berikut: 1)Menganalisis kurikulum untuk
menentukan kompetensi dasar dan idikator. 2) Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan media pembelajaran puzzle pada siklus 1
yang dilaksanakan, Selasa 15 Maret 2016 dan rabu 16
maret 2016 dengan alokasi waktu 8 x 35 menit. 3)
Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bahan diskusi
4) Membuat alat evaluasi yang sesuai dengan materi yang
telah diajarkan. Soal evaluasi ini digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan mengukur
kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah
diajarkan. Lembar penilaian ini diberikan setiap per
siklus nya dan dikerjakan secara individu
Langkah-langkah
pembelajaran
Pembelajaran
dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit selama 2
kali. Secara umum kegiatan pembelajaran terbagi dalam
kegiatan awal, kegiatan inti, diskusi dan evaluasi.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi :
Kegiatan Awal : a) Menyiapkan siswa di dalam kelas. b)
Memimpin siswa untuk berdoa. c) Melakukan presensi
(kehadiran siswa). d) Melakukan motivasi atau apersepsi.
Kegiatan Inti : Mengaitkan motivasi atau apersepsi yang
tadi dilakukan dengan materi pembelajaran. a) Guru
menjelaskan materi. b) Guru mengajak siswa untuk
bertanya jawab sekilas tentang materi. c)Guru
mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang
ada di buku siswa. Diskusi : a) Siswa diarahkan untuk
membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b)
Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. c)
Membimbing kelompok saat mengerjakan LKS. d) Tiaptipa
kelompok
mempresentasikan
hasil
kerja
kelompoknya.
Evaluasi:
a)
Siswa
dibimbing
menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh dalam
pembelajaran hari ini. b) Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang
belum dipahami. c) Memberikan Lembar Penilaian (LP)
kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara
individu oleh siswa d) Memberikan penghargaan
terhadap pekerjaan siswa yang baik e) Guru menutup
pembelajaran.
Langkah-langkah
pembelajaran
Pembelajaran
dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit selama 2
kali. Secara umum kegiatan pembelajaran terbagi dalam
kegiatan awal, kegiatan inti, diskusi dan evaluasi.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi :
9
8
Hasil belajar pada siklus 1 ini siswa yang tuntas
sebanyak 9 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak
8 siswa. Prsentase yang didapat yaitu 73%. Hasil ini
masih belum mencapai indicator keberhasilan yaitu
kurang lebih sama dengan 80%. Nilai rata-rata
190
Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kegiatan Awal : a) Menyiapkan siswa di dalam kelas. b)
Memimpin siswa untuk berdoa. c) Melakukan presensi
(kehadiran siswa). d) Melakukan motivasi atau apersepsi.
Kegiatan Inti : Mengaitkan motivasi atau apersepsi yang
tadi dilakukan dengan materi pembelajaran. a) Guru
menjelaskan materi. b) Guru mengajak siswa untuk
bertanya jawab sekilas tentang materi. c)Guru
mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang
ada di buku siswa. Diskusi : a) Siswa diarahkan untuk
membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b)
Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. c)
Membimbing kelompok saat mengerjakan LKS. d) Tiaptipa
kelompok
mempresentasikan
hasil
kerja
kelompoknya.
Evaluasi:
a)
Siswa
dibimbing
menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh dalam
pembelajaran hari ini. b) Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang
belum dipahami. c) Memberikan Lembar Penilaian (LP)
kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara
individu oleh siswa d) Memberikan penghargaan
terhadap pekerjaan siswa yang baik e) Guru menutup
pembelajaran.
Lembar penilaian terdiri dari lembar penilaian
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Lembar
penilaian untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
berisi soal-soal berupa objektif dan subjektif mengenai
sumber daya alam yang berpotensi Indonesia dan juga
sumber daya alam yang berpotensi di daerah khususnya
wilayah Jawa Timur, kegiatan aktivitas perekonomian
yaitu konsumi, produksi dan distribusi.
Indikator yang digunakan untuk menyatakan
bahwa penelitian ini berhasil ialah: 1. Nilai hasil belajar
siswa mencapai KKM yaitu ≥ 70 dan rata-rata hasil
belajar klasikal seluruh siswa mencapai 80%.
