PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 9 MALANG Solichatin Dr. Budijanto, M.Sos Ardyanto Tanjung, S.Pd, M.Pd Universitas Negeri Malang Email: [email protected] ABSTRACT: The problem of this research is the low achievement of studying geography in XI IPS of SMAN 9 Malang. This research purposes to know how is the effect of parent's socio-economic condition (education, job, income, and economic status) to the achievement of studying geography of the XI IPS students in SMAN 9 Malang and which one socio-economic factor that most influence for the achievement of studying geography. The technique of collect the data is by giving questionnaires for all of the student’s parents with quantitative describtive sensus approach. Data analysis use cross tabulation and regression statistic. The result of the research show that the education, income and economic status of the student’s parents have a effect for the achievement of studying geography. While the student’s parents job doesn’t has effect for the achievement of studying geography. Based on the four socio-economic variables, the most factors that has effect to the achievement of studying geography is the student parent’s income. Keywords: achievement of study, achievement of studying geography, socioeconomic conditions ABSTRAK: Masalah dalam penelitian ini adalah pencapaian prestasi belajar geografi yang masih rendah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 9 Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua (yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status ekonomi) terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA negeri 9 Malang dan faktor sosial ekonomi manakah yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh orang tua siswa dengan pendekatan deskriptif kuantitatif yang bersifat sensus. Analisis datanya menggunakan tabulasi silang dan statistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, pendapatan, dan status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa, sedangkan pekerjaan orang tua tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa. Berdasarkan keempat variabel tersebut, variabel pendapatan orang tua merupakan faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa. Kata kunci: prestasi belajar, prestasi belajar geografi, kondisi sosial ekonomi Prestasi selalu dihubungkan dengan pelaksanaan suatu kegiatan atau aktivitas. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan output dari proses belajar. Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa ”prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Prestasi belajar siswa diukur sesuai dengan tingkat keberhasilannya dalam mempelajari mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah pembelajaran. Pada umumnya di dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar di dalam kelas merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya suatu tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sering dihadapkan pada kenyataan bahwa walaupun siswa menerima pelajaran dari guru dengan materi pelajaran, waktu, tempat dan metode pembelajaran yang sama namun hasil yang diperoleh berbedabeda. Permasalahan di atas biasanya disebabkan karena banyak siswa yang mengalami hambatan-hamabatan dalam belajar, baik dari dalam individu maupun dari luar individu. Salah satu faktor yang berasal dari luar individu adalah lingkungan keluarga. Mahmud (1990: 87) mengatakan bahwa salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar ialah status sosial ekonomi orang tua, siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya tinggi menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah. Meskipun begitu tidak semua siswa yang berasal dari keluarga berada menunjukkan prestasi belajar yang tinggi, jika dibandingkan dengan siswa yang berasal dari keluarga yang lebih miskin. Prestasi belajar geografi merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran geografi yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai setelah proses pembelajaran. Pencapaian pelaksanaan fungsi pendidikan geografi sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber materi pengajaran geografi dan media belajar geografi selain juga kemampuan guru geografi dalam mengajar. Kehidupan manusia di masyarakat, alam lingkungan, region-region di permukaan bumi menjadi sumber belajar geografi. Selain gejala-gejala