Usulan Lokasi dan Ukuran Iklan Internet Berdasarkan Pengukuran Tingkat Emosi 1,2) Reynold Andika1, Thedy Yogasara 2, Daniel Siswanto3 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Salah satu strategi pemasaran yang paling baik adalah iklan. Saat ini daya tarik iklan dirasakan lebih efektif dan efisien disampaikan melalui media website. Iklan yang disiarkan dalam website memiliki hubungan dengan emosi pengguna yang melihat iklan tersebut. Emosi yang dapat timbul akibat munculnya iklan adalah emosi positif atau negatif. Lokasi dan ukuran iklan adalah dua faktor penting dalam merancang iklan pada sebuah website. Untuk menentukan pengaruh kedua faktor tersebut terhadap emosi, maka akan dilakukan uji ANOVA. Sebelum melakukan uji ANOVA, diperlukan input antara lain nilai valence dan arousal. Nilainilai ini juga dapat menentukan jenis emosi secara garis besar yang terjadi saat eksperimen dilakukan. Jenis emosi yang dapat diidentifikasi adalah senang, sedih, marah, dan tenang. Untuk menentukan jenis emosi ini diperlukan data electroencephalography (EEG) sebagai input. Data EEG ini berupa gelombang otak yang didapatkan dari delapan partisipan. Semua partisipan akan mendapat empat perlakuan yang terdiri dari kombinasi faktor lokasi iklan (atas dan tengah) dan faktor ukuran iklan (leaderboard dan inline rectangle). Gelombang otak yang digunakan adalah alfa dan beta. Jenis emosi yang didapatkan untuk keempat perlakuan dengan metode valence-arousal adalah emosi tenang. Dari hasil uji ANOVA, didapatkan bahwa faktor lokasi dan ukuran iklan tidak mempengaruhi tingkat emosi seseorang, tetapi interaksi antara kedua faktor tersebut mempengaruhi tingkat emosi seseorang. Penelitian ini membuktikan bahwa emosi yang terjadi saat iklan muncul dipengaruhi oleh interaksi antara faktor lokasi dan ukuran iklan. Selain itu, kombinasi iklan yang dianggap dapat menghasilkan tingkat emosi paling positif adalah iklan di lokasi tengah dengan ukuran inline rectangle. . Kata kunci: iklan internet, electroencephalogram, emosi, valence, arousal Pendahuluan Dewasa ini sudah banyak bisnis yang berkembang dengan baik. Perkembangan bisnis ini tidak hanya didasarkan pada orangorang yang handal dalam bidangnya, namun juga pada strategi pemasaran. Salah satu strategi pemasaran yang paling baik adalah dengan menggunakan iklan, yang merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dapat disiarkan pada berbagai media massa. Di masa kini, iklan sudah banyak disiarkan pada media internet dan internet pun seolah-olah sudah menjadi suatu bagian dalam kehidupan sehari-hari. Suatu iklan perlu dibuat dengan daya tarik yang dapat memikat konsumen yang melihatnya sehingga mereka dapat terpengaruh oleh isi iklan yang ditayangkan. Menurut Febe dan Widyastuti (2013), daya tarik iklan dapat dikategorikan menjadi daya tarik rasional dan daya tarik emosional. Daya tarik rasional dalam iklan merupakan daya tarik iklan yang berfokus pada kebutuhan fungsional, kegunaan, atau manfaat yang diperoleh dari suatu produk jika konsumen menggunakan produk tersebut. Daya tarik emosional dalam iklan merupakan daya tarik yang berhubungan dengan kebutuhan sosial dan psikologis sehingga konsumen termotivasi untuk membeli produk yang diiklankan. Di masa kini, iklan sudah banyak disiarkan pada media internet dan internet pun seolah-olah sudah menjadi suatu bagian dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data yang telah dirilis oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) (2015), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 