2.Persentase aktivitas siswa mencapai ≥ 80%. Apabila
rata-rata persentase aktivitas siswa belum mencapai 80%
maka akan dilakukan siklus berikutnya sampai
tercapainya suatu 191ndicator keberhasilan. 3. Persentase
aktivitas guru mencapai ≥ 80%. Apabila rata-rata
persentase aktivitas guru belum mencapai 80% maka
akan dilakukan siklus berikutnya sampai tercapainya
suatu indicator keberhasilan.
Aktivitas Guru, Siklus II: Pada tahap pelaksanaan
dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan yang telah disusun berdasarkan
sintaks. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran ini
terdiri atas kegiatan awal, kegaitan inti, diskusi dan
evaluasi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer
mengenai aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran
berlangsung,Aktivitas guru yang mendapatkan persentase
sebesar 100% dengan kategori baik sekali adalah aspek
guru menyiapkan siswa di dalam kelas, guru
membagikan LKS, guru mengakhiri diskusi, guru
memberikan Lembar Penilaian, guru memberikan
penghargaan dan pada aspek pengelolaan waktu. Pada
aspek-aspek tersebut guru sudah baik sekali dalam
melakukannya.
Aktivitas guru yang mendapatkan persentase
sebesar 90% dengan kriteria baik sekali yaitu pada aspek
guru memimpin siswa untuk berdoa, mengucapkan salam
dan presensi siswa, guru memberikan motivasi belajar,
menyampaikan tujuan pembelajaran, guru membuat
kontrak belajar dengan siswa, guru bertanya jawab
tentang materi aktivitas ekonomi dan sumber daya alam,
menjelaskan materi aktivitas ekonomi dan sumber daya
alam, guru mempraktekan cara membuat lingkaran,
pembentukan kelompok, guru membimbing siswa
menyimpulkan hasil, guru menjelaskan tentang cara
melestarikan sumber daya alam, guru meminta siswa
membentuk kelompok dengan jumlah 4, guru
membimbing siswa menyimpulkan hasil belajar yang
diperoleh dalam pemebelajaran, dan pada aspek
pengelolaan waktu. Pada aspek-aspek tersebut guru sudah
baik sekali dalam melakukannya.
Aktivitas guru mendapat persentase 80% dengan
kritera baik yaitu pada aspek guru memberikan contoh
kegiatan wkonomi, yaitu produksi, distribusi, konsumsi,
menjelaskan materi tentang kegiatan ekonomi dalam
pemanfaatan sumber daya alam. Pada aspek tersebut guru
sudah baik dalam melakukannya.
Aktivitas guru mendapat persentase 70% dengan
kritera cukup yaitu pada aspek guru membimbing
kelompok saat mengerjakan LKS. Pada aspek-aspek
tersebut terbilang cukup dalam melakukannya.
Aktivitas Siswa. Hasil pengamatan data aktivitas
siswa meliputi :
Tabel 5 Aktivitas Siswa Siklus II
No
1.
Aspek yang Diamati
Siswa menyiapkan buku
kelengkapan pembelajaran.
dan
2. Memberikan
tanggapan
dari
presensi dan apresepsi yang
disampaikan oleh guru
3. Duduk
berkelompok
sesuai
dengan yang ditentukan
4. Secara individu transfer materi
pada kelompok masing-masing
5. Siswa mengerjakan LKS (Lembar
Kerja Siswa)
6. Memperhatikan
guru
dalam
bimbingan/penyampaian materi
191
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
mampu mengerjakan soal evaluasi dengan baik tanpa
melihat pekerjaan temannya.
Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
pada siklus II pertemuan yang dilakukan oleh kedua
observer menunjukkan bahwa, aktivitas siswa
mendapatkan persentase 87,5% dan dikategorikan baik,
pada siklus ini sudah mencapai target yang di inginkan.
Aspek aktifitas siswa sudah banyak yang mendapatkan
kategori baik dan baik sekali, kecuali aspek siswa aktif
bertanya jika tidak memahami permasalahan yang ada
mendapatkan 75% berkategorikan cukup tetapi itu sudah
tidak ditindak lanjuti oleh guru langsung dalam pelaksaan
tersebut. Aktivitas siswa pada siklus II ini sudah
dikatakan berhasil karena sudah melebihi indikator
keberhasil yaitu lebih besar sama dengan 80%.
