Usulan Lokasi dan Ukuran Iklan Internet Berdasarkan Pengukuran

advertisement
Usulan Lokasi dan Ukuran Iklan Internet Berdasarkan
Pengukuran Tingkat Emosi
1,2)
Reynold Andika1, Thedy Yogasara 2, Daniel Siswanto3
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Salah satu strategi pemasaran yang paling baik adalah iklan. Saat ini daya tarik iklan
dirasakan lebih efektif dan efisien disampaikan melalui media website. Iklan yang disiarkan
dalam website memiliki hubungan dengan emosi pengguna yang melihat iklan tersebut. Emosi
yang dapat timbul akibat munculnya iklan adalah emosi positif atau negatif. Lokasi dan ukuran
iklan adalah dua faktor penting dalam merancang iklan pada sebuah website. Untuk
menentukan pengaruh kedua faktor tersebut terhadap emosi, maka akan dilakukan uji ANOVA.
Sebelum melakukan uji ANOVA, diperlukan input antara lain nilai valence dan arousal. Nilainilai ini juga dapat menentukan jenis emosi secara garis besar yang terjadi saat eksperimen
dilakukan. Jenis emosi yang dapat diidentifikasi adalah senang, sedih, marah, dan tenang.
Untuk menentukan jenis emosi ini diperlukan data electroencephalography (EEG) sebagai
input. Data EEG ini berupa gelombang otak yang didapatkan dari delapan partisipan. Semua
partisipan akan mendapat empat perlakuan yang terdiri dari kombinasi faktor lokasi iklan (atas
dan tengah) dan faktor ukuran iklan (leaderboard dan inline rectangle). Gelombang otak yang
digunakan adalah alfa dan beta. Jenis emosi yang didapatkan untuk keempat perlakuan
dengan metode valence-arousal adalah emosi tenang. Dari hasil uji ANOVA, didapatkan bahwa
faktor lokasi dan ukuran iklan tidak mempengaruhi tingkat emosi seseorang, tetapi interaksi
antara kedua faktor tersebut mempengaruhi tingkat emosi seseorang. Penelitian ini
membuktikan bahwa emosi yang terjadi saat iklan muncul dipengaruhi oleh interaksi antara
faktor lokasi dan ukuran iklan. Selain itu, kombinasi iklan yang dianggap dapat menghasilkan
tingkat emosi paling positif adalah iklan di lokasi tengah dengan ukuran inline rectangle.
.
Kata kunci: iklan internet, electroencephalogram, emosi, valence, arousal
Pendahuluan
Dewasa ini sudah banyak bisnis yang
berkembang dengan baik. Perkembangan
bisnis ini tidak hanya didasarkan pada orangorang yang handal dalam bidangnya, namun
juga pada strategi pemasaran. Salah satu
strategi pemasaran yang paling baik adalah
dengan menggunakan iklan, yang merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang dapat
disiarkan pada berbagai media massa. Di
masa kini, iklan sudah banyak disiarkan pada
media internet dan internet pun seolah-olah
sudah menjadi suatu bagian dalam kehidupan
sehari-hari.
Suatu iklan perlu dibuat dengan daya tarik
yang dapat memikat konsumen yang
melihatnya
sehingga
mereka
dapat
terpengaruh oleh isi iklan yang ditayangkan.
Menurut Febe dan Widyastuti (2013), daya
tarik iklan dapat dikategorikan menjadi daya
tarik rasional dan daya tarik emosional. Daya
tarik rasional dalam iklan merupakan daya tarik
iklan
yang berfokus pada kebutuhan
fungsional, kegunaan, atau manfaat yang
diperoleh dari suatu produk jika konsumen
menggunakan produk tersebut. Daya tarik
emosional dalam iklan merupakan daya tarik
yang berhubungan dengan kebutuhan sosial
dan psikologis sehingga konsumen termotivasi
untuk membeli produk yang diiklankan. Di
masa kini, iklan sudah banyak disiarkan pada
media internet dan internet pun seolah-olah
sudah menjadi suatu bagian dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut data yang telah dirilis oleh APJII
(Asosiasi
Penyelenggara
Jasa
Internet
Indonesia) (2015), jumlah pengguna internet di
Indonesia pada tahun 2014 adalah sekitar 88,1
juta jiwa dari total penduduk di Indonesia
sekitar 252,4 juta jiwa. Angka pengguna
internet ini meningkat menjadi sebesar 34,9%
dibandingkan tahun 2013, yaitu 71,2 juta jiwa.
