PERUBAHAN IKLIM BAGAIMANA IKLIM BERUBAH Ketika bumi menerima panas dari matahari, secara alami sebagian panas akan terperangkap di atmosfer akibat adanya beberapa jenis gas. Gas-gas yang menangkap panas tersebut dikenal sebagai gas rumah kaca (GRK) karena cara kerjanya mirip rumah kaca (greenhouse), di mana suhu di dalamnya diatur agar cukup hangat sehingga tanaman dapat tumbuh. Terperangkapnya panas oleh gasgas di atmosfer dikenal dengan istilah ‘efek rumah kaca’. Sebenarnya efek rumah kaca diperlukan agar permukaan bumi cukup hangat untuk didiami. Sayangnya, aktivitas manusia membuat konsentrasi GRK semakin tinggi dan menyebabkan suhu permukaan bumi semakin panas sehingga terjadilah perubahan iklim. Aktivitas manusia mengubah iklim Emisi dari pembangkit listrik dan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil – seperti minyak bumi dan batubara – merupakan sumber utama karbondioksida (CO2). Gas ini merupakan GRK yang memiliki pengaruh terbesar terhadap terjadinya perubahan iklim. Karbondioksida juga terkandung dalam jumlah besar pada pohon sehingga kebakaran dan penebangan hutan menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK. Pemakaian pupuk buatan pada pertanian menghasilkan nitro oksida (N2O). Selain itu, pembusukan pakan ternak, kotoran hewan, dan sampah organik akan melepaskan gas metana (CH4). Proses serupa terjadi pada tanah yang tergenang air, seperti daerah rawa-rawa dan persawahan. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa peternakan, sawah, dan tempat pembuangan sampah ikut meningkatkan GRK. Perubahan Iklim Ekstrim hujan mulai dan berakhir. Banjir dan badai semakin sering terjadi. Kasus penyakit malaria dan demam berdarah terus meningkat. Ada satu kejadian alam yang berpengaruh terhadap terjadinya semua hal tersebut… yaitu perubahan iklim. Beberapa aktivitas lain menghasilkan GRK yang menyerap panas dengan kekuatan sangat tinggi walaupun konsentrasinya rendah. Penggunaan beberapa jenis gas untuk freon AC dan campuran produk kaleng semprot serta proses produksi beberapa industri, terutama peralatan listrik, juga menghasilkan GRK. Apa yang bisa dilakukan ? Mitigasi Salah satu cara menahan laju perubahan iklim adalah mengurangi emisi GRK hasil aktivitas manusia. Ini bisa dilakukan antara lain dengan menggunakan bahan bakar dari sumber energi yang lebih bersih, seperti beralih dari batubara ke gas, atau menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga matahari atau biomassa. Selain itu, mengurangi penggunaan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dan menghemat listrik juga mengurangi emisi GRK. Usaha-usaha seperti ini disebut mitigasi. Melalui Protokol Kyoto, usaha-usaha mitigasi dilakukan secara global. Salah satu usaha yang dilakukan adalah CDM (clean development mechanism, atau mekanisme pembangunan bersih) yang memungkinkan aktivitas pelestarian lingkungan hidup dan ekonomi dilakukan secara bersama-sama. Melalui kerjasama dengan negara maju, negara berkembang bisa menerima manfaat dengan adanya tambahan dana dan alih teknologi untuk menjalankan kegiatan yang mengurangi emisi GRK sekaligus mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan. Adaptasi Perubahan iklim yang sedang terjadi berikut segala dampaknya tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya adaptasi, Dampak perubahan iklim bagi manusia Perlahan Tidak seperti dulu, saat ini tidak jelas kapan musim ● Kenaikan permukaan laut ● Kenaikan suhu permukaan laut ● Kenaikan suhu udara ● Peningkatan curah hujan di musim hujan ● Peningkatan penguapan di musim kemarau ● Peningkatan intensitas badai tropis yaitu mempersiapkan diri dan hidup dengan berbagai perubahan akibat perubahan iklim, baik yang telah terjadi maupun mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi. Beradaptasi terhadap kedua macam dampak perubahan iklim – kejadian ekstrem dan dampak perlahan – memerlukan strategi yang berbeda. Mempersiapkan diri menghadapi kejadian ekstrem dilakukan dengan menyusun rencana penanganan bila terjadi bencana alam, seperti badai dan banjir. Sedangkan menghadapi perubahan perlahan memerlukan kemauan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan yang terus berubah. Sebenarnya penanganan masalah lingkungan, seperti reboisasi atau rehabilitasi terumbu karang yang rusak, sudah merupakan kegiatan adaptasi terhadap perubahan iklim. Namun, kegiatan tersebut perlu diperkuat dengan menyertakan pertimbangan mengenai dampak perubahan iklim. Usaha mengurangi kemiskinan juga merupakan kegiatan adaptasi karena masyarakat miskin paling rentan terhadap dampak perubahan iklim dengan minimnya kemampuan mereka untuk beradaptasi. Contoh adaptasi terhadap kejadian ekstrem adalah dengan mengantisipasi bencana alam yang bisa semakin sering terjadi karena adanya perubahan iklim. Ini bisa dilakukan dengan membuat sistem peringatan dini di daerah yang dinilai rawan badai serta memberi petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan masyarakat bila badai terjadi. Contoh adaptasi terhadap dampak perubahan iklim perlahan adalah membuat perlindungan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir dengan cara menanam hutan bakau. Adanya hutan bakau mengurangi kemungkingan erosi pantai dan intrusi air laut ke dalam sumber air bersih akibat naiknya permukaan air laut. Dampak Turunan Dampak Langsung • Tergenangnya infrastruktur di daerah pantai • Rusaknya ekosistem pantai • Intrusi air laut • Berkurangnya lahan ◦ Pengungsian ◦ Produktivitas perikanan menurun ◦ Sumber air bersih berkurang ◦ Produktivitas pertanian menurun • Pemutihan terumbu karang ◦ Produktivitas perikanan menurun • Populasi nyamuk meningkat ◦ Kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk meningkat • Banjir dan tanah longsor semakin sering terjadi • Kekeringan • Gangguan cuaca ◦ Pengungsian ◦ Produksi pangan menurun ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ Penyakit yang berhubungan dengan banjir meningkat Ketersediaan air bersih berkurang Produksi pangan menurun Produksi pangan menurun Kegiatan ekonomi terganggu Jl. Pangeran Antasari No. 10 Jakarta Selatan 12150 - Indonesia T: +62-21-72801172 (hunting) F: +62-21-72801174 E-mail: [email protected] www.pelangi.or.id ©2006 Yayasan Pelangi Indonesia