Peningkatan persentase keberhasil aktivitas siswa dari
siklus I ke siklus II mencapai 17,5%, yang awal nya
siklus I hanya 70% meningkat menjadi 87,5%.
Hasil Belajar: Setelah melakukan pembelajaran
dengan menggunakan media puzzle, diakhir pembelajaran
siklus II dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa dengan menggunakan lembar penilaian. Data yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
7. Siswa aktif bertanya jika tidak
memahami permasalahan yang
diberikan
8. Siswa melakukan permainan
dalam pembelajaran dengan media
Puzzle tangga
9. Berani tampil mempresentasikan
hasil diskusi
10. Mengerjakan soal evaluasi secara
individu
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
observer mengenai aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung sesuai dengan tabel diatas
menunjukkan bahwa : 1) Aspek Siswa menyiapkan buku
dan kelengkapan pembelajaran mendapatkan persentase
75% bisa dikategorikan, itu berarti siswa sangat siap
dalam menerima pembelajaran. 2) Aspek memberikan
tanggapan dari presensi dan apresepsi yang disampaikan
oleh guru mendapatkan persentase 100% dan
dikategorikan baik sekali. Dalam hal ini berarti siswa
sangat antusias apabila diberi apersepsi oleh guru. 3)
Aspek Siswa duduk berkelompok sesuai denganyang
ditentukan
mendapatkan
persentase
75%
dan
dikategorikan baik. Dalam hal ini siswa sudah mampu
duduk secara berkelompok. 4) Aspek secara individu
transfer materi mendapatkan persentase 87,5%. Dalam
hal ini siswa berani berargumen tentang yang siswa
ketahui pada materi. 5 ) Aspek Siswa mengerjakan LKS
(Lembar Kerja Siswa) mendapatkan persentase 87,5%
dan dikategorikan baik sekali. Dalam hal ini siswa sudah
mampu berdiskusi secara berkelompok, dan mampu
myemapikan pendapatnya saat mengerjakan LKS. 6)
Aspek
Siswa
memperhatikan
guru
dalam
bimbingan/penyampaian materi mendapatkan 87,5%
bisbisa dikategorikan baik, siswa telah dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik dan mencatat hal-hal penting
yang dijelaskan oleh guru. 7) Aspek Siswa aktif bertanya
jika tidak memahami permasalahan yang diberikan
mendapatkan 75% bisa dikategorikan cukup. Dalam hal
ini siswa bertanya kepada guru ketika tidak memahami
permasalahan saat pembelajaran. 8) Aspek Siswa
melakukan permainan dalam pembelajaran dengan media
Puzzle mendapatkan persentase 100% bisa dikategorikan
baik sekali. Dalam hal ini siswa sangat bersemangat dan
tidak ramai saat permainan berlangsung serta siswa
menaati peraturan permainan yang berlaku. 9) Aspek
berani
tampil
mempresentasika
hasil
diskusi
mendapatkan persentase 87,5% bisa dikategorikan baik.
Dalam hal ini siswa berani dan percaya diri dalam
menyampaikan hasil diskusi. 10) Aspek Mengerjakan
soal evaluasi secara individu mendapatkan persentase
87,5% bisa dikategorikan baik. Dalam hal ini siswa
Tabel 6 data hasil belajar siswa siklus II
Keterangan
No
Nama Siswa
T
TT
1
AIN
√
2
ABM
√
3
AN
√
4
ASAA
√
5
DFA
√
6
IT
√
7
NDJ
√
8
MAA
√
9
MAH
√
10
MDR
11
MRS
√
12
MRP
√
13
PFR
√
14
RNS
√
15
SP
16
VN
17
VZM
Jumlah
√
√
√
√
15
2
Hasil belajar pada tabel siklus II ini siswa yang tuntas
sebanyak 15 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak
2 siswa. Prsentase yang didapat yaitu 88,3%. Hasil ini
192
Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar
sudah melebih pencapaian indikator keberhasilan yaitu
kurang lebih sama dengan 80%. Nilai rata-rata
keseluruhan siswa sudah mencapai 79,8 dan nilai ratarata tersebut sudah bisa dikatakan tuntas. Hal tersebut
membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus.
