pengaruh penggunaan media batang cuisenaire terhadap

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BATANG CUISENAIRE TERHADAP
KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS II
SD NEGERI 2, GEBANG, MASARAN, SRAGEN
TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh : Noviana Puspita Sari
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan
Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri Gebang, Masaran, Sragen
Tahun Ajaran 2015/2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri
Gebang, Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan
teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas II dengan jumlah siswa sebanyak
27 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumentasi.
Metode tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan
menghitung perkalian. Sedangkan metode dokumentasi dipergunakan untuk
memperoleh data tentang nama responden dan transkrip nilai guru pada mata
pelajaran matematika. Teknik analisis data dengan t-tes.
Berdasarkan dari analisis data, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada
pengaruh penggunaan media batang Cuisenaire terhadap kemampuan menghitung
perkalian pada siswa kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen Tahun
Ajaran 2015/2016. Ini dibuktikan dengan –thitung= -8,750 kurang dari –ttabel pada
taraf signifikansi 5%= -2,056. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ”Ada
Pengaruh Penggunaan Media Batang Cuisenaire Terhadap Kemampuan
Menghitung Perkalian Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen
Tahun Ajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya pada taraf signifikansi 5%.
Kata kunci: Kemampuan Menghitung Perkalian, Media Batang Cuisenaire.
1
suatu bangun, volume bangun ruang,
materi pecahan bahkan dalam materi
KPK dan FPB yang membutuhkan
perkalian dalam membuat tabel ataupun
pohon faktor.
Perkalian merupakan operasi
hitung pengulangan dari penjumlahan,
namun banyak siswa yang beranggapan
bahwa perkalian merupakan materi
yang sulit dan lebih sulit dari materi
penjumlahan itu sendiri. Hal inilah yang
menyebabkan kemampuan menghitung
perkalian siswa rendah. Selain dari
faktor tersebut, rendahnya kemampuan
menghitung siswa bisa saja karena guru.
Guru menggunakan metode ceramah
dan bahkan tidak menggunakan media
saat
mengajar,
sehingga
siswa
beranggapan bahwa perkalian adalah
sesuatu yang bersifat abstrak. Kita
ketahui bahwa siswa SD terutama
tingkat rendah lebih mudah menerima
sesuatu yang bersifat konkret.
Menyadari betapa pentingnya
penggunaan
media
pada
saat
pembelajaran, khususnya pembelajaran
matematika materi perkalian. Salah satu
media yang dapat digunakan adalah
media batang Cuisenaire. Media batang
cuisenaire di ciptakan oleh George
Cuisenaire. Media batang terdiri dari 10
batang yang memiliki panjang dan
warna yang berbeda-beda. Hal ini
diharapkan siswa tertarik untuk
menggunakan batang Cuisenaire dan
dapat memudahkan siswa dalam
mempelajari materi perkalian.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah
satu ilmu yang banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari. Secara
umum matematika digunakan dalam
transaksi perdagangan. Hampir disetiap
aspek kehidupan ilmu matematika
diterapkan. Oleh karena itu matematika
mendapat julukan sebagai ratu segala
ilmu. Matematika juga mempunyai
banyak kelebihan dibanding ilmu yang
lain. Selain sifatnya yang fleksibel,
matematika juga selalu dapat mengikuti
perkembangan zaman terutama di masa
sekarang. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan
komunikasi
dilandasi
oleh
perkembangan matematika di bidang
teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang. Untuk menguasai teknologi di
masa
depan
maka
diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak
dini.
Ruang lingkup matematika di
SD kelas II semester dua meliputi
geometri dan bilangan. Salah satu
standar kompetensi tersebut adalah
melakukan
perkalian
bilangan.
Perkalian merupakan salah satu materi
penting
dalam
pembelajaran
matematika karena sering diterapkan
dalam kehidupan kita sehari - hari.
Maka dalam hal ini, pembelajaran di
sekolah sangat berperan penting
terhadap
kemampuan
menghitung
perkalian peserta didik. Peran guru
dalam membimbing siswa diharapkan
tidak hanya menekankan pada hasil,
namun seorang guru juga harus
menanamkan konsep – konsep perkalian
yang benar dan mudah dipahami oleh
siswanya. Hal ini di karenakan konsep
perkalian yang tepat pada siswa kelas
tingkat rendah berperan penting untuk
materi ajar berikutnya pada kelas
tingkat tinggi, seperti : perkalian dengan
nilai yang lebih tinggi, menghitung luas
Pembatasan Masalah
Agar
pembahasan
masalah
dalam penulisan ini tidak meluas dan
menyimpang dari pokok permasalahan,
maka perlu dibatasi masalahnya pada
“Pengaruh Penggunaan Media Batang
Cuisenaire Terhadap Kemampuan
Menghitung Perkalian Pada Siswa
Kelas II SD Negeri 2, Gebang,
Masaran, Sragen Tahun Pelajaran
2015/2016”.
