ACCRUAL ACCOUNTING IN THE PUBLIC SECTOR: EXPERIENCES FROM THE CENTRAL GOVERNMENT IN SWEDEN Author : Gert Paulsson Oleh : 1. Sita Histri N 2. Ardi Tri Handono 3. Susan Novitasari 1 Outline • Teknik Akuntansi Akrual • Review Jurnal,meliputi : Metode Penelitian Pengumpulan Data Hasil Penelitian Kesimpulan Kritik Pengembangan Penelitian • Akuntansi Akrual di Swedia 2 3 Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik Terdapat lima teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik. Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik yang lain bahkan kelima teknik tersebut dapat digunakan secara bersama-sama 4 Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik Teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik yaitu : 1. Akuntansi Anggaran. 2. Akuntansi Komitmen. 3. Akuntansi Dana. 4. Akuntansi Kas. 5. Akuntansi Akrual. 5 Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik • Pada jurnal ini kami melakukan review atas jurnal mengenai salah satu teknik akuntansi keuangan pada sektor publik yaitu Akuntansi Akrual. • Kami melakukan review terhadap penerapan Akuntansi Akrual di Swedia karena Swedia merupakan salah satu pelopor Akuntansi Akrual di dunia, sejak tahun 1993 tingkat kementerian dan setahun kemudian pada level konsolidasian 6 AKUNTANSI AKRUAL Akuntansi akrual dapat menyajikan informasi seluruh posisi keuangan yang terdiri dari posisi aset, utang dan kekayaan bersih dari suatu entitas. Pemerintah membutuhkan informasi ini untuk: Membuat keputusan mengenai kelayakan pendanaan atas pelayanan yang seharusnya dia berikan; Menunjukkan akuntabilitas kepada publik atas pengelolaan aset dan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya; Membuat perencanaan dana yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dan penggantian aset; Membuat perencanaan dana untuk pembayaran utang-utangnya; Mengelola posisi kas dan pendanaan yang diperlukan. Sumber : Budi Mulyana, Penggunaan Akuntansi Akrual di Negara-Negara Lain : Tren di Negara-Negara Anggota OECD 7 REVIEW JURNAL 8 METODE PENELITIAN Metode penelitian pada jurnal ini adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk menghasilkan data penggunaan informasi akuntansi dalam proses penganggaran.Sedangkan metode kualitatif digunakan dalam wawancara dengan beberapa pihak untuk menghasilkan kesimpulan bahwa informasi akuntansi akrual relatif digunakan untuk sebagian besar pengambilan keputusan. 9 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan Data pada penelitian ini dengan cara : Kuesioner kepada Instansi Pemerintah Pusat dan Kantor Pemerintah. Instansi Pemerintah Pusat Kuesioner dikirim melalui email ke manajer keuangan dari 160 Instansi Pemerintah Pusat, dan dijawab oleh manajer di 124 lembaga. Dengan demikian, tingkat respon adalah 77,5%. Kuesioner meliputi 128 pertanyaan yang dirancang sebagai pernyataan pada skala 1 sampai 5. Skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan skala 5 menunjukkan sangat setuju. Selain itu, juga terdapat 20 pertanyaan terbuka. Wawancara Kantor Pemerintah Kuesioner dikirim melalui email ke sekitar 100 penasihat senior di kantorkantor pemerintah yang bertanggung jawab dalam hubungan antara Pemerintah Pusat dengan kantor pemerintah dan itu dijawab oleh 60 analis.Dengan demikian, tingkat respon adalah 60%. Kuesioner meliputi 72 pertanyaan yang dirancang sebagai pernyataan pada skala 1 sampai 5. skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan skala 5 menunjukkan sangat setuju. Selain itu, juga terdapat 10 pertanyaan terbuka. 10 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan Data pada penelitian ini dengan cara : Wawancara di Instansi Pemerintah Pusat dan Kantor Pemerintah. Instansi Pemerintah Pusat Wawancara dilakukan dengan penasihat senior dalam enam kantor pemerintahan. Wawancara difokuskan pada daerah yang sama dengan kuesioner. