konduktor, dielektrik, dan kapasitansi

advertisement
 Nama
: Rifka Agustina K
 NIM
: 135060301111001
 Jurusan
: Teknik Elektro
KONDUKTOR,
DIELEKTRIK, DAN
KAPASITANSI
5.1 ARUS DAN KERAPATAN ARUS

Muatan listrik yang bergerak membentuk arus. Satuan arus ialah ampere
(A) yang didefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui titik acuan
(atau menembus suatu bidang acuan) sebesar satu coulomb per detik. Arus
diberi lambang I, maka
dQ
I
dt

Pertambahan arus I yang melalui pertambahan permukaan S yang
normal pada kerapatan arus ialah
I  J N S
Dan dalam hal kerapatan arusnya tidak tegak lurus terhadap
permukaan.
I  J  S
Arus total diperoleh dengan mengintegrasi
I   J  dS
S
arus resultannya ialah
Q
x
I 
  v S
t
t
Jika kita ambil limit terhadap waktu, kita dapatkan
I  v S vx
Dengan vx menyatakan komponen kecepatan v. Jika dinyatakan
dalam kerapatan arus, kita dapatkan.
Dan umumnya
J x   v vx
J x  vv
5.2 KEMALARAN ARUS

Arus yang menembus permukaan tertutup ialah
I   J  dS
s

Dan prinsip kekekalan muatan menyatakan
I 
s
dQi
J  dS  
dt

bentuk diferensial atau bentuk titiknya diperoleh dengan mengubah
integral permukaan menjadi integral volume melalui teorema divergensi

s

J  dS   V  J  dv
vol
Dan menyatakan muatan yang terlingkungi Qi dengan integral volume dari
kerapatan muatan
d
vol V  J  dv   dt

vol
 v dv
Apabila permukaannya tetap maka turunannya muncul dalam tanda integral
 V  J  dv  
vol
vol
v

dv
t
Maka
v
V  J  dv  
v
t

Dan bentuk titiknya

kita perhatikan kerapatan arus yang arahnya keluar secara radial
 v
VJ 
t
1 t A
J  e ar
2
m
r
Dengan t=1 s, maka arus max pada r=5 m


 1 1 
2
I  J r S   e  4 5  23.1 A
5 
Pada saat sama dan r=6 m, maka


 1 1 
2
I   e  4 6  27.7 A
6 
Arus nya lebih besar di r=6 daripada di r=5.Kemudian tinjaulah
Persamaan kontinuitas
v
 1 t  1   2 1 t  1 t
  V  J  V   e ar   2  r e   e
t
r
 r r  r  r 2
Maka konstanta integralnya
1 t
1 t
 v    2 e dt  K r   2 e  K r 
r
r
Jika v  0 dan t  , maka K(r) = 0

v 
1
r2
e t
Dengan menggunakan J = vv , maka kecepatannya
1 t
e
Jr
vr 
 r
r
1 t
v
e
2
r
m
s
Beberapa gaya mempercepat kerapatan muatan dalam arah keluar
5.3 KONDUKTOR LOGAM
Dalam medan E, elektron yang bermuatan Q = -e akan mengalami gaya
F = -eE
Mobilitas diukur dalam m2 per V-detik
vd    e E
Dapat diperoleh
J    e e E
Hubungan antara J dan E
J = σE

Konduktivitas dinyatakan dalam kerapatan muatan dan mobilitas elektron

Karena serbasama maka
    e e
I 

s
J  dS  JS
Dan
a
a
b
b
Vab    E  dL   E   dL   E  Lba  E  Lab

Atau
V = EL

Jadi
1
V
J   E  
S
L

atau
L
V 
I
S
Resistansi dari tabung adalah
L
R 
S
Resistansi dalam medan yang tidak serbasama
a
Vab  b E  dL
R

