PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BATANG CUISENAIRE TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2, GEBANG, MASARAN, SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh : Noviana Puspita Sari ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri Gebang, Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri Gebang, Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumentasi. Metode tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan menghitung perkalian. Sedangkan metode dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang nama responden dan transkrip nilai guru pada mata pelajaran matematika. Teknik analisis data dengan t-tes. Berdasarkan dari analisis data, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan media batang Cuisenaire terhadap kemampuan menghitung perkalian pada siswa kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2015/2016. Ini dibuktikan dengan –thitung= -8,750 kurang dari –ttabel pada taraf signifikansi 5%= -2,056. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ”Ada Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya pada taraf signifikansi 5%. Kata kunci: Kemampuan Menghitung Perkalian, Media Batang Cuisenaire. 1 suatu bangun, volume bangun ruang, materi pecahan bahkan dalam materi KPK dan FPB yang membutuhkan perkalian dalam membuat tabel ataupun pohon faktor. Perkalian merupakan operasi hitung pengulangan dari penjumlahan, namun banyak siswa yang beranggapan bahwa perkalian merupakan materi yang sulit dan lebih sulit dari materi penjumlahan itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan menghitung perkalian siswa rendah. Selain dari faktor tersebut, rendahnya kemampuan menghitung siswa bisa saja karena guru. Guru menggunakan metode ceramah dan bahkan tidak menggunakan media saat mengajar, sehingga siswa beranggapan bahwa perkalian adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Kita ketahui bahwa siswa SD terutama tingkat rendah lebih mudah menerima sesuatu yang bersifat konkret. Menyadari betapa pentingnya penggunaan media pada saat pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika materi perkalian. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media batang Cuisenaire. Media batang cuisenaire di ciptakan oleh George Cuisenaire. Media batang terdiri dari 10 batang yang memiliki panjang dan warna yang berbeda-beda. Hal ini diharapkan siswa tertarik untuk menggunakan batang Cuisenaire dan dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi perkalian. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum matematika digunakan dalam transaksi perdagangan. Hampir disetiap aspek kehidupan ilmu matematika diterapkan. Oleh karena itu matematika mendapat julukan sebagai ratu segala ilmu. Matematika juga mempunyai banyak kelebihan dibanding ilmu yang lain. Selain sifatnya yang fleksibel, matematika juga selalu dapat mengikuti perkembangan zaman terutama di masa sekarang. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang. Untuk menguasai teknologi di masa depan maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Ruang lingkup matematika di SD kelas II semester dua meliputi geometri dan bilangan. Salah satu standar kompetensi tersebut adalah melakukan perkalian bilangan. Perkalian merupakan salah satu materi penting dalam pembelajaran matematika karena sering diterapkan dalam kehidupan kita sehari - hari. Maka dalam hal ini, pembelajaran di sekolah sangat berperan penting terhadap kemampuan menghitung perkalian peserta didik. Peran guru dalam membimbing siswa diharapkan tidak hanya menekankan pada hasil, namun seorang guru juga harus menanamkan konsep – konsep perkalian yang benar dan mudah dipahami oleh siswanya. Hal ini di karenakan konsep perkalian yang tepat pada siswa kelas tingkat rendah berperan penting untuk materi ajar berikutnya pada kelas tingkat tinggi, seperti : perkalian dengan nilai yang lebih tinggi, menghitung luas Pembatasan Masalah Agar pembahasan masalah dalam penulisan ini tidak meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan, maka perlu dibatasi masalahnya pada “Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2, Gebang, Masaran, Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016”. 2 Perumusan Masalah Apakah Penggunaan Media Batang Cuisnaire Memberikan Pengaruh Pada Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016? KERANGKA TEORITIS Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menghitung Perkalian Matematika Berhitung merupakan dasar bagi ilmu matematika. Prasetyono (2009 : 15). Sedangkan menurut Hutami dkk (2012 : 2) ”kemampuan menghitung merupakan potensi yang dimiliki seseorang dalam hal membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyak, dsb)”. Sehingga kemampuan anak dalam berhitung harus dikembangkan dengan optimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu kemampuan berhitung yakni perkalian. ”Perkalian adalah penjumlahan berulang dari bilangan sejenis” (Prasetyono, 2009 : 23). Kemampuan menghitung perkalian adalah salah satu kemampuan dalam ilmu matematika yang sifatnya menjumlahkan bilangan sejenis secara berulang untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang di pelajari, dalam bahasa Belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti. Sedangkan NRC (National Research Council, 1989 : 31) dalam Fadjar Shadiq menyatakan dengan singkat bahwa: “Mathematics is a science of patterns and others”. Artinya, matematika adalah ilmu yang membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan (order). (Fadjar Shadiq, 2014: 5). Matematika adalah ilmu yang harus dimiliki siswa dalam pola keteraturan, berkonsep, pasti, dan berstruktur mengenai suatu Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri Gebang, Masaran, Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori pembelajaran matematika khususnya perkalian di SD. b. Menjadikan dasar diadakannya penelitian lebih lanjut bagi peneliti bidang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Memberikan inovasi dalam praktik pembelajaran baru melalui media untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian. b. Bagi Siswa Meningkatkan kemampuan menghitung perkalian. c. Bagi Sekolah Memberikan kontribusi kepada sekolah, dalam hal ini untuk memberikan penularan hasil penelitian kepada guru matematika di kelas pararel maupun guru matematika di luar sekolah. 3 materi pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Pada konsep matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh karena itu siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut. Menurut Isriani Handini & Dewi Puspitasari (2012 :160-161) mengemukan mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 2. 4 Ruang lingkup mata pelajaran matematika di SD/MI yang telah dijelaskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007 : 143) yaitu meliputi aspek-aspek berikut: 1) Bilangan Meliputi bilangan bulat, bilangan cacah dan bilangan pecahan. 2) Geometri dan pengukuran Meliputi bangun datar dan bangun ruang. 3) Pengolahan data. Meliputi mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data. Kemampuan menghitung perkalian adalah salah satu kemampuan dalam ilmu matematika yang sifatnya menjumlahkan bilangan sejenis secara berulang untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Sedangkan matematika adalah ilmu yang harus dimiliki siswa dalam pola keteraturan, berkonsep, pasti, dan berstruktur mengenai suatu materi pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghitung perkalian dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari ilmu matematika yang sifatnya menjumlahkan bilangan sejenis secara berulang dengan terkonsep, terstruktur, dan pasti. Media Batang Cuisenaire Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ”tengah”, ”perantara”, “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Bovee berpendapat “media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi pesan pembelajaran” (Rostina Sundayana 2014 :6). Sedangkan dalam Buku Hujair Ah Sanaky (2011:3), Gagne 1970 mengatakan” Media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pebelajar untuk belajar”. Media adalah segala sesuatu yang dibuat atau digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa) sehingga dapat memberikan motivasi belajar dan merangsang siswa untuk menangkap informasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap sehingga tujuan yang akan di capai dalam proses belajar mengajar dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran pesan yang disalurkan dari pengirim pesan kepada penerima pesan itu adalah materi pelajaran. Sudjana dan Rivai dalam Rostina Sundayana (2014 : 8), ada enam pokok fungsi media pembelajaran yaitu : 1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif. 2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini merupakan alah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang guru. 3) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan pengajaran. 4) Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik. 5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan guru. 6) Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar mengajar. Menurut Encylopedia Education Research (dalam Hamalik, 2014 :11) menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah : 1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi “verbalisme”. 2) Memperbesar perhatian para siswa. 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. 5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup. 6) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7) Memberikan pengalamanpengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. 5 Menurut Munadi (2013 : 5557) media dibedakan menjadi empat yaitu: 1) Media Audio, yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara saja. 2) Media Visual, yaitu media yang hanya melibatkan indera penglihatan saja. 3) Media Audio Visual, yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu waktu. 4) Mutimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Menurut Rostina Sundayana (2014 :77) Batang cuisenaire adalah salah satu media pembelajaran matematika yang berbentuk balok dan memiliki panjang dan warna yang berbedabeda Karakteristik yang dimiliki oleh batang Cuisenaire ini adalah suatu alat peraga yang berbentuk balok yang biasanya terbuat dari kayu. Media ini memiliki 10 warna yang berbeda-beda yang mana setiap warna mewakili bilangan tertentu. Batang Cuisenaire dapat digunakan untuk media pembelajaran matematika tentang materi penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. 