Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Halaman 1 – 20 PERAN GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI Nurtaniawati Sekolah Pascasarjana UPI E-mail : [email protected] Abstrak Perkembangan kognitif merupakan bagian strategis dalam aspek perkembangan anak usia dini, aspek kognitif pada anak usia dini mencangkup belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis dan berpikir simbolis. Bertitik tolak dari teori kognitif yang dikembangkan oleh piaget dan vygotsky yang menyatakan bahwa anak membangun pengetahuan dengan pengalaman langsung dengan lingkungan sosial sebagai scaffolding dalam hal ini diartikan dengan bantuan dari orang dewasa kepada anak untuk mencapai kemampuan perkembangannya, khususnya perkembangan kognitif. Bantuan orang dewasa dalam lingkungan sekolah adalah guru selain guru hal lain yang membantu proses perkembangan anak adalah media, dimana media merupakan simbol pengantar bagi anak dalam memperolah pengetahuan mengingat anak usia dini berada pada masa preoperasional. Tulisan ini membahas tentang bagaimana peran guru dan media pembelajaran dalam menstimulasi perkembangan kognitif pada anak usia dini, pentingnya peran guru dan media dalam menstimulasi perkembangan kognitif pada anak usia dini. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah guru mengetahui perannya dalam menstimulasi perkambangan kognitif anak serta dapat memanfaatkan media yang ada untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak sehingga guru mempunyai wawasan dan pengetahuan berkenaan dengan perkembangan kognitif dan bagaimana menstimulasinya dengan tepat. Kata kunci: peran guru, media pembelajaran, stimulasi kognitif anak Abstract Cognitive development is a strategic part in aspects of early childhood development, cognitive aspects in early childhood covers learning and problem solving, logical thinking and thinking symbolically. Based on the cognitive theory developed by Piaget and Vygotsky which states that children construct knowledge with direct experience with the social environment as scaffolding in this case be interpreted with the help of adults to children to achieve their development capabilities, particularly cognitive development. Help adults in the school environment are teachers than teachers of other things that help the process of child development is the media, where the media is a symbol of instruction for children in remembering obtain knowledge of early childhood are at Preoperational period. This paper discusses how the role of teachers and instructional media in stimulating cognitive development in early childhood, the importance of the role of teachers and the media in stimulating cognitive development in early childhood. The purpose of this article is the teacher know its role in stimulating children's cognitive development and can utilize existing media to stimulate cognitive development of children so that teachers have insight and knowledge with regard to cognitive development and how to stimulate them appropriately. Keywords: the role of teachers, instructional media, cognitive stimulation of children 1 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Selanjutnya Pendahuluan Pendidikan merupakan anak salah penyelenggaraan usia satu PAUD yang kecerdasan emosi, daya dan satu cipta, kemampuan berfikir Tahun 2014 membangun cara berpikir mereka dari satu titik perkembangan ke perkembangan selanjutnya. Teori kognitif dikembangkan kepada anak sejak lahir sampai dengan oleh Jean Piaget. usia 6 (enam) yang dilakukan melalui perkembangan pemberian rangsangan pendidikan untuk tahapan; dan konkret dalam empat preoperasional, dan operasional usia dini berada pada rentang usia 2-7 pendidikan lebih lanjut”. Pendidikan anak tahun dimana pada usia ini dalam tahapan usia dini pada umumnya memberikan dapat kognitif formal. (Santrock,2007 hlm 245). Anak anak memiliki kesiapan dalam memasuki yang Piaget membagi sensorimotor, operasional perkembangan jasmani dan rohani agar pendidikan bermain menekankan bagaimana anak secara aktif yang suatu upaya pembinaan yang ditujukan pertumbuhan konteks Pendekatan perkembangan kognitif bahwa, “ Dini, dalam (Permendikbud, 2014). selanjutnya disingkat PAUD, merupakan membantu Kemampuan untuk berkembangnya kematangan proses tentang Kurikulum 2013 Pendididikan Usia kognitif. adalah kognitif mencakup perwujudan suasana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Anak PAUD peranan strategis. Program pengembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan di yang dasar dalam kurikulum PAUD memegang keunikan dan tahap-tahap perkembangan Anak Usia Dini menyatakan pengembangan kognitif sebagai salah satu kemampuan perilaku serta agama) sesuai dengan Indonesia Nomor 146 program dikembangkan kecerdasan Peraturan nilai bahasa sosial –emosional dan seni. Salah spiritual), sosio emosional (sikap dan Menurut program-program agama dan moral, fisik-mototik, kognitif, (koordinasi motorik halus dan kasar), pikir, memuat pengembangan yang mencangkup pertumbuhan dan perkembangan fisik (daya dalam pasal 5 dinyatakan struktur kurikulum bentuk pendidikan masih PERMENDIBUD RI No 146 Tahun 2014 dini mengacu pada peletakan dasar kearah kecerdasan Halaman 1 – 20 kognitif piaget berada pada tahapan menstimulasi preoperasional dimana anak membangun aspek-aspek perkembangan anak usia dini. pengetahuan dengan merasakan, melakukan dan terlibat langsung 2 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Halaman 1 – 20 “... children