Setelah
melaksanakan
penelitian,
peneliti
melaksanakan kegiatan rerfleksi bersama guru kelas dan
teman sebaya. Berdasarkan kegiatan refleksi tersebut
diketahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan berlangsung dengan baik. Terjadi perbaikan
pada pelaksaan beberapa fase-fase kegiatan dibanding
siklus sebelumnya.
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi tentang
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media
puzzle pada siklus II dengan observer. Untuk hambatan
dan kendala dari siklus II ini pada dasarnya sudah teratasi
karena sudah dilakukannya siklus I sebagai bahan
pertimbangan untuk mengatasi kendala tersebut, dan
proses pembelajaran IPS dengan menggunkan media
puzzle berjalan di siklus II ini lebih baik dari pada di
siklus sebelumnya. Siswa lebih antusias dan bersemangat
ketika materi diberikan maupun pada saat berdiskusi pada
kelompoknya masing-masing. Dengan berhasilnya
pencapaian target indikator keberhasilan di siklus II ini,
maka dari itu penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan
penelitian di siklus selanjutnya.
dikarenakan masih ada beberapa aktivitas guru yang
masih belum maksimal tercapai yaitu, 1) Guru dalam
mengaitkan
apresiasi
atau
motivasi
terhadap
pembelajaran masih kurang, 2) Guru masih belum
menguasai materi tentang kegiatan ekonomi dalam
pemanfaatan sumber daya alam, 3) Guru masih belum
bisa membimbing kelompok pada saat siswa
mengerjakan tugas kelompok.
Sedangkan pada siklus II aktivitas guru mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu persentase
aktivitas guru mencapai 90% dengan kategori baik sekali.
Hal ini menunjukkan bawa aktivitas guru pada siklus II
sudah menempuh target yang diinginkan. Aktivitas guru
sudah dikatakan berhasil karena sudah melebihi indikator
yang sudah ditetapkan yaitu lebih besar sama dengan
80%. Peningkatan persentase keberhasilan aktivitas guru
mencapai 21% dari persentase di siklus I sebesar 70%
menjadi 91%. Sehingga pada siklus ini sudah tidak
dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya.
100%
80%
88%
70%
60%
Siklus I
40%
Siklus II
20%
0%
Pembahasan
Secara
keseluruhan,
pelaksanaan
penelitian
penggunaan media puzzle untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada kelas IV SDN Kalianyar 1
berlangsung dengan baik. Siswa dapat mengikuti
kegiatan pada siklus I dan siklus II dengan baik.
Presentase Aktivitas Siswa
Diagram 2
Persentase keberhasilan aktivitas siswa dari siklus I
ke siklus II
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa aktifitas
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media
puzzle mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus
II. Pada proses pembelajaran siklus I, aktivitas siswa
masih mencapai 70% dengan kategori cukup. Hasil ini
belum mencapai persentase yang diharapkan dalam
pembelajaran yaitu lebih besar dari 80%. Aktivitas siswa
yang belum mencapai skor tertinggi dan harus
ditingkatkan adalah : a) siswa harus mencatat hal-hal
penting pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran
, b) pada saat berdiskusi siswa harus lebih aktif dan tidak
takut untuk menyatakan pendapat terhadap kelompok lain
dan c)
menyimpulkan materi pokok-pokok
pembelajaran.
Sedangkan data aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran pada siklus II, aktivitas siswa sudah
menumpuh target yang diinginkan yaitu sebesar 87,5%
Diagram 1
Persentase keberhasilan aktivitas guru dari siklus I ke
siklus II
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru
mencapai 70%. Hasil ini masih belum mencapai indikator
keberhasilan dalam pembelajaran yaitu 80%. Hal ini
193
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
dengan kategori baik sekali. Aspek aktivitas siswa juga
sudah banyak yang mendapatkan kategori baik dan baik
sekali, kecuali dalam aspek mendiskusikan lembar kerja
siswa dengan kelompok lain yang mendapatkan 75% yang
berkategori cukup tetapi itu sudah ditindak lanjuti oleh
guru langsung dalam pelaksanaan tersebut. Aktivitas
siswa pada siklus II ini sudah dikatakan berhasil karena
sudah melebihi indikator keberhasil yaitu lebih besar sama
dengan 80%. Peningkatan persentase keberhasil aktivitas
siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 17,5%, yang awal
nya siklus I hanya 70% meningkat menjadi 87,5%,
sehingga pada siklus II sudah tidak dilanjutkan lagi pada
siklus berikutnya karena sudah melebihi dari indikator
yang ditentukan.
