KOMUNIKASI DAN AKULTURASI

advertisement
KOMUNIKASI DAN
AKULTURASI
YO U N G Y U N K I M
Apa yang akan terjadi jika seseorang lahir dan terenkulturasi dalam
suatu budaya tertentu memasuki suatu budaya lain sebagai seorang
imigran atau pengungsi selamanya?
• Enkulturasi adalah proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan yang dialami
individu selama hidupnya.
• Menurut E. Adamson Hoebel enkulturasi adalah kondisi saat seseorang secara
sadar atau pun tidak sadar mencapai kompetensi dalam budayanya dan
menginternalisasi budaya tersebut.
• Hasil dari proses enkulturasi adalah identitas, yaitu identitas pribadi dalam
sebuah kelompok masyarakat.
• Proses enkulturasi memiliki dua aspek utama, yaitu pendidikan formal dan
informal.
• Pendidikan formal dilakukan melalui sebuah lembaga pendidikan, sedangkan
pendidikan informal yang disebut sebagai child training dilakukan oleh keluarga
dan teman
• Akulturasi
adalah
suatu
proses
sosial
yang
timbul
manakala
suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari
suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah
ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur
kebudayaan kelompok itu sendiri.
• Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri
khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi
ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.
Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat
kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan
serta tujuan bersama.
VARIABEL – VARIABEL KOMUNIKASI
DALAM AKULTURASI
• Komunikasi Persona / Intrapersona
• Salah satu variabel komunikasi persona terpenting dalam akulturasi adalah
kompleksitas struktur kognitif imigran dalam mempersepsi lingkungan pribumi.
• Selama fase awal akulturasi, persepsi seorang imigran atas lingkungan pribuminya
relative sederhana; persepsi imigran atas lingkungannya yang asing itu menunjukan
stereotip kasar.
• Suatu variabel komunikasi persona lainnya dalam akulturasi adalah citra diri (self
image) imigran yang berkaitan dengan citra-citra imigran tentang lingkungannya.
• Juga
motivasi
akulturasi
seorang
memudahkan proses akulturasi.
imigran
terbukti
fungsional
dalam
• Komunikasi Sosial
• Komunikasi sosial dapat di kategorikan menjadi komunikasi antarpersona dan komunikasi
massa.
• Komunikasi antarpersona seorang imigran dapat diamati melalui derajat partisipasinya dalam
hubungan-hubungan antarpersona dengan anggota-anggota masyarakat pribumi.
• Fungsi akulturatif komunikasi massa akan sangat penting pada fase awal proses akulturasi
seorang imigran.
• Komunikasi massa memainkan suatu peranan yang penting dalam memperluas pengalamanpengalaman imigran dalam masyarakat pribumi di luar lingkungan yang dapat dijangkaunya.
• Melalui komunikasi massa, seorang imigran mengetahui lebih jauh lagi tentang berbagai unsur
dalam system sosio-budaya pribumi.
• Lingkungan Komunikasi
• Komunikasi persona dan komunikasi sosial seorang imigran dan fungsi komunikasikomunikasi tersebut tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa dihubungkan dengan
lingkungan komunikasi masyarakat pribumi.
• Suatu kondisi lingkungan yang sangat berpengaruh pada komunikasi dan akulturasi imigran
adalah adanya komunitas etniknya di daerah setempat.
• Lembaga-lembaga etnik yang ada dapat mengatasi tekanan-tekanan situasi antarbudaya dan
memudahkan akulturasi. Namun keterlibatan imigran yang ekstensif dalam komunitas etniknya tanpa
komunikasi yang memadai dengan anggota-anggota masyarakat pribumi mungkin akan memgurangi
intensitas dan kecepatan akulturasi imigran (Broom dan Kitsue, 1976)
• Pada akhirnya masyarakat pribumilah yang memberikan kebebasan atau keluwesan kepada imigranimigran minoritas untuk menyimpang dari pola-pola budaya masyarakat pribumi yang dominan.
POTENSI AKULTURASI
• Potensi akulturasi seorang imigran sebelum bermigrasi dapat mempermudah akulturasi yang
dialaminya dalam masyarakat pribumi. Potensi akulturasi ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
1.
Kemiripan antara budaya asli (imigran) dan budaya pribumi
2.
Usia pada saat bermigrasi
3.
Beberapa karakteristik kepribadian seperti suka bersahabat dan toleransi
4.