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperdalam pemahaman tentang penggunaan informasi akuntansi akrual dalam Lembaga Pemerintahan. Pilihan yang diwawancarai berdasarkan lembaga dengan berbagai jenis kegiatan, pembiayaan yang berbeda, ukuran yang berbeda, dan lain-lain.Permintaan wawancara dikirim ke instansi melalui surat. Kantor Pemerintah Wawancara di Kantor Pemerintah meliputi wawancara grup dengan senior advisors yang bertanggung jawab dalam hubungan dengan Pemerintah Pusat dan Kantor Pemerintah, koordinator anggaran dan pengelolaah keuangan di tiga Kementerian. Wawancara difokuskan pada daerah yang sama dengan kuesioner. Tujuan wawancara adalah untuk memperdalam pem ahaman kita tentang penggunaan informasi akuntansi akrual dalam Kantor Pemerintah.Pilihan yang diwawancarai di Kantor Pemerintah berdasarkan pada Kementerian yang bertanggung jawab untuk berbagai jenis kegiatan daerah, misalnya sektor jaminan sosial dan industri kebijakan, dan badan-badan dengan pembiayaan ukuran yang berbeda, dan lain-lain. Permintaan untuk wawancara dikirim melalui pos ke Kepala bagian penganggaran dan perencanaan di masing-masing dari tiga kementerian yang dipilih. 11 HASIL PENELITIAN Reformasi Manajemen Publik di Pemerintah Pusat Swedia • Manajemen keuangan Tujuan dari reformasi ini adalah kontrol keuangan pemerintah pusat, alokasi sumber daya sesuai dengan prioritas politik, serta efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya tersebut • Sistem manajemen kinerja Tujuan dari reformasi ini adalah agar pemerintah fokus dalam anggaran, penggunaan anggaran untuk pelayanan publik serta efek dari layanan publik tersebut Reformasi manajemen publik di Swedia sebagai pemicu dalam pengenalan akuntansi akrual, dan penggunaan informasi akuntansi secara aktual 12 HASIL PENELITIAN Akuntansi Akrual di Pemerintah Pusat di Swedia • Sistem Akuntansi Pemerintahan pusat di Swedia didasarkan pada basis akrual penuh (full accrual). Namun terdapat pengecualian dalam perlakuan aset bersejarah dan pajak • Laporan Keuangan Basis Akrual Semesteran dan Tahunan di Swedia − Laporan Laba Rugi (tahunan & semesteran), − Neraca (tahunan & semesteran) − Laporan dana (tahunan) merupakan laporan keuangan untuk tujuan umum, sedangkan − informasi biaya per objek (tahunan) merupakan informasi untuk akuntansi manajemen 13 HASIL PENELITIAN Penggunaan Informasi Akuntansi • Penelitian ini memfokuskan pada dua kelompok utama pengguna yaitu pejabat di pemerintahan dan manajer di instansi • Wawancara menunjukkan bahwa manajer keuangan dalam instansi pemerintah adalah orang kunci dalam menganalisis dan menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen • Dari hasil pengolahan data menyebutkan bahwa informasi akuntansi digunakan oleh manajer di Lembaga maupun di Kantor Pemerintahan. Kemudian penasihat non politik pemerintah juga membaca dan menganalisis informasi akuntansi 14 HASIL PENELITIAN Akuntansi Akrual dan Penganggaran Berbasis Kas • Dari hasil survei dan wawancara menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi akrual lebih rendah karena fakta bahwa penganggaran di Swedia masih berdasarkan basis kas yang dimodifikasi. • akuntansi akrual dan penganggaran berdasarkan kas dianggap solusi permanen, penganggaran akrual dipandang sebagai langkah kedua setelah pengenalan akuntansi akrual 15 HASIL PENELITIAN Manajemen vs Penganggaran Politik • Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi akuntansi akrual digunakan dalam manajemen, daripada di anggaran politik dan pembuatan kebijakan. • Fakta bahwa akuntansi akrual tidak digunakan dalam anggaran politik di Swedia dijelaskan oleh fakta bahwa pemerintah pusat masih menggunakan anggaran berbasis kas dalam penganggaran politik, pembuatan kebijakan umum, dan manajemen kementerian/lembaga 16 