I

E

dS

s
5.4 SIFAT KONDUKTOR DAN SYARAT
BATAS


Medan elektronikanya
E

dL

0

Sepanjang lintasan tertutup abcda, maka integralnya

b
a



c
b
d
a
c
d
  0
Dengan E=0dalam konduktor, didapatkan
Et w  EN , pada
1
1
h  EN , pada h  0
b2
a2
Karena h dapat diabaikan, maka
Dan menghasilkan
Et w  0
Et = 0

Dengan memakai hukum Gauss
 D  dS  Q

Dan diintegrasikan pada permukaan yang berbeda

atas


bawah

pinggir
0
Kedua suku terakhir didapati = 0, maka
DN S  Q   S S

atau
DN = ρS

Syarat batas yang dicari untuk batas ruang hampa konduktor dalam
elektrostatika
Dt  Et  0
EN 0 EN  S

Untuk meringkas prinsip yang dipakai pada konduktor dalam medan
elektrostatik, kita nyatakan bahwa :
1. Intensitas medan listrik statik dalam konduktor aialah nol
2. Intensitas medan listrik statik pada permukaan konduktor mempunyai
arah normal terhadap permukaan
3. Permukaan konduktor merupakan permukaan sepotensial
5.5 METODE SANTIR
Dua muatan yang sama besar tetapi tandanya berlawanan dapat diganti
dengan sebuah muatan dan bidang datr konduktor tanpa mengubah medan
diatas permukaan V = 0
+Q
-Q
+Q
+Q
Bidang datar konduktor V=0
Permukaan sepotensial V=0
-Q

