1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama merupakan suatu hal yang penting bagi manusia dan kehidupannya. Hal ini sebab agama berisi pembahasan tentang masalah keimanan dan budi pakerti yang terpuji dan untuk kemaslahatan bersama, terutama aspek keimanan. Dalam realitanya aspek keimanan mendapat perhatian dan pengkajian yang begitu intensif, sehingga mudah didapat di tengah masyarakat. Namun aspek yang akan dikaji dalam makla ini bukanlah keimanan saja, tetapi ditunjang dengan aspek kejiwaan dan nilai. Aspek ini belum banyak mendapat perhatian, seperti perhatian terhadap aspek lainnya. Kecintaan kepada Allah, ikhlas beramal karena Allah, serta mangabdikan dan tawakal sepenuhnya kepadanya, merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan harus diutamakan dalam menyempurnakan cabang-cabang keimanan. Sesungguhnya amalan lahiriah berupa ibadah mahdhah dan muamalah tidak akan mencapai kesempurnaan, kecuali jika didasari dan diramu dengan nilai keutamaan tersebut. Sebab nilai-nilai tersebut senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang dalam setiap gerak serta perilaku keseharian. Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah dan pengaruhnya telah sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus. Jika tidak pandai membina jiwa generasi mendatang, “ Dengan menanamkan nilai-nilai keimanan dalam nalar, pikir dan akal budi mereka ”, maka mereka tidak akan selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. Mungkin mereka merasa ada yang kurang dalam sisi spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan dari sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari agama islam. Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar dan hatinya bersinar, pandangan akal dan hatinya tajam, akal pikir dan nuraninya berpadu dalam berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama manusia, sehingga sulit diterka mana yang lebih dahulu berperan kejujuran jiwanya atau kebenaran akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter islam, yaitu agama yang membangun kemurnian akidah atas dasar kejernihan akal dan membentuk pola pikir teologis yang menyerupai bidang-bidang ilmu eksakta, karena dalam segi akidah, islam hanya menerima hal-hal yang menurut ukuran akal sehat dapat diterima sebagai ajaran akidah yang benar dan lurus. Pilar akal dan rasionalitas dalam akidah islam tercermin dalam aturan muamalat dan dalam memberikan solusi serta terapi bagi persoalan yang dihadapi. Selain itu islam adalah agama ibadah. Ajaran tentang ibadah didasarkan atas kesucian hati yang dipenuhi dengan keikhlasan, cinta, serta dibersihkan dari dorongan hawa nafsu, egoism, dan sikap ingin menang sendiri. Agama seseorang tidak sempurna, jika kehangatan spiritualitas yang dimiliki tidak disertai dengan penglaman ilmiah dan ketajaman nalar. Pentingnya akal bagi iman ibarat pentingnya mata bagi orang yang berjalan. Berdasarkan relitas yang terjadi dalam masyarakat global ini, kami begitu semangat mengangkat tentang konsep Ketuhanan dalam Islam ini sebagai topik utama dalam makala kami. 2.1 Tujuan penulisan 1. Untuk menambah wawasan dan ilmu seputar agama Islam 2. Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT 3. Memberikan informasi dan motivasi kepada mahasiswa agar senantiasa menjaga dan mengembangkan agama Islam 4. Menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah pendidikan agama Islam 3. Pembahasan Agama merupakan suatu kepercayaan yang melekat dalam hati dan jiwa manusia, jarang di zaman yang sudah maju perkembangan informasi dan teknologi muncul sekelompok masyarakat yang tidak menganut suatu kepercayaan. Islam sebagai agama dan kepercayaan yang kita yakini telah memberi pengaruh baik sikap, ucapan, perbuatan dan pola pikir sehari-hari. Tidak