DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1.1 latar belakang ........................................................................................... 1.2 rumusan masalah...................................................................................... 1.3 tujuan ....................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2.1 pengertian arsitektur................................................................................. 2.1.1 pengertian arsitektur tradisyonal ...................................................... 2.1.2 pengertian arsitektur modern ........................................................... 2.2 pengertian lingkungan ......................................................................... 2.2.1 lingkungan buatan ............................................................................ 2.2.2 lingkungan alam ............................................................................... 2.2.3 lingkungan binaan ............................................................................ BAB III PENUTUP ....................................................................................... 3.1 kesimpulan ............................................................................................... 3.2 saran......................................................................................................... Daftar gambar................................................................................................ *Gambar rumah tradisyonal.......................................................................... Gambar 1 : rumah minang.............................................................................. Gambar 2 :rumah adat minang...................................................................... Gambar 3: rumah joglo................................................................................ *Gambar rumah modern............................................................................... Gambar 1 : rumah minimalis.......................................................................... Gambar 2 : rumah mewah............................................................................. *Gambar lingkungan................................................................................... A.Lingkungan buatan.................................................................................. B.Lingkungan alam.................................................................................... C.Lingkungan binaan................................................................................ BAB I PENDALUAN Arsitektur merupakan salah satu seni produk kebudayaan, yang selalu berkembang setiap saatsesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan sosial. Perubahan-perubahan tersebut kerap membawa pengaruh positif maupun negatif, sehingga perlu adanya penyaringan sebelum desain ditetapkan. Permasalahannya adalah peranan arsitek yang menerapkan desain yang kurang tepatpada rancangannya. Pengaruhnya sangat berdamapak pada kelangsungan hidup makhluk di bumi. Makin banyak permasalahan-permasalahan tibul akibat berkembangnya pembangunan yang tidak sesuai denganlingkungan sekitar.Dampak ini bisa dirasakan oleh pengguna bangunan itu sendiri, lingkungan sekitarnya, dan yang paling berbahaya adalah merusak kelestarian di bumi. Arsitek Indonesia harus berani menjadi agen pembangunan dalam terciptanya desain arsitektur yang ramah lingkungan atau green design, ungkap desainer interior Siti Adiningsih Adiwoso. Perlu kita sadari bahwa keadaan bumi kita saat ini sudah tidak seoptimal masa lampai. Hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dari bumi ini sendiri, yaitu manusia sebagai penghuni bumi yang terus mengelola sumber daya alam yang tersedia tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkandari ulah mereka. Seharusnya kita saling memahi, antara keadaan alam dan kebutuhan manusia yang tidak boleh saling merugikan 1.1 Lartar Belakang Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, bagaimanapun juga akan tercemar, dengan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sebuah data yang menarik muncul dari paper yang disampaikan oleh Rosemary A. Colliver, bahwa dunia konstruksi pada negara maju seperti Amerika serikat menghasilkan limbah konstruksi sebesar 31.5 juta ton setiap tahunnya, sedangkan operasional bangunan menyerap 40-45% tenaga listrik dunia, sungguh persentase yang cukup besar bukan? Selain itu fakta yang lain menunjukkan konstruksi menggunakan dalam jumlah besar kayu, asphalt, beton, baja, kaca, berbagai jenis metal dan banyak material lain yang diambil dari alam yang limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global dan perubahan iklim dunia dalam bentuk emisi gas kaca. Operasional produk konstruksi ternyata juga memberikan pengaruh besar pada perubahan keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area hijau, hilangnya daerah rambah satwa liar dan tergerusnya populasi berbagai jenis tanaman. Perubahan-perubahan merugikan tersebut masih ditambah dengan berubahnya siklus udara dan hidrologi yang dipengaruhi oleh hilangnya area resapan air, dan area hijau. Mengingat bahwa pembangunan merupakan aktifitas utama dari setiap Negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warganya, dapat dikatakan bahwa kerusakan lingkungan sudah merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan pembangunan. Salah satunya dapat ditinjau dari penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas. Pada salah satu pemerintah propinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta telah mengisyaratkan bahwa Pada tahun 2010 bangunan pemerintahan akan menerapkan konsep Green Bulding demi menyelamatkan bumi dari pemanasan global dan kerusakan sumber daya alam lainya yang terjadi pada saat. Kebijakan pemerintah daerah ini berguna untuk mengundang para pengusaha-pengusaha property Indonesia khususnya DKI Jakarta agar dapat menerapkan konsep green building. Green Building dikenal sebagai ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam proses pembangunan yang berlandaskan kaedah ramah lingkungan (ramah lingkungan, hemat energi, hemat sumber daya alam dan berpihak pada factor kesehatan seluruh stakeholder proyek. Konsep Green Building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi kecendrungan dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro (Iklim di ruang lingkup lingkungan terdekat sekitar tempat tinggal kita). Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan yang semakin parah,tetapi juga mengurangi terbentuknya limbah konstruksi. Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan. Green Construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakanberkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah Pengaruh penerapan..., lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah dan pencapaian kualitas konstruksi yang tepat. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang, dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan. Perencanaan konstruksi hijau ini menghasilkan desain sistem bangunan yang effisien dalam menggunakan energi, menggunakan material yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep efisiensi energi. Pemilihan material yang dapat diperbaharui, di daur ulang dan digunakan kembali diharapkan dapat meninggalkan jejak yang sesedikit mungkin pada lingkungan. Semua konsep keberpihakan terhadap lingkungan tersebut juga mempertimbangkan efektivitas biaya dan kemudahan pemeliharaan, sehingga memberikan keuntungan bagi para stakeholder proses konstruksi tersebut. Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat energi, dimana system bangunan yang didesain dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian fly ash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pracetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaan konstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah. Menurut pandangan pakar bangunan, bahwa pengusaha konstruksi di Indonesia memandang penerapan konsep Green Construction masih belum menguntungkan dan mereka belum memikirkan kualitas yang akan dihasilkan. Pada hal dalam penerapan konsep green construction tidak akan mengurangi kualitas, bahkan bisa sebaliknya. Oleh sebab itu konsep green construction akan tetap terbuka lebar untuk dilakukan di Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Dalam perumusan masalah paper ini, kami ingin mencoba memberikan jawaban dan pertanyaan-pertanyaan : 1. pengertian arsitektur 2. pengertian lingkungan 3. cara menyatukan arsitektur dengan lingkungan 1.3. Tujuan Adapun tujuan di buatnya paper ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan secara jelas dan lengkap 1. Untuk mengetahui pengertian Arsitektur dan lingkungan 2. untuk mengetahui perkembangan Arsitektur dengan lingkungan BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Arsitektur Arsitektur adalah karya manusia dan untuk kehidupan manusia pula (sumber: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan Arsitektur, Made AL, Ark. Djauhari S, Bandung, 1981) Arsitektur adalah mendirikan bangunan dilihat dari segi keindahan (sumber:Bouwkondige Encyclopedia) Arsitektur adalah suatu perpaduan praktek seni dengan rangka-rangka yang komplek dari faktor masyarakat, teknologi, iklim, dan ekonomi.(Ben Farmer, Comoditie) Arsitektur adalah seni mendesain bangunan yang baik, bangunan yang atraktif, terencana dengan baik, dan terbangun dengan baik, dan keduanya sesuai dan berarti untuk kalangan masyarakat.(Ben Farmer: Needs and Means) Arsitektur adalah : Seni dalam mendirikan bangunan, termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi dan penyelesaian dekorasinya. Sifat / bentuk bangunan Proses membangun bangunan Bangunan Kumpulan bangunan (sumber banhart c.l. dan jess stein) Arsitektur merupakan lingkungan buatan sebagai wahana ekspresikultural, untuk menata kehidupan jasmaniah, psikologis dan sosial manusia (sumber: Kerangka Kerja Makna didalam Arsitektur,R.Christian, J.Sinar Tanudjaya, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1991) Arsitektur berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan (sumber:Louis I. Khan, Ruang Dalam Arsitektur, Cornelis Van De Van, PT. Gramedia Utama , Jakarta, 1995) Arsitektur adalah ujud dan tatanan ruang yang dimaksudkan juga untuk membuat hidup lebih nyaman.(sumber: Sasmito, Juli. Intelligent Building System.1989) Arsitektur adalah : Suatu seni dan ilmu pengtahuan desain dan membangun struktur atau kelompok struktur yang besar, dalam hubungannya dengan estetika dan kriteria fungsional. Struktur yang dibangun dalam keserasian dengan beberapa prinsip. (Cynton Haris, Dictionary Of Architecture and Construction, 1975) Arsitektur adalah suatu seni atau ilmu pengetahuan konstruksi dikhususkan bagi kepentingan manusia. Arsitektur adalah suatu keinginan dari suatu cerita yang diterjemahkan dalam ruang, tempat tinggal, perubahan, pembaharuan,..... Arsitektur adalah suatu politik seni yang mengkristalisasi kenyataan publik, nilai pergaulan sosial, dan tujuan budaya jangka panjang. (sumber: Jencks,Charles. Modern Movement in Architecture, Penguin Books, New York, 1997) Arsitektur adalah seni bangunan menurut ketentuan untuk perbandingan dan kepastian perayuran serta diatur oleh alam dan rasa.(sumber: Cewilt, Joseph.The Encyclopedia of Architecture.1982) Berdasar Aspek Arsitektur adalah bagian dari kegiatan manusia dalam menciptakan sesuatu untuk dirinya agar keluar dan menundukkan alam.(sumber: Maclaine Pont, Arsitektur Kolonial Belanda Di Indonesia, Yuliano Sumalyo, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1995),(Maclaine Pont),(Samalyo, Yulianto..Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia.Yogyakarta: UGM Press.1995. Cetakan ke-2) Arsitektur adalah penataan beberapa masa dengan ulung, tepat dan baik srekali digabungkan bersama dalam cahaya mata kita yang diciptakan untuk melihat bentuk-bentuk dalam cahaya. (sumber: Samaly,Yulianto, Arsitektur Kolonial Belanda Di Indonesia, UGM Press, Yogyakarta, 1995. Cetakan ke-2) Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia (sumber:pencerminan nilai budaya dalam arsitektur di indonesia van ramondhi penerbit djambatan 1982 jakarta) Arsitektur adalah jalan dan cara untuk mencapai terwujudnya hubungsn harmonis antara manusia pencipta dan manusia pemakai penciptaan tersbut.(sumber: Yayasan Lembaga Penyelidi o Menurut Nimpoeno, Arsitektur dari sudut pandang wawasanpembudayaan adalah proses estetika total, yaitu : dampak dari pengalaman budaya total terhidupan kehidupan organis, psikologis dan sosial.(sumber : Boedojo, Poedjo.Arsitektur, Manusia Dan Pengamatannya.Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Fakultas Teknik UI.Jakarta : Djambatan.1986. Cetakan ke-1) Arsitektur adalah metode dan gaya rancangan suatu konstruksi.(sumber: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.Cetakan ke-2) Menurut Van Ramondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia (definisi konsepsional). ( Maryono, Irawan dkk. Pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur Di Indonesia.Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI. Djambatan : 1985. Cetakan Ke-2) Arsitektur adalah seni guna sosial yang mencerminkan denyut nadi kehidupan dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat pada waktu dan tempat tertentu. (sumber : Budihardjo, Eko..Arsitektur dan Kota di Indonesia.1983) Arsitektur adalah kemampuan pemahaman seni, mengerti musik, filsafat, puisi , sastra juga kemampuan untuk merancang dan membangun yang berdasar atas fungsi bentuk dan konstruksi.(sumber:arsitektur.tripod.com) Arsitektur adalah suatu seni politik (sebagai perwujudan dari dunia publik, nilai-nilai sosial dan nilai-nilai yang dinikmati bersama), sehingga lebih banyak berkecimpung dengan makna-makna sosial, bila dibandingkan dengan seni-seni yang lain. Akibatnya, arsitektur menjadi bertanggung jawab pada komunitas atau masyarakat. (sumber: Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI,Persepsi Bentuk dan Konsep Arsitektur. Jakarta:Djambatan.1986) Arsitektur adalah seni yang sangat sosial tersedia dengan banyak jaringan dan material, digunakan untuk industri, untuk metode kerja.......(Ir. Herman Thomas Karsten) Arsitektur bukan hanya suatu aktivitas atau suatu peristiwa atau suatu kumpulan dari peninggalan-peninggalan bersejarah.Arsitektur adalah dasar dari semua hubungan manusia yang muncul sejak awal masyarakat, yang mana tanpa itu tidak ada kemungkinan berkembangnya masyarakat atau budaya. Arsitektur tidak dapat dihindari dan selalu berkesinambungan.(Ben Farmer dan Hentie Louw, Comparison to Contemporary Architectural Though.1993) Arsitektur adalah tata-ruang-waktu dari lingkungan hidup manusia, baik individu, maupun masyarakat keseluruhan.(sumber: Cest,I,Ngoerah, Gote. Arsitektur tadisional Bali.1981) Arsitektur adalah bagian dari kesenian yang berpadu dengan sistem teknologi dan peralatan maupun sistem pengetahuan .(sumber : christian, R sinar tanudjay, J. Kerangka kerja makna di dalam arsitektur .yogyakarta:universitas atmajaya.1991) Pada prinsipnya jelas bahwa Arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang, keindahan dan kebahagiaan. (sumber: Maryono, Irawan dkk,Pencerminan nilai budaya dalam Arsitektur Di Indonesia. Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI, Djambatan, 1985. Cetakan ke-2) Material Arsitektur adalah bagian dari seni (seni bangunan) selain seni lukis dan seni pahat yang karyanya dapat dinikmati dengan melihat luar dan dalamnya. (sumber: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan Arsitektur, Made AL, Ark. Djauhari S, Bandung,1981),(Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS Poerwodarminto) Arsitektur adalah bangunan yang estetis, indah anggun dan menawan. (sumber: Budiharjo, Eko Ir.Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan.Yogyakarta : Gadjah Mada University.1987) Arsitektur adalah ujud dan tatanan ruang , waktu dari lingkungan hidup manusia, baik individu, maupun masyarakat keseluruhan. (sumber: Cest,I,Ngoerah, Gote.Arsitektur tradisional Bali.1981). Seni Arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan disebut seni terikat.(sumber: R.Sutrisno.Arsitektur Modern.Jakarta: PT.Gramedia.1983) Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan (sumber: R.Christian, J.Sinar Tanudjaya.Kerangka Kerangka Makna didalam Arsitektur.Yogyakarta: Universitas Atmadjaya.1991) Arsitektur, tidak seperti kebanyakan bentuk seni yang lain, suatu media dan gambar atau model hanya dapat mengklarifikasikan ruang alami.(sumber: Bark, Roek.The Temple of The Cathedral: The Search for Spirituality in Architecture,From The Renaissance at The Present Day) Arsitektur adalah kemampuan pemahaman seni, mengerti musik, filsafat, puisi, sastra juga kemampuan untuk merancang dan membangun yang berdasar atas fungsi, bentuk dan konstruksi.(sumber:arsitektur.tripod.com) Aspek Sosial Arsitektur adalah pengejawantahan (manifestasi) dari kebudayaan manusia . (sumber: Ir. Hindro T. Soemardjan, Arsitektur dan Linghkungannya, Ir. Heinz Frick, Kanisius, 1988) Arsitektur adalah ekspresi dan wahana suatu kebudayaan dalam fikir alam, cita rasa dan ungkapan langsung paling jelas, bagaimana suatu masyarakatberfilsafat hidup dan menangani kehidupan. 