hidup yang langsung terjadi di permukaan bumi, buku-buku dan kepustakaan lain juga menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan untuk belajar geografi. Pencapaian prestasi belajar geografi oleh siswa bukan hanya didasarkan atas penjelasan guru di dalam kelas tetapi juga memerlukan sarana dan prasarana untuk menunjang materi geografi, dimana sarana dan prasarana tersebut juga menjadi alat atau media belajar bagi siswa sehingga bisa mencapai tujuan pembelajaran geografi tersebut. Orang tua yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Contohnya, anak dalam belajar geografi akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya misalnya atlas, jangka, dan buku-buku penunjang lainnya yang kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam proses belajarnya. Berdasarkan observasi di lapangan yang dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa keadaan yang demikian terjadi juga di SMA Negeri 9 Malang, dimana sekolah ini menerima siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang sosial ekonomi orang tua. Meskipun siswa menerima pelajaran dari guru dengan materi pelajaran, waktu, tempat dan metode pembelajaran yang sama namun hasil yang diperoleh berbedabeda. Selain itu 46,04% dari jumlah siswa di kelas XI IPS memperoleh nilai ulangan mata pelajaran geografi di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu < 76. Permasalahan tersebut biasanya disebabkan karena banyak siswa yang mengalami hambatan-hambatan dalam belajar, baik dari dalam individu maupun dari luar individu (lingkungan keluarga). Berdasarkan observasi juga terlihat bahwa siswa kelas XI IPS SMAN 9 yang mendapatkan nilai tugas geografi di atas KKM ternyata selain mereka belajar di sekolah juga mengikuti les geografi di rumah. Selain itu pada saat pemberian tugas individu yang harus dikerjakan pada buku tulis, ada beberapa siswa yang mengumpulkan tugas di lembaran kertas. Keadaan seperti itu akan mempengaruhi nilai yang akan diberikan oleh guru. Jika dilihat dari sumber belajar yang dimiliki siswa-siswinya kebanyakan dari mereka tidak memiliki bahan ajar geografi selain LKS, sedangkan untuk laptop sebagai alat bantu belajar ada beberapa siswa yang sudah memilikinya. Keterbatasan bahan ajar geografi yang dimiliki siswa bisa menghambat atau mempersulit siswa pada saat akan mengerjakan tugas di rumah maupun di kelas dan berpengaruh terhadap perolehan nilai yang akan didapat. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar yang baik bukan diperoleh dengan hanya mengandalkan penjelasan yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi membutuhkan juga sarana belajar yang memadai seperti buku tulis, pensil, penggaris, peta, pena, kalkulator dan terlebih lagi buku bacaan, yang sebagian besar sarana belajar tersebut harus disediakan sendiri oleh siswa yang bersangkutan. Berdasarkan landasan pemikiran seperti yang diuraikan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat mengungkap pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua (yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status ekonomi) terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA negeri 9 Malang dan faktor sosial ekonomi manakah yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang bersifat sensus, bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 9 Malang. Penelitian sensus dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada semua anggota populasi pada suatu waktu tertentu dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Subyek penelitian ini adalah seluruh orang tua dan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 9 Malang tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari dari 4 kelas dengan jumlah 110 siswa dan 110 orang tua siswa. Table 1 Jumlah Subyek Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 XI IPS 1 36 2 XI IPS 2 31 3 XI IPS 3 23 4 XI IPS 4 20 Jumlah 110 Jumlah orang tua siswa 36 31 23 20 110 Analisis data yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat, menggunakan teknik analisis deskriptif. Sedangkan yang berkaitan dengan uji hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda. HASIL dan PEMBAHASAN Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Hasil perhitungan tabulasi silang mengenai prestasi belajar geografi siswa berdasarkan pendidikan orang tua secara jelas dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Rata-Rata Nilai Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua (Ayah) Pendidikan F ∑Nilai X (Rata-Rata) SD 2 120 60 SMP 3 204 68 SMA 48 3482 72.5 Perguruan tinggi ∑ 57 4235 75. 