Pertumbuhan pengguna internet ini terjadi
karena perkembangan teknologi internet yang
cukup pesat. Masyarakat dapat menggunakan
internet dimana saja dan kapan pun dengan
media yang mendukung, seperti komputer,
laptop, smartphone, dan lainnya. Dengan
perkembangan teknologi internet sekarang,
banyak orang mulai beralih untuk beriklan dari
media cetak ke media online. Hal tersebut
dirasa lebih efektif karena iklan online dapat
menjangkau orang lebih banyak. Menurut
survei Bloomberg (2016), pendapatan iklan
online dari tahun ke tahun semakin naik. Pada
tahun 2013, pendapatan iklan online adalah
115,5 miliar US$ dan naik hingga 136,3 miliar
US$ pada tahun 2014.
GfK merupakan komunitas untuk penelitian
konsumen dan mengkategorikan iklan internet
menjadi 10 jenis (Yudhianto, 2016). Jenis iklan
mengganggu yang berada pada posisi enam
besar, yaitu pre-roll video ads, display ads,
floating ads, instrusive ads, mobile ads, dan
targeting ads. Jenis iklan yang paling
mengganggu adalah intrusive ads. Cara iklan
ini bekerja adalah dengan tiba-tiba tampil
ketika pengguna mengakses website tertentu
dan menghalangi laman yang sedang dibaca.
Iklan ini biasanya digunakan oleh provider
telepon/internet yang mencuri-curi kesempatan
saat koneksi internet lambat dan dengan
munculnya iklan ini juga dapat mengurangi
kuota internet. Jadi penelitian ini akan meneliti
bagaimana rancangan intrusive ads dapat
mempengaruhi tingkat emosi pengguna.
Menurut Blanco et al. (2014), faktor-faktor
untuk merancang iklan internet agar efektif
adalah desain, ukuran, lokasi penempatan,
bagaimana iklan tersebut muncul, dan warna.
Pada penelitian ini, akan digunakan dua faktor
untuk meneliti rancangan iklan internet yaitu
lokasi dan ukuran. Faktor lokasi akan
menggunakan dua level, yaitu di atas dan
tengah. Level lokasi iklan di atas ini dipilih
karena lokasi ini paling diminati oleh pebisnis
yang akan menampilkan iklan. Selain itu, iklan
yang berada di lokasi atas sebuah website ini
memiliki harga yang terlatif tinggi dibandingkan
lokasi lainnya. Menurut Pratomo dan Hardianto
(2012), lokasi iklan akan mempengaruhi
keefektifan suatu iklan. Harga iklan dengan
keefektifan iklan berbanding lurus karena
semakin tinggi harganya maka lebih efektif
dibandingkan iklan di lokasi lainnya. Oleh
sebab itu, lokasi atas digunakan pada
penelitian ini. Lokasi tengah dipilih untuk
dibandingkan dengan iklan yang berada pada
lokasi di atas sebuah website. Menurut Blanco
et
al.
(2014),
faktor
ukuran
dapat
mempengaruhi perhatian pembaca. Dua level
yang digunakan pada faktor ukuran iklan
adalah 728x90 px (leaderboard) dan 300x250
px (inline rectangle). Ukuran leaderboard
merupakan salah satu iklan yang mempunyai
performansi
terbaik
(http://theonlineadvertisingguide.com). Ukuran
inline rectangle ini dipilih untuk dibandingkan
dengan iklan yang berukuran leaderboard.
Untuk mengetahui usulan rancangan iklan
berdasarkan faktor lokasi dan ukuran iklan,
maka akan dilakukan pengujian. Selain itu,
akan dilakukan juga pengujian mengenai
emosi yang dirasakan oleh pengguna yang
melihat iklan tersebut. Emosi yang terjadi bisa
saja positif atau negatif bergantung pada iklan
yang dilihatnya. Menurut Marianty (2014),
emosi positif dapat mempengaruhi sikap
konsumsi hedonik dalam pembelian yang
impulsif dan emosi positif dapat dimanfaatkan
oleh
pemasar
untuk
mengembangkan
kreativitas dalam melakukan segala aktivitas
sehingga mereka dapat bersaing dalam dunia
bisnis yang semakin komplek.