at this stage can their everyday activities, we can observe and describle variables observe concepts being contructed (properties of an object or aspect of and used. (hlm 2) a phenomenon)... “ (Kellough,1996 Dalam pendidikan anak usia dini hlm 12) khususnya di Taman Kanak-kanak sesuai Pada umumnya kognitif merupakan dengan Standar Tingkat Pencapaian hal yang berhubungan dengan semua Perkembangan Anak yang tertera dalam aspek struktur intelek yang dipergunakan Peraturan untuk mengetahui sesuatu. Proses dalam Kebudayaan Republik Indonesia No 137 kognisi adalah memperoleh pengetahuan tahun dan memanipulasi pengetahuan melalui kognitif; (a) belajar dan pemecahan aktivitas masalah, mengingat, memahami, menganalisis, menilai, menalar, 2014 kehidupan atau fleksibel diartikan sebagai kognisi umumnya kecerdasan Pendidikan lingkup dan perkembangan mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam membayangkan dan berbahasa. Kapasitas kemampuan Menteri atau sehari-hari dan menerapkan diterima dengan cara sosial serta pengetahuan atau intelegensi. Charlesworth&Lind (2010) pengalaman dalam konteks yang baru; (b) mengatakan bahwa proses pemahaman berfikir merupakan hal utama yang harus dimiliki perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, anak dan terjadi dalam kehidupan sehari- berencana, dan mengenal sebab-akibat; hari. dan (c) berfikir simbolik, mencakup logis, mencakup berbagai Early childhood is a period when kemampuan mengenal, menyebutkan, dan children in menggunakan konsep bilangan, mengenal acquiring fundamental concepts and huruf, serta mampu merepresentasikan learning fundamental process skills. berbagai benda dan imajinasinya dalam Concepts are the building blocks of bentuk gambar. actively engage khowladge;they allow people to organize and information. Concepts Berlainan dengan tujuan di atas, saat categorize can ini tuntutan pembelajaran kognitif bagi be anak terutama pada jenjang taman kanak- applied to the solution of new kanak justru lebih menekankan kepada problems that are met in everyday penguasaan konsep dan keterampilan experience. As we watch children in membaca dan berhitung dengan cara 3 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Halaman 1 – 20 memberikan kegiatan yang bersifat drill preoperasional dan berpikir dengan cara kongkrit dengan paper pencil test. Kegiatan kogkret, dimana meraba anak pengembangan aspek kognitif yang marak melakukan, merasa, dan dilakukan di lembaga pendidikan anak eksplorasi maka usia dini saat ini lebih dikenal dalam pembelajaran menjadi hal yang perlu kegiatan calistung (membaca, menulis dan dipertimbangkan berhitung) yang mendapatkan kritikan dari perkembangan kognitif anak. peranan dalam media menstimulasi para pemerhati pendidikan khususnya Berdasarkan uraian di atas jelas pendidikan anak usia dini. Salah satu bahwa baik guru maupun media memiliki kritikan terhadap kegiatan calistung ini peranan diungkapkan perkembangan oleh Direktur Jenderal dalam menstimulasi kognitif anak, sehingga Pendidikan Luar Sekolah, Ace Suryadi, guru mampu mengoptimalkan perannya yang menyatakan bahwa pelaksanaan sebagai pendidik dan media pembelajaran calistung di PAUD merupakan suatu yang kesalahan yang besar karena justru akan perkembangan kognitif anak, bagaimana membatasi peran guru sebagai lingkungan atau orang interaksi siswa dengan ada dalam menstimulasi lingkungan (dalam Harian Rakyat, 2007: dewasa yang 25). Lebih lanjut ia menambahkan bahwa dalam menstimulasi perkembangan kegiatan calistung boleh saja dilaksanakan kontitif anak peran dengan syarat keinginan belajar calistung pembelajaran yang ada disekolah dalam tersebut murni muncul dari anak. menstimulasi Selain pada standar pembelajaran serta perkembangan media kognitif anak, mengingat pada usia ini anak-anak kognitif untuk anak, hal yang menjadi berada pendukung kongkret terjadinya berinteraksi dangan anak pembelajaran pada tahap praoperasional kognitif lebih cenderung menitik beratkan pada membaca, menulis dan berhitung Teori Kognitif Vygotsky adalah peran guru sebagai orang dewasa terdekat keterbatasan dengan dalam anak memiliki Berk(2006) menstimulasi Jean Piaget menyatakan dan Piaget memiliki pandangan bahwa anak akan perkembangan kognitif anak. Selanjutnya membangun sebagai mana dijelaskan oleh piaget interaksi aktif dengan lingkungan, dan berkenaan dengan tahapan kognitif anak pengalaman belajar anak sejak pada usia dini berada pada tahapan sangatlah penting bagi perkembangan 4 pengetahuannya melalui dini Vol.3 | No.1 | April 2017 kecerdasan anak. Tunas Siliwangi memandang Tahap Praoperasional (2-7 tahun), pada bahwa proses berpikir anak memiliki tahap ini, anak mulai memiliki pemikiran tahapan setiap simbolik. Anak mampu menggunakan perkembangan simbol tertentu untuk menggambarkan bahwa suatu objek yang ia ketahui sesuai dengan yang kelompok Piaget Halaman 1 – 20 berbeda usia. pada Teori kognitif menekankan memiliki peran anak aktif dalam persepsinya sendiri. (3) Tahap perkembangannya dan secara aktif pula Operasional Konkrit (7-11 tahun), anak- membangun ketika anak yang berada pada tahap ini umumnya lingkungan. telah memahami operasi logis dengan usia dini bantuan benda-benda konkrit. Anak-anak seharusnya dibangun melalui bermain dan juga sudah mampu menggunakan symbol- kondisi alamiah yang ada di sekitar simbol tertentu seperti huruf dalam belajar anak(Clement&Samara 2005). membaca. pengetahuannya berinteraksi dengan Pengalaman bagi anak Piaget mengemukakan bahwa anak Berk 