HASIL PENELITIAN Biaya dalam Sistem Akuntansi Akrual • Hasil wawancara menunjukkan bahwa pengembangan dan penerapan sistem akuntansi berbasis akrual memakan waktu beberapa tahun dan tergolong lancar karena tidak ada perdebatan besar di pemerintahan Swedia dan tidak ada penolakan dari kementerian. • Fakta bahwa lembaga mempertimbangkan sistem akuntansi akrual relatif mudah tidak dapat diambil sebagai bukti bahwa biaya yang digunakan rendah dalam menjalankan sistem akuntansi akrual 17 KESIMPULAN • Penelitian ini untuk mengkonfirmasi hasil dari studi empiris lainnya bahwa informasi akuntansi akrual kurang berguna dalam organisasi publik. • Hasil wawancara berpendapat bahwa informasi akuntansi akrual relatif digunakan untuk sebagian besar pengambilan keputusan, tetapi sulit dihubungkan penggunaannya dalam proses penganggaran. • Terdapat variasi dalam penggunaan informasi akuntansi. Misalnya, biaya per objek digunakan lebih banyak daripada laporan keuangan untuk tujuan umum. • Informasi akuntansi akrual yang digunakan tergantung pada, antara lain: konteks organisasi tertentu dan situasi keuangan yang dihadapi. • Ada indikasi kuat bahwa informasi akuntansi akrual kurang digunakan untuk proses penganggaran politik dan pembuatan kebijakan di organisasi sektor publik • Pengembangan dan penerapan sistem akuntansi berbasis akrual memakan waktu beberapa tahun dan tergolong lancar karena tidak ada perdebatan besar di pemerintahan Swedia dan tidak ada penolakan dari kementerian. 18 KRITIK a. Hasil penelitian jurnal ini membahas bahwa penggunaan informasi akuntansi kurang pada proses penganggaran politik dan pembuatan kebijakan di organisasi sektor publik. Seharusnya untuk mendukung hasil penelitian tersebut Penulis menjelaskan perbedaan antara anggaran berbasis kas dengan anggaran berbasis akrual, kemudian dihubungkan dengan penggunaan basis akuntansi kas dan basis akuntansi akrual, disertai dengan kelebihan dan kelemahannya. b. Tidak disebutkan secara tersurat metode penelitian yang digunakan oleh penulis, tidak adanya teknik pengolahan data dan analisa data. c. Jurnal ini tidak mencantumkan abstrak, yang memudahkan pembaca untuk mengetahui isi jurnal secara singkat. 19 PENGEMBANGAN PENELITIAN Pengembangan penelitian yang bisa dilakukan adalah dengan membandingkan langsung implementasi dari accrual basis pada sektor publik di negara-negara anggota OECD (Organization For Economic Co-operation and Development), sehingga bisa diketahui penerapannya di negara-negara tersebut. Selain itu, penelitian bisa juga diperluas dengan membandingkan penerapan basis akuntansi dan basis anggaran di negara-negara anggota OECD itu dengan menghubungkan penggunaan akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas dengan penerapan penganggaran berbasis akrual dan penganggaran berbasis kas, sehingga dapat digunakan sebagai acuan pada organisasi sektor publik di masa yang akan datang 20 AKUNTANSI AKRUAL DI SWEDIA 21 Standar Akuntansi Basis Akrual • • • • Standar akuntansi berbasis akrual yang diterapkan Pemerintah Pusat Swedia mempunyai beberapa karakteristik: Standar akuntansi berbasis akrual mencakup pemerintah (secara keseluruhan) dan kementerian/lembaga. Standar akuntansi berbasis akrual yang diterapkan dapat dikelompokkan sebagai relatively full accrual accounting. Pengecualian hanya terhadap perlakuan aset bersejarah (heritage asset) dan pajak. Penggunaan nilai historis. Setiap kementerian/lembaga menyiapkan Laporan Operasional, Neraca, Laporan Dana dan Catatan atas Laporan Keuangan. 