Metode Penelitian
Pengujian emosi akan dilakukan dengan
Metode Valence-Arousal (Valenza et al., 2014)
dengan data gelombang otak yang didapatkan
dari electroencephalography (EEG). Untuk
mengetahui emosi yang terjadi adalah positif
atau negatif, dapat dilihat dari nilai valence
yang
dihasilkan.
Nilai
valence
merepresentasikan kualitas dari sebuah emosi
seseorang dengan rentang menyenangkan
hingga
tidak
menyenangkan.
Arousal
merepresentasikan kuantitas level aktivasi
seseorang dengan rentang terangsang hingga
tidak terangsang. Penelitian ini hanya akan
fokus pada nilai valence saja tetapi akan
dibantu dengan nilai arousal untuk mengetahui
jenis emosi secara garis besar dengan diplot
pada grafik. Pada grafik ini, sumbu x akan
merepresentasikan nilai valence, sedangkan
sumbu y akan merepresentasikan nilai arousal.
Jenis emosi dapat ditentukan berdasarkan titik
yang jatuh pada setiap kuadran. Emosi yang
jatuh pada kuadran 1 direpresentasikan
sebagai emosi happy (senang), kuadran 2
adalah angry (marah), kuadran 3 adalah sad
(sedih), dan kuadran 4 adalah relaxed (tenang)
(Valenza et al., 2014). Gambar 1 adalah
pembagian jenis emosi.
dari within-subject design adalah adanya
pengaruh dari urutan perlakuan yang diterima
partisipan terhadap hasil penelitian (order
effect). Untuk meminimasi pengaruh dari
urutan perlakuan, maka akan dilakukan
counterbalancing
(Martin,
2008).
Counterbalancing ini dilakukan dengan metode
2x2 Balanced Latin Square. Dengan metode
ini, maka setiap partisipan tidak akan pernah
mendapatkan urutan perlakuan yang sama.
Urutan
perlakuan
dengan
teknik
counterbalancing terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Urutan perlakuan hasil counterbalancing
1
Perlakuan
2
3
4
1
1
2
4
3
2
2
3
1
4
3
3
4
2
1
4
4
1
3
2
6
1
2
4
3
6
2
3
1
4
7
3
4
2
1
8
4
1
3
2
Partisipan
Gambar 1. Pembagian jenis emosi
Variabel tidak bebas yang akan diukur
adalah tingkat emosi seseorang berdasarkan
nilai valence. Variabel bebas penelitian ini
adalah faktor lokasi iklan, yaitu lokasi iklan di
atas dan lokasi iklan di tengah, serta ukuran
iklan, yaitu 728x90 px (leaderboard) dan
300x250 px (inline rectangle). Variabel acak
pada penelitian ini adalah waktu kemunculan
iklan. Variabel kontrolnya adalah jenis kelamin,
pengalaman dalam menggunakan internet,
peraturan selama proses eksperimen, konteks
iklan, dan durasi eksperimen. Terdapat empat
variabel confounding, yaitu aktivitas partisipan
sebelum eksperimen, motivasi partisipan, time
of day, dan konten artikel. Metode
perancangan eksperimen yang digunakan
adalah within-subject design, dimana setiap
partisipan
akan
mendapatkan
setiap
perlakuan. Terdapat empat perlakuan yang
merupakan kombinasi dari faktor lokasi dan
ukuran iklan, yaitu :
1. Iklan berlokasi di atas dengan ukuran
728x90 px (A1B1).
2. Iklan berlokasi di atas dengan ukuran
300x250 px (A1B2).
3. Iklan berlokasi di tengah dengan
ukuran 728x90 px (A2B1).
4. Iklan berlokasi di atas dengan ukuran
300x250 px (A2B2).
Partisipan
Partisipan yang digunakan dalam penelitian
adalah 8 orang pria. Salah satu kelemahan
Sebelum partisipan melakukan eksperimen,
partisipan diwajibkan untuk membaca instruksi
terlebih dahulu dan mematuhi peraturan, yaitu
tidak diperbolehkan melakukan aktivitas lain
dan tidak diperbolehkan untuk berdiskusi
dengan partisipan lainnya saat proses
eksperimen. Proses eksperimen dilakukan
pada hari yang sama untuk seluruh partisipan
sehingga partisipan harus menunggu sesuai
urutan. Perlakuan pertama akan diterapkan
kepada seluruh partisipan, jika perlakuan
pertama telah selesai maka akan dilanjutkan
ke perlakuan kedua dan seterusnya. Setelah
partisipan menyelesaikan perlakuan terakhir,
maka akan diberikan wawancara akhir
mengenai iklan yang diingat oleh partisipan.