Suatu konfigurasi bidang datar konduktor dapat diganti oleh konfigurasi
muatan yang diketahui tersebut ditambah dengan konfigurasi santirnya,
tanpa bidang konduktor tersebut
+1
ρL
Bidang Datar Konduktor V=0
+1
ρL
Permukaan Sepotensial V=0
+1
-ρL
-4
5.6 SEMIKONDUKTOR
Pada bahan semikonduktor intrinsik seperti germanium atau silikon
murni ada dua jenis pembawa arus yaitu elektron dan lubang
(hole). Elektronnya datang dari bagian atas pita valensi penuh yang
menerima energi yang cukup (biasanya energi termal) untuk
menyeberangi pita terlarang yang relatif kecil ke pita produksi.
Jurang pita energi yang terlarang biasanya dalam orde satu
elektronvolt. Kekosongan yang ditinggalkan elektron tersebut
menjadi tingkat energi yang tak terisi pada pita valensi yang dapat
juga berpindah dari satu atom ke atom lainnya dalm kristal.
Kekosongan ini disebut lubang , banyak sifat semikonduktor dapat
digambarkan dengan memperlakukan lubang tersebut seakan-akan
bermuatan positif e dengan mobilitas μh dan masa efektif yang
hampir sama dengan masa efektif elektron. Kedua jenis pembawa
ini bergerak dalam medan listrik dan arah geraknya berlawanan ;
jadi masing-masing akan memberi sumbangan pada arus total.
Konduktivitasnya merupakan fungsi dari konsentrasi lubang,
konsentrasi elektron dan mobilitas
    e e   h  h
Untuk germanium murni, mobilitas elektronnya 0,36 dan
mobilitas lubangnya 0,17 ; sedangkan untuk silikon,
mobilitasnya ialah 0,12 dan 0,025. Satuannya adalah meter
persegi per volt detik dan besarnya berkisar antara 10 sampai
100 kali mobilitas dalam alumunium, tembaga, perak dan
konduktor logam lainnya. Mobilitas tersebut berlaku untuk
temperatur 300 K. Konsentrasi elektron dan lubang sangat
tergantung pada temperatur. Pada 300 K, kerapatan muang ruang
elektron dan lubang adalah 3,0 C/m3 pada germanium intrinsik ;
sedangkan pada silikon, besarnya 0,0024 C/m3. Harga tersebut
menyebabkan konduktivitas sebesar 1,6 Ω/m pada germanium
dan pada silikon 0,0035 Ω/m. Bila temperaturnya naik,
mobilitasnya turun, tetapi kerapatan muatan naik sangat cepat.
Hasilnya, konduktivitas bertambah dengan faktor 10 bila
temperaturnya naik dari 300 ke 330 K dan berkurang dengan
faktor 10 ketika temperaturnya turun dari 300 ke sekitar 275 K.
Konduktivitas semikonduktor intrinsik bertambah terhadap
temperatur, sedangkan konduktivitas konduktor logam menurun
terhadap temperatur. Semikonduktor intrinsik juga memenuhi
hukum Ohm bnetuk titik ; ini berarti konduktivitasnya hampir
tetap terhadap kerapatan arus dan terhadap arah kerapatan arus
tersebut. Banyaknya pembawa muatan dan konduktivitas dapat
dinaikkan berlipat ganda dengan menambah ketidakmurniannya.
Bahan donor menyediakan elektron tambahan dan membentuk
semikonduktor tipe-n (jenis-n) , sedangkan akseptor
menyediakan lubang
tambahan dan membentuk semikonduktor tipe-p
(jenis-p). Proses seperti ini dikenal sebagai
“doping” . Dan konsentrasi donor pada silikon
hanya 1 bagian dalam 107 , tetapi menyebabkan
penambahan konduktivitas dengan faktor 105.
Harga konduktivitas berubah sangat besar dari
bahan isolator ke semikonduktor terus ke
konduktor yang baik. Jika dinyatakan dalam
ohm per meter, harga σ berkisar 10-17 untuk
kuatrz yang dilebur, 10-7 untuk isolator plastik,
dam kira-kira 1 untuk semikonduktor sampai 108
untuk konduktor logam pada temperatur kamar.
Harga-harga tersebut meliputi jangkauan
sampai orde sebesar dua puluh lima kali.
5.7 SIFAT BAHAN DIELEKTRIK
Kedua jenis dwikutub yang digambarkan dengan momen dwikutub p
seperti yang dikembangkan dalam pasal 4.7, persamaan (37)
p  Qd
Dengan Q menyatakan muatan fositif dari pasangan muatan yang
membentuk dwikutub dan d merupakan vektor dari muatan negatif
dengan muatan positif.
Jika terdapat n dwikutub per satuan volume dan kita meninjau volume ∆v,
maka ada n ∆v dwikutub. Dan momen dwikutubnya didapat dengan
menjumlahkannya secara vektor,
n v
ptotal   pi
i 1
polarisasi P didefinisikan sebagai momen dwikutub per satuan volume,
1
P  lim
v0 v
n v