2006 mengatakan bahwa akan mendapatkan pengetahuan baru dari seperti halnya Piaget, Vygoysky juga lingkungan dengan proses asimilasi dan menekankan bahwa anak-anak secara aktif mengakomodasi pengetahuan tersebut ke menyusun pengetahuan mereka. Vygotsky dalam struktur kognitif yang disebut meyakini bahwa interaksi sosial memiliki sebagai skema. Skema akan membentuk peran yang penting dalam perkembangan suatu pola penalaran tertentu dalam kognitif pikiran anak dan akan dimunculkan berpendapat bahwa interaksi fisik dan melalui aksi atau perilaku anak (Ornstein sosial sangat penting bagi perkembangan et al, 2011). individu, dan orang dewasa memiliki Dalam Ornstein dinyatakan et al, berdasarkan seorang peran sebagai mediator, sehingga seorang hasil guru hendaknya memahami apa yang telah empat tahap perkembangan kognitif anak muridnya usia pembelajaran. antara lain: (1) Vygotski 2011 penelitiannya, Piaget mengemukakan ada dini, individu. Tahap dipahami atau sebelum diketahui melakukan oleh proses Sensorimotor (0-18 bulan), pada tahap ini Seperti halnya Piaget, Vygoysky bayi memperoleh pengetahuan melalui juga menekankan bahwa anak-anak secara aktivitas fisik gerakan aktif menyusun pengetahuan mereka. anggota tubuh yang Akan tetapi, menurut Vygotsky, fungsi- koordinasi alat indra. (2) fungsi mental memiliki koneksi-koneksi melibatkan yang dan berupa sensori 5 Vol.3 | No.1 | April 2017 sosial. Vygotsky anak-anak Tunas Siliwangi berpendapat mengembangkan Halaman 1 – 20 bahwa Bantuan dari orang dewasa kepada konsep- anak disebut sebagai scaffolding. konsep lebih sistematis, logis dan rasional Vygotski percaya bahwa semakin banyak sebagai akibat dari perakapan dengan anak melakukan kegiatan tanpa bantuan seorang penolong atau ahli (Tudge, J. & maka zona perkembangannya pun akan Winnehoff. 1993) semakin tinggi, dan scaffolding akan Lingkungan social anak seperti latar membantu anak mencapai kemampuan belakang budaya, latar belakang keluarga, baru pada perkembangannya (Wortham, sekolah dan lingkungan masyarakat di 2006). sekitar anak tentunya akan memberikan pengaruh pada perkembangan kognitif Perkembangan Aspek Kognitif Anak Usia Dini anak. Vygotski mengemukakan bahwa pada anak akan belajar pertama kali melalui Perkembangan kemampuan dasar berbagai kegiatan dengan anak lain, anak usia dini yang meliputi kemampuan sebelum ia melakukan kegiatan belajar bahasa, kognitif, fisik-motorik dan seni. secara individual, selain itu proses belajar Tujuan perkembangan kemampuan dasar akan yang di perlukan anak untuk melanjutkan memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak (Santrock,2011). Hubungan perkembangan antara belajar menurut pendidikan yang lebih lanjut. Salah satu dan aspek penting dari perkembangan anak Vygostsky usia dini yang harus mendapat perhatian tertuang dalam konsepnya yaitu Zone of adalah Proximal Perkembangan Development perkembangan kognisi kognisi. merupakan (Kirova&Bhargava,2002). Dalam konsep perkembangan yang terjadi pada aspek ini ia meyakini bahwa perkembangan mental intelektual.Pengembangan kognitif merupakan kelanjutan dari perilaku atau anak kemampuan yang telah dimiliki oleh anak. kemampuan berpikir anak untuk dapat Terdapat yang mengolah perolehan belajarnya, dapat mungkin dimunculkan oleh anak yaitu menemukan bermacam-macam alternatif tingkat pemecahan masalah, dua tingkat yang dapat perilaku dipecahkan atau bertujuan mengembangkan membantu dilakukan oleh anak seorang dan tingkat untuk yang memerlukan bantuan orang lain baik logika matematis dan pengetahuan akan dari ruang orang dewasa maupun teman sebayanya. mengembangkan anak dan waktu, serta kemampuan mempunyai kemampuan berpikir secara teliti. 6 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Pada umumnya kognitif merupakan Halaman 1 – 20 dengan Standar Tingkat Pencapaian hal yang berhubungan dengan semua Perkembangan Anak yang tertera dalam aspek struktur intelek yang dipergunakan Peraturan untuk mengetahui sesuatu. Proses dalam Kebudayaan Republik Indonesia No 137 kognisi adalah memperoleh pengetahuan tahun dan memanipulasi pengetahuan melalui kognitif; (a) belajar dan pemecahan aktivitas masalah, mengingat, memahami, menganalisis, menilai, menalar, Menteri 2014 atau fleksibel diartikan sebagai umumnya kecerdasan dan perkembangan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan kognisi lingkup mencakup membayangkan dan berbahasa. Kapasitas kemampuan Pendidikan atau sehari-hari dan menerapkan dengan cara sosial serta diterima pengetahuan atau intelegensi. Charlesworth&Lind (2010) pengalaman dalam konteks yang baru; (b) mengatakan bahwa proses pemahaman berfikir merupakan hal utama yang harus dimiliki perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, anak dan terjadi dalam kehidupan sehari- berencana, dan mengenal sebab-akibat; hari. dan (c) berfikir simbolik, mencakup logis, mencakup berbagai Early childhood is a period when kemampuan mengenal, menyebutkan, dan children in menggunakan konsep bilangan, mengenal acquiring fundamental concepts and huruf, serta mampu merepresentasikan learning fundamental process skills. berbagai benda dan imajinasinya dalam Concepts are the building blocks of bentuk gambar. actively engage khowladge;they allow people to organize and information. Concepts Pengembangan aspek kognitif pada categorize can anak meletakan dasar konsep pemahaman be pada anak, anak praoperasional telah applied to the solution of new memasuki problems that are met in everyday pemikiran simbolik. Secara