2.1.1 Pengertian Arsitektur Tradisyonal Arsitektur Tradisional Dalam kesempatan ini uraian yang di pusatkan pada system teknologi khususnya arsitektur di nusantara sebagai salah satu manifestasi dan ekspresi kebudayaan. Sesungguhnya perumahan (shelter) merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak mengenal waktu, tempat, dan tingkat teknologi. Sebagai salah satu manifestasi dan ekspresi kebudayaan. Sesungguhnya perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak mengenal waktu ,tempat, dan tingkat teknologi. Kita masih ingat betapa nenek moyang kita yang hidup pada jaman batu telah mengembangkan system perlindungan fisik, yaitu perumahan di goa-goa, kemudian disusul dengan penggunaan tendatenda tadah angin ataupun tenda yang sifatnya sementara karena seringnya nenek moyang kita berpindah mengikuti binatang perburuan ataupun musim panen tanaman liar. Apabila mereka sudah mulai bercocok tanam dan menetap di perkampungan, maka perkampungan semi permanen pun di bangun. Apabila diperhatikan dengan seksama, uraian tersebut menunjukkan cara berfikir yang evolusionis. Sementara itu kita dapat pula melihatnya dari sudut pandangan fungsionis ataupun struktualis. Akan tetapi sebaiknya kita telaah arsitektur tradisional secara menyeluruh sehingga dapat dipahami kaitannya dengan nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Untuk keperluan tersebut, kita telaah arsitektur-arsitektur tradisional dengan memperhatikan kegunaan (use), fungsi (function) , dan arti social (meaning) disamping wujud dan gayanya. Kegunaan rumah khususnya bangunan tradisional itu bereneka ragam, sesuai dengan struktur masyarakat dan kebudayaan penduduk yang bersangkutan. Akan tetapi pada umumnya sebagai bangunan tradisional mempunyai kegunaan sebagua pelindungan fisik terhadap dinginnya udara, panasnya matahari atau derasnya angin serta air hujan. Kalu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh ada rumah-rumah yang sekedar menjadi tempat-tempat perlindungan sementara orang perlu istirahat (windscreen) pada penduduk asli Australia, misalnya : masyarakat Arunta sebagian besar waktunya dihabiskan di alam terbuka untuk berburu binatang reptile yang langka, meramu ataupun bercengkrama dengan sesamanya. Sebaliknya ada pula penduduk yang memanfaatkan tempat berlindung semaksimal mungkin untuk bekerj, beristirahat maupun menyelenggarakan pertemuan social seperti pada kebanyakan masyarakat petani yang sudah menetap. Setelah kemerdekaan, bangsa kita telah memilih bentuk republic bersifat demokratis. Ditilik secara historis maka bentuk tatanan republic yang demokratis, adalah salah satu hal yang sama sekali baru bagi bangsa Indonesi. Sejarah Indonesia sebelumnya hanya mengenal bentuk tatanan kerajaan yang otokratis, lengkap dengan perangkat feodalnya. Oleh karena itu, mudah dimengerti bahwa banyak terjadi kekikunan dan kesalahpahaman mengenai arti kaidah-kaidah kehidupan yang baru ini. Banyak norma kehidupan sehari-hari harus ditukar dengan yang baru. Terjadi kekacauan norma selama norma baru yang di terima semua pihak belum tercipta. Timbul kerancuan budaya. Ciri Budaya dan Arsitektur Tradisional Suatu karya arsitektur hamper selalu, secara disadari atau tidak, mencerminkan ciri budaya dari kelompok manusia yang terlibat di dalam proses penciptaanya. Sekurang-kurangnya akan tercermin di situ tata nilai yang mereka anut. Dengan demikian apabila kita secara cermat mengamati sejumlah karya arsitektur suatu masyarakat maka lambat laun kita pasti dapat mengenali cirri budaya masyarakat tersebut. Namun untuk dapat mengenalinya dengan benar-benar baik kita akan perlu mengenali kondisi lain dari masyarakat tersebut. Sebagai contoh kita dapat mencoba menganal gejala budaya masyarakat kita sendiri dengan mengamati karya arsitektur di sekeliling kita. Arsitektur Perubahan Elite di Jakarta Mengamati arsitektur ini cukup relevan karena : o Jakarta adalah pusat orientasi budaya Indonesia masa kini o Golongan elite di Indonesia sangat berperan dalam mempengaruhi tata nilai masyarakat karena masih kuatnya sikap feodal di masyarakat kita. Dari pengamatan perkembangan arsitektur sector ini terasa adnya alur kecenderungan tertentu yaitu : Perubahan mode bentuk yang relative cepat/sering. Hal ini menunjukkan belum mantapnya kedudukan suatu ungkapan arsitektonis tertentu yang “pas” dengan hasrat dan keinginan golongan elite tersebut. Dengan perkataan lain mereka masih mencari-cari ungkapan yang dirasakan tepa. Sikap individualistic secara konsisten tetap bertahan. Hal ini tercermin dari bentuk disain yang sangat mengabaikan keadaan lingkungan sekitarnya dan mencerminkan tiadanya rasa solidaritas dengan masyarakat sekelilingnya. Terungkap juga pemahamannya terhadap kemerdekaan dan haknya sebagai individu yang merdeka. Penonjolan kemewahan kini dibarengi juga oleh penonjolan cirri aristokratis. Hal ini mengungkapkam adanya kebutuhan kuat untuk menciptakan atribut status social. Demikian kuatnya kebutuhan atribut ini sehingga terasa fungsi utama rumah sudah tergeser bukan lagi sebagai gua garba keluarga (fungsi primer) tetapi lebih sebagai aktualisasi diri (fungsi sekunder). Gejala-gejala budaya tersebut memang makin tersa kokoh di masyarakat kota Jakarta bila kita mengamati pula bentuk kehidupan lainnya. Bila kemudian kita amati perumahan golongan yang lebih rendah di daerah pelosok kota atau di kampung-kampung maka kita melihat juga imitasi mode tersebut dalam skala mini atau terbata. Gejala ini mencerminkan tingkat kesadaran dari masyarakat golongan bawah mereka mempunyai hak untuk berbuat yang sama dengan golongan atas. Suatu hal yang tabu dilakukan di masa lalu. Ciri Arsitektur Tradisional Mengingat norma, kaidah, dan tata nilai dalam masa kini masih banyak kemungkinan berubah maka dalam usaha mencari identitas budaya yang dapat diterapkan pada bangunan baru disarankan sebagai berikut. Arsitektur yang mempunyai identitas yang sedikit atau tidak dipengaruhi oleh perubahan norma tata nilai. Ciri-ciri ini dalam Arsitektur Tradisional untuk diterapkan pada bangunan baru. Iklim merupakan factor yang tidak berubah (relative) Indonesia beriklim tropis panas dan lembap. Karena letaknya di sekitar khatulistiwa antara garis-garis lintang utara dan selatan maka sepanjang tahun sudut jatuhnya sinar matahari tegak lurus, hal mana mengakibatkan suhu yang selalu panas. Ciri Arsitektur Tradisional yang berkaitan dengan iklim yang panas misalnya atap yang mempunyai sudut yang tidak terlalu landai. Disamping itu ruang-ruang yang terbuka, dimana dinding tidak menutup rapat ke bidang bawah atau lanmgit-langit memungkinkan ventilasi yang leluasa, hal mana mempertinggi comfort dalam ruang. Dinding atau bidang kaca yang berlebihan, apalagi tidak di lindungi terhadap sinar matahari langsung, dan hujan tidak sesuai untuk iklim tropis. Kita sering menggunakan air conditioning untuk ruang-ruang yang jika direncanakan dengan tepat sebenarnya tidak memerlukannya. Energy yang diperlukan untuk air conditioning cukup besar. Dalam Negara yang sedang menganjurkan hemat energy, hendaknya penggunaan air conditioning juga dibatasi. Rumah Tradisional Jawa dan Bali merupakan open air habitation. 