adalah sekitar 88,1 juta jiwa dari total penduduk di Indonesia sekitar 252,4 juta jiwa. Angka pengguna internet ini meningkat menjadi sebesar 34,9% dibandingkan tahun 2013, yaitu 71,2 juta jiwa. Pertumbuhan pengguna internet ini terjadi karena perkembangan teknologi internet yang cukup pesat. Masyarakat dapat menggunakan internet dimana saja dan kapan pun dengan media yang mendukung, seperti komputer, laptop, smartphone, dan lainnya. Dengan perkembangan teknologi internet sekarang, banyak orang mulai beralih untuk beriklan dari media cetak ke media online. Hal tersebut dirasa lebih efektif karena iklan online dapat menjangkau orang lebih banyak. Menurut survei Bloomberg (2016), pendapatan iklan online dari tahun ke tahun semakin naik. Pada tahun 2013, pendapatan iklan online adalah 115,5 miliar US$ dan naik hingga 136,3 miliar US$ pada tahun 2014. GfK merupakan komunitas untuk penelitian konsumen dan mengkategorikan iklan internet menjadi 10 jenis (Yudhianto, 2016). Jenis iklan mengganggu yang berada pada posisi enam besar, yaitu pre-roll video ads, display ads, floating ads, instrusive ads, mobile ads, dan targeting ads. Jenis iklan yang paling mengganggu adalah intrusive ads. Cara iklan ini bekerja adalah dengan tiba-tiba tampil ketika pengguna mengakses website tertentu dan menghalangi laman yang sedang dibaca. Iklan ini biasanya digunakan oleh provider telepon/internet yang mencuri-curi kesempatan saat koneksi internet lambat dan dengan munculnya iklan ini juga dapat mengurangi kuota internet. Jadi penelitian ini akan meneliti bagaimana rancangan intrusive ads dapat mempengaruhi tingkat emosi pengguna. Menurut Blanco et al. (2014), faktor-faktor untuk merancang iklan internet agar efektif adalah desain, ukuran, lokasi penempatan, bagaimana iklan tersebut muncul, dan warna. Pada penelitian ini, akan digunakan dua faktor untuk meneliti rancangan iklan internet yaitu lokasi dan ukuran. Faktor lokasi akan menggunakan dua level, yaitu di atas dan tengah. Level lokasi iklan di atas ini dipilih karena lokasi ini paling diminati oleh pebisnis yang akan menampilkan iklan. Selain itu, iklan yang berada di lokasi atas sebuah website ini memiliki harga yang terlatif tinggi dibandingkan lokasi lainnya. Menurut Pratomo dan Hardianto (2012), lokasi iklan akan mempengaruhi keefektifan suatu iklan. Harga iklan dengan keefektifan iklan berbanding lurus karena semakin tinggi harganya maka lebih efektif dibandingkan iklan di lokasi lainnya. Oleh sebab itu, lokasi atas digunakan pada penelitian ini. Lokasi tengah dipilih untuk dibandingkan dengan iklan yang berada pada lokasi di atas sebuah website. Menurut Blanco et al. (2014), faktor ukuran dapat mempengaruhi perhatian pembaca. Dua level yang digunakan pada faktor ukuran iklan adalah 728x90 px (leaderboard) dan 300x250 px (inline rectangle). Ukuran leaderboard merupakan salah satu iklan yang mempunyai performansi terbaik (http://theonlineadvertisingguide.com). Ukuran inline rectangle ini dipilih untuk dibandingkan dengan iklan yang berukuran leaderboard. Untuk mengetahui usulan rancangan iklan berdasarkan faktor lokasi dan ukuran iklan, maka akan dilakukan pengujian. Selain itu, akan dilakukan juga pengujian mengenai emosi yang dirasakan oleh pengguna yang melihat iklan tersebut. Emosi yang terjadi bisa saja positif atau negatif bergantung pada iklan yang dilihatnya. Menurut Marianty (2014), emosi positif dapat mempengaruhi sikap konsumsi hedonik