mengherankan bila semakin lama Islam semakin mendarahdaging di masyarakat. Sungguh ironis dan aneh sekali bila masyarakat apalagi remaja khususnya di Indonesia yang tidak mengerti dan mengenal Islam. Terlepas baik Islam yang sebenarnya atau Islam identitas saja. Sebelum kami menguraikan lebih jauh lagi tentang islam dan kaitannya dengan konsep ketuhanan ada baiknya kita lebih mengetahui Islam itu apa. Menurut bahasa Islam artinya selamat dan aman. Sedangkan menurut istilah Islam merupakan agama yang samawi (berasal dari Allah) yang diturunkan lewat seorang utusan atau Rasul (Muhammad SAW) yang mengajarkan tentang membentuk akhlakul karimah guna kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Islam dan Allah SWT merupakan komponen yang saling mempengaruhi dan terikat kuat, yang antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Dalam Islam hanya mengenal satu Tuhan saja, yakni Allah SWT. Lantas siapakah Allah SWT itu ???? Menurut Ibnu Taimiyah adalah Tuhan (Allah SWT) adalah yang dipuji dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, merendahkan diri dihadapanNya, takut dan mengharapkanNya, kepadaNya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a dan bertawakkal kepadaNya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padaNya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatNya dan terpaut cinta kepadaNya.(M.Imaduddin,1989:56). Berdasarkan pengertian di atas, pastinya sebagai umat Islam kita mengenal dan patuh kepada Allah SWT dengan sepenuh hati sebab Allah adalah Tuhan (Dzat) yang sempurna dengan sifat yang sempurna (Asma’ul Husna) tanpa ada celah dan kekurangan sedikitpun. Dalam hal ini bila kita mangaitkan antara Islam dan Allah SWT akan terbentuk suatu ikatan dan hubungan yang membawa kehidupan selamat dunia dan akhirat. Dengan jalan kita mematuhi segala perintahNya serta menjauhi segala laranganNya, demi memperoleh Fadhol dan keridhoanNya. Salah satu alasan mengapa Allah SWT menciptakan kita adalah guna beribadah dan menyembah kepadaNya saja, sesuai dengan firmanNya yang artinya : “Dan tidaklah aku (Allah SWT) ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembahku (Allah SWT)”.( Q.S. Ad Dzariat: 56 ) Dalam mengenal Allah ( Ma’rifatullah ) ada beberapa syarat dan komponen yang harus dimiliki oleh seseorang, antara lain : 1. Iman Iman bersumber dari kata amana-yu’minu-imanan yang artinya percaya dan yakin. Menurut hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah At Thabbani menjelaskan bahwa Iman adalah keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan. Sehingga iman merupakan kesatuan/keselarasan antar hati, ucapan dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup, gaya hidup dan prinsip hidup. Sesorang yang beriman dapat diamati dalam perbuatan dan pola pikir sehari-harinya, secar umum (berdasarkan Al-Qur’an), orang yang beriman adalah : 1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya. 2. Senantiasa tawakkal, yakni bekerja keras berdasar niat ikhlas karena Allah, dan diiringi dengan do’a. 3. tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya. 4. menafkahkan rezeki yang diterimanya 5. menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. 6. berjihad di jalan Allah SWT dan suka menolong. 7. memelihara amanah dan menepati janji. Adapun hikmah dan manfaat dari sifat iman adalah : 1. Melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan desa. 2. semangat berani menghadapi maut 3. menanamkan sikap “ self help “ dalam kehidupan 4. mendapatkan ketentraman hati dan jiwa. 5. menggapai kehidupan yang baik. 6. memupuk sifat ikhlas dan konsekuen 7. mendapatkan keberuntungan. 8. Sebagai Obat penyakit. 2. Taqwa Taqwa menurut bahasa adalah takut. Sedangkan menurut istilah taqwa adalah suatu sifat takut ( tunduk dan patuh) kepada Allah SWT dimana saja berada, kapan saja dam bersa,ma siapa saja dengan jalan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala macam Larangannya. Sifat ini mengharuskan kecintaan yang tinggi dan tulus hanya kepada allah saja, sebab hanya kepada Allah oarng tersebut mendapatkan ketenangan dan ketentraman hati yang tidak didapatkan dari lainnya. Dalam realitanya, ketaqwaan tidak pernah bisa lepas dan berpisah dari keimanan, dua hal tersebut merupakan elemen penyusun yang utama guba mendapat predikat muslim yang sejati. Ciri – cirri orang yang bertaqwa adalah sebagi berikut : 1. Sangat mencintai Allah SWT 2. Senang berdzikir ( mengingat-ingat ) Allah SWT 3. Senantiasa mawas diri dan bersifat evaluasi diri 4. Berbuat sesuatu dengan ikhlas tanpa pamrih atau mengharapkan imbalan kecuali ridha dan rahmat allah SWT. 5. Berjihad dan berjuang di jalan Allah SWT dan senantisa saling tolong-menolong. 6. Mudah memaafkan kesalahan dan kekhilafan orang lain. 7. Tegas, bijaksana dan arif dalam bertindak dan berbuat. 8. Qana’ah dan syukur ni’mat. Seseorang yang bersifat taqwa akan mendapatkan suatu hikamah sebagai berikut : 1. dekat dengan allah SWT 2. mendapat ridha dan Rahmat Allah SWt 3. senantiasa tenang dalam bertindak dan bertutur kata serta bijak dan berpuji dalam berpikir 4. mendapatkan kemudahan dalam menghadapi setap ucian dan masalah 5. selalu optimis dan positif thinking 6. pantang menyerah dan putus asa 7. berusaha senantiasa bersikap hati-hati dan mawas diri. 3. Ihsan Secara bahasa ihsan artinya baik dan terpuji. Menurut istilah ihsan bisa diartikan dengan suatu sifat dan perbuatn untuk kebaikan dan kemaslahatan dengan mengharap bertambahnya keimanan dan ketaqwaan kepada allah swt. Dalam kaitannnya dengan iman dan taqwa, ihsan merupakan motor penggerak sekaligus motivator kita supaya senantiasa bermanfaat dan berguna demi orang lain meskipun sedikit. Menjadikan hidup senantiasa tidak egois atau mementingkan kelompok ( individu ), namun menjadi ibsan yang rerpek dan peduli terhadap setiap peristiwa yang terjadi. Sifat ihsan dapat dinilai dari perilaku sehari-hari seseorang, antara lain : 1. senantiasa tulus dan ikhlas dalam bertindak 2. senang menolong dan membantu orang lain. 3. positif thinking dalam setiap tantangan dan ujian 4. tidak sombong dan egois 5.peduli terhadap peristiwa yang terjadi dalam amsyarakat 6. dermawan dan suka bersedekah 7. ramah dan sopan santun dalam bersikap Manfaat yang diperoleh bila seseorang bersifat ihsan adalah : 1.dicintai allah dan masyarakat 2.melatih sifat qana’ah dan berjiwa besar 3. mempererat persaudaraan dan kesatuan terutama ukhuwah islamiyah 4. menumbuhkan kepedulian dan empati social 5. menenangkan dan menentreamkan jiwa dabn bathin 6. menjauhkan dari sifat individualism dan perpecahan 7. membuat suasana yang harmonis, aman dan nyaman Dari ketiga sifat yang harus dimiliki diatas, akan terbentuk seoarang insane yang senantiasa tenang dan damai jiwanya serta baik dan bijaksanan dalam bertindak, bertutur kata dan berpikir. Tentunya dalam zaman yang seperti seperti ini akan sangat sulit terwujud bila tanpa kesungguhan dan tekat yang kuat. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar bisa meningkatkan dan mengembangkan iman, taqwa dan ihsan adalah dengan menanamkan amal ma’ruf nahi mungkar serta beramal shaleh dalam kehidupan sehari-hari. Semakin kita sering membiasakan bersifat dan menerapkan hal tersebut semakin mudah dan gampang kita memupuk dan merasakan betapa ni’mat dan ibdahnya hal tersebut. Untuk itulah, agama kita Islam senantiasa menganjurkan agar menjadi seorang manusia yang berguna dan mebrmanfatt untuk masyarakat da n umat. Bukan menjadi seseorang yang egois dan mementingkan dirinya sendiri. Sunggauh Allah SWT sangat membenci hal demikian tersebut.