Pengukuran Gelombang dengan EEG
Alat EEG yang digunakan pada penelitian
ini ialah Emotiv Epoc. Alat ini terdiri dari 16 titik
sensor. Perekaman data aktivitas gelombang
otak dilakukan dengan software Emotiv Xavier
TestBench. Selama proses pengambilan data,
alat ini harus terpasang di kepala partisipan
dan sensor harus terdeteksi dengan baik yang
ditandakan dengan warna hijau. Titik–titik yang
akan diperlukan untuk penelitian ini hanya 4
saja, yaitu F3, F4, AF3, dan AF4. Alasan
keempat lokasi tersebut dipilih adalah karena
lokasi tersebut merupakan bagian dari otak
frontal. Otak bagian frontal dipilih karena
merupakan bagian yang berfungsi untuk
membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi
penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol
perilaku seksual, dan kemampuan bahasa
secara
umum
(www.aktivasiotak.com).
Keempat lokasi ini dapat dilihat pada Gambar
2.
Berikut akan dijelaskan mengenai hasil
pengumpulan data serta pengolahan data
yang dilakukan.
Data Gelombang Otak
Data gelombang otak didapatkan melalui
perekaman dengan EEG selama proses
eksperimen. Partisipan membaca berita
dengan menggunakan alat EEG selama 100
detik. Gambar 5 menunjukkan kondisi
partisipan selama proses eksperimen.
Gambar 2. Titik-titik yang diperlukan
Rancangan iklan dilakukan pada sebuah
website yang telah dirancang yang menyerupai
website berita. Setiap perlakuan akan memliki
berita yang berbeda-beda. Gambar 3 dan
Gambar 4 adalah contoh iklan dengan posisi di
atas dengan ukuran 728x90 px (A1B1) dan
iklan dengan posisi di tengah dengan ukuran
300x250 px (A2B2).
Gambar 3. Iklan dengan posisi di atas dengan
ukuran 728x90 px
Gambar 4. Iklan dengan posisi di tengah dengan
ukuran 300x250 px
Hasil dan Pembahasan
Gambar 5. Kondisi partisipan selama proses
eksperimen
Konversi Data Gelombang Otak dengan
MATLAB R2009A
Data gelombang otak yang direkam dengan
software Emotiv Xavier TestBench akan
memiliki format (.edf) dimana akan dikonversi
menjadi format (.csv) agar dapat dibuka dalam
Microsoft Excel. Konversi data gelombang
otak ini akan dilakukan dengan menggunakan
software MATLAB R2009A.
Konversi data gelombang otak dilakukan
dengan koding pemrograman. Koding ini akan
membagi data gelombang otak selama 100
detik menjadi 99 blok, dimana nilai 1 blok = 1
detik. Data dibagi menjadi 99 blok karena detik
ke-1 akan dihapus karena terjadinya error atau
kekurangan data untuk data detik ke-1.
Setelah itu, data akan dibagi sesuai dengan
lokasinya masing-masing, yaitu F3, F4, AF3,
dan AF4 dimana setiap lokasi akan memiliki 2
gelombang otak, yaitu alfa dan beta.
Pada penelitian ini, gelombang otak yang
akan diamati hanya gelombang alfa dan beta.
Oleh karena itu, data gelombang otak yang
telah direkam perlu dikelompokkan menjadi
dua komponen frekuensi EEG, yaitu alfa (8-13
Hz) dan beta (13-30 Hz). Hasil yang akan
diperoleh adalah nilai power (µv) untuk setiap
gelombang alfa dan beta. Contoh nilai power
ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai power lokasi F3 perlakuan A1B1
untuk partisipan 8
Alfa
(microvolt)
Detik Ke41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Rata-rata
Beta
(microvolt)
377,409
533,631
450,705
378,873
524,570
128,869
2.382,389
227,750
1.092,875
184,575
64,709
1.445,498
870,365
3.346,776
708,902
1.205,398
1.618,347
4.776,653
1.055,582
2.691,653
1.071,737
755,802
Alfa/Beta
0,261
0,613
0,135
0,534
0,435
0,080
0,499
0,216
0,406
0,172
0,086
.