i 1
Dengan satuan coulomb per meter persegi.
pi
Jadi karena ada n molekul/m3 muatan total neto yang melewati unsur
permukaan dalam arah ke atas ialah nQd cos  S, atau
Qb  nQd  S
dengan subskrip pada Qb untuk mengingatkan kita bahwa muatannya
terikat (bound) bukan muatan bebas. Dinyatakan dalam
pengutuban (polarisasi), kita peroleh
Qb  P  S
Jika ditafsirkan S sebagai unsur dari permukaan tertutup dalam bahan
dielektrik, maka arah S adalah keluar, dan pertambahan neto muatan
terikat di dalam permukaan tertutup dapat kita peroleh dengan integrasi
Qb    P  dS
s
Mula-mula kita tulis hukum Gauss dalam fungsi Eo E dan QT muatan total yang
terlingkung, baik yang terikat maupun yang bebas.
Qr   0 E  dS
s
Dengan
Qr  Qb  Q
kombinasikan ketiga persamaan terakhir, kita dapatkan rumusan untuk
muatan bebas yang terlingkung.
Q  Qr  Qb   0 E  P  dS
s
Sekarang kita dapat mendefinisikan D dalam bentuk yang lebih umum
daripada dalam Bab 3.
D  0 E  P
Di situ terlihat ada penambahan suku pada D jika ada pengutuban dalam
bahan. Jadi
Q   D  dS
s
Q menyatakan muatan bebas yang terlingkung
Dengan memakai beberapa bentuk kerapatan muatan ruang, kita dapatkan
Qb   b dv
v
Q   v dv
v
QT   T dv
v
Dengan pertolongteorema divergensi, kita dapat mengalihkan (20), (21)
dan (24) kebentuk yang setara dengan hubungan divergensi,
  P   b
  0 E  T
  D  v
Hubungan linear antara P dan E adalah
P  e 0 E
Dengan menggunakan hubungan dalam (23), kita dapatkan
D  0 E  e 0 E  e  1 0 E
Ekspresi di dalam kurung sekarang didefinisikan sebagai
R   e  1
Ini adalah besaran tak berdimensi lainnya dan disebut sebagai permitivitas
relatif, atau tetapan dielektrik bahan. jadi.
D  0R E
D  E
Dengan
  R0
Kita dapatkan bahwa tiap-tiap komponen D dapat
merupakan suatu fungsi dari setiap komponen E
dan D = E menjadi suatu persamaan matriks
dengan D dan E masing-masing adalah matriks
dengan kolom 3 x 1 dan  matriks bujur sangkar
3 x 3. Ekspansi persamaan matriks ini
menghasilkan
Dx xx Ex  xy E y  xz Ez
Dy yx Ex  yy E y  yz Ez
Dz zx Ex  zy E y  zz Ez
Ringkasnya, sekarang kita mempunyai hubungan antara D dan E yang
bergantung dari bahan dielektrik yang ada.
Dengan
D  E
Kerapatan fluks listrik ini masih berpautan dengan muatan bebas melalui
bentuk titik atau bentuk integral hukum Gauss:
  R0
  D  r
MENU
5.8 SYARAT BATAS BAHAN
DIELEKTRIK SEMPURNA
Kita tinjau dahulu permukaan batas dua jenis bahan dielektrik yang
premitivitasnya 1 dan 2 dan menempati daerah 1dan 2 seperti yang terlihat
pada gambar 5. 10.
Pertama kita tinjau komponen tangensial dengan memakai
E
.dL

0

Mengelilingi lintasan tertutup kecil pada ruas
kiri persamaan , maka kita dapatkan
Etan I w  Etan 2w  0
Kontribusi kecil pada integral garis yang datang
dari kompenen normal E sepanjang bagian yang
panjangnya h menjadi sangat kecil ketika h
mengecil dan lintasan tertutupnya menyempit
pada permukaan sehingga
Kontribusi kecil pada integral garis yang datang
dari komponen normal E sepanjang bagian yang
panjangnya h menjadi sangat kecil ketika h
mengecil dan lintasan tertutupnya menyempit
pada permukaan. Sehingga
Etan 1 = Etan 2
hukum tegangan Kirchoff masih berlaku untuk
kasus ini. Tentu saja kita sudah memperlihatkan
bahwa beda potensial antara dua titik pada
perbatasan terpisah sejarak w sama saja di
bawah atau di atas perbatasan. Jika intensitas
medan listrik tangensial malar melalui
perbatasan, maka D tangensial akan tak malar,
karena
Dtan 1
Dtan 2
 Etan 1  Etan 2 
1
2
Atau
Dtan 1
1

Dtan 2
2
sisinya diambil sangat pendek , dan fluks yang
meninggalkan permukaan atas dan bawah ialah
DN1S  DN 2S  Q  PS S
Sehingga
.
DN1  DN 2   S
Muatan ini harus sengaja diletakan disitu,
sehingga mengimbangi muatan total dalam dan
pada badan dielektrik tersebut. kecuali hal
khusus maka ia harus menganggup s = 0 pada
perbatasan dan
DN 1  DN 2
Atau komponen normal D harus malar. Sehingga
1 E N 1   2 E N 2
Dan E normal takmalar
karena komponen normal D malar
DN1  D1 cos1  D2 cos 2  DN 2
Rasio komponen tangensial diberikan
Dtan 1 D1 sin 1 1


