1 PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH Tamsir ABSTRAK Bahasa Arab penting kiranya diperkenalkan di sekolah secara umum. Dan semakin urgen pembelajarannya di lembaga-lembaga pendidikan Islam khususnya seperti madrasah dan pondok pesantren. Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi. Allah SWT memilih bahasa ini sebagai bahasa pengantar wahyuNya (al-Qur‟an). NabiNya pun - Muhammad SAW – menjelaskan ayat-ayatNya dengan bahasa yang mulia ini. Bahasa Arab adalah bahasa ilmu pengetahuan. Berbagai kitab klasik (Kutub al-Turats) yang merupakan sumber khazanah ilmu pengetahuan ditulis oleh para ilmuan islam dalam bahasa yang indah ini. Merupakan suatu keniscayaan bahwa untuk mengkaji dan memahami sumbersumber ajaran Islam wajib adanya mempelajari Bahasa Arab. Tulisan berikut ini mencoba membahas sedikit tentang pembelajaran Bahasa Arab di madrasah. Apa urgensinya, fungsi dan tujuan pembelajarannya, metode dan strategi serta upaya yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga mendapatkan out put yang kompetetif. Kata Kunci: Bahasa Arab dan Madrasah A. PENDAHULUAN Madrasah mempunyai perjalanan panjang dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Madrasah telah lahir sejak prakemerdekaan dan tetap eksis sampai saat zaman globalisasi ini. Pada masa prakemerdekaan madrasah sangat sederhana. Pada waktu itu semangatpendirian madrasah setidaknya berdasarkan atas dua hal yaitu: pertama, pendidikan Islam yang telah ada secara tradisional kurang sistematis dan kurang memberikan kemampuan pragmatis. Kedua, laju perkembangan sekolah-sekolah model Belanda cendrung meluas dan membawakan watak sekuler, sehingga harus diimbangi dengan sistem pendidikan Islam yang lebih sitematis. Dengan demikian didirikanlah sistem pendidikan Islam berbentuk madrasah. Keberadaan madrasah pada masa Orde Lama telah diakui secara konstitusional dilindungi dan dikembangkan. Dengan demiian penyelenggaraan pendidikan Islam menjadi sub sistem pendidikan nasional. Selain itu, berdasarkan rapat Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) tanggal 22 Desember 1945 diantaranya memutuskan bahwqa dalam rangka memajukan pendidikan dan pengajaran di negeri ini, pendidikan di langgar-langgar dan madrasah-madrasah dianjurkan agar berjalan terus dan diperpesat. Pernyataan ini, kemudian diikuti dengan keluarnya keputusan BPKNIP 2 yang menyatakan agar madrasah-madrasah itu mendapatkan perhatian dan bantuan dari pemerintah.1 Pada masa Orde Baru secara konstitusional madrasah didasarkan pada kebijakan sistem pendidikan nasional pada Tap MPRS No. 27, Pasal 1 tanggal 5 Juli 1966 yang menetapkan bahwa “Agama, pendidikan dan kebudayaan adalah unsur mutlak dalam Nation and Character Building”, dan sekaligus menetapkan bahwa “Pendidikan agama menjadi mata pelajaran pokok dan wajib diikuti oleh setiap murid/mahasiswa sesuai dengan agamanya masing-masing”.2 Pada masa Reformasi disusun dan disahkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang ini dinilai bagi pengamat pendidikan Islam sebagai titik awal kebangkitan pendidikan Islam. Karena secara ekplisit, UU ini menyebutkan peran dan kedudukan pendidikan Islam srta menjadikan posisi pendidikan agama sebagai bagian integral darisitem pendidikan nasional. Selanjutnya ditetapkakn Peraturan Pemerintah no. 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan yang berfungsi sebagai panduan teknis dalam mengatur pelaksanaan pendidikan agama dan keagamaan. Hadirnya madrasah sebagai satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam.3 Selain segaris dengan tujuan pendidikan nasional, sejatinya telah menjadi jawaban bagi penguatan keimanan, ketakwaan dan pembangunan moralitas peserta didik. Hal inilah yang membedakan substansi pembelajaran di madrasah dengan sekolah. Di sekolah terdapat satu mata pelajaran pendidikan agama, sementara madrasah mempunyai empat mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu: Aqidah Akhlak, Al-Qur‟an Hadits, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Selain mata pelajaran pendidikan agama Islam yang dibagi ke dalam empat mata pelajaran, madrasah juga memiliki mata pelajaraqn khusus Bahasa Arab yang tidak diberikan di sekolah pada umumnya. Bahasa Arab telah