mental anak experience. As we watch children in mampu their everyday activities, we can peristiwa, anak dikendalikan oleh apa observe concepts being contructed yang mereka lihat dan rasakan. Antara and used. (hlm 2) usia Dalam pendidikan anak usia dini mengembangkan skema mereka tentang khususnya di Taman Kanak-kanak sesuai konsep melalui pengalaman yang diulang 3 dengan 7 masa yang mempresentasikan sampai 5 berbagai mencakup objek tahun, bahan dan anak-anak untuk Vol.3 | No.1 | April 2017 mengeksplorasi Tunas Siliwangi kemungkinan Halaman 1 – 20 bahan. tentang dunia. Anak pada usia ini berada Kapasitas bawaan anak tidak cukup untuk pada tahapan kedua dari tahapan kognitif menyelesaikan kontradiksi antara apa Piaget yang diketahui dan informasi baru. Anak dimana pra sekolah membutuhkan peran dan mempresentasikan bimbingan dan menggunakan kata-kata, bayangan dan interaksi dengan anak-anak lainnya untuk gambar. Mereka membentuk konsep yang mengatur stabil dan mulai bernalar (Santrock, dari orang sistem dewasa pemahaman yang koheren (Wortham, 2006) Gordon dan yaitu tahapan praoperasional, anak-anak mulai dunia dengan 2011). Browne (2011) Anak praoperasional menyatakan bahwa berpikir dan belajar memasuki merupakan proses dari interaksi individu pemikiran simbolik. Secara mental anak dengan mampu lingkungannya, anak akan masa yang telah mempresentasikan mencakup objek dan membangun pengetahuannya sendiri, saat peristiwa, anak dikendalikan oleh apa anak melakukan eksperimen mencoba hal yang mereka lihat dan rasakan. Antara yang usia baru informasi anak dan akan menemukan 3 sampai 5 tahun, anak-anak mengembangkannya mengembangkan skema mereka tentang dengan pengetahuan yang telah dia miliki. konsep melalui pengalaman yang diulang “piaget belived chlildren learn best dengan when they are actually doing the mengeksplorasi (Wortham, 2006). berbagai bahan untuk work (or play) themselves, rather Anak membutuhkan waktu yang then being told, shown, or explained cukup untuk mengeksplorasi, menyelidiki, to which the dominant teaching dan methods of the merefleksi. Anak memerlukan day, piaget intervensi yang terampil dari guru yang concluded that teachers could dapat menggunakan berbagai strategi. prepare a stimulating environment Anak juga perlu bekerja dalam konteks and also interact with the children sosial di mana anak-anak dan guru belajar to enhance their thinking” (hlm bekerja sama sebagai mitra, 117) perlu diperkenalkan dan anak-anak memiliki pengalaman dengan bahasa dan simbol Pada tahun-tahun pra sekolah, anak- yang merupakan bagian dari studi ilmu anak memperluas pengetahuan mereka pengetahuan dan matematika yang relevan (Wortham, 2006) 8 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Piaget & Vygotsky percaya bahwa anak-anak mereka membangun sendiri dari mempertimbangkan keterbatasan kognitif pemahaman manipulasi Halaman 1 – 20 anak dan mengurangi penyajian yang sulit dan untuk dipersepsi, benda-benda penemuan mereka sendiri. Skema dan disediakan konsep setiap individu bervariasi dalam kehidupana anak sehari-hari seperti : konten dan kunci, tutup botol, kelereng dan batu, frekuensi tingkat dan tergantung pada konteks harus akrab yang dengan pengalaman. objek ini dapat memberikan pengalaman Kemampuan anak untuk memahamai yang bermakna pada anak. Waktu harus konsep-konsep yang berhubungan dengan memungkinkan matematika dan ilmu pengetahuan pada berkesperimen periode dikembangkan merasakan melalui diskriminasi, klasifikasi dari satu inderanya. praoperasional ke satu korensponden (Berk, 2006) Meskipun kemampuan anak tidak dengan untuk melakukan, menggunakan Anak-anak memiliki berkomunikasi akan-anak seluruh pada praoperasional tahap melibatkan dan atau mengoptimalkan seluruh indera dimana memproses beberapa perbandingan, anak hal ini merupakan proses membangun bisa fokus pada atribut dan perbandingan pengetahuan tentang konsep-konsep dan global. Diskriminasi karakteristik dapat terlibat dipergunakan untuk objek kelompok dan (Hedges, 2014) berbagai kegiatan yang menentukan apa yang menjadi milik atau bisa dilakukan dapat melalui eksplorasi bukan milik kelompok. Satu ke satu pengelompokan dan pemilihan benda, korespondensi merupakan prasyarat untuk membuat perbandingan, mengembangkan dapat pemahaman penomoran dan mengukur. menghitung, mengurangi. Belajar menambah, bagaimana cara dalam Anak pemecahan masalah membangun menghitung merupakan langkah besar pemahaman dalam pemahaman., pertama anak belajar pengamatan, berfikir, dan merefleksikan bahwa perlu menggunakan jumlah yang pengalaman dalam keterlibatan dengan sama kata menghitung. Anak memahami fenomena lingkungan (Ozdogan, 2011) bahwa urutan kata-kata menghitung selalu dalam mengikuti hubungan antara angka dan menggunakan pengalaman mereka untuk proses penghitungan (Copley, 2000) berhipotesis, Menyiapkan pengalaman yang kerangka proses didasarkan ilmiah pada anak-anak mengumpulkan data, membuat keputusan tentang hipotesis dan pembelajaran pada anak pra sekolah harus mengeneralisasi pengetahuan mereka. 