Perhitungan Metode Valence-Arousal
Nilai Power dari gelombang otak alfa dan
beta yang diperoleh pada Tabel 2 akan
menjadi input dalam perhitungan nilai valence
dan arousal dengan menggunakan persamaan
dari (Ramirez dan Vamvakousis, 2012), yaitu :
Valence =
Arousal =
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 α F4
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 β F4
−
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 α F3
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟(β F3+ β F4+ β AF3+ β AF4)
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (α F3+ α F4+ α AF3+ α AF4)
Rekapitulasi
Valence
Atas
(A1)
Lokasi
(A)
Tengah
(A2)
1
2
3
4
5
6
7
8
Total
Ratarata
1
2
3
4
5
6
7
nilai
Tabel 4.
partisipan
valence
seluruh
0,016
-0,087
0,260
0,057
0,096
0,159
0,069
0,034
nilai
Atas
(A1)
Lokasi
(A)
Tengah
(A2)
0,105
0,107
0,016
0,605
0,013
0,076
arousal
seluruh
Ukuran (B)
Inline
Leaderboad
Rectangle
(B1)
(B2)
4,206
2,484
6,457
4,945
5,023
3,501
4,158
2,407
2,726
3,139
4,857
3,893
2,688
3,397
2,326
4,202
32,440
27,969
1
2
3
4
5
6
7
8
Total
Ratarata
1
2
3
4
5
6
7
8
Total
Ratarata
Pers. 2
Ukuran (B)
Inline
Leaderboad
Rectangle
(B1)
(B2)
0,047
0,007
-0,004
0,037
-0,005
-0,037
0,049
0,059
0,078
-0,083
0,219
0,164
-0,053
-0,014
0,045
-0,005
0,377
0,129
0,047
0,021
-0,081
0,017
0,052
-0,119
0,051
0,061
Rekapitulasi
Arousal
Pers. 1
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 β F3
Nilai power yang dimasukkan ke dalam
persamaan adalah nilai rata-rata dari setiap
lokasi untuk setiap partisipan. Untuk contoh
perhitungan, nilai valence untuk data partisipan
8 adalah (3.759,536 / 9.534,093) – (64,709 /
755,802), yaitu 0,045. Hal yang sama juga
dilakukan untuk nilai valence dan arousal
partisipan
lainnya.
Hasil
rekapitulasi
perhitungan nilai valence dan arousal untuk
seluruh partisipan dapat dilihat pada Tabel 3
dan Tabel 4.
Tabel 3.
partisipan
8
Total
Ratarata
4,055
3,914
3,767
7,399
3,723
3,417
4,334
2,995
2,686
32,236
3,496
2,358
2,827
4,570
3,987
3,104
3,524
5,559
2,349
28,280
4,029
3,535
Setelah mendapatkan nilai valence dan
arousal, maka nilai-nilai tersebut diplot ke
dalam grafik valence-arousal dimana jenis
emosi dapat ditentukan berdasarkan kuadran.
Gambar 6 hingga Gambar 9 adalah grafik
valence-arousal dari setiap perlakuan.
8.000
Arousal (High)
Valence
(Positif)
Valence6.000
(Negatif)
4.000
-0.100 0.000
0.100
0.200
2.000
0.000
0.300
A1B1
mean
Arousal (Low)
Gambar 6. Grafik valence-arousal perlakuan A1B1
8.000
Arousal (High)
Valence
(Positif)
Valence
(Negatif)
6.000
-0.100
4.000
0.000
0.100
2.000
0.000
0.200
A1B2
Arousal (Low)
mean
Gambar 7. Grafik valence-arousal perlakuan A1B2
8.000
Arousal (High)
6.000
Valence
(Negatif)
Valence
(Positif)
4.000
-0.150-0.100-0.050 0.000 0.050 0.100 0.150
2.000
A2B1
0.000
mean
Arousal (Low)
Gambar 8. Grafik valence-arousal perlakuan A2B1
8.000
Valence
(Negatif)
Arousal (High)
Valence
(Positif)
6.000
A2B2
4.000
-0.200 -0.100 0.000 0.100 0.200 0.300
mean
2.000
0.000
Arousal (Low)
AxB
(Interaksi
Faktor)
AxBxS
(Error
Interaksi)
Total
1
0,0174
0,0174
6,6922**
7
0,0182
31
0,1815
0,0026
Dari tabel 7, dapat disimpulkan bahwa
faktor lokasi dan ukuran iklan tidak
memengaruhi tingkat emosi seseorang. Hal ini
dikarenakan nilai F hitung dari kedua faktor ini
lebih kecil dibandingkan dengan nilai F tabel.