menjadi salah satu keutamaan madrasah. Bahasa ini menjadi mata pelajaran pokok di madrasah dengan tujuan peserta didik di madrasah mampu memahaminya dengan baik. Dengan memahami Bahasa Arab 1 Machnun Husein, Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1981), hlm. 13 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 13 3 Permen No. 66 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Menteri Agama No. 90 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah. 2 3 diharapkan mempermudah mereka mempelajari ilmu-lmu keagamaan yang sumbernya berbahasa Arab seperti al-Qur‟an, al-Hadits dan Kutub al-Turats. B. PEMBAHASAN 1. Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Bahasa Arab di Madrasah merupakan mata pelajaran pokok dan penting sebagai salah satu ciri madrasah dibanding dengan sekolah umum. Sebagaimana mata pelajaran yang lain, Bahasa Arab juga dinamis berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan kurikulum. Perubahan mendasar terletak pada perumusan kompetensi, ruang lingkup, urutan dan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan dinilai dari tiga aspek, yaitu: Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang relevan dengan kemampuan berpikir peserta didik Madrasah sesuai dengan tingkatannya. Beberapa cabang ilmu Bahasa Arab yang biasanya dijadikan mata pelajaran tersendiri di madrasah tingkat dasar sampai menengah adalah sebagai beriku:4 a. Al-Khath انخط f. Al-Muthala‟ah انًطانؼت b. Al-Ta‟bir انتؼبيز g. Al-Tarjamah c. Al-Imla‟ االيال h. Al-Nahwu d. Al-Muhadatsah انًحادثت انتزجًت اننحى i. Al-Sharf انصزف e. Al-Insya‟ االنشاء Bahasa Arab merupakan bahasa syari‟at Islam, karena dengan bahasa inilah al-Qur‟an diwahyukan. Dan al-Qur‟an merupakan sumber utama ajaran Islam. Dengan bahasa ini pula Nabi Muhammad SAW menerangkan maksud dan tujuan serta hikmah ayat suci al-Qur‟an itu. .f 4 Imam Makruf, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif, (Semarang: Need‟s Press, 2009), hlm. 29 4 “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur‟an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk sa‟ir (neraka).” (QS: al-Syura: 7)5 Berbagai kitab yang ditulis oleh ulama Salafush Shalih juga menggunakan Bahasa Arab. Bahasa Arab telah dipakai oleh bangsa-bangsa di wilayah Timur Tengah sebagai bahasa resmi, bahasa persatuan mereka. Bahasa ini telah pula menjadi bahasa resmi internasional dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dunia mengakui bahwa Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa yang berpengaruh dalam dunia pendidikan dan sosial budaya. Melihat fungsi dan penghargaan terhadap Bahasa Arab di atas, dimengerti bahwa sungguh bahasa ini memiliki fungsi strategis. Tidak hanya sebagai alat komunikasi praktis tapi lebih dari itu juga sebagai bahasa agama, bahasa syari‟at Islam dan bahasa ilmu pengetahuan. Oleh karenanya banyak sekolah/madrasah di negara-negara yang berpenduduk muslim menjadikan bahasa ini sebagai mata pelajaran pokok alias wajib. 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha, (Bahasa Arab resmi) dengan memperioritaskan pada kemampuan membaca serta memahami bahan bacaan. Kemampuan berbicara dan menyusun kalimat ditujukan untuk memantapkan kemampuan membaca yang menjadi tujuan utama pembelajaran, yaitu kemampuan berkomunikasi di samping juga sebagai bekal untuk memahami ajaran Islam dari sumber aslinya: al-Qur‟an dan al-Hadits dan berbagai kitab klasik yang ditulis oleh para ulama.6 Mata pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah berfungsi sebagai alat komunikasi di samping sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan. Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan mata pelajaran pokok di madrasah, yang selain fungsi-fungsi di atas, juga berfungsi sebagai alat pengembangan diri peserta didik dalam bidang 5 6 Ibid, hlm. 713 Dirjen Bimbaga Islam, Panduan Kurikulum (Jakarta: 2004), hlm. 144 5 komunikasi dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negarayang cerdas, terampil dan berkepribadian luhur serta siap mengambil bagian dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu dalam mata pelajaran Bahasa Arab pada jenjang Madrasah Aliyah atau di Perguruan Tinggi adalah: a. Melakukan peyesuaian b. Menghindari keterulangan c. Menjaga kesinambungan Dengan tiga unsur tersebut maka diharapkan tampilnya dimensi pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai pada masing-masing standar yang telah dirumuskan, terdapat kontinuitas yang konsisten baik antar kelas maupun antar jenjang.7 Adapun program pembelajaran Bahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar para peserta didik berkembang dalam hal: a. Kemampuan mendengarkan يهارة االستًاعberbicara يهارة انكالو, membaca يهارة انقزاءة, dan menulis يهارة انكتابت. b. Berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai kontek. انحـىار انقـصـيز فً كـم حـال c. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek تزجـًت اننصـىص d. Menulis kreatif االنـشـاء e. Menghayati dan menghargai karya sastra فـهـى انقـزاءة ووضـغ االسـتـنـبـاط f. Kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisa teks secara kritis انًـنـاقـسـت ػـن انـقـزاءة واالحـىال Tentu saja fungsi dan tujuan pembelajaran di atas tidak terlepas dari pengaruh yang ada. Pengaruh itu bisa datang dari internal pembelajaran itu sendiri, dan bisa juga datang dari eksternal. Kiranya perlu dicatat bahwa faktor pertama yang 7 Ibid, hlm. 144 6 dominan berpengaruh pada proses pembelajaran adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang dimaksud di sini adalah kelengkapan sarana dan prasarana sekolah tersebut. Sedangkan faktor dominan yang kedua adalah kualitas proses pembelajaran. Proses pembelajaran mencakup: model, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. 3. Konsep Pembelajaran Bahasa Arab a. Pendekatan Pendekatan yang tepat dalam pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu keniscayaan yang urgen. Asumsi umum para ahli mengungkapkan bahwa pendekatan dan metode pembelajaran berfungsi signifikan terhadap ketuntasan belajar bahasa asing termasuk Bahasa Arab. Pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Terdapat dua pandangan teori yaitu: Teori kesatuan نـظـزيـت انـىحـذةdan teori cabang نـظـزيـت انـفـزوع. Sesuai dengan pola pendekatan student centered learning انـتؼهـيى انًـزكـزي ػـهي انـتهـًـيـذmaka pendekatan pembelajaran Bahasa Arab secara umum adalah pragmatic approuch. Pragmatic approuch adalah pendekatan yang diterapkan sesuai dengan sub pokok materi pembelajaranserta situasi dan kondisi. Pendekatan tersebut dapat diterapkan dalam berbagai bentuk, metode dan teknik, seperti: Belajar Tuntas (Mastery Learning), Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)8 serta metode-metode belajar yang lain yang sementara ini belum populer. b. Metode Beberapa metode dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah sebagai berikut: 1) Metode Langsung طـزيـقـت انًبـاشـزة 2) Metode Komunikasi طـزيـقـت االتـصانيـت 8 Suja‟i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Press, 2008), hlm. 34 7 3) Metode Lihat dan Katakan طـزيـقـت أنظـز و قـم 4) Audio Lingual Method طـزيـقـت انشـفهيـت انسـًؼيـت 5) Metode Tanya Jawab طـزيـقـت انسـؤال وانجـىاب 6) Metode Permainan Bahasa طـزيـقـت أنؼـاب انهغـىيـت Sementara itu sebagian ahli menambahkan metode pembelajaran Bahasa Arab sebagai berikut: 7) Gramatikal and Translation Method طـزيـقـت انقـىاػـذو انتـزجـًت 8) Direct Method طـزيـقـت انًبـاشـزة 9) Reading Method 10) Eclectic Method طـزيـقـت انقـزائت طـزيـقـت االنـتـقـائيـت9 Metode-metode tersebut di atas dapat diterapkan pada sub pokok tertentu pada pelajaran Bahasa Arab. Mungkin juga metode itu diterapkan di luar jam pelajaran. Sebagai contoh metode pemainan bahasa () طـزيـقـت أنؼـاب انهغـىيـت, metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang, jadi sebaiknya dipraktikkan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang ditetapkan. c. Strategi dan Teknik Berbagai strategi dan teknik pembelajaran Bahasa Arab dapat diterapkan sesuai dengan spesifikasi pembagian sub pokok bahasannya sebagai berikut: 1) Sub Pokok Bahasan Qiro’ah Strategi ideal dalam pembelajaran qiro‟ah sebagai berikut: a) Guru terlebih dahulu menyampaikan gambaran umum kandungan qiro‟ah dengan menggunakan Bahasa Arab. b) Guru mempersilahkan kepada salah seorang peserta didik membaca dengan nyaring (Jahrah), sementara yang lain memperhatikan bacaannya. 