5 110 8041 73.1 Sumber: Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin tinggi rata-rata nilai yang didapat, sehingga sementara dapat disimpulkan pendidikan orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa. Hal ini juga didukung dari hasil perhitungan korelasi dengan nilai r 0,270 pada signifikansi 0,002. Hasil ini didukung oleh penelitian Gunarsah (1995), bahwa orang tua mempunyai fungsi tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja, tetapi dalam bidang pendidikan, orang tua merupakan sumber pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual anak diperoleh pertama-tama dari orang tua sendiri. Hal tersebut juga dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada orang tua siswa. Orang tua siswa yang pendidikannya sampai perguruan tinggi mengatakan bahwa ada usaha-usaha tertentu yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar geografi anak, antara lain yaitu dengan menyediakan fasilitas belajar anak, menyuruh anak untuk membuat jadwal belajar di rumah, menganjurkan untuk ikut les privat geografi, dan sering membantu anak dalam belajar saat di rumah. Hal itu berbeda dengan orang tua siswa yang hanya lulusan SD dan SMP mereka mengatakan bahwa tidak ada usaha-usaha tertentu untuk meningkatkan prestasi belajar anak hanya menyuruh mereka untuk belajar. Selain itu orang tua siswa yang berpendidikan sampai perguruan tinggi kebanyakan dari mereka bisa menjawab atau memberikan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang anak ajukan berkaitan dengan materi pelajaran geografi, sedangkan orang tua yang berpendidikan sampai SMA jarang yang bisa menjawab dan orang tua yang berpendidikan sampai SD dan SMP tidak pernah bisa menjawab jika anak mereka bertanya tentang materi geografi. Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Hasil perhitungan tabulasi silang mengenai prestasi belajar geografi siswa berdasarkan pekerjaan orang tua secara jelas dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Rata-Rata Nilai Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Lama Waktu Kerja F ∑Nilai X (Rata-Rata) (Jam/Minggu) < 35 23 1584 68.8 35 - < 40 15 1098 73.2 40 - < 45 30 2300 76.6 45 - < 50 13 1012 77.8 ≥ 50 29 2116 72.9 ∑ 110 8110 73.7 Sumber: Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin lama orang tua bekerja rata-rata nilai yang didapat tidak selalu menunjukkan kenaikan , sehingga sementara dapat disimpulkan pekerjaan orang tua tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa, hal ini juga didukung dari hasil perhitungan korelasi dengan nilai r 0,09 pada signifikansi 0,159. Hubungan orang tua dan anak memerlukan waktu yang berkualitas untuk berkumpul secara fisik. Waktu yang dibutuhkan tidak perlu lama, yang penting orang tua konsisten meluangkan waktu bersama anak setiap hari. Jadi dapat dikatakan meskipun orang tua tersebut memiliki waktu bekerja yang lebih lama akan tetapi jika mereka bisa konsisten meluangkan waktu bersama anak, membimbing anak dalam belajar, dan memberi perhatian jelas akan berpengaruh terhadap motivasi anak untuk berprestasi. Hal ini akan berbeda jika orang tua yang meskipun memiliki waktu kerja yang cukup singkat tetapi tidak pernah atau jarang berinteraksi dengan anak, dalam hal ini kurang membimbing dalam hal belajar, kurang perhatian terhadap perkembangan prestasi anak dan kurang peduli terhadap pendidikannya, maka anak akan kurang termotivasi dalam mencapai prestasi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada orang tua siswa. Orang tua siswa kelas XI IPS yang mempunyai lama waktu bekerja > 45 jam perminggu umumnya mengatakan bahwa mereka selalu mengingatkan anak agar rajin belajar, jika anak malas mereka akan menegur dan mengingatkan anak untuk belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh supaya mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan, selain itu jika nilai anak memuaskan mereka akan memberi hadiah atau pujian terhadap anaknya. Hal ini juga sama dengan orang tua siswa yang mempunyai waktu bekerja < 45 jam perminggu, umumnya mereka juga mengatakan hal yang sama. Pengaruh Pendapatan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Hasil perhitungan tabulasi