dalam pembelian yang impulsif dan emosi positif dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk mengembangkan kreativitas dalam melakukan segala aktivitas sehingga mereka dapat bersaing dalam dunia bisnis yang semakin komplek. Metode Penelitian Pengujian emosi akan dilakukan dengan Metode Valence-Arousal (Valenza et al., 2014) dengan data gelombang otak yang didapatkan dari electroencephalography (EEG). Untuk mengetahui emosi yang terjadi adalah positif atau negatif, dapat dilihat dari nilai valence yang dihasilkan. Nilai valence merepresentasikan kualitas dari sebuah emosi seseorang dengan rentang menyenangkan hingga tidak menyenangkan. Arousal merepresentasikan kuantitas level aktivasi seseorang dengan rentang terangsang hingga tidak terangsang. Penelitian ini hanya akan fokus pada nilai valence saja tetapi akan dibantu dengan nilai arousal untuk mengetahui jenis emosi secara garis besar dengan diplot pada grafik. Pada grafik ini, sumbu x akan merepresentasikan nilai valence, sedangkan sumbu y akan merepresentasikan nilai arousal. Jenis emosi dapat ditentukan berdasarkan titik yang jatuh pada setiap kuadran. Emosi yang jatuh pada kuadran 1 direpresentasikan sebagai emosi happy (senang), kuadran 2 adalah angry (marah), kuadran 3 adalah sad (sedih), dan kuadran 4 adalah relaxed (tenang) (Valenza et al., 2014). Gambar 1 adalah pembagian jenis emosi. dari within-subject design adalah adanya pengaruh dari urutan perlakuan yang diterima partisipan terhadap hasil penelitian (order effect). Untuk meminimasi pengaruh dari urutan perlakuan, maka akan dilakukan counterbalancing (Martin, 2008). Counterbalancing ini dilakukan dengan metode 2x2 Balanced Latin Square. Dengan metode ini, maka setiap partisipan tidak akan pernah mendapatkan urutan perlakuan yang sama. Urutan perlakuan dengan teknik counterbalancing terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Urutan perlakuan hasil counterbalancing 1 Perlakuan 2 3 4 1 1 2 4 3 2 2 3 1 4 3 3 4 2 1 4 4 1 3 2 6 1 2 4 3 6 2 3 1 4 7 3 4 2 1 8 4 1 3 2 Partisipan Gambar 1. Pembagian jenis emosi Variabel tidak bebas yang akan diukur adalah tingkat emosi seseorang berdasarkan nilai valence. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor lokasi iklan, yaitu lokasi iklan di atas dan lokasi iklan di tengah, serta ukuran iklan, yaitu 728x90 px (leaderboard) dan 300x250 px (inline rectangle). Variabel acak pada penelitian ini adalah waktu kemunculan iklan. Variabel kontrolnya adalah jenis kelamin, pengalaman dalam menggunakan internet, peraturan selama proses eksperimen, konteks iklan, dan durasi eksperimen. Terdapat empat variabel confounding, yaitu aktivitas partisipan sebelum eksperimen, motivasi partisipan, time of day, dan konten artikel. Metode perancangan eksperimen yang digunakan adalah within-subject design, dimana setiap partisipan akan mendapatkan setiap perlakuan. Terdapat empat perlakuan yang merupakan kombinasi dari faktor lokasi dan ukuran iklan, yaitu : 1. Iklan berlokasi di atas dengan ukuran 728x90 px (A1B1). 2. Iklan berlokasi di atas dengan ukuran 300x250 px (A1B2). 3. Iklan berlokasi di tengah dengan ukuran 728x90 px (A2B1). 