Sementara itu, interaksi kedua faktor
memengaruhi tingkat emosi seseorang karena
nilai F hitung yang lebih besar dibandingkan
nilai F tabel. Hasil uji ANOVA untuk interaksi
kedua faktor ini juga sesuai dengan plot data
yang dilakukan. Dari Gambar 10, dapat dilihat
bahwa terjadi interaksi untuk kedua faktor
dimana kedua faktor saling berpotongan.
Gambar 9. Grafik valence-arousal perlakuan A2B2
Setelah semua titik diplot dalam grafik, maka
akan didapatkan kesimpulan dari nilai valence ratarata setiap perlakuan yang disimbolkan dengan
bujur sangkar. Tabel 5 adalah rekapitulasi jenis
emosi setiap perlakuan.
Tabel 5. Rekapitulasi jenis emosi
Jenis Perlakuan
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
Kuadran
4
4
4
4
Jenis Emosi
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Gambar 10. Grafik hasil ANOVA
Diskusi
Pengolahan Data dengan Statistik
Untuk menjawab rumusal masalah, maka
perlu dilakukan uji variansi terhadap rasio
tingkat emosi seseorang. Untuk mengetahui
pengaruh faktor lokasi dan/atau ukuran iklan
terhadap tingkat emosi seseorang, maka
dilakukan uji ANOVA. Uji ANOVA yang
dilakukan adalah two factor within-subjects
dengan proses perhitungan yang merujuk
pada teori dari Montgomery (2004). Hasil uji
ANOVA dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil perhitungan uji ANOVA
Source
dof
Subject (S)
7
Sum of
Mean
Square
Square
Between Subject
0,0522
F
0,0075
Within Subject
A (Lokasi)
AxS (Error
Lokasi)
B (Ukuran)
BxS (Error
Ukuran)
1
0,0013
0,0013
7
0,0392
0,0056
1
0,0020
0,0020
7
0,0513
0,0073
0,2338
0,2668
Penentuan jenis emosi dengan metode
valence-arousal ini dilihat dengan sumbu x
yang merepresentasikan valence dan sumbu y
yang merepresentasikan arousal. Nilai tengah
untuk sumbu x adalah 0 (nol) karena nilai yang
terjadi pada valence adalah antara positif atau
negatif sehingga titik nol merupakan titik netral.
Dengan rumus yang digunakan, nilai valence
bisa negatif atau positif sehingga perpotongan
yang terjadi terdapat pada titik nol. Nilai tengah
untuk sumbu y bukanlah nol, melainkan titik
tengah (median) antara nilai maksimum dan
minimum dari arousal yang didapatkan dari
kedelapan partisipan. Dengan rumus yang
digunakan untuk menghitung arousal ini, nilai
yang didapatkan tidak akan negatif sehingga
digunakan pendekatan dengan menggunakan
titik tengah tersebut. Selain itu, Limsoontarakul
et. al (2011) pada penelitiannya mengenai
Parkinson menggunakan titik tengah arousal
tidak dari nol. Dengan demikian, dapat
dibuktikan bahwa titik tengah arousal dapat
dilakukan dengan pendekatan nilai median.
Nilai valence dan arousal dari kedelepan
partisipan diplot ke dalam grafik. Titik-titik
tersebut menyebar untuk setiap perlakuan.
Seperti pada perlakuan A2B2, terdapat enam
orang partisipan yang menimbulkan emosi
yang jatuh pada kuadran empat dimana
merepresentasikan valence positif dengan
arousal yang rendah. Satu partisipan
menimbulkan emosi yang senang yang jatuh
pada kuadran satu yang merepresentasikan
valence positif dengan arousal yang tinggi.
Untuk satu partisipan lainnya, emosi yang
timbul saat iklan muncul selama 10 detik
adalah sedih, dimana merepresentasikan
valence negatif dengan arousal yang rendah.