2
Perumusan Masalah
Apakah Penggunaan Media
Batang
Cuisnaire
Memberikan
Pengaruh
Pada
Kemampuan
Menghitung Perkalian Pada Siswa
Kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran,
Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016?
KERANGKA TEORITIS
Deskripsi Teori
1. Kemampuan
Menghitung
Perkalian Matematika
Berhitung merupakan dasar
bagi ilmu matematika. Prasetyono
(2009 : 15). Sedangkan menurut
Hutami
dkk
(2012
:
2)
”kemampuan
menghitung
merupakan potensi yang dimiliki
seseorang dalam hal membilang
(menjumlahkan,
mengurangi,
membagi, memperbanyak, dsb)”.
Sehingga kemampuan anak dalam
berhitung harus dikembangkan
dengan optimal agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan
baik. Salah satu kemampuan
berhitung
yakni
perkalian.
”Perkalian adalah penjumlahan
berulang dari bilangan sejenis”
(Prasetyono, 2009 : 23).
Kemampuan
menghitung
perkalian adalah salah satu
kemampuan
dalam
ilmu
matematika
yang
sifatnya
menjumlahkan bilangan sejenis
secara berulang untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari.
Matematika berasal dari
bahasa latin manthanein atau
mathema yang berarti belajar atau
hal yang di pelajari, dalam bahasa
Belanda disebut Wiskunde atau
ilmu pasti. Sedangkan NRC
(National Research Council, 1989 :
31)
dalam
Fadjar
Shadiq
menyatakan dengan singkat bahwa:
“Mathematics is a science of
patterns and others”. Artinya,
matematika adalah ilmu yang
membahas pola atau keteraturan
(pattern) dan tingkatan (order).
(Fadjar Shadiq, 2014: 5).
Matematika adalah ilmu
yang harus dimiliki siswa dalam
pola keteraturan, berkonsep, pasti,
dan berstruktur mengenai suatu
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
adanya
pengaruh
Penggunaan Media Batang Cuisenaire
Terhadap Kemampuan Menghitung
Perkalian Pada Siswa Kelas II SD
Negeri Gebang, Masaran, Sragen Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi untuk
mengembangkan
teori
pembelajaran
matematika
khususnya perkalian di SD.
b. Menjadikan dasar diadakannya
penelitian lebih lanjut bagi
peneliti bidang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan inovasi dalam
praktik pembelajaran baru
melalui
media
untuk
meningkatkan
kemampuan
menghitung perkalian.
b. Bagi Siswa
Meningkatkan
kemampuan
menghitung perkalian.
c. Bagi Sekolah
Memberikan kontribusi kepada
sekolah, dalam hal ini untuk
memberikan penularan hasil
penelitian
kepada
guru
matematika di kelas pararel
maupun guru matematika di
luar sekolah.
3
materi
pembelajaran.
Dengan
demikian pembelajaran matematika
harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman
belajar
siswa
sebelumnya dengan konsep yang
akan diajarkan. Pada konsep
matematika,
setiap
konsep
berkaitan dengan konsep lain, dan
suatu konsep menjadi prasyarat
bagi konsep yang lain. Oleh karena
itu siswa harus lebih banyak diberi
kesempatan
untuk
melakukan
keterkaitan tersebut.
Menurut Isriani Handini &
Dewi Puspitasari (2012 :160-161)
mengemukan
mata
pelajaran
matematika bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1) Memahami
konsep
matematika,
menjelaskan
keterkaitan antar konsep atau
alogaritma,
secara
luwes,
akurat,
efisien,
dalam
pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam
membuat
generalisasi,menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang
meliputi
kemampuan
memahami
masalah,
merancang model matematika,
menyelesaikan model dan
menafsirkan
solusi
yang
diperoleh.
4) Mengomunikasikan
gagasan
dengan simbol, tabel, diagram,
atau
media
lain
untuk
memperjelas keadaan atau
masalah.
5) Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan
percaya diri dalam pemecahan
masalah.
2.
4
Ruang
lingkup
mata
pelajaran matematika di SD/MI
yang telah dijelaskan dalam
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (2007 : 143) yaitu
meliputi aspek-aspek berikut:
1) Bilangan
Meliputi
bilangan
bulat,
bilangan cacah dan bilangan
pecahan.
2) Geometri dan pengukuran
Meliputi bangun datar dan
bangun ruang.
3) Pengolahan data.
Meliputi
mengumpulkan,
menyajikan, dan menafsirkan
data.
Kemampuan
menghitung
perkalian adalah salah satu
kemampuan
dalam
ilmu
matematika
yang
sifatnya
menjumlahkan bilangan sejenis
secara berulang untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari.
Sedangkan matematika adalah ilmu
yang harus dimiliki siswa dalam
pola keteraturan, berkonsep, pasti,
dan berstruktur mengenai suatu
materi pembelajaran.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kemampuan
menghitung
perkalian
dalam
pembelajaran matematika adalah
kemampuan yang harus dimiliki
siswa dalam mempelajari ilmu
matematika
yang
sifatnya
menjumlahkan bilangan sejenis
secara berulang dengan terkonsep,
terstruktur, dan pasti.
Media Batang Cuisenaire
Kata media berasal dari
bahasa latin medius yang secara
harfiah
berarti
”tengah”,
”perantara”, “pengantar”. Dalam
bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
Bovee berpendapat “media adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi
pesan pembelajaran” (Rostina
Sundayana 2014 :6). Sedangkan
dalam Buku Hujair Ah Sanaky
(2011:3), Gagne 1970 mengatakan”
Media adalah berbagai jenis
komponen atau sumber belajar
dalam lingkungan pembelajar yang
dapat merangsang pebelajar untuk
belajar”.
Media adalah segala sesuatu
yang dibuat atau digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan
pesan dari pengirim (guru) kepada
penerima (siswa) sehingga dapat
memberikan motivasi belajar dan
merangsang
siswa
untuk
menangkap
informasi
untuk
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan atau sikap sehingga
tujuan yang akan di capai dalam
proses belajar mengajar dapat
tercapai.
Dalam
proses
pembelajaran
pesan
yang
disalurkan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan itu adalah
materi pelajaran.
Sudjana dan Rivai dalam
Rostina Sundayana (2014 : 8), ada
enam
pokok
fungsi
media
pembelajaran yaitu :
1) Sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar
yang efektif.
2) Media pengajaran merupakan
bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar.
Ini merupakan alah satu unsur
yang harus dikembangkan oleh
seorang guru.
3) Dalam
pemakaian
media
pengajaran
harus
melihat
tujuan dan bahan pengajaran.
4) Media
pengajaran
bukan
sebagai alat hiburan, akan
tetapi alat ini dijadikan untuk
melengkapi proses
belajar
mengajar supaya lebih menarik
perhatian peserta didik.
5) Diutamakan
untuk
mempercepat proses belajar
serta dapat membantu siswa
dalam menangkap pengertian
yang disampaikan guru.
6) Penggunaan
alat
ini
diutamakan
untuk
meningkatkan mutu belajar
mengajar.
Menurut
Encylopedia
Education
Research
(dalam
Hamalik, 2014 :11) menyebutkan
bahwa manfaat media pembelajaran
adalah :
1) Meletakkan dasar-dasar yang
konkret untuk berfikir, oleh
karena
itu
mengurangi
“verbalisme”.
2) Memperbesar perhatian para
siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang
penting untuk perkembangan
belajar, oleh karena itu
membuat
pelajaran
lebih
mantap.
4) Memberikan pengalaman yang
nyata
yang
dapat
menumbuhkan
kegiatan
berusaha sendiri di kalangan
siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang
teratur dan kontinyu, hal ini
terutama
terdapat
dalam
gambar hidup.
6) Membantu
tumbuhnya
pengertian, dengan demikian
membantu
perkembangan
kemampuan berbahasa.
7) Memberikan
pengalamanpengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain
serta
membantu
berkembangnya efisiensi yang
lebih
mendalam
serta
keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.
5
Menurut Munadi (2013 : 5557) media dibedakan menjadi
empat yaitu:
1) Media Audio, yaitu media yang
hanya
melibatkan
indera
pendengaran dan hanya mampu
memanipulasi
kemampuan
suara saja.