4. Iklan berlokasi di atas dengan ukuran 300x250 px (A2B2). Partisipan Partisipan yang digunakan dalam penelitian adalah 8 orang pria. Salah satu kelemahan Sebelum partisipan melakukan eksperimen, partisipan diwajibkan untuk membaca instruksi terlebih dahulu dan mematuhi peraturan, yaitu tidak diperbolehkan melakukan aktivitas lain dan tidak diperbolehkan untuk berdiskusi dengan partisipan lainnya saat proses eksperimen. Proses eksperimen dilakukan pada hari yang sama untuk seluruh partisipan sehingga partisipan harus menunggu sesuai urutan. Perlakuan pertama akan diterapkan kepada seluruh partisipan, jika perlakuan pertama telah selesai maka akan dilanjutkan ke perlakuan kedua dan seterusnya. Setelah partisipan menyelesaikan perlakuan terakhir, maka akan diberikan wawancara akhir mengenai iklan yang diingat oleh partisipan. Pengukuran Gelombang dengan EEG Alat EEG yang digunakan pada penelitian ini ialah Emotiv Epoc. Alat ini terdiri dari 16 titik sensor. Perekaman data aktivitas gelombang otak dilakukan dengan software Emotiv Xavier TestBench. Selama proses pengambilan data, alat ini harus terpasang di kepala partisipan dan sensor harus terdeteksi dengan baik yang ditandakan dengan warna hijau. Titik–titik yang akan diperlukan untuk penelitian ini hanya 4 saja, yaitu F3, F4, AF3, dan AF4. Alasan keempat lokasi tersebut dipilih adalah karena lokasi tersebut merupakan bagian dari otak frontal. Otak bagian frontal dipilih karena merupakan bagian yang berfungsi untuk membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual, dan kemampuan bahasa secara umum (www.aktivasiotak.com). Keempat lokasi ini dapat dilihat pada Gambar 2. Berikut akan dijelaskan mengenai hasil pengumpulan data serta pengolahan data yang dilakukan. Data Gelombang Otak Data gelombang otak didapatkan melalui perekaman dengan EEG selama proses eksperimen. Partisipan membaca berita dengan menggunakan alat EEG selama 100 detik. Gambar 5 menunjukkan kondisi partisipan selama proses eksperimen. Gambar 2. Titik-titik yang diperlukan Rancangan iklan dilakukan pada sebuah website yang telah dirancang yang menyerupai website berita. Setiap perlakuan akan memliki berita yang berbeda-beda. Gambar 3 dan Gambar 4 adalah contoh iklan dengan posisi di atas dengan ukuran 728x90 px (A1B1) dan iklan dengan posisi di tengah dengan ukuran 300x250 px (A2B2). Gambar 3. Iklan dengan posisi di atas dengan ukuran 728x90 px Gambar 4. Iklan dengan posisi di tengah dengan ukuran 300x250 px Hasil dan Pembahasan Gambar 5. Kondisi partisipan selama proses eksperimen Konversi Data Gelombang Otak dengan MATLAB R2009A Data gelombang otak yang direkam dengan software Emotiv Xavier TestBench akan memiliki format (.edf) dimana akan dikonversi menjadi format (.csv) agar dapat dibuka dalam Microsoft Excel. Konversi data gelombang otak ini akan dilakukan dengan menggunakan software MATLAB R2009A. Konversi data gelombang otak dilakukan dengan koding pemrograman. Koding ini akan membagi data gelombang otak selama 100 detik menjadi 99 blok, dimana nilai 1 blok = 1 detik. Data dibagi menjadi 99 blok karena detik ke-1 akan dihapus karena terjadinya error atau kekurangan data untuk data detik ke-1. Setelah itu, data akan dibagi sesuai dengan lokasinya masing-masing, yaitu F3, F4, AF3, dan AF4 dimana setiap lokasi akan memiliki 2 gelombang otak, yaitu alfa dan beta. Pada penelitian ini, gelombang otak yang akan diamati hanya gelombang alfa dan beta. Oleh karena itu, data gelombang otak yang telah direkam perlu dikelompokkan menjadi dua komponen frekuensi EEG, yaitu alfa (8-13 Hz) dan beta (13-30 Hz). Hasil yang akan diperoleh adalah nilai power (µv) untuk setiap gelombang alfa dan beta. Contoh nilai power ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai power lokasi F3 perlakuan A1B1 untuk partisipan 8 Alfa (microvolt) Detik