9 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi mengembangkan Berdasarkan beberapa pengertian dan pendapat diatas maka merupakan dasar potensi dasar dan kemampuannya secara optimal. dapat Ahmad (2013) menyatakan guru disimpulkan bahwa pengembangan aspek kognitif Halaman 1 – 20 sebagai dari pendidik profesioanal, tugas pengetahuan anak, pemahaman konsep utama guru adalah mendidik, mengajar, dan membimbing, analisa, pengembangan aspek mengarahkan, melatih, pengetahuan yang berkaitan dengan aspek menilai, dan mengevaluasi peserta didik. kognitif Seorang guru dalam lingkup kemampuan tidak memiliki memecahkan masalah sederhana dalam kemampuan kehidupan logis, namun seharusnya seorang guru memiliki mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi kepribadian yang baik yang bisa menjadi (Pengelompokan), pola, berfikir simbolik, teladan bagi lingkunganya, untuk itu guru mencakup mengenal, merupakan jabatan yang memerlukan menyebutkan, dan menggunakan konsep keahlian khusus (Setiasih dkk, 2013) bilangan. sehingga sehari-hari, berfikir kemampuan tehnis hanya dalam diperlukan mengajar keahlian dan kompetensi di bidang pendidikan. Untuk Peran Guru dalam Menstimulasi Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini profesional menjadi guru maka guru yang perlu meningkatkan kompetensi dirinya sebagai Guru memegang peranan penting pendidik. Menurut copley, 2001 yang dalam proses pembelajaran, sebagaimana telah tertera dalam Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang selama guru , “adalah pendidik membimbing, 26 tahun, untuk menambah wawasannya sebagai seorang guru copley profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, memiliki pengalaman mengajar juga mengarahkan, mengikuti beberapa pelatihan, membaca buku, melanjutkan pendidikan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur melakukan penelitian. Sebagai seorang pendidikan formal, pendidikan dasar, dan guru copley belajar secara khusus tentang pendidikan pembelajaran menengah.” Guru sebagai kognitif khususnya pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan matematika, copley belajar seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai bagaimana macam hal yang baru dan sebagai fasilitator bagaimana melakukan penilaian terhadap anak pemahaman supaya dapat belajar dan mengajarkan anak, dan tentang matematika, bagaimana memahami perkembangan anak sesuai 10 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Halaman 1 – 20 dengan usianya. Selain menyiapkan diri mendengarkan dan memperhatikan anak sebagai seorang guru, copley juga banyak sebagai bentuk kita menghargai anak mengambil pelajaran selama berinteraksi sebagai seorang individu, berdasarkan dengan anak, copley belajar dari anak pengamatan copley terhadap anak yang dengan berinteraksi dengan karakter anak relatif pendiam yang beragam mulai dari anak yang guru perlu memperhatikan anak, karena pendiam, menyenangi satu titik tertentu disaat serta anak yang aktif bergerak. beberapa orang anak saja anak-anak yang guru dia menemukan bahwa hanya memperhatikan Fokus usia anak pada pembelajaran cenderung pendiam biasanya mengamati kognitif kali ini anak yang berada pada sampai ke hal-hal yang mendetail, terakhir rentang usia 3-8 tahun dan bagaimana dari proses berpikir pada rentang usia menemukan saat anak hanya tertarik pada tersebut. Copley membagikan pengalaman satu apa yang diminatinya maka dia mengajarnya belajar untuk melakukan pengamatan atau saat anak-anak belajar pengalamannya penelitian membangun membangun sebuah konsep yang caranya sendiri, adapun ide-ide yang didapat oleh copley mendalam copley memahami sebuah konsep. Anak-anak pengetahuannya yang juga dan sendiri. mengenai pembelajaran dia dapat dari Janice J Beaty (1996) Menjabarkan membaca buku, melihat tayangan video, beberapa hal yang dapat guru lakukan berbgai dengan guru yang lain yang lebih dalam berkompeten. Terkadang tidak ada satu kognitif anak diantaranya : ide, gagasan, metode yang cocok untuk 1. Membantu anak dalam bertanya semua anak, diperlukan strategi khusus dan menjawab pertanyaan dengan dan menggunakan daya imajinasi dan ide-ide kreatif dalam sebuah pembelajaran. perkembangan rasa ingintahu anak. Dari pengalamannya copley saat berinteraksi menstimulasi dengan dia anak dengan mendorong anak dalam menemukan bagaimana anak membangun mencari jawaban yang berada disekitar pengetahuannya, dari seorang anak yang anak, membangkitkan rasa ingin tahu anak dalam pengamatan keseharian aktif dalam dengan memberikan kesempatan kepada bergerak anak untuk membangun pengetahuannya copley anak-anak Membangun kembali rasa ingin tahu menemukan pembelajaran penting yaitu mempunyai sendiri. waktu untuk melakukan pengamatan, pemahaman guru bisa memulai dengan 11 Untuk membangun kembali Vol.3 | No.1 | April 2017 bertanya tentang Tunas Siliwangi semua hal Halaman 1 – 20 yang adalah warna merah, kuning, biru berhubungan dengan anak, seperti dirinya, kemudian bisa dilanjutkan dengan keluarga atau hal lain yang menarik bagi mengenalkan anak. Selain mengali dengan bertanya dan yaitu hijau, hitam. Guru juga bisa memberi pertanyaan kepada anak, guru menyediakan buku-buku tentang juga bisa merancang lingkungan belajar warna dan melakukan permaianan baik media atau setting kelas dengan pencampuran warna. menarik yang menimbulkan rasa ingin warna c. Mengembangkan Konsep Ukuran tahu anak. Anak-anak 2. Membantu anak mengembangkan membangun pengetahuannya dalam konsep orang-orang ukuran, pola dan angka. berbagai a. Mengembangkan Konsep Bentuk bermain membangun konsep bermain, dalam dengan berinteraksi dengan objek dan yang terdiri dari konsep bentuk, warna, Anak-anak sekunder disekitarnya. ukuran yang dan seperti dengan besar-kecil, tebal-tipis, kasar-halus, banyak-sedikit. Guru mengenalkan harus memberikan dan berbagai ukuran disekitarnya, guru dapat mengajak anak bermain dengan anak kesempatan kepada empat) pada umumnya dikenalkan kepada anak konsep dasar (lingkaran, segitiga segi Ada untuk mengenal d. Mengembangkan Konsep Pola bentuk seperti duduk dikarpet Menentukan lingkaran, membuat topi segitiga menstrukturkan dan membuat mobil dari dus mengorganisasikan segiempat atau bermain tekateki. (termasuk b. Mengembangkan Konsep Warna merupakan pola dan serta informasi mengelompokkan) proses matematika Anak-anak pada umumnya bisa yang penting. Menyusun pola menyebutkan seperti dan warna tanpa abab, abcabc, memahami warna yang disebut. aabbaabb dapat dipelajari oleh Guru dapat membantu anak dalam anak usia dini, dan banyak anak di konsep bentuk TK dapat melakukan lebih banyak permainan yang berkaitan dengan pola yang lebih kompleks. Belajar warna, warna warna dikenalkan pada dengan utama yang melihat unit dalam arah tertentu anak diawal (dari kiri ke kanan atau dari dari 12 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Halaman 1 – 20 bawah ke atas/dari atas ke bawah) membilang (ab dalam merepresentasikan jumlah benda abab, abc dalam abcabc) dan mengulangnya kemudian secara yang yang dibilang. konstan 3. Membantu anak dalam belajar merupakan inti dari mengulang dunia sekitar dengan memberikan pola. Belajar untuk meluaskan pengalaman pola yang diberikan pada bentuk dengan hand on exsperience langsung, lain (misalnya dari warna ke Ketika bentuk atau ke gerakan tubuh), pengetahuannya merupakan proses latihan untuk bereksplorasi, mengabstraksikan percobaan dan menggeneralisasikan pola. dengan bisa kegiatan dengan sederhana dan lingkungan sekitar maka peran guru adalah : Berkenaan dengan pengembangan angka, membangun melakukan mengamati e. Mengembangkan Konsep Angka konsep anak-anak belajar a. Membantu membangkitkan dan dilakukan memelihara rasa ingin tahu anak membilang, dengan meningkatkan rasa ingin mengurutkan bilangan, tahu anak. menghitung jumlah benda. b. Membantu anak memgembangkan Membilang sekelompok benda kemampuan berpikir anak dengan adalah tugas yang kompleks, berpikir tentang melibatkan pemikiran, persepsi, menanyakan dan gerakan. Objek yang akan menemukan solusi dan mencari dibilang harus diidentifikasi dan cara dalam memperoleh suatu dibedakan dari objek yang tidak pengetahuan. akan dibilang, juga dari objek yang c. Membantu sesuatu sesuatu, anak dan dalam telah dibilang sebelumnya. Objek menggunakan konsep dasar dari dibilang memasangkan bentuk, waena, ukuran, pola dan setiap objek dengan representasi angka dalam mengeksplorasi yang verbal (biasanya nama bilangan). berhubungan dengan perasaan dan Lalu perlu dilakukan tindakan dunia mereka. dengan memasangkan setiap objek dengan d. Membantu anak-anak untuk kata yang diucapkan. Akhirnya, belajar perduli dengan lingkungan seseorang perlu memahami hasil sekitar. 13 Vol.3 | No.1 | April 2017 Dari Tunas Siliwangi penjelasan kita sebagai pembawa pesan dari komunikator menyadari bahwa peran guru sangatlah menuju komunikan.Berdasarkan beberapa penting untuk mendampingi anak-anak pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuk ke dalam dunianya yaitu media adalah segala sesuatu benda atau bermain, memahami komponen yang dapat digunakan untuk bagaimana menstimulasi perkembangan menyalurkan pesan dari pengirim ke kognitif penerima sehingga dapat merangsang dengan pada kemampuan diatas Halaman 1 – 20 guru anak kognitif diharapkan anak dapat di pikiran, perasaan, perhatian dan minat kembangkan pada anak yang tdak terbatas siswa dalam proses belajar. hanya mengembangkan aspek membaca, Media pembelajaran adalah sarana menulis dan berhitung. penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan Peran Media Pembelajaran dalam Menstimulasi Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan Kata media berasal dari bahasa latin berbagai medius yang secara harfiah berarti tengah, media adalah perantara pengirim atau penerimapesan dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), garis besar adalah manusia, materi dan media pembelajaran adalah perantara yang kejadian yang membangun kondisi yang pengetahuan, ketrampilan membawa pesan atau informasi bertujuan memperoleh atau dan proses belajar. Menurut Heinich yang (2011), media apabila dipahami secara mampu perhatian sehingga dapat mendorong terjadinya dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad siswa perasaan, kemampuan atau ketrampilan pebelajar (Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach membuat Media dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, kepada sesuai. belajar mengajar. Segala sesuatu yang pengantar pesan dari yang pembelajaran adalah alat bantu proses perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media instruksional atau mengandung maksud- sikap. maksud pengajaran antara sumber dan Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan penerima. lingkungan sekolah merupakan media. Selain bergantung kepada guru yang Sedangkan menurut Criticos yang dikutip berperan oleh Daryanto (2011:4) media merupakan dalam pembelajaran, proses pembelajaran salah satu komponen komunikasi, yaitu kognitif agar menjadi menyenangkan bisa bergantung kepada 14 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Halaman 1 – 20 media dan alat yang digunakan, sebuah informasi adalah guru dan penerimanya penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah anak. oleh Triani dkk (2014) menyatakan bahwa Guru dapat menggunakan media kemampuan kognitif anak meningkat sebagai perantara dalam menyampaikan pesan sebesar 22,01% setelah penerapan media kepada anak. Media dapat menolong