22 Akuntansi Basis Akrual di Swedia Keinginan untuk menerapkan penganggaran berbasis akrual di Swedia telah ada sejak tahun 1960-an, tetapi rencana tersebut tidak terealisasi. Penerapan akuntansi berbasis akrual pada tahun 1990-an telah membangkitkan kembali pembicaraan mengenai penganggaran berbasis akrual. Departemen keuangan Swedia telah melakukan beberapa penelitian untuk penerapan penganggaran berbasis akrual. Berbagai reaksi muncul dari kementerian/lembaga tetapi pada umumnya mendukung penerapan penganggaran berbasis akrual karena penerapan dual system (sistem akuntansi berbasis akrual dan penganggaran berbasis kas) cukup memberatkan. Akan tetapi, setelah banyak hal yang dikerjakan, Departemen Keuangan Swedia memutuskan untuk membatalkan penerapan penganggaran berbasis akrual dengan alasan penerapan dual system tersebut telah sesuai dengan perkembangan internasional. 23 Akuntansi Basis Akrual di Swedia Berdasarkan penjelasan atas penerapan akuntansi berbasis akrual di Swedia tersebut, ditemukan bahwa informasi akrual lebih banyak digunakan untuk internal manajemen pada kementerian/lembaga daripada penganggaran dan pembuatan kebijakan. Kementerian/ lembaga lebih banyak menggunakan biaya berbasis akrual(accrual based cost) untuk obyek biaya seperti departemen dan output. Informasi berbasis akrual seperti itu lebih banyak digunakan dibandingkan dengan informasi pengganggaran berbasis kas. Pemerintah lebih banyak menggunakan informasi pengganggaran dibandingkan dengan informasi berbasis akrual. Karena itu,informasi pada Laporan Operasional dan biaya per obyek lebih banyak digunakan dibandingkan dengan Neraca dan Laporan Dana. Informasi akrual lebih banyak digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja keuangan bukan sebagai dasar alokasi sumber daya. 24 Akuntansi Basis Akrual di Swedia Di Swedia, komponen laporan keuangannya adalah: 1. Neraca (Statement of Financial Position); 2. Laporan Kinerja Keuangan (Statement of Financial Performance); 3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement); 4. Laporan Apropriasi (Appropriation Report); 5. Laporan Kinerja (Performance Report); 6. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements). 25 Akuntansi Basis Akrual di Swedia Menurut Grossi dan Pepe (2009), standar yang diterapkan terkait dengan pelaporan keuangan berbasis akrual untuk pemerintah pusat yakni berdasarkan Swedish GAAP. Standar ini dikembangkan oleh Ekonomic Stirnings Verket (ESV), yakni suatu lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam manajemen keuangan sekaligus sebagai pengembang standar pemerintah. Pemerintah Swedia, dengan para profesional dan akademisi juga menyusun peraturan kerangka kerja untuk pemerintah lokal (daerah). Setelah pengenalan The Municipal Accounting Act 1998, the Swedish Government dan the Association of Local Authorities membentuk badan penyusun standar bernama the Swedish Council for Municipal Accounting (SCMA). SCMA bertanggung jawab dalam pengembangan dan penafsiran standar akuntansi berlaku umum dalam pemerintah lokal. 26 Akuntansi Basis Akrual di Swedia Menurut Lundqvist (2001), meskipun melibatkan upaya yang signifikan,pelaksanaan implementasi akuntansi basis akrual tidak menimbulkan masalah karena tiga alasan. Pertama, tidak ada perubahan organisasi yang diperlukan. Artinya, struktur Pemerintah Swedia cocok dalam pelaksanaan implementasi basis akrual. Kedua, basis akrual awalnya hanya diimplementasikan untuk akuntansi lembaga (agency) dan untuk keseluruhan pelaporan pemerintah, tidak untuk tujuan penganggaran. Sehingga hal ini dapat mengurangi kesulitan dalam pelaksanaan implementasi. Ketiga, suatu studi empiris menunjukkan bahwa akuntansi akrual dianggap relatif mudah untuk ditangani oleh lembaga (agency). Dapat dikatakan demikian, karena lembaga (agency) memiliki software yang layak dan mendapatkan dukungan penuh dari Manajemen Otoritas Keuangan Nasional Swedia dalam hal-hal yang menyangkut sistem akuntansi basis akrual. 27 THANK YOU 34 Daftar Pertanyaan • RAB bagaimana? • Accrual Accounting apakah bagian dari NPM? • Akuntansi Akrual? Apakah ada penganggaran accrual? 35