Mikroba Penghasil Fitohormon Pendahuluan

advertisement
Mikroba Penghasil Fitohormon
I Nyoman.P. Aryantha, Dian P. Lestari & Nurmi P. Dwi
Dept. Biologi FMIPA ITB
Jalan Ganesha 10 40132
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian awal mengenai potensi beberapa isolate mikroba tanah, rhizosfir dan nodul
dalam menghasilkan hormon tumbuh untuk tanaman atau disebut fitohormon. Dari total 28 isolat yang
diperiksa 14 isolat positif menghasilkan fitohormon kelompok sitokinin dan 10 isolat positif
menghasilkan fitohormon kelompok auksin dengan metode pemeriksaan kualitatif KLT dan KCKT.
Pendahuluan
Berbagai hasil penelitian melaporkan bahwa beberapa kelompok mikroba mampu menghasilkan
senyawa yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh, bakteri Rhizobium yang
terseleksi mampu menstimulasi pertumbuhan, baik pada tanaman Leguminoceae (tanaman kacangkacangan) maupun yang bukan Legumonoceae pada skala lapangan. Bakteri tersebut terbukti mampu
memproduksi fitohormon yaitu sitokinin dan auksin (Hoflich,1995).
Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa Streptomyces griseoviridis juga mampu memprodukasi
auksin yaitu IAA (indol-3-acetic acid) secara in vitro. Metabolit ini dapat berperan sebagai stimulator
pertumbuhan tanaman, tetapi pada skala lapangan produksi IAA ini perlu dikaji lebih lanjut (Tuomi et
al., 1940).
Penelitian lain menyebutkan bahwa bakteri epifitik (hidup pada permukaan tanaman tertentu) dapat
memproduksi fitohormon, IAA, dalam jumlah besar. Beberapa strain bakteri dari genus Azospirillum
memiliki kemampuan “phytostimulatory”. Hal ini disebabkan karena bakteri tersebut mampu
memproduksi fitohormon, yaitu IAA.
Salah satu penelitian melaporkan bahwa Pseudomonas fluorescens mampu merangsang pertumbuhan
akar jagung pada kondisi hidroponik dengan menghasilkan IAA. Spesies dari genus Pseudomonas
lainnya yaitu Pseudomonas putida juga dilaporkan mampu mempercepat pertumbuhan tanaman.
Khusus tentang penelitian yang berkaitan dengan usulan percepatan paten ini belum ada yang
dipublikasikan. Namun demikian beberapa upaya pengkajian secara laboratorium telah menunjukkan
hasil yang menjanjikan. Seleksi terhadap puluhan isolat mikroba lokal telah dilakukan di laboratorium
untuk mengkaji potensinya dalam menghasilkan fitohormon.
Pertanian modern sangat bergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia diantaranya pupuk
sintetis, fungisida dan pestisida. Bahan-bahan kimia tersebut baik disadari maupun tidak telah
1
mengakibatkan tekanan pada lingkungan. Kesadaran akan dampak negatif dari penggunaan
bahan-bahan kimia tersebut, ditunjang dengan adanya perkembangan di bidang bioteknologi,
telah mendorong berkembangnya produk-produk alternatif yang ramah lingkungan, termasuk
di dalamnya produk mikroba penghasil senyawa yang dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman (fitohormon).
Di masa mendatang, industri-industri pertanian semakin dituntut untuk menggunakan sistem
organik (hayati) dalam setiap aktivitasnya, sehingga produk mikroba penghasil hormon
pertumbuhan tanaman yang ramah lingkungan memiliki peluang pasar yang menjanjikan.
Tujuan
Pengkajian potensi isolat-isolat bakteri lokal dalam menghasilkan fitohormon auksin dan
sitokinin
Metoda
Dalam pengkajian potensi produksi fitohormon isolat-isolat hasil isolasi sebelumnya
dilakukan dengan menggunakan metoda kromatografi lapis tipis (KLT) dan metoda
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Kedua metoda ini dilakukan dengan
membandingkan fitohormon hasil produksi isolat dengan senyawa fitohormon baku yang
diperoleh secara komersial.
Untuk memperoleh formula substrat yang dapat dipakai untuk memproduksi fitohormon skala
besar, dilakukan dengan menumbuhkan isolat-isolat terpilih dalam medium yang mengandung
bahan-bahan dasar berupa molase, urea, mineral dan ekstrak toge. Hasil penumbuhan isolat
terpilih dalam formula substrat tersebut kembali diuji kadar hormonnya dengan kedua metoda
di atas.
Terakhir dari penelitian ini, dilakukan pengujian dosis hormon hasil produksi terhadap
pertumbuhan kecambah kacang hijau dalam botol.
2
Hasil
Gambar 1. Beberapa isolat bakteri yang mampu menghasilkan fitohormon
(bercak berwarna biru) dengan metoda KLT
Hasil pengkajian potensi isolat-isolat bakteri dalam menghasilkan fitohormon terbukti positif
untuk beberapa isolate. Gambar 1 menunjukkan hasil beberapa isolat yang positif
menghasilkan fitohormon kinetin dengan metode uji KLT tampak bercak berwarna biru pada
lempeng silica yang mendaakan adanya hormone kinetin. Hasil pengujian dengan metode
KCKT (Gambar 3) juga menunjukkan hasil yang positif terhadap terbentuknya kinetin.
Sementara produksi fitohormon IAA dengan metoda KCKT juga menunjukkan hasil positif
untuk beberapa isolat seperti tampak dalam Gambar 2. Rangkuman hasil produksi fitohormon
dari isolat-isolat yang diujikan dapat dilihat pada Tabel 1. Tampak hampir separoh dari isolate
yang diuji mampu menghasilkan hormon kinetin sedangkan 10 dari 28 isolat menghasilkan
IAA.
3
Gambar 2. Hasil uji potensi isolat bakteri yang mampu menghasilkan
hormone IAA dengan metoda KCKT
4
Gambar 3. Hasil uji potensi isolat bakteri yang mampu menghasilkan
hormone Kinetin dengan metoda KCKT
5
Table 1 Rangkuman hasil uji kemampuan memproduksi hormon dari beberapa
isolat bakteri indigen
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Isolat
A1
A3
A4
C1
C2
D1
D2
D3
I1
I2
J1
J2
K1
K2
K3
K4
K5
L1-2N
L4-1N
L4-2N
L6N
L7N
L8N
L9N
O1
P1
P2
TnN
Sitokinin
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Auxin
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Kesimpulan
1. Sebanyak 10 isolat bakteri lokal berpotensi menghasilkan auksin dan 14 isolat
penghasil sitokinin
2. Fitohormon yang dihasilkan dengan dosis tertentu dari isolat terpilih berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan panjang dan perakaran kecambah
6
Download