2) Media Visual, yaitu media
yang hanya melibatkan indera
penglihatan saja.
3) Media Audio Visual, yaitu
media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan
sekaligus dalam satu waktu.
4) Mutimedia, yaitu media yang
melibatkan berbagai indera
dalam
sebuah
proses
pembelajaran.
Menurut Rostina Sundayana
(2014 :77) Batang cuisenaire
adalah
salah
satu
media
pembelajaran matematika yang
berbentuk balok dan memiliki
panjang dan warna yang berbedabeda
Karakteristik yang dimiliki
oleh batang Cuisenaire ini adalah
suatu alat peraga yang berbentuk
balok yang biasanya terbuat dari
kayu. Media ini memiliki 10 warna
yang berbeda-beda yang mana
setiap warna mewakili bilangan
tertentu. Batang Cuisenaire dapat
digunakan
untuk
media
pembelajaran matematika tentang
materi penjumlahan, pengurangan,
perkalian maupun pembagian.
2.
3.
Penelitian yang Relevan
Ada
dua
Penelitian
yang
dipandang relevan dengan penelitian ini
yaitu:
1. Penelitian
Henti
Widiastuti
(2013/2014) yang berjudul Upaya
Meningkatkan
Kemampuan
Berhitung
Perkalian
Melalui
Permainan Dakon Dan Kartu
6
Warna Pada Siswa Kelas II MI
Muhamadyah Selo, Hangorejo,
Kokap, Kulon Progo. Penelitian ini
memiliki kesamaan variabel Y
dengan penelitian yang saya
lakukan yaitu untuk meningkatkan
kemampuan
hitung
perkalian.
Kesimpulan penelitian ini adalah
melalui permaian Dakon dan Kartu
Warna
Dapat
Meningkatkan
Kemampuan Menghitung Perkalian
Pada Siswa Kelas
II MI
Muhamadyah Selo, Hangorejo,
Kokap, Kulon Progo.
Penelitian Lilis Murjayanti, Hasan
Mahfud, Usada
(2012) yang
berjudul Peningkatan Kemampuan
Menghitung
Bilangan
Bulat
Melalui Model Kooperatif Tipe
NHT. Penelitian ini memiliki
kesamaan variabel Y dengan
penelitian yang peneliti lakukan
yaitu
meneliti
kemampuan
menghitung siswa. Kesimpulan
penelitian ini adalah bahwa
meningkatkan
kemampuan
menghitung bilangan bulat dapat
dilakukan dengan penggunaan
model pembelajaran kooperatif
Tipe NHT.
Penelitian yang dilaksanakan Farid
Fatchur R (2010) yang berjudul,
“Peningkatan
Kemampuan
Menghitung
Perkalian
dan
Pembagian Melalui Penerapan
Model Kontekstual pada Siswa
Kelas III SD Negeri Doplang 02
Karangpandan
Tahun
Ajaran
2009/2010”. Penelitian ini memiliki
kesamaan variable Y dengan
penelitian yang saya lakukan, yaitu
untuk meningkatkan kemampuan
menghitung perkalian. Sedangkan
perbedaannya
terdapat
pada
penggunaan variabel X. Penelitian
ini
menggunakan
model
kontekstual sebagai variabel X,
sedangkan saya menggunakan
4.
media
Batang
Cuisenaire.
Kesimpulan penelitian ini adalah
melalui
penggunaan
model
kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan menghitung perkalian
dan pembagian siswa kelas III SD
Negeri Doplang 02 Karangpandan
Tahun
Ajaran
2009/2010.
Peningkatan ini dapat terlihat pada
kenaikan prosentase pencapaian
nilai pada setiap siklusnya. Adapun
peningkatan tersebut dapat terlihat
pada ketuntasan hasil belajar pada
setiap siklusnya. Ketuntasan belajar
pada siklus I mencapai 65%,
sedangkan
pada
siklus
II
peningkatan mencapai 100%.
Penelitian Dwi Laksono (2014)
yang
berjudul
“Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa
Tema Pengalamanku Melalui Balok
Cuisenaire Siswa Kelas I SD
Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki
Kabupaten
Sukoharjo
Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Penelitian
ini memiliki kesamaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan
yaitu
penggunaan
Media
Cuisenaire. Kesimpulan penelitian
ini adalah Penggunaan Media
Batang
Cuisenaire
dapat
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil
Belajar Siswa Kelas I SD Negeri
Jetis
01
Kecamatan
Baki
Kabupaten
Sukoharjo.