Begitu juga berlaku untuk tiga perlakuan
lainnya.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan
hasil proses pengumpulan dan pengolahan
data adalah :
1. Faktor
lokasi
iklan
website
tidak
memengaruhi tingkat emosi seseorang dan
hal yang sama berlaku juga untuk faktor
ukuran iklan. Namun, interaksi antara faktor
lokasi dan ukuran iklan memengaruhi
tingkat emosi seseorang.
2. Rancangan
iklan
internet
yang
menghasilkan tingkat emosi positif adalah
semua kombinasi dari faktor lokasi dan
ukuran iklan, yaitu lokasi iklan di atas
dengan ukuran 728x90 px (leaderboard),
lokasi iklan di tengah dengan ukuran
300x250 px (inline rectangle), lokasi iklan di
atas
dengan
ukuran
728x90
px
(leaderboard), dan lokasi iklan di atas
dengan ukuran 300x250 px (inline
rectangle). Namun, jika dilihat secara
spesifik dari rata-rata nilai (valence) yang
paling positif adalah lokasi iklan di tengah
dengan ukuran 300x250 px (inline
rectangle) sehingga jenis iklan inilah yang
menjadi rekomendasi rancangan iklan
internet yang menghasilkan tingkat emosi
yang paling positif.
Daftar Pustaka
Blanco, F., Lacson, C. S., Mendoza, K. H. M.,
dan Seva, R. (2014). Can Web
Advertisements Catch Attention and
Facilitate Recall. Dalam Prosiding 3rd
South East Asian Network of Ergonomics
Societies International Conference 2014.
Singapore.
Bloomberg L.P. (2016). Pendapatan Iklan
Internet
2007-2015.
Diakses
dari
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2
016/09/02/pendapatan-iklan-internetmagna-global-2007-2015.
[2016,
27
November].
Febe dan Widyastuti, D. A. R. (2013).
Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan di
Jejaring Sosial terhadap Minat Beli pada
Perempuan. Jurnal Ilmu Komunikasi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Limsoontarakul, S., Campbell, M. C., dan
Black, K. J. (2011). A Perfusion MRI Study
of Emotional Valence and Arousal in
Parkinson's Disease.
Marianty, R. (2014). Pengaruh Keterlibatan
Fashion, Emosi Positif, dan Kecenderungan
Konsumsi Hedonik Terhadap Pembelian
Impulsif. Skripsi. Pasca Sarjana Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Martin, D. W. (2008). Doing Psychology
Experiments 7th Edition. North Carolina :
North Carolina State University.
Montgomery, D. C. (2004). Applied Statistics
and Probability for Engineers. John Wiley &
Sons, Inc.
Pratomo, I. A., dan Hardianto, D. (2012).
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Efektifitas Iklan Online. Skripsi. Fakultas
Ilmu Komputer, Universitas Indonesia,
Depok, Indonesia.
Puskakom. (2015). Hasil Survey “Profil
Pengguna Internet di Indonesia 2014”.
Diunduh
dari
http://puskakom.ui.ac.id/publikasi/rilis-pershasil-survey-profil-pengguna-internet-diindonesia-2014-oleh-apjii-bekerja-samadengan-pusat-kajian-komunikasiuniversitas-indonesia.html. [2016, 15 Juli].
Ramirez, R. dan Vamvakousis, Z. (2012).
Detecting Emotion from EEG Signals Using
the Emotive Epoc Device. Department of
Information
and
Communication
Technologies, Universitat Pompeu Fabra.
Spain.
The Online Advertising Guide. 728×90 –
Leaderboard.
Diakses
dari
http://theonlineadvertisingguide.com/adsize-guide/728x90/. [2016, 5 Agustus].
Valenza, G., Citi, L., Lanata, A., Scilingo, E. P.,
dan Barbieri R. (2014). Revealing RealTime Emotional Responses: a Personalized
Assessment based on Heartbeat Dynamics.
Scientific Report.
Yudhianto. (2016). “Iklan Paling Mengganggu
di Internet, Seperti Apa Sih?”. Diunduh dari
http://inet.detik.com/cyber-life/d3166373/iklan-paling-mengganggu-diinternet-seperti-apa-sih. [2016, 2 Agustus].
___(2014). Anatomi dan Fungsi Otak. Diakses
dari
https:/www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.ht
m. [2016, 1 Agustus].
Download