9 Imam Makruf, Op.cit., hlm. 49 8 c) Setelah itu mereka mendiskusikan makna kalimat yang belum dipahami, di bawah bimbingan guru. d) Kemudian diakhiri dengan tanya jawab atas arahan guru. Dengan demiikian peserta didik aktif dan tugas guru mengarahkan dan membimbing saja. Metode yang dominan dipakai adalah membaca, diskusi, dan tanya jawab. 2) Sub Pokok Bahasan Hiwar Tujuan hiwar adalah melatih peserta didik agar mampu melakukan tanya jawab dengan menggunakan materi pembelajaran yang tesedia. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: a) Peserta didik dipersilahkan membaca hiwar dalalm hati (Shamitah) lalu diberi kesempatan untuk menanyakan makna ungkapan yang belum dipahaminya. b) Guru menerangkan makna ungkapan yang ditanyakan dengan cara diskusi. Peserta didik menemukan dan memahami makna dengan sendirinya. c) Semua peserta didik praktik langsung dengan teman-temannya di dalam maupun di luar kelas. Untuk sub pokok bahasan ini, sebaiknya guru menerapkan metode tanya jawab, diskusi, metode komunikasi dan Audio Lingual Method. 3) Sub Pokok Bahasan Insya’ muwajjah Pada sub pokok bahasan ini, kegatan dimulai dengan Ima‟ ikhtibari yang materinya diambil dari bahan qiro‟ah. Lalu dilanjutkan dengan Insya‟ muwajjah tentang bentuk kata, struktur kalimat, dan mufradatyang telah diajarkan. Peran guru dan strategi yang sebaiknya ditempuh di sini dlah sebagai berikut: a) Menjelaskan cara menjawab latihan b) Mengoreksi hasil pekerjaan/latihan peserta didik c) Mencatat kesalahan peserta didik 9 d) Menilai dan mendokumentasikan hasil pekerjaan peserta didik. Pada umumnya metode yang diterapkan adalah: tanya jawab, diskusi dan metode permainan bahasa. 4) Sub Pokok Bahasan Qawa’id Pada dasarnya pembelajaran materi qaidah adalah dengan metode induksi ( ) االسـتقـزائيـت, namun demikian tidak tertutup kemungkinan digunakannya metode deduksi ( ) انقيـاسيـت. kegiatan pembelajaran idealnya dengan langkahlangkah berikut ini: a) Guru mengingatkan peserta didikterhadap pelajaran qaidah sebelumnya (free test) b) Peserta didik membaca amtsilah (contoh-contoh) sambil memahaminya c) Guru dan peserta didik berdiskusi tentang unsur qaidah yang ada dan bersama-sama menarik kesimpulan d) Membandingkan qaidah yang baru dimengerti dengan qaidah yang telah diajarkan sebelumnya e) Guru memberikan tugas pekerjaan rumah kepada peserta didik Metode yang banyak digunakan pada sub pokok bahasan ini adalah: induksi, membaca dan diskusi. Materi pembelajaran ini diakhiri dengan pemberian tugas kepada peserta didik sebagai tindak lanjut dari pemahaman terhadap qaidah yang baru dipelajari. Penting untuk diingat bahwa pada dasarnya, metode apapun yang diterapkan hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip Pemblajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Untuk menerapkan prinsip PAIKEM dibutuhkan kemauan dan motivasi tinggi dari guru agar dapat diterapkan di dalam pembelajaran. PAIKEM merupakan acuan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan (psikomotorik), sikap (afektif) dan pemahaman (kognitif) dengan mengutamakan 10 belajar sambil bekerja, uru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantutermasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. 4. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran Bahasa Arab sebagai bagian dari pendidikan nasional sudah barang tentu harus mengikuti Standar Nasional Pendidikan. Berbagai upaya dapatdilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab, yaitu: Pertama. Merenovasi kurikulum Bahasa Arab. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.10 Renovasi yang dimaksud adalah perbaikandari kurikulum konvesional tradisional ke kurikulum yang adaptik, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Saat ini pemerintah menggulirkan kurikulum berbasis kompetensi menjadi kurikulum dua ribu tiga belas (K13). Kurikulum disusun atau diprogram sesuai dengan kebutuhan nasional tanpa melupakan kearifan lokal (local wisdom). Dengan demikian tujuan nasional pendidikan dan kebutuhan daerah menjadi terpenuhi dan singkron. Singkronisasi tersebut diperlukan agar tidak terjadi ketimpangan. Hal yang tak kalah pentingnya adalah bahwa kurikulum harus adaptik terhadap perkembangan dan tingkat kemampuan berpikir pesertadidik dimasingmasing tingkat. Penyesuain itu disebut dengan istilah prinsip korelatif. Dengan adanya korelasi antar tingkat satuan pendidikan memudahkan tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru dan juga bagi peserta didik. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 13 (K13) sebagai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 10 Kemendiknas, Undang-undang Pendidikan Nasional, (Jakarta: 2003) 11 (KTSP) dan penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Walau tidak banyak yang berubah, namun satu hal yang harus dicatat bahwa K13 dan dua model kurikulum sebelumnya berujung pada pencapaian kompetensi yang disebut sebagai ketuntasan belajar. Untuk memastikan tercapainya kompetensi, perlu ada standar minimal. Maka dibuatlah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Agar adaptik, SKBM diserahkan kepada sekolah dan bahkan guru bidang studi masing-masing. Guru Bahasa Arab di Madrasah Aliyah diharapkan mampu menetapkan SKBM antara angka 70 sampai dengan 90. Kedua. Standarisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Hal tersebut telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional. Pelatihan diberikan kepada pendidik/guru dan tenaga kependidikan agar mereka adaptik dan mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip PAIKEM. Pendidik atau guru adalah fasilitator, mediator dan model dari apa yang diajarkannya. Untuk itu guru harus profesional di bidangnya sehingga mampu membelajarkan peserta didiknya dengan benar dan baik. Menjadi guru/pendidik profesional harus peka terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Mampu menyesuaikan pembelajarannya dengan kondisi kelas dan peserta didik. Mampu menyesuaikan pembelajaran dengan situasi waktu dan suasana. Mahir menggunakan berbagai media pembelajaran. Mahir mengolah pelajaran sehingga menarik. Pendek kata mampu ber-PAIKEM. PAIKEM merupakan barometer metode/teknik untuk mencapai ketuntasan belajar sesuai kehendak K13. Nasib kesuksesan pembelajaran bahasa Arab ada di tangan guru dan dosen yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Baik terkait dengan kendala linguistik maupun terkait kendala non linguistik dengan menawarkan solusi cepat dan tepat.11 Kreatifitas guru dibutuhkan untuk dapat menerapkan cabangنـظـزيـت انـفـزوع, dengan model pendekatan berbagai teori-teori student centered learning انـتؼهـيى انًـزكـزي ػـهي انـتهـًـيـذ 11 Aziz Fahrurrozi, Seminar Nasional, Peningkatan Mutu Pembelajaran Bahasa Arab di PT Menghadapi Peluang dan Tantangan Global (Jambi: 14 Maret 2015) 12 Ketiga. Standarisasi Proses Pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran terkandung: model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.12 Sekali lagi, bahwa kurikulum harus adaptik dengan perkembangan dan esensi inovasi kurikulum adalah inovasi proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus memenuhi langkah-langkah pemebelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian pembelajaran akan tuntas. Kualitas peserta didik diharapkan kompetetif sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman saat ini. Proses yang baik sesuai dengan K13 adalah: Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning]. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif. Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.13 Keempat. Standarisasi Sarana Prasarana. Sarana memilik peran peting untuk mendapatkan out put pendidikan yang kompetetif. Dalam kontek sarana pembelajaran Bahasa Arab, setidaknya suatu lembaga pendidikan memiliki: bukubuku referensi yang cukup, perpustakaan yang refresentatif, dan laboratorium khusus Bahasa Arab. Kelima. Standarisasi Penilaian. Penilaian hasil belajar oleh pendidik secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, tengah dan akhir semester serta ulangan kenaikan kelas. Dalam kaitannya dengan Bahasa Arab, maka penilaian guru harus meliputi latihan dan praktik di dalam dan luar kelas secara continu dan autentik. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, 12 13 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.25 Badan Pengembangan SDM dan PMP., Kemendikbud RI. Rasional Kurikulum 13. 13 pengujian, atau evaluasi. Sedangkan istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. 