Hasil
penelitian menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas dan hasil
belajar
siswa
pada
Tema
Pengalamanku. Hal ini dapat dilihat
dari aktivitas siswa kondisi awal
sebesar
47,09%
mengalami
peningkatan pada siklus I sebesar
67,38% dan siklus II sebesar
90,57%. Hasil belajar pada kondisi
awal
sebesar
43,47%
juga
mengalami peningkatan pada siklus
I sebesar 69,56% dan pada siklus II
sebesar 95,65%. Dengan demikian
dari
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa penerapan
permainan Balok Cuisenaire dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar Tema Pengalamanku siswa
kelas I SD Negeri Jetis 01 tahun
pelajaran 2014/2015.
Kerangka Berpikir
Sebelum Treatment Treatment
Kemampuan
menghitung
perkalian
sebelum
menggunaka
n
media
batang
cuisenaire .
Pembelajara
n
materi
perkalian
menggunaka
n
media
batang
Cuisenaire.
Sesudah Treatment
Kemampuan
menghitung
perkalian
sesudah
menggunakan
media batang
cuisenaire.
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir
di atas maka diperoleh hipotesis sebagai
berikut : “Ada Pengaruh Penggunaan
Media Batang Cuisenaire Terhadap
Kemampuan Menghitung Perkalian
Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2,
Gebang, Masaran, Sragen Tahun Ajaran
2015/2016”.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SD Negeri 2 Gebang, Masaran,
Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa
Tengah. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Januari 2016 sampai dengan
februari 2016.
Bentuk dan Strategi penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode eksperimen.
Metode eksperimen adalah metode
kuantitatif yang digunakan untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
independen
(treatment
perlakuan)
terhadap variabel dependen (hasil)
dalam kondisi yang terkendalikan.
Kondisi dikendalikan agar tidak ada
7
variabel lain (selain varibel treatment)
yang mempengaruhi variabel dependen.
Fraenkel and Wallen menyatakan “To
experiment is to try,to lookfor, to
confirm “ eksperimen berarti mencoba,
mencari dan mengkonfirmasi (Sugiyono
2014 :159). Penelitian ini menggunakan
Treatments by Subyects Design ( pola T
S).
3.
Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Sebelum
menetapkan
populasi penelitian, maka lebih
dahulu perlu dijelaskan mengenai
pengertian
populasi.
Populasi
adalah
keseluruhan
obyek
penelitian baik terdiri dari benda
yang nyata, abstrak, peristiwa
ataupun gejala yang merupakan
sumber data dan memiliki karakter
tertentu dan sama (Sukandarrumidi,
2012 :47).
Dalam penelitian ini yang
menjadi anggota populasi adalah
seluruh siswa kelas II SD Negeri 2
Gebang, Masaran, Sragen dengan
jumlah 27 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari
jumlah populasi yang memiliki sifat
yang sama yang mewakili populasi.
Adapun untuk bahan pertimbangan
pengambilan sampel bahwa:
Sebagai
pedoman
pengambilan
sampel
apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga
penelitianya merupakan penelitian
populasi atau sampel total. Akan
tetapi jika jumlah subjeknya besar,
dapat diambil antara 10 sampai
dengan 15% atau 20 sampai dengan
25%
atau
lebih
(Suharsimi
Arikunto, 2006 :134).
Sampling
Sampling adalah teknik
yang digunakan untuk pengambilan
sampel (Sugiyono 2009 :118).
Dalam penelitian ini pengambilan
sampel menggunakan teknik Total
sampling, karena seluruh anggota
populasi menjadi anggota sampel
yaitu seluruh siswa kelas II SD
Negeri 2 Gebang, Masaran, Sragen.
Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (X)
Yaitu variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel berikut. Dalam
penelitian ini sebagai variabel
bebas adalah Penggunaan Media
Batang Cuisenaire.
2. Varibel Terikat (Y)
Yaitu variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini
yang sebagai variabel terikat
Kemampuan menghitung perkalian.