silang mengenai prestasi belajar geografi siswa berdasarkan pendapatan orang tua secara jelas dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4 Rata-Rata Nilai Siswa Berdasarkan Pendapatan Orang Tua Pendapatan F ∑Nilai X (Rata-Rata) < Rp.2.500.000 25 1714 68.5 Rp.2.500.000 - < Rp.5000.000 27 1996 73.9 Rp.5000.000 - < Rp.7.500.000 23 1730 75.2 Rp.7.500.000 - < Rp.10.000.000 17 1290 77.6 ≥ Rp.10.000.000 18 1368 78.1 ∑ 110 8198 74.5 Sumber: Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi pendapatan orang tua maka semakin tinggi rata-rata nilai yang didapat, sehingga sementara dapat disimpulkan pendapatan orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa. Hal ini juga didukung dari hasil perhitungan korelasi dengan nilai r 0,504 pada signifikansi 0,000. Menurut Gerungan (1988: 182) orang tua dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan dengan perkara kebutuhan-kebutuhan primer kehidupan manusia. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada orang tua siswa. Orang tua siswa kelas XI IPS yang mempunyai pendapatan > Rp.5000.000,00 pada umumnya akan menyediakan semua perlengkapan alat tulis menulis untuk belajar, menyediakan alat transportasi dan uang untuk kebutuhan sekolah, membeli bahan ajar geografi yang anak butuhkan, menyediakan atlas, peta dan globe untuk anak, membeli surat kabar/majalah/buku yang menjadi sumber informasi yang menunjang pelajaran anak. Berbeda dengan orang tua siswa yang memiliki pendapatan < Rp.5000.000 yang jarang atau bahkan tidak pernah membeli bahan ajar geografi yang anak butuhkan hanya mengandalkan LKS saja, tidak pernah menyediakan atlas/peta/globe untuk anak, dan jarang membeli surat kabar/majalah/buku yang menjadi sumber informasi yang menunjang pelajaran anak, sehingga siswa kurang berprestasi dalam geografi. Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Hasil perhitungan tabulasi silang mengenai prestasi belajar geografi siswa berdasarkan status ekonomi orang tua secara jelas dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Rata-Rata Nilai Siswa Berdasarkan Status Ekonomi Orang Tua Status Ekonomi F ∑Nilai X (Rata-Rata) (dalam juta) < Rp.150 25 1764 70.5 Rp.150 - < Rp.300 27 1978 73.2 Rp.300 - < Rp.450 29 2162 74.5 Rp.450 - < Rp.600 12 912 76 ≥ Rp. Rp.600 17 1294 77.1 ∑ 110 8110 73.7 Sumber: Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi status ekonomi orang tua maka semakin tinggi rata-rata nilai yang didapat, sehingga sementara dapat disimpulkan status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa. Hal ini juga didukung dari hasil perhitungan korelasi dengan nilai r 0,455 pada signifikansi 0,000. Mahmud (1990: 87) mengatakan bahwa siswa yang status ekonomi orang tuanya tinggi menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang status ekonomi orang tuanya rendah. Kepemilikan barang-barang yang bernilai ekonomi bisa digunakan untuk membiayai pendidikan dan memfasilitasi belajar anak. Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki orang tua maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk dapat mencukupi fasilitas belajar anak, sehingga bisa memotivasi anak untuk dapat berprestasi. Misalnya saja kepemilikan komputer atau laptop yang didukung oleh akses internet pasti akan lebih mudah untuk mendapatkan pengetahuan. Orang tua dengan status ekonomi tinggi memiliki harapan tinggi terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering memberi penghargaan terhadap pengembangan intelektual anak. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada orang tua siswa. Orang tua siswa yang memiliki status ekonomi tinggi mengatakan bahwa pendidikan anak adalah investasi untuk masa depan dan aset mahal untuk dapat hidup lebih baik dan bermartabat dihari masa depannya, sehingga mereka mempunyai harapan yang tinggi bagi anaknya untuk berprestasi dalam belajarnya. Hal di atas berbeda dengan orang tua siswa yang memiliki status ekonomi rendah, mereka kebanyakan mengatakan bahwa pendidikan anak memang penting tetapi tanpa ada penjelasan yang lebih jelas, sedangkan harapan mereka terhadap anak dimasa depan hanya supaya mendapatkan pekerjaan yang mapan. Hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa status ekonomi orang tua akan berpengaruh terhadap pola pikir orang tua dalam mendidik anak mereka. Pendapatan Orang Tua Sebagai Faktor Sosial Ekonomi yang