2.1.2 pengertian arsitektur modern Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya. Merintis Modern Di pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan. Beberapa nama tersebut adalah : 1. Boulle 2. Blondel, 3. Quatremere de Quincy (Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali pada abad ke-18 oleh Quatremere de Quincy.) Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan orang-orang ini sebagai the first Modern. Dengan demikian, dapat saj dikatakan bahwa Arsitektur Modern ini sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok mengenai Arsitektur Modern telah dimunculkan di abad ke-18. Pikiran-pikiran dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk direalisasikan pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal : 1. Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah terbagi menjadi dua yaitu : Ecole des Beaux Arts – yang mengajarkan Arsitektur sebagai kesenian Ecole Polytechnique – yang mengajarkan Arsitektur sebagai ilmu teknik sipil 2. Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan keseragaman ukuran dan kecepatan membangun. Kedua hal ini menjadi faktor yang sangat mendorong percepatan dari Arsitektur Modern tersebut. Tahun 1851 di Inggris, diselenggarakan sebuah Expo , dimana gedung utamanya adalah rancangan dari seorang ahli botani. Gedung tersebut dikenal sebagai “Crystal Palace” karya Joseph Paxton yang oleh sejarah Arsitektur dinyatakan sebagai karya Arsitektur Modern yang pertama, karena dalam perwujudannya mampui memperlihatkan keberadan dari Arsitektur yang mendominasikan unsur space sebagai. Sebelumnya, form merupakan unsur utama perancangan Arsitektur Eiffel Tower karya Gustav Eiffel, seorang insinyur sipil. Kesimpulan: Ide tahun 1750: ide tentang Arsitektur adalah ‘olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’ Ide tahun 1851: ide tebtang Arsitektur adalah permainan ‘ruang’ dan bukan ‘bentuk’ Modern Periode 1890 – 1930 Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilekukan oleh perorangan maupun oleh kelompok, Eksperimen tersebut, kalau diungkapkan sebagai sebuah pertentangan akan dapat dikatakan sebagai berikut ini. Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space rsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal Ya, Dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern . Antara 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan: art and craft, art noveau, ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll. Periode 40 tahun itu merupakan puncak sekaligus titik awal dari Arsitektur Modern. Periode 1950-1960an Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni: a. Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern b. Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Modern Mengapa tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern (banyak dianut oleh pengikut Arsitektur merupakan kerja ilmu dan teknologi)? a. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, mis : lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ). b. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang). c. Faktor lain yang mendukung Arsitektur Modern pd tahun 50-an: Mass Production. Dengan produksi massal bahan bangunan oleh pabrik, terjadi 2 akibat: Kecepatan membangun, dlm waktu singkat dapat menghasilkan bangunan. Hal ini penting karena pada tahun 1945, Eropa sudah hancur akibat Perang Dunia. Bahan bangunan dapat menembus batas budaya dan geografis, sehingga Arsitektur menjadi Internasional dan bangunan-bangunan di dunia menjadi seragam. Dengan kata lain, Arsitektur menjadi sangat demokratis. Mengapa tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan/ kemerosotan Arsitektur Modern (banyak dianut oleh pengikut Arsitektur merupakan kerja seni dan estetika)? Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong kosong. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahanbahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh: diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?) Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni, tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah neoklasik/pramodern. Sekitar tahun 1960, pertentangan antara kedua aliran itu (pro dan kontra 1950) terjadi lagi. Inti masalahnya adalah: “Untuk siapa sebenarnya Arsitektur itu diciptakan?” Maka tahun ini menjadi titik awal lahirnya Post-Modernisme yang melawan Modernisme dengan pernyataannya: Less is Bore. Contoh: Brutalisme, aliran yang dianut oleh Paul Rudolph (salah satu proyeknya di Surabaya adalah Gedung Dharmala, tapi belum boleh dikatakan sebagai bangunan yang brutalistik). Ada satu unsur lain di tahun 60-an yang cukup berpengaruh dalam dunia Arsitektur namun baru diakui peranannya pada tahun 1990-an, yaitu: Mass Media. (media cetak, TV, film). Media massa menjadi bagian dari Arsitektur karena Media menjadi wadah bagi kebebasan individual, alat diskusi/ pertukaran dan penyebar-luasan ide. Media massa menjadi pemicu timbulnya Pluralisme atau Kemajemukan yang menjadi bahan dasar Post-Modernisme. Perbedaan karakter Modernisme dan Post-Modernisme: Modernisme : singular, seragam, tunggal Post-Modernisme : plural, beraneka-ragam, bhinneka 2.2 pengertian lingkungan Pengertian dari Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup. Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan (enviroment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuhtumbuhan. Menurut Ensiklopedia Kehutanan menyebutkan bahwa Lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencakup hal yang sangat luas, seperti tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang intervensi manusia. Kepentingan atau pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap masyakat tumbuhan berbeda-beda pada saat yang berlainan. Suatu faktor atau beberapa faktor dikatakan penting apabila pada suatu waktu tertentu faktor atau faktor-faktor itu sangat mempengaruhi hidup dan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, karena dapat pada taraf minimal, maximal atau optimal, menurut batas-batas toleransi dari tumbuh-tumbuhan atau masyarakat masing-masing. Lingkungan terbagi 2 yaitu Biotik dan Abiotik dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mikroba. 2. Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan energi. Berdasarkan segi trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai berikut. Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata autos artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen autotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. Oleh karena itu, organisme yang mengandung klorofil termasuk ke dalam golongan autotrof dan pada umumnya adalah golongan tumbuhtumbuhan. Pada komponen nutrofik terjadi pengikatan energi radiasi matahari dan sintesis bahan anorganik menjadi bahan organik kompleks. Komponen heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata hetero artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofit memperoleh bahan makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam golongan komponen heterotrofik. Odum (1993) mengemukakan bahwa semua ekosistem apabila ditinjau dari segi struktur dasarnya terdiri atas empat komponen. Pernyataan yang serupa juga dikemukakan oleh Resosoedarmo dkk. (1986) bahwa ekosistem ditinjau dari segi penyusunnya terdiri atas empat kompoenen, yaitu komponen abiotik, komponen biotik yang mencakup produsen, konsumen, dan pengurai. Masing-masing dari komponen itu diuraikan sebagai berikut: 1. Komponen Abiotik (benda mati atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain sebagainya yang berupa medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. Menurut Setiadi (1983), komponen biotik dari suatu ekosistem dapat meliputi senyawa dari elemen inorganik misalnya tanah, air, kalsium, oksigen, karbonat, fosfat, dan berbagai ikatan senyawa organik. Selain itu, juga ada faktorfaktor fisik yang terlibat misalnya uap air, angin, dan radiasi matahari. 2. Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO, dan H20 menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Energi kimia inilah sebenarnya merupakan sumber energi yang kaya senyawa karbon. Dalam proses fotosintesis tersebut, oksigen dikeluarkan oleh tumbuhan hijau kemudian dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di dalam proses pemapasan. 3. Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya binatang dan manusia yang makan organisme lain. Jadi, yang disebut sebagai konsumen adalah semua organisme dalam ekosistem yang menggunakan hasil sintesis (bahan organik) dari produsen atau dari organisme lainnya. Berdasarkan kategori tersebut, maka yang termasuk konsumen adalah semua jenis binatang dan manusia yang terdapat dalam suatu ekosistem. Konsumen dapat digolongkan ke dalam: konsumen pertama, konsumen kedua, konsumen ketiga, dan mikrokonsumen (Resosoedarmo dkk., 1986; Setiadi, 1983). 2.2.1 Lingkungan Buatan. Lingkungan jenis kedua adalah lingkungan buatan. Lingkungan buatan ini tentu saja sudah tidak original lagi karena adanya campur tangan manusia yang merubah pemandangan lingkungan tersebut. Hal ini bisa anda temukan di perumahan-perumahan yang dibangun di areal yang dulunya adalah perhutanan. Memanfaatkan lahan ini sangat bagus untuk membuat tempat tinggal. Namun demikian tempat yang satu ini menjadi dambaan orang-orang yang ekonominya berkecukupan sehingga mereka lebih memilih untuk tinggal di lingkungan buatan ini. Keuntungannya tentu saja adalah adanya beragam fasilitas yang mudah untuk diakses, contohnya lampu penerangan di jalan, kemudian toko-toko kelontong dan lain sebagainya yang mana kesemuanya itu akan memberikan kehidupan yang lebih layak untuk penghuni yang tinggal didalamnya. Lingkungan buatan ini juga masih dipenuhi dengan pohon-pohon dan semacamnya, namun pohon tersebut bukanlah pohon asli dari tempat tersebut. Hal ini jelas dikarenakan tempat ini sudah dibentuk ulang oleh manusia sehingga sudah tidak ada unsur keindahan alaminya lagi, yang ada dan tersisa hanyalah unsur kemewahan. Tinggal di lingkungan jenis manapun baik itu lingkungan buatan maupun lingkungan alami bukanlah hal yang harus dipermasalahkan. Hal yang terpenting disini adalah bagiamana anda harus menjaga kelestarian lingkungan yang anda miliki tersebut supaya kualitas hidup anda bisa menjadi lebih baik. 2.2.2.lingkungan alam Lingkungan alam merupakan lingkungan yang telah ada dan merupakan ciptaan Tuhan tanpa adanya campur tangan ulah manusia atau terbentuk sudah ada secara alami. Pada dasarnya, lingkungan yang alami ini dibagi menjadi dua yaitu lingkungan daratan dan perairan. Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang secara tetap tidak tertutup oleh air laut. Secara umum istilah yang banyak digunakan adalah darat daripada daratan karena daratan lebih difokuskan pada batasan geografis. Sebenarnya, bagian permukaan bumi yang tertutup oleh air seperti rawa, sungai dan danau juga menjadi bagian dari daratan, namun secara umum mereka tidak disebut sebagai darat. Selain itu, daratan menjadi tempat hidup bagi sebagian besar mahkluk hidup baik itu tumbuhan, sebagian besar hewan, dan manusia yang bergantung baik secara langsung maupun secara tidak langsung dari daratan. Lingkungan darat juga masih dibagi lagi menjadi beberapa kelompok yaitu dataran rendah, dataran tinggi, pantai, pegunungan, dan gunung. Dataran Rendah Dataran rendah merupakan hamparan tanah yang luas dengan tingkat ketinggian antara 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Suhu udara di daerah dataran rendah, terutama untuk wilayah di Indonesia sekitar 23 derajat Celsius hingga 28 derajat Celsius sepanjang tahunnya sehingga udara di dataran rendah memang cenderung cukup panas. Namun, di daerah dataran rendah inilah yang sebagian besar manusia dijadikan sebagai tempat tempat tinggal dan bermata pencaharian. Umumnya, dataran rendah digunakan untuk persawahan dan perkantoran. Dataran Tinggi Ini merupakan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan air laut. Dataran tinggi atau plateau terbentuk sebagai hasil sedimentasi dan hasil erosi. Dataran tinggi memiliki suhu udara yang lebih dingin daripada dataran rendah sehingga daerah ini sangat cocok untuk perkebunan. Contoh dataran tinggi misalnya adalah dataran tinggi Dieng, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Tibet, dan masih banyak lagi. Pantai Pantai merupakan bentuk geografis yang terdiri atas pasir. Pantai terdapat di daerah pesisir laut. Pada dasarnya, pantai merupakan batas antara perairan laut dan daratan. Berdasarkan koreksi PBB pada tahun 2008, Indonesia menjadi negara dengan pantai terpanjang yang keempat di dunia setelah AS, Kanada, dan Rusia. Pegunungan Pegunungan merupakan bentang lama dan terjadi akibat dari proses struktural. Contohnya adalah Pegunungan Selatan yang merupakan pegunungan dari hasil proses pengangkatan mulai dari Akhir Tersier atau awal Kuarter. Gunung Gunung merupakan tanah perbukitan tinggi dan besar jika dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Menurut Van Zuidam, gunung adalah dataran dengan ketinggian antara 500 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Contohnya adalah Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Merbabu, dll. Lingkungan alam yang berlawanan dengan daratan adalah perairan. Lingkungan alam yang berupa perairan adalah sungai, danau, rawa, dan laut. Sungai Sungai merupakan lingkungan alam berupa aliran air yang panjang dan besar dari pegunungan. Contoh sungai di antaranya adalah Sungai Musi, Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, dll. Danau Danau adalah lingkungan alam dengan genangan air sangat luas dan dikelilingi daratan. Contohnya adalah Danau Toba, Danau Kelimutu, dll. Rawa Rawa merupakan daratan yang dikeliling air dan banyak tumbuhannya. Tumbuhan yang biasa hidup di daerah rawa-rawa adalah pohon bakau atau mangrove. Lautan Laut merupakan kumpulan air asin yang sangat luas. Air laut terdiri dari campuran air murni dan material lainnya seperi gas-gas terlarut, bahan organik, garam, dan partikel tak terlarut lainnya. 2.2.3 lingkungan binaan Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah banyak ditempati oleh manusia. lingkungan hidup binaan dapat terbentuk karena jumlah penduduk dan kebutuhan hidup manusia u\yang makin meningkat sehingga memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah . proses membentuk lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh adanya limbah yang bedampak langsung atau tidak langsung bagi manusia ,baik dampak fisik maupun social Lingkungan binaan atau lingkungan terbangun adalah suatu lingkungan yang ditandai dominasi struktur buatan manusia. Sistem lingkungan binaan bergantung pada asupan energi, sumberdaya, dan rekayasa manusia untuk dapat bertahan. Dalam perencanaan kota, instilah ini memberikan kesimpulan bahwa sebagian besa lingkungan yang dipakai manusia adalah lingkungan buatan, dan lingkungan buatan ini harus diatur agar dapat mempertahankan hidup manusia dengan baik. Prinsip penciptaan lingkungan hidup binaan misalnya melakukan reboisasi hutan, pengelolaan air limbah agar bersih kembali dan aman jika dibuang ke sungai. Contoh yang sederhana dalam penciptaan lingkungan binaan misalnya penanaman pohon di lingkungan komplek perumahan agar udaranya leebih segar, terlihat asri dan nyaman Seharusnya manusia terus-menerus melakukan upaya lingkungan binaan. Namun kebanyakan, manusia tidak melakukannya sehingga banyak kerusakan lingkungan di mana-mana. Hutan lebat dibabat seenaknya tanpa memikirkan penanaman kembali. Air bersih dipakai untuk industri tekstil, setelah tercemar air tersebut dibuang ke sungai sehingga mencemari lingkungan. Kegiatan manusia yang tidak menciptakan lingkungan binaan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan alam. Bagaimana agar tidak rusak, manusia perlu merencanakannya dengan baik setiap akan membangun bangunan atau membuka hutanagar tidak mengganggu kelestarian lingkungan alami. Jika lingkungan binaan manusia tidak mampu mengembalikan keadaan lingkungan alami, lambat laun akan mempengaruhi keadaan sosial lingkungan sosial budaya manusia. Mutu lingkungan hidup Mutu lingkungan hidup sangat penting sebagai dasar dan pedoman dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup.setiap orang mempunyai persepsi berbeda-beda terhadap mutu lingkungan . Secara garis besar mutu lingkungan dibedakan menjadi 3 kelompok : 1.mutu alam fisik yaitu kondisi alamiah baik biotik maupun abiotik yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia . 2.mutu lingkungan social Yaitu kondisi manusia ,baik secara individu maupun kelompok yang berpengaruh terhadapperubahan dan perkembangan manusia . 3.mutu lingkungan budaya Yaitu kondisi materi (benda) atau non materi yang di hasilkan manusia melalui aktivitas dan kretifitasnya yang berpengaruh terhadap kehidupan . Interaksi unsur-unsur lingkungan Bedasarkan komponen penyusunya ,suatu ekosistem terbagi atas 4 komponenkomponen : 1.komponen abiotik Komponen yang terbagi atas komponen fisik dan kimia yang terdiri dari air ,tanah,sinar matahari,mineral .komponen abiotik merupakan media untuk berlangsungnya proses kehidupan . 