Teknik Pengumpulan Data
1. Test
Test
adalah
serentetan
pertanyaan atau latihan yang
digunakan
untuk
mengukur
keterampilan,
pengetahuan,
intelejensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelas
(Arikunto 2010 : 193) Sedangkan
menurut Muri Yusuf (2014 : 233)
menyatakan bahwa apabila peneliti
ingin mengungkapkan kemampuan
seseorang dalam belajar, maka
peneliti dapat menggunakan tes
hasil belajar (Achievement test).
Sesuai dengan masalah dan
tujuan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik test prestasi
atau Achievement test
untuk
mendapatkan data.
8
2.
Dokumentasi
Menurut
Suharsimi
Arikunto (2006: 231) tidak kalah
penting dari metode-metode lain,
adalah metode dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan,
transkrip nilai, buku , surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya.
Berdasarkan
pengertian
tersebut
dokumentasi
adalah
catatan-catatan
tentang
suatu
peristiwa yang pernah terjadi
dimana catatan tersebut digunakan
sebagai pertimbangan hal-hal yang
akan datang.
Berdasarkan
pendapat
tersebut peneliti menggunakan
metode dokumentasi yaitu transkrip
nilai guru pada mata pelajaran
matematika.
2.
Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Uji
validitas
yang
diterapkan dalam penelitian ini
adalah dengan cara mencari
validitas item. Dalam penelitian ini
validitas yang dicari adalah
validitas item / butir soal. Setelah
soal disebarkan dan dijawab oleh
responden maka hasilnya dianalisis
untuk mengukur valid tidaknya soal
tersebut. Adapun untuk rumus
untuk mencari validitas tersebut
sebagai berikut :
Adapun
kriteria
yang
dijadikan
patokan
untuk
menentukan apakah item itu valid
atau tidak adalah sebagai berikut:
apabila rhitung > r tabel maka item soal
dinyatan valid, sedangkan apabila r
hitung < r tabel maka dikatakan bahwa
item soal tersebut dinyatakan tidak
valid.
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menunjuk
pada suatu pengertian bahwa
sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 178).
Sedangkan menurut Muri Yusuf
(2014 :242) Reliabilitas merupakan
konsistensi atau kestabilan skor
suatu instrumen penelitian terhadap
individu yang sama, dan diberikan
dalam waktu yang berbeda.
Menggunakan
rumus
Korelasi Product Moment Kasar
dikemukakan
oleh
Suharsimi
Arikunto (2010 :213) sebagai
berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara
X dan Y
X
= Jumlah nilai X
Y
= Jumlah nilai Y
N
= Jumlah subyek
Kemudian dimasukkan ke
dalam rumus Spearman – Brown
sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 213)
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara X
dan Y
X = Jumlah nilai X
Y = Jumlah nilai Y
N = Jumlah subyek
( Suharsimi Arikunto, 2007 : 93 )
9
Keterangan :
= Korelasi antara skor –
kasar. Selanjutnya dicari dengan
menggunakan rumus Spearman
Brown dengan bantuan SPSS (lihat
lampiran). Dari hasil analisi
diperoleh koefisien reliabilitas
sebesar 0,953, sehingga angket
tersebut masuk dalam kategori
antara 0,800 – 1,000 atau
mempunyai reliabilitas sangat
tinggi.
skor setiap belahan soal
= Koefisien
reliabilitas
soal
Untuk mengetahui kriteria
reliabilitas soal, maka hasil
perhitungan r11 di atas kemudian
dikonsultasikan
dengan
tabel
interpretasi koefisien reliabilitas
dari Sugiyono (2009 : 257) sebagai
berikut :
Tabel intepretasi koefisien reliabilitas
BESARNYA NILAI
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Teknik Analisis Data
Analisis
data
merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain
terkumpul. Kegiatan analisis data
adalah
mengelompokkan
data
berdasarkan
variabel
dan
jenis
responden,
mentabulasi
data
berdasarkan variabel yang diteliti,
melakukan
perhitungan
untuk
menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah di ajukan
(Sugiyono 2014 :199).
Setelah data-data yang penulis
kumpulkan
terutama
data
yang
diperlukan dalam menganalisis data ini,
penulis menggunakan analisis data
rumus t-test:
INTEPRETASI
: Sangat tinggi
: Tinggi
: Cukup
: Rendah
:Sangat rendah
Hasil Uji Coba Instrumen
a. Hasil uji Validitas
Dari 30 item pertanyaan
tentang
tentang kemampuan
menghitung
perkalian
siswa
ternyata terdapat 4 item yang tidak
valid, sehingga 4 item tersebut
dibuang
atau
tidak
dapat
digunakan.