Paling Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Hasil analisis regresi didapatkan bahwa pendapatan orang tua merupakan faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 9 Malang dengan nilai sumbangan efektif sebesar 18,5%. Tabel 4 Hasil Perhitungan SR dan SE No Variabel 1 Pendidikan orang tua (X1) 2 Pekerjaan orang tua (X2) 3 Pendapatan orang tua (X3) 4 Status ekonomi orang tua (X4) 𝜷 0.197 0.034 0.368 0.222 Rxy 0.27 0.096 0.504 0.455 ∑ SR% 15.51018266 0.95178109 54.08356078 29.45447547 100 SE% 5.319 0.3264 18.5472 10.101 34.2936 Sumber: Data primer yang diolah 2013 Hasil tersebut didukung oleh penelitian Saifi (2011) bahwa pendapatan keluarga adalah indikator besar yang bisa juga memprediksi tentang stabilitas mental dan fisik keluarga. Data menunjukkan persentase nilai maksimum 62.09% adalah siswa yang memiliki orang tua yang berpendapatan tinggi. Ini menggambarkan bahwa stabilitas ekonomi keluarga menyebabkan kinerja yang baik bagi siswa di sekolah. Orang tua yang memilki tingkat pendidikan yang tinggi memang mampu untuk memperoleh informasi mengenai buku-buku atau sumber belajar lain yang perlu untuk perkembangan kognitif dan afektif anak, akan tetapi apabila tidak didukung pendapatan yang cukup tinggi maka orang tua tidak dapat menyediakan buku-buku bacaan untuk anak dengan jenis yang beragam, selain itu tidak bisa memenuhi kebutuhan belajar anak yang lain. Prestasi belajar geografi merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran geografi. Pendidikan dan pengajaran geografi berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berfikir kritis terhadap masalah kehidupan yang terjadi disekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya (Sumaatmadja, 1997: 16), dimana dalam pencapaian pelaksanaan fungsi pendidikan geografi tersebut sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber materi pengajaran geografi dan media belajar geografi selain juga kemampuan guru geografi dalam mengajar. Berdasarkan hal di atas menunjukkan bahwa pencapaian prestasi belajar geografi oleh siswa bukan hanya didasarkan atas penjelasan guru, dan bimbingan dari orang tua saja tetapi juga memerlukan sarana dan prasarana untuk menunjang materi geografi, dimana sarana dan prasarana tersebut juga menjadi alat atau media belajar bagi siswa sehingga bisa mencapai tujuan pembelajaran geografi tersebut. Orang tua yang memiliki pendapatan tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, berbeda dengan orang tua yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam memenuhinya. Sehingga Pendapatan orang tua sebagai faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa terbukti. KESIMPULAN Bertolak pada hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pendidikan, pendapatan, dan status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMAN 9 Malang yang ditunjukkan dengan nilai r 0,270 pada signifikansi 0,002 untuk variabel pendidikan orang tua; r 0,504 pada signifikansi 0,000 untuk variabel pendapatan orang tua; dan r 0,455 pada signifikansi 0,000 untuk variabel status ekonomi. Sedangkan variabel pekerjaan orang tua tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa yang ditunjukkan dengan nilai r 0,09 pada signifikansi 0,159. Pendapatan orang tua merupakan faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 9 Malang, yang terlihat pada bobot sumbangan efektif terbesar daripada variabel yang lainnya yaitu 18,5%. SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka diharapkan kepada orang tua siswa agar lebih konsisten lagi dalam membagi/meluangkan waktu untuk selalu memperhatikan dan memberikan dorongan atau motivasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap belajar siswa, dalam hal ini bisa berupa penyediaan fasilitas belajar, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, maupun dukungan secara non material, misalnya selalu mengawasi, mengarahkan, serta membimbing siswa dalam belajar. DAFTAR RUJUKAN Gerungan. 1988. Psikologi sosial. Bandung: Eresco. Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE. Saifi, Saifullah. 2011. Effects Of Socioeconomic Status On Students Achievement. (Online), (http://misteriyana.files.wordpress.com/2012/10/effect-ofsocioeconomic-status-on-student-achievement.pdf), diakses 15 Januari 2013. Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Winkel. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo