1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahkluk sosial, dimana satu sama lain saling membutuhkan suatu interaksi dan hubungan yang didahului oleh suatu komunikasi. Dalam perkembangan hidup manusia, proses komunikasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (melalui isyarat/symbol) merupakan peranan yang sangat penting dalam kelangsungan dan pembinaan hubungan baik dengan publik. Peranan komunikasi sangat penting bagi manusia, komunikasi juga mempunyai tujuan untuk pencapaian informasi kepada publik atau sasaran agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti, sehingga tujuan dari penyampaian informasi melalui komunikasi dapat tercapai. Dibutuhkan keterampilan untuk memperluas hubungan dari lingkaran kecil orang-orang dimana anda berada saat ini menuju lingkaran besar orang-orang yang akan anda temui. Keterampilan semacam ini yang menjamin akan melontarkan keberhasilan Anda dalam kehidupan. Manusia dan komunikasi merupakan satu kesatuan. Komunikasi melekat pada diri manusia, sehingga we can not communicate. Keberadaan komunikasi, karena begitu melekatnya pada diri manusia sering tanpa disadari. Manusia cenderung beranggapan bahwa dirinya mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi. Akibatnya, masalah-masalah yang muncul yang berkaitan dengan komunikasi, seringkali diselesaikan sendiri. 1 2 Dalam mempelajari komunikasi persuasif, memahami aspek filosofis komunikasi persuasif, sangat ditekankan. Hal ini mengingat bahwa komunikasi persuasif, sebagaimana halnya ilmu-ilmu yang lain, memiliki tiga aspek filosofis keilmuan, yaitu aspek ontologi, aspek epistemologi, dan aspek aksiologi. Dengan memahami ketiga aspek filosofi ilmu tersebut, Anda dapat membedakan berbagai ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam khasanah kehidupan manusia. Hal yang terpenting adalah Anda akan mengenali ciriciri dari Ilmu Komunikasi Persuasif, serta dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk kesejahteraan umat manusia. Aspek ontologi, menyangkut pertanyaan apa yang dikaji oleh suatu ilmu, aspek epistemologi berkaitan dengan pertanyaan cara-cara memperoleh ilmu tersebut, dan aspek aksiologi berkenaan dengan pertanyaan penggunaan dari ilmu tersebut. Dalam melakukan komunikasi persuasif, kita harus memahami kriteria tanggung jawab persuasi, sebagaimana yang dikemukakan Larson, yaitu adanya kesempatan yang sama untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang tujuan persuasi, dan mempertimbangkan kehadiran audiens”. Komunikasi yang baik juga sangat diperlukan dalam dunia tarik suara khususnya bagi para penyanyi untuk menarik perhatian penontonnya. Dewasa ini banyak sekali penyanyi-penyanyi yang menggunakan teknikteknik tertentu dalam melakukan komunikasi dengan penonton atau audiens untuk menarik perhatian. Khususnya penyanyi dangdut. Dangdut 3 merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik India. Putu Wijaya awalnya menyebut dalam majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu Boneka dari India adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut" India. Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi “dangdut” saja dan oleh majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu melayu yang terpengaruh oleh lagu india. Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik melayu, meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya. Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. 4 Saat ini banyak organ-oran atau orkes melayu yang berkembang di Cirebon. Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya. Penyanyi dangdut saat ini tidak seperti dulu yang dapat dihitung dengan jari, saat ini banyak wanita-wanita ataupun pria yang berprofesi menjadi penyanyi dangdut karena hasil uang yang di dapat cukup menjanjikan. Akan tetapi persaingan yang ada kini semakin ketat maka dari itu penyanyi dangdut harus mempunyai teknik berkomunikasi yang baik untuk menarik perhatian penontonnya agar dia dapat terus dipercaya menghibur para penonton. Masyarakat pengemar musik dangdut memiliki banyak pilihan yang ditawarkan, yaitu dengan penyanyi yang bisa dengan semua jenis lagu termasuk lagu tarling maupun lagu pop. Banyak penyanyi dangdut pantura yang sekarang menjadi trend atau pilihan masyarakat untuk menjadi sosok yang ditampilkan untuk menghibur dalam acara seperti pernikahan, khitanan, maupun acara-acara yang bersifat mengibur. Penyanyi dangdut tarling pantura sekarang menjadi fenomenal dengan karya-karya yang disajikan dalam lagu yang menceritakan tentang kehidupan pribadi dan dengan gaya bahasanya yang dapat menarik penonton. 5 Super setar merupakan salah satu program tayang di Radar Cirebon Televisi yang menayangkan hiburan musik dangdut secara live dengan dukungan dari grup musik Hadi n Friends dan mendatangkan artis-artis penyanyi dangdut tarling pantura. Penyanyi dangdut tarling yang didatangkan merupakan penyanyi lokal asli Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Komunikasi merupakan hal yang dilakukan para penyanyi dangdut tarling pantura dalam menarik penonton untuk berjoget. Dengan tujuan agar para penonton dapat terhibur, tak jarang para penyanyi menggunakan teknik komunikasi persuasif maupun dengan gaya bahasa tersendiri. Berdasarkan penjagaan yang dilakukan oleh peneliti di Radar Cirebon Televisi menunjukkan bahwa teknik komunikasi para penyanyi dangdut tarling pantura untuk menarik minat penonton berjoget masih sangat kurang. Hal ini terlihat dari : 1. Tingkat antusias, masih rendahnya tingkat antusias penonton, hal ini terlihat dari lagu yang di nyanyikan ataupun suara dari penyanyi tersebut. Contohnya : lagu yang dibawakan merupakan lagu-lagu sedih dan dari suara si penyanyi tersebut yang tidak menarik untuk didengar. 2. Kurang aktif kepada audiens, masih kurannya penyanyi yang menawarkan pilihan lagu secara langsung kepada para penonton yang ada di studio. Contohnya : penonton hanya menjadi pendengar lagu yang penyanyi bawakan. 6 Berdasarkan penjagaan yang peneliti lakukan di Radar Cirebon Televisi kondisi tersebut disebabkan karena : 1. Gaya bahasa, kurangnya ajakan dari penyanyi untuk menarik penonton berjoget Contohnya : penyanyi hanya diam saja tidak ada kata-kata sapaan kepada penonton sehingga penonton kurang merepons pada saat penyanyi tampil. 2. Sikap awal dari penyanyi sendiri, penyanyi sangat wajib untuk selalu memberikan senyuman terbaik mereka didepan semua penonton. Contoh : ada penyanyi yang hanya diam tanpa memberikan senyuman sehingga membuat penonton merasa malas untuk memperhatikan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mencoba mengangkat permasalahan tersebut sebagai judul skripsi yaitu ”KOMUNIKASI PERSUASIF PENYANYI DANGDUT TARLING PANTURA UNTUK MENARIK MINAT PENONTON”. 1.2 Rumusan Masalah Dari hasil pembahasan latar belakang dapat diambil satu rumusan masalah penelitian sebagai berikut : ”BAGAIMANA KOMUNIKASI PERSUASIF PENYANYI DANGDUT TARLING PANTURA UNTUK MENARIK MINAT PENONTON”. 7 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan diatas maka dapat dirumuskan beberapa identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana komunikasi persuasif penyanyi dangdut tarling pantura dalam menarik minat penonton? 2. Bagaimana hambatan yang didapat penyanyi dangdut tarling pantura untuk menarik minat penonton? 3. Bagaimana usaha yang dilakukan penyanyi dangdut tarling pantura dalam menarik minat penonton. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan skripsi, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, sedangkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi persuasif yang dilakukan penyanyi dangdut tarling pantura dalam menarik minat penonton. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang ditemui penyanyi dangdut tarling pantura dalam menarik minat para penonton. 3. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan penyanyi dangdut tarling pantura untuk menarik minat penonton. 8 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah: a) Dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan Ilmu Komunikasi. b) Hasil penelitian ini dapat melengkapi kepustakaan dalam bidang Ilmu Komunikasi, serta dapat menjadi bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti. 1.5.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah: a) Dapat mengetahui secara langsung tentang bagaimana teknik komunikasi yang dilakukan penyanyi dangdut tarling pantura dalam menarik minat penonton untuk berjoget. b) Memberikan referensi bagaimana kondisi musik dangdut tarling pantura akhir-akhir tahun ini, apakah baik dan patut untuk diberikan apresiasi atau sebaliknya. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi para penyanyi dangdut tarling pantura dalam menarik minat penonton untuk berjoget, khususnya dengan menggunakan teknik komunikasi yang berkualitas dan menarik tanpa menonjolkan pesan pornografi maupun negatif. c) Dapat memberikan pandangan baru yang bermanfaat bagi masyarakat lewat budaya seni tarling pantura. 9 1.6 Kerangka Pemikiran Komunikasi ada dalam segala aktivitas hidup kita. Bentuknya bisa berupa tulisan, lisan, gambar, isyarat, kata-kata yang dicetak, simbol visual, audio visual, rabaan, suara, kimiawi, komunikasi dengan diri sendiri, kelompok, organisasi, antarpersona, dialogis, dan lain-lain.Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin ”communicare”, yang berarti berpartisipasi, memberitahukan, atau menjadi milik bersama. Secara umum Gebner mendefisikan komunikasi sebagai suatu interaksi sosialmelalui pesan-pesan yang dapat diberi sandi (kode) secara formal, simbolis ataupenggambaran peristiwa tentang beberapa aspek budaya yang sama-sama dimiliki. Menurut Carl I. Hovland, “science of communication” adalah :“a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by whichinformationis transmitted and opinion and attitude are formed” (upaya yang sisitematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian Informasi serta pembentukan opini dan sikap). Sementara itu, Hovland, Janis, dan Kelly yang semuanya adalah psikolog mendefinisikan komunikasi sebagai: “the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli(usually verbal) to modify the behaviour of other individuals (the audience)”. Dapat diartikan komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimuli (biasanya berupa bahasa) untuk membentuk tingkah laku orang lain (audiens). Komunikasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan Communication, berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah, sumber (komunikator), pesan (message), 10 saluran (channel) dan penerima (komunikan) serta efek (effect) yang ditimbulkannya. Definisi komunikasi yang dikemukakan beberapa ahli, walaupun pengungkapannya beragam, namun terdapat kesamaan telaah atas fenomena komunikasi. Kesamaan tersebut nampak dalam isi yang tercakup di dalamnya, yaitu adanya komunikator, komunikan, pesan, media/saluran, umpan balik, efek, dampak serta adanya tujuan dan terbentuknya pengertian bersama. Beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal. Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Istilah persuasif bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Persuasif bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah. Komponen-komponen dalam persuasif meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi kejelasan 11 tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi, serta memilih strategi yang tepat. Pengertian komunikasi persuasif menurut Woodward, G. C., dan Denton, R. E adalah proses menyiapkan dan menyampaikan pesan-pesan verbal dan non verbal untuk individu otonom dalam rangka untuk mengubah atau memperkuat sikap, keyakinan dan prilaku mereka. Ruang lingkup kajian ilmu komunikasi persuasif meliputi sumber, pesan, saluran/media, penerima, efek, umpan balik, dan konteks situasional. Pendekatan yang digunakan dalam komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Tiga fungsi utama komunikasi persuasif adalah control function, consumer protection function, dan knowledge function. Penelitian ini menggunakan teori S-O-R yaitu singkatan dari Stimulus (pesan/informasi), Organisme (perhatian, pengertian, penerima), Respons (perubahan) dalam buku ”Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi”(2003 : 254-255). Teori ini berasal dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah manusia yang jiwanya komponen-komponen sikap, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi menjadikan teori ini menjadi teori komunikasi. Dalam proses yang berhubungan dengan perubahan sikap adalah aspek ”how” bukan ”what” dan ”why” jelasnya adalah how to communicate, dalam hal ini menjelaskan tentang bagaimana mengubah sikap komunikan (how to changethe attitude). 12 Stimulus Organisme Respons(Reaksi) Gambar 1.1 Teori S-O-R (Sumber:mar’at,1984:27) Stimulus disini merupakan komunikator yang mempunyai posisi khusus dalam kasus-kasus tertentu dapat meyakinkan khalayak bahwa dia memiliki pendapat yang benar dan membujuk khalayak tersebut untuk mengubah pendapatnya searah dengan pendapat komunikator. Proses komunikasi diatas menggambarkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada komunikan bisa diterima atau juga ditolak. Berikut ini bahwa komunikasi juga bisa berlangsung dengan efektif jika mendapatkan dari komunikan. Langkah berikutnya komunikan memahami terhadap stimulus, kemampuan dari penonton inilah yang dapat 13 meneruskan proses berikutnya adalah bahwa menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat menghasilkan respon. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Perhatian - Penerimaan - Pengertian Ajakan Penyanyi Minat Penonton Mengikuti Ajakan Penyanyi Gambar 1.2 Komunikasi Persuasif Penyanyi Dangdut Tarling Pantura Untuk Menarik Minat Penonton 14 1.7. Definisi dan Operasional Konsep Penelitian 1.7.1 Definisi Konsep Penelitian 1. Komunikasi Persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap dan prilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. 2. Penyanyi adalah adalah orang yang menggunakan suaranya sebagai alat untuk menciptakan musik. 3. Dangdut adalah salah satu dari genre seni musik Indonesia yang mengandung unsur-unsur musik India klasik dikarenakan menggunakan alat musik utama dangdut yaitu Tabla yang merupakan alat musik dari India, Pakistan, dan khususnya Asia Selatan, kemudian berkembang ke Indonesia yang berakar dari pedagang Gujarat yang juga menyebarkan agama Islam pada zaman itu. 4. Tarling Pantura adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrument gitar dan suling. 5. Menarik Minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang menurut Tidjan (1976 :71) 6. Penonton adalah orang yang menyaksikan suatu pertunjukan atau tontonan. 15 1.7.2 Operasionalisasi Konsep Penelitian Operasional konsep yang dimaksud dalam penelitian dan berpedoman pada tujuan dan kerangka konsep penelitian maka penulis menyusun konsep, dimensi dan parameter. Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2009:70), membagi dimensi dan indikator kompetensi seperti tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Operasional Konsep Penelitian Variabel Konsep Dimensi Parameter - Stimulus a. Ajakan Penyanyi - Organisme a. Penonton - Respons (Reaksi) a. Perhatian Komunikasi Persuasif b. Pengertian c. Penerimaan (Sumber:mar’at,1984:27) 16 1.8. Metodologi Penelitian 1.8.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode naturalistic. Guba (1985) mempergunakan nama Naturalistic Inquiry (inkuiri naturalistik), oleh karena ciri yang menonjol dari penelitian kualitatif adalah cara mengamati dan pengumpulan data yang dilakukan dalam latar/seting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti (sebagaimana adanya, natural). Tujuan penelitian naturalistik adalah untuk mengetahui aktualitas, realitas sosial dan persepsi manusia melalui pengakuan mereka yang mungkin tidak dapat diungkap melalui penonjolan pengukuran formal atau pertanyaan penelitian yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.Para peneliti naturalistik meyakini bahwa untuk memahami gejala sosial yang paling tepat adalah apabila mereka mampu memperoleh fakta pendukung yang sumbernya berasal dari persepsi dan ungkapan dari para pelaku itu sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam metode ini adalah pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran secara tepat mengenai keadaan atau perkembangan suatu objek penelitian yang sedang berlangsung. 17 1.8.2 Informan dan Teknik Pemilihan Informan Penelitian ini, peneliti menggunakan pemilihan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam hal ini, peneliti memilih informan menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan yang sesuai dengan topik yang diteliti. Informan adalah orang-orang dalam latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Oleh sebab itu kita sangat membutuhkan informan, tanpa informan kita tidak mungkin mendapatkan hasil atau inti dari sebuah penelitian. Informan juga harus bersifat adjective, itu dikarenakan akan mempengaruhi valid atau tidaknya data yang kita teliti dan hal itu pun mempengaruhi keabsahan data yang akan diteliti. Informan (Moleong:2007) adalah orang-orang yang berada di lokasi penelitian yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi penelitian. Adapun informan yang akan dipilih adalah : a) Manager Radar Cirebon Televisi b) Penyanyi Dangdut Tarling Pantura c) Para Penonton Acara Super Star 18 1.8.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah a. Observasi Dapat diartikan sebagai suatu metode pencarian data yang dilakukan melalui pengamatan-pengamatan baik langsung maupun tidak langsung pada obyek yang akan diteliti. Dalam hal ini, peneliti langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh keterangan dengan mencermati dan mengamati serta melakukan pencatatan untuk merekam kejadian-kejadian di lapangan. Yang akan diteliti dalam observasi ini adalah perilaku pada waktu di atas panggung, kebiasaan yang dilakukan saat mengajak berjoget, siapa yang diajak berjoget. b. Studi Dokumentasi Dalam teknik ini, peneliti mengumpulkan dokumentasi yang berkaitan tentang aktivitas penyanyi dan juga penonton yang berjoget. Literatur bisa didapat langsung dari narasumber. c. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dari yang diwawancarai. Wawancara yang digunakan penulis adalah jenis wawancara semi terstruktur. Dalam teknik ini, peneliti memiliki pedoman atau guidance tentang hal yang akan ditanyakan pada informan. Topik yang digali akan berkembang tetapi peneliti akan 19 memfokuskan pada hal yang telah ditentukan sebelumnya (Suharsimi, 2002:133).Wawancara merupakan teknik komunikasi langsung yaitu mekanisme pengumpulan data yang dilaksanakan melalui kontak atau hubungan pribadi (individual) dalam bentuk tatap muka (face to face relationship ) antara pengumpul data dengan responden. Alat yang dipergunakan dalam komunikasi tersebut yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi (interviewer atau information) yang dijawab secara lisan pula oleh responden (interviewee). Dengan kata lain interview (wawancara) secara sederhana adalah alat pengumpul data berupa tanya jawab antara pihak pencari informasi dengan sumber informasi yang berlangsung secara lisan. 1.8.4 Teknik Pengujian Keabsahan Data Dalam pengujian keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi. Triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330). Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dari beberapa cara pandang tersebut akan bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang lebih mantap dan lebih 20 bisa diterima kebenarannya. Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara observasi dan dokumen. Denzin (Moloeng, 2007:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Berikut ialah penjelasan mengenai jenis-jenis triangulasi (Moleong, 2002:178): a. Triangulasi sumber ialah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. b. Triangulasi metode, terdapat dua strategi, yakni pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data & pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. c. Triangulasi penyidik adalah memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data. Cara lain ialah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya. d. Triangulasi teori, yakni memeriksa derajat kepercayaan dengan teori , satu atau bisa lebih. 21 Menurut Koentjoro memberikan empat alasan perlunya penggunaan metode triangulasi, yakni : a. Konsep kebenaran dan kelemahan penggunaan metode tertentu dalam pengumpulan data. b. Untuk memahami fenomena sosial dan konstruksi psikologis perlu digunakan lebih dari satu metode. c. Validitas metode triangulasi sangat tinggi. d. Kelenturan peneliti subjek yang diteliti dan metode atau alat pengumpul data yang tersaji lewat triangulasi akan mampu menembus kebuntuan dan keterbatasan penggunaan metode tertentu. Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan di antara keduannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam memperoleh data primer dan sekunder, observasi dan interview digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan dengan teknik komunikasi, sementara observasi di lapangan denganmengamati perilaku yang terjadi pada penonton. Menurut William Wiersma (1986) dalam Sugiyono, Triangulation is qualitative cross validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures (Sugiyono, 2010:372). Triangulasi dalam 22 pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Penelitian ini, peneliti menggunakan tiangulasi dengan sumber. Artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara b. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi yang ada 1.8.5 Teknik Analisis Data Adapun metode analisis data yang peneliti gunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif, dimana dalam analisis data kualitatif ini tidak menjelaskan suatu korelasi (hubungan) antara variabel. Data kualitatif menunjukkan kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada, berupa keadaan, proses, kejadian atau peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk perkataan. Penentuan kualitas data itu menuntut kemampuan menilai tentang bagaimana mutu adanya sesuatu itu. Tahap analisis data merupakan upaya mencari dan menyusun secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman tentang realitas yang ada untuk menarik kesimpulan 23 Menurut Miles dan Humberman, tahapan analisis data sebagai berikut: a. Pengumpulan data Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan. Termasuk pula data hasil studi dokumentasi yang telah dikumpulkan. b. Reduksi data Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya bila sewaktu-waktu diperlukan. c. Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrik, network, chart atau grafis sehingga dapat mudah dipahami. d. Pengambilan keputusan atau verifikasi Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Untuk itu diusahakan mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, sebagainya.Jadi dari hal-hal data yang tersebut sering muncul berusaha dan diambil 24 kesimpulan.Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan didasarkan pada reduksi data, dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dipenelitian. 1.9 Lokasi Dan Jadwal Penelitian 1.9.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah Studio Radar Cirebon Televisi. Radar Cirebon Televisi ini dipilih karena berdasarkanhasil survey Lembaga Survey Indonesia tahun 2012, Radar Cirebon Televisi merupakan stasiun televisi lokal yang paling sering ditonton oleh masyarakat se-Wilayah 3. Dan studio RCTV ini merupakan studio yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat sewilayah 3 untuk menyaksikan live musik tembang-tembang dangdut tarling pantura. 25 1.9.2 Jadwal Penelitian Penelitian yang dilakukan dimulai pada bulan Agustus 2014 hingga bulan November 2014. Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.2 Jadwal Penelitian Tahun No. Jenis Kegiatan Bulan Minggu I. TAHAP PERSIAPAN 1. Studi literatur 2. Pengamatan 3. Penyusunan dan Bimbingan Proposal 4. Seminar proposal II. TAHAP PELAKSANAAN 1. Observasi 2. Wawancara 3. Pengolahan data 4. Penyusunan dan bimbingan draft skripsi III. TAHAP AKHIR 1. Seminar Draft 2. Revisi draft skripsi 3. Sidang Skripsi 2014 Septemb Novemb Oktober Desember er er 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Juni 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Manusia selain sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk sosial, sehingga setiap aktivitasnya tidak terlepas dari interaksinya dengan orang lain. Untuk berinteraksi diperlukan adanya komunikasi dalam segala aktivitas kehidupan kita. Bentuk komunikasi yang terjadi dalam aktivitas tersebut dapat berbagai ragam baik secara langsung (oral/verbal communication) maupun secara tidak langsung seperti dalam bentuk tertulis (written verbal communication) berupa tulisan, gambar, isyarat, kata-kata yang dicetak, simbol visual, maupun dalam bentuk audio visual, komunikasi dengan diri sendiri, kelompok, organisasi, antarpersonal, dialogis, dan lain-lain. Komunikasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan Communication, berasal dari kata latin Communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata comunis. Kata communis ini memiliki makna “berbagi”atau “menjadi milik bersama” yaitu suatu usaha memiliki tujuan kebersamaan atau kesamaan makna. Menurut bahasa Latin istilah komunikasi berasal dari kata ”communicare”, yang berarti berpartisipasi, memberitahukan, atau menjadi milik bersama. Sukmalana ( 2007 : 225 ) mengemukakan definisi komunikasi sebagai “ penyampaian ( transfer ) informasi dan pengertian dari satu orang kepada orang lain.” Hasrat atau keinginan kita dapat 26 27 disampaikan melalui penyampaian (transfer) informasi kepada orang lain. Melalui transfer informasi, hasrat atau keinginan satu orang kepada orang lain dapat tersampaikan. Definisi diatas tersebut diperkuat oleh Kartono ( 2005 : 133 ) yang mengemukakan bahwa komunikasi sebagai “kapasitas individu atau kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan kehendak kepada individu atau kelompok lain”. Tanpa melalui komunikasi perasaan, pikiran, dan kehendak kita sulit untuk diterima orang lain. Oleh karena kehendak yang ingin kita capai tidak dipahami orang lain. Mangkunegara (2008 : 145) mengemukakan komunikasi sebagai “proses pemindahan suatu informasi, ide, pengertian, dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat menginterpretasikannya sesuai dengan tujuan yang dimaksud.” Secara umum Gebner mendefinisikan komunikasi sebagai suatu interaksi sosial melalui pesan-pesan yang dapat diberi sandi (kode) secara formal, simbolis atau penggambaran peristiwa tentang beberapa aspek budaya yang sama-sama dimiliki. Menurut Carl I. Hovland (1963 : 30), “science of communication” adalah :“a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by whichinformationis transmitted and opinion and attitude are formed” (upaya yang sisitematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian Informasi serta pembentukan opini dan sikap). Sementara itu, Hovland, Janis, dan Kelly (1963 : 83) yang semuanya adalah psikolog mendefinisikan komunikasi sebagai: “the 28 process by which an individual (the communicator) transmits stimuli(usually verbal) to modify the behaviour of other individuals (the audience)”. Dapat diartikan komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimuli (biasanya berupa bahasa) untuk membentuk tingkah laku orang lain (audiens). Penyampaian informasi yang diberikan dapat berupa stimulus atau symbol – symbol bahasa sehingga diterima orang lain dalam bentuk tingkahlaku sebagai respon dari bentuk informasi yang kita sampaikan. Unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah, sumber (komunikator), pesan (message), saluran (channel) dan penerima (komunikan) serta efek (effect) yang ditimbulkannya. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1985: 408-409) komunikasi dapat diartikan sebagai pemindahan informasi dan pemahaman dengan menggunakan simbol-simbol verbal atau non verbal yang mencakup lima elemen yakni; (1) komunikator, nasihat, larangan, (2) pesan, (3) media, (4) penerima pesan, dan (5) tanggapan balik. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Lasswell dalam Effendi (1990:10), mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Soewarno( 1980) komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesame manusia. Proses interaksi atau hubungan satusama lain yang dikehendaki oleh seorang dengan maksud agar dapat diterima dan dimengerti antara sesamanya. Namun demikian proses interaksi 29 dalam berkomunikasi dapat tercapai secara baik apabila komunikan memiliki keterampilan dan sikap serta pengetahuan yang baik dalam menyampaikan informasinya. Mangkunegara (2008 : 149) mengemukakan pendapatnya bahwa pada dasarnya faktor pendukung yang sangat berperan bagi efektivitas komunikasi adalah faktor manusianya yaitu bagaimana ketrampilan, sikap, pengetahuan yang dimiliki baik pihak pengirim atau komunikator dengan pihak penerima pesan, meskipun faktor media komunikasi sebagai alat saluran merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan bagi jalannya komunikasi. Definisi komunikasi yang dikemukakan beberapa ahli, walaupun pengungkapannya beragam, namun terdapat kesamaan telaah atas fenomena komunikasi. Kesamaan tersebut nampak dalam isi yang tercakup di dalamnya, yaitu adanya komunikator, komunikan, pesan, media/saluran, umpan balik, efek, dampak serta adanya tujuan dan terbentuknya pengertian bersama. 2.1.2. Proses Komunikasi Komunikasi dalam setiap gerak langkah organisasi mempunyai peranan dominan, terutama berlaku dalam masalah efektivitas organisasi. Proses dan pola organisasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan karyawan ketujuan dan sarana organisasi. Ruslan (1999: 69) menyatakan bahwa, proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim sebagai komunikator dan kepada penerima pesan 30 sebagai komunikan. Proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian antara kedua belah pihak. Effendy (2001: 11) lebih lanjut menjelasakan bahwa, proses komunikasi pada hakekatnya dalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Melalui proses komunikasi akan ada reaksi atau umpan balik dari komunikan yang berupa tanggapan baik yang bersifat positif maupun negatif. Tanggapan positif menunjukkan komunikan dapat mengerti pesan yang disampaikan komunikator. Ada persetujuan, keterbukaan dan pemahaman yang sama. Tanggapan negatif menunjukkan bahwa pesan telah tersampaikan, tetapi tidak ada persetujuan atau dukungan dari komunikan. Berdasarkan pendapat- pendapat diatas, proses komunikasi merupakan proses pentransferan informasi atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Gambar di bawah ini menjelaskan model komunikasi yang mencakup komunikator, penyandian, pesan dan perantara, penguraian, penerima dan balikan sebagaimana Sukmalana ( 2009:231) : Komunikant or Penyandian Pesan Penguraian Penerima Balikan Gambar 2.1. Model Komunikasi Model proses komunikasi tersebut menggambarkan adanya suatu pesan dari seorang pengirim yang terlebih dahulu dikodekan dan 31 diteruskan oleh suatu saluran, kemudian, diterima oleh receiver (penerima) dan diberi umpan balik. John (2003: 83) mengemukakan ada empat unsur pokok dalam proses komunikasi, yaitu: a. Pengirim Pesan, merupakan pihak yang memiliki ide untuk dikomunikasikan kepada pihak lain (penerima). b. Saluran komunikasi, informasi ditransmisikan melalui saluran komunikasi yang menghubungkan antara pengirim dan penerima pesan. c. Penerima Pesan, adalah pihak yang menerima symbol- symbol komunikasi, menerjemahkan dan memahaminya. Kegiatan menerjemahkan ini disebut decoding. d. Umpan Balik, merupakan unsur yang penting dalam komunikasi. Pengirim Penerima Pengartian saluran Penyandian Komunikasi dikatakan efektif jika pengertian terhadap simbol-simbol atau pesan komunikasi antara pengirim dan penerima adalah sama. Pengecekan apakah pengertian penerima sama dengan pengertian pengirim pesan digunakan umpan balik. Ruslan (1999: 71) mengemukakan ada empat unsur pokok dalam proses komunikasi, yaitu: a. Source, yaitu individu yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya. b. Message, suatu gagasan dan ide berupa pesan, informasi pengetahuan, ajakan, bujukan yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu 32 c. Channel, berupa media, sarana atau saluran yang digunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan kepada khalayaknya d. Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut, yang dapat berakibat positif maupun negative menyangkut tanggapan, persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut. Semua unsur atau komponen dalam proses komunikasi sama pentingnya walaupun unsur pesan cukup dominan dalam interaksi yang dilakukan. Proses komunikasi minimal terdapat tiga unsur yaitu sumber, pesan dan penerima. Saat melakukan komunikasi terdapat 3 pendekatan umum yang dikemukakan De Vito dalam yaitu: a. Sebagai pengiriman pesan oleh seseorang dan menerima pesan dari orang lain, dan sekelompok kecil orang dengan efek langsung. b. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi antara 2 orang yang ada hubungan di antara keduanya. c. Komunikasi antar pribadi merupakan bentuk perkembangan/ peningkatan komunikasi pribadi. Adapun tercapainya arus komunikasi apabila penyaluran informasi emosi dan keinginan yang menyangkut semua unsur, dan relasi – relasi pribadi atau personal terpenuhi. Melalui arus informasi, pendapat, hasrat dapat tersalurkan. 33 Menurut Efendy (1993: 81) komunikasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : a. Komunikasi informatif, adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan sesuatu, dimana komunikator tidak mengharapkan apa-apa dari komunikasi, hanya agar komunikan tahu saja. b. Komunikasi koersif, adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan ancaman atau sanksi untuk merubah sikap, opini, dan tingkah laku. c. Komunikasi persuasif, adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain agar berubah sikapnya, opininya dan tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri. 2.1.3. Komunikasi Persuasif Kemampuan pemberi pesan melalui secara antusiasme dan sikap yang penuh perhatian sangatlah penting agar makna dari pesan dapat tersampaikan. Melalui antusiasme, kemampuan melakukan komunikasi dari si pemberi pesan terhadap penerima pesan akan mampu menciptakan hunbungan yang harmonis sehingga tercapainya tujuan pesan yang ingin disampaikan pada proses komunikasi tersebut. Agar tercapai tujuan tersebut maka dalam berkomunikasai sebagaimana Kartono (2009:137) harus berada dalam suasana bebas, gembira, tanpa tekanan-tekanan tertentu, bersedia ikut merasakan kehidupan orang 34 lain. Dengan demikian bahwa komunikasi yang dijalankan dari pemberi pesan kepada penerima pesan dilakukan secara persuasif. Istilah persuasif bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Persuasif bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Secara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah. Menurut Pfaudan Perot (2001:2) yang dimaksud dengan persuasif adalah“persuasion as the shaping, changing or reinforcingof receivers responses, including attitudes, emotions, intentions, and behaviors” Beberapa ahli telah meneliti proses komunikasi yang dilakukan secara persuasive (komunikasi persuasive) seperti menurut Woodward, G. C dan Denton, R. E pengertian komunikasi persuasif adalah proses menyiapkan dan menyampaikan pesan-pesan verbal dan non verbal untuk individu otonom dalam rangka untuk mengubah atau memperkuat sikap, keyakinan dan prilaku mereka. Komponenkomponen dalam persuasif meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi 35 kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi, serta memilih strategi yang tepat. Berinteraksi dengan sesama manusia terjadi proses penyampaian gagasan yang dibagikan kepada orang lain. Menurut Schramm (1974) dalam Rio (2013) diantara manusia yang bergaul, mereka saling berbagi informasi, gagasan dan sikap. Demikian pula menurut Merril dan Lownstein (1971) dalam Rio (2013) terjadi penyesuaian pikiran para peserta, singkatnya suatu pengertian. Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh De Vito (1976) dalam Rio (2013) bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik langsung. Beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak bahwa persuasif merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal. Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Menurut Hardjana dalam Daryanto (2011), Salah satu jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Sukanto Reksohadiprojo 36 (1986) menjelaskan bahwa komunikasi adalah usaha mendorong orang lain untuk menginterprestasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut serta diharapkan diperoleh titik kesamaan untuk pengertian. Ruang lingkup kajian ilmu komunikasi persuasif meliputi sumber, pesan, saluran/media, penerima, efek, umpan balik, dan konteks situasional. Pendekatan yang digunakan dalam komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Tiga fungsi utama komunikasi persuasif adalah control function, consumer protection function, dan knowledge function. 