Dari 30 item soal mengenai
kemampuan menghitung perkalian
siswa, yang valid sebanyak 26 item,
dan yang tidak valid sebanyak 4,
yaitu item nomor 17, 18, 25, 30.
Dengan demikian item pernyataan
yang bisa digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai
kemampuan menghitung perkalian
siswa sebanyak 26 item pernyataan.
Untuk
mengetahui
hasil
keseluruhan item pernyataan yang
diuji cobakan penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas variabel
kemampuan menghitung perkalian
siswa dengan menggunakan rumus
korelasi product moment angka
Fadjeri, 2004 : 42)
Keterangan :
t
= t-test
MD = Mean
defferences
atau
perbedaan dua mean.
= Deviasi individual dari MD
N
= Jumlah Subjek
d.b = Derajat kebebasan
Adapun kriteria yang dijadikan
patokan
untuk
menentukan
pengambilan keputusan yakni apabila
thitung  ttabel atau –thitung  -ttabel maka
dinyatakan
tidak
ada
pengaruh
penggunaan media batang cuisenaire
10
terhadap
kemampuan
menghitung
perkalian pada siswa kelas II,
sedangkan bila thitung  ttabel atau –
thitung
 -ttabel maka ada pengaruh
penggunaan media batang cuisenaire
terhadap
kemampuan
menghitung
perkalian pada siswa kelas II (Dwi
Prayitno, 2010 : 107).
Di SD Negeri 2, Gebang,
Masaran sebelumnya dalam proses
pembelajaran
khususnya
materi
perkalian belum menggunakan media
sehingga
siswa
merasa
bahwa
pembelajaran matematika itu terasa sulit
dan menjenuhkan. Banyak pula siswa
yang menjadi kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Hal itu tentu
dapat menghambat siswa dalam
berprestasi,
akan
tetapi
setelah
menggunakan media batang Cuisenaire
dalam proses pembelajaran ternyata ada
pengaruh
terhadap
kemampuan
menghitung perkalian siswa.
Dengan
demikian
dapat
dikatakan bahwa penggunaan media
batang Cuisenaire dapat mempengaruhi
kemampuan menghitung perkalian pada
siswa kelas II SD Negeri 2 Gebang,
Masaran Tahun Ajaran 2015/2016
diperoleh
–thitung
tersebut
dikonsultasikan dengan –ttabel dengan
d.b = (N-1) jadi (27-1) = 26 dalam taraf
signifikansi 5% yaitu -2,056 atau -8,750
˂ -2,056.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data
secara statistik tentang Pengaruh
Penggunaan Media Batang Cuisenaire
Terhadap Kemampuan Menghitung
Perkalian Pada Siswa Kelas II SD
Negeri 2, Gebang, Masaran Tahun
Ajaran 2015/2016 diperoleh –thitung
yaitu sebesar -8,750, selanjutnya –
thitung tersebut dapat dikonsultasikan
dengan –ttabel dengan d.b = (N-1) jadi
(27-1) = 26 dalam taraf signifikansi 5%
yaitu -2,056. Jadi dapat disimpulkan
bahwa –thitung kurang dari –ttabel atau
-8,750 ˂ -2,056.
Berdasarkan analisis data di atas,
maka hipotesis yang menyatakan “Ada
Pengaruh Penggunaan Media Batang
Cuisenaire Terhadap Kemampuan
Menghitung Perkalian Pada Siswa
Kelas II SD Negeri 2, Gebang, Masaran
Tahun Ajaran 2015/2016” terbukti
kebenarannya pada taraf signifikansi
5%.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian
ini
masih
banyak
kekurangannya, antara lain :
1. Dimungkinkan adanya kelemahan
instrumen yang digunakan..
2. Terbatasnya jumlah subyek dalam
penelitian.
3. Kurangnya
ketelitian
dan
kecermatan dalam pelaksanaan
eksperimen berpengaruh terhadap
hasil penelitian.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil uji hipotesis di
atas dapat diterima dengan baik, pada
taraf signifikansi 5% bahwa “Ada
Pengaruh Penggunaan Media Batang
Cuisenaire Terhadap Kemampuan
Menghitung Perkalian Pada Siswa
Kelas II SD Negeri 2 Gebang, Masaran,
Tahun Ajaran 2015/2016”. Hasil
penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
penggunaan media batang Cuisenaire
membantu siswa dalam menghitung
suatu perkalian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data
dengan menggunakan t-tes diperoleh
hasil nilai –thitung sebesar -8,750.