Ke41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Rata-rata Beta (microvolt) 377,409 533,631 450,705 378,873 524,570 128,869 2.382,389 227,750 1.092,875 184,575 64,709 1.445,498 870,365 3.346,776 708,902 1.205,398 1.618,347 4.776,653 1.055,582 2.691,653 1.071,737 755,802 Alfa/Beta 0,261 0,613 0,135 0,534 0,435 0,080 0,499 0,216 0,406 0,172 0,086 . Perhitungan Metode Valence-Arousal Nilai Power dari gelombang otak alfa dan beta yang diperoleh pada Tabel 2 akan menjadi input dalam perhitungan nilai valence dan arousal dengan menggunakan persamaan dari (Ramirez dan Vamvakousis, 2012), yaitu : Valence = Arousal = 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 α F4 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 β F4 − 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 α F3 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟(β F3+ β F4+ β AF3+ β AF4) 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (α F3+ α F4+ α AF3+ α AF4) Rekapitulasi Valence Atas (A1) Lokasi (A) Tengah (A2) 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Ratarata 1 2 3 4 5 6 7 nilai Tabel 4. partisipan valence seluruh 0,016 -0,087 0,260 0,057 0,096 0,159 0,069 0,034 nilai Atas (A1) Lokasi (A) Tengah (A2) 0,105 0,107 0,016 0,605 0,013 0,076 arousal seluruh Ukuran (B) Inline Leaderboad Rectangle (B1) (B2) 4,206 2,484 6,457 4,945 5,023 3,501 4,158 2,407 2,726 3,139 4,857 3,893 2,688 3,397 2,326 4,202 32,440 27,969 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Ratarata 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Ratarata Pers. 2 Ukuran (B) Inline Leaderboad Rectangle (B1) (B2) 0,047 0,007 -0,004 0,037 -0,005 -0,037 0,049 0,059 0,078 -0,083 0,219 0,164 -0,053 -0,014 0,045 -0,005 0,377 0,129 0,047 0,021 -0,081 0,017 0,052 -0,119 0,051 0,061 Rekapitulasi Arousal Pers. 1 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 β F3 Nilai power yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah nilai rata-rata dari setiap lokasi untuk setiap partisipan. Untuk contoh perhitungan, nilai valence untuk data partisipan 8 adalah (3.759,536 / 9.534,093) – (64,709 / 755,802), yaitu 0,045. Hal yang sama juga dilakukan untuk nilai valence dan arousal partisipan lainnya. Hasil rekapitulasi perhitungan nilai valence dan arousal untuk seluruh partisipan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. partisipan 8 Total Ratarata 4,055 3,914 3,767 7,399 3,723 3,417 4,334 2,995 2,686 32,236 3,496 2,358 2,827 4,570 3,987 3,104 3,524 5,559 2,349 28,280 4,029 3,535 Setelah mendapatkan nilai valence dan arousal, maka nilai-nilai tersebut diplot ke dalam grafik valence-arousal dimana jenis emosi dapat ditentukan berdasarkan kuadran. Gambar 6 hingga Gambar 9 adalah grafik valence-arousal dari setiap perlakuan. 8.000 Arousal (High) Valence (Positif) Valence6.000 (Negatif) 4.000 -0.100 0.000 0.100 0.200 2.000 0.000 0.300 A1B1 mean Arousal (Low) Gambar 6. Grafik valence-arousal perlakuan A1B1 8.000 Arousal (High) Valence (Positif) Valence (Negatif) 6.000 -0.100 4.000 0.000 0.100 2.000 0.000 0.200 A1B2 Arousal (Low) mean Gambar 7. Grafik valence-arousal perlakuan A1B2 8.000 Arousal (High) 6.000 Valence (Negatif) Valence (Positif) 4.000 -0.150-0.100-0.050 0.000 0.050 0.100 0.150 2.000 A2B1 0.000 mean Arousal (Low) Gambar 8. Grafik valence-arousal perlakuan A2B1 8.000 Valence (Negatif) Arousal (High) Valence (Positif) 6.000 A2B2 4.000 -0.200 -0.100 0.000 0.100 0.200 0.300 mean 2.000 0.000 Arousal (Low) AxB (Interaksi Faktor) AxBxS (Error Interaksi) Total 1 0,0174 0,0174 6,6922** 