2.organisme produsen Yaitu organism autotrof yang mampu menyediakan makanan sendiri yang berupa bahan-bahan organic dan anorganik dengan bantuan sinar matahari ( umumnya tumbuhan berklorofil ) 3.organisme konsumen Yaitu merupakan organisme heterotof ,yaitu organisme yang mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya (hewan dan manusia ) 4 .pengurai (decomposer ) Merupakan organism heterotof yang menguraikan bahan-bahan organic yang telah mati .organisme pengurai berupa mikroorganisme yang terdiri atas (bakteri dan jamur ). Definisi Lingkungan Binaan Setiap manusia mencerna lingkungannya (binaannya) sesuai pemaknaan yangdilakukanya. Dalam sebuah lingkungan, pemaknaan ini terresonansi denganpemaknaan manusia lain. Yang mengakibatkan sebuah lingkungan yang aktif (Habermas menyebutnya offentleichkeit atau public sphere) dimana perpaduanpemikiran terjadi dalam suatu ruang. Perpaduan ini terjadi dengan berbagai dampakpula. Apabila perpaduan makna itu sepaham dalam sebuah komunitas, maka akanterjadi suatu tujuan bersama dalam sebuah komunitas tersebut. Apabila sebaliknya,maka ruang itu akan rusak dan terjadi ruang-ruang baru yang individual salingbertentangan.Sebuah ruang pula tidak dapat terlepas dengan waktu. Sebuah bentukan massif jugatidak dapat terlepas dari ruang, dengan demikian juga tidak dapat terlepas dari waktu.Hal ini termasuk dalam sifat kesemestaan. Dimana terjadi suatu keterpaduan unsur material seperti bentukan kasat mata dari lingkungan dan im-material seperti rasa yangdidapati oleh manusia dalam lingkungan tersebut. Nilai kesemestaan ini tergantung darikemurnian berprosesnya zat ketenagaan hidup dari sesuatu. Apakah sifat keadaannyadapat dipertahankan dan dipelihara manusia sebagaimana ia diciptakan oleh Allah, atautidak (Pangarsa, 2006)Dari berbagai pemahaman diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi lingkunganbinaan adalah pemanfaatan dan pengelolaan bersama akan lingkungan yang terpadu dengan nilai-nilai kesemestaan-kesetempatan berdasarkan akal budi dan nilai-nilai luhur berketuhanan yang diterima manusia dari Allah. BAB 111 PENUTUP 3.1 kesimpulan Penghijauan sangatlah penting untuk tetap terjaganya kualitas lingkungan yang berkelanjutan, penerapan bangunan di daerah – daerah lingkungan hutan yang terjaga dan di lindungi dapat menimbulkan resiko yang berpotensi terhadap kerusakan lingkungan, seperti yang telah kita bahas di atas, bahwa perencanaan bangunan harus di melalui studi lingkungan terlebi dahulu, Penghijauan sangat di butuhkan bagi bangunan, serta lingkungan bangunan, yaitu Ø Sebagai penetralisir Pengaruh dari angina dan matahari Ø Sebagai penahan pengikisan – pengikisan tanah dari pengaruh air Ø Menjaga kestabilan, serta kesuburan tanah, untuk kelangsungan hidup tanaman itu sendiri Ø Pelepasan – pelepasan organ dari tanaman dapat di gunakan sebagai pupuk organic, untuk tanaman itu sendiri Ø Dapat di terapkan sebagai suatu media pendidikan Ø Dapat menambaha keindahan lingkungan sekitar bangunan, dan menambah kenyaman ruang dalam dan ruang luar bangunan Ø Jenis – jenis tanaman yang bervariasi dapat di jadikakan sebagai antispasi fisik dari pengaruh yang datang ( matahari , Angin, hujan, Hewan, Air tanah,dan lain – lain ) Maka di perlukannya penangan yang serius terhadap tanaman – tanaman, yang ada di lingkungan sekitar atau tanaman – tanaman yang kita sediakan sebagai suatu sarana – saran penunjang keindahan lingkungan bangunan 3.2 saran ¨ Perlunya perhatian dan kesadaran kepada para arsitektur dan calon arsitek untuk selalu memelihara kelestarian lingkungan setiap membuat proyek’’ yang di kerjakan nya Daftar gambar : *gambar rumah tradisyonal 1.rumah minang 2.rumah adat minang 3.rumah joglo Gambar rumah modern 1.rumah minimalis 2.gambar rumah mewah *GAMBAR LINGKUNGAN A.Lingkungan buatan Gambar 1: B.lingkungan alam Gambar 1 : C.lingkungan binaan Gambar 1 : Daftar pustaka https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=pNC3U5yUM9O9ugTH_YLgCQ#q=L INGKUNGAN%2Fdiana_christin++Lingkungan+binaan1.htm http://arsitekturlingkungan.blogspot.com/2009/04/arsitektur-lingkungan.html https://www.google.co.id/search?q=GAMBAR+ARSITEKTUR+TRADISIONAL&tbm=isch&t bo=u&source=univ&sa=X&ei=pVG2U5mjHdCLuATirYDIDQ&ved=0CBsQsAQ&biw=1638& bih=821&dpr=0.8#q=GAMBAR+lingkungan+binaan&tbm=isch&facrc=_&imgdii=Vi_YRBlo MPmm-M%3A%3BLNgIhcxqoBtJLM%3BVi_YRBloMPmm-M%3A&imgrc=Vi_YRBloMPmmM%253A%3BLtGtF8qcUkkaEM%3Bhttp%253A%252F%252F3.bp.blogspot.com%252F_3C RQ6oXexQo%252FTCs46dbwxcI%252FAAAAAAAAACo%252F_AxKWjiFF4U%252Fs1600% 252Fkota.JPG%3Bhttp%253A%252F%252Ffebriyanisyiko.blogspot.com%252F2010_06_0 1_archive.html%3B398%3B400 https://www.google.co.id/search?q=GAMBAR+ARSITEKTUR+TRADISIONAL &tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=pVG2U5mjHdCLuATirYDIDQ&ve d=0CBsQsAQ&biw=1638&bih=821&dpr=0.8#q=GAMBAR+lingkungan+alam& tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=l3e8NQjXW_B5ZM%253A%3BvjVUGW EUzpdErM%3Bhttp%253A%252F%252Fbriyudistira.files.wordpress.com%252F 2011%252F03%252Fborneoriver.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fbriyudistira.wordpress.com%252F2011%2 52F03%252F29%252Flingkungan-hidup-danpelestarian%252F%3B1024%3B768 http://1301313y.wordpress.com/2009/02/01/pengertian-arsitekturmodernpostmoderndekonstruksi/ https://www.google.co.id/search?q=GAMBAR+ARSITEKTUR+TRADISIONAL &tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=pVG2U5mjHdCLuATirYDIDQ&ve d=0CBsQsAQ&biw=1638&bih=821&dpr=0.8#q=GAMBAR+lingkungan+binaan &tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=Vi_YRBloMPmmM%253A%3BLtGtF8qcUkkaEM%3Bhttp%253A%252F%252F3.bp.blogspot.co m%252F_3CRQ6oXexQo%252FTCs46dbwxcI%252FAAAAAAAAACo%252F _AxKWjiFF4U%252Fs1600%252Fkota.JPG%3Bhttp%253A%252F%252Ffebriy anisyiko.blogspot.com%252F2010_06_01_archive.html%3B398%3B400 http://jendela-arsitektur-desain.blogspot.com/2013/04/makalah-arsitektur-dankebudayaan.html