14 C. KESIMPULAN 1. Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah menempati posisi penting dan berperan signifikan menunjang pembelajaran bidang studi keagamaan. Bahasa Arab sebagai bidang studi pokok di madrasah yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Bahasa Arab menjadi salah satu ciri khas madrasah dibanding sekolah umum. 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Mata pelajaran Bahasa Arab di Madrasah berfungsi sebagai alat komunikasi di samping sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan. Adapun program pembelajaran Bahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar para peserta didik berkembang dalam mendengarkan 4 ketrampilan yaitu: Keterampilan يهارة االستًاعberbicara يهارة انكالو, atau kemampuan membaca يهارة انقزاءة, dan menulisيهارة انكتابت 3. Konsep Pembelajaran Bahasa Arab a. Pendekatan. Pendekatan yang lebih tepat adalah Pragmatic approuch. Pragmatic approuch adalah pendekatan yang diterapkan sesuai dengan sub pokok materi pembelajaran serta situasi dan kondisi. Pemebelajaran dilaksanakan dengan pola pendekatan student centered learning انـتؼهـيى انًـزكـزي ػـهي انـتهـًـيـذ 14 Badan Pengembangan SDM dan PMP., Kemendikbud RI. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar. 14 b. Metode. Metode pembelajaran Bahasa Arab cukup beragam yang dapat diterapkan dalam sub-sub pokok bahasan. Setidaknya ada 10 metode yang ditetapkan oleh para ahli. c. Strategi dan Teknik. Strategi dan Teknik pembejaran Bahasa Arab disesuaikan dengan sub pokok bahasan. Hal ini memerlukan kreatifitas dan inovasi dari guru. 4. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran Bahasa Arab Ada lima hal yang urgen dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Arab yaitu: Merenovasi kurikulum, standarisasi pendidik dan tenaga kependidikan, standarisasi proses pembelajaran, standarisasi sarana dan prasarana dan standarisasi penilaian. 15 DAFTAR PUSTAKA Anonim, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama, 2009 Al-Abrasyi, Muhammad „Athiyah, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2003 Al-Munawar, Said aqil, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Jakarta: Ciputat Press, 2003 Badan Pengembangan SDM dan PMP., Kemendikbud RI. Rasional Kurikulum 13. -------., Kemendikbud RI. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar. Bandono, Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning, Yogyakarta: Pustaka Maya, 2008 Dirjen bimbaga Islam Depag RI., Pedoman Pelaksanaan Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Madrasah, Jakarta: 2000 -------, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: 2001 Departeman Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: 2003 -------, Panduan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: 2004 -------, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: 2005 Fahrurrozi, Aziz, Seminar Nasional, Peningkatan Mutu Pembelajaran Bahasa Arab di PT Menghadapi Peluang dan Tantangan Global, Jambi: 2015 Fuad Efendi, Ahmad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005 Hidayat, D.,Pembelajaran Bahasa Aran untuk Madrasah Aliyah, Semarang: Toha Putra, 2002 Machali, Imam, Rethinking Marketing Madrasah; Menimbang Pola dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Madrasah, Jakarta: Jurnal Edukasi, 2015 Machnun Husein, Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1981 Makruf, Imam, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif, Semarang: Need‟s Press, 2008 Menteri Agama, Peraturan Menteri Agama No. 90 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah. 2013 16 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003 Mulyas, E., KBK: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 Mustikasari, Andriani, Konsep Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Jakarta: Pustaka Maya, 2009 Nurudin, Kewenangan Pengelolaan, PeningkatanAnggaran dan Perluasan Struktur Organisasi Pendidikan Madrasah, Jakarta: Jurnal Edukasi, 2015 Pemerintah RI., Permen Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, 2010 Suja‟i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, Semarang: Walisongo Press, 2008 Yasa, Doantara, Pembelajaran Pendekatan Kontekstual,Jakarta: Pustaka Maya, 2008