7 0,0182 31 0,1815 0,0026 Dari tabel 7, dapat disimpulkan bahwa faktor lokasi dan ukuran iklan tidak memengaruhi tingkat emosi seseorang. Hal ini dikarenakan nilai F hitung dari kedua faktor ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai F tabel. Sementara itu, interaksi kedua faktor memengaruhi tingkat emosi seseorang karena nilai F hitung yang lebih besar dibandingkan nilai F tabel. Hasil uji ANOVA untuk interaksi kedua faktor ini juga sesuai dengan plot data yang dilakukan. Dari Gambar 10, dapat dilihat bahwa terjadi interaksi untuk kedua faktor dimana kedua faktor saling berpotongan. Gambar 9. Grafik valence-arousal perlakuan A2B2 Setelah semua titik diplot dalam grafik, maka akan didapatkan kesimpulan dari nilai valence ratarata setiap perlakuan yang disimbolkan dengan bujur sangkar. Tabel 5 adalah rekapitulasi jenis emosi setiap perlakuan. Tabel 5. Rekapitulasi jenis emosi Jenis Perlakuan A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 Kuadran 4 4 4 4 Jenis Emosi Tenang Tenang Tenang Tenang Gambar 10. Grafik hasil ANOVA Diskusi Pengolahan Data dengan Statistik Untuk menjawab rumusal masalah, maka perlu dilakukan uji variansi terhadap rasio tingkat emosi seseorang. Untuk mengetahui pengaruh faktor lokasi dan/atau ukuran iklan terhadap tingkat emosi seseorang, maka dilakukan uji ANOVA. Uji ANOVA yang dilakukan adalah two factor within-subjects dengan proses perhitungan yang merujuk pada teori dari Montgomery (2004). Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil perhitungan uji ANOVA Source dof Subject (S) 7 Sum of Mean Square Square Between Subject 0,0522 F 0,0075 Within Subject A (Lokasi) AxS (Error Lokasi) B (Ukuran) BxS (Error Ukuran) 1 0,0013 0,0013 7 0,0392 0,0056 1 0,0020 0,0020 7 0,0513 0,0073 0,2338 0,2668 Penentuan jenis emosi dengan metode valence-arousal ini dilihat dengan sumbu x yang merepresentasikan valence dan sumbu y yang merepresentasikan arousal. Nilai tengah untuk sumbu x adalah 0 (nol) karena nilai yang terjadi pada valence adalah antara positif atau negatif sehingga titik nol merupakan titik netral. Dengan rumus yang digunakan, nilai valence bisa negatif atau positif sehingga perpotongan yang terjadi terdapat pada titik nol. Nilai tengah untuk sumbu y bukanlah nol, melainkan titik tengah (median) antara nilai maksimum dan minimum dari arousal yang didapatkan dari kedelapan partisipan. Dengan rumus yang digunakan untuk menghitung arousal ini, nilai yang didapatkan tidak akan negatif sehingga digunakan pendekatan dengan menggunakan titik tengah tersebut. Selain itu, Limsoontarakul et. al (2011) pada penelitiannya mengenai Parkinson menggunakan titik tengah arousal tidak dari nol. Dengan demikian, dapat dibuktikan bahwa titik tengah arousal dapat dilakukan dengan pendekatan nilai median. Nilai valence dan arousal dari kedelepan partisipan diplot ke dalam grafik. Titik-titik tersebut menyebar untuk setiap perlakuan. Seperti pada perlakuan A2B2, terdapat enam orang partisipan yang menimbulkan emosi yang jatuh pada kuadran empat dimana merepresentasikan valence positif dengan arousal yang rendah. Satu partisipan menimbulkan emosi yang senang yang jatuh pada kuadran satu yang merepresentasikan valence positif dengan arousal yang tinggi. Untuk satu partisipan lainnya, emosi yang timbul saat iklan muncul selama 10 detik adalah sedih, dimana merepresentasikan valence negatif dengan arousal yang rendah. Begitu juga berlaku untuk tiga perlakuan lainnya. Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil proses pengumpulan dan pengolahan data adalah : 1. Faktor lokasi iklan website tidak memengaruhi tingkat emosi seseorang dan hal yang sama berlaku juga untuk faktor ukuran iklan. Namun, interaksi antara faktor lokasi dan ukuran iklan memengaruhi tingkat emosi seseorang. 2. Rancangan iklan internet yang menghasilkan tingkat emosi positif adalah semua kombinasi dari faktor lokasi dan ukuran iklan, yaitu lokasi iklan di atas dengan ukuran 728x90 px (leaderboard), lokasi iklan di tengah dengan ukuran 300x250 px (inline rectangle), lokasi iklan di atas dengan ukuran 728x90 px (leaderboard), dan lokasi iklan di atas dengan ukuran 300x250 px (inline rectangle). Namun, jika dilihat secara spesifik dari rata-rata nilai (valence) yang paling positif adalah lokasi iklan di tengah dengan ukuran 300x250 px (inline rectangle) sehingga jenis iklan inilah yang menjadi rekomendasi rancangan iklan internet yang menghasilkan tingkat emosi yang paling positif. Daftar Pustaka Blanco, F., Lacson, C. S., Mendoza, K. H. M., dan Seva, R. (2014). Can Web Advertisements Catch Attention and Facilitate Recall. Dalam Prosiding 3rd South East Asian Network of Ergonomics Societies International Conference 2014. Singapore. Bloomberg L.P. (2016). Pendapatan Iklan Internet 2007-2015. Diakses dari http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2 016/09/02/pendapatan-iklan-internetmagna-global-2007-2015. [2016, 27 November]. Febe dan Widyastuti, D. A. R. (2013). Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan di Jejaring Sosial terhadap Minat Beli pada Perempuan. Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Limsoontarakul, S., Campbell, M. C., dan Black, K. J. (2011). A Perfusion MRI Study of Emotional Valence and Arousal in Parkinson's Disease. Marianty, R. (2014). Pengaruh Keterlibatan Fashion, Emosi Positif, dan Kecenderungan Konsumsi Hedonik Terhadap Pembelian Impulsif. Skripsi. Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Martin, D. W. (2008). Doing Psychology Experiments 7th Edition. North Carolina : North Carolina State University. Montgomery, D. C. (2004). Applied Statistics and Probability for Engineers. John Wiley & Sons, Inc. Pratomo, I. A., dan Hardianto, D. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan Online. Skripsi. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia. Puskakom. (2015). Hasil Survey “Profil Pengguna Internet di Indonesia 2014”. Diunduh dari http://puskakom.ui.ac.id/publikasi/rilis-pershasil-survey-profil-pengguna-internet-diindonesia-2014-oleh-apjii-bekerja-samadengan-pusat-kajian-komunikasiuniversitas-indonesia.html. [2016, 15 Juli]. Ramirez, R. dan Vamvakousis, Z. (2012). Detecting Emotion from EEG Signals Using the Emotive Epoc Device. Department of Information and Communication Technologies, Universitat Pompeu Fabra. Spain. The Online Advertising Guide. 728×90 – Leaderboard. Diakses dari http://theonlineadvertisingguide.com/adsize-guide/728x90/. [2016, 5 Agustus]. Valenza, G., Citi, L., Lanata, A., Scilingo, E. P., dan Barbieri R. (2014). Revealing RealTime Emotional Responses: a Personalized Assessment based on Heartbeat Dynamics. Scientific Report. Yudhianto. (2016). “Iklan Paling Mengganggu di Internet, Seperti Apa Sih?”. Diunduh dari http://inet.detik.com/cyber-life/d3166373/iklan-paling-mengganggu-diinternet-seperti-apa-sih. [2016, 2 Agustus]. ___(2014). Anatomi dan Fungsi Otak. Diakses dari https:/www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.ht m. [2016, 1 Agustus].