Pengetahuan tentang budaya pribumi sebelum bermigrasi.
MEMPERMUDAH AKULTURASI LEWAT
KOMUNIKASI
• Jika seorang imigran ingin mempertinggi kapasitas akulturatifnya dan secara sadar berusaha
mempermudah proses akulturasinya, maka ia harus menyadari pentingnya komunikasi sebagai
mekanisme penting untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
• Untuk menunjang kecakapan komunikasi dalam budaya pribumi, imigran harus mengembangkan
kecakapan kognitif, afektif dan perilaku dalam berhubungan dengan lingkungan pribumi.
• Namun imigran takkan dapat mencapai tujuan-tujuan akulturatifnya sendirian.
• Masyarakat pribumi dapat lebih aktif membantu akulturasi imigran dengan mengadakan
program-program latihan komunikasi.
P E N D E K ATA N K O M U N I K A S I
A N TA R B U D AYA
DA L A M BU K U L I L I W E R I
PENDEKATAN PSIKOLOGI SOSIAL
• Pendekatan sosial ini sebetulnya lebih di dominasi oleh para penganut paham fungsionalis yang
menekankan pendekatan yang bersifat Etik (Bernando Attias, 2000).
• Metode etik secara umum menyelidiki suatu obyek penelitian dari pandangan peneliti sendiri
atau pandangan dari “luar” lingkungan sasaran penelitian.
• Pendekatan ini memandang bahwa hanya peneliti yang benar-benar bebas berada di luar
lingkungan sasaran penelitian, akan melakukan penelitian dan menghasilkan kesimpulan yang
obyektif.
• Gudykunst (1997) menawarkan beberapa pilihan metode strategi pendekatan etik melalui :
Menggunakan pertanyaan langsung kepada sasaran penelitian dalam sebuah wawancara
Dengan menyelidiki cara atau langkah individu mengubah pola-pola perilaku mereka untuk
melakukan akomodasi dengan orang lain.
PENDEKATAN INTERPRETATIF
• Pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan sebelumnya, pendekatan ini disebut
pendekatan Emik. Kalau pendekatan etik “mewajibkan” peneliti berdiri “di luar” sasaran
penelitian maka pendekatan Emik “mewajibkan” peneliti berada “di dalam” dan berada dan
hidup “dengan” sasaran penelitian.
• Tujuan penelitian adalah untuk memahami dan menggambarkan perilaku manusia bukan untuk
meramalkan perilaku itu sendiri.
PENDEKATAN KRITIS
• Pendekatan kritis ini menekankan pada kreativitas manusia dan berusaha mencatat secara
cermat realitas kehidupan manusia yang dikonstruk melalui komunikasi.
• Perbedaan utama dari pendekatan ini dengan pendekatan lain terletak pada macro context yang
lebih menekankan pada konteks makro seperti realitas social, politik, dan isu-isu ekonomi yang
mempengaruhi komunikasi antarbudaya.
• Metode yang digunakan adalah textual analysis yang keuntungannya terletak pada pemilihan
fokus konteks makro melalui studi sejarah.
PENDEKATAN DIALEKTIKAL
• Pendekatan dialektikal merupakan kombinasi tiga pendekatan sebelumnya. Bahwa sesuatuu yang
disebut realitas adalah dialektikal. Dianjurkann bahwa pendekatan alternatif ini dapat dilakukan
dengan memandang realitas secara objektif dan subjektif. Hanya dengan metode ini , seseorang
peneliti dapat mengungkapkan komunikasi antar budaya, karna komunikasi antar budaya dapat
merefleksikan semua perilaku manusia.
PENDEKATAN DIALOG KULTURAL
• Pendekatan ini sering di sebut juga sebagai mahzab yang menekankan pada isu - isu
internasionalisme dan humanisme.
• Pendekatan ini sangat peduli pada analisis peran komunikasi antarbudaya dan organisasiorganisasi perdamaian internasional, seminar-seminar yang menampilkan persepsi lintas budaya.
• Konsekuensinya adalah dipilihnya metode dan teknik dialog antarpribadi, antar kelompok yang
tidak saja antarbudaya tetapi antarbangsa.
PENDEKATAN KRITIK BUDAYA
• Pendekatan ini berusaha mencari dan menemukan isu – isu utama yang mendorong terjadinya
konflik dalam setiap budaya sehinhgga mengakibatkan salah satu atau lebih kebudayaan terpaksa
diisolasi oleh masyarakat.
Download