Dtan 2 D2 sin  2  2
Atau
 2 D1 sin 1  1D2 sin  2
pembagian persamaan ini (35) menghasilkan
tan 1
1

tan  2
2
Dalam gambar 5.11 kita anggap
Arah E yang dekat dengan perbatasan sama dengan arah D, karena D=E.
Besar D dalam daerah 2 didapat dari (35) dan (36)
besar E2 ialah
2
 
D2  D1 cos 2 1   2  sin 2 1
 1 
 1  2
E2  E1 sin 1    cos 1
 2 
2
Kedua komponen D dan E yang tangensial keduanya harus nol supaya
memenuhi hubungan
 E.dL  0
Dan
D = E
Akhirnya pemakaian hukum Gauss ,
 D.dS  Q
S
D dan E keduanya mempunyai arah yang tegak lurus terhadap permukaan
konduktor, serta Dn = ps dan En = ps . syarat batas yang telah kita
kembangkan untuk perbatasan ruang bebas-konduktor berlaku juga untuk
perbatasan konduktor-dielektrik jika kita mengganti 0 dengan . jadi
Dt = Et = 0
DN = EN = S
hukum Omh
J = E
persamaan kemalaran
 v
.J  
t
j dan  berpautan dengan muatan bebas saja ,
 v
.E  
t
atau

 v
. D  

t
Jika mediumnya serbasama sehingga
  v
.D  
 t
kita pakai persamaan pertama Maxwell untuk mendapatkan
  v
v  
 t
5.9 KAPASITANSI
KAPASITANSI
C=
Q
V0
nyatakan Q sebagai integral permukaan pada konduktor positif, dan kita
peroleh Vo dengan membawa satuan muatan positif dari permukaan
negatif ke muatan positif.
E.dS

C=
  E.dL
S


 menyatakan permitivitas dielektrik serbasama, dan
D = PSaz
Muatan pada bidang bawah harus positif,
DN = D z = p S
Sama dengan kerapatan muatan permukaan di situ. Pada bidang atas,
DN = D z
Dan muatan permukaannya negatif dari muatan permukaan pada bidang
bawah.
Beda potensial antara bidang bawah dan atas ialah
Vo =

bawah
atas
E.dL   
0
d
S
S
dz 
d


muatan total pada masing-masing bidang besarnya takberhingga, maka
kapasitansinya takberhingga. Jawaban yang praktis diperoleh jika kita
tinjau bidang yang luasnya S yang dimensi linearnya jauh lebih besar dari
jarak d. medan listrik dan distribusi muatannya hampir serbasama pada
setiap titik yang cukup jauh dari pinggiran, dan kontribusi dari daerah
pinggir tersebut kepada kapasitas totalnya sangat kecil, hal ini
memungkinkan kita untuk menuliskan hasil yang sudah dikenal.
S
Vo =
d

Q
S

C=
V0
d
Q = PSS
Kapasitansi parsial antara tiap pasangan konduktor. Hal ini dibahas secara
sangat menarik dalam pekerjaan Maxwell.
Akhirnya, energi total yang tersimpan dalam kapasitor ialah
2
S d 
1
1
1