2.1.3.1 Klasifikasi Komunikasi Persuasif a. Teknik “red herring” Teknik komunikasi persuasif “red herring” berasal dari nama jenis ikan yang hidup di samudera Atlantik Utara. Jenis ikan ini terkenal dengan kebiasaannya dalam membuat gerak tipu ketika diburu oleh binatang lain atau oleh manusia. Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik “red herring” adalah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh untuk menyerang lawan. Jadi teknik ini digunakan pada saat komunikator berada dalam posisi terdesak. (William Albig, Modern Public Opinion : 554: 4 ). 37 Berkaitan dengan teori ini, menurut Jalaludin Rahmat dalam bukunya Islam Aktual menyebutkan bahwa dalam berkomunikasi hendaklah “straight to the point”, lurus, tidak bohong, tidak berbelit-belit, sesuai dengan kriteria kebenaran. b. Teknik “pay off idea” Teknik komunikasi “pay off idea” adalah suatu usaha untuk mempengaruhi orang lain dengan memberikan harapan yang baik atau mengiming-imingi hal-hal yang baik saja (Carld I Hovland, Irving L. Janis, Harold H. Kelly, Communication and Persuasion 1963 : 55). Dalam hal ini penyanyi memberikan tujuan baik kepada penonton agar dapat tehibur dengan lagu-lagu yang dinyanyikan serta penampilan yang menarik. c. Teknik “fear arousing” Teknik komunikasi “fear arousing” adalah usaha menakutnakuti orang lain atau menggambarkan konsekuensi buruknya ( Carld I Hovland, Irving L. Janis, Harold H. Kelly, Communication and Persuasion 1963 : 57 ). Penelitian ini mengacu pada teknik pay off idea karena didalamnya mempunyai tujuan mempengaruhi orang lain dengan memberikan harapan yang baik atau mengimingimingi hal-hal yang baik saja. (Carld I Hovland, Irving L. Janis, Harold H. Kelly, 1963 : 55). Serta menggunakan teori S-O-R yaitu singkatan dari Stimulus (pesan/informasi), Organisme (perhatian, pengertian, penerima), Respons 38 (perubahan) dalam buku ”Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi”(2003 : 254-255). Aktivitas yang dilakukan penyanyi dalam Superstar merupakan upaya penyampaian pesan kepada penerima pesan yaitu penonton sehingga timbul respon terhadap stimulus yang diberikan penyanyi. Sebagaimana gambar 2.2. di bawah ini : Stimulus : - Penyanyi Organisme : - Perhatian - Penerimaan - Pengertian Respons(Reaksi) : - Menonton Gambar 2.2. Teori S-O-R (Sumber:mar’at,1984:27) Teori ini berasal dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah manusia yang jiwanya komponen-komponen sikap, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi menjadikan teori ini menjadi teori komunikasi. Perubahan sebagai respon penerima pesan (penonton) dari pemberi pesan (penyanyi) mengubah sikap penonton sehingga dapat menimbulkan respon selanjutnya (balikan). Proses yang 39 berhubungan dengan perubahan sikap lebih menonjolkan pada aspek ”how” bukan ”what” dan ”why” jelasnya adalah how to communicate, dalam hal ini menjelaskan tentang bagaimana mengubah sikap komunikan (how to changethe attitude). Agar penerima pesan (komunikator) dapat memberikan pesan yang tepat dan diharapkan sesuai tujuan tercapai, maka ada beberapa perilaku yang secara umum dapat digunakan untuk menjalin hubungan baik diantaranya (Guerero, Andersen, danAfifi, 2007): 1. Openess and routine talk, yakni saling berbicara dan mendengarkan satusama lain. 2. Positivity, yakni menciptakan interaksi yang menyenangkan. 3. Assurances, yakni saling memberikan rasa aman mengenai hubungan masing-masing serta saling memperhatikan satusama lain. 4. Supportiveness, yakni saling member dukungan dan saling member semangat. 5. Mediated communication, yakni yang menggunakan kartu, surat, telepon, danteknologi, sepertiberkomunikasi via email, atau mengirim foto. 6. Conflict management, yakni mengelola konflik dengan cara kondusif atau membangun yang mengacu pada penyelesaian masalah dan keharmonisan. 40 7. Humor, yakni menggunakan lelucon, humor, atau sarkasme seperti menggunakan nama panggilan yang lucu, dan tertawa bersama-sama. Pada proses terjalinnya komunikasi oleh komunikator dengan stimulus yang diberikan. Stimulus disini merupakan komunikator yang mempunyai posisi khusus dalam kasus-kasus tertentu dapat meyakinkan khalayak bahwa dia memiliki pendapat yang benar dan membujuk khalayak tersebut untuk mengubah pendapatnya searah dengan pendapat komunikator. Penyanyi mampu memberikan stimulus yang baik dan meyakinkan penonton dengan indahnya lagu-lagu yang diberikan dan kepiawaian penyanyi akan memberikan respon yang baik bagi penonton dan memberikan kepuasan dari pertunjukan yang ditampilkan. Proses komunikasi diatas menggambarkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada komunikan bisa diterima atau juga ditolak. Berikut ini bahwa komunikasi juga bisa berlangsung dengan efektif jika mendapatkan dari komunikan. Langkah berikutnya komunikan memahami terhadap stimulus, kemampuan dari penonton inilah yang dapat meneruskan proses berikutnya adalah bahwa menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat menghasilkan respon. Sebaliknya apabila komunikasi tidak lancer dapat menimbulkan dampak buruk sebagaimana Kartono (2008:140) yaitu : 41 1) Timbulnya sentiment-sentimen, prasangka-prasangka dan ketegangan-ketegangan. 2) Menimbulkan konflik dan ketegangan Adanya kesulitan dalam koumunikasi sebagaimana Kartono (2008:140) disebabkan oleh faktor – faktor : a. Faktor waktu, yaitu berbeda waktu berkumpul b. Faktor ruangan c. System pembagian kerja yang tidak tepat Aktivitas penyanyi taring dengan penonton merupaka bentuk komunikasi informal, hal ni karena adanya relasi hubungan pribadi. Berupa kontak pribadi melalui pertemuan dalam aktivitas super star, tukar menukar pendapat dalam pergaulan. 2.2 Minat 2.2.1. Pengertian Minat Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:132) “minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.” Slameto (2010:180) menyatakan bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.” Menurut Jacob W. Getels, (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008:75) 42 “an interest is a characteristic dispositition, organized trough experience, wich impels an individual to seek out particular object, activies, understanding, skiil, or goals for attention or acquisition”. Jadi minat dapat diartikan sebagai kecenderungan sifat yang terorganisir berdasarkan dari pengalaman seseorang, yang mendorong seseorang atau individu untuk mencari keterangan atau fakta-fakta dari sebuah objek, aktivitas atau kegiatan, pemahaman, skill, tujuan perhatian atau murni ingin mahir dalam hal tertentu. Minat dapat didefinisikan pula sebagai kecenderungan individu yang tumbuh dari perasaan untuk memusatkan perhatian lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Adapun minat dalam penelitian ini adalah ketertarikan penonton terhadap aktivitas yang disajikan penyanyi dangdut tarling pantura pada acara super setar di RCTV. 2.2.2 Jenis-Jenis Minat Banyak ahli yang mengemukakan mengenai jeni-jenis minat. Diantaranya Carl safran (dalam Sukardi, 2003) mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis yaitu: 43 1. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai dan tidak menyukai suatu objek atau aktivitas 2. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu 3. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan 4. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan. Menurut Moh. Surya (2004) mengenai jenis minat, menurutnya minat dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri tanpa ada pengaruh luar. 2. Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri dengan pengaruh situasi yang diciptakan 3. Minat nonvolunter adalah minat yang ditimbulkan dari dalam diri secara dipaksa atau dihapuskan. 2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Moh. Surya (1999) adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang bersumber pada itu sendiri 44 2. Tidak mempunya tujuan yang jelas. Jika tujuan aktivitas sudah jelas, maka cenderung menaruh minat terhadap aktivitas sebab aktivitas akan merupakan suatu kebutuhan. Dengan demikian besar kecilnya minat dalam aktivitas tergantung pada tujuan yang jelas. 3. Bermanfaat atau tidaknya sesuatu individu . Apabila kurang dirasakan bermanfaat bagi perkembangan dirinya, cenderung untuk menghindar. 4. Kesehatan yang sering mengganggu. Kesehatan ini sangat berpengaruh dalam aktivitas, seperti sering sakit, kurang vitamin atau kelainan jasmani misalnya pada mata, kelenjar-kelenjar. Hal ini akan mempengaruhi atau mempersulit aktivitas atau menjalankan tugas-tugasnya. 5. Adanya masalah atau kesukaran kejiwaan. Masalah atau kesukaran kejiwaaan ini misalnya adanya gangguan emosional, rasa tidak senang, gangguan-gangguan dalam proses berfikir semuanya akan mempengaruhi minat. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat: 1. Masalah Broken Home. Masalah-masalah yang terjadi dari pihak orang dan keluarga akan mempengaruhi minat. 2. Perhatian utama dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan diluar lingkungan. Pada saat ini di lingkungan banyak hal-hal yang dapat 45 menarik minat dan yang dapat mengurang minat terhadap aktivitas seperti kegiatan olah raga atau bekerja. Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu: 1. Faktor Intern a. Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh b. Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan kesiapan. 2. Faktor Ekstern a. Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan , relasi dengan , disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah. 2.2.4 Indikator Minat Agus Sujanto (2004:92) mengenai minat yaitu, “minat sebagai sesuatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya”. Hal senada diungkapkan juga oleh Witherington dalam Buchori 46 (1991:135) yang berpendapat bahwa, “minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu obyek, seseorang, soal atau situasi yang bersangkutan dengan dirinya.Selanjutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar dan kesadaran itu disusul dengan meningkatnya perhatian terhadap suatu obyek”.Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa minat dicirikan dengan adanya pemusatan perhatian atau meningkatnya perhatian terhadap sesuatu. Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:132) mengungkapkan bahwa minat dapat diekpresikan melalui : 1. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, 2. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati, serta 3. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus) Beberapa pendapat para ahli di atas, dapat diketahui ciri- ciri/indikator adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara lain: adanya perasaan senang, pernyataan lebih menyukai dari pada yang lain, adanya rasa ketertarikan, adanya peningkatan perhatian, adanya pemusatan perhatian, adanya aktivitas serta keterlibatan secara aktif pada kegiatan tersebut yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian. Orang yang memiliki minat pada umumnya memiliki perhatian besar dan ikut berpartisipasi aktif terhadap aktivitas – aktivitas dan kegiatan yang diikutinya dengan rasa senang dan tanpa paksaan. Minat yang dimiliki seseorang yang demikian ini tumbuh dari dalam diri orang tesebut. Dalam penelitian ini minat masyarakat dalam 47 program Supersetar yang ditayangkan oleh RCTV sangatlah besar, antusiasme penonton dapat dilihat dari banyaknya yang menonton di studio. 2.3 Tarling Tarling merupakan salah satu jenis kesenian daerah Cirebon, bercirikan permainan instrumen musik gitar dan suling. Musik dan vokal yang dihasilkan berlaras pelog. Tarling senantiasa akan berubah, seperti yang telah terjadi dan diamati pada beberapa karya seni/musik Tarling, sejak awal perkembangannya hingga sekarang. Pergeseran atau perubahan tersebut, tidak hanya menyangkut materi musik saja, melainkan pada pergeseran minat atau pandangan masyarakat Cirebon terhadap musik Tarling. KesenianTarling saat ini mengalami kesulitan untuk kembali menjadi primadona kesenian dalam masyarakat Cirebon. Kehadiram musik selain musik Tarling, dilain pihak dapat menambah atau memperkaya modifikasi bentuk karya musik Tarling seperti masuknya unsur-unsur asing yang dianggap positif diasimilisasikan ataupun dikawinkan dengan musik Tarling yang telah ada. Kata Tarling berasal dari singkatan dua buah nama alat musik, yakni : gitar, dan suling. Pengertian Tarling dibawah ini lebih mendekati pengertian Tarling yang lebih lengkap, jika dilihat dari sudut pandang pendekatan sejarah dan teori musik, adalah sebagaimana yang terdapat pada Ensiklopedi Indonesia, yakni : Tarling : musik tradisional muda khas Cirebon, alat musiknya yang utama terdiri dari gitar dan suling. Lagu-lagu yang dimainkan adalah laras pelog yang swarantaranya didekatkan kepada skala diatonik. Selain nyanyian 48 vokal, laras pelognya tetap dipertahankan seasli mungkin. Dari Ansambel, Tarling lama- kelamaan berkembang menjadi suatu komedi serta tari-tarian yang sederhana ( Van Hoove :1984 : 3457). Kesenian tarling sebagai salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar(gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan / Kabupaten Indramayu. Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu dan Cirebon, menerimanya sebagai suatu gaya hidup. Trend yang disukai dan populer, di jondol atau ranggon anak muda suka memainkannya, seni musik ini mulai digandrungi. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong. Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi.Sugra dan teman-temannya pun sering diundang untuk manggung di pesta-pesta hajatan, meski tanpa honor. Biasanya, panggung itu pun hanya berupa tikar yang diterangi lampu petromaks (saat malam hari). Tak berhenti sampai di situ, Sugra pun melengkapi pertunjukkan tarlingnya dengan pergelaran drama. Adapun drama yang disampaikannya itu berkisah tentang kehidupan sehari-hari yang terjadi di tengah masyarakat. Akhirnya, 49 lahirlah lakon-lakon seperti Saida-Saeni, Pegat-Balen, maupun Lahir- Batin yang begitu melegenda hingga kini. Bahkan, lakon Saida-Saeni yang berakhir tragis, selalu menguras air mata para penontonnya.Namun yang pasti, nama tarling saat itu belum digunakan sebagai jenis aliran musik. Saat itu nama yang digunakan untuk menyebut jenis musik ini adalah Melodi Kota Ayu untuk wilayah Indramayu dan Melodi Kota Udang untuk wilayah Cirebon. Dan nama tarling baru diresmikan saat RRI sering menyiarkan jenis musik ini dan oleh Badan Pemerintah Harian (saat ini DPRD) pada tanggal 17 Agustus 1962 meresmikan nama Tarling sebagai nama resmi jenis musiknya.Tapi satu hal yang pasti, seni tarling saat ini meskipun telah hampir punah. Namun demikian, tarling selamanya tidak akan bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura. Dikarenakan tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut sawer keatas panggung atau sekedar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur. 2.3.1. Karya tarling legendaris 1. Saida Saini 2. Kang Ato Ayame Ilang 3. Baridin Ajian Semar Mesem 4. Kuntilanak (Lakon Sruet) Beberapa lagu tarling populer : 1. Warung Pojok (Abdul Adjib) 50 2. Kembang Kilaras Waru Doyong Pemuda Idaman (Sadi M.) 2.3.2. Tokoh-tokoh tarling 1. Uci Sanusi 2. JayanaSunarto 3. Martaatmadja 4. Abdul Adjib (pencipta lagu Warung Pojok) 5. Lulut Casmaya 6. Hj. Dariyah 7. Maman Suparman 2.3.3. Penyanyi tarling dangdut 1. Aas Rolani (pelantun Mabok Bae, Kembang Kilaras) 2. Cucun Novia (penyanyi Waru Doyong, SMS versi Tarling) 3. Nunung Alvi (penyanyi Nunggu Dudae) 4. Yoyo Suwaryo (penyanyi Jawa Sunda, Mboke Bocah) 5. Dewi Kirana (penyanyi Pengen Dikawin, Pecak Welut) Sampai saat ini perkembangan music tarling dangdut makin maju dan berkembang seiiring dengan banyak peminat musik, baik lokal se-wilayah Cirebon maupun Nasional. Banyaknya lagu-lagu tarling dangdut cirebonan yang dibawakan oleh artis nasional,menambah daya jual music tarling makin meningkat dan artis – artis tarling dangdut cirebonan makin banyak disukai oleh masyarakat. 51 BAB III OBYEK PENELITIAN 3.1. Radar Cirebon Televisi (RCTV) Radar Cirebon Televisi (RCTV) merupakan salah satu televisi lokal yang berada dibawah naungan Jawa Pos Grup dan dengan perusahaan pengelola PT. Wahana Televisi Cirebon yang beralamat di Jl. Perjuangan No. 09. RCTV mulai siaran awalnya pada tanggal 1 September tahun 2008 dan merupakan stasiun televise lokal pertama di kota Cirebon dengan slogan “langka padane” dengan program yang sederhana yang mencangkup seputar informasi, edukasi, hiburan, dan mengangkat kearifan lokal. Wilayah siaran radio ini meliputi Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) melalui channel 58UHF. Pada tahun 2010, program siaran berita dalam hal ini Program Wewara digencarkan untuk memenuhi kebutuhan penonton yang menyajikan informasi-informasi berita yang terjadi di Wilayah 3 Kota Cirebon dan sekitarnya. Baik insiden kenakalan remaja, insiden lalu lintas dan sebagainya. Dalam Program Wewara ini pun menayangkan informasi tentang prakiraan cuaca yang akan terjadi di sekitar Wilayah 3 Kota Cirebon. Hingga kini, komposisi siaran Radar Cirebon Televisi (RCTV) masih didominasi oleh program berita (30%), kemudian disusul oleh hiburan dan program lainnya. 51 52 Sementara segmentasi dari RCTV, sejak awal melakukan penyiaran hingga saat ini adalah masyarakat dengan usia 20-50 tahun dengan latar belakang pendidikan SMA – Perguruan Tinggi. Perkembangan stasiun ini sangat signifikan dari tahun ke tahun dengan peningkatan kualitas siarannya sehingga stasiun ini memiliki penggemar dan penonton yang semakin bertambah. Pada awal tayang di tahun 2008, Radar Cirebon Televisi (RCTV) baru mengudara selama 4 jam. Kemudian terus berkembang menjadi 8 jam di tahun berikutnya. Radar Cirebon Televisi (RCTV) mulai menjadi 12 jam, di tahun 2009, dan selanjutnya terus berkembang menjadi kini sekitar 20 jam. Kemampuan menyiarkan program acara secara langsung pun terus berkembang. Dimulai dari hanya bisa menyiarkan secara langsung di dalam studio, hingga di luar studio. Kini daya siar Radar Cirebon Televisi (RCTV) sendiri pun telah berkembang. Tidak hanya untuk wilayah 3 Cirebon, tetapi juga mencapai daerah Subang hingga Brebes. Berdasarkan survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) tahun 2012 stasiun ini dipilih sebagai stasiun yang memiliki penggemar cukup banyak dan merupakan stasiun televisi lokal yang paling sering ditonton oleh masyarakat se-Wilayah 3 (Ciayumajakuning). Beberapa siaran menjadi favorit pemirsa disiarkan oleh RCTV seperti Wewara (Pagi, Siang, Malam), Moregan dan Tembang Pantura dan lain - lain. Melalui tembang – tembang dangdut Pantura (Tembang Pantura) Studio RCTV menjadi studio yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat se-wilayah 3 untuk menyaksikan live musiknya. 53 3.2. Logo Radar Cirebon Televisi (RCTV) Logo pada suatu perusahaan merupakan lambang jati diri dari perusahaan tersebut, karena setiap perusahaan memiliki ciri khas logo masing-masing yang membedakan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Pada tahun 2009, logo RCTV kembali berubah, kesan logo yang tegas dan keras muncul dari jenis huruf yang digunakan dalam logo tersebut.Hal ini menunjukan bahwa RCTV merupakan media yang kritis, tegas dan independen. Warna biru pada tulisan RC menunjukkan bahwa media Radar Cirebon Televisi juga eksis di udara. Sementara warna merah pada tulisan TV sebagai simbol semangat. Dimana manajemen RCTV bertekad dan memiliki semangat untuk menyajikan tayangan yang terbaik pada penonton. Dan pada tahun 2013 logo Radar Cirebon Televisi mengalami perubahan kembali seperti pada gambar 3.3 , RCTV ditunjukan dengan logo bulat berwarna biru dan cokelat.Tulisan RCTV dibuat menyambung tanpa terputus.Warna biru dan cokelat dipilih, karena dianggap mewakili tanah dan udara.Cokelat untuk warna tanah, sementara biru untuk warna udara.Maksudnya, diharapkan RCTV bisa eksis tidak hanya di udara, tetapi juga di darat dan mendapatkan perhatian dari masyarakat.Sementara tulisan RCTV yang menyambung tanpa terputus itu berarti bahwa RCTV dibangun dengan semangat kebersamaan.Mulai dari pihak manajemen, hingga memperhatikan pula kebutuhan penonton.Sehingga semangat kebersamaan ini tidak hanya dirasakan oleh pihak internal tetapi juga pihak 54 ekstenal.Sementara tanda bulat sendiri menandakan tekad untuk maju dan bergerak tanpa batas. Gambar 3.1 Logo RCTV pada tahun 2013 3.3. Struktur Organisasi RCTV Untuk membuat roda perusahaan berjalan efisien, efektif dan optimal, maka RCTV yang telah mempekerjakan sejumlah tenaga kerja tentunya akan membagi sumber daya manusia tersebut dalam bagian-bagian yang sesuai dengan keahliannya, sehingga masing-masing individu memiliki gambaran yang jelas tentang posisi, fungsi dan haknya. Berikut struktur organisasi yang ada di RCTV : 55 Direktur Utama Yanto S Utomo Wakil Direktur Abdul Malik General Manajer Abdul Malik Manajer Keuangan Manajer Produksi Manajer Iklan Manajer News Liana Sukmawaty Eko Wahyono Imam Bukhori Eko Ardie Nugraha - Teknik: Harry Hidayat Dedi Budiman Sakuri - - Studio: Bisri Wardoyo Sulaeman - Kameramen: Zamzam M Alimudin Editor: Agun Gunarso Deden Hidayat - Koordinator News: Ryan Haryanto - Koordinator Editor: Alwi Al Zufri - Koordinator Presenter: LintangUtami MCR: Adi Mulya Eka Ismaya F Ferry Gambar 3.4 Sruktur Perusahaan Radar Cirebon Televisi Sumber : (sumber Radar Cirebon Televisi) 2013 Adapun tugas, tanggung jawab dan juga fungsi dari masing-masing jabatan adalah: A. Direktur Utama - Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan - Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan. - Mengangkat dan memberhentikan karyawan. 56 - Memelihara dan mengawasi kekayaan perseroan terbatas. - Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien. - Mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian atau kesepakatan, merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan. - Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perusahaan sesuai dengan kebijakan rapat umum pemegang saham. B. Wakil Direktur - Membantu direktur dalam menjalankan amanah tertinggi pada roda perusahaan. - Mengkoordinasikan manajer-manajer bidang dalam menjalankan fungsinya. - Mengkoordinasi manajer dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas anggota. - Membantu direktur dalam menjalankan tugas-tugasnya. - Mengontrol manajer SDM dalam hal peningkatan kualitas pegawai. - Memberikan saran dan masukan terhadap kebijakan yang akan diambil direktur. C. General Manager - Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal. 57 - Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaan agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat. - Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya. - Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul. - Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan. - Memutuskan strategi kebijakan per bulan dalam implementasi strategi pertahun. - Menangani masalah strategis dalam kebijakan perusahaan D. Manajer Keuangan - Bekerjasama dengan para manajer lain untuk yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan. - Memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yangberkaitan dengannya. - Bekerjasama dengan manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. - Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan dimana dana dapat diperoleh diperdagangkan. dan surat berharga perusahaan dapat 58 - Mengambil keputusan investasi yang menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternative investasi yang dinilai menguntungkan. - Mengambil keputusan pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah. - Mengambil keputusan dividen menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham. E. Manajer Produksi - Bertanggung jawab atas program lokal, iklan dan pelayanan umum serta pengumuman. - Mengawasi seluruh pemain serta personalia produksi - Melakukan penjadwalan program siaran langsung (lve) atau produksi yang direkam (tapping) - Mengawasi seluruh isi program yang ditayangkan, darimanapun sumbernya. - Melakukan koordinasi dengan pihak luar, bila memang terjadi produksi program bekerjasama dengan pihak lain. (Bukan in house production). F. Manajer Iklan - Bertanggung jawab atas seluruh tugas periklanan. - Berhak menentukan penjadwalan iklan serta mengevaluasi hasil produksi. 59 - Merumuskan anggaran tahunan dan menyajikan ke manajemen puncak (direktur) - Mengkoordinasikan tindakan periklanan dengan pihak produksi. - Menentukan besaran tarif dan juga melakukan negosiasi dengan pihak luar. - Mengkoordinir agen-agen iklan termasuk juga memberikan pembinaan pada agen iklan. - Melakukan dan membangun kontrak kerja atau Memorandum of Understanding dengan pihak lain terkait promosi. G. Manajer News - Bertanggung jawab atas program berita yang disiarkan. - Mempersiapkan penayangan suatu program berita. - Memilih berita yang akan disiarkan pada suatu program. - Memutuskan berita apa saja yang akan disiarkan dalam program berita, termasuk durasi dan format berita yang akan ditayangkan. - Menyusun urutan berita yang akan ditampilkan. - Mengarahkan koordinator pemberitaan, terkait peliputan berita. H. Teknisi - Bertanggung jawab atas jaringan yang digunakan dalam operasional penyiaran. - Bertanggung jawab atas alat-alat yang mendukung produksi dan juga operasional penyiaran. - Memeriksa secara rutin kondisi jaringan dan alat-alat produksi penyiaran. 60 - Melakukan perawatan atau maintenance atas barang-barang dan juga jaringan yang terpasang. - Bertanggung jawab atas jangkauan dan juga kualitas tayangan penyiaran. I. Kameramen - Mengontrol operasional kamera film dan video - Melakukan penyesuaian kamera sesuai dengan instruksi manajer produksi - Bertanggung jawab atas gambar atau frame yang diambil - Merekam setiap gerakan dengan mulus, tenang dan efisien serta menghindari masalah dengan kabel yang menghubungi kamera dengan switcher. - Mengatur gambar baik dalam hal tingkat warna, kecerahan dan tingkat kontras. J. Studioman - Bertanggung jawab atas studio yang ada di RCTV - Mengatur jadwal penggunaan studio - Menginventarisir dan juga menjaga barang-barang studio’ - Mengatur posisi dan dekorasi studio - Berkoordinasi dengan pihak pengguna studio. K. Editor Produksi - Bertanggungjawab atas kegiatan pasca prdokusi. - Bertanggung jawab atas video yang akan ditayangkan. - Membuat bumper acara. 61 - Mengedit video-video program siaran tapping (rekaman) sesuai dengan story board yang disiapkan oleh bagian produksi. - Menyeleksi stock shoot yang telah diambil oleh kameramen. L. Koordinator News - Bertanggung jawab atas pengaturan wartawan yang melakukan peliputan. - Mengarahkan wartawan perihal pemberitaan yang harus diteliti dan diliput. - Memberikan pembinaan terhadap wartawan dalam hal tugas jurnalistik. - Melakukan pengawasan dan juga evaluasi atas kinerja wartawan. - Membuat daftar berita yang dianggap layak tayang (listing). - Mengatur jadwal kerja wartawan dan juga pembagian desk untuk masing-masing wartawan. M.Koordinator Presenter - Bertanggung jawab atas presenter atau pembawa acara pada suatu program. - Menyusun jadwal syuting presenter yang ada. - Membina dan meningkatkan kualitas para presenter. - Mengevaluasi kinerja para presenter yang ada. - Melakukan pembagian tugas presenter baik presenter program live atau tapping. 62 N. MCR - Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya program tayang baik tapping ataupun live. - Menjaga kualitas penayangan gambar. - Menayangkan tayangan yang telah tersusun dalam jadwal - Mengatur kualitas output audio pada program tayang. - Dalam program live, bertanggung jawab untuk memastikan alat penunjang bisa berfungsi dengan baik. - Bertanggung jawab memberikan efek grafis pada tayangan. - Bertugas merekam, mencatat rekaman, mengcapture dan mengcopy materi program tayang. 3.4. Pola Siar RCTV Pola siar atau program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi dari hari ke hari dan dari jam ke jam. Pola siar merupakan susunan mata acara yang memuat penggolongan, jenis, hari dan waktu. Secara garis besar, program televisi dibagi menjadi program berita dan program non berita. Radar Cirebon Televisi memiliki pola siar untuk membuat program-program yang di tayangkan dapat berjalan efisien, efektif dan optimal. Berikut tabel pola siar yang ada di RCTV : 63 Jam Tabel 3.1 Pola Siar Radar Cirebon Televisi Sumber : (sumber Radar Cirebon Televisi) 2013 Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Raya Raya Raya Raya Raya Raya Raya Selamat Selamat Selamat Selamat Selamat Selamat Selamat Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Cirebon Cirebon Cirebon Cirebon Cirebon Cirebon Cirebon Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Bugar Bugar Bugar Bugar Bugar Bugar Bugar Bahagia Bahagia Bahagia Bahagia Bahagia Bahagia Bahagia Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Tembang Tembang Tembang Tembang Tembang Tembang Tembang Pantura Pantura Pantura Pantura Pantura Pantura Pantura Selingan Selingan Selingan Selingan Selingan Selingan Selingan Musik Musik Musik Musik Musik Musik Musik Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu 13.00 Insiden 24 Insiden 24 Insiden 24 Insiden 24 Insiden 24 Insiden 24 Insiden 24 Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Siang Siang Siang Siang Siang Siang Siang Ayo Ayo Ayo Ayo Ayo Ayo Ayo Mengaji Mengaji Mengaji Mengaji Mengaji Mengaji Mengaji 15.30 Ragam Ragam Ragam Ragam Ragam Ragam Ragam 16.00 Hot Track Hot Track Hot Track Hot Track Hot Track Hot Track Hot Track 17.00 Solusi Solusi Solusi Solusi Solusi Solusi Taman Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Bermain Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Petang Petang Petang Petang Petang Petang Petang 06.55 07.00 08.00 09.00 10.00 10.05 12.00 13.30 14.30 18.00 64 19.30 Solusi Solusi Solusi Solusi Solusi Solusi Solusi Publik Publik Publik Pubnlik Publik Publik Publik Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Kuis Kuis Kuis Kuis Kuis Selingan Selingan Dahlan Dahlan Dahlan Dahlan Dahlan Musik Musik Iskan Iskan Iskan Iskan Iskan Solusi Solusi Legislatif Tembang Rerasan Melodi Ragam Sehat Sehat Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini 21.30 Ragam Ragam Ragam Ragam Ragam Ragam 22.00 Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Terkini Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Super Hari Ini Hari Ini Hari Ini Hari Ini Hari Ini Hari Ini Setar Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Wewara Malam Malam Malam Malam Malam Malam Insiden 24 Insiden 24 Insiden 24 Insiden 24 20.00 20.05 20.30 21.00 22.05 23.00 23.30 00.00 Insiden 24 Inseden 24 Pantura Memori Jam Jam Jam Jam Jam Jam Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Raya Raya Raya Raya Raya Raya Raya 3.5. Tembang Pantura Tembang Pantura merupakan salah satu siaran yang menjadi unggulan Radar Cirebon Televisi (RCTV) menayangkan hiburan musik dangdut secara live dengan dukungan dari grup musik Hadi n Friends dan mendatangkan artis-artis penyanyi dangdut tarling pantura. Tembang Pantura. Siaran ini disiarkan secara live setiap hari tiap minggunya. Siaran ini berlangsung dari 65 pukul 10.05 tiap minggunya. Tayangan perdana Tembang Pantura yaitu sejak tahun 2009 atau 2010 Tahun setelah berdirinya RCTV. Gagasan live musik Tembang Pantura ini terdorong oleh hausnya musik – musik yang berasal dari wilayah sendiri. Hal ini seiring dengan gejolak musik bernuansa dangdut gembira yang mulai mendapat tempat di masyarakat baik pada golongan menengah maupun kelompok atas secara sosial. Musik bernuansa dangdut mulai mendapat tempat di semua kalangan atau menjadi “milik” semua kalangan. Adapun Tembang Pantura menyajikan lagu – lagu Cirebonan dengan karakteristik musik bernuansa dangdut. Tema – tema lagu yang disajikan pada Tembang Pantura sebagaimana musik-musik dangdut pada umumnya seperti lagu –lagu cinta, atau kehidupan rumahtangga, selaras dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat Pantai Utara. Pantura merupakan singkatan dari Pantai Utara sesuai dengan karakteristik demografi wilayah Cirebon yang berada di sepanjang jalur Pantai Utara Jawa. Contoh lagu “Waru Doyong” kental dengan nuansa dangdut Cirebonan menceritakan pohon waru yang mudah tumbuh dipinggir sungai wilayah Cirebon. 3.6 Penyanyi Dangdut Pantura Penyanyi yang menyanyikan lagu – lagu di Tembang Pantura umumnya para penyanyi lokal Cirebon. Penyanyi dangdut tarling yang didatangkan merupakan penyanyi lokal asli Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) seperti Aas Rohlani, Dian Sastra, Dian Anik, dll. Beberapa penyanyi dangdut Tembang pantura seperti Aas Rohlani ini bahkan 66 telah diakui sejajar dengan penyanyi dangdut yang kiprahnya diakui secara nasional. 3.7 Program Acara Supersetar Berawal dari program acara tembang pantura cirebonan yang di tayangkan oleh RCTV, keluarlah ide membuat program televisi bertema supersetar yang ditayangkan secara langsung atau yang sering kita sebut live show, acara supersetar ini sebagai program penunjang untuk menanggapi permintaan dari masyarakat tentang artis pendatang baru didunia musik pantura Cirebon baik yang sudah memiliki lagu sendiri maupun yang belum. Tujuan acara tersebut sebagai batu loncatan untuk para artis pendatang baru agar dapat dikenal oleh masyarakat, dan mendapat banyak jam terbang untuk mengisi acara musik di wilayah sekitar cirebon. Acara ini dibuka untuk umum dan tidak memiliki kriteria tertentu untuk dapat ikut serta didalamnya, hanya diharuskan tampil secara maksimal. 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Bab IV ini berisi mengenai pembahasan data dari dan hasil penelitian mengenai komunikasi persuasif yang dilakukan penyanyi dangdut tarling pantura di Program Super Setar untuk menarik minat penonton. Setelah itu, dalam bab ini juga akan dijabarkan tentang apa yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dan menghubungkannya dengan hasil pengumpulan data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini informan yang dipilih yaitu Produser Super Setar RCTV yang bertanggung jawab penuh pada program Super Setar, penyanyi dangdut tarling pantura yang kerap kali menjadi bintang tamu atau pengisi acara dan juga penonton Super Setar baik yang di rumah ataupun di studio RCTV. Super Setar sendiri merupakan program yang brisikan penampilan penyanyi dangdut tarling pantura. Dan pada program tersebut, penyanyi berusaha untuk mengajak para penonton untuk ikut larut dalam nyanyian yang dibawakannya. Dalam setiap penampilannya, para penyanyi memiliki cara komunikasi persuasif tersendiri untuk bisa menarik minat para penonton. 67 68 Adapun informan yang menjadi sumber data peneliti tertuang dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Data Informan No Nama Jabatan 1 Ryan Haryanto Produser Super Setar RCTV 2 Nunung Alvi Penyanyi Dangdut Tarling Pantura 3 Irma Airlangga Penyanyi Dangdut Tarling Pantura 4 Wiwin Adelton Penyanyi Dangdut Tarling Pantura 5 Bambang Penonton Super Setar 6 Bahrudin Penonton Super Setar 7 Mama Mako Penonton Super Setar 8 Sukoco Penonton Super Setar 69 4.1.1 Komunikasi Persuasif Penyanyi Dangdut Tarling Pantura Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti, penyanyi dangdut tarling pantura melakukan banyak cara untuk mengajak dan mengundang minat penonton. 1. Stimulus Stimulus adalah rangsangan atau dorongan, sehingga unsur stimulus dalam SOR merupakan perangsang berupa message atau isi dan pernyataan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penelitik, diketahui bahwa para penyanyi dangdut mengawali aksinya di panggung dengan mengucapkan salam. Setelah itu, mereka mencoba untuk melontarkan kalimat-kalimat yang ringan namun dapat menghibur penonton. “Ketika saya naik ke pentas, saya selalu mengawalinya dengan mengucapkan salam. Setelah itu, dengan bahasa Cirebon, saya menyelipkan salam-salam untuk para penonton setia. Seperti titip salam kanggo mamae Ani, balike gawa duren jeh.” (hasil wawancara dengan Nunung Alvi, Penyanyi Dangdut Tarling Pantura). Tidak hanya itu, rangsangan lainnya yang dilakukan oleh penyanyi dangdut tarling pantura adalah mengajak penonton untuk ikut menyanyi dan ke atas panggung. Setidaknya untuk ikut bergoyang. 70 “Di tengah menyanyi juga biar lebih akrab dengan penonton, saya coba ajak, ayo mene gabung, goyang di atas panggung.” (hasil wawancara dengan Wiwin Adelton, penyanyi dangdut tarling pantura). Rangsangan lain yang dilakukan oleh penyanyi yaitu memuji penonton setia, agar juga berjoget dan sawer. Dalam komunikasinya, para penyanyi tarling dangdut pantura itu juga menggunakan bahasa daerah agar lebih akrab. “Kalau ngomongnya pakai bahasa Indonesia, nuansa daerahnya nggak dapat, dan kurang akrab sama penonton.” (hasil wawancara dengan Irma Airlangga, penyanyi dangdut tarling pantura) Termasuk juga penyanyi dangdut suka meminta penonton untuk menyanyi bersama. Setiap usai menyanyikan lagu, para penyanyi suka meminta penonton untuk merequest lagu yang hendak dinyanyikan. “Kalau meminta penonton untuk memilih lagu itu jadi cara ampuh untuk mengajak penonton ikut joget.” (hasil wawancara dengan penyanyi dangdut tarling, Nunung Alvi) Selain itu, penyanyi dangdut juga suka memberikan candaan dalam setiap jeda antar lagu. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketenganan dan menjadikan suasana akrab. 71 Selain kalimat-kalimat verbal, penyanyi juga mencoba memberikan gerakan-gerakan yang bisa membuat penonton tertarik. Seperti lambaian tangan, senyuman, menarik penonton hingga bergoyang. “Senyum menjadi awal kehangatan dan keintiman. Serasa lebih dekat saja dengan penonton.” (hasil wawancara dengan penyanyi dangdut tarlingan, Irma Erlangga) Namun sayangnya, tidak semua penyanyi juga dapat berinteraksi dengan baik. Perhatian yang diberikan oleh beberapa penyanyi dangdut tarling pantura terkadang masih kurang maksimal. “Memang perhatian dari para penyanyi masih kurang. Ada sebagian yang sudah mengajak penonton untuk ikut bergoyang, atau nyanyi bersama. Tapi ada juga penyanyi yang hanya asyik sendiri. Dia bergoyang tapi hanya untuk diri sendiri. Tidak mengajak ke penonton.” (hasil wawancara dengan produser Superstar RCTV, Ryan Haryanto) Sementara itu, para penyanyi sendiri, mencoba menggunakan pakaian yang menarik, agar mendapatkan perhatian dari para penonton. 72 “Saya mencoba menggunakan pakaian yang nyentrik. Bisa dari modelnya atau warnanya. Setidaknya dengan pakaian yang nyentrik, bisa menarik. Tapi diusahakan biar tidak norak.” (hasil wawancara dengan penyanyi dangdut tarling pantura, Nunung Alvi). 2. Organisme Organisme adalah badan yang hidup, sudah berarti manusia dalam istilah komunikan. Sehingga unsur organisme dalam teori SOR adalah receiver (penerima pesan). Berdasarkan teori SOR, yang dimaksud dengan komunikan adalah penonton. a. Penonton Dalam penelitian ini, penonton merupakan komunikan. Mereka menerima stimulus atau ajakan dari penyanyi. Dalam pelaksanaan program Supersetar, penonton tidak hanya berpusat pada penonton yang berada di studio. Namun juga penonton yang berada di rumah. Karena, program Supersetar sendiri ditayangkan secara live di RCTV. “Memang untuk yang di studio, biasanya memang masyarakat datang sendiri, atau memang penonton tersebut merupakan fans dari penyanyi yang kita undang, sehingga studio juga ramai. Yang jelas, setiap program Supersetar, kita selalu menghadirkan penonton di studio. (hasil wawancara dengan produser Supersetar RCTV, Ryan Haryanto). 73 3. Respons Respons adalah reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau akibat. Dalam teori SOR, respons merupakan efek. Setidaknya ada tiga hal yang termasuk dalam hal respons. Hal itu adalah perhatian, pengertian dan penerimaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa respons para penonton terhadap rangsangan (stimulus) yang dilakukan oleh para penyanyi begitu beragam. Ada yang memang ikut bergoyang, hanya menonton, hingga acuh tak acuh. Menurut salah seorang informan, Bambang, beberapa rangsangan yang dilakukan oleh penyanyi dangdut tarling pantura memang sangat menarik. Penampilan para penyanyi yang cantik, ditambah suara yang merdu dan goyangan yang memikat membuat dirinya betah untuk menonton program superstar. “Apalagi penyanyi sering nyapa, pakai bahasa Cirebon, terus pada murah senyum semua. Enak ngelihatnya. Lagunya enak, penyanyinya cantik. Jadi ya enak kalau nontonnya." (hasil wawancara dengan salah seorang penonton superstar, Bambang). Namun ada juga yang hanya sekadar menonton, tapi tidak begitu tertarik untuk ikut menyanyi bahkan bergoyang. “Kebetulan saya suka sama lagu dangdut tarling pantura. Jadi buat saya, mau penyanyinya seperti apa, atau mau goyang atau tidak, itu tidak berpengaruh untuk saya. Selagi memang lagu yang dibawakannya lagu yang saya suka dan suaranya merdu, itu sudah 74 cukup.” (hasil wawancara dengan salah seorang penonton Supersetar, Sukoco). Berbagai cara yang dilakukan penyanyi, seperti menyapa penonton, rupanya cukup mendapat respons yang baik dari para penonton. Bahkan, salah seorang informan, Mama Mako sangat senang dan antusias karena namanya sering disebut saat acara Superstar. “Namanya sering disebut, ya seneng banget. Apalagi yang nyebutnya itu penyanyi-penyanyi kondang, kaya Nunung Alvi, Diana Sastra. Seneng banget.” (hasil wawancara dengan salah seorang penonton, Mama Mako) Namun nampaknya tidak semua rangsangan yang dilakukan oleh penyanyi disambut baik oleh penonton. Bahkan ada juga yang menilai berbagai macam rangsangan yang dilakukan oleh penyanyi dangdut tarlingan cukup menjenuhkan, bahkan tidak menyenangkan. Penampilan para penyanyi dangdut tarling pantura pun kerap kali dianggap norak atau kurang pantas. “Kadang penasaran ingin lihat, tapi setelah melihat itu, kok malah jadi malas ya. Tampilan, pakaiannya, goyangannya kadang suka berlebihan. Terus mau ke nyanyinya suka lama. Terlalu lama berinteraksi sama penonton. Padahal kan kita nonton itu kan ingin melihat mereka bernyanyi.” (hasil wawancara dengan salah satu penonton Superstar, Bahrudin). 75 a. Perhatian Perhatian berbeda dari simpati, empati dan komunikasi walaupun ketiganya berhubungan erat dalam pemusatan tenaga seseorang. Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar individu. Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Dalam penelitian ini, perhatian yang diberikan oleh para penonton terhadap ajakan para penyanyi begitu beragam. Ada yang memberikan perhatian yang positif dan juga negatif. Salah seorang informan, Bambang memberikan perhatian penuh saat penyanyi tampil. “Dari awal sampai akhir ya saya perhatikan. Orang saya emang suka program ini dan penggemar dangdut. Apalagi memang penyanyinya juga menarik. Lagunya enak, suaranya bagus. Cantik-cantik lagi.” (Hasil wawancara dengan salah seorang penonton, Bambang.) Namun ada juga yang tidak memberikan perhatian penuh. Beberapa penonton program tersebut menonton setengah jalan atau tidak sampai tuntas. 76 “Kalau penyanyinya kostumnya sopan, suaranya enak, ngomongnya juga enak, ya saya tonton. Tapi kadang satu penyanyi bagus, terus yang lainnya enggak. Jadi agak males juga nontonnya. Kadang kalau nonton di rumah, saya ganti saluran televisinya,” (hasil wawancara dengan salah seorang penonton, Bahrudin) Hal serupa juga terkadang dirasakan oleh Sukoco. Saat diajak penyanyi untuk ikut menyanyi atau bergoyang, dirinya terkadang sungkan. “Kadang ajakannya juga suka kurang tepat. Bahasa para penyanyi ada yang bagus, ada yang nggak. Jadi kadang bikin malas. Terus suka kebanyakan bicara penyanyinya, ujungujungnya malah nyanyinya lama.” (hasil wawancara dengan Bahrudin, salah seorang penonton Supersetar). b. Pengertian Pengertian adalah proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Dalam penelitian ini, penyanyi berusaha memberikan pengertian pada penonton. Pengertian untuk bergoyang atau ikut aktif di acara Super Setar. “Di panggung kita juga coba mengajak merayu penonton untuk bergoyang. Niatnya biar penonton itu ngerti apa yang kita maksud.” (hasil wawancara dengan penyanyi tarling dangdut pantura, Nunung Alvi). 77 Penampilan artis dan aksi panggung penonton rupanya kerap kali tidak bisa dipahami oleh penonton. “Kadang saya suka nggak ngerti sama maksudnya penyanyi goyang-goyang di atas panggung kayak gitu. Kadang goyangannya juga agak berlebihan. Makanya saya malas kalau harus ikut goyang.” (hasil wawancara dengan salah seorang informan, Bahrudin). c. Penerimaan Penerimaan adalah suatu tingkat kemampuan individu dalam menerima rangsangan secara baik. (Menurut Hurlock) Berdasarkan hasil penelitian ini penerimaan penonton terhadap ajakan penyanyi berbagai macam. Ada beberapa penonton yang memberikan penerimaan positif dan adapula penonton yang memberikan penerimaan yang negatif. Salah seorang informan, Mama Mako memilih untuk langsung berjoget bila memang ada penyanyi yang mengajaknya untuk bergoyang. “Saya langsung ikut berjoget jika ada penyanyi yang mengajak saya untuk berjoget atau hanya sekadar memanggil. Saya sudah pasti akan langsung ikut berjoget bersamanya dan suka saya kasih bonus (yang disebut uang saweran) kalau penyanyi tersebut membawakan lagu yang saya suka dan merdu suaranya”. 78 Namun ada juga yang tidak memberikan respons positif. Salah seorang penonton Bahrudin justru agak kesal melihat gesture yang ditunjukan oleh para penyanyi dangdut tarling pantura. “Saya ga suka sama penampilan yang terlalu seronok, kadang suka ada yang berpakaian terlalu seksi. Goyangnya juga nggak banget. Dilihatnya nggak pantas saja, jadi bikin saya males liatnya dan saya tinggal pulang saja”. (hasil wawancara dengan Bahrudin). Sementara Bambang justru tertarik dengan penyanyi dangdut tarling pantura. “Penyanyinya sangat aktif jadi saya tertarik dan berminat untuk ikut berjoget”. (hasil wawancara dengan salah seorang penonton, Bambang) 79 4.1.2 Hambatan yang Dihadapi Oleh Penyanyi Dangdut Tarling Pantura untuk Menarik Minat Penonton Dalam menarik minat penonton, para penyanyi tarling dangdut pantura pun sering mengalami hambatan. Darihasil wawacara dan pengamatan peneliti pada sejumlah tayangan program Superstar, ada beberapa hambatan yang dialami seperti jenis lagu, rasa malu hingga suara penyanyi yang kurang baik. Menurut produser Superstar RCTV, Ryan Haryanto, salah satu hambatan untuk menarik minat penonton sering kali dialami oleh para penyanyi baru. Mereka sebagian besar masih merasa malu dan tidak terbiasa menyanyi untuk ditayangkan di televisi. “Mungkin rasanya beda menyanyi di atas panggung dan di Superstar yang juga disiarkan. Untuk para penyanyi baru kadang mereka grogi, jadi kadang kaku mau ajak penonton. Biasanya hanya nyanyi dan goyang sendiri saja, tanpa mengajak penonton. Kalaupun ngajak penonton juga mereka kurang maksimal, karena kadang degdegan.” (hasil wawancara dengan produser Superstar RCTV, Ryan Haryanto). Selain itu, kadang lagu yang dipilih penyanyi juga kerap menjadi kendala. Apalagi, tema lagu yang dipilih tidak sesuai dengan momen kegiatan. 80 “Misalnya yang membawa lagu melow atau sedih. Kadang penonton kurang antusias. Penyanyi sudah mencoba menarik minat pentonton juga kadang pentonton tidak memberikan respons dengan baik.” (hasil wawancara dengan Ryan Haryanto, produser Superstar RCTV) Pemilihan gaya bahasa, juga menjadi salah satu hal yang bisa menentukan minat para penonton. Ryan Haryanto mengatakan, kadang komunikasi para penyanyi dengan penoton menggunakan gaya bahasa yang kurang tepat. Kata-kata yang digunakan kurang tepat, termasuk juga intonasi ajakan yang dilakukan oleh para penyanyi. “Kadang penyanyi juga suka teriak-teriak kurang jelas apa maksudnya. Nada bicaranya yang tidak tepat atau tidak ada kata sapaan akhirnya membuat penonton kurang merespons. Mereka akhirnya membuat penonton jenuh.” (hasil wawancara dengan Ryan Haryanto, produser Superstar RCTV) Rasa canggung dan malu penonton untuk bergoyang juga menjadi kendala sendiri. Para penyanyi sudah berusaha menyanyi dan melakukan ajakan, namun tidak mendapat respons dari para penonton. “Kita biasanya sudah mengajak, tapi kadang ada juga penonton yang malu. Mereka ogah akhirnya. Jadi ya kita juga nggak bisa buat banyak. Udah nyoba mengajak, tapi tidak direspons. Mereka ratarata malu, atau karena tidak biasa bergoyang. Jadi ini kendala sendiri.” (hasil wawancara dengan salah seorang penyanyi dangdut tarling pantura, Wiwin Adelton). 81 Selain itu, hambatan lainnya untuk menarik minat penonton adalah tidak semua penyanyi memiliki suara yang cukup merdu. "Ya namanya juga penyanyi, kita itu jualan suara. Jadi sangat disayangkan saja kalau ada penyanyi yang lebih menonjolkan gerakan goyang dan rayuan tapi tidak diimbangi dengan kualitas suara yang baik." (hasil wawancara dengan penyanyi dangdut tarling pantura, Nunung Alvi) Masih adanya stigma negatif di masyarakat tentang para penyanyi dangdut pantura rupanya juga menjadi kendala tersendiri bagi penyanyi untuk bisa menggaet penonton. Kadang terdapat penonton yang hendak bergoyang namun takut mendapatkan cap yang kurang baik dari masyarakat sekitar. "Kadang ada yang mau goyang, tapi malu-malu. Kalau nggak memang khawatir di cap negatif. Kita juga tidak memungkiri kalau masih banyak pandangan negatif soal penyanyi dangdut tarling pantura. Makanya kadang penonton ada yang khawatir kalau joget sama kita" (hasil wawancara dengan penyanyi dangdut tarling pantura, Irma Airlangga) 82 4.1.3 Minat Penonton Terhadap Penyanyi Dangdut Tarling Pantura Minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. Menurut Tidjan (1976 :71). “Minat penonton terhadap acara super star ini dapat dikatakan sangat antusias sekali hal ini bisa dilihat dari jumlah penonton yang selalu hadir di studio pada saat acara super star berlangsung begitu pula dengan reting penonton yang menonton dirumah sangat tinggi”. (hasil wawancara dengan Ryan Haryanto, produser Superstar RCTV) Sementara di mata penyanyi, minat penonton beraneka ragam. Ada yang aktif, ada juga yang pasif. “Minat penonton di studionya bagus kok, soalnya ada beberapa dari penonton yang saya ajak untuk ikut berjoget dan responnya positif, penonton ikut berjoget dan kadang suka mengikuti gerakangerakan saya saat berjoget” (hasil wawancara dengan penyanyi dangdut tarling, Nunung Alvi ) Namun berbeda yang dialami oleh Irma Airlangga. Saat dirinya tampil di program Super Setar, penonton justru pasif. Berbagai ajakan sudah coba dilontarkan, hanya tidak banyak yang ikut bergoyang. 83 “Penontonnya menurut saya biasa-biasa aja malah responnya sangat pasif, ketika saya mengajak mereka untuk berjoget malah ada yang diam saja. Memang ada juga sebagian yang bergoyang, tapi tidak banyak. Kebanyakan juga mereka yang hanya melihat tapi tidak bergoyang. Entah melihatnya itu suka atau tidak.” (Hasil wawancara dengan penyanyi dangdut tarling, Irma Airlangga) Di mata Wiwin Adelton, minat penonton untuk ikut bergoyang di program Super Setar masih kurang maksimal. Padahal dirinya sudah berusaha melakukan berbagai hal untuk menarik pehatian dan mengajak penonton bergoyang. "Kadang ada yang ikut goyang, kadang ada juga yang biasa aja. Kadang minggu ini banyak yang goyang, tapi kadang juga sepi. Ya tergantung sebenarnya. Padahal saya dan penyanyi lain sudah berusaha dengan berbagai cara. Merayu dan lain sebagainya juga sudah dilakukan." 84 4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Komunikasi Persuasif Penyanyi Tarling Dangdut Pantura Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Dalam penelitian ini, penyanyi berusaha untuk mepengaruhi penonton Super Setar untuk bergoyang. Penyanyi berusaha melakukan berbagai upaya agar penonton Super Setar berminat untuk menonton bahkan bergoyang mengikuti irama lagu. 1. Stimulus Stimulus adalah rangsangan atau dorongan. Unsur stimulus dalam SOR merupakan perangsang berupa message atau isi dan pernyataan. Stimulus yang diberikan itu diharapkan bisa mempengaruhi atau mengubah perilaku komunikan. Komunikator dalam penelitian adalah penyanyi memberikan stimulus pada penonton. Hasil yang hendak didapat adalah keikutsertaan penonton dalam program Super Setar. Sehingga penonton tidak hanya sekadar menonton, tetapi juga ikut bergoyang. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, peniliti menganalisis bahwa stimulus atau rangsangan yang dilakukan oleh penyanyi itu berbeda-beda. Ada penyanyi yang mencoba merangsang penonton sebelum mulai membawakan lagu, saat membawakan lagu, atau bahkan menarik penonton untuk bergoyang. Cara penyanyi 85 melakukan komunikasi persuasif ini menjadi salah satu penentu respons dari penonton. Namun sayangnya, setelah peneliti melakukan penelitian, diketahui bahwa tidak seluruh penyanyi melakukan komunikasi persuasif dengan optimal. Sebagian besar khususnya penyanyi senior memang sudah tidak canggung lagi untuk mengajak bahkan menarik penonton dengan cara yang santun. Namun ada juga penyanyi yang masih malu-malu. Malu-malu untuk bergoyang, malu-malu untuk mengajak penonton dan hanya menyanyi untuk sendiri. Sehingga tidak memikirkan keterlibatan penonton yang ada. 2. Organisme Organisme adalah badan yang hidup, sudah berarti manusia dalam istilah komunikan. Dalam penelitian ini komunikan yang dimaksud adalah penonton. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa program Super Setar memang melibatkan banyak penonton. Penonton ini menjadi massa atau sasaran penyanyi untuk memeriahkan acara, salah satunya dengan bergoyang. Tidak hanya penonton yang berada di studio, pada penelitian ini, organisme yang dimaksud juga adalah penonton yang berada di rumah. Karena, program Super Setar ini merupakan acara yang disiarkan di RCTV secara live atau langsung. 86 3. Respons Respons adalah reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau akibat. Dalam teori SOR, respons merupakan efek. Setidaknya ada tiga hal yang termasuk dalam hal respons. Hal itu adalah perhatian, pengertian dan penerimaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menganalisis respons yang diberikan oleh penonton tidak selamanya positif. Bahkan sebagian besar penonton cenderung tidak memberikan respons positif. Para penonton yang memberikan respons positif hanyalah mereka yang benar-benar menyukai musik jenis dangdut tarling pantura atau memang yang merupakan fans salah satu penyanyi dangdut tarling pantura. a. Perhatian Perhatian berbeda dari simpati, empati dan komunikasi walaupun ketiganya berhubungan erat dalam pemusatan tenaga seseorang. Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar individu. Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Bila dilihat dari pengertian di atas, perhatian adalah sebuah fase dimana komunikan menentukan pilihannya terhadap rangsangan. 87 Dalam penelitian ini, rangsangan yang disampaikan oleh penyanyi harus bisa menarik perhatian para penonton. Namun sayangnya, tidak semua rangsangan yang diberikan penyanyi itu mampu menarik perhatian penonton. Sebagian penonton ada yang akhirnya mulai memberikan perhatiannya pada penyanyi di atas panggung, namun ada juga yang memilih untuk acuh tak acuh. Tidak diperhatikannya penyanyi ini menandakan bahwa komunikasi persuasif yang dilakukan penyanyi kurang berjalan dengan baik. Cara-cara yang ditempuh penyanyi tidak tepat sehingga membuat penonton malas untuk melihatnya. Bila penyanyi sudah tidak mendapat perhatian, maka kecil kemungkinannya untuk mengajak penonton ikut bergoyang. b. Pengertian Pengertian adalah proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Dalam penelitian ini, penyanyi berusaha memberikan pengertian pada penonton. Pengertian untuk bergoyang atau ikut aktif di acara Super Setar. Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi persuasif yang dilakukan oleh penyanyi ini rupanya belum bisa memberikan pengertian di benak penonton. Pada penerapannya, masih minimnya keterlibatan penyanyi dengan penonton seperti memberikan tanggapan yang berupa tindakan atau perilaku terhadap penonton. Adanya penyanyi yang hanya fokus 88 menyanyi dan tidak kembali memberikan respons pada penonton yang hendak terlibat di prorgam Super Setar. c. Penerimaan Penerimaan adalah suatu tingkat kemampuan individu dalam menerima rangsangan secara baik. (menurut Hurlock). Setelah mengumpulkan data penelitian, penulis menganalisis bahwa hanya sedikit penonton yang bisa menerima rangsangan penonton dengan baik. Pasalnya, banyak penotnon yang tidak memperhatikan dan memberikan pengertian. Padahal, seharusnya setelah penonton mengerti pesan yang disampaikan oleh penyanyi maka penonton akan mengolah dan menerimanya sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). Penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, gaya bicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. 4.2.2 Hambatan yang dialami Penyanyi Dangdut Tarling Pantura Untuk menarik minat penonton, para penyanyi dangdut tarling pantura juga kerap kali mengalami hambatan. Dari hasil penelitian 89 yang didapatkan, hambatan yang dialami ini muncul dari diri komunikan atau diri penyanyi sendiri. Hambatan yang dialami kebanyakan merupakan hambatan non teknis, dan bersumber dari diri penyanyi. Rasa canggung, malu atau cara komunikasi yang tidak tepat akhirnya membuat pesan atau rangsangan yang disampaikan tidak bisa dicerna dengan baik oleh penonton. Tidak hanya itu, kemampuan vokal penyanyi atau kualitas suara kerap kali menjadi kendala. Karena, beberapa penyanyi ada juga yang tidak memiliki kualitas suara yang baik. Masih adanya penyanyi yang hanya menjual goyangan dan berani menggunakan pakaian terbuka juga menjadi hambatan untuk menarik minat penonton. Penyanyi yang hanya mengandalkan goyangan dan berani menggunakan pakaian terbuka itu akhirnya menghasilkan stigma yang kurang baik di masyarakat. Hal itu akhirnya membuat masyarakat berpikir ulang untuk ikut berjoget. 90 4.2.3 Minat Penonton Terhadap Penyanyi Dangdut Tarling Pantura Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu Dari penjelasan di atas sangat jelas bahwa minat merupakan suatu respons positif seseorang terhadap suatu hal. Namun sayangnya, berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapat, respons dari penonton tidak semuanya positif. Bahkan sebagian penonton memberikan respon negatif. Diantaranya yaitu ada beberapa penonton di studio yang ketika penyanyi baru naik ke panggung saja sudah langsung memalingkan muka dan meninggalkan lokasi karena kostum yang dikenakan penyanyi terlalu berlebihan atau seronok. Tapi saat penyanyi itu sudah turun dari panggung dia kembali lagi ke studio. Adapula penonton yang hanya diam dan menonton saja, dia tidak ikut ajakan penyanyi untuk berjoget bersama. Hal tersebut menunjukkan bahwa penonton kurang berminat dalam mengikuti ajakan penonton. Reaksi-reaksi negatif ini menunjukkan bahwa penonton sungkan untuk memperhatikan bahkan untuk ikut bergoyang dengan penyanyi. Reaksi negatif ini disebabkan karena penyanyi kurang mampu melakukan komunikasi persuasif dengan baik. Sehingga pesan atau rangsangan yang hedak disampaikan tidak bisa diterima dengan baik. 91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Komunikasi persuasif Penyanyi dangdut Tembang pantura dalam acara Supersetar belum cukup efektif sehingga penonton (audiens) kurang antusias dan kurang memberikan respon atau tanggapan yang baik terhadap tampilan penyanyi terutama ketika penyanyi membawakan lagu-lagu yang berirama sedih dan nestapa. Komunikasi persuasif yang rendah ini diperkuat oleh gaya bahasa penyanyi yang cenderung datar dalam mengajak penonton untuk turut aktif dalam aktivitas tampilan lagu-lagu yang dibawakan penyanyi. 2. Penyanyi dangdut tarling pantura melakukan upaya komunikasi persuasif dengan penonton melalui berbagai cara seperti menggunakan pakaian yang unik dan bagus atau rapih dan sopan, memberi salam tegur dan sapa kepada penonton agar terlibat secara emosinal. Upaya lain yang dilakukan penyanyi dangdut tembang pantura yaitu melakukan komunikasi persuasif dengan menawarkan lagu kepada penonton. Komunikasi lain yang dilakukan penyanyi dangdut pantura dalam mengkomunikasikan dengan penonton adalah menggunakan bahasa daerah atau bahasa Cirebon. Beberapa dari penynayi Tembang pantura mengajak penonton berjoget sehingga timbul keterlibatan dan aktivitas langsung penonton dengan penyanyi di atas panggung. 92 92 3. Beberapa hambatan yang timbul agar komunikasi persuasif berjalan secara baik, terutama dari potensi suara yang dimiliki penyanyi dalam membawakan lagu-lagu pada acara tembang pantura. Apabila upayaupaya komunikasi persuasif sudah dilakukan, namun karakteristik suara penyanyi kurang bagus atau kurang berkualitas, maka penonton kurang memberikan respon bahkan tidak tertarik dengan tampilan lagu-lagu maupun penyanyi di atas panggung. Dalam jangka yang cukup panjang acara ini akan ditinggalkan oleh penonton. Hambatan lain dalam mengembangkan komunikasi persuasif pada penyanyi tembang pantura adalah tak jarang penyanyi yang mengenakan kostum yang kurang enak dilihat atau mengenakan pakaian yang seksi. 93 5.2 SARAN 1. Penyanyi Tembang Pantura agar terus menerus berupaya berlatih untuk dapat tampil prima di panggung dengan mengembangkan komunikasi persuasif melalui berbagai cara seperti menggunakan pakaian yang menarik namun rapih dan sopan, memberikan kesempatan kepada penonton untuk memilih lagu-lagu yang akan dibawakan oleh penyanyi dan ikut berjoget. Melalui ajakan tersebut penonton akan tertarik dan memberikan respon terhadap acara yang ditampilkan. 2. Pihak Produser Tembang Pantura agar mengadakan audisi untuk penyanyi pendukung yang akan mengisi acara selain bintang tamu. Memberikan pelatihan-pelatihan terhadap penyanyi untuk berkomunikasi persuasif secara efektif. Pelatihan ini dapat diberikan secara rutin pada saat sebelum tampil atau memberikan waktu tersendiri dalam suatu jadwal pelatihan. 3. Pihak RCTV wajib memberitahukan kepada para penyanyi yang akan mengisi acara Tembang Pantura agar mengenakan kostum yang sopan dan tidak berlebihan.