100%
40%
88%
70%
88,30%
53%
60%
40%
Siklus I
20%
Siklus II
0%
Aktivitas Aktivitas Hasil
Guru
Siswa Belajar
Diagram 4
Persentase Keberhasilan Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa
dan Hasil Belajar dari Siklus I je Siklus II
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa
pada siklus I aktivitas guru mencapai 70% dan pada
siklus II mengalami peningkatan menjadi 90%. Aktivitas
siswa pada siklus I mencapai 70% dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 88,7%. Dan hasil belajar
siswa pada siklus I mencapai 53% dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 88,3%.
88,30%
53%
70%
80%
80%
60%
90%
100%
Siklus I
Siklus II
20%
0%
PENUTUP
Presentase Hasil Belajar
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan media puzzle pada kelas IV
SDN Kalianyar 1, dapat disimpulkan bahwa : 1) Aktivitas
guru di kelas V pada siklus I 70% dan pada siklus II 90%,
peningkatan dari aktivtas guru sebesar 20%. Hal ini
membuktikan bahwa penggunaan media puzzle dapat
membantu peningkatan aktivitas guru pada materi
kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya
alam kelas IV SDN Kalianyar 1, 2) Aktivitas siswa di
kelas IV juga mengalami peningkatan sebesar 17,5% dari
siklus I ke siklus II. Pada siklus I dengan persentase
hanya 70% meningkat di siklus II dengan persentase
87,5%. Aktivitas yang paling menonjol pada saat siswa
berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, siswa
saling memberikan masukan kepada tiap kelompoknya.
3) Hasil belajar siswa pada kelas IV juga mengalami
peningkatan. Hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I
53% dan pada siklus II 88,7%. Hasil tes menunjukkan
semakin meratanya siswa yang mencapai skor Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu
≥ 65. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas IV SDN Kalianyar 1 Kertosono.
Diagram 3
Persentase rata-rata hasil belajar dari siklus I ke
siklus II
Peningkatan persentase klasikal ketuntasan hasil
belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I persentase
klasikal ketuntasan hasil belajar mencapai 53% dengan
jumlah siswa yang nilainya tuntas sebanyak 9 dari 17
siswa. Pada siklus I ini persentase klasikal ketuntasan
siswa belum mencapai indikator yang ditetapkan.
Sedangkan pada siklus II persentase klasikal ketuntasan
hasil belajar sebesar 88,3% dengan jumlah siswa yang
nilainya tuntas sebanyak 15 dari 26 siswa. Hasil tersebut
berarti terjadi peningkatan sebesar 35,3% dari siklus I ke
siklus II. Pada siklus II ini persentase klasikal ketuntasan
siswa sudah mencapai indikator yang ditetapkan. Hal ini
membuktikan bahwa, penggunaan media puzzle dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN
Kalianyar 1 Kertosono.
194
Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Saran
Memperhatikan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan dengan menggunakan media puzzle dapat
diterapkan dengan lebih baik, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut : 1) Para guru sebaiknya
menggunakan media puzzle dalam kegiatan belajar
mengajar karena dapat meningkatkan aktivitas guru. 2)
Para guru sebaiknya menggunakan media puzzle dalam
kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan
aktivitas siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
dan juga kreatif, sehingga akan dapat meningkatkan
aktivitas siswa. 3) Para guru sebaiknya menggunakan
media puzzle dalam kegiatan belajar mengajar karena
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan
media puzzle dapat mengkatkan aktifitas siswa sehingga
hasil belajar siswa akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Azizy,A.Suciaty.2010. Ragam Latihan Khusus Asah
Ketajaman Otak Anak Plus Melejitkan Daya
Ingatnya. Jogjakarta: Diva Press
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengaja. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar & Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
yang
Supriadie, Didi dan Darmawan, Deni. 2012. Komunikasi
Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Sudjana, Nana dkk.2005.Media Pengajaran. Bandung.
Sinar baru Algensindo.
195
Download