(PAKINDO) Jakarta, 5 Oktober 2016 Akses Keuangan di Indonesia

advertisement
Pengenalan Terhadap
Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia
(PAKINDO)
Jakarta, 5 Oktober 2016
Akses Keuangan di Indonesia
 Akses Keuangan adalah kemampuan individu atau perusahaan untuk
mendapatkan jasa keuangan seperti pinjaman, deposito, pembayaran, asuransi,
dan jasa manajemen resiko lainnya.
 Akses Keuangan di Indonesia tergolong rendah jika dibandingkan dengan negaranegara lain di Asia.
 Industri keuangan mikro di Indonesia memiliki peran yang semakin penting dalam
meningkatkan inklusi keuangan bagi penduduk berpenghasilan rendah.
Negara
Indonesia
Malaysia
Cina
India
Asia Timur & Pacific
Index Inklusi Keuangan
(% Orang Dewasa yang memiliki Rekening di
Lembaga Keuangan)
36%
81%
79%
53%
69%
Sumber: World Bank 2014
Akses Keuangan di Indonesia
 Terdapat ribuan pelaku keuangan mikro namun banyak yang berukuran kecil, tidak
resmi, dan tidak mengikuti praktek pembiayaan yang bertanggung jawab.
 Dalam beberapa tahun terakhir, keuangan mikro mengalami pertumbuhan pesat
karena meningkatnya jumlah pelaku keuangan mikro dari pihak swasta maupun
pemerintah.
 Pertumbuhan pesat kredit mikro di Indonesia meningkatkan kemungkinan
terjadinya pinjaman berlebih, terutama di daerah yang memiliki banyak tumpang
tindih (co: Jawa Barat).
 Kasus serupa yang terjadi di India, Mexico, Bosnia dan Nicaragua telah memicu
terjadinya kegagalan pembayaran dan krisis keuangan.
DIPERLUKAN ASOSIASI YANG AKTIF DAN KOMPREHENSIF
Mengapa Asosiasi?
 Indonesia tidak memiliki asosiasi Akses Keuangan yang aktif, yang didirikan oleh
para praktisi seperti di negara-negara lain dengan sektor keuangan mikro.
 Asosiasi dapat memenuhi tingginya kebutuhan untuk mewakili, memperkuat, dan
mengkoordinasikan sektor keuangan mikro dengan lebih baik, agar tercipta dampak
yang positif dan berkelanjutan.
 Untuk memastikan sebanyak mungkin lembaga keuangan mikro yang menerapkan
prinsip-prinsip keuangan yang bertanggung jawab, sehingga memberikan nilai lebih
bagi nasabah dengan cara yang layak dan berkelanjutan.
Latar Belakang PAKINDO
 Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) pada awalnya dimulai
dengan "Indonesian Microfinance Forum”, pada tanggal 8 April 2015.
 Resmi didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 41 tanggal 18 Agustus 2016.
 Didirikan oleh praktisi (founder dan CEO) lembaga keuangan mikro utama
di Indonesia.
Visi dan Misi PAKINDO
Visi
Menjadi asosiasi keuangan mikro lintas badan hukum yang
terkemuka di Indonesia di dalam mendukung penerapan prinsipprinsip keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Misi
Membangun kapasitas lembaga keuangan mikro Indonesia melalui
penerapan praktek-praktek keuangan yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan.
Tujuan Utama
1.
Menjadi forum bagi lembaga keuangan seperti bank umum, bank
perkreditan rakyat, koperasi simpan pinjam, modal ventura, perusahaan
pembiayaan dan badan hukum lainnya untuk memajukan akses keuangan
dan keuangan yang bertanggung jawab di Indonesia.
2.
Merepresentasikan kepada pemangku kepentingan yakni Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Instansi Pemerintah lainnya,
khususnya Kementerian Koperasi dan UKM, dalam rangka menciptakan
kebijakan yang kondusif dan memberikan manfaat bagi lembaga
keuangan mikro serta kemajuan inklusi keuangan.
Tujuan Utama
3.
Mempromosikan standar umum dan pengaturan diri sendiri diantara
anggota Perkumpulan dalam hal pedoman perilaku, keterbukaan,
pengelolaan risiko, perlindungan konsumen dan keuangan yang
bertanggung jawab.
4.
Memperkuat kapasitas anggota Perkumpulan dalam menerapkan standar
umum melalui kegiatan penelitian, konsultansi dan pelatihan, kerjasama,
koordinasi dan pertukaran pengalaman, keahlian serta sumber daya.
5.
Membangun hubungan antara anggota Perkumpulan dengan lembaga
pendanaan, lembaga pemeringkat, lembaga asuransi mikro, lembaga
pelatihan dan jasa konsultan, lembaga riset dan lembaga terkait lainnya.
Siapa Yang Dapat Menjadi Anggota?
 Penyedia Akses Keuangan yang beroperasi di Indonesia:
bank umum, bank perkreditan rakyat, koperasi simpan pinjam,
perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, perusahaan
pembiayaan, atau lembaga keuangan lainnya dalam perijinan dan
pengawasan pemerintah Indonesia (OJK, BI, Menkop).
 Harus memiliki komponen pemberian pinjaman modal kerja produktif
bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam kegiatan inti
bisnisnya di Indonesia.
Pendiri
Struktur Organisasi
Badan
Pengawas
Manajemen
Pengurus
Latif Efendy
Slamet Riyadi
(Ketua)
(Ketua)
Shafiq Dhanani
Franky Suhenda
(Anggota)
(Sekretaris)
Christian Banno
(Bendahara)
Fokus Aktivitas 2016
Membentuk
Asosiasi
Kajian
Pinjaman
Berlebih
Merancang
Pedoman
Perilaku
Forum Diskusi:
“Akses
Keuangan
Bertanggung
Jawab di
Indonesia ”
Tujuan Utama 2016-2017
Meratifikasi
Pedoman Perilaku
dan
Penerapannya
oleh Anggota
Memastikan
Transparansi Data
(MIX Market,
berbagi data
dengan PAKINDO)
Memilih Kredit
Biro yang akan
digunakan oleh
PAKINDO
Mengadakan
Diskusi dengan
Regulator dan
Pemerintah
TERIMA KASIH
www.pakindo.org
Download