Selanjutnya nilai –thitung tersebut
dikonsultasikan dengan –ttabel dengan
db= (N-1) = (27-1) = 26 pada taraf
signifikansi 5% = -2,056.
11
Jadi dapat disimpulkan bahwa
hasil –thitung = -8,750 kurang dari –ttabel
pada taraf signifikansi 5% = -2,056.
Dengan demikian hipotesis kerja
menyatakan bahwa “Ada Pengaruh
Penggunaan Media Batang Cuisenaire
Terhadap Kemampuan Menghitung
Perkalian Pada Siswa Kelas II SD
Negeri 2 Gebang, Masaran Tahun
Ajaran
2015/2016”
diterima
kebenarannya pada taraf signifikansi
5%.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Laksono. 2014. Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar
Siswa Tema Pengalamanku
Melalui
Balok
Cuisenaire
Siswa Kelas I SD Negeri Jetis
01 Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Dwi Sunar Prasetyono. 2009. Yuk,
Belajar
Jarimatika
(2).
Jogjakarta : Power Books.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas
maka dapat diajukan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
Sebaiknya dalam pembelajaran
matematika
khususnya
materi
perkalian yang sebagian besar
siswa masih beranggapan bahwa
perkalian adalah sesuatu yang
abstrak,
maka
lebih
baik
menggunakan media pembelajatran
yang tepat agar dapat memudahkan
siswa dalam memahami konsep
perkalian. Media yang tepat
digunakan untuk pembelajaran
perkalian salah satunya media
batang cuisenaire.
2. Bagi Sekolah
Sebaiknya
pihak
sekolah
menyediakan fasilitas pembelajaran
berupa
media
pembelajaran
matematika yaitu media batang
cuisenaire agar dapat digunakan
pada saat pembelajaran matematika
materi perkalian.
3. Bagi Peneliti lain
Penulis
menyarankan
kepada
peneliti lain atau pembaca agar
dapat mengembangkan penggunaan
media batang cuisenaire dalam
pembelajaran matematika disertai
dengan
pemilihan
strategi
pembelajaran yang tepat agar dapat
meningkatkan
kemampuan
menghitung perkalian khususnya
pada penanaman konsep perkalian
Fadjar Shadiq, 2014. Pembelajaran
Matematika.Yogyakarta : Graha
Ilmu
Fadjeri. 2004. Statisitik. Surakarta :
FKIP UNISRI.
Fatchur,
F.
2010.
Peningkatan
Kemampuan
Menghitung
Perkalian
dan
Pembagian
Melalui Penerapan Model
Kontekstual pada Siswa Kelas
III SD Negeri Doplang 02
Karangpandan Tahun Ajaran
2010/2011., Universitas Sebelas
Maret, Surakarta
12
Henti
Widyastuti, 2014.
Upaya
Meningkatkan
Kemampuan
Melakukan Operasi Perkalian
Melalui Permainan Dakon dan
Kartu Warna Pada Siswa Kelas
II MI Muhamadyan Selo,
Hangorejo,
Kokap,
Kulon
Progo Tahun Pelajaran 2014
/2015. Skripsi.Unisversitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga.
Hujair
Ah Sanaky, 2011. Media
Pembelajaran. Yogyakarta :
Kaukaba Dipantara.
Isriani Handini, Dewi Puspitasari. 2012.
Strategi Pembelajaran Terpadu.
Yogyakarta : Familia.
Lilis,
dkk. 2012. ”Peningkatan
Kemampuan
Menghitung
Bilangan Bulat Melalui Model
Kooperatif Tipe NHT”. Jurnal
Didaktika Dwija Indria, Vol. 2,
No 2.
Munadi
Yudhi.
2013.
Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Muri Yusuf, 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian Gabungan. Jakarta
:Prenada Media Grup.
Rostina Sundayana. 2014. Media Dan
Alat
Peraga
Dalam
Pembelajaran
Matematika.Bandung
:
Alfabeta.
Sugiyono, 2009.Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006.. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
______, 2007. Dasar-Dasar Evaluasi.
Jakarta : Bumi Aksara
.
______, 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sukandarrumidi,
2012.
Penelitian
Petunjuk
Praktis
Untuk
petunjuk Penelitian Pemula.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University Presss.
13
Download