1

S
p
d
2
S
S
S
WE =

E
dv

dzdS

Sd

2 vol
2 0 0  2
2 
2 d 2
2
2
2
Atau
2
1
1
1
Q
WE =
CV02  QV0 
2
2
2 C
merupakan rumusan yang sudah dikenal. Persamaan (45) juga
menunjukkan bahwa energi yang tersimpan dalam kapasitor dengan beda
potensial tetap akan bertambah jika tetapan dielektrik mediumnya
bertambah.
5.10 BEBERAPA CONTOH KAPASITANSI
contoh pertama kita ambil kabel sesumbu (koaksial) atau kapasitor
sesumbu dengan jari-jari dalam a, jari-jari b, dan panjang L, beda
potensialnya telah diketahui dari persamaan (11), pasal 4.3 dan kuantitas
tersebut dibagi dengan muatan total PLL, jika panjangnya L. jadi,
C=
2L
1n(b / a )
tinjau kapasitor bola yang dibentuk oleh dua kulit – bola-konduktor
sesumbu berjari-jari a dan b, b > a. rumusan medan listrik telah diperoleh
melalui hukum Gauss,
Er =
Q
4 r 2
daerah antara kedua bola diisi dengan dielektrik yang permitivitasnya E
rumusan beda potensialnya diperoleh dengan melakukan integral garis.
Jadi,
Vab =
Q 1 1


4r  a b 
Q menyatakan muatan total pada bola dalam, dan kapasitasnya menjadi
C=
Q
4 

1
1
Vab

a
b
Jika bola luarnya menjadi besar tak berhingga, kapasitansi konduktor bola
yang terisolasi,
C = 4
Untuk yang berdiameter 1 cm, atau bola sebesar kelereng
C = 0,556
Dalam ruang hampa.
pF
Dengan menutup bola tersebut dengan lapisan dielektrik yang berbeda
yang mempunyai  = 1, berkisar dari r = a ke r = r1,
D=
Er =Q
Q
4r 2
Q
4 1r 2
(a < r < r1)
Q
= 4 
0
r2
(r1 < r)
Sehingga beda potensialnya menjadi
Va – V1 =

a
b
=
Q
4
r2 Qdr
Qdr

2
2
a
41r
40 r
1 1 1
1 
    

 1  a r1   0 r1 
Sehingga
C=
4
1 1
1
1




1 
r1 
 0 r1
a

beda potensial antara kedua keping adalah Vo. Intensitasnya medan listrik
dalam kedua daerah tersebut. E2 dan E2, keduanya serbasama dan Vo = E1,
d1 + E2 d2. Pada permukaan batas, E normal dan Dn1 = Dn2, atau 1 E1 = 2
E2. Dengan meniadakan E2 dalam hubungan Vo tersebut, kita peroleh
E1 =
V0
d1  d 2 (1 /  2 )
besarnya kerapatan muatan permukaan ialah
PS1 =
D1  1 E1 
V0
d1
1

d2
2
D1 = D2, besar muatan permukaan pada masing-masing keping sama.
Kapasitansinya menjadi
C=
Q
 S
1
1
 S 

d1
d
1
1
V0
V0
 2

 1S  2 S
C1 C2
5.11 KAPASITANSI SALURAN DUA
KAWAT
pilih R10 = R20 ini berarti kita menempatkan acuan nol pada jarak yang
sam dari masing-masing garis. Permukaan ini terletak pada bidang – datar
x = 0. Dengan menyatakan R1 dan R2 dalam x, dan y, kita dapatkan
V=
L
( x  a)  y 2
L x  a 2  y 2
1n

1n
2
2
2
( x  a)  y
4 x  a 2  y 2
Pilih permukaan sepotensial V = V1, kita definisikan K1 sebagai parameter
takberdiamensi yang merupakan fungsi dari potensial V1.
4v1 / L
K1 =
e
Maka:
K1 =
 x  a 2  y 2
 x  a 2  y 2
Setelah pengalian dan pengumpulan suku yang berpangkat sama, kita peroleh
x2 – 2ax
K1  1
 y2  a2  0
K1  1
lengkapkan pangkat kuadratnya,
 2a K1 