guru kotak angka. Penelitian lain memberikan sebagian informasi kepada anak. yang Hasil yang positif dalam belajar akan didapat menyatakan bahwa media merupakan hal lain yang kemampuan dapat apabila media direncanakan dengan baik meningkatkan kognitif anak dalam penggunaan dikelas. Suatu kegiatan adalah yang digemari oleh anak TK adalah kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan bermain. oleh Jawati (2013), berdasarkan hasil dilakukan tanpa menggunakan alat permainan, penelitiannya permainan ludo geometri tetapi hampir semua kegiatan bermain justru dapat meningkatkan kemampuan kognitif menggunakan alat permainan. Alat permainan anak usia 5-6 tahun dalam mengenal yang digunakan ada yang dibuat khusus untuk bentuk geometri, mengenal bilangan, dan kegiatan bermain, seperti boneka, mobil- pengembangan dasarnya digunakan yang kognitif merupakan anak media TK pada yang tidak Terdapat juga beberapa media optimal. Kondisi fungsi ini ini bermain, bermain terungkap dalam berbagai bentuk. secara disebabkan cakupan yang membawa dikutip isi lainnya melalui penting untuk sangat oleh Ratna Dumilah. seorang pendidik anak usia dini (prasekolah) adalah serangkaian kedalam pembelajaran salah satu yang terbaik yang dapat dilakukan memfasilitasi serta berpartisipasi dalam permainan. Bermain bagi anak adalah kemampuan awal, sikap dan karakteristik perseorangan beraktifitas. usia dini. Menurut J. Ronald Lally yang dahulu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, anak sedang mengembangkan aspek kognitif pada anak pembelajaran yang telah diterapkan terlebih dan anak strategi permainan rumit, karena berhadapan dengan dua variabel yaitu Bila Sehingga oleh sebagai perancang pembelajaran adalah sangat kontrolnya, yang disekitar anak. Dunia anak adalah dunia kenyataan bahwa tugas yang diemban guru diluar dapat bisa disiapkan sendiri dari bahan-bahan dibanyak pengalaman lapangan, seorang guru memanfaatkan ini toko mainan. dalam berbahaya dan menyenangkan. Akan tetapi jarang kegiatan mobilan dan lain-lain yang di jual di toko- mengelompokan warna. Media Walaupun explorasi experiment, imitasi (peniruan) dan situasi penyesuaian (adaptasi). pembelajaran. Dalam konteks sekolah sumber 15 Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Guru menggunakan media permainan Halaman 1 – 20 dengan alam sekitarnya. Penggunaan dalam peningkatan perkembangan kognitif media yan menyentuh aspek kognitif juga untuk harus mampu mengimbangi aspek afeksi. menarik mempermudah perhatian siswa siswa dalam dan kegiatan Kesimbangan disekolah. Sehingga pembelajaran akan lebih antara perkembangan afektif dan kognitif sangat penting bagi menarik dan anak akan lebih memperoleh perkembangan jiwa anak. kesempatan mengembangkan semua potensi yang ada, anak akan menemukan dirinya sendiri, yaitu kemampuan kekuatan, dan Kesimpulan dan Saran kelemahan, minatnya bahkan Perkembangan kognitif merupakan kebutuhannya sendiri. Sehingga memberi perubahan peluang berkembang intelektual. Seperti juga kemampuan fisik. seutuhnya baik fisik, intelektual dan bahasa Dalam perkembangan kognitif, berfikir bagi anak untuk maupun perilaku (psikososial dan emosional). kemampuan berfikir atau kritis merupakan hal yang penting. Ketika Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek anak panca inderanya sehingga terlatih dengan tertarik pada obyek tertentu, ketrampilan berfikir mereka akan lebih baik, dan secara alamiah memotivasi anak kompleks. Dilain pihak ketika anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam mengalami kebigungan terhadap subyek lagi. tertentu, ketrampilan berfikir menjadi Media intruksional saat ini tidak hanya berfungsi mengajar sebagai melainkan bantu lebih itensif. Perkembangan kognitif pada mampu anak-anak terjadi melalui urutan yang alat juga berfungsi sebagai pembawa informasi atau berbeda. pesan intruksional yang diperlukan anak. menerangkan Fungsi guru saat ini mengarah kepada menyimpan informasi dan beradaptasi proses memberikan bimbingnan kepada dengan lingkungannya. Guru anak sebagai individu yang belajar. Dalam Tahapan cara memiliki ini membantu anak peranan berfikir, yang media penting dalam proses stimulasi kognitif digunakan dalam proses belajar mengajar anak mulai dari perencanaan pelaksanaan di TK adalah untuk belajar sambil dan penilaian agar mencapau tujuan bermain. pembelajaran. Dalam proses perancanaan pengembangan kognitif anak bisa guru melakukan perseiapan pembelajaran menghadirkan suasana yang kondusif dimulai dari pemetaan indikator yang untuk akan tercapai, persiapan alat dan bahan, Pendekatan rekreatif menggerakan edukatif akeakraban anak 16 Vol.3 | No.1 | April 2017 pendampingan Tunas Siliwangi saat pelaksanaan Halaman 1 – 20 dalam pembelajaran agar seluruh ranah pembelajaran dan melakukan penilaian kognitif anak dalam melaksanakan pembelajaran. optimal. Media pembelajaran dapat terstimulasi Penyediakan dengan sarana dan memiliki prasarana penunjang pembelajaran pada peranan dalam stimulasi kognitif pada ranah stimulasi kognitif perlu difasilitasi, anak dimana media berperan sebagai misalkan pengantar, simbol,karena pada masa usia permainan atau 4-5 tahun anak-anak berada pada masa digunakan dalam praoperasional kongkret sehingga dengan sesuai dengan standar. adanya media membantu kemampuan dalam baik kognitif yang digunakan penyediakan media dalam yang kompetensi menstimulasi pada mempelajari yang guru pengembangan anak, berbagai alat dapat pembelajaran Peningkatan kognitif pada anak berkembang