2. 3. Penelitian yang Relevan Ada dua Penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini yaitu: 1. Penelitian Henti Widiastuti (2013/2014) yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Permainan Dakon Dan Kartu 6 Warna Pada Siswa Kelas II MI Muhamadyah Selo, Hangorejo, Kokap, Kulon Progo. Penelitian ini memiliki kesamaan variabel Y dengan penelitian yang saya lakukan yaitu untuk meningkatkan kemampuan hitung perkalian. Kesimpulan penelitian ini adalah melalui permaian Dakon dan Kartu Warna Dapat Meningkatkan Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II MI Muhamadyah Selo, Hangorejo, Kokap, Kulon Progo. Penelitian Lilis Murjayanti, Hasan Mahfud, Usada (2012) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menghitung Bilangan Bulat Melalui Model Kooperatif Tipe NHT. Penelitian ini memiliki kesamaan variabel Y dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu meneliti kemampuan menghitung siswa. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa meningkatkan kemampuan menghitung bilangan bulat dapat dilakukan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe NHT. Penelitian yang dilaksanakan Farid Fatchur R (2010) yang berjudul, “Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian Melalui Penerapan Model Kontekstual pada Siswa Kelas III SD Negeri Doplang 02 Karangpandan Tahun Ajaran 2009/2010”. Penelitian ini memiliki kesamaan variable Y dengan penelitian yang saya lakukan, yaitu untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian. Sedangkan perbedaannya terdapat pada penggunaan variabel X. Penelitian ini menggunakan model kontekstual sebagai variabel X, sedangkan saya menggunakan 4. media Batang Cuisenaire. Kesimpulan penelitian ini adalah melalui penggunaan model kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Doplang 02 Karangpandan Tahun Ajaran 2009/2010. Peningkatan ini dapat terlihat pada kenaikan prosentase pencapaian nilai pada setiap siklusnya. Adapun peningkatan tersebut dapat terlihat pada ketuntasan hasil belajar pada setiap siklusnya. Ketuntasan belajar pada siklus I mencapai 65%, sedangkan pada siklus II peningkatan mencapai 100%. Penelitian Dwi Laksono (2014) yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Tema Pengalamanku Melalui Balok Cuisenaire Siswa Kelas I SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu penggunaan Media Cuisenaire. Kesimpulan penelitian ini adalah Penggunaan Media Batang Cuisenaire dapat Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas I SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Tema Pengalamanku. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa kondisi awal sebesar 47,09% mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 67,38% dan siklus II sebesar 90,57%. Hasil belajar pada kondisi awal sebesar 43,47% juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 69,56% dan pada siklus II sebesar 95,65%. Dengan demikian dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan Balok Cuisenaire dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Tema Pengalamanku siswa kelas I SD Negeri Jetis 01 tahun pelajaran 2014/2015. Kerangka Berpikir Sebelum Treatment Treatment Kemampuan menghitung perkalian sebelum menggunaka n media batang cuisenaire . Pembelajara n materi perkalian menggunaka n media batang Cuisenaire. Sesudah Treatment Kemampuan menghitung perkalian sesudah menggunakan media batang cuisenaire. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka diperoleh hipotesis sebagai berikut : “Ada Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2, Gebang, Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2015/2016”. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai dengan februari 2016. Bentuk dan Strategi penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada 7 variabel lain (selain varibel treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Fraenkel and Wallen menyatakan “To experiment is to try,to lookfor, to confirm “ eksperimen berarti mencoba, mencari dan mengkonfirmasi (Sugiyono 2014 :159). Penelitian ini menggunakan Treatments by Subyects Design ( pola T S). 3. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Sebelum menetapkan populasi penelitian, maka lebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pengertian populasi. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2012 :47). Dalam penelitian ini yang menjadi anggota populasi adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen dengan jumlah 27 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang memiliki sifat yang sama yang mewakili populasi. Adapun untuk bahan pertimbangan pengambilan sampel bahwa: Sebagai pedoman pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi atau sampel total. Akan tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10 sampai dengan 15% atau 20 sampai dengan 25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2006 :134). Sampling Sampling adalah teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel (Sugiyono 2009 :118). Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik Total sampling, karena seluruh anggota populasi menjadi anggota sampel yaitu seluruh siswa kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (X) Yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel berikut. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah Penggunaan Media Batang Cuisenaire. 2. Varibel Terikat (Y) Yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang sebagai variabel terikat Kemampuan menghitung perkalian. Teknik Pengumpulan Data 1. Test Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelas (Arikunto 2010 : 193) Sedangkan menurut Muri Yusuf (2014 : 233) menyatakan bahwa apabila peneliti ingin mengungkapkan kemampuan seseorang dalam belajar, maka peneliti dapat menggunakan tes hasil belajar (Achievement test). Sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik test prestasi atau Achievement test untuk mendapatkan data. 8 2. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 231) tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip nilai, buku , surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut dokumentasi adalah catatan-catatan tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi dimana catatan tersebut digunakan sebagai pertimbangan hal-hal yang akan datang. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu transkrip nilai guru pada mata pelajaran matematika. 2. Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan cara mencari validitas item. Dalam penelitian ini validitas yang dicari adalah validitas item / butir soal. Setelah soal disebarkan dan dijawab oleh responden maka hasilnya dianalisis untuk mengukur valid tidaknya soal tersebut. Adapun untuk rumus untuk mencari validitas tersebut sebagai berikut : Adapun kriteria yang dijadikan patokan untuk menentukan apakah item itu valid atau tidak adalah sebagai berikut: apabila rhitung > r tabel maka item soal dinyatan valid, sedangkan apabila r hitung < r tabel maka dikatakan bahwa item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 178). Sedangkan menurut Muri Yusuf (2014 :242) Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang berbeda. Menggunakan rumus Korelasi Product Moment Kasar dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010 :213) sebagai berikut: (Suharsimi Arikunto, 2010: 213) Keterangan : = Koefisien korelasi antara X dan Y X = Jumlah nilai X Y = Jumlah nilai Y N = Jumlah subyek Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman – Brown sebagai berikut : (Suharsimi Arikunto, 2010 : 213) Keterangan : = Koefisien korelasi antara X dan Y X = Jumlah nilai X Y = Jumlah nilai Y N = Jumlah subyek ( Suharsimi Arikunto, 2007 : 93 ) 9 Keterangan : = Korelasi antara skor – kasar. Selanjutnya dicari dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan bantuan SPSS (lihat lampiran). Dari hasil analisi diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,953, sehingga angket tersebut masuk dalam kategori antara 0,800 – 1,000 atau mempunyai reliabilitas sangat tinggi. skor setiap belahan soal = Koefisien reliabilitas soal Untuk mengetahui kriteria reliabilitas soal, maka hasil perhitungan r11 di atas kemudian dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien reliabilitas dari Sugiyono (2009 : 257) sebagai berikut : Tabel intepretasi koefisien reliabilitas BESARNYA NILAI Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan (Sugiyono 2014 :199). Setelah data-data yang penulis kumpulkan terutama data yang diperlukan dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis data rumus t-test: INTEPRETASI : Sangat tinggi : Tinggi : Cukup : Rendah :Sangat rendah Hasil Uji Coba Instrumen a. Hasil uji Validitas Dari 30 item pertanyaan tentang tentang kemampuan menghitung perkalian siswa ternyata terdapat 4 item yang tidak valid, sehingga 4 item tersebut dibuang atau tidak dapat digunakan. Dari 30 item soal mengenai kemampuan menghitung perkalian siswa, yang valid sebanyak 26 item, dan yang tidak valid sebanyak 4, yaitu item nomor 17, 18, 25, 30. Dengan demikian item pernyataan yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan menghitung perkalian siswa sebanyak 26 item pernyataan. Untuk mengetahui hasil keseluruhan item pernyataan yang diuji cobakan penelitian. b. Hasil Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas variabel kemampuan menghitung perkalian siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka Fadjeri, 2004 : 42) Keterangan : t = t-test MD = Mean defferences atau perbedaan dua mean. = Deviasi individual dari MD N = Jumlah Subjek d.b = Derajat kebebasan Adapun kriteria yang dijadikan patokan untuk menentukan pengambilan keputusan yakni apabila thitung ttabel atau –thitung -ttabel maka dinyatakan tidak ada pengaruh penggunaan media batang cuisenaire 10 terhadap kemampuan menghitung perkalian pada siswa kelas II, sedangkan bila thitung ttabel atau – thitung -ttabel maka ada pengaruh penggunaan media batang cuisenaire terhadap kemampuan menghitung perkalian pada siswa kelas II (Dwi Prayitno, 2010 : 107). Di SD Negeri 2, Gebang, Masaran sebelumnya dalam proses pembelajaran khususnya materi perkalian belum menggunakan media sehingga siswa merasa bahwa pembelajaran matematika itu terasa sulit dan menjenuhkan. Banyak pula siswa yang menjadi kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu tentu dapat menghambat siswa dalam berprestasi, akan tetapi setelah menggunakan media batang Cuisenaire dalam proses pembelajaran ternyata ada pengaruh terhadap kemampuan menghitung perkalian siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media batang Cuisenaire dapat mempengaruhi kemampuan menghitung perkalian pada siswa kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran Tahun Ajaran 2015/2016 diperoleh –thitung tersebut dikonsultasikan dengan –ttabel dengan d.b = (N-1) jadi (27-1) = 26 dalam taraf signifikansi 5% yaitu -2,056 atau -8,750 ˂ -2,056. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data secara statistik tentang Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2, Gebang, Masaran Tahun Ajaran 2015/2016 diperoleh –thitung yaitu sebesar -8,750, selanjutnya – thitung tersebut dapat dikonsultasikan dengan –ttabel dengan d.b = (N-1) jadi (27-1) = 26 dalam taraf signifikansi 5% yaitu -2,056. Jadi dapat disimpulkan bahwa –thitung kurang dari –ttabel atau -8,750 ˂ -2,056. Berdasarkan analisis data di atas, maka hipotesis yang menyatakan “Ada Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2, Gebang, Masaran Tahun Ajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya pada taraf signifikansi 5%. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih banyak kekurangannya, antara lain : 1. Dimungkinkan adanya kelemahan instrumen yang digunakan.. 2. Terbatasnya jumlah subyek dalam penelitian. 3. Kurangnya ketelitian dan kecermatan dalam pelaksanaan eksperimen berpengaruh terhadap hasil penelitian. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas dapat diterima dengan baik, pada taraf signifikansi 5% bahwa “Ada Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Tahun Ajaran 2015/2016”. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa penggunaan media batang Cuisenaire membantu siswa dalam menghitung suatu perkalian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan t-tes diperoleh hasil nilai –thitung sebesar -8,750. Selanjutnya nilai –thitung tersebut dikonsultasikan dengan –ttabel dengan db= (N-1) = (27-1) = 26 pada taraf signifikansi 5% = -2,056. 11 Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil –thitung = -8,750 kurang dari –ttabel pada taraf signifikansi 5% = -2,056. Dengan demikian hipotesis kerja menyatakan bahwa “Ada Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran Tahun Ajaran 2015/2016” diterima kebenarannya pada taraf signifikansi 5%. DAFTAR PUSTAKA Dwi Laksono. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Tema Pengalamanku Melalui Balok Cuisenaire Siswa Kelas I SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dwi Sunar Prasetyono. 2009. Yuk, Belajar Jarimatika (2). Jogjakarta : Power Books. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Sebaiknya dalam pembelajaran matematika khususnya materi perkalian yang sebagian besar siswa masih beranggapan bahwa perkalian adalah sesuatu yang abstrak, maka lebih baik menggunakan media pembelajatran yang tepat agar dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep perkalian. Media yang tepat digunakan untuk pembelajaran perkalian salah satunya media batang cuisenaire. 2. Bagi Sekolah Sebaiknya pihak sekolah menyediakan fasilitas pembelajaran berupa media pembelajaran matematika yaitu media batang cuisenaire agar dapat digunakan pada saat pembelajaran matematika materi perkalian. 3. Bagi Peneliti lain Penulis menyarankan kepada peneliti lain atau pembaca agar dapat mengembangkan penggunaan media batang cuisenaire dalam pembelajaran matematika disertai dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian khususnya pada penanaman konsep perkalian Fadjar Shadiq, 2014. Pembelajaran Matematika.Yogyakarta : Graha Ilmu Fadjeri. 2004. Statisitik. Surakarta : FKIP UNISRI. Fatchur, F. 2010. Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian Melalui Penerapan Model Kontekstual pada Siswa Kelas III SD Negeri Doplang 02 Karangpandan Tahun Ajaran 2010/2011., Universitas Sebelas Maret, Surakarta 12 Henti Widyastuti, 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Melakukan Operasi Perkalian Melalui Permainan Dakon dan Kartu Warna Pada Siswa Kelas II MI Muhamadyan Selo, Hangorejo, Kokap, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014 /2015. Skripsi.Unisversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Hujair Ah Sanaky, 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kaukaba Dipantara. Isriani Handini, Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Familia. Lilis, dkk. 2012. ”Peningkatan Kemampuan Menghitung Bilangan Bulat Melalui Model Kooperatif Tipe NHT”. Jurnal Didaktika Dwija Indria, Vol. 2, No 2. Munadi Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Muri Yusuf, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta :Prenada Media Grup. Rostina Sundayana. 2014. Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika.Bandung : Alfabeta. Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. ______, 2007. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta : Bumi Aksara . ______, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sukandarrumidi, 2012. Penelitian Petunjuk Praktis Untuk petunjuk Penelitian Pemula. Yogyakarta : Gadjah Mada University Presss. 13