K1  1 
2

 x  a
  y  
 K1  1 
K1  1 



2
2
Yang menunjukkan bahwa permukaan sepotensial V = V1 tidak tergantung
pada z (atau merupakan tabung) dan memotong bidang xy pada lingkaran
yang berjari-jari b,
2a K1
b=
K1  1
yang berpusat di x = h, y = 0, dengan
h= a
K1  1
K1  1
sebuah biadang konduktor berpotensial nol pada x = 0, dan sebuah tabung
konduktor berjari-jari b dan berpotensial Vo yang sumbunya terletak pada
jarak h dari bidang tersebut di atas. Kita pecahkan dua persamaan
terakhir untuk a dan K1 yang dinyatakan dalam b dan h.
a=
dan
h2  b2
h  h2  b2
K1 
b
Tetapi potensial tabung adalah Vo. jadi (53) menjadi
K1  e
2V0 / PL
Sehingga
4 V0
1nK1
PL =
jika diketahui h, b dan Vo . kita dapat menetukan a, PL dan parameter K1.
Kapasitansi antara tabung dan bidang sekarang dapat ditentukan. Untuk
panjang L dalam arah z, kita dapatkan
C=
L L
V0
Atau
C=

4L
2L

1nK1
1n K1
2L

1
2
2
cosh
( h / b)
1n (h  h  b )b

2L

Lingkaran hitam pekat dalam gambar 5.17 memperlihatkan penampang
lintang tabung berjejari 5 m pada potensial 100 V dalam ruang hampa,
dimana sumbunya terletak 13 m dari bidang berpotensial nol. Jadi b = 5. h
= 13, Vo = 100 dan secara cepat kita dapatkan lokasi muatan garis setara
dari (54).
a=
h2  b2  132  52  12m
nilai parameter potensial K1 dari (55).
K1 = 25
Kekuatan muatan garis setara dari (56),
PL =
h  h2  b2 13  12
K1 

 5,
b
5
nC/m
Dan kapasitas antara tabung dan bidang dari (57)
4V0 4x8.854 x1012 x100

 3.46
C=
1nK1
1n25
2
2x8.854 x1012
1
cosh (h / b)

1
cosh (13 / 5)
 34.6
pF/m
Kita juga dapat menetukan tabung yang menyatakan permukaan sepotensial
50 V dengan mencari nilai baru untuk K1, h dan b. pertama-tama kita
pakai (53) untuk mendapatkan
4V1 / L
4x 8.854x1012 x 50 / 3.46 x109
K1 =
e
e
 5.00
Maka jejari barunya adalah
b=
2a K1
K1  1

2 x12 5
 13.42 m
5 1
dan nilai h menjadi
h=
K1  1
5 1
a
 12
 18m
K1  1
5 1
tabung ini diperlihatkan dengan lingkaran berwarna dalam Gambar 5.17.
intensitas medan listrik dapat ditemukan dengan mengambil gradien medan
potensialnya, seperti pada (52).
2
2
 L

(
x

a
)

y
E =  
1n
2
2 
4

(
x

a
)

y


Jadi
E=
Dan
D=
pL  2( x  a)ax  2 ya y 2( x  a)ax  2 ya y 




2
2
4  ( x  a)  y
( x  a) 2  y 2 
PL  ( x  a)ax  ya y ( x  a)ax  ya y 
E   


2
2
2  ( x  a)  y
( x  a) 2  y 2 
Jika kita evaluasi Dx pada x = h – b , y = 0, kita peroleh Psmaks
PS maks =  Dx , x  h  b , y  0
pL  h  b  a
hba 




2
2  (h  b  a) (h  b  a)2 
Untuk contoh kita,
3.46 x109  13  5  12
13  5  12 

 0.1650
PS maks =

2
2
2
 (13  5  12) (13  5  12) 
nC/m2
Dengan cara yang sama PS min = Dx, x = h + b, y = 0, dan
9
PS min =
3.46 x10 13  5  12 13  5  12 