dengan Media dengan dengan sumber cara belajar pengembangan kognitif anak TK pada ataupun mengikuti Pelatihan. Melakukan dasarnya merupakan media yang tidak perencanaan berbahaya dengan stimulasi kognitif anak dengan dan menyenangkan. Akan pembelajaran tetapi dibanyak pengalaman lapangan, matang, seorang guru jarang memanfaatkan fungsi media pembelajaran dan sumber belajar ini secara optimal. Kondisi ini disebabkan yang oleh yang pembelajaran yang mengaktifkan siswa, perancang memperbanyak kegiatan yang melibatkan kenyataan diemban guru bahwa tugas sebagai pembelajaran adalah sangat rumit, karena lengkap bervariasi. dengan berkenaan penggunaan Menerapkan model anak. berhadapan dengan dua variabel diluar kontrolnya, yaitu pembelajaran yang cakupan telah isi Daftar Pustaka diterapkan Ahmad, terlebih dahulu berdasarkan tujuan yang pembelajaran yang dan guru profesional. H.Tatat, A.Mubiar&S.Mubarok lainnya (Penyunting), kedalam situasi pembelajaran. Pengakajian Menjadi Dalam serangkaian kemampuan awal, sikap dan perseorangan (2013). berprestasi ingin dicapai, dan anak yang membawa karakteristik S. Prosiding Konfrensi Pendidikan Anak Usia pengembangan Dini dan Pendidikan Dasar SPS mengembangkan UPI ranah kognitif yang dapat dilakukan 17 Menyongsong Generasi Vol.3 | No.1 | April 2017 emas Tunas Siliwangi 2045 (hlm. 18-26). mathematics Education Research. Bandung: UPI Press. Al-Syaibany. Beaty, New York (2004). Metode Clements, D & Sarama, J. (2005). Math Pembelajaran. Bandung: Remaja play: Rosdakarya approach math. Scholastic Early Janice.J. (1996). Preschool Skill Teachers, E. Young Children. edition. Boston: Pearson Education, Inc. Hedges, H. (2014). Young chindren`s working theoties`: building and Browne, Kathryn W & Gordon, Ann M connecting (2011). Beginnings and Beyond Journal Foundation in Early Childhood Education. Eighth Early Childhood Juita, R. (2014). Peningkatan kemampuan berhitung Brown, et.al (2013). Aspects of home environments anak melalui permainan menakar air di TK support Aisyiah Koto Kaciak Maninjau . hypotheses about the structure of Jurnal Pesona Paud, 1(1) printed words. Journal of Early Childhood Research, 11(3), hlm. Kellough, Richard.D. (1996). Integrating 262-273 Mathematics and Science for Kindergarden Charlesworth, Rosalind & Lind, K Karen Primary Hall.Inc. Edition, Amerika Serikat Kirova, A. & Bhargava, A. (2002). Clement, H Douglas dan Sarama Julie Early and Children. New Jersey: Rentice- (2010). Math and Science. Six (2009). of inderstandings. Research, 12/(1), hlm. 35-49 Edition, Amerika Serikat literacy National Associacion for the Education of Child Seventh children Copley. (2000). The young Child and Matematics. (2006). development. young 10. Fifth imprint of Prentice Hall Laura. How Childhood Today, 52 (1), hlm. 2- for edition. New Jersey: Merrill, an Berk, Halaman 1 – 20 Learning to chidhood children`s 18 guide preschool mathematic Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi understanding. Early Childhood Santrock, Jhon. W. (2011). Life-Span Research and Practice, 4(1) Development, Jilid 1. Jakarta: PT Gelora Aksara D. E. (2011). Foundation of Pratama. Belmont, U.S.A: Wadsworth, Cengage Learning. Schweighruber, play in Cross.W. (2009). Mathematics Learning in Early Özdogan, E. (2011). Play, mathematic and mathematical Perkembangan Masa Hidup. Edisi Ketigabelas, Ornstein, A.C., Levine, D. U., & Vocke, Education. Halaman 1 – 20 Childhood. Washington,DC: The early Natioanal Academies Press childhood education. Elsevier: Procedia Social and Behavioral Setiasih, O., Mariyana, R., Eliyawati,C. Sciences, 15 (4). hlm. 3118– (2013). Kompetensi guru dalan 3120. pelajaran berbasis pendidikan karakter berbasis pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan karakter untuk anak usia dini. Kebudayaan RI No 137 Tahun Dalam 2014 Tentang Standar Nasional A.Mubiar&S.Mubarok Pendidikan Anak Usia Dini Peraturan Menteri Pendidikan H.Tatat, (Penyunting), Prosiding dan Konfrensi Pendidikan Anak Usia Kebudayaan RI No 146 Tahun Dini dan Pendidikan Dasar SPS 2014 Tentang Kurikulum 2013 UPI Menyongsong Pendidikan Anak Usia Dini emas 2045 Generasi (hlm. 40-48). Bandung: UPI Press. Salama & Clement. (2004). Engaging Young Children in Mathematics, Shanahan, T. & Lonigan, Christopar.J. standards for Early Childhood (2010). The nastional literacy Mathematics Education. United panel: a summary of process and Stated of Amerika: Lawrence the Erlbaurn Association.Inc Researchers, 39(4), hlm:279-285 report. Educational Santrock, Jhon. W. (2007). Perkembangan Tudge, J. & Winnehoff. (1993). Vygotsky, Anak. Edisi Kesebelas, Jilid 2. pIaget, and Bandura; Perspective Jakarta: Erlangga. on the Relations between the Social 19 World and Cognitive Vol.3 | No.1 | April 2017 Tunas Siliwangi Development. Human Development, 1(1), hlm. 61-81. Triani, K., Suarjana, M., Tirtayani, Luh.D. (2014). Penerapan pemberian media tugas kotak metode berbantuan angka meningkatkan untuk kemampuan kognitif anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 2 No 1, Universitas Pendidikan Ganesha Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab 2 Pasal 2 Usman, Moh.U. (2004). Menjadi Guru Profesional. Edisi Kelima. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wortham, Sue.C. (2006). Early Chidlhood Curriculum: Bases for Developmental Learning and Teaching. New Jersey: Pearson Educaton, Inc. Zaman, B. & Eliyawati, C. (2010). Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. 20 Halaman 1 – 20