 0.0734
2
2


2
6
 30

Jadi, PS maks = 2,25 PS min
Jika kita pakai (57) untuk soal konduktor dengan b < h, maka
C=
2L
1n(2h / b)
(b << h)
nC/m2
z
Q  v v
z
Q  v v
y
y
S
x
L
x
S
L
x
Pertambahan muatan Q = SL yang berpindah sejarak x dalam
waktu t, menimbulkan kerapatan arus yang limitnya Jx = vx.
KONDUKTIVITAS
I  JS
LUAS  S
E
V
L
L
Kerapatan arus serbasama J dan intensitas medan listrik E
pada tabung yang panjangnya L dan luas penampangnya S.
di sini V = IR, dengan R = L/S.
RUANG HAMPA
D
EN
s
DN
a
h
D
w
b
h
h
d
E
Et
w
c
Lintasan tertutup dan permukaan Gauss yang sesuai
digunakan untuk menentukan syarat batas pada
perbatasan konduktor – ruang hampa : Et = 0 dan Dn = ps
y
1
0
-1
1
X2 – Y2 = 3
v = 300 v
2
3
X
P(2,-1,3)
-2
-3
XY = -2
Bila diberikan titik P (2, -1, 3) dan medan potensial V = 100 (x2 – y2), maka
kita dapatkan permukaan sepotensial yang melalui P yaitu x2 – y2 = 3, dan
garis medan yang melalui P adalah xy = -2.
+Q
+Q
-Q
+Q
PERMUKAAN SEPOTENSIAL v = 0
+Q
BIDANG DATAR KONDUKTOR v = 0
-Q
(a)
(b)
(a) Dua muatan yang sama besar tetapi tandanya berlawanan dapat
diganti dengan (b) sebuah muatan dan bidang-datar konduktor tanpa
mengubah medan di atas permukaan V = 0
-4
-4
+1
+1
ρL
BIDANG DATAR KONDUKTOR V = 0
ρL
BIDANG DATAR KONDUKTOR V = 0
- ρL
-1
+4
(a) Suatu konfigurasi muatan di atas bidang-datar konduktor dapat
diganti oleh (b) konfigurasi muatan yang diketahui tersebut ditambah
dengan konfigurasi santirnya, tanpa bidang konduktor tersebut.
z
z
30 nC/m
30 nC/m
BIDANG KONDUKTOR
R+
y
P
P(2,5,0)
x
y
-30 nC/m
R-
x
(a)
(b)
(a) Sebuah muatan garis di atas bidang konduktor (b) konduktor
dihilangkan, dan bayangan muatan garis ditambahkan.
BAHAN DIELEKTRIK
∆s
E
(a)
+
+
+
+ + -
+
-
- +
-
- -
+
-
-
-
+
+
+
+ +
-
½ d cos θ
½ d cos θ
-
(b)
(a) unsur pertambahan permukaan S ditunjukkan berada dalam dielektrik
dalam medan listrik E.
(b) molekul takberkutub membentuk momen dwikutub p dan pengutuban P.
ada peralihan neto muatan terikat melewati S.
DN 1
DAERAH 1
∆S
Etan 1
Etan 2
DAERAH 2
DN1
Perbatasan antara dilektrik yang permitivitasnya ε1 dan ε2. Kemalaran Dn diperlihatkan dengan permukaan Gauss di
sebelah kanan, dan kemalaran Etan dengan integral sekeliling lintasan tertutup di sebelah kiri.
D1
DN1
ε1
Dtan 1
D2
DN2
ε2
Dtan 2
Pembiasan D pada perbatasan dielektrik. Untuk kasus ini ε1 lebih besar dari ε2 ; E1 dan E2 searah dengan D1 dan
D2, dengan D1> D2 dan E1< E2.
PERMUKAAN
KONDUKTOR
-ρs
KERAPATAN
PERMUKAAN
MUATAN
BERSAMA
PERMUKAAN
KONDUKTOR
+ρs
Persoalan kapasitor keping-keping kapasitas per satuan luas permukaan
ialah e/d.
Download